Prosedur Pengujian Tahanan Isolasi Trafo
Prosedur Pengujian Tahanan Isolasi Trafo
1. Tujuan Percobaan :
Untuk mengetahui kondisi isolasi trafo 3 fasa
Untuk mengetahui apakah ada bagian yang hubung singkat atau tidak
MEGER
LV HV
N N
MEGER MEGER
MEGER MEGER
N N
MEGER MEGER
N N
5. Prosedur percobaan
1. Cek baterai insulation tester, pastikan bahwa baterai dalam keadaan baik dan alat
bisa bekerja normal.
2. Pastikan trafo dalam kondisi tidak tersambung dengan sumber tegangan sebelum
dilakukan pengukuran.
3. Rangkai alat yang telah disiapkan sesuai dengan gambar rangkaian percobaan
tahanan isolasi.
4. Lakukan pengukuran sesuai dengan tabel
5. Catat hasil pengukuran
6. Analisa hasil pengukuran
Menurut SPLN Nilai minimum dari tahanan isolasi adalah 5 MΩ, jika tahan isolasi melebihi
5 M ohm , maka trafo tersebut memiliki tahanan isolasi yang bagus.
6. Tabel Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi
No Kumparan/belitan trafo Hasil Kriteria
Pengukuran Baik/Jelek
(MΩ)
1. HV - Body Baik
∞
R - Body ∞ Baik
S - Body ∞ Baik
T - Body ∞ Baik
LV - Body ∞ Baik
2.
r - Body ∞ Baik
s - Body ∞ Baik
t - Body ∞ Baik
HV - LV ∞ Baik
3.
R-r ∞ Baik
S-s ∞ Baik
T-t ∞ Baik
Sisi HV ∞ Baik
4.
R-S ∞ Baik
S-T ∞ Baik
R-T ∞ Baik
Sisi LV ∞ Baik
5.
r-s ∞ Baik
s-t ∞ Baik
r-t ∞ Baik
Tahanan atatu resistasti adalah suatu komponen liner yang banyak digunakan di
dalam rangkaian-rangkain listrik. Pada pengujian kumparan trafo, nilai tahanan trafo
digunakan untuk perhitungan rugi-rugi tembaga pada trafo. Rugi-rugi tersebut, dapat
dijelaskan pada rumus:
P = I2 x R
Atau bias juga dengan menggunakan jembatan wheatstone. Besarnya nilai
resistansi akan berpengaruh terhadap kerja dan kelayakan dari transformator. Dalam
rangkaina trafo, nila tahanan pada sisi HV lebih tinggi dari pada sisi LV Resistansi
diharapkan sangat kecil untuk dapat meminimalisir rugi-rugi yang terdapat pada
transformator
4. Gambar Rangkaian
5. Prosedur percobaan
1. Buat design rangkain pada transformator 3 fasa
2. Hubungkan sisi HV : R-N, S-N, T-N
3. Hubungkan sisi LV : r-n, s-n, t-n
4. Catat hasil penguuran dari pecobaan tersebut
Setelah melakukan pengukuran sisi HV dan LV, diharapkan nilai tahanan pada setiap
terminal sama agar dapat menunjuka kesetimbangan antar kumparan. Toleransi
perbedaan tahanan antar fasa adalah tidak boleh lebih dari 5 %
1. Tujuan Percobaan
Perbandingan belitan adalah jumlah kumparan atau belitan antar sisi incoming dan
outgoing. Perbandingan belitan sebanding dengan pebandingan tegangan dan
berbanding terbalik dengan arus sisi incoming serta outgoing
Didefinisikan dengan rumus :
Toleransi yang diijinkan untuk output trafo adalah 0,5% dari rasio tegangan
4. Rangkaian percobaan
5. Prosedur Percobaan
1. Tujuan Percobaan
4. Rangkaian percobaan
5. Prosedur Percobaan
IEC60076-1
Grorup O’clock TC
Hasil Pengukuran
No Terminal
(Volt)
1 Cc 85
2 Bc 170
3 Cb 170
4 AB 200
Sehingga :
Cc < Bc = Cb > Cc < AB
Berara di kelompok jam 0
1. Tujuan Percobaan
Mengetahui berapa daya yang hilang disebabkan oleh rugi histerisis dan edy current
dari inti besi
Mengetahui berapa arus yang ditimbulkan oleh kerugian tersebut saat V nominal
Mencari Rc dan Xm
Pengukuran ini untuk mengetahui berapa daya yang hilang disebabkan oleh rugi
histerisi dan arus eddy dari inti besi dan besarnya arus yang ditimbulkan oleh kerugian
tersebut. Pengukuran dilakukan dengan cara memberikan tegangan nominal pada salah
satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka.
Kerugian histerisis disebabkan oleh gesekan molekul yang melawan aliran gaya
magnet di dalam inti besi. Gesekan molekul dalam inti besi ini menimbulkan panas.
Panas yang timbul ini menunjukan kerugian energi, karena sebagian kecil energi listrik
tidak dipindahkan , tetapi diubah bentuk menjadi energi panas.
Kerugian karena Eddy current disebabkan oleh aliran sirkulasi arus yang menginduksi
logam. Ini disebabkan oleh aliran fluk magnetik disekitar inti besi. Karena inti besi
trafo terbuat dari konduktor (umumnya besi lunak), maka arus Eddy yang menginduksi
inti besi akan semakin besar. Eddy current dapat menyebabkan kerugian daya pada
sebuah trafo karena pada saat terjadi induksi arus listrik pada inti besi, maka sejumlah
energi listrik akan diubah menjadi panas.
Untuk mengurangi arus Eddy, maka inti besi trafo dibuat berlapis-lapis, tujuannya
untuk memecah induksi arus Eddy yang terbentuk di dalam inti besi. Perbedaan induksi
arus Eddy di dalam inti besi tunggal dengan inti besi berlapis dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
4. Rangkaian percobaan
5. Prosedur Percobaan
Menentukan besarnya rugi besi yang ditimbulkan oleh rugi histerisisdan rugi eddy current
dengan rumus :
MVA 1g Z5
Hz
50 50
Vin Voc Io Po Rc Xm
No
(Volt) (Volt) (Amper) (Watt) (Ohm) (Ohm)
1 220 219,77 0,54 110 439,1 278,15
1. Tujuan Percobaan
Mengetahui berapa besar daya yang hilang pada saat trafo beroperasi akibat rugi-rugi
tembaga saat I nominal dan parameternya (R ek & X ek)
Menentukan apakah rugi tembaga di trafo masih memenuhi standar yang ditentukan
Mengetahui persentase (%) Voltage impedance
Rugi tembaga adalah rugi-rugi pada lilitan primer dan lilitan sekunder yang terdiri
dari kawat tembaga yang mempunyai panjang dan penampang. Rugi tembaga primer
dan sekunder dapat dihitung dengan rumus :
Pcu=I2.R (Watt)
Standart SPLN 50:1997rugi-rugi (losses) harus sama dengan toleransi ± 10%, jadi
trafo
< 10% (benar/layak)
Karena rugi tembaga juga tergantung arus primer dan arus sekunder, maka rugi
tembaga bersifat tidak tetap tergantung beban trafo,
Way
= Way
4. Rangkaian percobaan
5. Prosedur Percobaan
Sisi HV ( hubungan Y ) :
Xek =
Urøian
MVA 1g Z5
Hz
50 50
HV LV
No
Terminal Arus (A) Terminal Arus (A)
1 IR 7,605 Ir 10
2 IS 7,36 Is 10
3 IT 6,85 It 10
4 IN 0,495 In
No P1 (W) P2 (W) Ptot (W)
1 68 100 168
P sc V In I sc R ek Z ek Vz%
(nominal) (A)
(watt) (volt) (ohm) (ohm) (%)
(A)
168 14,75 7,2 7,27 1 1,2 3,68