Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN TUTORIAL

TEKNIK SAMPLING
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Tutorial
Manajemen Kesehatan Gigi Masyarakat
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Pembimbing :
drg. Roedy Joeliyanto, M.Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2015
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK

Tutor : drg. Roedy Joeliyanto, M.Biomed


Ketua : Duati Mayangsari (131610101039)
Scriber Meja : Pungky Anggraini (131610101042)
Scriber Papan : Arini Al Haq (131610101040)

Anggota :
1. Afifannisa Dienda Rifani (131610101013)
2. Jerry Daniel (131610101018)
3. Hesti Rasdi Setiawai (131610101020)
4. Rachel P W (131610101049)
5. Fatimatuz Zahroh (131610101051)
6. Cholida Rachmatia (131610101056)
7. Lusi Hesti Pratiwisari (131610101058)
8. Iman Santoso Adji (131610101060)
9. Primawati Dyah (131610101077)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah – NYA
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul “Teknik
Sampling”. Laporan ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok
V pada skenario pertama.
Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. drg. Roedy Joeliyanto, M.Biomed selaku tutor yang telah membimbing
jalannya diskusi tutorial kelompok V Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember dan memberi masukan yang membantu bagi pengembangan ilmu yang
telah didapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua.

Jember, 24 Mei 2015

Tim Penyusun
SKENARIO 1

TEKNIK SAMPLING

drg. Krisda ingin melakukan penelitian epidemiologi tentang hubungan


pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Majumakmur dengan tingkat
karies gigi dan penyakit periodontal di desa Majumakmur. Mata pencaharian
penduduk sebagian besar adalah pekerja buruh perkebunan dengan rentang usia
20-3- tahun, yang seharian peuh bekerja di perkebunan sehingga tidak punya
waktu untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Masyarakat disana kebanyakan
berpendidikan SD. Data laporan Puskesmas meunjukkan tingkat karies igi dan
penyakit periodontal tinggi. Teknik sampling yang cocok untuk penelitian tersebut
adalah ?
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 .Latar Belakang

Secara umum sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang


mewakili karakteristik populasi dalam peneltian. Dalam sebuah penelitian baik itu
skripsi, tesis, maupun desertasi, keberadaan sampel memiliki peran yang sangat
vital. Hal ini dikarenakan sampel penelitian dijadikan sebagai sumber
pengambilan data baik itu secara kuantitatif maupun kualitatif. Menurut Sugiyono
(2011:62), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Sedangkan pengertian dari populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2011:61).
Teknik sampling sangatlah diperlukan dalam sebuah penelitian karena hal
ini digunakan untuk menentukan siapa saja anggota dari populasi yang hendak
dijadikan sampel. Teknik sampling haruslah secara jelas tergambarkan dalam
rencana penelitian sehingga tidak membingungkan ketika terjun dilapangan.
Untuk menghindari kesalahan sampel perlu menggunakan teknik sampling yang
tepat.
Dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling untuk menentukan
sampel yang akan digunakan  dalam penelitian.  Teknik sampling pada dasarnya
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan non
probability sampling. Teknik non probabilitas meliputi Teknik sampling
seenaknya, Sampling pertimbangan. Teknik probabilitas terdiri Sampling Random
Sederhana, Teknik Sampling Sistematik, Teknik Sampling Random Bertingkat,
Teknik Sampling Kelompok. Menentukan ukuran sampel merupakan bagian dari
teknik sampling, dimana jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran
sampel.  Jumlah sampel yang 100% mewakili populasi adalah sama dengan
populasi.  Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang
keselahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel
menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan
umum). 
BAB II

PEMBAHASAN

STEP 1 Identifikasi Masalah

 Pelayanan Kesehatan : (Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo )


Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan
promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran masyarakat.

 Teknik sampling : bagian dari metodologi statistika yang


berhubungan dengan pengambilan sebagian dari populasi. Jika sampling
dilakukan dengan metode yang tepat, analisis statistik dari suatu sampel
dapat digunakan untuk menggeneralisasikan keseluruhan populasi.

 Epidemiologi

Berasal dari bahasa Yunani.


Epi      = pada atau tentang
demos = rakyat/penduduk
logos   = ilmu
Jadi epidemiologi merupakan “ilmu yang mempelajari tentang hal-hal
yang terjadi pada rakyat”.
Batasan arti yang sudah berkembang dewasa ini mengartikan epidemiologi
sebagai ilmu tentang terjadinya dan penyebab dari suatu masalah
kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta upaya-upaya
penanggulangannya.

STEP 2

1. Apa saja macam-macam teknik sampling ?

2. Bagaimana cara menentukan jumlah sampel yang akan digunakan ?


3. Hal-hal apa yang dapat dijadikan acuan/pedoman pemilihan teknik
sampling yang tepat ?

4. Bagaimana syarat sampel yang baik agar mudah teknik samplingnya ?

5. Teknik sampling apa yang cocok untuk skenario ?

STEP 3

1. Teknik sampling banyak menggunakan teori probabilitas sehingga


berdasarkan tekniknya dikategorikan menjadi dua disebut probability
sampling dan non-probability sampling.

A. PROBABILITY SAMPLING

Probability sampling adalah teknik sampling dimana setiap anggota populasi


memiliki peluang sama dipilih menjadi sampel. Dengan kata lain, semua
anggota tunggal dari populasi memiliki peluang tidak nol.

Teknik ini melibatkan pengambilan acak (dikocok) dari suatu populasi. Ada
bermacam-macam metode probability sampling dengan turunan dan variasi
masing-masing, namun paling populer sebagai berikut:

a) Sampling Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

Random sampling adalah metode paling dekat dengan definisi


probability sampling. Pengambilan sampel dari populiasi secara
acak berdasarkan frekuensi probabilitas semua anggota populasi.

b) Sampling Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)

Pengambilan sampel melibatkan aturan populasi dalam urutan


sistematika tertentu. Probabilitas pengambilan sampel tidak sama
terlepas dari kesamaan frekuensi setiap anggota populasi.
c) Sampling Stratifikasi (Stratified Sampling)

Populasi dibagi ke dalam kelompok strata dan kemudian


mengambil sampel dari tiap kelompok tergantung kriteria yang
ditetapkan. Misalnya, populasi dibagi ke dalam anak-anak dan
orang tua kemudian memilih masing-masing wakil dari keduanya.

d) Sampling Rumpun (Cluster Sampling)

Populasi dibagi ke dalam kelompok kewilayahan kemudian


memilih wakil tiap-tiap kelompok. Misalnya, populasi adalah Jawa
Tengah kemudian sampel diambil dari tiap-tiap kabupaten. Bisa
juga batas-batas gunung, pulau dan sebagainya.

e) Sampling Bertahap (Multistage Sampling)

Pengambilan sampel menggunakan lebih dari satu teknik


probability sampling. Misalnya, menggunakan metode stratified
sampling pada tahap pertama kemudian metode simple random
sampling di tahap kedua dan seterusnya sampai mencapai sampel
yang diinginkan.

f) Probabilitas Proporsional Ukuran Sampling (Probability


Proportional to Size Sampling)

Probabilitas pengambilan sampel sebanding dengan ukuran


sampling bahwa sampel dipilih secara proporsional dengan ukuran
total populasi. Ini adalah bentuk multistage sampling di tahap
pertama dan kemudian random sampling di tahap kedua, tapi
jumlah sampel sebanding dengan ukuran populasi.
B. NON-PROBABILITY SAMPLING

Teknik non-probability sampling bahwa setiap anggota populasi memiliki


peluang nol. Artinya, pengambilan sampel didasarkan kriteria tertentu seperti
judgment, status, kuantitas, kesukarelaan dan sebagainya.

Ada bermacam-macam metode non-probability sampling dengan turunan dan


variasinya, tapi paling populer sebagai berikut:
a) Sampling Kuota (Quota Sampling)

Mirip stratified sampling yaitu berdasarkan proporsi ciri-ciri


tertentu untuk menghindari bias. Misalnya, jumlah sampel laki-laki
50 orang maka sampel perempuan juga 50 orang.

b) Sampling Kebetulan (Accidental Sampling)

Pengambilan sampel didasarkan pada kenyataan bahwa mereka


kebetulan muncul. Misalnya, populasi adalah setiap pegguna jalan
tol, maka peneliti mengambil sampel dari orang-orang yang
kebetulan melintas di jalan tersebut pada waktu pengamatan.

c) Sampling Purposive (Purposive or Judgemental Sampling)

Pengambilan sampel berdasarkan seleksi khusus. Peneliti membuat


criteria tertentu siapa yang dijadikan sebagai informan. Misalnya,
Anda meneliti kriminalitas di Kota Semarang, maka Anda
mengambil informan yaitu Kapolresta Semarang, seorang pelaku
kriminal dan seorang korban kriminal.

d) Sampling Sukarela (Voluntary Sampling)

Pengambilan sampel berdasarkan kerelaan untuk berpartisipasi


dalam penelitian. Metode ini paling umum digunakan dalam jajak
pendapat.

e) Sampling Snowball (Snowball Sampling)

Pengambilan sampel berdasarkan penelusuran sampel sebelumnya.


Misalnya, penelitian tentang korupsi bahwa sumber informan
pertama mengarah kepada informan kedua lalu informan ke tiga
dan seterusnya.

2. Dikaitkan dengan besarnya sampel, selain tingkat kesalahan, ada lagi


beberapa faktor lain yang perlu memperoleh pertimbangan yaitu:

(1) derajat keseragaman,

(2) rencana analisis,

(3) biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia. (Singarimbun dan Effendy,
1989)

Makin tidak seragam sifat atau karakter setiap elemen populasi, makin banyak
sampel yang harus diambil. Jika rencana analisisnya mendetail atau rinci maka
jumlah sampelnya pun harus banyak. Misalnya di samping ingin mengetahui
sikap konsumen terhadap kebijakan perusahaan, peneliti juga bermaksud
mengetahui hubungan antara sikap dengan tingkat pendidikan. Agar tujuan ini
dapat tercapai maka sampelnya harus terdiri atas berbagai jenjang pendidikan
SD, SLTP. SMU, dan seterusnya.. Makin sedikit waktu, biaya , dan tenaga yang
dimiliki peneliti, makin sedikit pula sampel yang bisa diperoleh. Perlu dipahami
bahwa apapun alasannya, penelitian haruslah dapat dikelola dengan baik
(manageable).
Ada pula yang menuliskan, untuk penelitian deskriptif, sampelnya 10% dari
populasi, penelitian korelasional, paling sedikit 30 elemen populasi, penelitian
perbandingan kausal, 30 elemen per kelompok, dan untuk penelitian eksperimen
15 elemen per kelompok (Gay dan Diehl, 1992)

Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan umum
untuk menentukan ukuran sampel :

a) Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat
untuk kebanyakan penelitian
b) Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita,
junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk
tiap kategori adalah tepat

c) Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda),


ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel
dalam penelitian

d) Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol


eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin
dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20

Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat
ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat
kesalahan, pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah 5%
(0,05). Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel.
Namun yang perlu diperhatikan adalah semakin besar jumlah sampel (semakin
mendekati populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan
sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi) maka
semakin besar peluang kesalahan generalisasi.

3. Pemilihan teknik sampling harus berdasarkan dua hal yakni, realibilitas


dan efisiensi. Sampel yang reliable adalah sampel yang miliki reliabilitas
tinggi. Hal itu berarti bahwa makin kecil kesalahan sampling, reliabilitas
sampling makin rendah. Dikaitkan dengan varian nilai statistiknya berlaku
kriteria bahwa semakin rendah varian, reliabilitas sampel yang diperoleh
semakin tinggi.
Penggunaan tenaga, biaya, waktu, dan dukungan-dukungan logistik harus
dipertimbangkan. Dengan pertimbangan itulah efisiensi dikaitkan. Sebuah
teknik sampling dinyatakan efisiensi penggunaannya jika dapat
dilaksanakan dengan, tenaga, biaya, waktu, dan dukungan-dukungan
logistik yang dapat dihemat. Dari pertimbangan biaya, tanpa
mengorbankan relibialitas dan representatifnya sampel.
4. Syarat sampel yang baik :

a) Sampel harus dapat mewakili populasi yang ada

b) Sampel harus cukup banyak berpengaruh dengan kevalidan


penelitian

c) Sesuai dengan variable yang ditentukan oleh peneliti

d) Harus kooperatif

5. Teknik sampling yang tepat berdasarkan scenario

 Simple random sampling

Pada skenario digunakan simple random sampling karena populasi dinilai telah
homogen dan
STEP 4

MAPPING

TEKNIK SAMPLING

SUMBER DATA METODE

PRIMER SEKUNDER PROBABILITY NON PROBABILITY

KELEBIHAN KEKURANGAN

STEP 5

1. Mampu mengetahui dan menjelaskan macam-macam sumber data

2. Mampu mengetahui dan menjelaskan macam-macam teknik sampling dan


contohnya

3. Mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan macam-macam teknik


sampling

STEP 7
1. Salah satu hal yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian adalah kualitas
data yang di kumpulkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
berbagai cara.

Ada 2 sumber data:

1. Macam-macam Sumber Data


Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi
mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu
data primer dan data sekunder.

A. Data Primer
Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud
khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data
dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau
tempat objek penelitian dilakukan.
Data primer adalah data yang langsung di ambil dari sumbernya. Ada 3
cara primer :

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan


melakukan pengamatan. Data yang di hasilkan adalah data yang
kualitatif.

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan


dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, biasanya dilakukan
jika ingin diketahui hal-hal yang lebih mendalam dari responden.

Data yang di hasilkan adalah data yang kualitatif.

3. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada respondenuntuk di jawab.

Data yang di hasilkan bisa data yang kuantitatif atau kualitatif

B. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud
selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat
ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber
data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet
yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.
Contoh : Data yang dimiliki perusahaan, Data BPS, Browsing di
Internet dan sebagainya.

Data sekunder dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber, yaitu data


internal dan data eksternal. Data internal adalah data yang berasal
dari dalam organisasi dimana riset sedang dilakukan. Misalnya, data
penjualan dan biaya yang dikomplikasi dalam siklus akuntansi yang
normal merupakan data sekunder internal yang akan diberikan pada
banyak masalah riset, seperti evaluasi startegi pemasaran atau penilaian
posisi kompetitif perusahaan dalam industri.
Sedangkan, data eksternal adalah data yang berasal dari luar organisasi
dimana riset sedang dilakukan. Sumber eksternal dapat dibagi menjadi
sumber-sumber yang secara teratur menerbitkan data-data statistic dan
menyediakannya secara gratis kepada para pengguna (misalnya
pemerintah), dan organisasi-organisasi komersial yang menjual jasanya
kepada berbagai pengguna (misalnya ACNielsen).

 Keunggulan Data Sekunder

Pada dasarnya terdapat empat keunggulan data sekunder, yaitu:

1. Lebih hemat waktu dan hemat biaya bagi periset.


Jika informasi yang diperlukan tersedia sebagai data sekunder, maka
periset hanya perlu pergi keperpustakaan atau menjelajah internet, menentukan
sumber yang sesuai, serta mengambil dan mencatat informasi yang diinginkan.
Hal ini memakan waktu tidak lebih dari beberapa hari dan lebih murah.
Dengan data sekunder, beban yang dikeluarkan selama proses pengumpulan
data telah dibayar oleh penyusun awal informasi. Meskipun masih diperlukan
biaya untuk menggunakan data itu (tidak seperti data statistic yang dikompilasi
oleh pemerintah atau asosiasi perdagangan, data komersial tidaklah gratis),
namun biayanya tetap jauh lebih rendah dibandingkan jika perusahaan
mengumpulkan sendiri informasinya.
2. Meskipun data sekunder jarang dapat melengkapi persyaratan data sebuah
proyek riset, paling tidak dapat:
a. Membantu dalam merumuskan permasalahan.
b. Menjadi sumber data perbandingan sehingga data primer dapat
dievaluasi dan diinterpretasikan lebih mendalam.
3. Daya cakupnya yang dapat berskala nasional dan internasional.
4. Data dapat diperoleh diluar kemampuan periset (misalnya data BPS).

 Kelemahan Data Sekunder


Pada umumnya terdapat tiga kelemahan data sekunder, yaitu:
1. Jarang sekali data sekunder dapat memenuhi tujuan proyek penelitian. Hal ini
disebabkan oleh factor unit pengukuran, definisi kelas yang dipergunakan dan
peredaran publikasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
2. Data dikumpulkan untuk tujuan yang berbeda dengan tujuan penelitian yang
sedang dilakukan.
3. Pengambilan keputusan pemasaran biasanya memerlukan informasi yang
mutakhir, padahal sumber data sekunder memerlukan waktu yang cukup lama
dalam proses antara pengumpulan data dan penerbitannya

Klasifikasi sumber data, dilihat dari subjek di mana data menempel,


yang disingkat dengan 3 P, yaitu:
1. Person:
Jika sumber data berupa orang. Person yaitu sumber data
yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui
wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.
2. Place: Jika sumber data berupa tempat. Place yaitu sumber data
yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak.
Diam, misalnya ruangan, kelengkapan alat, wujud benda , warna
dan lain-lain. Bergerak, misalnya: aktivitas, kinerja, laju
kendaraan dan lain-lain. Pada umumnya tampilan diam dan
gerak merupakan objek untuk penggunaan metode observasi.
3. Paper : Jika sumber data berupa symbol. Paper merupakan sumber
data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar,
atau symbol symbol lain. Pengertian paper bukan terbatas hanya
pada kertas, tapi juga dapat berwujud batu, kayu, tulang, daun lontar
dan sebagainya, yang cocok untuk penggunaan metode dokumentasi.

2. Macam-macam Teknik Sampling

Probability Sampling

Pada pengambilan sampel secara random, setiap unit populasi, mempunyai


kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor pemilihan atau
penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata atas
pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias. Dengan
cara random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini merupakan
salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif.

a. Simple Random Sampling


Semua unsur dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
dipilih sebagai anggota sampel. Anggota sampel dipilih secara acak
dengan cara:
• Pengundian menggunakan nomor anggota sebagai nomor undian
• Menggunakan table angka random (bilangan acak) berdasarkan nomor
anggota

Syarat Penggunaan Metode Simple Random Sampling:


• Sifat populasi adalah homogen
• Keadaan anggota populasi tidak terlau tersebar secara geografis
• Harus ada kerangka sampling (sampling frame) yang jelas

b. Stratified Random Sampling


• Populasi dikelompokkan menjadi sub-sub populasi berdasarkan criteria
tertentu yang dimiliki unsur populasi. Masing-masing sub populasi
diusahakan homogen
• Dari masing-masing sub populasi selanjutnya diambil sebagian anggota
secara acak dengan komposisi proporsional atau disproporsional
• Total anggota yang dipilih ditetapkan sebagai jumlah anggota sampel
penelitian
Contoh: Dari 1000 populasi pemilih pada PEMILU akan diambil 100
orang (10%) sebagai sampel berdasarkan usia pemilih secara proporsional

Syarat Penggunaan Metode Stratified Random Sampling:


• Populasi mempunyai unsure heterogenitas
• Diperlukan kriteria yang jelas dalam membuat stratifikasi/lapisan sesuai
dengan unsure heterogenitas yang dimiliki
• Harus diketahui dengan tepat komposisi jumlah anggota sampel yang
akan dipilih (secara proporsional atau disproporsional)

c. Cluster Sampling
• Populasi dikelompokkan menjadi sub-sub populasi secara bergrombol
(cluster)
• Dari sub populasi selanjutnya dirinci lagi menjadi sub-populasi yang
lebih kecil
• Anggota dari sub populasi terakhir dipilih secara acak sebagai sampel
penelitian
Contoh: Akan dipilih sampel penelitian untuk meneliti rata-rata tingkat
pendapatan buruh bangunan diKodya Semarang
•Kodya Semarang dibagi menjadi16 Kecamatan, dari 16 Kecamatan
dipilih 2 Kecamatan sebagai Populasi dari sampling I
•Dari 2 Kecamatan masing-2 dipilih 2 Kelurahan sebagai Populasi dari
sampel II
•Dari 2 Kelurahan masing-2 dipilih 50 buruh bangunan sebagai sampel
penelitian

Syarat Penggunaan Cluster Sampling :


• Populasi heterogen dan menyebar
• Sampel dalam klaster harus se heterogen mungkin
• Antar klaster harus sehomogen mungkin

d. Systematical Sampling
Merupakan system pengambilan sampel yang dilakukan dengan
menggunakan selang interval tertentu secara berurutan

Syarat Penggunaan Metode Systematical Sampling:


• Sifat populasi adalah homogen
• Keadaan anggota populasi tidak terlau tersebar secara geografis
• Harus ada kerangka sampling (sampling frame) yang jelas
e. Multi Stage Sampling
Merupakan proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik
bertingkat dua atau lebih

Syarat Penggunaan Multi Stage Sampling:


• Populasinya cukup homogen
• Jumlah populasi sangat besar
• Populasi menempati daerah yang sangat luas
• Biaya penelitian kecil

Non Probability Sampling

Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip probability.


Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya merupakan
gambaran kasar tentang suatu keadaan.

a. Quota Sampling
Metode memilih sampel yang mempunyai ciri-ciri tertentu dalam jumlah
atau quota yang diinginkan
Contoh: Akan diteliti mengenai manfaat penggunaan internet pada
peningkatan kualitas proses belajar mengajar pada mata kuliah tertentu, Peneliti
menentukan quota untuk masing-masing sampel:
Jumlah mahasiswa = 50 orang
Jumlah dosen = 5 orang
Jumlah mata kuliah = 3 matakuliah
Sehingga diperoleh 150 mahasiswa dan15 dosen sebagai sampel penelitian
untuk 3 mata kuliah yang memanfaatkan internet dalam proses belajar
mengajarnya

b. Accidental Sampling
Metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan
ada/dijumpai
Contoh: Akan diteliti mengenai minat ibu rumah tangga berbelanja
diswalayan peneliti menentukan sampel dengan menjumpai ibu rumah tangga
yang kebetulan berbelan jadi suatu swalayan tertentu untuk dimintai
pendapat/motivasinya

c. Purosive Sampling
Merupakan pemilihan anggota sampel yang didasarkan atas tujuan dan
pertimbangan tertentu dari peneliti. Taknik pengambilan sampel yang dilakukan
dengan memilih satuan sampling atas dasar pertimbangan sekelompok pakar
di bidang ilmu yang sedang diteliti. Contohnya, penelitan untuk mengetahui
indeks biaya hidup yang dilakukan oleh para pakar ekonomi.

d. Snowball Sampling
Teknik pengambilan sampel dimana satuan pengamatan diambil
berdasarkan informasi dari satuan pengamatan sebelumnya yang sudah
terpilih. Contohnya adalah penelitian mengenai penyebaran penyakit
AIDS, yaitu dengan menelusuri orang-orang yang diduga mengidap
penyekit ini berdasarkan informasi dari si penderiat pertama yang
ditemukan. Informasi tersebut bisa berupa siapa-siapa saja yang pernah
berhubungan dengan si yang sangat diperlukan untuk melacak penyebaran
virus HIV.

Metode pengambilan sampel dengan secara berantai (multi level).


• Sampel awal ditetapkan dalam kelompok anggota kecil
• Masing-masing anggota diminta mencari anggota baru dalam jumlah
tertentu
• Masing-masing anggota baru diminta mencari anggota baru lagi.

Contoh: Akan diteliti mengenai pendapat mahasiswa terhadap


pemberlakuan kurikulum baru di Gunadarma, sampel ditentukan sebesar 100
mahasiswa, peneliti menentukan sampel awal 10 mahasiswa. Masing-masing
mencari 1 orang mahasiswa lain untuk dimintai pendapatnya. Dan
seterusnya hingga diperoleh sampel dalam jumlah 100 mahasiswa

e. Voluntary Sampling
Teknik ini dilakukan jika satuan sampling dikumpulkan atas dasar
sukarela. Contohnya banyak digunakan di bidang kedokteran.

3. Kelebihan dan Kekurangan Setiap Macam Teknik Sampling

Probability Sampling

Keuntungan pengambilan sampel dengan probability sampling adalah sebagai


berikut:
• Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.
• Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat
diperkirakan.
• Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.
• Probabilitas setiap unit sampel diketahui
• Lebih objektif
• Dapat mewakili populasi

Kerugian pengambilan sampel dengan probability sampling adalah sebagai


berikut:

• Sulit dalam pelaksanaan, membutuhkan biaya, waktu dan tenaga relative


lebih besar dibanding non probability sampling
• Memerlukan kerangka sampel (daftar dari semua unsur dalam populasi)

a. Simple Random Sampling


Kelebihan :
Prosedur penggunaannya sederhana
Sampel tersebar di daerah populasi.
Kelemahan:
Membutuhkan daftar populasi.
Persyaratan penggunaan metode ini sulit dipenuhi

b. Stratified Random Sampling


Kelebihan :
Semua ciri-ciri populasi yang heterogen dapat terwakili
Kelemahan:
Memerlukan pengenalan terhadap populasi yang akan diteliti untuk
menentukan ciri heterogenitas yang ada pada populasi
Jika daerah geografisnya luas, biaya transportasi tinggi.

c. Cluster Sampling
Kelebihan :
Lebih tepat menduga populasi karena variasi dalam populasi dapat
terwakili dalam sampel
Tidak memerlukan daftar populasi.
Biaya transportasi kurang
Kekurangan :
Prosedur estimasi sulit.
Memerulukan waktu yang lama karena harus membaginya dalam area-
area tertentu
d. Systematical Sampling
Kelebihan : lebih praktis dan hemat
Kekurangan : tidak mampu menangkap keragaman populasi heterogen

e. Multi Stage Sampling


Kelebihan : biaya transportasi murah
Kelemahan :
prosedur estimasi sulit,
prosedur pengambilan memerlukan perencanaan yang cermat.

Non Probability Sampling

Keuntungan :
• Prosedur estimasi mudah dan sederhana
• Mudah Pelaksanaannya, tidak membutuhkan biaya besar, tidak membutuhkan
waktu yang lama
Kerugian
• Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.
• Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas, sehingga biaya transportasi
besar
• Tidak obyektif
• Tidak dapat mewakili populasi keseluruhan

a. Quota Sampling
Kelebihan : Mudah dan cepat digunakan
Kelemahan: Penentuan sampel cenderung subyektif bagi peneliti

b. Accidental Sampling
Kelebihan : Mudah dan cepat digunakan
Kelemahan: Jumlah sampel mungkin tidak representative karena
tergantung hanya pada anggota sampel yang ada pada saat itu

c. Purosive Sampling
Kelebihan : tujuan dari peneliti dapat terpenuhi
Kekurangan : belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada.

d. Snowball Sampling
Kelebihan : Mudah digunakan
Kelemahan: Membutuhkan waktu yang lama

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam melakukan penelitian guna mendapatkan data epidemiologi,


terdapat berbagai macam sumber. Dilihat dari sumbernya, data penelitian dapat
dibagi 2 yaitu data primer dan data sekunder. Keduanya memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing dan biasanya diperlukan kombinasi dua jenis data
tersebut untuk penelitian yang baik.
Teknik sampling ada 2, yaitu probability dan non probability sampling.
Masing-masing dibagi menjadi teknik-teknik tersendiri dengan kelebihan serta
kekurangannya. Untuk menentukan teknik mana yang tepat untuk digunakan
sebagai teknik sampling dalam penelitian, perlu mempetimbangkan berbagai
aspek seperti jenis dan kondisi populasi dan tujuan penelitian. Dalam skenario,
digunakan teknik simple random sampling karena populasi dinilai homogen.
Daftar Pustaka

Budiarto, Eko. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar.


Jakarta: EGC

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Churchill, Gilbert A. 2005. “Dasar-Dasar Riset Pemasaran”, Edisi 4, Jilid I, Alih


Bahasa Oleh Andriani, Dkk, Penerbit Erlangga, Jakarta.

R. Soedijono. 2008. Suplemen Kuliah: “Metode Riset Bisnis”. Universitas


Gunadarma. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai