Anda di halaman 1dari 8

LBM 3

Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang akan melakukan survey kesehatan


rongga mulut. Pada tahap awal survey, DKK Semarang mengajak dokter gigi
puskesmas untuk merancang desain survey menggunakan model pathfinder
survey sesuai dengan panduan WHO. Penentuan sampling harus melibatkan
keterwakilan seluruh kelompok usia terutama kelompok usia 12 tahun. Model
survey ini efektif untuk memperoleh beberapa data kesehatan.

Learning Issues

1. Apa kekurangan survey pathfinder?

2. Macam-macam penentuan sample menurut WHO!


Terdapat beberapa Teknik untuk memprediksi ukuran sample dari suatu
populasi. Menurut WHO, terdapat 2 kelompok besar metode yang biasa
digunakan, yaitu metode probability sampling dan non-probability
sampling.1
a. Probability Sampling adalah suatu teknik sampling yang memberikan
peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, teknik ini terdiri atas: 2
a. Simple random sampling: Dikatakan simple atau sederhana
sebab pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara
acak, tanpa memperhatikan strata yang terdapat dalam populasi
tersebut. Cara ini dapat lakukan jika anggota populasi dianggap
homogen.
b. Strafified Random Sampling: Populasi dibagi ke dalam sub
populasi (strata), dengan tujuan membentuk sub populasi yang
didalamnya membentuk satuan-satuan sampling yang memiliki
nilai variabel yang tidak terlalu bervariasi (relatif homogen).
Selanjutnya dari setiap stratum dipilih sampel melalui proses
simple random sampling.
c. Cluster sampling (Area sampling): Teknik sampling daerah
dipakai untuk menentukan sampel jika objek yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas, seperti misalnya penduduk dari
suatu negara, provinsi atau dari suatu kabupaten. Jika
pemilihan dilakukan lebih dari 2 kali disebut Multi-stage
Cluster Sampling. Misalnya dalam penelitian yang sama seperti
di atas, karena Jawa Barat sangat luas, dipilihlah
kabupaten/kota tertentu sebagai sampel cluster ke-1 secara
random. Dari tiap kabupaten terpilih dilakukan pemilihan lagi,
yaitu kecamatan-kecamatan tertentu dengan cara random
sebagai sampel klaster ke-2. Selanjutnya dari masing-masing
kecamatan dilakukan pemilihan sekolah yang juga dilakukan
secara random.
b. Non-probability sampling adalah teknik yang tidak memberikan
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel, teknik ini terdiri atas: 2
a. Sampling Sistematis: suatu teknik pengambilan sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut.
b. Sampling Kuota: Teknik untuk menentukan sampel yang
berasal dari populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai
jumlah kuota yang diinginkan. Seperti misalnya, jumlah sampel
laki-laki sebanyak 70 orang maka sampel perempuan juga
sebanyak 70 orang.
c. Sampling aksidental: Sauatu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat dipakai sebagai sampel, jika
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok untuk
dijadikan sebagai sumber data.
d. Purposive Sampling: Suatu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu atau sleksi khusus. Seperti misalnya,
kamu meneliti kriminalitas di Kota atau daerah tertentu, maka
kamu mengambil informan yaitu Kapolresta kota atau daerah
tersebut, seorang pelaku criminal dan seorang korban kriminal
yang ada di kota tersebut.
e. Sampling Jenuh: Suatu teknik penentuan sampel jika semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
sekali dilakukan jika jumlah populasi relatif kecil atau sedikit,
yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang relatif kecil.
f. Sampling Snowball: Teknik penentuan sampel yang mula mula
jumlahnya kecil atau sedikit, lalu kemudian membesar. Atau
sampel berdasarkan penelusuran dari sampel yang sebelumnya.
Seperti misalnya, penelitian mengenai kasus korupsi bahwa
sumber informan pertama mengarah kepada informan kedua
lalu informan seterusnya.
3. Teknik sample menggunakan pathfinder!
a. Subkelompok
Jumlah dan distribusi lokasi pengambilan sampel tergantung pada
tujuan spesifik penelitian. Lokasi pengambilan sampel biasanya dipilih
untuk memberikan informasi tentang kelompok populasi yang
memiliki tingkat penyakit mulut yang berbeda. Pengambilan sampel
biasanya didasarkan pada divisi administratif suatu negara, yaitu ibu
kota, pusat-pusat kota utama, kota-kota kecil dan daerah pedesaan. Di
negara-negara di mana terdapat area geofisika yang berbeda, maka
diharuskan memasukkan setidaknya satu lokasi pengambilan sampel
dari setiap tipe area.1
Jika ada beberapa kelompok etnis yang berbeda dalam populasi
dengan perbedaan tingkat penyakit mulut yang diketahui atau diduga,
maka perlu untuk memasukkan sampel terpisah dari masing-masing
kelompok dalam subdivisi utama untuk survei. Bantuan administrator
kesehatan lokal dapat sangat berguna ketika membuat keputusan akhir
tentang subkelompok populasi mana yang signifikan untuk penelitian
dan harus diwakili dalam sampel akhir. Untuk survei pathfinder
nasional, pengambilan lokasi sampel biasanya cukup antara 10 dan 15
lokasi.1
b. Jumlah subjek
Jumlah subjek yang akan dimasukkan dalam survei kesehatan
mulut tergantung pada teknik yang digunakan untuk melakukan
estimasi ukuran sampel, ruang lingkup survei, ketepatan kesimpulan
yang akan dibuat, dan sumber daya yang tersedia. Dalam metode
pengambilan sampel pathfinder, jumlah subjek yang akan diperiksa di
setiap kelompok usia indeks berkisar dari minimum 25 hingga 50
untuk setiap lokasi pengambilan sampel, tergantung pada prevalensi
dan keparahan penyakit mulut yang diharapkan. Misalnya, desain
sampel untuk survei nasional untuk masing-masing indeks usia atau
kelompok umur dapat dihitung sebagai berikut:1

Urban: 4 situs di ibu kota atau wilayah metropolitan (4 × 25 = 100)

2 situs di masing-masing 2 kota besar (2 × 2 × 25 = 100)

Pedesaan: 1 situs di masing-masing 4 desa di berbagai wilayah (4 × 25


= 100)

Total untuk satu usia indeks atau kelompok umur: 12 situs × 25 subjek
= 300

Jika distribusi klaster ini akan diterapkan pada empat usia indeks
dalam populasi yang diteliti:

Total sampel: 4 × 300 = 1200

Desain sampel semacam itu memungkinkan identifikasi perbedaan


yang signifikan antara kelompok perkotaan dan pedesaan dan, dalam
sebagian besar situasi, antara kelompok sosial ekonomi yang berbeda
di ibu kota atau kota besar lainnya. Daerah di mana prevalensi
penyakit jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah daripada rata-rata
nasional juga dapat diidentifikasi dari hasil survei tersebut. Perlu
dicatat bahwa sampel 25 subjek, dengan jumlah perempuan dan laki-
laki yang kira-kira sama, cukup tetapi hanya dalam populasi dimana
karies gigi dan tingkat penyakit periodontal diperkirakan rendah atau
sangat rendah.1

Dalam populasi yang tingkat penyakitnya diketahui tinggi,


misalnya persentase anak bebas karies berusia 12 tahun adalah 20%
atau lebih rendah, ukuran standar untuk setiap sampel harus sekitar 50
subjek dan karenanya ukuran sampel total harus meningkat menjadi
sekitar 600 subjek untuk setiap kelompok umur. Jika tingkat karies gigi
dalam populasi tidak diketahui, perlu untuk memperkirakan tingkat
penyakit sebelum memulai survei. Cara cepat dan efektif untuk
memperkirakan prevalensi karies gigi dalam suatu populasi adalah
dengan mengklasifikasikan sekelompok subjek sebagai bebas karies
atau tidak bebas karies. Misalnya, untuk memeriksa dua atau tiga kelas
atau kelompok usia yang terdiri dari anak-anak berusia 12 tahun dari
berbagai tingkat sosial ekonomi, yang dilakukan di 2-3 sekolah lokal
yang mudah diakses dimana diprediksi terdapat perbedaan prevalensi
terluas yang mungkin. Jika lebih dari 50% anak-anak di kelas bebas
karies, maka prevalensi karies rendah, dan jika kurang dari 20% bebas
karies, maka prevalensinya tinggi. Estimasi prevalensi ini kemudian
dapat digunakan sebagai panduan untuk menentukan ukuran sampel
standar saat menyelesaikan protokol penelitian.1

4. Mengapa usia 12 tahun wajib ada di pathfinder?


Pada usia 12 tahun, seluruh gigi permanen telah erupsi. Sehingga, usia ini
dijadikan periode yang ideal, dikarenakan mudahnya akses untuk
pemeriksaan pada anak-anak sebelum mereka lulus dari sekolah dasar.
Kondisi ini juga dijadikan dasar oleh WHO untuk menentukan usia 12
tahun sebagai periode usia untuk indikator karies secara global dan
indikator perkembangan penyakit gigi dan mulut atau tren penyakit. 1

5. Tujuan masing masing usia di who dan usianya berapa saja di WHO?
Indeks usia yang digunakan oleh WHO untuk survey populasi :1
a. 5 tahun
Jika memungkinkan, anak-anak harus diperiksa antara ulang tahun kelima
dan keenam mereka. Usia ini digunakan karena kaitannya dengan kadar
karies pada gigi sulung primer, yang mungkin menunjukkan perubahan
dalam rentang waktu yang lebih pendek daripada pada gigi permanen pada
usia indeks lainnya. Di beberapa negara, 5 tahun juga merupakan usia di
mana anak-anak mulai sekolah dasar. Di negara-negara di mana masuk
sekolah ditangguhkan sampai 6 atau 7 tahun, usia ini dapat digunakan,
meskipun usia rata-rata harus dilaporkan dengan hasilnya. Pada kelompok
usia yang lebih tua ini, gigi seri primer yang hilang tidak boleh dinilai
sebagai nilai yang hilang karena kesulitan dalam membedakan antara gigi
seri primer yang terkelupas secara normal dan yang hilang karena karies
atau trauma.1
b. 12 tahun
Usia ini sangat penting karena umumnya ini adalah usia di mana anak-
anak meninggalkan sekolah dasar. Oleh karena itu di banyak negara, ini
adalah usia terakhir di mana sampel yang andal dapat diperoleh dengan
mudah melalui sistem sekolah. Juga, kemungkinan bahwa pada usia ini
semua gigi permanen kecuali gigi molar ketiga akan erupsi. Untuk alasan
ini, usia 12 tahun telah dipilih sebagai kelompok usia indikator global
untuk perbandingan internasional dan pengawasan tren penyakit. Namun,
di beberapa negara, banyak anak usia sekolah tidak bersekolah. Dalam
keadaan ini, suatu upaya harus dilakukan untuk mensurvei dua atau tiga
kelompok yang tidak hadir dari berbagai daerah untuk membandingkan
status kesehatan mulut mereka dengan anak-anak yang masih bersekolah.1
c. 15 tahun
Pada 15 tahun, gigi permanen telah terpapar ke lingkungan mulut selama
tiga hingga sembilan tahun. Penilaian prevalensi karies pada remaja
mungkin relevan. Kelompok usia 15-19 tahun juga penting dalam
penilaian penyakit periodontal pada remaja. Di negara-negara di mana
sulit untuk mendapatkan sampel yang andal dari kelompok umur ini,
adalah kebiasaan untuk memeriksa individu hanya di dua atau tiga wilayah
saja, di ibu kota atau kota besar lainnya dan di satu daerah pedesaan.1
d. 35–44 tahun (mean = 40 tahun)
Kelompok usia ini adalah kelompok usia standar untuk pengawasan
kondisi kesehatan mulut pada orang dewasa. Dengan menggunakan data
untuk kelompok usia ini, perencana dan pembuat keputusan dapat menilai
efek penuh dari karies gigi, tingkat keterlibatan periodontal yang parah,
dan efek umum dari perawatan kesehatan mulut yang diberikan.
Pengambilan sampel subjek dewasa seringkali sulit. Namun, sampel dapat
diambil dari kelompok terorganisir, seperti pekerja kantor atau pabrik.
Penggunaan juga dapat dilakukan dari grup yang mudah diakses, misalnya
di pasar, untuk mendapatkan sampel yang cukup representatif dalam
situasi di mana pengambilan sampel yang benar-benar representatif tidak
layak. Perawatan harus diambil untuk menghindari bias seleksi yang jelas,
seperti pengambilan sampel pasien di fasilitas perawatan medis.1
e. 65–74 tahun (mean = 70 tahun)
Kelompok usia 65-74 tahun telah menjadi lebih penting dengan perubahan
distribusi usia populasi dan peningkatan umur kehidupan di seluruh dunia.
Pada kelompok usia ini, dimungkinkan untuk mengestimasi manifestasi
penyakit mulut dari perspektif perjalanan hidup. Data untuk kelompok ini
diperlukan baik untuk perencanaan intervensi yang tepat untuk orang tua
dan untuk penilaian efek akhir dari program kesehatan mulut dalam suatu
populasi. Memperoleh sampel dan memeriksa anggota perwakilan dari
kelompok usia ini sering tidak sesulit bagi kelompok usia yang lebih
muda, karena orang yang lebih tua lebih cenderung berada di atau dekat
rumah mereka, di klub senior, day center atau institusi di waktu siang hari.
Namun demikian, perawatan harus diambil untuk sampel yang memadai
baik di rumah maupun anggota aktif dari kelompok usia ini. Indeks usia
atau kelompok usia yang disebutkan di atas direkomendasikan untuk
survei nasional populasi umum. Namun, negara-negara mungkin memiliki
minat khusus dalam mempelajari kondisi yang dapat memengaruhi
kesehatan mulut anak-anak di bawah umur dan kelompok dewasa khusus
atau orang tua. Negara-negara yang berencana untuk terlibat dalam upaya
tersebut didorong untuk mempertimbangkan kegunaan dan keandalan data
yang akan dihasilkan dan kelayakan penelitian, serta validitas hasil dan
penerapannya dari perspektif kesehatan masyarakat. Jika desain penelitian
atau kriteria pemeriksaan tidak mengikuti metode yang disarankan dalam
manual ini, penelitian tidak dapat disetujui oleh WHO dan isi laporan yang
dihasilkan akan menjadi tanggung jawab negara yang melakukan latihan
ini.1

Referensi :

1. Organization WH. Oral health surveys: basic methods. World Health


Organization; 2013.

2. Siyoto S, Sodik MA. Dasar metodologi penelitian. literasi media


publishing; 2015.

Anda mungkin juga menyukai