Anda di halaman 1dari 24

PROSEDUR PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI TRAFO

1. Tujuan Percobaan :
 Untuk mengetahui kondisi isolasi trafo 3 fasa
 Untuk mengetahui apakah ada bagian yang hubung singkat atau tidak

2. Alat dan Bahan :


 Trafo 1 fasa 3 buah
 Insulation Tester 1 buah

3. Percobaan Tahanan Isolasi


Pengukuran tahanan isolasi belitan trafo ialah proses pengukuran dengan suatu alat
ukur Insulation Tester untuk memperoleh hasil (nilai/besaran) tahanan isolasi
belitan/kumparan trafo tenaga antara bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap badan
(Case) maupun antar belitan primer dan sekunder
Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada awal pengujian dimaksudkan untuk
mengetahui secara dini kondisi isolasi trafo, demi keselamatan, untuk menghindari
kegagalan yang fatal dan pengujian selanjutnya.
. Harga tahanan isolasi ini digunakan untuk kriteria kering tidaknya trafo, juga untuk
mengetahui apakah ada bagian-bagian yang terhubung singkat.
4. Gambar Rangkaian

MEGER

LV HV

N N

MEGER MEGER

MEGER MEGER

N N

MEGER MEGER

N N

5. Prosedur percobaan
1. Cek baterai insulation tester, pastikan bahwa baterai dalam keadaan baik dan alat
bisa bekerja normal.
2. Pastikan trafo dalam kondisi tidak tersambung dengan sumber tegangan sebelum
dilakukan pengukuran.
3. Rangkai alat yang telah disiapkan sesuai dengan gambar rangkaian percobaan
tahanan isolasi.
4. Lakukan pengukuran sesuai dengan tabel
5. Catat hasil pengukuran
6. Analisa hasil pengukuran
Menurut SPLN Nilai minimum dari tahanan isolasi adalah 5 MΩ, jika tahan isolasi melebihi
5 M ohm , maka trafo tersebut memiliki tahanan isolasi yang bagus.
6. Tabel Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi
No Kumparan/belitan trafo Hasil Kriteria
Pengukuran Baik/Jelek
(MΩ)

1. HV - Body Baik

R - Body ∞ Baik
S - Body ∞ Baik
T - Body ∞ Baik
LV - Body ∞ Baik
2.
r - Body ∞ Baik
s - Body ∞ Baik
t - Body ∞ Baik
HV - LV ∞ Baik
3.
R-r ∞ Baik
S-s ∞ Baik
T-t ∞ Baik
Sisi HV ∞ Baik
4.
R-S ∞ Baik
S-T ∞ Baik
R-T ∞ Baik
Sisi LV ∞ Baik
5.
r-s ∞ Baik
s-t ∞ Baik
r-t ∞ Baik

PROSEDUR PENGUJIAN TAHANAN KUMPARAN TRAFO


1. Tujuan Percobaan :
 Untuk mengetahui nilai dari tahanan kumparan transformator
 Untuk mengetahui kesetimbangan trafo 3 fasa
 Untuk mengetahui sisi HV dan sisi LV
 Untuk mengetahui kontinuitas dari kumparan transformator

2. Alat dan Bahan :


 Trafo 1 fasa 3 buah
 Ohmmeter 1 buah

3. Percobaan Tahanan Kumparan

Tahanan atatu resistasti adalah suatu komponen liner yang banyak digunakan di
dalam rangkaian-rangkain listrik. Pada pengujian kumparan trafo, nilai tahanan trafo
digunakan untuk perhitungan rugi-rugi tembaga pada trafo. Rugi-rugi tersebut, dapat
dijelaskan pada rumus:
P = I2 x R
Atau bias juga dengan menggunakan jembatan wheatstone. Besarnya nilai
resistansi akan berpengaruh terhadap kerja dan kelayakan dari transformator. Dalam
rangkaina trafo, nila tahanan pada sisi HV lebih tinggi dari pada sisi LV Resistansi
diharapkan sangat kecil untuk dapat meminimalisir rugi-rugi yang terdapat pada
transformator

4. Gambar Rangkaian
5. Prosedur percobaan
1. Buat design rangkain pada transformator 3 fasa
2. Hubungkan sisi HV : R-N, S-N, T-N
3. Hubungkan sisi LV : r-n, s-n, t-n
4. Catat hasil penguuran dari pecobaan tersebut

Setelah melakukan pengukuran sisi HV dan LV, diharapkan nilai tahanan pada setiap
terminal sama agar dapat menunjuka kesetimbangan antar kumparan. Toleransi
perbedaan tahanan antar fasa adalah tidak boleh lebih dari 5 %

6. Tabel Hasil Pengukuran Tahanan Kumparan

Hubungan Nilai Resistansi Ket


HV
R-N 0,49 mΩ
S-N 0,76 mΩ
T-N 0,56 mΩ
LV
r-n 0,58 mΩ
s-n 0,51 mΩ
t-n 0,43 mΩ

PROSEDUR PENGUJIAN PERBANINGAN BELITAN

1. Tujuan Percobaan

 Mengetahui perbandingan jumlah belitan sisi HV dan LV

2. Alat dan Bahan

 Trafo 1 fasa : 3 buah


 Voltmeter : 1 buah
3. Pengujian Perbandingan Belitan

Perbandingan belitan adalah jumlah kumparan atau belitan antar sisi incoming dan
outgoing. Perbandingan belitan sebanding dengan pebandingan tegangan dan
berbanding terbalik dengan arus sisi incoming serta outgoing
Didefinisikan dengan rumus :

Toleransi yang diijinkan untuk output trafo adalah 0,5% dari rasio tegangan

4. Rangkaian percobaan

5. Prosedur Percobaan

1. Mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk pengujian


2. Rangkai peralatan percobaan sesuai dengan gambar percobaan
3. Ukur tegangan pada sisi incoming dan outgoing
4. Analisa data hasil percobaan
PROSEDUR PENGUJIAN ANGKA JAM TRAFO

1. Tujuan Percobaan

 Mengeahui fungsi dan aplikasi dari angka jam trafo


 Mengetahui bagaimana cara menentukan angka jam trao

2. Alat dan Bahan

 Trafo 1 fasa : 3 buah


 Voltmeter : 1 buah
 Kabel

3. Pengujian Angka Jam Trafo

Untuk mengetahui apakah polaritas terminal-terminal positif atau negative. Standar


notasi yang dipakai adalah addiktir fan subtraktif. Setelah mengetahui polaritas
terminal maka akan mengetahui arah arus dan GGL yang timbul. Angka jam
merupakan vector kerja yang dimiliki trafo.

4. Rangkaian percobaan

5. Prosedur Percobaan

1. Mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk pengujian


2. Peralatan dirangkai sesuai gambar percobaan
3. Hubungkan terminal A(R) dengan terminal a(r) sebelum dilaksanakan pengukuran
4. Mengukur tegangan pada terminal : C-c, B-c, C-b, dan A-B
5. Analisa data hasil percobaan tersebut dan bandingkan dengan dengan table
kelompok angka jam transformator

IEC60076-1

Grorup O’clock TC

Grorup I 0 o’clock, Delta/delta, star/star

Grorup II 6 o’clock, Delta/delta, star/star

Grorup III 1 o’clock, Star/delta, delta/star


Grorup IV 11 o’clock,+3 Star/delta, delta/star

Minus indicates LV lagging HV, plus indicates HV leading LV

Metode True Table

Tabel Kelompok Angka Jam Transformator

Kelompok Jam Hubungan Tegangan


0 Cc < Bc = Cb > Cc < AB
1 Cc < Bc > Cb = Cc < AB
2 Cc < Bc > Cb < Cc < AB
3 Cc < Bc > Cb < Cc > AB
4 Cc < Bc > Cb < Cc > AB
5 Cc = Bc > Cb < Cc > AB
6 Cc > Bc = Cb < Cc > AB
7 Cc > Bc < Cb = Cc > AB
8 Cc > Bc < Cb > Cc >= AB
9 Cc > Bc < Cb > Cc < AB
10 Cc < Bc < Cb > Cc < AB
11 Cc = Bc < Cb > Cc < AB

6. Tabel Hasil Perukuran Angka Jam Transformator

Hasil Pengukuran
No Terminal
(Volt)
1 Cc 85
2 Bc 170
3 Cb 170
4 AB 200
Sehingga :
Cc < Bc = Cb > Cc < AB
Berara di kelompok jam 0

PROSEDUR PENGUJIAN RUGI BESI dan ARUS BEBAN KOSONG

1. Tujuan Percobaan

 Mengetahui berapa daya yang hilang disebabkan oleh rugi histerisis dan edy current
dari inti besi
 Mengetahui berapa arus yang ditimbulkan oleh kerugian tersebut saat V nominal
 Mencari Rc dan Xm

2. Alat dan Bahan

 Trafo 1 fasa : 3 buah


 Ampermeter : 1 buah
 Voltmeter : 1 buah
 Watt meter 1 fasa : 2 buah
 Kabel

3. Pengujian Rugi Besi

Pengukuran ini untuk mengetahui berapa daya yang hilang disebabkan oleh rugi
histerisi dan arus eddy dari inti besi dan besarnya arus yang ditimbulkan oleh kerugian
tersebut. Pengukuran dilakukan dengan cara memberikan tegangan nominal pada salah
satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka.
Kerugian histerisis disebabkan oleh gesekan molekul yang melawan aliran gaya
magnet di dalam inti besi. Gesekan molekul dalam inti besi ini menimbulkan panas.
Panas yang timbul ini menunjukan kerugian energi, karena sebagian kecil energi listrik
tidak dipindahkan , tetapi diubah bentuk menjadi energi panas.
Kerugian karena Eddy current disebabkan oleh aliran sirkulasi arus yang menginduksi
logam. Ini disebabkan oleh aliran fluk magnetik disekitar inti besi. Karena inti besi
trafo terbuat dari konduktor (umumnya besi lunak), maka arus Eddy yang menginduksi
inti besi akan semakin besar. Eddy current dapat menyebabkan kerugian daya pada
sebuah trafo karena pada saat terjadi induksi arus listrik pada inti besi, maka sejumlah
energi listrik akan diubah menjadi panas.
Untuk mengurangi arus Eddy, maka inti besi trafo dibuat berlapis-lapis, tujuannya
untuk memecah induksi arus Eddy yang terbentuk di dalam inti besi. Perbedaan induksi
arus Eddy di dalam inti besi tunggal dengan inti besi berlapis dapat dilihat pada gambar
berikut ini.

4. Rangkaian percobaan

5. Prosedur Percobaan

1. Mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk pengujian


2. Menghubungkan sisi LV dengan sambungan bintang dan sisi HV dengan
sambungan bintang pula
3. Memasang alat-alat sesuai dengan gambar kerja
4. Sambungkan sisi LV dengan sumber tegangan, kemudian baca nilai yang
tertera pada alat ukur yang telah dipasang
Sisi LV ( hubungan Y ) :

Menentukan besarnya rugi besi yang ditimbulkan oleh rugi histerisisdan rugi eddy current
dengan rumus :

SPLN rugi tanpa beban


Urøian

MVA 1g Z5
Hz
50 50

US 2.¢ 2.¢ 2.3 2,5


6. Tabel Hasil Pengukuran Rugi Besi dan Arus Beban Kosong

Tabel Hasil Pengukuran :

No Terminal Tegangan (V)


1 R-S 400
2 S-T 400
3 R-T 400
4 r-s 220,8
5 s-t 219,3
6 r-t 219,2
7 R 225
8 S 225
9 T 220
10 r 126,6
11 s 127,9
12 t 126,3

No Fasa Angka Transformasi (a)


1 R 1,78
2 S 1,76
3 T 1,74
No Terminal Arus (A)
1 IR 0,420
2 IS 0,430
3 IT 0,465
4 IN 0,830

P1 (r) P2 (s) P3 (t)


No
(kW) (kW) (kW)
1 0,02 0,03 0,06

Tabel Hasil Pengukuran dan Perhitungan

Vin Voc Io Po Rc Xm
No
(Volt) (Volt) (Amper) (Watt) (Ohm) (Ohm)
1 220 219,77 0,54 110 439,1 278,15

7. Grafik Hasil Pengukuran Rugi Besi dan Arus Beban Kosong


PROSEDUR PENGUJIAN RUGI TEMBAGA DAN IMPEDANSI

1. Tujuan Percobaan

 Mengetahui berapa besar daya yang hilang pada saat trafo beroperasi akibat rugi-rugi
tembaga saat I nominal dan parameternya (R ek & X ek)
 Menentukan apakah rugi tembaga di trafo masih memenuhi standar yang ditentukan
 Mengetahui persentase (%) Voltage impedance

2. Alat dan Bahan

 Trafo 1 fasa : 3 buah


 Ampermeter : 1 buah
 Voltmeter : 1 buah
 Watt meter 1 fasa : 2 buah

3. Pengujian Short Circuit

Rugi tembaga adalah rugi-rugi pada lilitan primer dan lilitan sekunder yang terdiri
dari kawat tembaga yang mempunyai panjang dan penampang. Rugi tembaga primer
dan sekunder dapat dihitung dengan rumus :

Pcu=I2.R (Watt)

Standart SPLN 50:1997rugi-rugi (losses) harus sama dengan toleransi ± 10%, jadi
trafo
< 10% (benar/layak)

> 10% (salah/tidak layak pakai)

Karena rugi tembaga juga tergantung arus primer dan arus sekunder, maka rugi
tembaga bersifat tidak tetap tergantung beban trafo,

Untuk mengetahui besarnya kerugian tembaga pada transformator kita harus


melakukan percobaan hubung singkat. Percobaan hubung singkat ini digunakan untuk
mencari besarnya kerugian tembaga dan rugi fluks bocor. Karena harga Rek dan Xek ini
relative kecil, harus dijaga agar tegangan yang masuk (V supply) cukup kecil sehingga
arus yang dihasilkan tidak melebihi arus nominal.Percobaan ini sebaiknya dilaksanakan
pada hubungan step down dengan alasan keamanan. Dalam short circuit test, lilitan
sekunder dihubung singkatkan sehingga ZL= 0 dan akibatnya harga I2 akan jauh lebih
besar dibandingkan I0 dikarenakan harga VL yang kecil maka rugi-rugi inti dapat
diabaikan. Saat diberi Vsupply yang cocok maka akan mengalirkan arus nominal. Namun
jika diberi tegangan nominal akan mengalir arus saat short circuit. Dengan percobaan
ini pula dapat diketahui nilai % tegangan impedansinya. Dalam percobaan ini
menggunakan Trafo 3 x 1 fasa dengan daya 5 kVA. Wattmeter akan mengukur nilai rugi
tembaga.

 Way

=  Way

4. Rangkaian percobaan
5. Prosedur Percobaan

1. Mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk pengujian


2. Menghubungkan sisi HV dengan sambungan bintang dan sisi LV dengan
sambungan bintang pula. Pada sisi LV, fasa r, s, t, dan netreal di sambung
langsung (short circuit) seperti yang tertera pada gambar rangkaian
3. Memasang alat-alat sesuai dengan gambar kerja
4. Sambungkan sisi HV dengan sumber tegangan, kemudian baca nilai yang tertera
pada alat ukur yang telah dipasang

Sisi HV ( hubungan Y ) :

Xek =
Urøian

MVA 1g Z5
Hz
50 50

US 2.¢ 2.¢ 2.3 2,5


6. Tabel Hasil Pengujian Rugi Tembaga dan Impedansi

Tabel Hasil Pengukuran:

No Terminal Tegangan (V)


1 R-S 14,75
2 S-T 15
3 R-T 14,5
4 R 8
5 S 8
6 T 8

HV LV
No
Terminal Arus (A) Terminal Arus (A)
1 IR 7,605 Ir 10
2 IS 7,36 Is 10
3 IT 6,85 It 10
4 IN 0,495 In
No P1 (W) P2 (W) Ptot (W)
1 68 100 168

Hasil Pengukuran dan Perhitungan

P sc V In I sc R ek Z ek Vz%
(nominal) (A)
(watt) (volt) (ohm) (ohm) (%)
(A)
168 14,75 7,2 7,27 1 1,2 3,68

7. Grafik Hasil Pengukuran Rugi Besi dan Arus Beban Kosong

Anda mungkin juga menyukai