Anda di halaman 1dari 55

VEKTOR

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Menguasai matema ka, komputasi, dan instrumentasi untuk mendukung


pemahaman konsep fisika.

KOMPETENSI
Menguasai konsep dasar matema ka untuk penguasaan konsep fisika

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan notasi vektor.
2. Menjelaskan penjumlahan vektor dengan cara grafis.
3. Menjelaskan penjumlahan vektor secara anali s.
4. Menganalisis permasalahan fisika dengan menggunakan penjumlahan
vektor secara anali s.

Ke ka kita mempelajari fisika, banyak sekali besaran yang memiliki


nilai dan arah. Ke ka seseorang bertanya di mana letak kampus Anda
dari tempat Anda berada saat itu, apa jawaban Anda? Cukupkah dengan
menjawab, “Kampus saya berjarak 4 km dari sini?”. Tentu saja jawaban
Anda belum lengkap. Tempat yang berjarak 4 km dari posisi Anda
sangatlah banyak, bisa ke arah mur, barat, selatan, atau utara. Oleh
karena itu wajar jika orang tadi melanjutkan pertanyaannya sebagai
berikut “ke arah mana?”.
Jawaban yang dapat menyatakan letak atau posisi kampus Anda
secara tepat adalah “Kampus saya berjarak 4 km dari sini ke barat”.
Pernyataan ini memperlihatkan bahwa untuk menunjukkan posisi suatu
tempat secara tepat, memerlukan data jarak (nilai) dan arah. Besaran
yang memiliki nilai dan arah disebut besaran vektor. Dalam kehidupan

105
106 | M V (B A )

sehari-hari, banyak peris wa yang berkaitan dengan besaran vektor.


Besaran ini akan kita bahas dalam bagian ini.

A. VEKTOR DAN SKALAR

Perha kan Gambar 1 yang memperlihatkan pergerakan dari se-


orang pengendara sepeda. Apabila pengendara sepeda itu bergerak
dari posisi A ke posisi B, maka dikatakan kedudukan pengendara
sepeda berubah. Pada mulanya pengendara sepeda berada di posisi
A, kemudian pengendara sepeda berada di posisi B. Arah perpindahan
pengendara sepeda adalah ke kanan. Apabila pengendara sepeda
bergerak dari posisi B ke posisi A, maka kedudukan mula-mula di B
kemudian kedudukan akhir di A. Arah perpindahan pengendara sepeda
adalah ke kiri. Jadi, perpindahan selalu berkaitan dengan kedudukan
awal dan kedudukan akhir.

A B

A B
Gambar 1. Pengendara sepeda bergerak dari A ke B dan dari B ke A
Vektor | 107

Berdasarkan contoh di atas, terlihat bahwa perpindahan ke kanan


berbeda dengan perpindahan ke kiri walaupun nilai perpindahannya
sama besar. Nilai perpindahan boleh memiliki kesamaan, tetapi arahnya
berbeda. Besaran seper ini dinamakan sebagai besaran vektor, yaitu
besaran yang memiliki nilai dan juga memiliki arah.
Perha kan Gambar 2 yang berkaitan dengan perjalanan Ani. Ani
berjalan dari posisi A menuju posisi D dengan lintasan yang ditempuh
seper disajikan pada Gambar 2. Ani menempuh jarak sejauh AB + BC
+ CD + DE + EF+ FG + GH = 5 meter + 3 meter + 8 meter + 3 meter +
4 meter + 3 meter + 5 meter = 31 meter. Namun, jarak dak memiliki
arah seper halnya perpindahan. Tidak ada jarak yang arahnya ke mur,
ke barat, ke kiri, ke kanan, atau ke arah lainnya. Jarak dikatakan hanya
memili nilai, tetapi dak memiliki arah. Besaran ini dinamakan besaran
skalar, yaitu besaran yang hanya memiliki nilai.

AB = 8 m, BC = 3 m, CD = 8 m, DE = 3 m, EF = 4 m, FG = 3 m, GH = 5 m

Gambar 2. Ani berjalan dari posisi A→ B→ C→ D→ E→ F→ G→ H


di mana total perjalanan yang ditempuh Ani adalah
8 m + 3 m + 8 m + 3 m + 4 m + 3 m + 5 m = 31 m
108 | M V (B A )

Konsep jarak dan


perpindahan
Seorang anak bergerak
dari k A (rumah) menuju
k B (sekolah) menurut
lintasan yang digambarkan
garis warna merah. Pada
Gambar 3, tedapat dua
macam panjang lintasan
yang ditempuh oleh anak
itu. Panjang lintasan yang Gambar 3. Jarak (berwarna merah) merupakan
pertama adalah panjang besaran skalar, perpindahan (berwarna biru)
merupakan besaran vektor
lintasan yang ditunjukkan
oleh garis warna merah. Sedangkan panjang lintasan yang kedua adalah
panjang lintasan yang ditunjukkan oleh garis warna biru. Dalam fisika
panjang lintasan yang ditunjukkan oleh garis berwarna merah disebut
dengan jarak. Sedangkan panjang lintasan yang ditunjukkan oleh garis
berwarna biru disebut dengan perpindahan.
Jarak adalah panjang lintasan total yang ditempuh oleh anak
itu dari rumah sampai sekolah, misal jarak yang ditempuh anak itu
adalah 800 m + 600 m = 1400 m. Sedangkan perpindahan adalah
panjang lintasan dari kedudukan awal (di rumah) ke kedudukan akhir
(di sekolah) yang ditarik dalam satu garis lurus, misalkan perpindahan
yang ditempuh anak itu adalah 1000 m (diperoleh dari Phytagoras) ke
k B (sekolah).
Vektor | 109

B. NOTASI VEKTOR

Sebelumnya telah dijelaskan bah- P


wa besaran vektor merupakan be-
saran yang memiliki nilai dan arah.
Sebuah vektor dinotasikan dengan
sebuah anak panah yang memiliki k O
tangkap dan ujung anak panah yang Gambar 4. Notasi sebuah vektor.
menyatakan arah (seper diper-
lihatkan Gambar 4). Sebuah vektor biasanya ditulis dengan huruf,
G JJJG
misalnya a atau A atau OP .
Pada Gambar 4, menggambarkan sebuah vektor yang kita namakan
JJJG
sebagai vektor OP . Ti k O merupakan k tangkap ( itk pangkal) vek-
JJJG
tor, k A merupakan ujung vektor. Panjang OP merupakan nilai vek-
JJJG JJJG
tor (biasanya ditulis OP atau | OP |) , arah panah OP merupakan arah
vektor.
Selain cara di atas, sebuah vektor dapat pula ditulis menggunakan:
huruf kecil yang dicetak tebal. Seper a, b, c, dan sebagainya. Misalnya,
JJJG
vektor OP pada Gambar 4 bisa ditulis sebagai vektor a. Namun, penu-
lisan vektor dengan menggunakan lambang panah di atas lebih sering
digunakan. Karena mnggunakan tulisan tangan, vektor yang dibubuhi
tanda panah lebih mudah dituliskan daripada yang dicetak tebal. Kalian
bebas memilih cara penulisan vektor tersebut.

C. PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN VEKTOR

Dua buah (atau lebih) vektor dapat dijumlahkan (atau dikurangkan).


Berawal dari sifat-sifat vektor inilah muncul yang namanya resultan
vektor. Resultan vektor adalah hasil penjumlahan dua vektor atau
110 | M V (B A )

lebih yang dapat ditentukan dengan dua metode. Metode perta-


ma adalah metode grafis yang terdiri atas metode segi ga, jajargenjang
dan poligon. Metode kedua adalah metode anali s atau penguraian.

1. Metode Grafis untuk Resultan Dua Vektor yang Sejajar atau


Segaris
Perha kan ilustrasi pada Gambar 5. Dua orang anak yaitu Anang
dan Panca sedang menarik seorang anak berbadan tambun bernama
Yanto menggunakan seutas tali, namun ternyata sekeras apapun
usaha Anang dan Panca menarik tali, si Yanto ternyata dak bergerak
sedikitpun. Menurut Anda mengapa hal ini bisa terjadi?

Yanto

Panca
Anang

Gambar 5. Anang dan Panca berusaha menarik Yanto

Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, Anda harus menge-


tahui tentang resultan dua vektor yang sejajar atau segaris. Yang
dimaksud dengan vektor sejajar atau segaris adalah vektor-vektor
yang memiliki arah yang sama atau berlawanan dan jika dihubungkan
membentuk satu garis lurus. Contoh adalah seper gambar berikut:
Vektor | 111

G
C
G
B

Gambar 6. Contoh vektor-vektor sejajar atau segaris

Lalu bagaimana cara menentukan resultan dari dua vektor yang


sejajar atau segaris? Resultan dari dua buah vektor yang sejajar
ada 2 macam, yaitu resultan hasil penjumlahan dan resultan hasil
pengurangan atau selisih.

Contoh 1. Penjumlahan dua vektor yang sejajar atau segaris

Dua vektor yang sejajar atau segaris dapat dijumlahkan dengan sya-
rat kedua vektor sama dengan kata lain kedua vektor adalah searah.
Sebagai contoh, Anang sedang mengendarai sepeda motor mengelilingi
Kota Palangka Raya. Anang bergerak lurus ke mur sejauh 5 km. Setelah
is rahat, Anang kembali melanjutkan perjalanan lurus ke mur sejauh 5
km lagi. Tentukan nilai dan arah resultan perpindahan Anang.

Penyelesaian
Ilustrasi dari perjalanan Anang digambarkan dalam vektor adalah:

A
G
B

G G
R A B
112 | M V (B A )

G G G
Vektor A ke arah mur (kanan) dengan nilai vektor A = A =5 km;
G G G
Vektor B ke arah mur (kanan) dengan nilai vektor B = B = 5 km,
maka nilai resultan perpindahan Anang adalah:
G G G
R = A + B = 5 km + 5 km = 10 km dengan arah ke mur (kanan).

Contoh 2. Pengurangan dua vektor yang sejajar atau segaris

Dua vektor yang sejajar atau segaris dapat dikurangkan dengan


syarat kedua vektor berlawanan arah. Sebagai contoh, Anang sedang
mengendarai sepeda motor mengelilingi Kota Palangka Raya. Anang
bergerak lurus ke mur sejauh 5 km. Setelah is rahat, Anang kembali
lagi ke barat sejauh 8 km. Tentukan nilai dan arah resultan perpindahan
Anang.

Penyelesaian:
Ilustrasi dari perjalanan Anang digambarkan dalam vektor adalah:

A
G
B

G G
R A B

G G G
Vektor A ke arah mur (ke kanan) dengan nilai vektor A = A =5 km;
G G G
Vektor B ke arah barat (ke kiri) dengan nilai vektor B = B = 8 km,
maka nilai resultan perpindahan Anang adalah:
G G G
R = A − B = 5 km – 8 km = - 3 km.

Jadi, resultan perpindahan Anang adalah 3 km ke arah barat (tanda


nega f menyatakan arah ke barat atau ke kiri).
Vektor | 113

Lalu, kita kembali ke pertanyaan di awal tadi, kenapa badan Yanto


dak bergerak sedikitpun walaupun sudah ditarik oleh Anang dan
Panca? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita menganalisis vektor-
vektor yang bekerja pada Gambar 5 seper berikut ini.

Yanto

Panca

Anang

Gambar 7. Vektor-vektor pada saat Anang dan Panca berusaha menarik Yanto

Berdasarkan Gambar 7 di atas, Anang Gdan Panca mengerjakan


G
gaya tarik yang dilambangkan dengan vektor A dan B ke arah kanan,
sedangkan Yanto mengerjakan gaya tarik ke kiri yang dilambangkan
G G G
dengan vektor C . Apabila vektor A dan B dijumlahkan dan diban-
G
dingkan dengan vektor C maka hasilnya adalah:
G G
A B
G
C

Kemungkinan besar yang menyebabkan badan Yanto dak bergerak


adalah karena gaya tarik yang dikerjakan Anang dan Panca terhadap
114 | M V (B A )

Yanto sama dengan gaya tarik yang dikerjakan Yanto sehingga nilai
resultannya adalah nol. Secara matema s dapat ditulis:
G G G
A+ B = C
G G G G
R = A+ B−C = 0

2. Metode Grafis untuk Resultan Dua Vektor atau Lebih yang Tidak
Sejajar (Segaris)

a. Cara segi ga
Penjumlahan Vektor dengan Metode Segi ga
Apa itu cara segi ga? Cara segi ga adalah cara menggam-
barkan penjumlahan dua buah vektor di mana salah satu k
tangkap vektor dipindahkan ke ujung vektor yang lain kemudian
ditarik garis lurus dari pangkal ke ujung vektor tersebut sehingga
terbentuklah bangun datar segi ga. Garis dari pangkal ke ujung
vektor tersebut merupakan resultan dari dua vektor itu. Untuk
lebih paham mengenai penger an metode segi ga, langkah-
langkah menggambar penjumlahan dua vektor dengan cara segi ga
diuraikan berikut ini.
a. Misalkan ada dua buah vektor, katakan vektor A dan vektor
B (lihat Gambar 8a). Tentukan A + B .

B
A

Gambar 8a
Vektor | 115

b. Mula-mula gambarlah kembali vektor A (Gambar 8b).

Gambar 8b

c. Pindahkan vektor B ke ujung vektor A (Gambar 8c).

A
Gambar 8c

d. Hubungkan k pangkal O dengan ujung vektor B , maka


diperoleh resultan dari dua vektor yaitu vektor R = A + B
(Gambar 8d).

G G
R A B
B

A
Gambar 8d. Vektor hasil penjumlahan dengan cara segi ga
116 | M V (B A )

Pengurangan/Selisih Vektor dengan Metode Segi ga


Diketahui vektor vektor A dan vektor B seper pada Gambar
G
8a, coba gambarkan hasil pengurangan atau selisih A − B . Untuk
G
menggambarkan hasil pengurangan A − B , iku langkah-langkah
berikut:
a. Mula-mula gambarlah vektor A dengan k pangkal O
(Gambar 9a).

Gambar 9a

b. Gambarlah vektor B dengan k tangkap atau k pangkal-


nya berada di ujung vektor A . Kemudian putar 180o vektor
B tersebut dari arah semula (atau berlawanan dengan arah
mula-mula). Hal ini
dilakukan karena
pada
G dasarnya
G G
A − B = A + (− B) B
karena nilai vektor
G A
− B sama dengan G
nilai vektor B
tetapi dengan arah
B
yang berlawanan.

Gambar 9b
Vektor | 117

c. Gambarlah sebuah vektor dimulai dari k tangkap vektor


G
A menuju ujung vektorG − B . Vektor ini merupakan resultan
dari pengurangan A − B .

G
A B
B

Gambar 9c

b. Cara jajarangenjang
Penjumlahan Vektor dengan Metode Jajarangenjang
Apa itu cara jajargenjang? Cara jajargenjang adalah cara meng-
gambarkan penjumlahan dua buah vektor (atau lebih) dengan meng-
hubungkan k tangkap (pangkal) dua buah vektor (atau lebih).
Untuk lebih paham mengenai langkah-langkah menggambar pen-
jumlahan dua vektor dengan cara jajargenjang diuraikan berikut ini.
1) Misalkan ada dua buah vektor, katakan vektor A dan vektor
B (lihat Gambar 10a). Tentukan A + B .

B
A

Gambar 10a
118 | M V (B A )

2) Letakkan vektor A dan vektor B dengan k tangkap yang


berimpit (Gambar 10b).

A
Gambar 10b

3) Pada ujung vektor A , gambarkan garis yang sejajar dengan


vektor B . Sedangkan di ujung vektor B , gambarkan garis
yang sejajar dengan vektor A (Gambar 10c). Perha kan
bahwa kedua garisyang digambarkan bertemu pada satu k
( k P).

titik P

A
Gambar 10c

4) Hubungkan k pangkal ke k P maka akan diperoleh hasil


penjumlahan (resultan) kedua vektor, yaitu vektor R = A +
B (Gambar 10d).
Vektor | 119

G G titik P
R A B
B

A
Gambar 10d. Vektor hasil penjumlahan dengan cara jajarangenjang

Pengurangan/Selisih Vektor dengan Metode Jajarangenjang


Bagaimana dengan pengurangan dua buah vektor dengan
metode jajarangenjang? Untuk lebih paham langkah-langkah
menggambar pengurangan dua vektor dengan cara jajargenjang
diuraikan berikut ini.
1) Misalkan ada dua buah vektor, katakan vektor A dan vektor
B (lihat Gambar 11a). Tentukan A − B .

B
A

Gambar 11a

2) Letakkan vektor A dan vektor B dengan k tangkap yang


berimpit (Gambar 11b).
120 | M V (B A )

A
Gambar 11b

3) Gambarlah vektor − B dengan memutar 180o vektor


B tersebut dari arah semula (atau berlawanan dengan arah
mula-mula) dengan k tangkap atau k pangkalnya berimpit
di k pangkal vektor A (lihat Gambar 11c). Hal ini dilakukan
G G G
karena pada dasarnya A − B = A + (− B) karena nilai vektor
G G
− B sama dengan nilai vektor B tetapi dengan arah yang
berlawanan.

A
B

Gambar 11c
Vektor | 121

4) Pada ujung vektor A , gambarkan garis yang sejajar dengan


vektor − B . Sedangkan di ujung vektor − B , gambarkan
garis yang sejajar dengan vektor A (Gambar 11d). Perha kan
bahwa kedua garis yang digambarkan bertemu pada satu k
( k P).

B

titik P

Gambar 11d

5) Hubungkan k pangkal ke k P maka akan diperoleh hasil


penjumlahan (resultan) kedua vektor, yaitu vektor R = A −
B (Gambar 11e).
122 | M V (B A )

G G
B R A B

titik P

Gambar 11e. Vektor hasil pengurangan dengan cara jajarangenjang

Metode jajargenjang dak hanya digunakan untuk melukiskan


resultan dua vektor saja tetapi bisa juga untuk melukiskan resultan
lebih dari dua vektor. Misalkan terdapat empat buah vektor dengan
besar dan arah yang disajikan dalam Gambar 12 di bawah ini.

G G
C B
G G
D A

Gambar 12
G G G G
Terdapat empat buah vektor yaitu vektor A , B , C dan D dengan
nilai dan arah ditunjukkan seper pada Gambar 12. Untuk melukiskan
resultan lebih dari dua vektor seper pada contoh kasus di atas, kita
harus menggambar resultan vektornya secara bertahap yaitu dimulai
G G
dari menggambar resultan vektor A + B , kemudian hasil resultannya
G
kita jumlahkan dengan vektor C dan seterusnya sampai ke vektor
terakhir. Untuk lebih jelasnya, iku penjelasan berikut ini.
Vektor | 123

Melukis vektor resultan hasil penjumlahan A + B


G G
1) Gambar vektor A , kemudian gambar vektor GB dengan k tang-
G
kap vektor B berada di k tangkap vektor A (Gambar 13a).

G
B

G
A
Gambar 13a
G G
2) Buat garis sejajar
G vektor
G A dan B , masing-masing dimulai dari
ujung vektor A dan B sehingga membentuk bangun jajargenjang.
G G
Kemudian tarik garis dari k tangkap vektor A dan B menuju
perpotongan dua garis sejajar tadi, Sehingga menghasilkan vektor
G G
resultan hasil penjumlahan A + B (Gambar 13b).

G G
A B
G
B

G
A
Gambar 13b
124 | M V (B A )

G G G
Melukis vektor resultan hasil penjumlahan A + B + C
G
1) GambarGvektor C dengan k tangkap berada di k tangkap
G
vektor A + B (Gambar 13c).

G G
A B
G
B

G
C G
A

Gambar 13c
G G G
2) Buat garis sejajar vektor C dan vektor A + B dimulai dari ujung
masing-masing vektor sehingga membentuk bangun jajargenjang
(Gambar 13d).

G G
A B
G
B

G
C G
A

Gambar 13d
Vektor | 125

G G G
3) Tarik garis dari k tangkap vektor C dan vektor A + B menuju
perpotongan dua garis sejajar tadi, sehingga menghasilkan vektor
G G G
resultan hasil penjumlahan A + B + C (Gambar 13e).
G G G
A B C

G G
A B
G
B

G
C G
A

Gambar 13e
G G G G
Melukis vektor resultan hasil penjumlahan A + B + C + D
G
1) GambarGvektor GD dengan k tangkap berada di k tangkap
G
vektor A + B + C (Gambar 13f).

G G G
A B C

G G
A B
G
B

G
C G
A
G
D
Gambar 13f
126 | M V (B A )

G G G G
2) Buat garis sejajar vektor D dan vektor A + B + C dimulai dari ujung
masing-masing vektor sehingga membentuk bangun jajargenjang
(Gambar 13g).

G G G
A B C

G G
A B

G
B

G
C G
G A
D

Gambar 13g
G G G G
3) Tarik garis dari k tangkap vektor D dan vektor A + B + C menuju
perpotongan dua garis sejajar tadi, sehingga menghasilkan vektor
G G G G
resultan hasil penjumlahan A + B + C + D (Gambar 13h).
G G G
A B C
G G G G
A B C  D

G G
A B
G
B

G
C G
A
G
D
Gambar 13h
Vektor | 127

c. Cara segi banyak (poligon)


Pada dasarnya, menggambarkan penjumlahan vektor dengan me-
tode poligon sama dengan metode segi ga. Metode segi ga hanya
bisa digunakan untuk menjumlahkan 2 vektor saja, sedangkan metode
poligon digunakan untuk menjumlahkan lebih dari 2 vektor.

G
A G G
B G D
C

Gambar 14

Perha kan gambar beberapa vektor pada Gambar 14. Kemudian,


kita akan mencoba menggambarkan resultan penjumlahan dari
G G G G
A + B + C + D dengan metode poligon. Untuk itu, perha kan langkah-
langkah berikut.
G
a. Gambarlah vektor A .

G
A

Gambar 15a
G
b. Gambarlah vektorG B dengan k tangkap atau pangkalnya berada
di ujung vektor A .
128 | M V (B A )

G
B

G
A

Gambar 15b
G
c. Gambarlah vektor C dengan k tangkap atau pangkalnya berada
G
di ujung vektor B .

G
G B
C
G
A

Gambar 15c
G
d. Gambarlah vektorG D dengan k tangkap atau pangkalnya berada
di ujung vektor C .

G
G B
C
G
G A
D

Gambar 15d
Vektor | 129

e. Gambarlah sebuahG vektor yang dimulai dari k tangkap atau


G
pangkal vektor A dan berakhir di ujung vektor D . Vektor ini
G G G G
merupakan resultan dari penjumlahan vektor A + B + C + D .

G
G B
C
G
G A
D

G G G G G
R = A B C  D
Gambar 15e. Menggambar vektor hasil penjumlahan dengan cara poligon

D. SIFAT SIFAT PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN VEKTOR

Sifat-sifat penjumlahan vektor dijelaskanG sebagai berikut. Misalkan


G
diketahui dua vektor vektor, yaitu vektor A dan vektor B , seper
pada Gambar 16.

G
B

G
A
Gambar 16

Dengan metode segi ga penjumlahan dari dua vektor tersebut


tersebut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu;
130 | M V (B A )

G
1. Vektor GB digeser hingga pangkalnyaG berimpit dengan ujung
vektor AG, kemudian pangkal vektor A dihubungkanGdengan
G ujung
vektor B sehingga akan terbentuk vektor baru A + B (seper
diperlihatkan pada Gambar 17a).

G G
A B
G
B
G
A
Gambar 17a
G G
2. Vektor A digeser hingga pangkalnya berimpit dengan ujung B ,
G
kemudian
G pangkal vektor B dihubungkan dengan
G G ujung vektor
A sehingga akan terbentuk vektor baru B + A (diperlihatkan pada
Gambar 17b).

G
A

G
B
G G
B A

Gambar 17b

Kedua cara ini menunjukkanG bahwa


G G bahwa
G penjumlahan
vektor bersifat komuta f, yaitu A + B = B + A . Apabila Gambar
Vektor | 131

17a dan Gambar 17b digabungkan diperoleh Gambar 18 yang


memperjelas bahwa penjumlahan vektor bersifat komuta f.

G
A
G G G G
G A B B A
B
G
B
G
A
Gambar 18

Selain memenuhi sifat komuta f, penjumlahan vektor me-


miliki sifat
G yang lain.
G Misalkan diketahui
G ga vektor vektor, yaitu
vektor A , vektor B , dan vektor C , seper pada Gambar 19.

G G
C B

G
A
Gambar 19

Dengan metode segi ga penjumlahan dari dua vektor ter-


sebut tersebut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu;
G G
1. Vektor B digeser ke ujung
G Gvektor A terlebih dahulu sehingga
menghasilkan
G vektor A + B (Gambar
G G 20a). Kemudian vek-
tor C digeser ke ujung vektor A + B lalu pangkal vektor
132 | M V (B A )

G G G
A + B dihubungkan
G G G ke ujung vektor C sehingga menghasilkan
vektor ( A + B) + C seper diperlihatkan pada Gambar 20b.

G
C

G G G
( A  B)  C
G G G G
A B A B
G G
B B

G G
A A

(a) (b)
Gambar 20
G G
2. Vektor C digeser ke ujung vektor B terlebih dahulu sehingga meng-
G G
hasilkan vektor B + C (lihat Gambar 21a). Kemudian geser vektor
G G G G
B + C ke ujung vektor A lalu pangkal vektor A dihubungkan ke
G G G G G
ujung vektor B + C sehingga menghasilkan vektor A + ( B + C )
seper pada Gambar 21b.

G G
C C
G
A G G G
G G A  (B  C) G G
BC BC

G G
B B

G
A

(a) (b)
Gambar 21
Vektor | 133

Kedua cara ini menunjukkan G bahwa


G G bahwa
G G penjumlahan
G
vektor bersifat asosia f, yaitu ( A + B) + C = A + ( B + C ) . Apabila
Gambar 21a dan Gambar 21b digabungkan diperoleh Gambar 22
yang memperjelas bahwa penjumlahan vektor bersifat asosia f.

G G G G G G G
( A  B)  C A  (B  C) C
G G
BC
G G GG
AA BB
G
B

G
A

Gambar 22

1.1 Resultan Vektor Secara Grafis

Contoh 1
G G G G
Diketahui vektor-vektor A , B , C , dan D seper diperlihatkan
pada gambar
G di bawah ini. Gunakan cara poligon untuk melukislah
G PG dengan:
vektor G G G
a. P = A + B + C + D
G G G G G
b. P = A − B + C − D
134 | M V (B A )

Penyelesaian
G G G G G
a. Vektor P = A + B + C + D dilukis dengan menggunakan metode
poligon sebagai berikut.

G G
G G A
B C D

G G G G G
b. Vektor P = A − B + C − D dilukis dengan menggunakan metode
poligon sebagai berikut.

G
D
G
P

G
A
G G
C B

Contoh 2
G G G G
Diketahui vektor-vektor A , B , C , dan D seper diperlihatkan
pada gambar
G di bawah ini. Dengan cara jajargenjang, lukislah
G PG dengan:
vektor G G G
a. P = A + B + C + D
G G G G G
b. P = A − B + C − D

G G
G G A
B C D
Vektor | 135

Penyelesaian
G G G G G
a. Vektor P = A + B + C + D dilukis dengan menggunakan cara jajar-
genjang sebagai berikut.
G G
Melukis resultan dari A + B terlebih dahulu:
G
A
G
B
G G
A B

G G G
Melukis resultan dari ( A + B) + C :
G
C

G G G
A BC

G
G A
B
G G
A B

G G G G G
Melukis resultan dari P = A + B + C + D :

G G
P C
G G G
G A BC
D
G
G A
B
G G
A B
136 | M V (B A )

G G G G G
b. Vektor P = A − B + C − D dilukis dengan menggunakan me-
tode jajargenjang sebagai berikut.
G G
Melukis resultan dari A + B terlebih dahulu:

G G G
B A B

G G
B A

G G G
Melukis resultan dari ( A − B) + C :

G G G
( A  B)  C

G
C G
B
G G
A B
G
A
G G G G G
Melukis resultan dari P = A − B + C − D :
Vektor | 137

G G G
( A  B)  C G
P

G
C G
G B
D G G
A B
G
A
G
D

3. Metode Anali s untuk Resultan Dua Vektor atau Lebih yang Tidak
Sejajar (Segaris)
Sebelum Anda memulai materi ini, Anda harus tahu bagai-
mana teknik dasar dalam menguraikan vektor menjadi komponen-
komponennya. Oleh karena itu, sebaiknya Anda pelajari dahulu
tentang trigonometri dasar dan penguraian vektor menjadi
komponen-komponennya.

a. Penger an Trigonometri
Secara umum penger an Trigonometri adalah nilai per-
bandingan sisi-sisi di dalam segi ga. Is lah is lah dasar di
dalam trigonometri ada 3, yaitu: sin (sinus), cos (cosinus),
dan tan (tangen). Untuk lebih jelasnya perha kan Gambar 23
berikut.
138 | M V (B A )

miring
depan C
A

D
B
samping
Gambar 23

Berdasarkan pada Gambar 23, dapat ditulis persamaan-persamaan


dasar trigonometri sebagai berikut.

depan A 1 C
sin α = = csc α = =
miring C sin α A

samping B 1 C
cos α = = sec α = =
miring C cos α B

depan A 1 B
tan α = = cot α = =
samping B tan α A

b. Penguraian vektor menjadi komponen-komponennya


Cara menguraikan vektor menjadi vektor komponen-kompo-
nennya sangat pen ng untuk dikuasai, karena cara ini dapat
digunakan untuk mancari resultan dari beberapa vektor. Penguraian
vektor adalah suatu cara menyatakan sebuah vektor dengan dua
Vektor | 139

vektor lain yang saling tegak lurus dalam bidang cartesius. Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
G
1. Misalkan diketahui sebuah vektor P seper digambarkan pada
Gambar 24a berikut.
Y

G
P

D
X
Gambar 24a

2. Tarik garis proyeksi tegak lurus dari ujung vektor ke arah


sumbu X dan sumbu Y (Gambar 24b).

G
P

D
X
Gambar 24b
140 | M V (B A )

3. Gambar dua vektor dari k pusat koordinat menuju k


potong garis proyeksi pada sumbu X dan sumbu Y. Kemudian,
beri nama masing-masing vektor tersebut dengan PX dan PY
(Gambar 24c).
Y

G
P
PY

D
PX X
Gambar 24c

Setelah menguraikan vektor menjadi komponen-komponen


pada sumbu x dan sumbu y, kemudian menghitung besar
atau nilai dari vektor tersebut. Untuk mencari nilai vektor
digunakan dalil Phytagoras sebagai berikut.

G
P
PY
P
PY

D
PX
D
PX X
Gambar 25
Vektor | 141

Berdasarkan gambar segi ga pada Gambar 25, kita dapat menentu-


kan nilai dari PX dan PY dengan menggunakan aturan perbandingan
trigonometri pada segi ga siku-siku, yaitu:

PX Py
cos α = ] PX = P cos α dan sin α = ] PY = P sin α .
P P
Berdasarkan Gambar 25, kita juga dapat menghitung nilai dan arah
G
vektor P dengan dalil Phytagoras sebagai berikut.
G G
1. Nilai vektor P = P = P = PX2 + PY2
G PY
2. Arah vektor P : tan α =
PX

1.2 Penguraian Vektor Menjadi


Komponen-komponen

Contoh 1
Gambar di samping memper- Y
G
lihatkan sebuah vektor a yang
memiliki nilai 10 satuan bersudut G
a
30° terhadap sumbu x. Tentukan
nilai komponen vektor tersebut
pada sumbu x dan y.

Penyelesaian
Diketahui : 30o
G
a = a = 10 satuan; α = 30° X

Ditanyakan : ax dan ay

Jawab :
142 | M V (B A )

Komponen pada sumbu x Y


ax = a cos α
G
= 10 cos 30o a

(2 )
aY
= 10 1 3

ax = 5 3 satuan

Komponen pada sumbu y 30o


aX X
ax = a cos α
= 10 cos 30o
= 10 1 (2)
ax = 5 satuan
Jadi, besar komponen vektor tersebut pada sumbu x dan y adalah
5 3 satuan dan 5 satuan.

Contoh 2
G
Gambar di samping memperlihatkan sebuah vektor a yang memiliki
nilai 10 satuan bersudut 30°
terhadap sumbu x nega f. Y
Tentukan nilai komponen vektor G
tersebut pada sumbu x dan y. a

Penyelesaian
G
Diketahui : a = a = 10 satuan;
α = 30° terhadap sumbu x
nega f (vektor di kuadran II)
30o
Ditanyakan : ax dan aY
X
Vektor | 143

Jawab :
Komponen pada sumbu x Y

a X = − a cos α (diberi G
a
tanda negatif karena aY
kuadran II)
= –10 cos 30o

( )
= –10 1 3
2
30o
ax = – 5 3 satuan aX X

Komponen pada sumbu y Ingat aturan kuadran


aY = a sin α (diberi 90o

tanda posi f karena Kuadran II Kuadran I


sin positif sin positif
di kuadran II) cos negatif cos positif
0o
180o
= 10 sin 30 o 360o

(2)
Kuadran II
IIII Kuadran IV
= 10 1 sin negatif sin negatif
cos negatif cos positif
270o
ay = 5 satuan
Jadi, besar komponen vektor tersebut pada sumbu x dan y adalah
− 5 3 satuan dan 5 satuan.
c. Penjumlahan Vektor secara Anali s
Sebelumnya telah dijelaskan penjumlahan vektor dengan
metode segi ga, metode jajargenjang, dan metode poligon.
Penjumlahan vektor juga dapat dilakukan dengan cara anali s,
yaitu dengan melakukan penjumlahan komponen-komponen
vektor pada sumbu x dan sumbu y. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut.
144 | M V (B A )

1. Menguraikan se ap vektor y

menjadi komponen-komponen
pada sumbu x dan sumbu y G
G V
kemudian menghitung besar Vy
komponen-komponen itu D
G x
dengan persamaan O Vx

V x = V cos α dan V y = V sin α


2. Menjumlahkan komponen-komponen vektor pada sumbu x dan
sumbu y.

R x = ∑ V x = V1x + V2 x + V3 x + " + Vnx

R y = ∑ V y = V1 y + V2 y + V3 y + " + Vny
3. Menghitung besar dan arah resultan vektor dengan dalil Phytagoras.
Nilai ditentukan dengan persamaan:

R = R x2 + R y2

Arah ditentukan dengan persamaan:


Ry
tan α =
Rx

1.3 Penjumlahan Vektor


dengan Cara Anali s

Contoh 1
G G
Vektor A dengan panjang 5 dan vektor B dengan panjang 3 satuan
G
diperlihatkan pada Gambar disamping. Gambar dan hitung panjang P
G
dan Q apabila:
Vektor | 145

G G G y
a. PG = AG + BG
b. Q = A− B G
A
Penyelesaian:
G G G
a. P= A+ B
Langkah 1 Menghitung besar
komponen-komponen ap vektor
G
Dari soal: 60o B
x
A = 5 satuan α1 = 50
B = 6 satuan α2 = 600

sehingga kita dapat menyelesaikan vektor-vektor tersebut satu per


satu.

y G
Untuk vektor A (di kuadran I)
G
A Pada sumbu x:
G
AY ()
Ax = 5cos 60o = 5 1 = 5 satuan
2 2
Pada sumbu y:

( )
Ay = 5sin 60o = 5 1 3 = 5 3 satuan
2 2

60o
G x
AX
146 | M V (B A )

y G
Untuk vektor B (di kuadran I)

Pada sumbu x:
Bx = 3 cos 0o = 3(1) = 3 satuan

Pada sumbu y:
By = 3 sin 0o = 0
G
B
x

Langkah 2 Menghitung resultan dari komponen-komponen ap vektor


pada sumbu x dan sumbu y

5 1
Px = Ax + Bx = +3= satuan
2 2
5 5
Py = Ay + By = 3+0 = 3 satuan
2 2 G
Langkah 3 Menghitung besar dan arah vektor resultan P
G
Nilai resultan P :

(112 ) + ( 52 3 ) =
2
P = Px27 + Py2 = 121 + 75 = 196 = 49 = 7 satuan
4 4 4

G
Arah resultan P :

5
Py 2 3 5
tan α R = = = 3 ⇔ α R = 38o
Px 11 11
2
Vektor | 147

Jadi, besar vektor resultan y

adalah 8 satuan dan arah- G


nya membentuk sudut 38o A

terhadap sumbu x posi f. G G G


P A B

DR
G x
G G G B
b. Q = A− B
Langkah 1 Menghitung besar komponen-komponen ap vektor
y
G
G Untuk vektor A (di kuadran I)
A
Pada sumbu x:
G
AY
()
Ax = 5cos 60o = 5 1 = 5 satuan
2 2
Pada sumbu y:

60o
x
( )
Ax = 5sin 60o = 5 1 3 = 5 3 satuan
2 2
G
AX

y G
Untuk vektor B (di kuadran II)
Pada sumbu x:
Bx = −3 cos 0o = −3(1) = −3 satuan (tanda
nega f karena proyeksi di kiri atau di
sumbu x nega f)
G
B Pada sumbu y:
x
By = 3 sin 0o = 0
148 | M V (B A )

Langkah 2 Menghitung resultan dari komponen-komponen ap vektor


pada sumbu x dan sumbu y
5 1
Qx = Ax + Bx = − 3 = − satuan
2 2
5 5
Qy = Ay + By = 3−0= 3 satuan
2 2
G
Langkah 3 Menghitung besar dan arah vektor resultan Q
G
Nilai resultan Q :

( ) ( )
2 2

Q = Qx2 + Qy2 = −1 + 5 3 = 1 + 75 = 76 = 19 = 4,36 satuan


2 2 4 4 4
G
Arah resultan Q :

5 y
Qy 2 3
tan α R = = = −5 3 ⇔ α R = −83o
Qx −1
2
(terhadap sumbu x nega f di kuadran II) G
A
G G G
Q A B
Jadi, besar vektor resultan adalah
DR
4,36 satuan dan arahnya membentuk G x
B
sudut 83o terhadap sumbu x negai f di
kuadran II.

Contoh 2
Empat buah vektor sebidang dan se k tangkap masing-masing
panjangnya 4, 6, 4, dan 2 satuan. Tiga buah vektor membentuk
sudut dengan vektor pertama masing-masing 60o, 120o, dan 240o.
Hitunglah besar dan arah vektor resultan.
Vektor | 149

y G
G F2
F3

120 o 60 o
o
240
G x
F1

G
F4

Penyelesaian
Langkah 1 Menghitung besar komponen-komponen ap vektor
Dari soal:

F1 = 4 α1 = 0o F3 = 4 α3 = 120o
F2 = 6 α2 = 60o F4 = 2 α4 = 240o
sehingga kita dapat menyelesaikan vektor-vektor tersebut satu per satu.
y
Untuk vektor F1 (di kuadran I)
Pada sumbu x:
F1x = 4 cos 0 o = 4
Pada sumbu y: x
G
F1 y = 4 sin 0 o = 0 F1
150 | M V (B A )

y G
F2
Untuk vektor F2 (di kuadran I)

F2 sin 60o
Pada sumbu x:
F2x = 6cos 60o = 3 60 o
Pada sumbu y: x
F2 cos 60o
F2y = 6sin 60o = 3 3

Untuk vektor F3 (di kuadran II) y


Pada sumbu x:
G

F3 sin 60o
F3x = –4 cos 60o = –2 (tanda F3
nega f karena proyeksi di kiri
atau di sumbu x nega f) 60o 120 o
x
Pada sumbu y:
 F3 cos 60o
F3y = 4 sin 60o = 2 3 (tanda
posi f karena proyeksi di atas
atau di sumbu x posi f)

y
Untuk vektor F4 (di kuadran III)
Pada sumbu x:
F4x = –2 cos 60o = –1 (tanda 240 o
nega f karena proyeksi di kiri F4 cos 60o
x
atau di sumbu x nega f)
F4 sin 60o

60o
Pada sumbu y:
F4y = –2 sin 60o = – 3 (tanda G
F4
nega f karena proyeksi di bawah
atau di sumbu y nega f)
Vektor | 151

Langkah 2 Menghitung resultan dari komponen-komponen ap vektor


pada sumbu x dan sumbu y
R x = ∑ Fx = F1x + F2 x + F3 x + F4 x = 4 + 3 + (−2) + (−1) = 4
R y = ∑ F y = F1 y + F2 y + F3 y + F4 y = 0 + 3 3 + 2 3 − 3 = 4 3
Langkah 3 Menghitung besar dan arah vektor resultan

( ) = 64 = 8 satuan
2
R = Rx2 + Ry2 = 42 + 4 3

Ry 4 3
tan α R = = = 3 ⇔ α R = 60o
Rx 4

Jadi, besar vektor resultan adalah 8 satuan dan arahnya membentuk


sudut 60o terhadap sumbu x posi f.

Aplikasi Hukum I Newton

Sekantong semen dengan berat 500 N digantung pada tali seper


pada Gambar 12. Dua tali membentuk sudut θ1 = 60ο dan θ2 = 30ο
terhadap horizontal. Apabila sistem dalam keadaan seimbang, tentukan
gaya tegangan tali T1, T2, dan T3.

T1 T2
T1 T2

T3

Gambar 26. Sekantong semen yang diikat tali-tali


152 | M V (B A )

Penyelesaian:
y
T3
T2
T1

600 300
x

w
T3
(a) (b)

Gambar 27. (a) Diagram gaya-gaya bebas pada sekantong semen.


(b) Diagram gaya-gaya bebas berkaitan dengan ga tali

Dari Hukum I Newton dan Gambar 27a diperoleh:

∑F y =0
T3 − w = 0
T3 = w = 500 N..................................................................... (*)

Dari Hukum I Newton dan Gambar 27b diperoleh:


ΣFx = 0
–T1 cos 60o + T2 cos 30o = 0
–T1 cos 60o = T2 cos 30o

() ( )
T1 1 = T2 1 3
2 2

T1 = 3T2 ............................................................................. (**)

ΣFy = 0
T1 sin 60o + T2 sin 30o – T3 = 0
Vektor | 153

Dari persamaan (*) dan (**):


3 T2 sin 60o + T2 sin 30o – 500 = 0

2( ) ()
3T2 1 3 + T2 1 = 500
2
2T2 = 500
T2 = 250 N ....................................................................... (***)
Dari persamaan (**) dan (***) diperoleh T1 = 250 3 N.

Resultan Perpindahan

Wa berjalan kaki dari rumahnya. Ia berjalan 100 meter ke mur


kemudian berbelok 60o utara dari mur dan berjalan sejauh 120 meter,
kemudian berbelok 120o utara dari mur dan berjalan sejauh 100
meter, dan akhirnya berbelok 60o selatan dari barat dan berjalan sejauh
60 meter (lihat Gambar 28). Tentukan nilai dan arah perpindahan Wa
diukur dari rumahnya.
y (utara)

60o
100 m
60 m
120o

120 m

100 m 60o
x (timur)
Gambar 28
154 | M V (B A )

Penyelesaian
Langkah 1 Menghitung besar komponen-komponen ap vektor
y
Untuk vektor s1 (di kuadran I)
Pada sumbu x:
s1x = 100 cos 0o = 100 (1) = 100 meter
G x
Pada sumbu y: s1
s1y = 10 sin 0o =0

y
Untuk vektor s2 (di kuadran I)
G
Pada sumbu x: s2
s2 sin 60o
()
s2 x = 120cos 60o = 120 1 = 60 meter
2
Pada sumbu y: 60 o

2 ( )
s2 y = 120sin 60o = 120 1 3 = 60 3 meter s2 cos 60o
x

Untuk vektor s3 (di kuadran II)


Pada sumbu x: y
()
s3 x = −100cos 60o = −100 1 = −50 meter
2 G
s3 sin 60o

s3
(tanda nega f karena proyeksi di kiri atau
di sumbu x nega f) 60o 120 o
x
Pada sumbu y:  s3 cos 60o
( )
s3 y = 100sin 60o = 100 1 3 = 50 3 meter
2

(tanda posi f karena proyeksi di atas atau


di sumbu x posi f)
Vektor | 155

y
Untuk vektor s4 (di kuadran III)
Pada sumbu x:
()
s4 x = −60cos 60o = −60 1 = −30 meter
2 s4 cos 60 o
240 o

s4 sin 60o


(tanda nega f karena proyeksi di kiri
60o
atau di sumbu x nega f)
Pada sumbu y: G
s4

( )
s4 y = −60sin 60o = −60 1 3 = −30 3
2
(tanda nega f karena proyeksi di bawah
atau di sumbu y nega f)

Langkah 2 Menghitung resultan dari komponen-komponen ap vektor


pada sumbu x dan sumbu y
sx = Σsx = s1x + s2x + s3x + s4x = 60 + 100 + (–50) + (–30) = 80 meter
sy = Σsx = s1y + s2y + s3y + s4y = 0 + 60 3 + 50 3 – 30 3
= 80 3 meter
Langkah 3 Menghitung besar dan arah vektor resultan perpindahan

( )
2
s = sx2 + s y2 = 802 + 80 3 = 6400 + 19200 = 160 meter

s y 80 3
tan α R = = = 3 ⇔ α R = 60o
sx 80

Jadi, besar vektor resultan perpindahan Wati adalah 160 meter dan
arahnya membentuk sudut 60o terhadap sumbu x positif (terhadap arah
timur).
EVALUASI
EVALUASI
EVALUASI
EVALUASI
156 | M V (B A )

EVALUASI

1. Gambarkan resultan dari vektor-vektor berikut ini.


G G G
a. R = P+Q

G G G G
b. R = P+Q+S

G G G
c. R = P+Q

G G G G
d. R = A1 + A2 + A3
Vektor | 157

2. Gambarkan resultan dari vektor-vektor berikut ini.


G G G
a. R = P −Q

G G G G
b. R = P+Q−S

G G G
c. R = P −Q

G G G G
d. R = B1 + B2 − B3
158 | M V (B A )

G G G G G
3. Terdapat lima buah vektor yaitu vektor a , b , c , d dan e dengan
besar dan arah ditunjukkan seper pada gambar di bawah ini.
Gambarkan vektor resultan dari lima buah vektor tersebut meng-
gunakan:
a. metode jajargenjang,
b. metode poligon.

G G
b d
G
a

G G
c e

4. Perhatikan tiga vektor berikut ini.

Y
F2

30o

F1
x
60o

F3
G
a
Vektor | 159

Vektor F1 = 20 satuan, F2 = 20 satuan, dan F3 = 24 satuan seper


pada gambar di atas.
a. Tentukan nilai dan arah resultan ke ga vektor tersebut.
b. Gambarkan resultan ke ga vektor tersebut.
5. Seorang anak berjalan seperti yang diperlihatkan gambar di bawah
ini. Tentukan nilai dan arah perpindahan anak itu diukur dari titik
awal perjalanannya.

awal 100 m x

akhir 300 m

200 m

o
30 o
60 150 m

Anda mungkin juga menyukai