Panjang lintasan sirkuit Sepang adalah 5, 543 km dan jumlah putaran balap pada
lomba tersebut adalah 21 kali putaran. Dan Andrea Dovizioso berhasil mencatat
waktu tercepat yaitu selama 42 menit 27 detik. Dengan melihat lintasan yang
dilaluinya, berarti Dovizioso menempu jarak sepanjang 21 × 5,543 km = 116,403
km. Namun perpindahan Dovi adalah Nol. Mengapa demikian?
Besar perpindahan dihitung dari kedudukan awal dan kedudukan akhir atau
perubahan posisi dari kedudukan awal sampai kedudukan akhir dengan kata lain
perpindahan adalah jarak terdekat dari kedudukan awal sampai kedudukan akhir.
Misalkan untuk melakukan 1 kali putaran, dovizioso menempuh lintasan dari titik
A menuju titik E melalui titik B, C dan D. jarak yang ditempuh oleh Dovi adalah
jarak A ke B ditambah jarak B ke C ditambah jarak C ke D dan ditambah jarak D ke
E. jika melakukan 21 kali putaran maka 21 dikali panjang lintasan 1 putaran.
Secara matematis ditulis sebagai berikut
Jarak = (AB + BC + CD + DE) × 21
Karena panjang lintasan sirkuit adalah 5, 543 km, maka
AB + BC + CD + DE = 5, 543 km
Sehingga jarak yang ditempuh Dovizionso selama race adalah
Jarak = 5,543 km × 21 = 116,403 km
Rumus jarak tersebut berlaku untuk semua arah gerak benda baik yang segaris,
tegak lurus maupun sembarang arah. Perhatikan contoh berikut
Perpindahan Abenx = AC
∆s = AC
AC = √(AB2 + BC2)
AC = √(1002 + 502)
AC = √(10000 + 2500)
AC = √12500 = 111,8 m
Jadi, perpindahan yang dialami Abenx adalah 111,8 m.
Untuk Fatur
Contoh 2
Seseorang mengendarai mobil dari A menuju C kemudian berbalik menuju B.
perhatikan gambar berikut ini.
a. Dari gambar di atas, berapakah jarak yang ditempuh? Dan berapa pula
perpindahannya?
b. Jika mobil bergerak dari A menuju C kemudian berbalik menuju A lagi,
berapakah jarak yang ditempuh? Dan berapa pula perpindahan mobil tersebut?
Jawab
Untuk jawaban a
Jarak tempuh = AC + CB
s = AB + BC + CB
s = 10 + 20 + 20
s = 50 km
Perpindahan = AB
∆s = AB
∆s = AC – CB (arah berlawanan)
∆s = 30 – 20
∆s = 10 km
Jadi, jarak tempuhnya adalah 50 km dan perpindahannya adalah 10 km
Untuk jawaban b
Jarak tempuh = AC + CA
s = 30 + 30
s = 60 km
Perpindahan = AC − CA
∆s = AC − CA
∆s = 30 − 30
∆s = 0 km
Jadi, jarak tempuhnya adalah 60 km dan perpindahannya adalah 0 km
Kelajuan vs Kecepatan: Pengertian, Jenis,
Rumus, Grafik, Perbedaan, Contoh Soal dan
Pembahasan
Jika kalian duduk di kursi depan sebuah mobil tentunya kalian penah dong
memperhatikan jarum penunjuk pada speedometer mobil. Tahukah kalian,
menunjukkan nilai apakah yang tertera pada speedometer tersebut? Apakah
menunjukkan kecepatan atau kelajuan?
Kecepatan dan kelajuan merupakan dua besaran turunan yang sama jika
dipandang dari segi satuan dan dimensi besaran fisika, tetapi arti secara fisisnya
berbeda. Lalu tahukah kalian di mana letak perbedaan fisisnya?
Jarak total = AC
AC = AB + BC
AC = 80 m + 50 m
AC = 130 m
Perpindahan = AC
AC = AB − BC
AC = 80 m − 50 m
AC = 30 m
Maka:
Kelajuan rata-rata = jarak total/waktu tempuh
Kelajuan rata-rata = 130 m/50 s
Kelajuan rata-rata = 2,6 m/s
Contoh 2
Kedudukan sebuah mobil yang sedang bergerak dinyatakan oleh persamaan x =
2t2+ 2t – 2, dengan x dalam meter dan t dalam sekon. Hitunglah kecepatan sesaat
mobil pada waktu t = 1 sekon.
Penyelesaian
Persamaan kedudukan x = 2t2 + 2t – 2
Untuk t = 1 → x1 = 2(1)2 + 2(1) – 2 = 2 m
Untuk menentukan kecepatan sesaat, ambil beberapa selang waktu (∆t) yang
berbeda dengan selisih sekecil mungkin. Misalkan ∆t1 = 0,1 s; ∆t2 = 0,01 s; ∆t3 =
0,001 s.
Untuk ∆t = 0,1 s
t2 = t1 + ∆t
t2 = 1 + 0,1 = 1,1 s
x2 = 2(1,1)2 + 2(1,1) – 2
x2 = 2,42 + 2,2 – 2
x2 = 2,62 m
vrata-rata = (x2 – x1)/(t2 – t1)
vrata-rata = (2,62 – 2)/0,1
vrata-rata = 6,2 m/s
Untuk ∆t = 0,01 s
t2 = t1 + ∆t
t2 = 1 + 0,01 = 1,01 s
x2 = 2(1,01)2 + 2(1,01) – 2
x2 = 2,0402 + 2,02 – 2
x2 = 2,0602 m
vrata-rata = (x2 – x1)/(t2 – t1)
vrata-rata = (2,0602 – 2)/0,01
vrata-rata = 6,02 m/s
Untuk ∆t = 0,001 s
t2 = t1 + ∆t
t2 = 1 + 0,001 = 1,001 s
x2 = 2(1,001)2 + 2(1,001) – 2
x2 = 2,004002 + 2,002 – 2
x2 = 2,006002 m
vrata-rata = (x2 – x1)/(t2 – t1)
vrata-rata = (2,006002 – 2)/0,001
vrata-rata = 6,002 m/s
kemudian selang waktu dan kecepatan rata-rata dimasukkan dalam tabel berikut
ini.
∆t (s) vrata-rata (m/s)
0,1 6,2
0,01 6,02
0,001 6,002
Berdasarkan tabel di atas, nampak bahwa untuk nilai ∆t yang makin kecil
(mendekati nol), kecepatan rata-rata makin mendekati 6 m/s. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa kecepatan sesaat pada saat t = 1 s adalah 6 m/s.
Di dalam fisika disebut apakah gerak kereta api pada rel yang lurus dengan
kecepatan stabil seperti pada kasus di atas? untuk menjawab pertanyaan ini
simak secara seksama penjelasan-penjelasan berikut ini.
Yang dimaksud dengan kecepatan tetap adalah benda menempuh jarak yang
sama untuk selang waktu yang sama. Misalkan sebuah mobil bergerak dengan
kecepatan tetap 60 km/jam, artinya tiap 1 jam mobil menempuh jarak 60 km, tiap
½ jam mobil menempuh jarak 30 km, atau tiap 1 menit mobil menempuh jarak 1
km.
Namun pada kenyataannya, benda yang melakukan gerak lurus beraturan sangat
sulit ditemukan karena pada umumnya benda yang bergerak akan mengalami
percepatan dan perlambatan sehingga kecepatan menjadai tidak konstan. Benda
hanya melakukan gerak lurus beraturan untuk beberapa waktu tertentu.
Contohnya adalah sebuah kereta api yang bergerak pada lintasan rel yang lurus
dan mobil yang bergerak di jalan tol bebas hambatan.
Kecepatan benda yang bergerak lurus beraturan akan bernilai sama dengan
kelajuannya jika panjang lintasan atau jarak sama dengan besar perpindahan
benda tersebut. Namun jika jarak tempuh tidak sama dengan perpindahan benda
maka besar kecepatan benda lebih kecil daripada kelajuannya.
s
v=
t
Keterangan:
v = kecepatan (m/s)
s = perpindahan (m)
t = waktu (s)
Rumus Kelajuan
Rumus kelajuan pada GLB dapat dituliskan sebagai berikut:
s
v=
t
Keterangan:
v = kelajuan (m/s)
s = jarak (m)
t = waktu (s)
rumus kecepatan dan kelajuan di atas memang terlihat sama akan tetapi secara
harfiah kedua besaran ini berbeda. Kecepatan merupakan besaran vektor
sehingga dapat berharga positif atau negatif sedangkan kelajuan merupakan
besaran skalar sehingga nilainya selalu positif.
Info penting!
Rumus kecepatan dan kelajuan di atas merupakan rumus kecepatan
sesaat dan kelajuan sesaat, karena pada dasarnya sulit sekali ditemukan benda
yang dapat bergerak dengan kecepatan yang konstan. Suatu benda hanya
mengalami kecepatan yang konstan dalam selang waktu yang sangat singkat
sehingga digunakanlah rumus kecepatan dan kelajuan sesaat.
Kelajuan sesaat adalah total jarak yang ditempuh suatu benda pada selang waktu
yang sangat pendek. Sedangkan kecepatan sesaat adalah total perpindahan yang
ditempuh suatu benda pada selang waktu yang sangat pendek. Karena kecepatan
sesaat terjadi dalam waktu yang sangat singkat, maka kelajuan sesaat
merupakan besar/nilai dari kecepatan sesaat. Sehingga dalam gerak lurus
beraturan (GLB), konsep kecepatan dan kelajuan dianggap sama.
Rumus Perpindahan
Berdasarkan rumus kecepatan di atas, maka kita dapat mengetahui persamaan
perpindahan, yaitu sebagai berikut:
s =v.t
Keterangan:
s = perpindahan (m)
v = kecepatan (m/s)
t = waktu (s)
Rumus Jarak
Dari persamaan kelajuan di atas, maka rumus jarak dapat dituliskan sebgai
berikut:
s =v.t
Jika benda selama selang waktu tertentu telah menempuh jarak sejauh s0 maka
jarak akhir (st) benda tersebut dirumuskan:
st =s0 + v.t
Keterangan:
s = jarak (m)
s0 = jarak awal (m)
st = jarak akhir (m)
v = kelajuan (m/s)
t = waktu (s)
sama halnya dengan konsep kecepatan dan kelajuan pada gerak lurus beraturan
(GLB), perpindahan dan jarak juga dianggap sama. Namun secara harfiah
perpindahan dan jarak merupakan besaran yang berbeda.
∆s
v = tan α =
∆t
Dari grafik v-t di atas, kita dapat menentukan panjang lintasan atau jarak yang
ditempuh benda. Panjang lintasan akan sama dengan luas daerah yang dibentuk
kurva dengan sumbu t.
Untuk lebih memahami tentang jenis-jenis grafik gerak benda beserta cara
membaca grafiknya silahkan baca artikel tentang
Penyelesaian
v1 = 72 km/jam = 20 m/s
v2 = 90 km/jam = 25 m/s
Jarak kedua mobil = PQ = 18 km = 18.000 m
PQ = v1t + v2t
18.000 = (20t + 25t)
18.000 = 45t
45 t = 18.000
t = 400 s
PQ = v1t = (20 m/s)(400 s) = 8.000 m = 8 km
QR = v2t = (25 m/s)(400 s) = 10.000 m = 10 km
Jadi kedua mobil tersebut berpapasan setelah 400 s bergerak, dan setelah
mobil pertama menempuh 8 km atau setelah mobil kedua menempuh jarak 10
km.
Disebut apakah gerak sepeda kita dengan besar kecepatan yang berubah-ubah
ketika melalui jalan datar, tanjakan dan turunan tersebut? Konsep gerak sepeda
dengan besar kecepatan sedemikian rupa berhubungan dengan konsep gerak
lurus berubah beraturan. Untuk memahami konsep gerak ini, perhatikan
penjelasan berikut ini.
Kecepatan gerak benda pada GLBB dapat berubah secara teratur karena benda
mengalami percepatan atau perlambatan yang konstan atau tetap. Seperti pada
kasus bersepeda di jalan turunan, maka kita akan mengalami percepatan
sedangkan di jalan tanjakan kita akan mengalami perlambatan. Jadi, gerak lurus
berubah beraturan juga dapat diartikan sebagai gerak lurus dengan percepatan
yang tetap.
Namun kenyataanya, ketika bersepeda kita tidak mengalami percepatan atau
perlambatan yang tetap, karena sangat sulit untuk mengendalikan percepatan
yang stabil saat mengayuh sepeda. Contoh nyata benda yang mengalami gerak
lurus berubah beraturan (GLBB) adalah saat kita melemparkan sebuah bola
vertikal ke atas.
Selama bergerak vertikal ke atas, bola mengalami perlambatan secara beraturan
menurut selang waktu tertentu. Pada titik tertinggi, besar kecepatannya nol. Pada
saat bola kembali jatuh ke tanah, besar kecepatannya bertambah secara
beraturan menurut selang waktu tertentu.
Untuk membedakan gerak benda termasuk GLB atau GLBB sangat mudah sekali.
Untuk benda yang melakukan gerak lurus beraturan (GLB) kecepatan benda selalu
konstan sehingga tidak ada istilah kecepatan awal, kecepatan akhir, diam,
berhenti, percepatan atau gravitasi bumi.
Sedangkan untuk benda yang melakukan gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
akan selalu ada istilah kecepatan awal, kecepatan akhir, diam, berhenti,
percepatan atau gravitasi bumi.
Hubungan antara Kecepatan (v), Percepatan (a) dan Waktu (t) pada
GLBB
Kita tahu bahwa rumus percepatan adalah perubahan kecepatan dibagi selang
waktu. secara matematis rumus percepatan ditulis:
v – v0
a= ……………pers. (1)
t
Jika kedua ruas kita kalikan dengan t, maka persamaan (1) akan menjadi:
at = v – v0 ……………pers. (2)
Dari persamaan (2) kita dapat menentukan kecepatan sebuah benda setelah
selang waktu tertentu jika diketahui percepatannya. Rumus kecepatan pada GLBB
adalah sebagai berikut:
v= v0 ± at ……………pers. (3)
Keterangan:
v0 = kecepatan awal (m/s)
v = kecepatan akhir (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
Tanda ± menunjukkan bahwa nilai percepatan dapat berharga positif dan negatif.
Jika positif berarti benda mengalami percepatan dan jika negatif berarti benda
mengalami perlambatan.
Hubungan antara Jarak (s), Percepatan (a) dan Waktu (t) pada GLBB
Selanjutnya kita akan menentukan jarak benda setelah selang waktu t ketika
benda tersebut mengalami percepatan konstan. Dari rumus kecepatan rata-rata:
s – s0
vrata2 = ……………pers. (4)
t
Keterangan:
s0 = Jarak awal (m)
s = Jarak akhir (m)
v0 = kecepatan awal (m/s)
v = kecepatan akhir (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
Hubungan antara Jarak (s), Kecepatan (v) dan Percepatan (a) pada
GLBB
Dalam hubungan ini, kita akan menurunkan persamaan selanjutnya, yang berguna
pada soal dimana waktu t tidak diketahui. Dari persamaan (1) kita peroleh rumus:
v – v0
t= ……………pers. (10)
a
v + v0 v − v0
s = s0 + ( )( )
2 a
v 2 – v 02
s = s0 +
2a
v2 = v02 ± 2a (s – s0)
v2 = v02 ± 2a ∆s ………………………pers. (11)
Keterangan:
∆s = perpindahan (m)
v0 = kecepatan awal (m/s)
v = kecepatan akhir (m/s)
a = percepatan (m/s2)
Kita sekarang sudah mempunyai tiga rumus penting untuk menyelesaikan soal
yang berhubungan denga gerak lurus berubah beratutan (GLBB). Jika kita
kumpulkan ketiga rumus tersebut adalah:
v = v0 ± at
s = s0 + v0t ± ½ at2
v2 = v02 ± 2as
Berdasarkan gambar kedua grafik v-t pada GLBB diatas, kemiringan kurva
merupakan besar percepatan benda, sehingga nilai percepatan dirumuskan:
∆v
a = tan α =
∆t
Dan luas daerah di bawah kurva (daerah yang di arsir) merupakan besar jarak
yang ditempuh benda.
penyelesaian
Diketahui:
V0 = 0 (diam)
a = 20 m/s2
t=5s
Contoh Soal 2
Muhammad Zeni seorang atlet balap sepeda Lampung dapat mengayuh
sepedanya dengan kecepatan awal 10 km/jam pada suatu perlombaan. Atlet
tersebut dapat mencapai garis finish dalam waktu 2 jam dengan percepatan
20 km/jam. Tentukan panjang lintasan yang ditempuh atlet tersebut.
Penyelesaian
Diketahui:
s0 = 0 (perlombaan dimulai dari garis start)
V0 = 10 km/jam
a = 20 km/jam
t = 2 jam
Ditanya: s, maka
s = s0 + v0t + ½ at2
s = 0 + (10)(2) + (½)(20)(2)2
s = 20 + 40
s = 60 km
jadi jarak yang ditempuh Zeni selama perlombaan adalah 60 km.
Contoh Soal 3
Sebuah benda bergerak dengan percepatan 8 m/s2. Jika kecepatan awal benda
6 m/s, tentukan kecepatan benda setelah menempuh jarak 4 m.
Penyelesaian
Diketahui:
s=4m
V0 = 6 m/s
a = 8 m/s2
Ditanya: v, maka
v2 = v02 + 2as
v2 = (6)2 + 2(8)(4)
v2 = 36 + 64
v2 = 100
v = 10 m/s
jadi kecepatan akhir benda setelah menempuh jarak 4 m adalah 10 m/s.