A. TUJUAN
1. Untuk melakukan prosedur pengujian batu bata dan ukuran batu bata
dengan benar.
2. Untuk menentukan mutu dari batu bata berdasarkan ukuran dan
tampak luar.
3. Untuk mengetahui jumlah batu bata yang akan digunakan.
B. DASAR TEORI
Batu bata adalah material yang terbuat dari tanah liat yang dicetak
sampai berbentuk persegi panjang. Pengujian batu bata meliputi :
1. Pengujian ukuran berdasarkan panjang, lebar, tebal dan berat
Ukuran bata merah yang sesuai dengan standar ada 2 (dua) macam,
yaitu:
a. Bata merah : panjang 240 mm, lebar 115 mm, tebal 52 mm
b. Bata merah : panjang 230 mm, lebar 110 mm, tebal 50 mm.
Panjang maksimum 3%
Lebar maksimum 4%
Tebal maksimum 5%
Tetapi antara bata ukuran terbesar dan terkecil selisih maksimum yang
diperbolehkan ialah untuk panjang 10 mm, lebar 5 mm, tebal 4 mm.
Jumlah penyimpangan tiap mutu bata sebesar:
II
Untuk pengujian berat, masing-masing batu bata mempunyai berat
dalam keadaan kering udara di dalam ruang pengujian. Dari hasil
penimbangan dihitung nilai rata-rata yang dinyatakan dalam Kg.
II
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengukur batu bata arah memanjang, melebar, dan tebal pada tiga sisi
yang berbeda dan hasilnya dirata-ratakan.
Pengukuran Tebal
II
E. DATA DAN PERHITUNGAN
1. Data
Tabel 1 Data Hasil Pengujian Berdasarkan Ukuran
UKURAN (mm)
No. Panjang Lebar Tebal
I II III I II III I II III
1 193 191 190 89 89 89 37 37 36
2 189 190 188 89 89 89 36,5 37 38
3 190 189 189 87 87 88 37,5 38,5 38,5
4 189 188 186 89 87 88 37 38 35,5
5 186 185 186 90 89 89 37 36 35,5
6 190 190 189 89 89 90 38 39,5 37,5
7 188 187 187 88 87 88 37 38 38
8 187 187 188 89 88 88 39 39 37,5
9 190 189 189 92 91 92 37 39 37
10 188 188 189 90 88 89 38,5 38,5 38
II
Tabel 3 Data Hasil Pengujian Tampak Luar (Bidang-bidang)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rata √ √ √
Tak Rata √ √ √ √ √ √ √
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Siku √ √
Tak Siku √ √ √ √ √ √ √
Tajam √ √
Tak Tajam √ √ √ √ √ √ √ √
Rapuh √ √ √ √ √
Kuat √ √ √ √ √
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tak Retak √ √ √ √ √ √ √ √ √
Retak √
Berongga 50% 40% 30% 50% 10% 40% 10% 20% 20% 20%
Tak Halus √
II
Halus √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tak Rata √ √ √ √ √ √ √
Rata √ √ √
2. Perhitungan
X =
S = 230 – 191,3 = 38,67 mm
Lebar
X = = = 89 mm
S = 110 – 89 = 21 mm
Tebal
X = = = 36,67 mm
S = 50 – 36,6 = 13,4 mm
II
Tabel 7 Data Hasil Perhitungan Berdasarkan Ukuran
t ) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
a
r m 8
, 0
,
3
, 2
, 8
,
3
, 8
, 1
, 7
, 5
, 4
,
e r 5
a 4 0 1 6 4 7 7 2 4 4
B g 0
( 0 8 1
0 9 9 1
0
1
0
0
0
7
0
4
0
1
0
1 9 1 9 9 1 1 1 1 1 1
3 3 3 7 3 7 3 0 3 7 5
m S 3
, 8
, 8
, 1
, 8
, 6
, 3
, 5
, 3
, 6
, 4
,
m 3 2 1 3 3 1 2 1 2 1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 7 7 3 7 3 7 0 7 3 5
0 X 6
, 1
, 1
, 8
, 1
, 3
, 6
, 5
, 6
, 3
, 5
,
5 6 7 8 6 6 8 7 8 7 8 7
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 5 5 5 5 5
I 3 3 8 5 5 7 3 7 3 3 1
: I 6 8 , , , , 8 , 7 8 ,
3 3 3 3 3 7
3
5
I
I 7 7 5
, 8 6 5
8
, 8 9 9 5
, 0
,
l 3 3 3 3 3 9
3
8
3 3 3 3 8
a 3
b
e
T 5 5
I 7 , 5
, 7 9 7 5
, 4
3 6 7 7
3
7 8
3 3 3 3 3 8 ,
7
3 3 3 3
0 0 7 0 7 7 3 7 3 0 3
m S 0
, 0
, 6
, 0
, 6
, 6
, 3
, 6
, 3
, 0
, 1
,
m 1 1 2 2 0 0 2 1 8 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2
0 0 0 3 0 3 3 7 3 7 0 7
1 X 0
,
9
0
,
9
3
,
7
0
,
8
3
,
9
3
,
9
6
,
7
3
,
8
6
,
1
0
,
9
8
,
8
1 8 8 8 8 8 8 8 8 9 8 8
n
r : I 9 9 8 8 9 0 8 8 2 9 0
a
u I 8 8 8 8 8 9 8 8 9 8 0
,
9
k 8
U
0
I
I 9 9 7 7 9 9 7 8 1 8 4
,
r 8 8 8 8 8 8 8 8 9 8 8
a 8
b
e 0
L
I 9 9 7 9 0 9 8 9 2 0 2
,
8 8 8 8 9 8 8 8 9 9 9
8
7 0 7 3 3 3 7 7 7 7 0
m S 6
, 0
, 6
, 3
, 3
, 3
, 6
, 6
, 6
, 6
, 5
,
m 8 1 0 2 4 0 2 2 0 1 1
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 0 3 7 7 7 3 3 3 3 0
0 3
, 0
, 3
, 6
, 6
, 6
, 3
, 3
, 3
, 3
, 5
,
3 X 1 9 9 7 5 9 7 7 9 8 8
2 9 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0
0 8 9 6 6 9 7 8 9 9 1
,
: I
I 9 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8
1
0
I 1 0 9 8 5 0 7 7 9 8 4
,
g I 9 9 8
1 1 1
8 8 9 8 8 8 8
1 1 1 1 1 1 1 8
8
n 1
a
j
n
a 0
P I 3 9 0 9 6 0 8 7 0 8 0
,
9 8 9 8 8 9 8 8 9 8 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 II
1
a
t
. a
r
o 0
F. KESIMPULAN
1. Dari hasil pengukuran 10 sampel batu bata diperoleh :
a. Penyimpangan rata - rata panjang batu bata sebesar 41,50 mm dari
ukuran standar batu bata yaitu 230 mm. Jadi ukuran tersebut tidak
masuk dalam standar penyimpangan karena melebihi
penyimpangan maksimum yaitu 3% (6,90 mm).
b. Penyimpangan rata – rata lebar batu bata sebesar 21,13 mm dari
ukuran standar batu batu bata yaitu 110 mm. Jadi ukuran tersebut
tidak masuk dalam standar penyimpangan karena melebihi
penyimpangan maksimum yaitu 4% (4,40 mm).
c. Penyimpangan rata – rata tebal batu bata sebesar 12,45 mm dari
ukuran standar batu batu bata yaitu 50 mm. Jadi ukuran tersebut
tidak masuk dalam standar penyimpangan karena melebihi
penyimpangan maksimum yaitu 5% (2,5 mm).
d. Jadi batu bata belum memenuhi syarat ukuran standar.
e. Berat rata-rata batu bata adalah 1014,45 gram
2. Dari hasil pengujian tampak luar (bidang-bidang) 10 batu bata
diperoleh 30% rata.
3. Dari hasil pengujian tampak luar (rusuk-rusuk) 10 batu bata diperoleh
20% siku, 20% tajam dan 50% tak rapuh.
4. Dari hasil pengujian tampak luar (warna) 10 batu bata diperoleh 40%
kekuning-kuningan, 40% Merah muda, 10% merah keabu-abuan dan
10% merah tua.
5. Dari hasil pengujian tampak luar (penampang) 10 batu bata diperoleh
90% tak retak, 90% halus, 30% rata dan 29% berongga.
II
G. GAMBAR ALAT
II
H. DOKUMENTASI
II
JOB 2
DAYA SERAP BATU BATA
A. TUJUAN
1. Untuk menjalankan prosedur pengujian adsorpsi dengan benar.
2. Untuk menentukan besarnya nilai adsorpsi bata yang baik digunakan
untuk bahan bangunan.
B. DASAR TEORI
Daya serap terhadap air merupakan faktor penting, karena
merupakan salah satu sifat batu bata yang sangat berpengaruh terhadap
kekuatan suatu pekerjaan bata. Daya serap bata harus dikontrol untuk
mencegah kehilagan air yang banyak dari adukan yang sedang digunakan.
Oleh sebab itu menyamakan daya serap bata terlebih dahulu
sebelum pelaksanaan plesteran tembok sangat penting untuk menghindari
agar tidak retak. Misalnya dengan menyiram air sebelum diplester.
Umumnya batu bata dianggap baik bila memiliki daya serap air kurang
dari 20%.
Rumus :
Penyerapan air = x 100% (%)
Dimana :
A = Berat bata setelah dioven (gram)
B = Berat bata setelah direndam (gram)
II
a. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
b. Oven pengering
c. Pipa air
d. Kain lap
e. Talam
2. Bahan
a. 6 buah batu bata
b. Air
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengambil 6 (enam) batu bata merah, kemudian mebersihkan dari
bagian-bagian yang lepas kemudian keringkan dalam oven (110±5)°C,
hingga diproleh berat bersih.
3. Medinginkan batu bata dalam suhu ruang, kemudian menimbang
beratnya dengan ketelitian 0,01 gram (A gram).
4. Kemudian merendam batu bata dalam air selama 24 jam dan setelah
itu mengangkat dan membersihkan dengan lap untuk menghilangkan
air dipermukaan bidang-bidangnya.
5. Menimbang bata merah dalam waktu tidak lebih dari 3 (tiga) menit
setelah di keluarkan dari air ( B gram)
Penimbangan
No. No Bata
A ( gr ) B ( gr )
1 I 969,6 1198,8
2 II 970,2 1194,6
3 III 982,9 1213,3
II
4 IV 942,2 1163,7
5 V 944,9 1170,5
6 VI 994,6 1218,9
2. Perhitungan
Penyerapan air = x 100%
= 23,638%
Tabel 2 Data Hasil Perhitungan Daya Serap
Penimbangan Adsorpsi
No. No Bata
A ( gr ) B ( gr ) (%)
F. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian 6 sampel batu bata diperoleh daya serap rata-
rata (adsorpsi) yaitu 23,578%, yang menandakan bahwa batu bata tersebut
tidak memiliki daya serap air yang baik karena daya serap yang dianjurkan
sebesar 20%.
II
G. GAMBAR ALAT
TALAM
II
H. DOKUMENTASI
II
JOB 3
BERAT ISI BATU BATA
A. TUJUAN
1. Untuk melaksankan prosedur pengujian berat isi dengan benar.
2. Untuk menentukan berat isi batu bta sesuai dengan standart.
B. DASAR TEORI
Pemeriksaan bata sampai pada keadaan yang sebenarnya perlu
dilakukan. Berat isi bata yang diketahui tidak termasuk rongga-rongga
yang ada dalam bata. Untuk mengetahui berat isi bata termasuk rongga-
rongga dalam dilakukan dengan menimbang bata dalam air, sehingga
volume bata benar-benar dalam kondisi padat dan berat bata dalam
keadaan padat tak berongga.
Rumus :
Berat isi = (Kg/dm³)
()
Dimana :
A = Berat bata setelah dioven (gram)
B = Berat bata setelah direndam (gram)
C = Berat bata dalam air C” – C’ (gram)
C’ = Berat mesh basket dalam air (gram)
C” = Berat batu bata + mesh basket dalam air (gram)
BJ air = 1000 kg/m³
II
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
b. Oven pengering
c. Clamp
d. Mesh basket
2. Bahan
a. 6 buah batu bata dalam keadaan kering oven
b. Air
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengambil 6 buah batu bata (1 pengujian membutuhkan 3 buah batu
bata), membersihkan dari bagian-bagian yang lepas kemudian
mengeringkan dalam oven 110,5º C selama 24 jam hingga berat tetap.
3. Mendinginkan dalam suhu ruang, kemudian menimbang beratnya
dengan ketelitian 0,01 gram ( A gram).
4. Kemudian merendam bata dalam air selama 24 jam dan setelah itu
mengangkat bata dan membersihkan dengan lap untuk menghilangkan
air di permukaan bidang-bidangnya
5. Menimbang batu bata dalam waktu tidak lebih dari 3 menit setelah
dikeluarkan dari air (B gram).
6. Menimbang mesh basket dalam air (C’ gram)
7. Kemudian menimbang mesh basket + batu bata dalam air (C” gram),
maka akan dida patkan berat batu bata dalam air (C gram = C” – C’)
II
A ( gr ) B ( gr ) C’ ( gr ) C” ( gr )
1 I 969,6 1198,8
2 II 970,2 1194,6 748,9 2469,4
3 III 982,9 1213,3
4 IV 942,2 1163,7
5 V 944,9 1170,5 748,9 2443,7
6 VI 994,6 1218,9
2. Perhitungan
Berat isi = (Kg/dm³)
()
=
()
= 0,00000155 Kg/dm³
C=
Penimbangan Bobot Isi
No C” – C’
No.
Bata A B C’ C”
(gram) (kg/dm³)
(gram) (gram) (gram) (gram)
1 I 969,6 1198,8 573,50 0,00000155
Rata-rata 0,00000155
F. KESIMPULAN
II
Dari hasil pengujian 6 sampel batu bata diperoleh berat isi rata-rata
yaitu 0,00000155 kg/dm³.
G. GAMBAR ALAT
TALAM
II
H. DOKUMENTASI
II
JOB 4
KADAR GARAM BATU BATA
A. TUJUAN
1. Untuk melaksanakan prosedur pengujian kandungan kadar garam
dalam batu bata.
2. Untuk menentukan besarnya presentase kandungan garam yang
terdapat dalam batubata.
B. DASAR TEORI
Adanya kandungan kadar garam dalam batu bata, menyebabkan
batu bata menjadi lapuk. Pelapukan akibat garam yang larut
mengakibatkan ikatan yang buruk antara batu bata dengan adukan.
Sehingga daya tahan tembok menjadi rendah, yang berbahaya bagi
konstruksi. Pelapukan menyebabkan ikatan yang buruk antara plasteran
dan tembok.
Untuk mencegah adanya kehancuran, maka pelapukan akibat
garam yang larut dalam batu bata dibatasi sampai 50%, Untuk setiap
permukaan kotak dari batu bata yang berupa lapisan tipis putih. Jika
kandungan garam < 50% maka dinyatakan aman dan bila kandungan
garam > 50% maka dinyatakan berbahaya.
Rumus :
Kadar garam = x 100% (%)
Dimana :
II
A = Luas permukaan batu bata yang mengkristal (cm²)
B = Luas permukaan batu bata (cm²)
2. Bahan
a. 5 buah batu bata
b. Air
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengukur luas setiap batu bata.
3. Menuangkan air ke dalam talam sebanyak 250 ml atau setinggi 1 cm
dari dasar talam.
4. Memasukkan batu bata ke dalam talam yang berisi air, dimana batu
bata dalam posisi berdiri pada sisi lebar dan tingginya.
1 cm
II
7. Mengangkat batu bata yang telah terisi air dan meletakkannya di
tempat yang tidak menyerap air dan mempunyai pergantian air yang
baik.
8. Memperhatikan permukaan batu bata sampai beberapa hari dan
memeriksa kandungan garam pada permukaan batu bata dengan cara
melihat motif putih yang terdapat pada permukaannya.
2. Perhitungan
Kadar garam = x 100%
= 62,90%
No A B Kadar Garam
II
(cm²) (cm²) (%)
1 101,79 161,82 62,90
2 76,04 172,80 44,00
3 42,18 158,34 26,64
4 78,30 161,82 48,39
5 83,75 169,92 49,29
Rata-rata 46,24
F. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian 5 sampel batu bata diperoleh kadar garam
rata-rata yaitu 46,24% dengan ini batu bata tersebut dinyatakan aman
karena tidak melebihi batas aman yaitu 50%.
G. GAMBAR ALAT
H. DOKUMENTASI
II
PROSES PENGUKURAN PROSES PERENDAMAN BATU BATA
PENAMPANG BATU BATA DALAM AIR
A. TUJUAN
1. Untuk menentukan mutu dari batu bata berdasarkan ukuran dan
tampak luar.
2. Untuk mengetahui jumlah batu bata yang akan digunakan.
B. DASAR TEORI
Kuat tekan batu bata dinyatakan dengan seberapa besar
kemampuan batu bata menerima beban maksimum sampai dengan batu
bata pecah. Kuat tekan batu bata menunjukkan mutu dari batu bata.
Sesuai dengan peraturan maka mutu batu bata disetarakan dengan
kekuatan tekan rata-rata sebagai berikut :
1 I > 100
2 II 100 - 80
II
3 III 80 - 60
Rumus :
σ =
Dimana :
II
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menghitung kebutuhan bahan yang akan digunakan
3. Mengambil batu bata yang telah dipotong pada sisi panjangnya
menjadi 2 bagian yang sama besar dan mengukur panjang dan
lebarnya untuk menghitung luas penampang bata.
4. Meletakkan kedua potongan tersebut ke dalam cetakan, jarak antara
bidang cetakan dengan bidang batu bata dan antara batu bata dengan
batu bata lainnya diberi jarak 6mm.
5. Mengisi ruang antara tersebut dengan adukan spesi 1 PC : 3 PS
sampai padat dan menutupi seluruh bidang permukaan batu bata.
6. Mendiamkan selama 1 hari, kemudian melepaskan benda uji dari
cetakan.
7. Merendam benda uji dalam air bersih pada bak perendam selama 24
jam atau 1 hari.
8. Mengangkat benda uji dari bak perendam dan mengelap bidang-
bidangnya dengan kain lembab untuk menghilangkan air yang
berlebihan.
9. Menekan benda uji dengan mesin penekan hingga dicapai kekuatan
maksimum. Kecepatan penekanan diatur 2 kg/cm²/detik.
Penampang (cm)
A P
No Panjang Lebar 2
(cm ) (kg)
(cm) (cm)
1 8,7 8,7 75,69 1840
2 8,2 8,6 70,52 1840
3 8,8 8,6 75,68 4200
II
4 8,5 9,0 76,50 1770
5 8,9 9,3 82,77 2820
6 8,5 9,0 76,50 3250
7 8,5 9,0 76,50 2340
8 8,6 9,1 78,26 2770
2. Data
σ =
Penampang (cm)
A P σ
No Panjang Lebar 2
(cm ) (kg) (kg/cm )
2
(cm) (cm)
1 8,7 8,7 75,69 1840 24,31
2 8,2 8,6 70,52 1840 26,09
3 8,8 8,6 75,68 4200 55,50
4 8,5 9,0 76,50 1770 23,13
5 8,9 9,3 82,77 2820 34,07
6 8,5 9,0 76,50 3250 42,49
7 8,5 9,0 76,50 2340 30,59
II
8 8,6 9,1 78,26 2770 35,40
Kuat tekan rata-rata batu bata 33,95
F. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian 8 sampel batu bata diperoleh kuat tekan rata-
rata yaitu 33,95 kg/cm², maka berdasarkan nilai kuat tekan rata-rata batu
bata tersebut termasuk dalam mutu di bawah mutu III.
G. GAMBAR ALAT
II
SPATULA MESIN PEMOTONG BATA
II
PROSES PENGUKURAN PROSES PENCAMPURAN SPESI
PENAMPANG BATU BATA
II
DAYA HISAP BATU BATA
A. TUJUAN
1. Untuk melaksanakan prosedur pengujian daya hisap dengan benar.
2. Untuk menentukan besar pengisapan menit pertama sesuai dengan
batasan yang berlaku.
B. DASAR TEORI
Sifat bata yang berpengaruh dalam kekuatan atau mutu pekerjaan
pasangan bata adalah tentang daya hisapnya. Daya hisap bata berbeda-
beda akan menimbulkan tegangan deferensial dan retak-retak. Oleh sibab
itu, penting sekali untuk menyamakan daya hisap sebelum dipasang,
Salah satu cara dengan merendam bata 1(satu) menit pertama.
Ikatan antara bata dan spesi sangat mempengaruhi kekuatan pasangan bata
merah. Ikatan antara keduanya dapat dianggap baik bila antara bata dan
spesi pada awal pengikatan 3 menit pertama terjadi dengan baik .
Kuat hisap menit pertama dinyatakan oleh berapa gram berat air
yang terhisap persatuan luas pada satu menit pertama. Besarnya daya hisap
batu bata dianjurkan 20 gram/dm²/menit. Jika batu bata mempunyai daya
hisap lebih besar dari angka ini maka batu bata perlu direndam dalam air
terlebih dahulu sebelum digunakan.
Rumus :
Daya hisap = (gr/dm²/menit)
Dimana :
A = Berat batu bata kering oven (gram)
B = Berat batu bata setelah perendaman 1 menit (gram)
F = Luas bidang dasar batu bata yang berhubungan dengan air (cm²)
II
1. Alat
a. Talam
b. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
c. Oven pengering
d. Stopwatch
e. Kaki penyangga
f. Kain lap
g. Mistar baja
2. Bahan
a. Air
b. 5 buah batu bata
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengeringkan batu bata di dalam oven dengan suhu konstan 110,5º C
selama 24 jam.
3. Mengeluarkan batu bata dari oven dan membiarkan sampai dingin dan
menimbangnya (A gram)
4. Menyiapkan dan meletakkan kaki penyangga dari baja siku ke dalam
talam dan atur jarak as ke as ¾ dari panjang batu bata.
II
6. Memasukkan batu bata ke dalam talam dengan meletakkan ke dalam
kaki penyangga. Pada waktu memasukkan batu bata ke dalam air,
bidang bawah permukaan batu bata harus bersamaan ketika
menyentuh air.
II
Tabel 1 Data Hasil Pengujian Daya Hisap
Ukuran
A B
No. Panjang Lebar (gram) (gram)
( dm ) ( dm )
1 1,92 0,9 1064,5 1133,0
2 1,88 0,9 986,3 1035,4
3 1,9 0,88 981,7 1023,3
4 1,86 0,89 974,5 1025,1
5 1,88 0,87 986,6 1035,8
2. Perhitungan
Daya hisap = (gr/dm²/menit)
Ukuran
F A B Daya hisap
No. Panjang Lebar (dm²) (gram) (gram) (gr/ dm²/menit)
( dm ) ( dm )
1 1,92 0,9 1,728 1064,5 1133,0 39,6
2 1,88 0,9 1,692 986,3 1035,4 29,0
3 1,9 0,88 1,672 981,7 1023,3 24,9
4 1,86 0,89 1,655 974,5 1025,1 30,57
5 1,88 0,87 1,636 986,6 1035,8 30,08
Rata-rata 30,83
F. KESIMPULAN
II
Dari hasil pengujian 5 sampel batu bata diperoleh daya hisap rata-
rata yaitu 30,83 gr/dm²/menit, maka berdasarkan nilai daya hisap rata-rata
batu bata tersebut melebihi batas yang dianjurkan yaitu 20 gr/dm²/menit
olehnya itu batu bata tersebut harus direndam terlebih dahulu sebelum
digunakan.
G. GAMBAR ALAT
II
OVEN PENGERING TIMBANGAN DENGAN KETELITIAN 0.01 GRAM
H. DOKUMENTASI
STOPWATCH
II
PROSES PENGUKURAN PROSES PENIMBANGAN BATU BATA
PENAMPANG BATU BATA KERING OVEN
II