Anda di halaman 1dari 169

LAPORAN TUGAS AKHIR

PENGARUH PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP


HARGA SAHAM
(Studi Empiris pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018)

Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menempuh Ujian
Sarjana Akuntansi Program Studi S1 Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Bisnis
Universitas Widyatama

Pelaksana

Mahasiswa :
Nama : Muhamad Rizky
NPM : 0118121009

Dosen Pembimbing :
Nama : Mochamad Kohar Mudzakar, S.E., M.Si.
NIP/NIDN : 1110594029/0403055702

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WIDYATAMA
2020
HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

JUDUL :PENGARUH PROFITABILITAS DAN

SOLVABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM

(studi pada perusahaan property dan real estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018)

PELAKSANA
MAHASISWA

Nama Mahasiswa : Muhamad Rizky


NPM 0118121009
Program Studi : S1 Akuntansi
Email : Mrizky22797@yahoo.com

DOSEN PEMBIMBING
Nama : Mochamad Kohar Mudzakar, S.E., M.Si.
NIP/NIDN : 1110594029/0403055702
Jabatan Fungsional : Lektor
Email : kohar.mudzakar@widyatama.ac.id
Biaya Tugas Akhir : Mandiri
Bandung, Maret 2020

Mengetahui, Pelaksanaan,
Pembimbingan Tugas Akhir,

Mochamad Kohar Mudzakar, S.E., M.Si. Muhamad Rizky


NIP/NIDN : 1110594029/0403055702 NPM : 0118121009

Menyetujui,
Ka. Prodi Akuntansi S1

Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M., Ak., C.A.


NIP/NIDN : 1110113280/0412128501

i
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Muhamad Rizky
NPM 0118121009
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 22 Juli 1997

Menyatakan bahwa skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas dan


Solvabilitas Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Property dan Real
Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018)” adalah benar-
benar hasil karya sendiri. Apabila tidak terbukti demikian, saya bersedia menerima
sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Bandung, Maret 2020


Penulis ,

Muhamad Rizky
0118121009
Pengaruh Profitablilitas dan Solvabilitas Terhadap Harga Saham

(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018)

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk mecari solusi atas fenomena yang terjadi dan
mengetahui pengaruh faktor keuangan terhadap harga saham pada perusahaan
property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga saham, sedangkan variabel
bebasnya adalah Profitabilitas dan Solvabilitas.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 34 perusahaan property dan real estate,
sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sehingga
sampel untuk penelitian ini berjumlah 12 perusahaan property dan real estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018. Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu data sekunder.
Analisis regresi berganda digunakan dengan taraf signifikansi 5%. Hasil pengujian
hipotesis menunjukkan bahwa secara parsial Profitabilitas dan Solvabilitas
berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan Profitabilitas dan Solvabilitas
memiliki pengaruh terhadap harga saham.

Kata Kunci : Profitablilitas, Solvabilitas, Harga Saham


Effect of Profitability and Solvency on Stock Prices

(Empirical Study On Company Sector Property and Real Estate Listed in


Indonesia Stock Exchange Periode 2016-2018)

ABSTRACT
The purpose of this study is to find solutions to the phenomena that occur and
determine the effect of financial factors on stock prices on property and real estate
companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016-2018. The dependent
variable in this study is the stock prices, while the independent variables are
Profitability and Solvency.
The population in this study amounted to 34 property and real estate companies,
while the sampling technique used was purposive sampling. So that the sample for
this study amounted to 12 property and real estate companies listed on the Indonesia
Stock Exchange in 2016-2018. The type of data used in this study is secondary data.
Multiple regression analysis was used with a significance level of 5%. The results of
hypothesis testing indicate that partially Profitability and Solvency affect the stock
price. Simultaneously Profitability and Solvency effect on stock prices.

Keywords: Profitability, Solvency, Stock Prices


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini yang berjudul:
“PENGARUH PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP HARGA
SAHAM” pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada periode 2016-2018. Penyusunan laporan tugas akhir ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu persyaratan bagi setiap mahasiswa semester akhir dalam
rangka menyelesaikan pendidikan pada program sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Widyatama.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir yang disusun masih jauh dari
kata sempurna, mengingat segala keterbatasan kemampuan, pengalaman dan
pengetahuan penulis, serta hambatan dan rintangan dalam penyusunan laporan ini.
Mengingat hal tersebut penulis telah berusaha semampu dan sebaik mungkin agar
laporan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai sumber ilmu pengetahuan yang
bermanfaat bagi berbagai pihak. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan guna penyempurnaan laporan tugas akhir ini.

Bandung, Maret 2020


Penulis,

Muhamad Rizky
UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, mungkin tidak akan terlaksana
tanpa bantuan, dorongan, bimbingan, dan petunjuk dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan memberikan bantuan
selama penyusunan laporan tugas akhir baik secara langsung maupun tidak langsung,
khususnya kepada:

1. Bapak Mochamad Kohar Mudzakar, S.E., M.Si. selaku Dosen


Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
meberikan arahan dalam menyusun laporan tugas akhir ini.

2. Ibu Sri Lestari Roespinoedji, S.H., selaku Ketua Badan Pengurus Yayasan
Widyatama
3. Bapak Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga,S.IP.,M.Si. selaku Rektor Universitas
Widyatama.
4. Bapak Deden Sutisna, Dr. M.N., S.E., M.Si. selaku Dekan Universitas
Widyatama.
5. Bapak Djoko S. Roespinoedji, S.E., PG. DIP. selaku Wakil Rektor Bidang
Operasional, SDM, dan Keuangan Universitas Widyatama
6. Bapak Prof. Dr. Mohd. Haizam Bin Mohd. Saudi selaku Wakil Rektor
Bidang Akademik, Perencanaan, dan Kerjasama Universitas Widyatama
7. Ibu Bunga Indah Bayunitri S.E., M.M., Ak., C.A. selaku Ketua Program
Studi Akuntansi S1 Universitas Widyatama.
8. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Widyatama yang telah membimbing, mendidik, dan
memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
9. Biro Kemahasiswaan, staf administrasi, staf perpustakaan, staf PUPD, dan
karyawan Universitas Widyatama lainnya yang telah memberikan bantuan
serta pelayanan yang baik kepada penulis.

10. Kedua Orang Tua saya yang telah memberikan doa, semangat dan
dukungan kepada saya selama menyusun tugas akhir ini.
11. Kepada keluarga saya yang selalu mengingatkan untuk selalu bekerja keras.
12. Kepada teman-teman terutama faldy, nissa, dan dewi, yang selalu
membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
13. Kepada sahabat saya, Rommy, Diva, Ewit, Manopo, Yune, Clau, Thariq,
Anzany, Salma, Veni dan lain-lain, yang selalu menghibur pada saat lelah
mengerjakan laporan tugas akhir.
14. Kepada seluruh teman-teman Widyatama yang selalu asyik.
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR............................................................i

SURAT PERNYATAAN..............................................................................................ii

ABSTRAK...................................................................................................................iii

ABSTRACT...................................................................................................................iv

KATA PENGANTAR...................................................................................................v

UCAPAN TERIMA KASIH........................................................................................vi

DAFTAR ISI..............................................................................................................viii

DAFTAR TABEL.......................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xiii

BAB 1 DAN PENDAHULUAN...................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah........................................................................................8

1.3 Pembatasan Masalah.......................................................................................9

1.4 Perumusan Masalah........................................................................................9

BAB 2..........................................................................................................................11

TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................11

2.1 Pembahasan Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan.................................11

2.1.1 Laporan Keuangan.................................................................................11

2.1.2 Analisis Rasio Keuangan.......................................................................22

2.1.3 Profitabilitas...........................................................................................39

2.1.4 Solvabilitas............................................................................................46
2.1.5 Saham....................................................................................................51

2.1.6 Harga Saham..........................................................................................53

2.1.7 Penelitian Terdahulu..............................................................................56

2.2 Kerangka Pemikiran......................................................................................61

2.2.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham....................................61

2.2.2 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Harga Saham.....................................63

2.2.3 Pengaruh Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Harga Saham.........64

2.2.4 Hipotesis Penelitian...............................................................................65

BAB III........................................................................................................................67

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN...............................................................67

3.1 Tujuan Penelitian..........................................................................................67

3.2 Manfaat Penelitian........................................................................................67

BAB IV........................................................................................................................69

METODE PENELITIAN............................................................................................69

4.1 Jenis Penelitian..............................................................................................69

4.1.1 Jenis dan Metode Penelitian..................................................................69

4.1.2 Unit Analisis..........................................................................................70

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian....................................................................70

4.2.1 Populasi Penelitian................................................................................70

4.2.2 Sampel Penelitian..................................................................................71

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................73

4.4 Data dan Sumber Data..................................................................................74

4.3.1 Objek Penelitian....................................................................................74


4.3.2 Sumber Data..........................................................................................74

4.5 Metode Pengumpulan Data...........................................................................74

4.6 Instrumen Penelitian.....................................................................................75

4.6.1 Variabel Independen..............................................................................76

4.6.2 Variabel Dependen................................................................................76

4.7 Teknik Analisis Data.....................................................................................80

4.7.1 Analisis Statistik Deskriptif...................................................................81

4.7.2 Pengujian Asumsi Klasik.......................................................................81

4.7.3 Analisis Regresi Linier Berganda..........................................................86

4.8 Pengujian Hipotesis......................................................................................87

4.8.1 Penetapan Hipotesis...............................................................................87

4.8.2 Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t)........................................................87

4.8.3 Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F)....................................................89

4.8.4 Koefisien Determinasi (Uji R2).............................................................90

4.8.5 Tingkatan Signifikansi...........................................................................91

4.9 Keabsahan Data............................................................................................91

4.9.1 Pemilihan Model Regresi......................................................................91

4.9.2 Pemilihan Model Regresi Data Panel....................................................93

4.9.3 Uji Lagrange Multiplier.........................................................................94

4.10 Prosedur Penelitian.......................................................................................95

BAB 5..........................................................................................................................96

HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................96

5.1 Profil Tempat Penelitian...............................................................................96


5.1.1 Gambaran Umum Penelitian...............................................................105

5.1.2 Gambaran Umum Variabel Penelitian.................................................106

5.2 Deskripsi Hasil Penelitian...........................................................................112

5.2.1 Analisis Model Regresi Data Panel.....................................................114

5.2.2 Pengujian Asumsi Klasik.....................................................................116

5.2.3 Uji Hipotesis Parsial (Uji t).................................................................121

5.2.4 Uji Hipotesis Simultan (Uji F).............................................................123

5.2.5 Uji Koefisien Determinasi (R2)...........................................................124

5.3 Pembahasan Penelitian................................................................................125

5.3.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham...................................125

5.3.2 Pengaruh Solvabilitas terhadap Harga Saham.....................................127

5.3.3 Pengaruh Profitabilitas dan Solvabilitas terhadap Harga Saham........128

BAB 6........................................................................................................................129

KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................129

6.1 Kesimpulan.................................................................................................129

6.2 Saran...........................................................................................................130

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................132

LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Harga Saham PT Lippo.................................................................................5


Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Sampel..........................................................................72
Tabel 4.2 Sampel Perusahaan Property dan Real Estate Yang Digunakan.................73
Tabel 4.3 Operasional Variabel...................................................................................76
Tabel 5.1 Nilai Profitabilitas (NPM) periode 2016-2018..........................................106
Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Profitabilitas (NPM) yang di Transformasi Logaritma
periode 2016-2018.....................................................................................................107
Tabel 5.3 Nilai Solvabilitas (DER) periode 2016-2018............................................108
Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Harga Saham periode 2016-2018................................110
Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Harga Saham yang di Transformasi Logaritma periode
2016-2018..................................................................................................................111
Tabel 5.6 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian.....................................................112
Tabel 5.7 Uji Chow...................................................................................................114
Tabel 5.8 Hasil Regresi Fixed effect model..............................................................115
Tabel 5.9 Hasil Uji Multikolinearitas........................................................................118
Tabel 5.10 Hasil Uji Autokorelasi.............................................................................120
Tabel 5.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas...................................................................121
Tabel 5.12 Hasil Uji Hipotesis Parsial (Uji t)............................................................121
Tabel 5.13 Tabel Uji Hipotesis Simultan (Uji F)......................................................123
Tabel 5.14 Koefisien Determinasi.............................................................................124
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran................................................................................65


Gambar 5.1 Hasil Uji Normalitas..............................................................................117
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini, peranan pasar modal sangat penting berkaitan

dengan fungsi pasar modal itu sendiri yakni mempertemukan pihak yang

membutuhkan dana dengan pihak yang ingin menanamkan modalnya pada pasar

modal. Pasar modal sangat mempengaruhi perkembangan perekonomian, didasarkan

pada kebutuhan investor atau pemegang saham dalam melakukan suatu mobilisasi

dana, pasar modal dapat digunakan sebagai suatu sarana untuk menjawab kebutuhan

tersebut, baik lingkup dalam negeri maupun luar negeri. Banyak perusahaan memilih

untuk menggunakan saran ini untuk melakukan peningkatan modal usaha. Hal itu pun

sejalan dengan tujuan pemegang saham dalam melakukan investasi yaitu untuk

memperoleh tingkat return yang tinggi sehingga dapat memaksimumkan

kesejahteraan mereka.

Sektor property dan real estate menjadi menarik karena prospek bisnis dari

perusahaan-perusahaan tersebut cukup meyakinkan karena dapat dipastikan tidak

akan pernah mati karena kebutuhan papan merupakan kebutuhan pokok manusia dan

harga tanah akan cenderung naik karena permintaan akan selalu besar dikarenakan

bertambahnya jumlah penduduk. Perusahaan property dan real estate merupakan

perusahaan yang di samping memiliki kepemilikan juga melakukan penjualan

1
2

(pemasaran) atas kepemilikannya. Pemasaran di sini bisa mencakup menjual atau

menyewakan (Saham Ok, 2018).

Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik

sebagian dari perusahaan itu. Dengan demikian jika seorang investor membeli saham,

maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan. Saham adalah surat

berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan

Terbatas (PT) (Saham Ok, 2018).

Harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan

oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham menunjukkan prestasi

emiten, pergerakan harga saham searah dengan kinerja emiten. Apabila emiten

mempunyai prestasi yang semakin baik maka keuntungan yang dapat dihasilkan dari

operasi usaha semakin besar. Pada kondisi yang demikian, harga saham emiten yang

bersangkutan cenderung naik (Marzully & Priantinah, 2012: 22-34).

Investor perlu memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dengan dinamika

harga saham agar dapat mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak

untuk dipilih. Penilaian saham secara akurat bisa meminimalkan resiko sekaligus

membantu investor mendapatkan keuntungan yang wajar, mengingat investasi saham

di pasar modal merupakan jenis investasi yang beresiko tinggi meskipun menjanjikan

keuntungan besar. Investasi di pasar modal sekurang-kurangnya perlu memperhatikan

dua hal yaitu keuntungan yang diharapkan dan resiko yang mungkin terjadi. Sebelum

melakukan investasi, para investor perlu mengetahui dan memilih saham-saham mana

yang dapat memberikan keuntungan yang paling optimal bagi dana yang
3

diinvestasikan. Dalam kegiatan analisis dan memilih saham, para investor

memerlukan informasi-informasi yang relevan dan memadai melalui laporan

keuangan perusahaan sehingga pengambilan keputusan investasi merujuk pada

investasi dengan hasil yang paling menguntungkan untuk investor atau pemegang

saham tersebut.

Laporan keuangan ini sangat berguna bagi investor untuk membantu dalam

pengambilan keputusan investasi, seperti menjual, membeli, atau menanam saham.

Kinerja perusahaan-perusahaan yang sudah dapat dilihat dari laporan keuangan yang

dipublikasikan untuk umum. Umumnya informasi laba merupakan informasi yang

paling mendapatkan perhatian yang besar dari berbagai kalangan terutama investor.

Selain informasi laba, investor juga memperhatikan kemampuan perusahaan untuk

melunasi seluruh hutang yang dimiliki perusahaan dengan menggunakan seluruh aset

yang dimiliki perusahaan tersebut. Laporan keuangan merupakan struktur yang

menyajikan posisi keuangan serta kinerja keuangan dalam sebuah entitas. Adapun

tujuan umum dari laporan keuangan tersebut untuk kepentingan umum yakni

penyajian informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas dari

entitas yang sangat berguna untuk membuat keputusan ekonomis bagi para pengguna

(Ikatan Akuntansi Indonesia, 2012).

Laporan keuangan yang sering menjadi acuan para investor adalah laporan

laba rugi, dimana laporan tersebut memperlihatkan laba atau rugi yang dialami oleh

perusahaan, karena dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham

tergantung besar laba maupun rugi yang dialami perusahaan. Dividen merupakan

keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham yang bersumber dari
4

kemampuan emiten mencetak laba bersih dari operasinya. Ketika perusahaan

mengalami peningkatan laba maka dividen yang akan dibagikan kepada para

pemegang saham juga besar, hal ini menyebabkan permintaan di pasar akan harga

saham perusahaan semakin meningkat karena investor ingin berlomba-lomba untuk

mendapatkan keuntungan dari perusahaan tersebut, ketika terjadinya peningkatan

permintaan akan saham, maka harga saham perusahaan di pasar akan melonjak naik

dan ketika terjadi penurunan akan saham, maka harga saham di pasar akan menurun

(Nor, 2013: 74).

Salah satu cara mengukur kinerja perusahaan dalam mendapatkan laba yang

maksimal dapat dilihat dari rasio-rasio yang menunjukkan perkembangan atau

kemunduran dari operasional normal perusahaan tersebut, hal ini dapat dilihat salah

satu rasio yaitu rasio Net Profit Margin (NPM), dimana rasio Net Profit Margin

(NPM) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari

pengelolaan harta yang dimiliki. Rasio Net Profit Margin (NPM) merupakan profit

suatu rasio yang menunjukkan perputaran operasi perusahaan dalam memperoleh laba

yang maksimal, dimana apabila nilai dari profit margin tinggi, ini menunjukkan

bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba cukup maksimal, dengan

demikian hal ini memberikan peluang bagi para investor untuk dapat menanamkan

dana pada perusahaan. Net Profit Margin (NPM) mencerminkan kemampuan suatu

perusahaan dalam memperoleh laba neto dari setiap penjualannya. Jika semakin

tinggi nilai Net Profit Margin, maka itu menunjukkan semakin baik karena akan

meningkatkan harga
5

saham perusahaan. Perusahaan dengan margin yang rendah cenderung akan turun

(Wahyudiono, 2014: 64).

Selain itu juga cara mengukur kinerja perusahaan dapat menggunakan Debt

To Equity Ratio (DER). DER dapat menunjukkan komposisi pendanaan dalam

membiayai aktivitas operasional perusahaan atau memanfaatkan hutang-hutangnya.

Hutang merupakan salah satu aspek yang menjadi dasar penilaian bagi investor untuk

mengukur kondisi keuangan perusahaan (Murhadi, 2013: 64).

Semakin Tinggi DER maka akan semakin tinggi risiko finansial perusahaan,

disebabkan perusahaan harus membayar hutang yang akan jatuh tempo. Sehingga jika

DER perusahaan tinggi, maka harga saham perusahaan akan rendah atau mengalami

penurunan karena jika perusahaan memperoleh laba, perusahaan cenderung

menggunakan laba tersebut untuk membayar hutangnya dibandingkan dengan

membagi dividen kepada pemegang saham (Juliandi & Manurung, 2014).

Akan tetapi teori di atas bertolak belakang dengan kenyataan yang ada, maka

dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.1 Harga Saham PT Lippo

Nama Perusahaan Tahun Harga Saham NPM DER


PT. Lippo Cikarang 2016 Rp. 3,140 24.54 0.60
Tbk. 2017 Rp. 1,475 161.89 0.25
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan (Diolah)
Pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa PT. Lippo Cikarang Tbk pada tahun 2016

memiliki nilai harga saham Rp. 3,140 dan pada tahun 2017 memiliki nilai harga

saham
6

Rp. 1,475 sehingga PT. Lippo Cikarang Tbk mengalami penurunan harga saham.

Nilai NPM PT. Lippo Cikarang Tbk pada tahun 2016 memiliki nilai 25.54 dan tahun

2017 memiliki nilai 161.89 sehingga PT. Lippo Cikarang Tbk mengalami kenaikan

nilai NPM. Nilai DER PT. Lippo Cikarang Tbk pada tahun 2016 memiliki nilai 0.60

dan tahun 2017 memiliki nilai 0.25 sehingga PT. Lippo Cikarang Tbk mengalami

penurunan nilai DER. Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa adanya perbedaan

antara teori dengan kenyataan yang ada bahwa teori menyebutkan jika nilai NPM

naik maka harga saham akan naik sedangkan PT. Lippo Cikarang Tbk memiliki

kenaikan NPM pada tahun 2017 tetapi mengalami penurunan harga saham. Teori

menyebutkan jika DER rendah atau mengalami penurunan maka harga saham akan

mengalami kenaikan sedangkan PT. Lippo Cikarang Tbk pada tahun 2017 mengalami

penurunan DER tetapi mengalami penurunan harga saham.

Dalam tiga tahun terakhir ini, pergerakan Property & Real Estate Index

memang cenderung bergerak stagnan. Hingga medio Desember 2017 lalu pergerakan

saham properti dan real estate malah terkoreksi 7 persen, dari level 523,96 menjadi

486,89 pada 17 Desember 2017.

Harga saham CTRA per 11 Desember 2017 tercatat sebesar Rp1.175 per

saham. Angka tersebut turun 10 persen dari harga saham per 1 Januari 2017 sebesar

Rp1.305 per saham.

Sepanjang 2017, harga saham BSDE cenderung menurun. Per 11 Desember

2017, harga saham BSDE tercatat Rp1.585 per saham, anjlok 14 persen dari harga

saham 5 Januari 2017 senilai Rp1.845 per saham.


7

Sepanjang 2017, tren pergerakan saham LPKR cenderung menurun. Pada 11

Desember 2017, harga LPKR berada di level Rp570 per saham, turun 27 persen dari

harga saham per 5 Januari 2017 sebesar Rp780 per saham. (Tirto, 2018)

Menurut Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee, saham properti memang

masih agak sulit dilirik. Apalagi dengan kenaikan suku bunga dan juga perlambatan

pertumbuhan di sektor properti sehingga valuasi sahamnya pun mencatatkan

penurunan.

Pelonggaran loan to value (LTV) kredit properti tak lantas membuat saham-

saham di sektor properti kemudian menjanjikan. Apalagi dengan harga jual properti

yang kini cukup mahal dan tak diimbangi dengan daya beli masyarakat. Menurut

Hans, properti menengah ke bawah dan proyek Transite Oriented Development

(TOD) sekarang lebih diminati.

Hans melihat, di tahun 2016 dan 2017 menjadi tahun yang buruk bagi properti

dan tahun 2018 properti memperlihatkan pertumbuhan namun cukup lambat. Menurut

Hans, saham sektor ini sebaiknya ditahan dulu sampai jangka panjang sampai kondisi

properti benar-benar pulih (Kontan, 2018).

Penelitian yang dilakukan oleh Andreas R. Wangarry, Agus T. Poputra, dan

Treesje Runtu (2015) tentang Pengaruh Tingkat Return On Investment (ROI), Net

Profit Margin (NPM), And Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham

menyimpulkan bahwa Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap

harga saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Gerald Edsel Yermia Egam,

Ventje Ilat, dan Sonny Pangerapan (2017) tentang Pengaruh Return On Assets

(ROA),
8

Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS)

Terhadap Harga Saham menyimpulkan bahwa Net Profit Margin (NPM) memiliki

pengaruh negatif terhadap harga saham. Dan dalam penelitian yang dilakukan oleh

Ariskha Nordiana dan Budiyanto (2017) tentang Pengaruh DER, ROA dan ROE

Terhadap Harga Saham menyimpulkan bahwa Debt To Equity Ratio (DER)

berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan

oleh Ryan Perkasa Rimbani (2016) tentang Analisis Pengaruh ROE, EPS, PBV, DER,

dan NPM Terhadap Harga Saham menyimpulkan bahwa Debt To Equity Ratio (DER)

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

Berdasarkan fenomena dan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Harga Saham pada perusahaan

property dan real estate periode 2016-2018 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dengan demikian peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Harga Saham

(Studi Empiris pada Perusahaan Property dan Real Estate periode 2016-2018).”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi penelitian maka rumusan masalah

sebagai berikut :
9

1. Seberapa besar pengaruh secara parsial profitabilitas terhadap harga

saham pada perusahaan sektor property dan real estate terdaftar di bursa

efek Indonesia tahun 2016-2018.

2. Seberapa besar pengaruh secara parsial solvabilitas terhadap harga saham

pada perusahaan sektor property dan real estate terdaftar di bursa efek

Indonesia tahun 2016-2018.

3. Seberapa besar pengaruh secara simultan profitabilitas dan solvabilitas

terhadap harga saham pada perusahaan sektor property dan real estate

terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2016-2018.

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian ini lebih fokus pada

permasalahan faktor yang memengaruhi harga saham yang diperoleh pemegang

saham perusahaan yang tergolong dalam sector property dan real estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2016 sampai dengan 2018.

Dengan mengambil faktor rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas karena adanya

teori yang bertentangan dengan keadaan yang sesungguhnya.

1.4 Perumusan Masalah

1. Bagaimana rasio profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham yang

diperoleh pemegang saham pada perusahaan property dan real estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2016-2018?


10

2. Bagaimana rasio solvabilitas berpengaruh terhadap harga saham yang

diperoleh pemegang saham pada perusahaan property dan real estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2016-2018?

3. Bagaimana rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas berpengaruh terhadap

harga saham yang diperoleh pemegang saham pada perusahaan property

dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode

2016-2018?
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembahasan Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

2.1.1 Laporan Keuangan

2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2017: 7) laporan keuangan adalah laporan yang

menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode

tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini

adalah kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan

perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan

laba rugi).

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2012) laporan keuangan adalah suatu

penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan

laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan,

dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan

dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil

pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan

kepada mereka.

Menurut Hery (2016: 3) laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi

yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau

aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain,

laporan keuangan ini berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan

11
12

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi

kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan. Sedangkan menurut Harahap

(2015: 105) laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha

suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan

adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan dan kinerja

keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan digunakan sebagai alat informasi

yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan.

2.1.1.2 Jenis-jenis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2017: 28), secara umum ada lima macam jenis laporan

keuangan yang bisa disusun, yaitu:

1. Neraca (balance sheet)

Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukkan posisi

keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan

dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva

(kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.

2. Laporan laba rugi (income statement)

Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan

yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode

tertentu. Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan

sumber-
13

sumber pendapatan yang diperoleh. Kemudian tergambar jumlah biaya dan

jenis-jenis biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu.

3. Laporan perubahan modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan

jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga

menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan

modal diperusahaan.

4. Laporan arus kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek

yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh

langsung atau tidak langsung terhadap kas.

5. Laporan catatan atas laporan keuangan

Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang

memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan

penjelasan tertentu.

2.1.1.3 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kartikahadi (2016: 50) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

informasi tentang posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

keputusan.
14

Menurut Kasmir (2017: 11) tujuan pembuatan atau penyusunan laporan

keuangan, yaitu:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis, jumlah kewajiban dan modal yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis pendapatan dan jumlah pendapatan

yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jenis biaya dan jumlah biaya yang

dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap

aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam

suatu periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

8. Informasi keuangan lainnya.

Menurut Hutauruk (2017: 10) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi

kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan

tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam


15

pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh

keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan

informasi non keuangan.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan

keuangan adalah untuk menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan

posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang

berguna dan bermanfaat untuk pengguna dalam mengambil sebuah keputusan dan

juga untuk menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu.

2.1.1.4 Karakteristik Laporan Keuangan

Laporan keuangan harus memiliki karakteristik kualitatif yang membuat

informasi dalam laporan keuangan dapat berguna bagi pemakai. Berikut adalah

karakteristik laporan keuangan menurut Hery (2016: 7-10):

1. Dapat Dipahami (Understandability)

Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan harus dapat

dengan mudah dipahami oleh pemakai atau para pengambil keputusan.

2. Relevansi (Relevance)

Dapat mempengaruhi pengambilan keputusan atau dengan kata lain

mampu membuat beda hasil dari berbagai alternatif keputusan yang ada.

3. Reliabilitas (Reliability)

Informasi akuntansi dianggap handal jika:

a. Dapat diuji (verifiability).


16

b. Disajikan secara tepat (representational faithfulness).

c. Netral, tidak memihak, faktual dan tidak bergantung pada

kepentingan sekelompok pemakai tertentu (neutrality).

4. Komparabilitas

Informasi dari berbagai perusahaan telah diukur dan dilaporkan

dengan cara yang sama dan dapat diperbandingkan dengan informasi

keuangan pada laporan keuangan tahun sebelumnya dan laporan keuangan

antar perusahaan.

5. Konsistensi

Apabila sebuah perusahaan menerapkan perlakuan akuntansi yang

sama untuk kejadian-kejadian yang serupa, dari periode ke periode, maka

perusahaan tersebut dianggap konsisten dalam menggunakan standar

akuntansi.

2.1.1.5 Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2017: 16), setiap laporan keuangan yang disusun pasti

memiliki keterbatasan tertentu. Berikut beberapa keterbatasan laporan keuangan

menurut Kartikahadi (2016: 29) laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar

akuntansi keuangan mempunyai beberapa keterbatasan:

1. Laporan keuangan semata-mata merupakan potret atau rekaman sejarah

yaitu tentang keadaan dan peristiwa masa lalu, dan tidak dapat digunakan

sebagai bola kaca untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang
17

bila tidak dilengkapi data dan informasi lain yang diperlukan untuk

membuat analisis proyeksi masa depan.

2. Akuntansi merupakan pencatatan, perhitungan, dan pelaporan dengan

menggunakan satuan uang sebagai denominator atau alat ukur. Namun

tidak semua hal dapat diukur dengan nilai uang dan nilai uang juga

cenderung tidak stabil.

3. Konsep dasar akuntansi keuangan ada kalanya tidak sejalan atau

bertentangan dengan aspek hukum, misalnya konsep “makna lebih penting

dari bentuk” (substanc over from).

4. Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan, yang

dalam berbagai standar memperbolehkan beberapa alternatif metode

akuntansi, yang menyebabkan laporan keuangan perusahaan yang

berbeda, tidak selalu dapat diperbandingkan.

Adapun menurut Munawir (2010: 9) menyatakan bahwa sifat dan keterbatasan

laporan keuangan adalah:

1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan

intern report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya

sementara) dan bukan merupakan laporan yang final.

2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya

bersifat pasti dan tetap, tetapi sebenarnya dengan standar nilai yang

mungkin berbeda atau berubah-ubah.


18

3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi

keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu

dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut menurun,

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume

penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau

mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan tersebut

disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti

kenaikan harga-harga.

4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat

mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-

faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa keterbatasan laporan

keuangan bersifat sementara bukan laporan yang final, keadaan atau peristiwa masa

lalu dan tidak bisa meramalkan keadaan di masa yang akan datang. Laporan

keuangan bertentangan dengan hukum yang berlaku meskipun sudah memakai

standar akuntansi yang telah ditentukan dan tidak semua hal dapat diukur dengan

satuan uang yang dilaporkan pada laporan keuangan.

2.1.1.6 Pengguna Laporan Keuangan

Menurut Werner R. Muhardi (2013: 6), laporan keuangan dibuat karena

adanya kebutuhan dari berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.

Beberapa
19

pihak yang membutuhkan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan antara

lain:

1. Pemegang Saham dan Investor

Pemegang saham dan investor merupakan pihak utama yang

membutuhkan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan. Pihak-

pihak ini membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah

harus membeli, mempertahankan atau menjual suatu saham perusahaan,

tetapi juga waktu untuk melakukan tindakan pembelian ataupun penjualan

tersebut.

2. Manajer

Pihak manajer juga membutuhkan informasi laporan keuangan

terutama terkait kinerja dan adanya batasan-batasan dalam kontrak kredit

yang harus mereka taati. Manajer membutuhkan informasi terkait kinerja

perusahaan dalam rangka menentukan kelayakan paket kompensasi bagi

pihak manajemen dan karyawan dalam suatu perusahaan. Manajer juga

menggunakan informasi laporan keuangan untuk membuat keputusan

yang terkait investasi, pembiayaan, dan operasional perusahaan.

3. Karyawan

Informasi laporan keuangan tidak hanya berisi informasi mengenai

kondisi keuangan perusahaan saat ini, namun juga mampu

menggambarkan potensinya dimasa mendatang. Karyawan membutuhkan

informasi kondisi
20

keuangan perusahaan tidak hanya untuk keperluan kompensasi, namun

juga terkait dengan masa depan mereka termasuk pensiun di dalamnya.

4. Supplier dan Kreditur

Pemasok bahan baku berkepentingan dengan informasi kondisi

keuangan perusahaan. Hal ini terkait dengan material yang telah mereka

berikan kepada perusahaan dan kelangsungan pembayaran utang

perusahaan kepada pemasok tersebut. Hal ini juga sama dengan kreditur

perusahaan, dimana pihak kreditur seperti bank telah memberikan dananya

kepada perusahaan yang harus dapat memastikan bahwa kredit yang telah

diberikan tersebut akan kembali dengan lancar. Untuk itu biasanya

kreditur akan mengikat perusahaan dengan perjanjian kredit yang akan

memberikan batasan-batasan yang harus dipenuhi oleh perusahaan.

5. Pelanggan

Pelanggan merupakan pihak yang harus dijaga hubungannya karena

akan memberikan manfaat bagi perusahaan. Pelanggan membutuhkan

informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan, terkait dengan

kelangsungan produk yang telah dibeli dari perusahaan seperti garansi.

Pelanggan tidak akan membeli suatu produk yang ditawarkan dari

perusahaan yang akan mengalami masalah dimasa mendatang.

6. Pemerintah

Kebutuhan informasi keuangan oleh pemerintah adalah terkait dengan

pajak yang dibayarkan oleh perusahaan. Pemerintah tidak hanya


21

membutuhkan informasi tentang besarnya pajak yang dibayarkan, namun

sebagai regulator pemerintah juga perlu informasi mengenai besarnya

pajak yang akan dikenakan ke dunia usaha.

Adapun menurut Dwi Martani (2012: 33), pengguna laporan keuangan

meliputi investor, calon investor, pemberi pinjaman, karyawan, pemasok, kreditur

lainnya, pelanggan, pemerintah, lembaga, dan masyarakat. Pengguna tersebut

menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda

diantaranya sebagai berikut:

1. Investor

Menilai entitas dan kemampuan entitas membayar dividen di masa

mendatang. Investor dapat memutuskan untuk membeli atau menjual

saham entitas.

2. Karyawan

Kemampuan memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan

kerja.

3. Pemberi Jaminan

Kemampuan membayar utang dan bunga yang akan memengaruhi

keputusan apakah akan memberikan pinjaman.

4. Pemasok dan Kreditur Lain

Kemampuan entitas membayar liabilitasnya pada saat jatuh tempo.

5. Pelanggan

Kemampuan entitas menjamin kelangsungan hidupnya.


22

6. Pemerintah

Menilai bagaimana alokasi sumber daya.

7. Masyarakat

Menilai trend dan perkembangan kemakmuran entitas.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa semua pihak yang

berkepentingan membutuhkan informasi laporan keuangan yang disediakan oleh

perusahaan untuk kebutuhan para pengguna laporan keuangan.

2.1.2 Analisis Rasio Keuangan

2.1.2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan dilakukan untuk mempermudah penganalisa (analisis)

memahami kondisi keuangan perusahaan. Dengan melihat angka-angka apa adanya

yang tercantum pada neraca dan laba rugi, sering sulit untuk memperoleh gambaran

yang jelas tentang kondisi perusahaan. Untuk melakukan analisis rasio keuangan

diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang mengukur aspek-aspek tertentu

Husnan dan Pudjiastuti (2015: 75). Menurut Kasmir (2017: 104), rasio keuangan

merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada di dalam laporan

keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan

dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan

keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian,

angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun

beberapa periode.
23

Menurut Hery (2016: 103), analisis rasio keuangan merupakan bagian dari

analisis keuangan. Analisis rasio adalah analisis yang dilakukan dengan

menghubungkan berbagai perkiraan yang ada pada laporan keuangan dalam bentuk

rasio keuangan. Analisis rasio keuangan ini dapat mengungkapkan hubungan yang

penting antar perkiraan laporan keuangan dan dapat digunakan untuk mengevaluasi

kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Rasio keuangan adalah angka yang

diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya

yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan Harahap (2015: 297).

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa analisis rasio

keuangan dapat mempermudah penganalisa memahami kondisi keuangan perusahaan.

Analisis rasio keuangan dapat mengungkapkan hubungan yang penting antar

perkiraan laporan keuangan dan juga untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dari

angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan

pos keuangan lainnya yang mempunya hubungan.

2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Menurut Munawir (2010: 64), tujuan analisis rasio keuangan adalah sebagai

berikut:

1. Untuk keperluan pengukuran kerja keuangan secara menyeluruh (overall

measures).
24

2. Untuk keperluan pengukuran profitabilitas atau rentabilitas, kemampuan

perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari operasinya (profitability

measures).

3. Untuk keperluan pengujian investasi (test of investment utilization).

4. Untuk keperluan pengujian kondisi keuangan antara lain tentang tingkat

likuiditas dan solvabilitas (test of finance condition).

Manfaat analisis rasio keuangan menurut Fahmi (2014: 74) adalah sebagai

berikut:

1. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat

menilai kinerja dan prestasi perusahaan.

2. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai

rujukan untuk membuat perencanaan.

3. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi

kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan.

4. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat

digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang dihadapi dikaitkan

dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan

pengembalian pokok pinjaman.

5. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak

stakeholder organisasi.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat

analisis rasio keuangan yaitu untuk mengukur seluruh kondisi dan kinerja keuangan
25

pada suatu perusahaan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mempunyai

kepentingan terhadap perusahaan tersebut. Dengan adanya analisis rasio keuangan

memudahkan para pihak dalam mengambil sebuah keputusan.

2.1.2.3 Pembanding Rasio Keuangan

Menurut Kasmir (2017: 115), analisis laporan keuangan tidak akan berarti

apabila tidak ada pembandingnya. Data pembanding untuk rasio keuangan mutlak ada

sehingga dapat dilakukan perhitungan terhadap rasio yang dipilih. Dengan adanya

data pembandingan, kita dapat melihat perbedaan angka-angka yang ditonjolkan,

apakah mengalami peningkatan atau penurunan dari periode sebelumnya. Dengan

kata lain, laporan keuangan tersebut memiliki makna tertentu jika dibandingkan

dengan periode sebelumnya.

Menurut Kasmir (2017: 115), adapun data pembanding yang dibutuhkan

adalah sebagai berikut:

1. Angka-angka yang ada dalam tiap komponen laporan keuangan, misalnya

total aktiva lancar dengan utang lancar, total aktiva dengan total utang,

atau tingkat penjualan dengan laba dan seterusnya.

2. Angka-angka yang ada dalam tiap jenis laporan keuangan, misalnya total

aktiva di neraca dengan penjualan di laporan laba rugi.

3. Tahun masing-masing laporan keuangan untuk beberapa periode, misalnya

tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2006 dan 2007.


26

4. Target rasio yang telah dianggarkan dan ditetapkan perusahaan sebagai

pedoman pencapaian tujuan.

5. Standar industri yang digunakan untuk industri yang sama, misalnya

tingkat capital adequacy ratio (CAR) untuk dunia perbankan, atau

persentase laba atas penjualan tertentu.

6. Rasio keuangan pesaing pada usaha sejenis terdekat, yang digunakan

sebagai bahan acuan untuk menilai rasio keuangan yang diperoleh di

samping standar industri yang ada.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembanding rasio

keuangan merupakan data pembanding berupa angka-angka lalu akan dibandingkan

dengan data yang akan diolah sehingga dapat dilihat perbedaan angka-angka yang

ditonjolkan, apakah mengalami peningkatan atau penurunan dari periode sebelumnya.

Jumlah data pembanding yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan analisis yang

akan dilakukan.

2.1.2.4 Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2015: 298) mengungkapkan bahwa analisis rasio keuangan

juga memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:

1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk

kepentingan pemakainya.

2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi

keterbatasan teknik seperti ini:


27

a. Bahan pelindung rasio atau laporan keuangan itu banyak

mengandung taksiran dan judgment yang dapat dinilai biasa atau

subjective.

b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah

nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.

c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka

rasio.

d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa

diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

3. Jika tidak menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan

menghitung rasio.

4. Sulit jika data yang tersedia sinkron.

5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang

tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa

menimbulkan kesalahan.

Sedangkan menurut Irham Fahmi (2014: 110), ada beberapa kelemahan

dengan dipergunakannya analisa rasio keuangan yaitu:

1. Penggunaan rasio keuangan akan memberikan pengukuran yang relatif

terhadap kondisi suatu perusahaan.

2. Analisis rasio keuangan hanya dapat dijadikan sebagai peringatan awal

dan bukan kesimpulan akhir.


28

3. Setiap data yang diperoleh yang dipergunakan dalam menganalisis adalah

bersumber dari laporan keuangan perusahaan.

4. Pengukuran rasio keuangan banyak yang bersifat artificial.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa keterbatasan analisis

rasio keuangan memiliki kesulitan dalam memilih rasio yang tepat untuk digunakan

dalam kepentingan pemakainya karena penggunaan rasio keuangan akan memberikan

pengukuran yang relatif terhadap kondisi suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan

pun hanya dapat dijadikan sebagai peringatan dan bukan hasil akhir dan setiap data

yang diperoleh yang digunakan untuk analisa bersumber dari laporan keuangan

perusahaan.

2.1.2.5 Jenis-jenis Rasio Keuangan

Menurut Mamduh & Halim (2016: 74) pada dasarnya analisis rasio

dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu :

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas adalah sebagai berikut : Likuiditas adalah kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan melihat

aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utangnya (utang dalam hal ini

merupakan kewajiban perusahaan).

Rasio-rasio yang digunakan dalam rasio likuiditas ini ada dua,

diantaranya adalah:

a. Rasio lancar (current ratio)


29

Menurut Mamduh dan Halim (2016: 74), menjelaskan rasio

lancar adalah sebagai berikut :

Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan memenuhi

hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya

(aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun

atau satu siklus bisnis). Rasio Lancar merupakan perbandingan

antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar.

Rasio yang rendah menunjukkan resiko likuiditas yang tinggi,

sedangkan resiko lancar yang tinggi menunjukkan adanya

kelebihan aktiva lancar yang akan mempunyai pengaruh tidak baik

terhadap profitabilitas perusahaan. Aktiva lancar secara umum

menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan dengan

aktiva tetap.

b. Rasio Cepat (quick ratio/acid test ratio)

Rasio cepat (quick ratio) yaitu perbandingan antara aktiva

lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancarnya. Dalam rasio

ini jumlah persediaan (inventory) sebagai salah satu komponen

dari aktiva lancar harus dikeluarkan, dikarenakan persediaan

merupakan komponen aktiva lancar yang paling tidak likuid,

sementara dengan quick ratio dimaksudkan untuk membandingkan

aktiva yang lebih lancar.


30

Rasio cepat dengan angka yang terlalu tinggi untuk persediaan

menunjukkan indikasi kelebihan kas atau piutang, sedangkan

angka yang terlalu kecil menunjukkan resiko likuiditas yang lebih

tinggi.

Perbedaan yang mendasar dari rasio lancar dan rasio cepat

yaitu dalam rasio lancar, aktiva lancar yang diperhitungkan

meliputi persediaan, sedangkan dalam rasio cepat, aktiva lancar

yang diperhitungkan tidak meliputi persediaan

2. Rasio Aktivitas

Rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan beberapa

tingkat aktivitas aktiva- aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu.

Jenis Rasio Aktivitas ada empat rasio yang dibicarakan yaitu :


a. Rata- rata umur Piutang

Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai

hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit. Semakin

lama rata-rata piutang berarti semakin besar dana yang tertanam.

b. Perputaran Persediaan

Perputaran persediaan yang tinggi menandakan tanda-tanda

mis-manajemen seperti kurangnya pengendalian persediaan yang

efektif.

c. Perputaran Aktiva Tetap

Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan

menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki


31

perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektivitas

perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini

berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.

d. Perputaran Total Aktiva

Sama seperti halnya rasio perputaran aktiva tetap, rasio ini

menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi

biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaiknya rasio

yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi,

pemasarannya, dan pengeluaran modalnya (investasi).

3. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah sebagai berikut :

Rasio Profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat

penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu.

Berikut ini merupakan jenis-jenis rasio yang termasuk dalam rasio

profitabilitas menurut Mamduh dan Halim (2016: 81), diantaranya adalah sebagai

berikut :

1. Profit Margin

Menurut Mamduh dan Halim (2016: 81), menjelaskan profit margin

adalah sebagai berikut :

Profit margin merupakan rasio yang menghitung sejauh mana

kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan


32

tertentu. Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.

Menurut Mamduh dan Halim (2016: 81) Profit margin yang rendah

menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu,

atau biaya yang terlalu tinggi untuk meningkatkan penjualan tertentu, atau

kombinasi dari kedua hal tersebut. Secara umum rasio yang rendah bisa

menunjukkan tidak efisienan manajemen.

2. Return On Asset (ROA)

Menurut Mamduh dan Halim (2016: 81), menjelaskan Return On

Asset adalah sebagai berikut :

Return On Asset merupakan rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu.

Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset, yang berarti

efisiensi manajemen. Rasio ini juga sering disebut sebagai ROI (Return

On Investment)

3. Return On Equity (ROE)

Menurut Mamduh dan Halim (2016: 82), menjelaskan Return on Equity

adalah sebagai berikut :

Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal tertentu. Rasio ini

merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.


33

Rasio ini terkait dengan keuntungan perusahaan terhadap sumber

pembiayaan modal.

Menurut Mamduh dan Halim (2016: 82) profitabilitas perusahaan

dengan return on equity (ROE). Hal tersebut didasarkan return on equity

(ROE) akan menunjukkan kepada kita seberapa besar imbal hasil bisnis

terhadap ekuitas yang merupakan hak sebagai investor. Semakin sedikit

dividen yang dibagikan, maka semakin besar potensi pertumbuhan laba di

masa depan, karena semakin besar bagian dari laba bersih yang

dipergunakan untuk menambah modal usaha.

4. Rasio Solvabilitas (leverage)

Menurut Mamduh dan Halim (2016: 79), menjelaskan mengenai

leverage sebagai berikut :

Rasio leverage merupakan rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya.

Berikut ini merupakan jenis-jenis rasio yang termasuk dalam rasio

leverage/ solvabilitas menurut (Mamduh dan Halim 2016:79), diantaranya

adalah sebagai berikut :

a. Total Debt to Total Assets Ratio / Rasio Total Hutang Terhadap

Total Aset

Menurut Mamduh dan Halim (2016: 79), menjelaskan Total

Debt to Total Assets Ratio adalah sebagai berikut:


34

Total Debt to Total Assets Ratio merupakan rasio utang yang

digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang

dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva

perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang

perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Ratio ini

dihitung dengan membagi total kewajiban dengan total aktiva.

b. Total Debt to equity ratio (DER) / Rasio Hutang terhadap Ekuitas

Menurut Mamduh dan Halim (2016: 79), menjelaskan Debt

to

equity ratio adalah sebagai berikut :

Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan

untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara

membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar

dengan seluruh ekuitas. Rasio ini menyatakan bahwa semakin

tinggi rasio ini, berarti modal sendiri semakin sedikit dibandingkan

dengan hutangnya.

c. Times Interest Earned Ratio (TIE)

Menurut (Mamduh dan Halim 2016:80), menjelaskan Time

Interest Earned Ratio (TIE) adalah sebagai berikut :

Time Interest Earned Ratio (TIE) merupakan rasio yang

mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang dengan

laba sebelum bunga pajak. Secara implisit rasio ini menghitung


35

besaran laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup

beban tetap bunga.

d. Fixed Charge Coverage

Menurut Mamduh dan Halim (2016: 80), menjelaskan Fix

Charge Coverage adalah sebagai berikut :

Fix Charge Coverage merupakan rasio yang menghitung

kemampuan perusahaan dalam membayar beban tetap total,

termasuk biaya sewa.

5. Rasio Pasar

Menurut Mamduh dan Halim (2016: 82) rasio ini digunakan untuk

mengukur harga pasar relative terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio

ini lebih banyak berdasar pada sudut investor meskipun pihak manajemen

juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini.

Jenis-jenis Rasio Pasar menurut Mamduh dan Halim (2016: 82) :

a. PER (Price Earning Ratio)

Menurut Mamduh dan Halim (2016: 83), Menurut Rasio ini

jika perusahaan yang diharapkan akan tumbuh tinggi (mempunyai

prospek baik) mempunyai PER yang tinggi, sebaliknya perusahaan

yang diharapkan mempunyai pertumbuhan rendah akan

mempunyai PER rendah.

b. Divided Yield
36

Menurut Mamduh dan Halim (2016: 83) , dari segi investor,

rasio ini cukup berarti karena divided yield merupakan sebagaian

dari total return yang akan diperoleh investor. Bagi return yang

lain adalah capital gain, yang diperoleh dari selisih positif antara

harga jual dengan beli. Apabila selisih negatif yang terjadi adalah

capital los. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek

pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai dividend yield yang

rendah, karena dividen sebagian besar akan diinvestasikan

kembali, dan juga karena harga dividen yang tinggi (PER yang

tinggi) yang mengakibatkan prospek pertumbuhan yang rendah

akan memberikan dividen yang tinggi dan dengan demikian

mempunyai dividen yield yang tinggi pula.

c. Pembayaran Dividen

Menurut Mamduh dan Halim , rasio pembayaran dividen

(dividend payout ratio). Rasio ini melihat bagian earning

(pendapatan) yang dibayarkan dengan dividen kepada investor.

Bagian yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke

perusahaan. (2016: 83) yang mempunyai tingkat pertumbuhan

yang tinggi akan mempunyai rasio pembayaran dividen yang

rendah, sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya

rendah akan mempunyai rasio yang tinggi. Pembayaran dividen

merupakan bagian dari kebijakan dividen perusahaan.


37

Kasmir (2017: 110), Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan

menggunakan rasio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan

yaitu sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Atau dengan kata

lain, rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

membayar utang-utang (kewajiban) jangka pendeknya yang jatuh tempo,

atau rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai

dan memenuhi utang-utangnya (kewajiban) pada saat ditagih. Rasio

likuiditas sering juga disebut rasio modal kerja yang digunakan untuk

mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Dengan cara

membandingkan seluruh komponen yang ada di aktiva lancar dengan

komponen di pasiva lancar (utang jangka pendek).

2. Rasio Leverage (Leverage Ratio)

Keputusan untuk memilih menggunakan modal sendiri atau modal

pinjaman haruslah digunakan beberapa perhitungan yang matang. Dalam

hal ini leverage ratio (rasio solvabilitas) merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.

Artinya besar jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai

kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri.


38

Agar perbandingan pengunaan kedua rasio ini dapat terlihat jelas, maka

dapat menggunakan rasio leverage.

3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan,

persediaan, piutang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil

pengukuran dengan rasio ini akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien

atau sebaliknya dalam mengelola aset yang dimilikinya.

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode

tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen

suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari

penjualan atau dari pendapatan investasi. Dikatakan perusahaan

rentabilitasnya baik apabila mampu memenuhi target laba yang telah

ditetapkan dengan menggunakan aktiva atau modal yang dimilikinya.

5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)

Rasio pertumbuhan (growth ratio) merupakan rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi

ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya.


39

Dalam rasio pertumbuhan yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan,

laba bersih, pendapatan persaham dan per- saham.

6. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)

Rasio penilaian (valuation ratio) yaitu rasio yang memberikan ukuran

kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya

investasi seperti :

a. Rasio harga saham terhadap pendapatan.

b. Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku.

2.1.3 Rasio Profitabilitas

2.1.3.1 Pengertian Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir (2017: 96), rasio profitabilitas merupakan rasio untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga

memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini

ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.

Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan

antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan

dan laporan laba rugi. Sedangkan menurut Periansya (2015: 42) menyatakan rasio

profitabilitas atau rasio keuntungan mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, aset maupun laba dan modal

sendiri.

Menurut Munawir (2010: 33), rentabilitas atau profitabilitas adalah

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode


40

tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan

kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian rentabilitas

suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang

diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan

tersebut. Rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang

ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya

dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin

baik menggambarkan kemampuan tingginya peroleh keuangan perusahaan. Rasio

profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya. Rasio profitabilitas dapat

diukur dengan membandingkan antara berbagai komponen yang ada di dalam laba

rugi dan / atau neraca Hery (2016: 152).

2.1.3.2 Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir (2017: 197) tujuan profitabilitas bagi perusahaan maupun luar

perusahaan, yaitu:

1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam

suatu periode tertentu.

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun

sekarang.

3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
41

5. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal sendiri.

7. Tujuan lainnya.

Adapun manfaat yang diperoleh menurut Kasmir (2017: 198) adalah untuk:

1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu

periode.

2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun

sekarang

3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dan perusahaan yang digunakan

baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

6. Manfaat lainnya.

2.1.3.3 Jenis Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir (2017: 199) dalam praktiknya, jenis-jenis rasio

profitabilitas yang dapat digunakan adalah :

1. Profit Margin on Sales

Profit Margin on Sales atau Ratio Profit Margin atau marjin laba atas

penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur


42

margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan

membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio

ini juga dikenal dengan nama profit margin. Terdapat dua rumus untuk

mencari profit margin, yaitu sebagai berikut:

a. Untuk margin laba kotor dengan rumus :

Penjualan Bersih − Harga Pokok Penjualan


𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
Penjualan (𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠)

Margin laba kotor menunjukkan laba yang relatif terhadap

perusahaan, dengan cara penjualan bersih dikurangi harga pokok

penjualan. Rasio ini merupakan cara untuk penetapan harga pokok

penjualan.

b. Untuk margin laba bersih dengan rumus :

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥 (𝐸𝐴𝐼𝑇)


𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
Penjualan (𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠)

` Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan

membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak terhadap

penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan

atas penjualan.

c. Hasil Pengembalian Investasi (Return On Investment/ROI).

Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan rumus

Return on Investment (ROI) atau return on total assets merupakan


43

rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang

digunakan dalam perusahaan. ROI merupakan suatu ukuran

tentang efektivitas manajemen dalam mengukur investasinya.

Rumus untuk mencari Return on Investment adalah sebagai

berikut:

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥 (𝐸𝐴𝐼𝑇)


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 (ROI) =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Hasil Pengembalian Investasi (ROI) dengan pendekatan Du

Pont. Untuk mencari hasil pengembalian investasi, selain dengan

cara seperti di atas, dapat pula menggunakan pendekatan Du Pont.

Hasil yang diperoleh tetap sama. Berikut rumus ROI dengan

pendekatan Du Pont:

ROI = Margin Laba Bersih x Perputaran Total Aktiva

d. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return On Equity).

Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau

rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba

bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio

ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat,

demikian sebaliknya. Berikut rumus untuk mencari ROE :

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥 (𝐸𝐴𝐼𝑇)


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (ROE) =
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
44

e. Hasil Pengembalian Ekuitas (ROE) dengan Pendekatan Du Pont.

Sama dengan ROI, untuk mencari hasil pengembalian ekuitas,

selain dengan cara konvensional seperti telah dikemukakan, juga

dapat pula digunakan pendekatan Du Pont. Hasil yang diperoleh

pun adalah sama. Berikut rumus perhitungan ROE dengan

pendekatan Du Pont.

ROE= Margin Laba Bersih x Peputaran Total Aktiva x Pengganda Ekuitas

f. Laba Per Lembar Saham Biasa (Earning per Share of Common

Stock)

Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku

merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam

mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah

berarti manajemen belum berhasil maupun sebaliknya.

Keuntungan bagi pemegang saham adalah jumlah keuntungan

setelah dipotong pajak. Keuntungan yang tersedia bagi pemegang

saham biasa adalah jumlah keuntungan dikurangi pajak, deviden,

dan dikurangi hak- hak lain untuk pemegang saham prioritas.

Berikut rumus untuk mencari laba per lembar saham biasa

adalah sebagai berikut :

Laba Saham Biasa


Laba Per Lembar Saham =
Saham Biasa yang Beredar
45

Apabila dalam perusahaan terdapat saham prioritas, kita dapat

menentukan mana yang menjadi hak pemegang saham prioritas

setelah dikurangkan dari laba yang diperoleh. Baru kemudian

menghitung laba per lembar masing-masing saham.

2.1.3.4 Ukuran Profitabilitas

Rasio yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur rasio profitabilitas

adalah Net Profit Margin Ratio (NPM). Arini (2015: 82) menyatakan bahwa indikator

yang dapat digunakan sebagai pengukuran profitabilitas perusahaan adalah Net Profit

Margin (NPM) yang merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur laba

bersih per pendapatan. Perusahaan dengan Net Profit Margin yang tinggi secara

otomatis akan memiliki kemampuan melindungi diri di saat masa sulit. Perusahaan

dengan margin yang rendah cenderung akan turun Bambang Wahyudiono (2014: 64).

Adapun Rumus Net Profit Margin (NPM) menurut Arini (2015: 81)adalah

sebagai berikut:

Laba Bersih
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 (NPM) = Pendapatan Usaha 𝑥 100%

Keterangan:

Laba Bersih : Laba bersih setelah pajak (Earning After Tax/EAT)

Pendapatan Usaha : Total Pendapatan Usaha


46

2.1.4 Rasio Solvabilitas

2.1.4.1 Pengertian Rasio Solvabilitas

Menurut Hery (2016: 142), rasio solvabilitas atau rasio struktur modal atau

rasio leverage merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi seluruh kewajibannya. Sama halnya dengan rasio likuiditas, rasio

solvabilitas juga diperlukan untuk kepentingan analisis kredit atau analisis rasio

keuangan. Sedangkan menurut Kasmir (2017: 151), rasio solvabilitas adalah rasio

yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan

hutang. Artinya berapa besar beban hutang yang ditanggung perusahaan

dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio leverage atau

solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membiayai

seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila

perusahaan tersebut dibubarkan (likuidasi).

Menurut Hery (2016: 190), rasio solvabilitas atau leverage merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan utang.

Dengan kata lain, rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

seberapa besar beban utang yang harus ditanggung perusahaan dalam rangka

pemenuhan aset.

2.1.4.2 Tujuan dan Manfaat Rasio Solvabilitas

Menurut Kasmir (2017: 153), ada beberapa tujuan perusahaan menggunakan

rasio solvabilitas adalah sebagai berikut:


47

1. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak

lainnya (kreditor).

2. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang

bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).

3. Untuk menilai keseimbangan antara nilai khususnya aktiva tetap dengan

modal.

4. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.

5. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap

pengelolaan aktiva.

6. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal

sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.

7. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat

sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki.

8. Tujuan lainnya.

Adapun manfaat dari rasio solvabilitas menurut Kasmir (2017: 164) adalah

sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban

kepada pihak lainnya.

2. Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang

bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).

3. Untuk menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva

tetap dengan modal.


48

4. Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.

5. Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan berpengaruh

terhadap pengelolaan aktiva.

6. Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal

yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.

7. Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih. Ada

terdapat sekian kalinya modal sendiri.

8. Manfaat lainnya.

2.1.4.3 Jenis-jenis Rasio Solvabilitas

Ada beberapa jenis rasio leverage yang dapat digunakan dalam mengukur

profitabilitas menurut Kasmir (2017: 155) yaitu:

1. Debt to Assets Ratio (Debt Ratio)

Debt to assets ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk

mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan

kata lain, seberapa aktiva perusahaan dibiayai oleh utang seberapa besar

utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Rumus :

Total Utang
𝐷𝐸𝑅 =
Ekuitas

2. Debt to Equity Ratio (DER)


49

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai

utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara

seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini

berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam

(kreditor) dengan pemilik perusahaan, dengan kata lain rasio ini berfungsi

untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk

jaminan utang.

Rumus :

Total Utang
𝐷𝐸𝑅 =
Ekuitas

3. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)

Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio utang jangka

panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa

bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang

jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang

dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.

Rumus :

Long term debt


𝐿𝑇𝐷𝑡𝐸𝑅 =
equity

4. Times Interest Earned


50

Times Interest Earned merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana

pendapatan dapat menurun tanpa membuat perusahaan merasa malu

karena tidak mampu membayar biaya bunga tahunannya.

Rumus :

(EBIT)
𝑇𝑖𝑚𝑒𝑠 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 =
Biaya Bunga (interest)

5. Fixed Charge Coverage (FCC)

Fixed Charge Coverage atau lingkup biaya tetap merupakan rasio

yang menyerupai Times Interest Earned Ratio. Hanya saja perbedaaanya

adalah rasio ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka

panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease contract).

Rumus :

Laba Sebelum Pajak + Biaya Bungan + Kewajiban


Sewa
𝐹𝐶𝐶 =
Biaya Bunga + Kewajiban Sewa

2.1.4.4 Ukuran Rasio Solvabilitas

Rasio yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur rasio solvabilitas

adalah Debt to Equity Ratio (DER). Menurut Kasmir (2017: 157), Debt to Equity

Ratio (DER) rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini

berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan

pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap

rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.


51

Menurut Hery (2016: 167) perhitungan DER dapat dirumuskan dengan:

Total Utang
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐷𝐸𝑅) =
Total Modal

2.1.5 Saham

2.1.5.1 Pengertian Saham

Menurut Kasmir (2017: 185), saham merupakan surat berharga yang bersifat

kepemilikan. Artinya pemilik saham merupakan pemilik perusahaan, semakin besar

saham yang dimilikanya maka semakin besar pula kekuasaannya di perusahaan

tersebut. Keuntungan yang diperoleh dari saham dikenal dengan nama dividen dan

pembagiannya ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS.

Sedangkan menurut Fahmi (2014: 80), saham merupakan tanda bukti penyertaan

kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan. Saham berwujud selembar kertas

yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan hak

dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya. Serta merupakan

persediaan yang siap untuk dijual.

Menurut Eduardus Tandelin (2010: 81), saham merupakan surat bukti

kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki

saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan

dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban

perusahaan.
52

Menurut Darmadji (2012: 102), harga saham terjadi di bursa pada waktu

tertentu. Harga saham bisa berubah naik ataupun turun dalam hubungan waktu yang

begitu cepat. Harga saham dapat berubah dalam hitungan menit bahkan dapat berubah

dalam hitungan detik. Hal tersebut dimungkinkan karena tergantung permintaan dan

penawaran antara pembeli saham dengan penjual saham.

2.1.5.2 Jenis-jenis Saham

Menurut Fahmi (2014: 271), ada dua jenis saham yang paling umum dikenal

oleh public yaitu sebagai berikut:

1. Common Stock (Saham Biasa)

Suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang

menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan sebagainya) dimana

pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (Rapat Umum Pemegang

Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) serta

berhak untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham terbatas)

atau tidak, yang selanjutnya di akhir tahun akan memperoleh keuntungan

dalam bentuk dividen.

2. Preferred Stock (Saham Biasa)

Suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang

menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan sebagainya) dimana

pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk dividen

yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan).


53

2.1.6 Harga Saham

2.1.6.1 Pengertian Harga Saham

Menurut Musdalifah Azis (2015: 80), harga saham adalah harga pada pasar

riil, dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga

dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar ditutup, maka

harga pasar adalah harga penutupannya. Sedangkan menurut Hadi (2013: 52), harga

saham adalah harga yang muncul karena adanya order yang masuk ke para pialang

baik menjual saham maupun membeli saham yang akan berpotensi terjadinya

transaksi pada harga tertentu.

2.1.6.2 Jenis-jenis Harga Saham

Menurut Sunariyah (2011: 126), nilai saham dapat dibagi atas 4 (empat) jenis,

yaitu:

1. Nilai Nominal (Par Value)

Nilai nominal merupakan harga saham pertama yang tercantum pada

sertifikat badan usaha. Harga saham tersebut merupakan harga yang sudah

diotorisasi oleh rapat umum pemegang saham (RUPS). Harga saham ini

tidak berubah-ubah dari yang telah ditetapkan oleh rapat umum pemegang

saham (RUPS).

2. Nilai Buku (Book Value)


54

Nilai buku merupakan jumlah laba ditahan, par value saham, dan

modal selain par value. Nilai buku untuk setiap lembar saham dihitung

dari pembagian jumlah nilai buku dengan jumlah lembar saham.

3. Nilai Dasar (Base Price)

Nilai dasar suatu saham berkaitan dengan harga pasar saham yang

bersangkutan setelah dilakukan penyesuaian arena corporate action. Nilai

dasar merupakan harga perdana saham tersebut. Nilai dasar ini juga

digunakan dalam perhitungan indeks harga saham sehingga akan terus

berubah jika emiten melakukan seperti stock split, right issue dan lain-

lain.

4. Nilai Pasar (Market Price)

Nilai pasar saham adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang

berlangsung di bursa efek. Apabila bursa efek telah tutup maka harga

pasar adalah harga penutupannya (Closing Price).

2.1.6.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Menurut Zulfikar (2016: 91-93), faktor yang mempengaruhi harga saham

dapat berasal dari faktor internal dan eksternal perusahaan, faktor-faktor yang

mempengaruhi pergerakan harga saham yaitu:

1. Faktor Internal

a. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti

pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk


55

baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan

penjualan.

b. Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti

pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

c. Pengumuman badan direksi manajemen (management board of

director announcements) seperti perubahan dan pergantian

direktur, manajemen, dan struktur organisasi.

d. Pengumuman pengambilalihan diversifikasi seperti laporan merger,

investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakusisian dan

diakusisi.

e. Pengumuman investasi (investment announcements), melakukan

ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya.

f. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti

negosiasi baru, kontrak baru, dan lainnya.

g. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan

laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal,

Earning per Share (EPS), Deviden Per Share (DPS), price earning

ratio, net profit margin, return on assets (ROA), return on equity

(ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan lain-lain.

2. Faktor Eksternal

a. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga

tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai

regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh

pemerintah.
56

b. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan

karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manejernya dan

tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

c. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements),

seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau

harga saham perdagangan, pembatasan/penundaan trading.

d. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga

merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya

pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara.

e. Berbagai isu baik dari dalam dan luar negeri.

2.1.7 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

Judul
Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian
Acep Edison, Pengaruh Return on Assets Persamaan Perbedaan dengan
Eddy Return On tidak dapat dengan penelitian ini
Winarso, Assets, Net dilakukan penelitian ini yaitu penelitian
Adriandra Profit pengujian, sama-sama sebelumnya
Edisan, dan Margin, sehingga tidak menggunakan menggunakan
Nunung diketahui variabel Return on Assets
dan Earnings
Nuryani pengaruh ROA independen dan Earnings Per
Per Share
(2019) terhadap harga Net Profit Share.
Terhadap
saham, Net
Harga Saham Margin
(NPM)
57

Profit Dependen
Margin Harga Saham.
berpengaruh
terhadap tingkat
harga saham.
Peningkatan Net
Profit
Margin
mampu
menjelaskan
variasi harga
saham, Earnings
Per
Share
berpengaruh
terhadap harga
saham,
pengingkatan
EPS dapat
meningkatkan
variasi harga
saham, Return
on Assets, Net
Profit Margin,
Earnings Per
Share
berpengaruh
secara simultan
terhadap harga
saham.
58

Santi Pengaruh Hasil penelitian Persamaan Perbedaan dengan


Octaviani dan Likuiditas, ini menunjukkan dengan penelitian ini
Dahlia Profitabilitas, bahwa penelitian ini yaitu penelitian
Komalasari dan profitabilitas yaitu sama- sebelumnya
(2017) Solvabilitas berpengaruh sama menggunakan
Terhadap secara signifikan menggunakan rasio likuiditas.
Harga Saham terhadap harga variabel
saham, independen
Likuiditas dan Profitabilitas,
Solvabilitas dan
tidak Solvabilitas
berpengaruh dependen
secara signifikan Harga Saham.
terhadap harga
saham.
Ditha Pengaruh Hasil penelitian Persamaan Perbedaan dengan
Maharani Rasio ini menunjukkan dengan penelitian ini
Avilianka dan Likuiditas, bahwa rasio penelitian ini yaitu pada
Tetty Rasio Profitabilitas yaitu sama- penelitian
Lasniroha Profitabilitas, dan rasio sama terdahulu
Sarumpaet Rasio Aktivitas menggunakan menggunakan
(2017) Aktivitas, dan memiliki variabel variabel
Rasio pengaruh positif independen independen Rasio
Profitabilitas yang signifikan Rasio Aktivitas dan
Terhadap terhadap harga Profitabilitas Rasio Likuiditas.
Harga Saham saham, rasio dan Rasio
likuiditas dan Solvabilitas
rasio solvabilitas variabel
59

tidak memiliki dependen


pengaruh yang Harga Saham.
signifikan
terhadap harga
saham.
Muhammad Pengaruh Hasil penelitian Persamaan Perbedaan dengan
Mukhsin, Likuiditas, ini menunjukkan dengan penelitian ini
Ninik Solvabilitas, bahwa rasio penelitian ini yaitu pada
Lukiana, dan Profitabilitas, profitabilitas dan yaitu sama- penelitian
Hartono dan Nilai nilai pasar sama terdahulu
(2018) Pasar berpengaruh menggunakan menggunakan
Terhadap signifikan variabel variabel
Harga Saham terhadap harga independen independen Rasio
saham, rasio Rasio Likuiditas dan
likuiditas dan Profitabilitas Nilai Pasar.
solvabilitas tidak dan Rasio
berpengaruh Solvabilitas
signifikan variabel
terhadap harga dependen
saham. Harga Saham.
Muhammad Pengaruh Hasil penelitian Persamaan Perbedaan dengan
Jalil, H. Informasi Net ini menunjukkan dengan penelitian ini
Mukhzarudfa, Profit bahwa Net Profit penelitian ini yaitu penelitian
Enggar D.P Margin, Debt Margin secara yaitu sama- sebelumnya
Arum (2017) To Equity parsial sama menggunakan
Ratio, dan berpengaruh menggunakan variabel
Earning Per terhadap harga variabel independen
Share saham, Debt To independen Net
60

Terhadap Equity Ratio Profit Earning


Harga tidak Margin
Per Share.
Saham. berpengaruh dan Debt
terhadap harga to Equity
saham. Ratio
variabel
dependen
Harga Saham.
Istifani Pengaruh Hasil penelitian Persamaan Perbedaan dengan
Sucimanah, Debt to ini menunjukkan dengan penelitian ini
Dedi Equity Ratio, bahwa Net Profit penelitian ini yaitu pada
Hariyanto, Return On Margin tidak yaitu sama- penelitian
dan Heni Asset, Net mempunyai sama terdahulu
Safitri (2018) Profit Margin pengaruh menggunakan menggunakan
Terhadap terhadap harga variabel variabel
Harga saham, Debt to independen Net independen
Saham. Equity Ratio Profit Margin Return On Asset.
tidak dan Debt to
mempunyai equity Ratio
pengaruh variabel
terhadap harga dependen
saham. Harga Saham.
Halimatu Effect of debt Hasil penelitian Persamaan Perbedaan dengan
Sa’diyah, to equity ratio menunjukkan dengan penelitian ini
Didik Ardian, (DER), price bahwa Net Profit penelitian ini yaitu pada
dan earnings Margin yaitu sama- penelitian
Helsinawati ratio (PER), memiliki sama terdahulu
(2019) net profit pengaruh menggunakan menggunakan
margin terhadap harga variabel variabel
(NPM), saham, Debt to independen Net independen,
61

return Equity Ratio Profit Earning Per


memiliki Margin Share, Price
on investment
pengaruh dan Debt Earning Ratio,
(ROI),
terhadap harga to Equity dan Return On
earning
saham. Ratio Investment.
per
variabel
share
dependen
(EPS) In
Harga Saham.
influence
exchange
rates
and
Indonesian
interest rates
Indonesian
interest rates
(SBI)
share
price in
textile

and garment
industry
Indonesia
stock
exchange

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham

Menurut Kasmir (2017: 196), rasio profitabilitas merupakan rasio untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Pada penelitian ini Net

Profit Margin (NPM) digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas. Karena menurut
62
Arini (2015:80) menyatakan bahwa indikator yang dapat digunakan sebagai
62

pengukuran profitabilitas perusahaan adalah Net Profit Margin (NPM) yang

merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur laba bersih per pendapatan.

Perusahaan dengan Net Profit Margin yang tinggi secara otomatis akan memiliki

kemampuan melindungi diri di saat masa sulit. Rasio ini menunjukkan berapa besar

persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Jika nilai NPM

perusahaan tinggi maka minat investor pun tinggi sehingga para investor

memperhatikan nilai NPM yang dimiliki oleh perusahaan karena akan berdampak

baik bagi harga saham perusahaan jika nilai NPM perusahaan tinggi.

Hubungan antara profitabilitas dengan harga saham berdasarkan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Santi Octaviani dan Dahlia Komalasari (2017)

menunjukkan bahwa rasio profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap harga

saham. Yang artinya bila profitabilitas suatu perusahaan tinggi maka nilai harga

saham pun akan tinggi sehingga para investor akan menanamkan modalnya pada

perusahaan tersebut karena persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap

penjualan tinggi. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Mukhsin,

Ninik Lukiana, dan Hartono (2018) menunjukkan bahwa rasio profitabilitas

berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Dengan demikian jika

profitabilitas meningkat maka akan bertambahnya permintaan atau penjualan saham

karena banyaknya investor yang ingin menanamkan modal pada perusahaan tersebut.
63

2.2.2 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Harga Saham

Menurut Hery (2016: 190), rasio solvabilitas atau leverage merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan utang.

Dengan kata lain, rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

seberapa besar beban utang yang harus ditanggung perusahaan dalam rangka

pemenuhan aset. Pada penelitian ini Debt to Equity Ratio (DER) digunakan dalam

mengukur rasio solvabilitas. Menurut Kasmir (2017: 156), Debt to Equity Ratio

(DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dan ekuitas. Rasio ini

dicari dengan cara membandingkan antara seluruh hutang dengan seluruh ekuitas.

Nilai DER akan berdampak terhadap harga saham karena investor sangat

memperhatikan nilai DER perusahaan. Jika nilai DER tinggi investor akan

menghindari perusahaan tersebut dikarenakan DER dapat mempengaruhi nilai harga

saham.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Christine Dwi Karya Susilawati

(2012) menunjukkan bahwa rasio solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap harga

saham. Yang artinya jika hutang suatu perusahaan tinggi maka beban Bunga yang

dihasilkan dari hutang pun akan tinggi sehingga dapat berdampak kepada kinerja

suatu perusahaan yang mengakibatkan harga saham turun. Adapun penelitian yang

dilakukan oleh Luh Dien Sandra, Wayan Cipta, dan I Wayan Suwendra (2016: 2016)

menunjukkan bahwa rasio solvabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham.

Dengan demikian, apabila beban bunga yang timbul dari hutang suatu perusahaan

sangat tinggi maka akan para investor tidak akan tertarik untuk menanamkan modal

pada perusahaan tersebut karena dapat mempengaruhi harga saham atau dapat

menurunkan nilai harga saham.


64

2.2.3 Pengaruh Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Harga Saham

Menurut Mamdun M. Hanafi (2016: 81), rasio profitabilitas merupakan rasio

untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada

tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Pada penelitian ini Net profit

Margin (NPM) digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas. Menurut Werner R.

Muhardi (2013: 64), Net Profit Margin (NPM) mencerminkan kemampuan suatu

perusahaan dalam memperoleh laba neto dari setiap penjualannya. Jika semakin

tinggi nilai NPM, maka itu menunjukkan semakin baik. Dengan demikian para

investor akan tertarik untuk menanamkan modal pada perusahaan yang memiliki nilai

NPM tinggi karena nilai NPM yang tinggi dapat meningkatkan harga saham.

Menurut Kasmir (2017), rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan hutang. Pada

penelitian ini Debt to Equity Ratio (DER) digunakan dalam mengukur rasio

solvabilitas. Menurut Mamduh Hanafi dan Abdul Halim (2016: 82), Debt to Equity

Ratio (DER) merupakan rasio yang dapat menunjukkan hubungan antara jumlah

pinjaman jangka panjang yang diberikan oleh kreditur dengan jumlah modal sendiri

yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Sehingga DER menjadi patokan oleh para

investor dalam mengambil keputusan karena jika nilai DER perusahaan tinggi maka

dapat menurunkan nilai harga saham. Maka rasio profitabilitas dan solvabilitas dapat

berpengaruh secara simultan terhadap harga saham.


65

Berdasarkan uraian diatas maka penulis menuangkan kerangka pemikirannya

dalam bentuk skema kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Profitabilitas
Net Profit Margin (NPM)
(X1)

Harga Saham
(Y)

Solvabilitas
Debt to Equity Ratio (DER)
(X2)

Keterangan :

Variabel X : Profitabilitas (NPM = X1)

Solvabilitas (DER = X2)

Variabel Y : Harga Saham

Pengaruh Secara Parsial

Pengaruh Secara Simultan

2.2.4 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2017: 63), menyatakan bahwa hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban


66

yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-

fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data atau kuesioner. Berdasarkan

kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Hipotesis 1 :

H01 : Tidak terdapat pengaruh dari Profitabilitas terhadap harga saham.

Ha1 : Terdapat pengaruh dari Profitabilitas terhadap harga saham.

Hipotesis 2:

H02 : Tidak terdapat pengaruh dari Solvabilitas terhadap harga saham.

Ha2 : Terdapat pengaruh dari Solvabilitas terhadap harga saham.

Hipotesis 3:

H03 : Tidak terdapat pengaruh dari Profitabilitas dan Solvabilitas terhadap harga saham.

Ha3 : Terdapat pengaruh dari Profitabilitas dan Solvabilitas terhadap harga saham.
BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap harga saham pada

perusahaan property dan real estate yang terdapat di BEI pada tahun

2016- 2018.

2. Untuk mengetahui pengaruh solvabilitas terhadap harga saham pada

perusahaan property dan real estate yang terdapat di BEI pada tahun

2016- 2018.

3. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan solvabilitas terhadap harga

saham pada perusahaan property dan real estate di BEI pada tahun 2016-

2018.

3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk:

1. Bagi Penulis

Bagi penulis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai harga saham pada perusahaan property dan real

estate yang terdapat di BEI pada tahun 2016-2018.

67
68

2. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi yang berguna untuk perusahaan agar menjadi lebih baik lagi dan

perusahaan dapat memberikan informasi mengenai laporan keuangan yang

lengkap agar dapat berguna bagi pemegang saham.

3. Bagi Investor

Bagi investor penelitian ini diharapkan dapat membantu para investor

dalam mengambil sebuah keputusan dalam melakukan pembelian saham

pada suatu perusahaan.


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

4.1.1 Jenis dan Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2017: 11), metode kuantitatif adalah metode yang

berdasar filsafat positivisme bertujuan menggambarkan dan menguji hipotesis yang

dibuat peneliti. Peneliti kuantitatif memuat banyak angka-angka mulai dari

pengumpulan, pengolahan, serta hasil yang didominasi angka.

Menurut Sugiyono (2017: 35), metode penelitian deskriptif ini dilakukan

untuk mengetahui keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu variabel atau

lebih (variabel yang berdiri sendiri atau variabel bebas) tanpa membuat perbandingan

variabel itu sendiri dan mencari hubungan dengan variabel lain.

Menurut Nuryaman dan Christina (2015: 6), penelitian eksplanatori adalah

penelitian yang tujuannya untuk memperoleh jawaban tentang “bagaimana” dan

“mengapa” suatu fenomena terjadi. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan atau

membuktikan bagaimana hubungan antar variabel penelitian.

Pengertian di atas menjelaskan bahwa, peneliti ini menggunakan tipe

penelitian deskriptif untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan rasio

profitabilitas, rasio solvabilitas, dan harga saham pada perusahaan property dan real

estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016 sampai tahun 2018.

Tipe penelitian eksplanatori digunakan untuk menjelaskan atau membuktikan

69
bagaimana hubungan

69
70

antar variabel profitabilitas, solvabilitas, dan harga saham pada perusahaan property

dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016 sampai tahun

2018.

4.1.2 Unit Analisis

Menurut Uma Sekaran dan Roger Bougie (2017: 119), unit analisis adalah

tingkat kesatuan data yang dikumpulkan selama tahap analisis data selanjutnya. Unit

analisis pada penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan pada perusahaan

property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016

sampai 2018 yang sasarannya adalah profitabilitas, solvabilitas, dan harga saham

yang diambil dari website Bursa Efek Indonesia.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1 Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2017: 80), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sedangkan menurut Sekaran dan Bougie (2017: 240) populasi mengacu pada seluruh

kelompok orang, peristiwa, atau hal-hal yang menarik untuk diteliti lebih lanjut oleh

seorang peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real

estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018 yang berjumlah 34

perusahaan.
71

4.2.2 Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2017: 81), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi.
Menurut Sugiyono (2017: 82), terdapat dua teknik sampling yang dapat

digunakan yaitu:

1. Probability Sampling

Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama

bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate stratifed

random sampling, disproportionate stratifies random sampling, sampling

area (cluser).

2. Non Probability Sampling

Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau

kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota

aksidental, purposive, jenuh, snowball.

Dalam pemilihan sampel peneliti menggunakan teknik non probability

sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2017:

85).
72

Peneliti memilih teknik purposive sampling yang menetapkan pertimbangan-

pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel-sampel

yang digunakan penelitian ini. Adapun kriteria yang dijadikan sebagai penelitian

yaitu sebagai berikut:

1. Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia secara berturut-turut selama periode tahun 2016-2018.

2. Perusahaan property dan real estate yang memiliki Net Profit Margin dan

Debt to Equity Ratio negatif.

3. Perusahaan property dan real estate yang mengalami outlayer.

4. Berdasarkan kriteria yang telah dijabarkan di atas, maka jumlah sampel

yang dapat digunakan dalam penelitian adalah:

Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Sampel

Keterangan Jumlah
Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI selama periode
34
2016-2018
Perusahaan property dan real estate yang memiliki Net Profit Margin dan
(12)
Debt to Equity Ratio negatif

Perusahaan property dan real estate yang mengalami outlayer (10)

Total perusahaan yang akan diteliti 12


Total sampel penelitian (12 x 3 periode 2016-2018) 36
73

Tabel 4.2 Sampel Perusahaan Property dan Real Estate Yang Digunakan

Kode
No. Nama Emiten
Perusahaan
1. APLN Agung Podomoro Land Tbk.
2. ASRI Alam Sutera Realty Tbk.
3. BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk.
4. BCIP Bumi Citra Permai Tbk.
5. BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk.
6. BKSL Sentul City Tbk.
7. DART Duta Anggada Realty Tbk.
8. DILD Intiland Development Tbk.
9. EMDE Megapolitan Developments Tbk.
10. GPRA Perdana Gapuraprima Tbk.
11. GWSA Greenwood Sejahtera Tbk.
12. MDLN Modernland Realty Tbk.

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan property dan real estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2016 sampai dengan tahun

2018. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan selesai.
74

4.4 Data dan Sumber Data

4.3.1 Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2017: 41), objek penelitian adalah suatu sasaran ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang hal subjektif,

valid, dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu).

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Rasio Profitabilitas, Rasio

Solvabilitas, dan Harga saham. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga

saham sedangkan variabel independennya adalah Rasio Profitabilitas dan Rasio

Solvabilitas.

4.3.2 Sumber Data

Jenis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut

Sugiyono (2017: 137), data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.

Informasi data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara

mengumpulkan laporan keuangan tahunan pada perusahaan property dan real estate

di Bursa Efek Indonesia yang bersumber dari website resmi Bursa Efek Indonesia

pada tahun 2016-2018 (www.idx.co.id).

4.5 Metode Pengumpulan Data

Teknik data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi Internet (Internet Reasearch)


75

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

laporan keuangan audited dan harga saham pada saat penutupan akhir

periode pada Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2016-2018. Data tersebut telah

dipublikasikan dan didokumentasikan pada website resmi Bursa Efek

Indonesia (www.idx.id) dan data yang berasal dari situs-situs yang

berhubungan dengan berbagai macam informasi yang dibutuhkan dalam

melaksanakan penelitian ini.

2. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca, mempelajari,

meneliti, mengkaji, dan menelaah berbagai sumber bacaan berupa buku-

buku wajib (literatur), jurnal, naskah, dan referensi lainnya yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti untuk mendapatkan landasan teori yang kuat

dan berbagai penjelasan mengenai masalah yang ada dalam penelitian ini.

4.6 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2017: 102), instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Adapun

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan atau

laporan tahunan perusahaan dalam sector property dan real estate yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016 sampai dengan 2018.


76

4.6.1 Variabel Independen

Variabel independent (variabel bebas) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat) menurut Sugiyono (2017: 39). Dalam penelitian ini, yang menjadi

variabel independen atau variabel bebas (X1) dan (X2) adalah profitabilitas dan

solvabilitas.

4.6.2 Variabel Dependen

Variabel dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas menurut Sugiyono (2017:

59). Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel dependen atau variabel terikat (Y)

adalah harga saham.

Tabel 4.3 Operasional Variabel

Variabel Konsep Pengukuran Skala

Net Arini (2015:80) (NPM) Rasio

menyatakan Laba Bersih


= 𝑥 100%
Profit Margin Pendapatan Usaha
bahwa indikator
(NPM) (X1)
yang dapat

digunakan

sebagai

pengukuran

profitabilitas
77

perusahaan

adalah

Net

Profit

Margin (NPM)

yang

merupakan

indikator yang

digunakan untuk

mengukur laba

bersih per

pendapatan.
Debt to Equity Menurut Kasmir 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 Rasio

Ratio (DER) (2015:157), Total Utang


=
Total Modal
(X2) Debt to Equity

Ratio

(DER)

rasio yang

digunakan untuk

menilai utang

dengan ekuitas.

Rasio ini

berguna untuk

mengetahui
78

jumlah dana

yang disediakan

peminjam

(kreditor)

dengan pemilik

perusahaan.

Dengan kata

lain, rasio ini

berfungsi untuk

mengetahui

setiap rupiah

modal sendiri

yang dijadikan

untuk jaminan

utang.

Harga Saham Menurut Rasio

(Y) Musdalifah Azis

(2015:80), harga

saham adalah

harga pada pasar

riil, dan
79

merupakan

harga yang

paling mudah

ditentukan

karena

merupakan

harga dari suatu

saham pada

pasar yang

sedang

berlangsung

atau jika pasar

ditutup, maka

harga pasar

adalah harga

penutupannya.

Sedangkan

menurut Hadi

(2013:52), harga

saham adalah

harga yang
80

muncul karena

adanya order

yang masuk ke

para pialang

baik menjual

saham maupun

membeli saham

yang akan

berpotensi

terjadinya

transaksi pada

harga tertentu.

4.7 Teknik Analisis Data

Menurut (Nuryaman dan Christina,2015), analisis deskriptif adalah

memberikan deskripsi mengenai karakteristik variabel penelitian. Salah satu metode

yang dapat digunakan untuk analisis deskriptif adalah statistik deskriptif. Pengolahan

data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan komputerisasi program

Microsoft Excel, SPSS 25, dan Software Eviews 10.


81

4.7.1 Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2017: 232), statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi, disajikan melalui

data tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean,

desil, persentil, dan standar deviasi. Pada penelitian ini akan mendeskripsikan

variabel profitabilitas, solvabilitas, dan harga saham pada perusahaan property dan

real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015 sampai

dengan 2018.

4.7.2 Pengujian Asumsi Klasik

Ghozali (2016) menyatakan bahwa uji asumsi klasik adalah persyaratan

statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis

ordinary least square (OLS). Jadi analisis regresi linier berganda yang tidak

berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik, misalnya regresi

logistik atau regresi ordinal. Uji asumsi klasik yang sering digunakan yaitu uji

normalitas, uji autokorelasi, uji hetereoskedastisitas, uji multikolinearitas. Tidak ada

ketentuan yang pasti mengenai urutan uji mana dulu yang harus dipenuhi. Analisis

dapat dilakukan tergantung pada data yang ada. Asumsi klasik dilakukan untuk

mengetahui apakah data layak untuk dianalisis.


82

4.7.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan guna mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Model regresi dikatakan baik jika memiliki nilai

residual yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis

grafik dan analisis statistic (Ghozali, 2016: 161)

1. Analisis Grafik

Salah satu cara yang mudah untuk melihat normalitas residual adalah

dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data

observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun

demikian, dengan hanya melihat tabel histogram bisa menyesatkan,

khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Motode yang lebih handal

adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan

distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif

dari distribusi normal. Dasar pengambilan dengan menggunakan normal

probability plot sebagai berikut (Ghozali, 2016: 163)

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak

mengikuti arah garis diagonal atau garis histogram tidak


83

menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

2. Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati

secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya.

Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji

statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas

residual adalah uji statistik nonparametik Kolgomorov-Smirnov (K-S)

tingkat signifikan (α) 0.05. Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :

(Ghozali, 2016: 166)

H0: Data residual terdistribusi normal apabila Sig hitung > 0.05

Ha: Data residual tidak terdistribusi normal apabila Sig hitung < 0.05

4.7.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya kolerasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

semestinya tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen. Cara mendeteksi ada

tidaknya multikolonieritas yaitu dengan cara memperhatikan angka Variance

Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance kurang dari 0,10 atau

sama dengan nilai VIF lebih dari 0,10 (Ghozali, 2016: 108)
84

4.7.2.3 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2016: 111-112), uji autokorelasi bertujuan untuk menguji

model regresi linier apakah ada kolerasi kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) atau tidak. Jika terdapat kolerasi, maka

dinamakan terdapat problem autokorelasi. Cara mendeteksi problem autokorelasi

adalah dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW) kemudian membandingkan

hasil uji dengan tabel Durbin Watson (DW).

Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji autokolerasi adalah dengan

menggunakan uji Durbin Watson (DW), adalah sebagai berikut:

1. Apabila 0 < d < dI 1 berarti tidak ada autokorelasi positif dengan

keputusan ditolak.

2. Apabila d1 < d < du berarti tidak ada autokorelasi positif dengan keputusan

no decision.

3. Apabila 4 – d1 < d < 4 berarti tidak ada korelasi negatif dengan keputusan

ditolak.

4. Apabila 4 – du < d < 4 – d1 berarti tidak ada korelasi negatif dengan

keputusan no decision.

5. Apabila du < d < 4 – du berarti tidak ada autokorelasi positif atau negatif

dengan keputusan tidak ditolak.

Selain menggunakan uji Durbin Watson (DW), pengujian autokorelasi juga

dapat dilakukan dengan uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test.

Hipotesis :
85

H0 : Tidak ada masalah autokorelasi

H1 : Ada masalah autokorelasi

Maka, jika nilai probabilitas Chi-Square < 0,05 H0 ditolak dan jika nilai

probabilitas Chi-Square > 0,05 H0 diterima.

4.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual antara satu pengamatan dengan

pengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,

maka model regresi tersebut homoskedastisitas. Sebaliknya, jika variance dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda, maka model regresi termasuk

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang

homoskedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji ada

tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola

tertentu pada grafik scatterplot antar SRESID (residual) dan ZPRED (variabel terikat)

dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y

Prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized.

Dasar analisisnya adalah sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.


86

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.7.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel

independen (explanatory) terhadap satu variabel dependen dan umumnya dinyatakan

dengan persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil

analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independent,

koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan

suatu persamaan. Koefisien regresi dihitung untuk meminimumkan penyimpangan

antara nilai actual dan nilai estimasi variabel dependen berdasarkan data yang ada

(Ghozali, 2016: 95). Bentuk persamaan dari regresi linear berganda ini adalah:

𝑌 = 𝑎 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝜀

Keterangan :

Y = Harga Saham

α = Konstanta

β = Koefisien Regresi

X1 = Rasio Profitabilitas

X2 = Rasio Solvabilitas

𝜀 = Standard Error
87

4.8 Pengujian Hipotesis

Menurut Fenti Hikmawati (2017: 54), pengujian hipotesis dilakukan sebelum

penarikan kesimpulan suatu hipotesis, yakni ditolak atau diterima. Pengujian

hipotesis yang mengandung pengertian sama (tidak berbeda), selanjutnya disebut

hipotesis nol (H0) dan hipotesis yang mengandung pengertian berbeda (lebih dari atau

kurang dari), selanjutnya disebut hipotesis alternatif (Ha).

4.8.1 Penetapan Hipotesis

Menurut Fenti Hikmawati (2017: 57), hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena

jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan

pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesis

diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang harus

dibuktikan melalui data yang terkumpul. Secara statistik hipotesis diartikan sebagai

pernyataan mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya

berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (statiktik) (Sugiyono, 2017).

4.8.2 Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t)

Uji simultan F digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara

bersama-sama antara variabel-variabel independen (Earning Per Share, Price

Earning Ratio dan Debt To Equity Ratio) terhadap variabel dependen return saham

(Ghozali, 2016: 98). Adapun cara melakukan uji F sebagai berikut:


88

1. Merumuskan hipotesis untuk masing-masing kelompok

H0 = berarti secara simultan atau bersama-sama tidak ada pengaruh

yang signifikan antara X1, X2, dan X3 dengan Y

H1 = berarti simultan atau bersama-sama ada pengaruh yang signifikan

antara X1, X2, dan X3 dengan Y

2. Menentukan tingkat signifikan yaitu sebesar 5% (0,05)

Membandingkan tingkat signifikan (α= 0,05) dengan tingkat signifikan F

yang diketahui secara langsung dengan menggunakan program EViews

dengan kriteria :

a. Nilai signifikan F < 0,05 berati H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini

artinya bahwa semua variabel independen secara serentak dan

signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b. Nilai signifikan F > 0,05 berati H0 diterima dan H1 ditolak, hal ini

artinya bahwa semua variabel independen secara serentak dan

signifikan tidak mempengaruhi variabel dependen.

3. Membandingkan F hitung dengan F tabel dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika F hitung > F table, maka H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini

artinya bahwa semua variabel independen secara serentak dan

signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b. Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. hal ini

artinya bahwa semua variabel independen secara serentak dan

signifikan tidak mempengaruhi variabel dependen.


89

4.8.3 Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F)

Uji simultan F digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara

bersama-sama antara variabel-variabel independen (Earning Per Share, Price

Earning Ratio dan Debt To Equity Ratio) terhadap variabel dependen return saham

(Ghozali, 2018:98). Adapun cara melakukan uji F sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis untuk masing-masing kelompok

H0 = berarti secara simultan atau bersama-sama tidak ada pengaruh

yang signifikan antara X1, X2, dan X3 dengan Y

H1 = berarti simultan atau bersama-sama ada pengaruh yang signifikan

antara X1, X2, dan X3 dengan Y

2. Menentukan tingkat signifikan yaitu sebesar 5% (0,05)

Membandingkan tingkat signifikan (α= 0,05) dengan tingkat signifikan F

yang diketahui secara langsung dengan menggunakan program EViews

dengan kriteria :

a. Nilai signifikan F < 0,05 berati H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini

artinya bahwa semua variabel independen secara serentak dan

signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b. Nilai signifikan F > 0,05 berati H0 diterima dan H1 ditolak, hal ini

artinya bahwa semua variabel independen secara serentak dan

signifikan tidak mempengaruhi variabel dependen.

3. Membandingkan F hitung dengan F tabel dengan kriteria sebagai berikut :


90

a. Jika F hitung > F table, maka H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini

artinya bahwa semua variabel independen secara serentak dan

signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b. Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. hal ini

artinya bahwa semua variabel independen secara serentak dan

signifikan tidak mempengaruhi variabel dependen.

4.8.4 Koefisien Determinasi (Uji R2)

Menurut Imam Ghazali (2016: 97), koefisien determinasi (R2) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

independent. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Koefisien Determinasi (Kd) dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

Kd = r2 x 100%

Keterangan :

Kd = Koefisien Determinasi

R2 = Koefisien Kuadrat Kolerasi Ganda


91

Bila hasil pengujian statistik menunjukkan Ha diterima, maka hal ini berarti

bahwa variabel independent (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen

(Y). Apabila Ha ditolak, maka hal ini berarti variabel independent (X) tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Koefisien determinasi

digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh positif atau negatif di antara

variabel X dan variabel Y (Riduwan & Sunarto, 2017: 62).

4.8.5 Tingkatan Signifikansi

Sekaran dan Bougie (2017: 27) menjelaskan tingkat signifikansi yaitu artinya,

kepercayaan mengacu pada probabilitas bahwa estimasi peneliti benar. Tingkat

kepercayaan 95% dalam ilmu sosial – yang menyiratkan bahwa hanya ada

probabilitas 5% bahwa temuan mungkin tidak benar – diterima sebagai konvensional,

dan biasanya disebut sebagai tingkat signifikansi 0,05 (p = 0,05). Tingkat signifikansi

yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 0,05 atau 5%.

4.9 Keabsahan Data

4.9.1 Pemilihan Model Regresi

Menurut Basuki dan Yulia (2015:136), dalam metode estimasi model regresi

dengan menggunakan data panel dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu

sebagai berikut:

1. Model Common Effect


92

Merupakan pendekatan model data panel yang paling sederhana

karena hanya mengkombinasikan data time series dan cross section. Pada

model ini tidak diperhatikan dimensi waktu maupun individu, sehingga

diamsusikan bahwa perilaku data perusahaan sama dalam berbagai kurun

waktu. Motode ini bisa menggunakan pendekatan Ordinary Least Square

(OLS) atau teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi model data panel.

2. Model Fixed Effect

Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu dapat

diakomodasi dari perbedaan intersepnya. Untuk mengestimasi data panel

model Fixed Effects menggunakan teknik variabel dummy untuk

menangkap perbedaan intersep antar perusahaan, perbedaan intersep bisa

terjadi karena perbedaan budaya kerja, manajerial, dan insentif. Namun

demikian slopnya sama antar perusahaan. Model estimasi ini sering juga

disebut dengan teknik Least Squares Dummy Variable (LSDV).

3. Model Random Effect.

Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan

mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu. Pada model

Random Effect perbedaan intersep diakomodasi oleh error terms masing-

masing perusahaan. Keuntungan menggunakan model Random Effect

yakni menghilangkan heteroskedastisitas. Model ini juga disebut dengan

Error Component Model (ECM) atau teknik Generalized Least Square

(GLS).
93

4.9.2 Pemilihan Model Regresi Data Panel

Menurut Basuki dan Prawoto (2017: 277), untuk memilih model yang paling

tepat digunakan dalam mengelola data panel, terdapat tiga metode yang dapat

dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1. Uji Chow

Uji ini digunakan untuk memilih salah satu model pada regresi data

panel, dengan cara penambahan variabel dummy sehingga dapat diketahui

bahwa intersepnya berbeda dan dapat di uji dengan chow test (uji F

statistik) dengan melihat Residual Sum of Squares (RSS) likehood ratio.

Selanjutnya dibuat hipotesis untuk di uji yaitu:

a. H0 Model koefisien tetap (common effect model)

b. H1 Model efek tetap (fixed effect model)

Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji

Chow adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai Probability Cross-section Chi-square < α (5%), maka H0

ditolak, yang berarti model fixed effect yang dipilih.

b. Jika nilai probability Cross-section Chi-square > α (5%), maka H0

diterima, yang berarti model common effect yang dipilih.

2. Uji Hausman

Uji ini digunakan untuk memilih model efek acak (random effect

model). Dengan model efek tetap (fixed effect model). Uji ini bekerja

dengan menguji apakah terdapat hubungan antara galat pada model (galat
94

komposit) dengan satu atau lebih variabel penjelas (independen) dalam

model. Hipotesis dalam pengujian uji Hausman yaitu:

a. H0 : Maka digunakan model random effect

b. H1 : Maka digunakan model fixed effect

Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji

Hausman adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai Probability Cross-section Random < α (5%), maka H0

ditolak, yang berarti model fixed effect yang dipilih.

b. Jika nilai Probability Cross-section Random > α (5%), maka H0

diterima, yang berarti model random effect yang dipilih.

4.9.3 Uji Lagrange Multiplier

Uji ini digunakan untuk membandingkan atau memilih model yang terbaik

antara model efek tetap maupun model koefisien tetap. Pengujian ini didasarkan pada

distribusi Chi Squares dengan derajat kebebasan (df) sebesar jumlah variabel

independent. Hipotesis statistik dalam pengujian, yaitu:

1. H0 : maka digunakan model common effect

2. H0 : maka digunakan model random effect

Model perhitungan uji LM yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Breusch-Pagan merupakan metode yang paling banyak digunakan oleh para peneliti

dalam perhitungan uji LM. Adapun pedoman yang digunakan dalam pengambilan

kesimpulan uji LM berdasarkan metode Breusch-Pagan adalah sebagai berikut:


95

1. Jika nilai Cross-section Breusch-Pagan < α (5%), maka H0 ditolak

yang berarti model random effect yang dipilih.

2. Jika nilai Cross-section Breusch-Pagan > α (5%), maka H0 diterima

yang berarti model common effect yang dipilih.

4.10 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan oleh penulis selama penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Melakukan studi kepustakaan dan internet dengan menggunakan literatur-

literatur yang terkait dengan penelitian.

2. Menentukan masalah yang akan diteliti, serta menentukan variabel X dan

Y.

3. Melakukan pengumpulan data dengan mengunjungi situs Bursa Efek

Indonesia (BEI) (www.idx.co.id) untuk mendapatkan laporan keuangan

tahunan perusahaan property dan real estate periode 2016 sampai dengan

2018.

4. Mengolah data yang telah terkumpul serta melakukan pengujian model,

uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis.

5. Melakukan pembahasan mengenai hasil penelitian yang telah diuji

sebelumnya.

6. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian serta memberikan saran.


BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Profil Tempat Penelitian

1. PT. Agung Podomoro Land Tbk.

Agung Podomoro Land Didirikan pada 30 Juli 2004. Saat itu Agung

Podomoro Land di bawah nama PT Tiara Metropolitan Jaya. Para

pemegang saham Agung Podomoro Land pada tahun 2010 menyelesaikan

restrukturisasi perusahaan, dan perusahaan induk dialihkan ke kendali

Agung Podomoro Land. Agung Podomoro Land merupakan entitas

unggulan dari Agung Podomoro Group.

Agung Podomoro Land meliputi usaha dalam bidang real estate,

termasuk pembebasan tanah, pengembang, dan penjualan tanah, baik

tanah untuk perumahan, maupun tanah untuk industri, serta penjualan

tanah berikut bangunannya seperti pusat perbelanjaan dan perkantoran

dengan proyek Mediterania Garden Residence 2, Central Park, Royal

Mediterania Garden, Garden Shopping Arcade, Gading Nias Emerald,

Gading Nias Residence, Grand Emerald, Gading Nias Shopping Arcade,

Madison Park dan Garden Shopping Arcade 2 serta melakukan investasi

pada entitas anak dan asosiasi.

2. PT. Alam Sutera Realty Tbk.

96
97

PT Alam Sutera Realty Tbk adalah perusahaan Indonesia yang

bergerak di bidang pembangunan real estate. Perusahaan ini

mengembangkan dan memanajemen properti-properti tempat tinggal,

tempat usaha komersil, tempat industri dan pusat perbelanjaan, kantor dan

juga tempat rekreasi. Perusahaan ini memiliki proyek-proyek real estate

besar di Serpong, Cibitung, Cianjur, Tanjung Pinang dan Sanur. Pada

tahun 2012, Alam Sutera Realty mengambil alih Garuda Adhimatra

Indonesia, pemilik dan operator proyek Garuda Wisnu Kencana.

3. PT. Bekasi Asri Pemula Tbk.

PT Bekasi Asri Pemula Tbk merupakan pengembang real estate yang

berbasis di Indonesia. Lingkup kegiatan Perusahaan adalah real estate,

perdagangan, pengembangan, industri, percetakan, agrobisnis,

pertambangan, dan transportasi. Anak perusahaannya termasuk PT Karya

Graha Cemerlang dan PT Puri Ayu Lestari. Anak perusahaannya juga

bergerak dalam pengembangan real estate. Perusahaan dan anak

perusahaannya memiliki dan mengoperasikan Bumi Serpong Residence di

Pamulang, Taman Alamanda, dan Alamanda Regency di Bekasi Timur.

Target pasar untuk perumahan di Bumi Serpong Residence adalah

konsumen kelas menengah sementara Taman Alamanda dan Alamanda

Regency untuk konsumen kelas bawah

4. PT. Bumi Citra Permai Tbk.


98

PT Bumi Citra Permai Tbk merupakan perusahaan yang berbasis di

Indonesia yang bergerak dalam pengembangan dan konstruksi daerah

industri dan gudang. Perusahaan menawarkan kaveling, ruang gedung

industri untuk disewakan, dan gudang. Perusahaan memiliki Millennium

Industrial Estate yang berlokasi di Kabupaten Tangerang. Selain itu,

Perusahaan ini bergerak dalam penjualan kaveling built-up dengan

bangunan pra-desain. Anak perusahaannya termasuk PT Millennium

Power, yang bergerak dalam penyediaan pasokan listrik untuk

kepentingan Millennium Industrial Estate; PT Milwater Pratama Mandiri,

dan PT Citra Permai Pesona.

5. PT. Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk.

PT. Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. (BEST) didirikan pada tanggal

24 Agustus 1989 dan berdomisili di Kabupaten Bekasi, merupakan

perseroan terbatas yang didirikan untuk melaksanakan bisnis di kawasan

industri sesuai dengan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia.

BEST menjadi perusahaan terbuka pada saat perusahaan terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia pada tanggal 10 April 2012.

6. PT. Sentul City Tbk.

PT. Sentul City Tbk (BKSL) bergerak di bidang pengembangan

termasuk kegiatan perencanaan, pelaksanaan, konstruksi dan fasilitas dan

kontraktor umum yang meliputi pembangunan perumahan, rumah susun,

bangunan, perkantoran, apartemen / kondominium, area perbelanjaan (mal


99

dan plaza), rumah sakit, ruang konferensi, rumah ibadah, taman air, ruko,

sekolah dan bangunan komersial pada umumnya. di bidang perdagangan

yang berkaitan dengan real estat dan properti, yaitu penjualan dan

pembelian bangunan, rumah, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, unit

kamar apartemen, ruang kantor, mal perbelanjaan dalam ruangan dan lain-

lain; layanan seperti jasa penyewaan dan pengelolaan properti, kawasan

industri, gedung perkantoran, taman hiburan / rekreasi, pengelolaan taman

dan keamanan (penjaga keamanan), dan bidang terkait. Perusahaan mulai

beroperasi secara komersial pada tahun 1995.

7. PT. Ciputra Development Tbk.

PT. Ciputra Development Tbk (CTRA) bergerak dalam bidang

pengembangan dan penjualan real estat, apartemen, ruang perkantoran,

pusat perbelanjaan, tempat rekreasi dan fasilitas dan penyediaan layanan

terkait dengan perancangan, pengembangan dan pemeliharaan fasilitas

perumahan, termasuk namun tidak terbatas pada lapangan golf, klub

keluarga, restoran dan pusat rekreasi lainnya beserta fasilitasnya.

Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1984. PT. Sang

Pelopor adalah perusahaan induk utama dari perusahaan dan anak

perusahaan.

8. PT. Duta Anggada Realty Tbk.

PT. Duta Anggada Realty Tbk (DART) bergerak dalam bidang

pengembangan, penjualan, penyewaan dan pengelolaan apartemen,

gedung
100

perkantoran dan pusat perbelanjaan serta kegiatan terkait lainnya.

Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1984.

9. PT. Intiland Development Tbk.

PT. Intiland Development Tbk (DILD) bergerak dalam bidang

pembangunan dan penyewaan gedung perkantoran. Perusahaan mulai

beroperasi secara komersial pada tanggal 1 Oktober 1987 dengan kegiatan

utama di industri real estat. Intiland adalah salah satu perusahaan yang

dimiliki oleh Intiland Group.

10. PT. Duta Pertiwi Tbk.

PT. Duta Pertiwi Tbk (DUTI) bergerak dalam bidang pembangunan

dan pengembangan real estat, dan bisnis perdagangan umum. Perusahaan

mulai beroperasi secara komersial dalam bisnis real estat pada tanggal 1

Oktober 1988. Sebelum Oktober 1988, Perusahaan hanya bergerak dalam

bidang usaha konstruksi. Grup beroperasi di bawah PT. Bumi Serpong

Damai Tbk.

11. PT. Megapolitan Developments Tbk.

PT. Megapolitan Developments Tbk (EMDE) merupakan

pengembangan real estat. Perusahaan ini bergerak dalam pengembangan

pusat perbelanjaan dan permukiman. Proyek perusahaan yang

dikembangkan oleh perusahaan adalah Graha Cinere yang berlokasi di

Cinere-Depok; dan Tatya Asri yang berada di Bogor. Perusahaan mulai

beroperasi secara komersial sejak tahun 1978.

12. PT. Gading Development Tbk.


101

PT. Gading Development Tbk (GAMA) bergerak dalam bidang

konstruksi. Kegiatan Perusahaan meliputi pembangunan gedung,

jembatan, jalan, dermaga, perumahan, sekolah, taman rekreasi, pasar atau

pasar modern, rumah sakit dan bangunan lainnya; layanan konsultasi

dalam bisnis dan manajemen, properti, arsitektur, landscape, desain dan

interior, sipil, agen properti, dan lain-lain; perdagangan, seperti ekspor dan

impor, grosir dalam negeri; bahan bangunan dan alat konstruksi pabrikan.

Manajemen proyek kepada anak perusahaan dan investasi pada anak

perusahaan. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun

2009. Saat ini, perusahaan, sebagai kegiatan utamanya adalah manajemen

proyek kepada anak perusahaan dan investasi pada anak perusahaan.

13. PT. Gowa Makassar Tourism Development Tbk.

PT. Gowa Makassar Tourism Development Tbk (GMTD) bergerak

dalam bidang investasi dan pengembangan real estat dan properti.

Perusahaan mengembangkan kota Tanjung Bunga yang berlokasi di

Makassar, Sulawesi Selatan, pembangunan fisiknya telah dimulai sejak

tahun 1997. Perusahaan ini dikonsolidasikan oleh PT. Lippo Karawaci

Tbk, yang merupakan entitas induk tidak langsung.

14. PT. Perdana Gapuraprima Tbk.

PT. Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) bergerak dalam

pengembangan proyek properti baik dari rumah sederhana, real estat,

komersial, hotel dan


102

proyek campuran di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1980

oleh Gunarso Susanto Tanuwijaya.

15. PT. Greenwood Sejahtera Tbk.

PT. Greenwood Sejahtera Tbk (GWSA) bergerak dalam bidang

pengembangan real estat. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial

pada tahun 2010. Perusahaan ini merupakan bagian dari Grup Kencana

Graha Global.

16. PT. Jaya Real Property Tbk.

PT. Jaya Real Property Tbk (JRPT) bergerak dalam pengembangan

kawasan perumahan di Jakarta Selatan dan Tangerang dan mengelola

properti komersial. Kegiatan usaha meliputi akuisisi lahan, pengembang

real estat, penyewaan pusat perbelanjaan ke proyek Bintaro Jaya, Graha

Raya, Pusat Perdagangan Bintaro, Plaza Bintaro Jaya, Plaza Slipi Jaya,

Pasar Senen V, Pusat Grosir Senen Jaya, Jembatan Multiguna Senen Jaya,

Bintaro Jaya Xchange, Pasar Modern dan Pengelola Kawasan Bintaro dan

berinvestasi pada anak perusahaan dan perusahaan asosiasi. Perusahaan

mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1980. Perusahaan ini

merupakan anggota Grup Pembangunan Jaya.

17. PT. Lippo Cikarang Tbk.

PT. Lippo Cikarang Tbk (LPCK) bergerak dalam bidang industri, real

estat dan penyedia layanan pendukung. Perusahaan mulai beroperasi

secara
103

komersial pada tanggal 20 Mei 1989. Perusahaan adalah anggota Grup

Lippo.

18. PT. Lippo Karawaci Tbk.

PT. Lippo Karawaci Tbk (LPKR) adalah pengembang perkotaan

residensial dan komersial di Indonesia. Kegiatan utama perusahaan

meliputi pembangunan perkotaan, pembangunan terpadu skala besar, mal

ritel, layanan kesehatan, rumah sakit dan infrastruktur serta pengelolaan

properti dan portofolio. Ini adalah proyek pembangunan perkotaan

termasuk Lippo Village, Lippo Cikarang, Tanjung Bunga, Royal Serpong

Village, dan San Diego Hills Memorial Park. Perusahaan adalah anggota

Grup Lippo.

19. PT. Modernland Realty Tbk.

PT. Modernland Realty Tbk (MDLN) bergerak dalam bidang real estat

dan pengembangan properti. Perusahaan sebagai developer di bidang

akuisisi dan pematangan tanah, pembangunan rumah dan apartemen

dengan berbagai sarana dan prasarana seperti, pusat konsultasi, rumah

sakit, sekolah dan pusat perbelanjaan. Perusahaan ini memiliki proyek

bernama Kota Modern di Tangerang, Modern Hill, Modern Park, dan

rekreasi olahraga (Modern Golf & Country Club, Rumah Sakit

Mayapada). Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun

1989.

20. PT. Metropolitan Kentjana Tbk

PT. Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) bergerak dalam

pengembangan real estat, penyewaan dan pengelolaan pusat perbelanjaan,


104
apartemen,
104

kantor, layanan perumahan dan pemeliharaan, pembersihan dan

manajemen. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1975.

Perusahaan dan anak perusahaan memiliki dan mengelola pusat

perbelanjaan (mal) Pondok Indah I dan II, Wisma Pondok Indah I, II, dan

III, Apartemen Golf Pondok Indah I, II dan III, perumahan nyata proyek

perkebunan Pondok Indah, Garden Shangril La di Batam dan Hospitality

di Pondok Indah, Jakarta Selatan.

21. PT. Mega Manunggal Property Tbk

PT. Mega Manunggal Property Tbk (MMLP) adalah penyedia gudang

yang mendukung kebutuhan properti industri di Indonesia yang berfokus

pada penyediaan gedung perkantoran dan gudang logistik yang baik di

Indonesia. Saat ini MMLP memiliki 3 aset di 2 lokasi strategis yang

berbeda: Kawasan Bandara Halim (Kawasan Jakarta Timur) - Intirub

Business Park (IBP) dan Kota Industri MM2100 Cibitung, Bekasi: -

Unilever West Distribution Center; - Li & Fung Logistics DC.

22. PT. Metropolitan Land Tbk

PT. Metropolitan Land Tbk (MTLA) bergerak dalam pengembangan

perumahan dan konstruksi bangunan, dan menyediakan layanan terkait

lainnya. Saat ini, kegiatan usaha yang dijalankan oleh Perusahaan terdiri

dari pembebasan lahan, pengembangan real estate, leasing, konstruksi dan

operasi hotel, penjualan tanah dan bangunan termasuk rumah tinggal dan
105

ruko, dan investasi di anak perusahaan. Perusahaan memulai operasi

komersialnya pada bulan Desember 1994.

23. PT. Plaza Indonesia Tbk.

PT. Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) bergerak di bisnis perhotelan,

sewa pusat perbelanjaan, perkantoran dan apartemen. Perusahaan

memiliki Grand Hyatt Jakarta (Hotel), Plaza Indonesia Shopping Center,

The Plaza (perkantoran), Keraton di The Plaza Luxury Collection Hotel

dan Keraton Residence (apartemen).

5.1.1 Gambaran Umum Penelitian

Objek dalam penelitian adalah Profitabilitas dan Solvabilitas, sedangkan

subjek dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate di Bursa Efek

Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan

solvabilitas terhadap harga saham. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan tahunan yang telah diaudit dan

dipublikasikan dalam Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan data yang diperoleh dari web resmi Bursa Efek Indonesia

(www.idx.co.id) selama periode 2016-2018, perusahaan yang memenuhi kriteria

sebagai sampel sebanyak 12 perusahaan dari 34 perusahaan yang terdaftar dalam

perusahaan property dan real estate selama periode 2016 sampai 2018.
106

5.1.2 Gambaran Umum Variabel Penelitian

5.1.2.1 Variabel Profitabilitas

Dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengukur profitabilitas yaitu Net

Profit Margin (NPM). Berikut data Net Profit Margin (NPM) mengenai perusahaan

property dan real estate di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-2018:

Tabel 5.1 Nilai Profitabilitas (NPM) periode 2016-2018

Profitabilitas (NPM)
No. Nama Perusahaan
2016 2017 2018
1 APLN 15.64 26.73 12.73
2 ASRI 18.79 35.36 19.94
3 BAPA 4.88 28.45 17.40
4 BCIP 21.70 28.32 30.74
5 BEST 40.79 48.05 29.48
6 BKSL 46.61 28.86 5.40
7 DART 25.42 6.77 5.95
8 DILD 13.06 12.33 4.80
9 EMDE 19.81 26.77 2.60
10 GPRA 10.95 10.17 9.58
11 GWSA 148.58 221.80 186.73
12 MDLN 20.34 19.24 4.34
Maksimum 148.58 221.80 186.73
Minimum 4.88 6.77 2.60
Rata-rata 32.21 41.07 27.47
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan (Diolah)
107

Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel 5.1, perusahaan dengan tingkat

Net Profit Margin (NPM) tertinggi 3 tahun berturut-turut adalah GWSA dengan nilai

Rp,

148.58 pada tahun 2016, Rp. 221.80 pada tahun 2017 dan Rp. 186.73 pada tahun 2018.

Sedangkan Net Profit Margin (NPM) terendah pada tahun 2016 dimiliki oleh BAPA

dengan nilai Rp. 4.88, pada tahun 2017 dimiliki oleh DART dengan nilai Rp. 6.77

dan pada tahun 2018 dimiliki oleh EMDE dengan nilai Rp. 2.60.

Penelitian ini mengharuskan menggunakan nilai yang rendah menyesuaikan

dengan nilai Solvabilitas (DER) yang ada, sehingga diperlukan Transformasi

Logaritma (LogX). Transformasi Logaritma digunakan apabila data anda tidak

memenuhi asumsi pengaruh aditif. Jika X adalah data asli, maka X’ = Log X. Jadi X =

X’. pada penelitian ini untuk tabulasi data Profitabilitas (NPM) diharuskan untuk di

Transformasi agar memenuhi syarat penelitian.

Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Profitabilitas (NPM) yang di Transformasi

Logaritma periode 2016-2018

Profitabilitas (NPM)
No. Nama Perusahaan
2016 2017 2018
1 APLN 1.19 1.43 1.1
2 ASRI 1.27 1.55 1.3
3 BAPA 0.69 1.45 1.24
4 BCIP 1.34 1.45 1.49
5 BEST 1.61 1.68 1.47
6 BKSL 1.67 1.46 0.73
7 DART 1.41 0.83 0.77
108

8 DILD 1.12 1.09 0.68


9 EMDE 1.3 1.43 0.41
10 GPRA 1.04 1.01 0.98
11 GWSA 2.17 2.35 2.27
12 MDLN 1.31 1.28 0.64
Maksimum 2.17 2.35 2.27
Minimum 0.69 0.83 0.41
Rata-rata 1.34 1.41 1.09
Sumber : Output SPSS 25

5.1.2.2 Variabel Solvabilitas

Dalam penelitian yang digunakan untuk mengukur solvabilitas yaitu Debt to

Equity Ratio (DER). Berikut ini adalah data mengenai Debt to Equity Ratio (DER)

perusahaan property dan real estate di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-2018

Tabel 5.3 Nilai Solvabilitas (DER) periode 2016-2018

Nama Solvabilitas (DER)


No.
Perusahaan 2016 2017 2018
1 APLN 1.58 1.50 1.46
2 ASRI 1.81 1.42 1.28
3 BAPA 0.67 0.49 0.35
4 BCIP 1.58 1.34 1.06
5 BEST 0.54 0.49 0.47
6 BKSL 0.59 0.51 0.54
7 DART 0.67 0.79 0.83
8 DILD 1.34 1.08 1.16
109

9 EMDE 0.98 1.37 1.60


10 GPRA 0.55 0.45 0.45
11 GWSA 0.07 0.08 0.09
12 MDLN 1.20 1.06 1.25
Maksimum 1.81 1.50 1.60
Minimum 0.07 0.08 0.09
Rata-rata 0.96 0.88 0.87
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan (Diolah)

Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel 5.3, dapat dilihat perusahaan

dengan tingkat Debt to Equity Ratio (DER) tertinggi pada tahun 2016 dimiliki oleh

ASRI yaitu sebesar 1.81. Sedangkan perusahaan dengan tingkat Debt to Equity Ratio

(DER) terendah tahun 2016 dimiliki oleh GWSA yaitu sebesar 0.07.

Pada tahun 2017, perusahaan yang memiliki tingkat Debt to Equity Ratio

(DER) tertinggi dimiliki oleh APLN yaitu sebesar 1.50. sedangkan perusahaan yang

memiliki tingkat Debt to Equity Ratio (DER) terendah tahun 2017 dimiliki kembali

oleh GWSA yaitu sebesar 0.08.

Pada tahun 2018, perusahaan yang memiliki tingkat Debt to Equity Ratio

(DER) tertinggi dimiliki oleh EMDE yaitu sebesar 1.60. Sedangkan perusahaan yang

memiliki Debt to Equity Ratio (DER) terendah tahun 2018 dimiliki kembali oleh

GWSA yaitu sebesar 0.09.


110

5.1.2.3 Hasil Perhitungan Harga Saham

Berikut ini data mengenai harga saham perusahaan property dan real estate

pada periode 2016-2018 :

Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Harga Saham periode 2016-2018

Harga Saham (Rupiah)


No. Nama Perusahaan
2016 2017 2018
1 APLN 210 210 152
2 ASRI 352 356 312
3 BAPA 50 88 109
4 BCIP 106 125 89
5 BEST 254 250 208
6 BKSL 92 130 109
7 DART 360 306 242
8 DILD 500 350 308
9 EMDE 140 260 254
10 GPRA 183 103 110
11 GWSA 129 150 142
12 MDLN 342 294 226
Maksimum 500 356 312
Minimum 50 88 89
Rata-rata 226.5 218.5 188.4
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan (Diolah)

Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel 5.4, dapat dilihat perusahaan

dengan tingkat harga saham tertinggi pada tahun 2016 dimiliki oleh DILD yaitu

sebesar
111

Rp. 500. Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat harga saham terendah tahun

2016 dimiliki oleh BAPA yaitu sebesar Rp. 50.

Pada tahun 2017 perusahaan yang memiliki tingkat harga saham tertinggi

dimiliki oleh ASRI yaitu sebesar Rp. 356. Sedangkan perusahaan yang memiliki

tingkat harga saham terendah tahun 2017 dimiliki kembali oleh BAPA yaitu sebesar

Rp. 88.

Pada tahun 2018 perusahaan yang memiliki tingkat harga saham tertinggi

dimiliki kembali oleh ASRI yaitu sebesar Rp. 312. Sedangkan perusahaan yang

memiliki tingkat harga saham terendah tahun 2018 dimiliki oleh BCIP yaitu sebesar

Rp. 89.

Penelitian ini mengharuskan menggunakan nilai yang terendah menyesuaikan

dengan Solvabilitas (DER) yang ada, sehingga diperlukan Transformasi Logaritma

(Log X). Transformasi Logaritma digunakan apabila data anda tidak memenuhi

asumsi pengaruh aditif. Kalau X adalah data asli , maka X’ (X aksen) adalah data

hasil transformasi anda dimana X’ = Log X. Jadi X = X’. Pada penelitian ini untuk

tabulasi data harga saham diharuskan untuk di Transformasi agar memenuhi syarat

penelitian.

Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Harga Saham yang di Transformasi Logaritma

periode 2016-2018

Harga Saham (Rupiah)


No. Nama Perusahaan
2016 2017 2018
1 APLN 2.32 2.32 2.18
112

2 ASRI 2.55 2.55 2.49


3 BAPA 1.7 1.94 2.04
4 BCIP 2.03 2.1 1.95
5 BEST 2.4 2.4 2.32
6 BKSL 1.96 2.11 2.04
7 DART 2.56 2.49 2.38
8 DILD 2.7 2.54 2.49
9 EMDE 2.15 2.41 2.4
10 GPRA 2.26 2.01 2.04
Sumber :
11 GWSA 2.11 2.18 2.15
12 MDLN 2.53 2.47 Output SPSS
2.35
Maksimum 2.56 2.55 2.49 25
Minimum 1.7 1.94 1.95
Rata-rata 2.27 2.29 2.23

5.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskriptif variabel-variabel dalam

penelitian. Statistik deskriptif yang digunakan adalah rata-rata maksimum, minimum,

dan standar deviasi. Dalam penelitian ini, statistik deskriptif digunakan untuk

menggambarkan variabel Profitabilitas (NPM), Solvabilitas (DER) dan Harga Saham.

Hasil dari analisis deskriptif dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.6 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Harga Saham Profitabilitas Solvabilitas


(NPM) (DER)
Mean 2.267222 1.283611 0.908333
Median 2.320000 1.300000 0.905000
113

Maximum 2.700000 2.350000 1.810000


Minimum 1.700000 0.410000 0.070000
Std. Dev. 0.232313 0.434650 0.487140
Observations 36 36 36
Sumber : Output EViews 10

Berdasarkan data pada tabel 5.6 dapat dijelaskan hasil pengujian statistic

deskriptif sebagai berikut:

1. Variabel Harga Saham menunjukkan nilai rata-rata (mean) sebesar

2,267222. Nilai maksimum diperoleh PT Intiland Development Tbk di

angka 2,700000. Sedangkan nilai minimum diperoleh PT Bekasi Asri

Pemula Tbk di angka 1,700000. Nilai dari standar deviasi sebesar

0,232313.

2. Variabel Profitabilitas (NPM) menunjukkan nilai rata-rata (mean) sebesar

1,283611. Nilai maksimum diperoleh PT Greenwood Sejahtera Tbk di

angka 2,350000. Sedangkan nilai minimum diperoleh PT Megapolitan

Developments Tbk di angka 0.410000. Nilai dari standar deviasi 0.434650.

3. Variabel Solvabilitas (DER) menunjukkan nilai rata-rata (mean) sebesar

0.908333. Nilai maksimum diperoleh PT Alam Sutera Realty Tbk di

angka 1.810000. Sedangkan nilai minimum diperoleh PT PT Greenwood

Sejahtera Tbk di angka 0.070000. Nilai dari standar deviasi 0.487140.


114

5.2.1 Analisis Model Regresi Data Panel

Teknik regresi data panel menggunakan 3 (tiga) model estimasi yaitu fixed

effect model, common effect model dan random effect model. Terdapat beberapa

pengujian untuk menentukan model mana yang paling tepat untuk digunakan:

5.2.1.1 Uji Chow

Uji ini digunakan untuk memilih salah satu model pada regresi data panel,

dengan cara penambahan variabel dummy sehingga dapat diketahui bahwa

intersepnya berbeda dan dapat di uji dengan chow test (uji F statistik) dengan melihat

Residual Sum of Squares (RSS) likehood ratio. Selanjutnya dibuat hipotesis untuk di

uji yaitu:

1. H0 Model koefisien tetap (common effect model)

2. H1 Model efek tetap (fixed effect model)

Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji Chow

adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai Probability Cross-section Chi-square < α (5%), maka H0 ditolak,

yang berarti model fixed effect yang dipilih.

2. Jika nilai probability Cross-section Chi-square > α (5%), maka H0

diterima, yang berarti model common effect yang dipilih.

Tabel 5.7 Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
115

Cross-section F 14.792059 (11,22) 0.0000


Cross-section Chi-square 76.599320 11 0.0000
Sumber : Output Eviews 10

Dilihat dari uji chow yang terdapat di tabel 5.7, pada Cross-section Chi-square

yang dihasilkan sebesar 0,0000. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Angka tersebut

mengindikasikan bahwa H0 ditolak sehingga dalam uji chow ini menggunakan Fixed

Effect Model dan tidak berlanjut ke uji regresi lainnya.

Tabel 5.8 Hasil Regresi Fixed effect model

Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 03/04/20 Time: 17:15
Sample: 2016 2018
Periods included: 3
Cross-sections included: 12
Total panel (balanced) observations: 36
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.811604 0.168107 10.77649 0.0000
X1 0.165307 0.066308 2.492999 0.0207
X2 0.267995 0.125349 2.137986 0.0439
Sumber : Output EViews 10

Berdasarkan tabel 5.8 hasil uji regresi menjelaskan pengaruh NPM dan DER

terhadap harga saham dalam persamaan regresi sebagai berikut:

Harga Saham (Y) = 1.811604 + 0.165307 NPM + 0.267995 DER + 0.168107

Dari model tersebut dapat dijelaskan bahwa:


116

1. Nilai α = konstanta sebesar 1.811604 menunjukkan nilai rata-rata harga

saham perusahaan jika variabel Profitabilitas (NPM) dan Solvabilitas

(DER) dianggap bernilai 0 (nol).

2. Nilai koefisien regresi untuk Profitabilitas (NPM) adalah sebesar 0.165307

dan bertanda positif artinya setiap terjadi peningkatan 1 (satu) satuan pada

Profitabilitas (NPM) sedangkan variabel independen lainnya seperti

Solvabilitas (DER) dianggap konstan bernilai 0 (nol), dapat diprediksi

harga saham sebagai variabel dependen meningkat sebesar 0.165307.

3. Nilai koefisien regresi untuk Solvabilitas (DER) adalah sebesar 0.267995

dan bertanda positif artinya setiap terjadi peningkatan 1 (satu) satuan pada

Solvabilitas (DER) sedangkan variabel independen lainnya seperti

Profitabilitas (NPM) dianggap konstan bernilai 0 (nol), dapat diprediksi

harga saham sebagai variabel dependen meningkat sebesar 0.267995

5.2.2 Pengujian Asumsi Klasik

5.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan guna mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Model regresi dikatakan baik jika memiliki nilai

residual yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Kriteria data berdistribusi

normal jika menggunakan program Eviews adalah nilai Jarque-Bera (JB) yang lebih

kecil dari 2 (dua) dan Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05. Hasil uji

normalitas disajikan pada gambar berikut:


117

Gambar 5.1 Hasil Uji Normalitas

Sumber : Output EViews 10

Berdasarkan Gambar 5.1 hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa nilai

Jarque-Bera sebesar 0.256675 yaitu kurang dari JB 2 dan nilai probabilitas sebesar

0.879556 lebih besar dari 0,05 atau 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam

penelitian ini data yang digunakan berdistribusi normal dan memenuhi syarat untuk

pengujian regresi.

5.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

semestinya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Cara mendeteksi ada

tidaknya multikolonieritas yaitu dengan cara memperhatikan angka Variance

Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk

menunjukkan
118

adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance kurang dari 0,10 atau sama dengan

nilai VIF lebih dari 0,10 (Ghozali, 2018:108). Hasil pengujian uji multikolinearitas

dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 5.9 Hasil Uji Multikolinearitas

Variance Inflation Factors


Date: 03/04/20 Time: 17:25
Sample: 1 36
Included observations: 36
Variable Coefficient Uncentered Centered
Variance VIF VIF
C 0.027910 21.90108 NA
X1 0.008398 12.06768 1.210326
X2 0.006685 5.538645 1.210326
Sumber : Output Eviews 10

Berdasarkan Tabel 5.9 hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa

Centered Variance Inflation Factor untuk masing-masing variabel X1 sebesar

1.210326 dan X2 1.210326 yang berarti lebih kecil dari nilai 10. Maka dapat

disimpulkan bahwa antar variabel independent terbebas dari gejala multikolinearitas

atau tidak terjadi kolerasi yang signifikan.

5.2.2.3 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2016: 111-112), uji autokorelasi bertujuan untuk menguji

model regresi linier apakah ada korelasi kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) atau tidak. Jika terdapat kolerasi, maka
119

dinamakan terdapat problem autokorelasi. Cara mendeteksi problem autokorelasi

adalah dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW) kemudian membandingkan

hasil uji dengan tabel Durbin Watson (DW).

Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji autokolerasi adalah dengan

menggunakan uji Durbin Watson (DW), adalah sebagai berikut:

1. Apabila 0 < d < dI 1 berarti tidak ada autokorelasi positif dengan

keputusan ditolak.

2. Apabila d1 < d < du berarti tidak ada autokorelasi positif dengan keputusan

no decision.

3. Apabila 4 – d1 < d < 4 berarti tidak ada korelasi negatif dengan keputusan

ditolak.

4. Apabila 4 – du < d < 4 – d1 berarti tidak ada korelasi negatif dengan

keputusan no decision.

5. Apabila du < d < 4 – du berarti tidak ada autokorelasi positif atau negatif

dengan keputusan tidak ditolak.

Selain menggunakan uji Durbin Watson (DW), pengujian autokorelasi juga

dapat dilakukan dengan uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test.

Hipotesis :

H0 : Tidak ada masalah autokorelasi

H1 : Ada masalah autokorelasi

Maka, jika nilai probabilitas Chi-Square < 0,05 H0 ditolak dan jika nilai

probabilitas Chi-Square > 0,05 H0 diterima.


120

Tabel 5.10 Hasil Uji Autokorelasi

Cross-section fixed (dummy variables)


R-squared 0.904538 Mean dependent var 2.267222
Adjusted R-squared 0.848129 S.D. dependent var 0.232313
S.E. of regression 0.090534 Akaike info criterion -1.680887
Sum squared resid 0.180320 Schwarz criterion -1.065074
Log likelihood 44.25597 Hannan-Quinn criter. -1.465952
F-statistic 16.03529 Durbin-Watson stat 1.868581
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Output EViews 10

Berdasarkan Tabel 5.10 hasil uji autokorelasi menggunakkan Uji Durbin

Watson (DW) yang menunjukkan bahwa nilai d = 1.868581 bahwa du < d < 4 – du.

Maka dapat disimpulkan bahwa ini berarti terbebas dari gejala autokorelasi.

5.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual antara satu pengamatan dengan

pengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,

maka model regresi tersebut homoskedastisitas. Sebaliknya, jika variance dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda, maka model regresi termasuk

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang

homoskedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk

mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan Uji White. Hasil
121

probabilitas dikatakan signifikan jika nilainya diatas kepercayaan 5% atau 0,05. Hasil

pengujian heteroskedastisitas dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 5.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White


F-statistic 1.187540 Prob. F(5,30) 0.3387
Obs*R-squared 5.947993 Prob. Chi-Square(5) 0.3113
Scaled explained SS 3.666938 Prob. Chi-Square(5) 0.5983
Sumber : Output EViews 10

Berdasarkan tabel 5.11 hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa nilai

probabilitas 0.3387 atau 33,87%, lebih besar dari 5% sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi.

5.2.3 Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Uji parsial atau uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa besar satu

variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Berdasarkan tabel

pengujian dengan menggunakan regresi linear berganda diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 5.12 Hasil Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C 1.811604 0.168107 10.77649 0.0000
X1 0.165307 0.066308 2.492999 0.0207
X2 0.267995 0.125349 2.137986 0.0439
Sumber : Output EViews 10

Berdasarkan tabel 5.12 hasil uji hipotesis parsial (uji t) adalah sebagai berikut:
122

1. Pengujian Hipotesis Profitabilitas (NPM) (X1)

H01 = Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap harga saham

Ha1 = Profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham

Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh nilai

Profitabilitas (NPM) sebesar 0,0207 maka 0,0207 lebih kecil dari nilai

signifikansi 0,05 (0,0207 < 0,05). Selain itu dapat dilihat juga dari hasil

perbandingan antara thitung dengan ttabel yang menunjukkan nilai thitung

sebesar 2,492999 lebih besar dari ttabel sebesar 2,03452, maka dapat

disimpulkan bahwa Ha1 dapat diterima dan H01 ditolak, artinya secara

parsial Profitabilitas (NPM) berpengaruh terhadap harga saham.

2. Pengujian Hipotesis Solvabilitas (DER) (X2)

H02 = Solvabilitas tidak berpengaruh terhadap harga saham

Ha2 = Solvabilitas berpengaruh terhadap harga saham

Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh

Solvabilitas (DER) sebesar 0,0439, maka lebih kecil dari nilai signifikansi

0,05 (0,0439 < 0,05). Selain itu dapat dilihat juga dari hasil perbandingan

antara thitung dengan ttabel yang menunjukkan nilai thitung sebesar 2,137986

lebih besar dari ttabel sebesar 2,03452, maka dapat disimpulkan bahwa H a2

dapat diterima dan H02 ditolak, artinya secara parsial Solvabilitas (DER)

berpengaruh terhadap harga saham.


123

5.2.4 Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

Uji simultan F digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara

bersama-sama antara variabel-variabel independen profitabilitas dan solvabilitas

terhadap variabel dependen harga saham (Ghozali, 2018:98). Berikut adalah

penjabaran dari keputusan bagaimana signifikan atau tidaknya variabel independen

terhadap variabel dependen :

1. Jika nilai probabilitas yang didapat lebih kecil atau sama dengan taraf

signifikansi yang ditetapkan (α = 0,05) maka variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependen, dengan kata lain Ha4 diterima.

2. Jika nilai probabilitas yang didapat lebih besar dari taraf signifikansi yang

ditetapkan (α = 0,05) maka variabel independen tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen, dengan kata lain Ha4 ditolak.

Berdasarkan pengujian dengan menggunakan analisis regresi linear berganda

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 5.13 Tabel Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

R-squared 0.904538 Mean dependent var 2.267222


Adjusted R-squared 0.848129 S.D. dependent var 0.232313
S.E. of regression 0.090534 Akaike info criterion -1.680887
Sum squared resid 0.180320 Schwarz criterion -1.065074
Log likelihood 44.25597 Hannan-Quinn criter. -1.465952
F-statistic 16.03529 Durbin-Watson stat 1.868581
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Output EViews 10
124

Tabel 5.13 menunjukkan hasil pengujian hipotesis secara simultan (Uji F)

yang memperoleh nilai signifikan model regresi sebesar 0,000000, nilai ini lebih kecil

dari significance level yaitu sebesar 0,05 (5%) yang berarti 0,000000 < 0,05. Selain

itu dapat dilihat juga dari hasil perbandingan antara Fhitung dengan Ftabel yang

menunjukkan hasil ttabel sebesar 16,03529 lebih besar dari thitung sebesar 3,28, maka

dapat disimpulkan bahwa Ha3 dapat diterima, artinya secara Bersama-sama atau

secara simultan variabel Profitabilitas (NPM) dan Solvabilitas (DER) berpengaruh

terhadap harga saham.

5.2.5 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Imam Ghazali (2016: 97), koefisien determinasi (R2) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

independent. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Hasil pengujian koefisien determinasi

dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 5.14 Koefisien Determinasi

R-squared 0.904538 Mean dependent var 2.267222


Adjusted R-squared 0.848129 S.D. dependent var 0.232313
S.E. of regression 0.090534 Akaike info criterion -1.680887
Sum squared resid 0.180320 Schwarz criterion -1.065074
125

Log likelihood 44.25597 Hannan-Quinn criter. -1.465952


F-statistic 16.03529 Durbin-Watson stat 1.868581
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Output EViews 10

Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi pada tabel 5.14,

menunjukkan bahwa nilai R2 sebesar 0,904538 yang berarti variabilitas variabel

dependen yaitu harga saham dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu variabel

Net Profit Margin (NPM) dan Debt to Equity Ratio (DER) dalam penelitian ini adalah

sebesar 90,45%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lainnya.

5.3 Pembahasan Penelitian

5.3.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham

Dalam penelitian ini profitabilitas diukur menggunakan Net Profit Margin

(NPM). Berdasarkan hasil uji pada variabel Net Profit Margin (NPM) secara parsial

memiliki pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan property dan real estate

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-2018.

Nilai NPM tertinggi pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-2018 dimiliki oleh GWSA pada tahun

2017 dengan nilai Rp. 221.80. Nilai NPM yang dihasilkan oleh perusahaan oleh

beberapa faktor, diantaranya hasil penjualan yang tinggi, beban bunga yang menurun

dari tahun sebelumnya sehingga meningkatkan laba bersih pada jumlah saham yang

beredar tetap. Sedangkan nilai terendah Rp. 2.60 dimiliki oleh EMDE. Nilai NPM

menurun dapat
126

dipengaruhi akibat jumlah beban bunga yang meningkat, hasil penjualan yang

menurun sehingga menurunnya jumlah laba bersih perusahaan.

NPM memiliki pengaruh positif terhadap harga saham karena salah satu

tujuan investor dalam melakukan investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan

yang besar. NPM yang semakin tinggi akan menunjukkan kemampuan atau kinerja

perusahaan dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak semakin meningkat,

dengan meningkatnya laba bersih setelah pajak yang dihasilkan oleh perusahaan

maka harga saham juga akan semakin meningkat, sehingga akan menarik perhatian

investor untuk menanamkan modal pada perusahaan tersebut.

Arini (2015: 80) menyatakan bahwa indikator yang dapat digunakan sebagai

pengukuran profitabilitas perusahaan adalah Net Profit Margin (NPM) yang

merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur laba bersih per pendapatan.

Perusahaan dengan Net Profit Margin yang tinggi secara otomatis akan memiliki

kemampuan melindungi diri di saat masa sulit dan dapat meningkatkan harga saham

perusahaan dikarenakan para investor dapat tertarik untuk menanamkan modal

perusahaan dikarenakan kinerja perusahaan yang baik.

Hasil penelitian yang telah dilakukan sejalan dengan Muhammad Jalil, H.

Mukhzarudfa, Enggar D.P Arum (2017) bahwa Net Profit Margin (NPM)

berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Sedangkan tidak sejalan dengan

hasil penelitian Istifani Sucimanah, Dedi Hariyanto, dan Heni Safitri (2018) yang

menunjukkan bahwa Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh secara parsial

terhadap harga saham.


127

5.3.2 Pengaruh Solvabilitas terhadap Harga Saham

Dalam penelitian ini solvabilitas diukur menggunakan Debt to Equity Ratio

(DER). Berdasarkan hasil uji t pada variabel Debt to Equity Ratio (DER) secara

parsial pengaruh terhadap harga saham perusahaan property dan real estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-2018.

Nilai DER tertinggi dimiliki oleh EMDE pada tahun 2018 sebesar 1.60 ini

disebabkan perusahaan tidak dapat mengukur seluruh kewajiban atau hutang yang

dimiliki sehingga DER mengalami peningkatan. Adapun nilai DER terendah yang

dimiliki oleh GWSA sebesar 0.07 ini disebabkan perusahaan dapat mengukur seluruh

kewajiban atau hutang yang dimiliki perusahaan sehingga menghasilkan DER yang

rendah. Menurut Kasmir (2017: 157), Debt to Equity Ratio (DER) rasio yang

digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui

jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan.

Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri

yang dijadikan untuk jaminan utang. Maka semakin tinggi DER menunjukkan

semakin tinggi pula hutang perusahaan. Beberapa investor menganggap bahwa

semakin tinggi DER mencerminkan tingginya tingkat hutang perusahaan sehingga

meningkatkan risiko yang diterima investor sebagai akibat dari beban bunga hutang

yang dimiliki perusahaan. Hal ini membuat investor tidak ingin menanamkan

modalnya pada perusahaan tersebut yang menyebabkan menurunnya harga saham.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Halimatu Sa’diyah, Didik Ardian, dan

Helsinawati (2019) Bahwa Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial memiliki
128

pengaruh terhadap harga saham. Sedangkan hasil penelitian Istifani Sucimanah, Dedi

Hariyanto, dan Heni Safitri (2018) yang menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio

(DER) secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham.

5.3.3 Pengaruh Profitabilitas dan Solvabilitas terhadap Harga Saham.

Dalam penelitian ini profitabilitas dan solvabilitas diukur menggunakkan Net

Profit Margin (NPM) dan Debt to Equity Ratio (DER). Hasil analisis statistik untuk

variabel NPM dan DER secara simultan memiliki pengaruh terhadap harga saham

pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

periode 2016-2018. Hal ini mengindikasikan bahwa pada seluruh variabel independen

secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Besarnya kontribusi variabel independen saham dilihat dari pada kolom R-

squared sebesar 0.904538 atau 90,45% yang artinya bahwa secara simultan Net

Profit Margin (NPM) dan Debt to Equity Ratio (DER) memberi pengaruh sebesar

90,45% terhadap harga saham. Sementara sisanya 9,55% merupakan besar kontribusi

dari variabel lain yang tidak diteliti diluar Net Profit Margin (NPM) dan Debt to

Equity Ratio (DER).


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan fenomena, hipotesis, pengujian dan hasil penelitian mengenai

Profitabilitas dan Solvabilitas terhadap Harga Saham perusahaan property dan real

estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-2018, peneliti

mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham perusahaan property dan

real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-

2018. Profitabilitas menjadi hal yang dipertimbangkan oleh para investor.

Hal ini dikarenakan semakin tinggi nilai NPM, maka kemampuan atau

kinerja perusahaan pun terbilang baik sehingga jika nilai NPM tinggi akan

berdampak baik pada harga saham perusahaan.

2. Solvabilitas berpengaruh terhadap harga saham perusahaan property dan

real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-

2018. Solvabilitas menjadi hal yang diperhatikan oleh para investor. Hal

ini dikarenakan perusahaan yang memiliki DER yang rendah maka akan

berdampak baik pada harga saham perusahaan sebaliknya jika perusahaan

memiliki DER yang tinggi maka akan berdampak buruk atau mengalami

penurunan pada harga saham.

129
130

3. Profitabilitas dan Solvabilitas secara bersama-sama memiliki pengaruh

terhadap harga saham perusahaan property dan real estate yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-2018. Kenaikan NPM dan

DER secara Bersama-sama mempengaruhi naik atau turunnya harga

saham perusahaan property dan real estate di Bursa Efek Indonesia pada

periode 2016-2018.

6.2 Saran

1. Bagi perusahaan

Peneliti berharap agar perusahaan dapat meningkatkan kinerja

keuangan perusahaan agar dapat menarik perhatian para investor.

Perusahaan dapat memperhatikan rasio keuangan terutama Profitabilitas

dan Solvabilitas, karena dalam penelitian ini NPM dan DER memiliki

pengaruh terhadap harga saham. Dikarenakan harga saham akan

meningkat jika banyaknya investor yang menanamkan modalnya ke suatu

perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik.

2. Bagi investor

Sebaiknya untuk para investor yang akan menanamkan modal pada

perusahaan property dan real estate di Bursa Efek Indonesia, peneliti

menyarankan agar melakukan analisis terlebih dahulu terhadap kinerja

perusahaan terutama dengan memperhatikan Profitabilitas dan

Solvabilitas. Terutama nilai NPM dan DER dalam laporan keuangan

sebagai bahan
131

dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi, dikarenakan rasio-rasio

tersebut terbukti berpengaruh terhadap harga saham sesuai dengan

penelitian ini ataupun para investor dapat melakukan analisis dengan

menggunakan rasio keuangan lainnya yang tidak dijadikan variabel

independen dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan yang lebih

kuat dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi saham.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya dapat melakukan penambahan

variabel yang belum dimasukkan dalam model penelitian ini sebagai

variabel independen, karena masih terdapat rasio keuangan lain yang

dapat berpengaruh terhadap harga saham selain profitabilitas dan

solvabilitas. Lalu menambahkan jumlah sampel penelitian agar tidak

terjadinya keterbatasan sampel dalam penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Azis, M. (2015). Manajemen Investasi: Fundamental, Teknikal, Perilaku Investor dan


Return Saham. Yogyakarta: Deepublish.

Basuki, A. T., & Prawoto, N. (2017). Analisis Regresi Dalam Penelitian Ekonomi &
Bisnis : Dilengkapi Aplikasi SPSS & EVIEWS. Depok: Rajagrafindo Persada.

Darmadji, T., & Fakhruddin. (2012). Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat.

Fahmi, I. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hanafi, M. M., & Halim, A. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.

Harahap, S. S. (2015). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Hery. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana


Indonesia.

Hikmawati, F. (2017). Metodologi Penelitian. Depok: Rajawali Pers.

Husnan, S., & Pudjiastuti, E. (2015). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.


Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Hutauruk, M. R. (2017). Akuntansi Perusahaan Jasa Aplikasi Program Zahir


Accounting Versi 6. Jakarta Barat: Indeks.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2012). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba


Empat.

Juliandi, A. I., & Manurung, S. (2014). Metodologi Penelitian Bisnis: Konsep dan
Aplikasi. Medan: UMSU Press.

Kartikahadi, H. (2016). Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS.


Jakarta: IAI.

Kasmir. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

132
133

Martani, D. (2012). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta: Salemba


Empat.

Munawir, S. (2010). Analisis laporan Keuangan Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.

Murhadi, W. R. (2013). Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham.


Jakarta: Salemba Empat.

Nor, H. (2013). Pasar Modal : Acuan Teoretis Dan Praktis Investasi Di Instrument
Keuangan Pasar Modal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nuryaman, & Christina, V. (2015). Metodologi Penelitian Akuntansi dan Bisnis


Teori dan Praktek. Bogor: Ghalia Indonesia.

Periansya. (2015). Analisa Laporan Keuangan. Palembang: Politeknik Negeri


Sriwijaya.

Riduwan, & Sunarto. (2017). Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan,


Sosial, Komunikasi, Ekonomi. Bandung: Alfabeta.

Sekaran, U., & Bougie, R. (2017). Metode Penelitian untuk Bisnis: Pendekatan
Pengembangan-Keahlian. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sunariyah. (2011). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP STIM


YKPN.

Susilawati, C. D. (2012). Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada


Perusahaan Manufaktur. Jurnal Akuntansi Vol 4, No 2.

Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:


Kanisius.

Wahyudiono, B. (2014). Mudah Membaca Laporan Keuangan. Jakarta: Raih Asa


Sukses (Penebar Swadaya Grup).

Zulfikar. (2016). Pengantar Pasar Modal Dengan Pendekatan Statistika. Yogyakarta:


Gramedia.
134

Jurnal:

Andreas, R. W., Agus, T. P., & Treesje, R. (2015). Pengaruh Tingkat Return On
Investment (Roi), Net Profit Margin (Npm), Dan Debt To Equity Ratio (Der)
Terhadap Harga Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia (Bei). Jurnal
Emba: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi Vol 3, No 4.

Arini, M. D. (2015). Evaluasi Penerapan Tax Planning Atas Pajak Penghasilan Badan
Pada PT Kharisma Karya Sejahtera. Skripsi Fakultas Ekonomi Univeritas
Andalas.

Avilianka, D. M., & Sarumpaet, T. L. (2017). Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio


Profitabilitas, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga
Saham. Universitas Widyatama ISSN – 2252 – 3936.

Edison, A., Winarso, E., Edisan, A., & Nuryani, N. (2019). Pengaruh Return On
Assets, Net Profit Margin, dan Earnings Per Share Terhadap Harga Saham.
Jurnal Ilmiah Bisnis, Pasar Modal, dan UMKM, Fakultas Ekonomi
Universitas Widyatama, Vol. 2, No. 1.

Gerald, E. Y., Ventje, I., & Pangerapan, S. (2017). Pengaruh Return On Asset (Roa),
Return On Equity (Roe), Net Profit Margin (Npm), Dan Earning Per Share
(Eps) Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks
Lq45 Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2013-2015. Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado Vol 5, No.1.

Jalil, M., Mukhzarudfa, H., & Arum, E. D. (2017). Pengaruh Informasi Net Profit
Margin, Debt To Equity Ratio, dan Earning Per Share Terhadap Harga
Saham. Jurnal Akuntansi & Keuangan Magister Ilmu Akuntansi Universitas
Jambi, Vol. 2 No. 4.

Marzully, N., & Priantinah, D. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Pengungkapan Corporate Social Responsibiity di Indonesia (Studi Empiris
Pada Perusahaan Berkategori High Profile yang Listing di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Nominal, Volume 1, No. 1, 22-34.

Mukhsin, M., Lukiana, N., & Hartono. (2018). Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas,
Profitabilitas, dan Nilai Pasar Terhadap Harga Saham. Jurnal Ecobuss
Jurusan Manajemen STIE Widya Gama Lumajang, Vol.6 No. 1, ISSN 2337-
9340.

Nordiana, A., & Budiyanto. (2017). engaruh DER, ROA dan ROE Terhadap harga
Saham Pada Perusahaan Food And beverage. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen, Vol 6, No 2.
135

Octaviani, S., & Komalasari, D. (2017). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan


Solvabilitas Terhadap Harga Saham. Jurnal Akuntansi, Universitas Serang
Raya, Vol. 3 No.2, P-ISSN 2339-2436, E-ISSN 2549-5968.

Rimbani, R. P. (2016). Analisis Pengaruh Roe, Eps, Pbv, Der, Dan Npm Terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Di Bursa Efek
Indonesia (Bei) Periode 2011 - 2013. Jurnal Bisnis & Manajemen Vol 53, No
12.

Sa'diyah, H., Ardian, D., & Helsinawati. (2019). Effect of debt to equity ratio (DER),
price earnings ratio (PER), net profit margin (NPM), return on investment
(ROI), earning per share (EPS) In influence exchange rates and Indonesian
interest rates Indonesian interest rates (SBI) share price in textile. South Asian
Research Journal of Businees and Management, Economy and Busniness
Faculty Universitas Mercu Buana, Vol. 1, ISSN 2664-3995 & ISSN 2664-
6757.

Sandra, L. D., Cipta, W., & Suwendra, I. W. (2016). Pengaruh Rasio Solvabilitas Dan
Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Pertambangan.
Jurnal Manajemen Indonesia Vol 4, No 1.

Sucimanah, I., Hariyanto, D., & Safitri, H. (2018). Pengaruh Debt to Equity Ratio,
Return On Asset, Net Profit Margin Terhadap Harga Saham. Jurnal
Produktivitas: Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Pontianak Vol 5, No 1.

Website:

Kontan. (2018, Agustus 12). Bisnis properti masih melambat, analis sarankan hold
saham emiten properti. Diambil kembali dari Kontan.co.id:
https://investasi.kontan.co.id/news/bisnis-properti-masih-melambat-analis-
sarankan-hold-saham-emiten-properti

Saham Ok. (2018, Oktober 12). Saham Ok. Diambil kembali dari Beda Real Estate
dengan Property: https://www.sahamok.com/beda-real-estate-dengan-
property/

Tirto. (2018, Januari 3). Apakah Saham Properti Masih Layak Dikoleksi di 2018?
Diambil kembali dari tirto.id: https://tirto.id/apakah-saham-properti-masih-
layak-dikoleksi-di-2018-cCCM
LAMPIRAN 1
TABULASI DATA
Kode Harga Profitabilitas Solvabilitas
Perusahaan Tahun Saham (NPM) (DER)
APLN 2016 2.32 1.19 1.58
APLN 2017 2.32 1.43 1.50
APLN 2018 2.18 1.1 1.46
ASRI 2016 2.55 1.27 1.81
ASRI 2017 2.55 1.55 1.42
ASRI 2018 2.49 1.3 1.28
BAPA 2016 1.7 0.69 0.67
BAPA 2017 1.94 1.45 0.49
BAPA 2018 2.04 1.24 0.35
BCIP 2016 2.03 1.34 1.58
BCIP 2017 2.1 1.45 1.34
BCIP 2018 1.95 1.49 1.06
BEST 2016 2.4 1.61 0.54
BEST 2017 2.4 1.68 0.49
BEST 2018 2.32 1.47 0.47
BKSL 2016 1.96 1.67 0.59
BKSL 2017 2.11 1.46 0.51
BKSL 2018 2.04 0.73 0.54
DART 2016 2.56 1.41 0.67
DART 2017 2.49 0.83 0.79
DART 2018 2.38 0.77 0.83
DILD 2016 2.7 1.12 1.34
DILD 2017 2.54 1.09 1.08
DILD 2018 2.49 0.68 1.16
EMDE 2016 2.15 1.3 0.98
EMDE 2017 2.41 1.43 1.37
EMDE 2018 2.4 0.41 1.60
GPRA 2016 2.26 1.04 0.55
GPRA 2017 2.01 1.01 0.45
GPRA 2018 2.04 0.98 0.45
GWSA 2016 2.11 2.17 0.07
GWSA 2017 2.18 2.35 0.08
GWSA 2018 2.15 2.27 0.09
MDLN 2016 2.53 1.31 1.20
MDLN 2017 2.47 1.28 1.06
MDLN 2018 2.35 0.64 1.25
LAMPIRAN 2
TABEL DURBIN-
WATSON (DW), UJI T,
DAN UJI F
k=1 k=2 k=3 k=4 k=5
n dL dU dL dU dL dU dL dU dL dU
6 0.6102 1.4002
7 0.6996 1.3564 0.4672 1.8964
8 0.7629 1.3324 0.5591 1.7771 0.3674 2.2866
9 0.8243 1.3199 0.6291 1.6993 0.4548 2.1282 0.2957 2.5881
10 0.8791 1.3197 0.6972 1.6413 0.5253 2.0163 0.3760 2.4137 0.2427 2.8217
11 0.9273 1.3241 0.7580 1.6044 0.5948 1.9280 0.4441 2.2833 0.3155 2.6446
12 0.9708 1.3314 0.8122 1.5794 0.6577 1.8640 0.5120 2.1766 0.3796 2.5061
13 1.0097 1.3404 0.8612 1.5621 0.7147 1.8159 0.5745 2.0943 0.4445 2.3897
14 1.0450 1.3503 0.9054 1.5507 0.7667 1.7788 0.6321 2.0296 0.5052 2.2959
15 1.0770 1.3605 0.9455 1.5432 0.8140 1.7501 0.6852 1.9774 0.5620 2.2198
16 1.1062 1.3709 0.9820 1.5386 0.8572 1.7277 0.7340 1.9351 0.6150 2.1567
17 1.1330 1.3812 1.0154 1.5361 0.8968 1.7101 0.7790 1.9005 0.6641 2.1041
18 1.1576 1.3913 1.0461 1.5353 0.9331 1.6961 0.8204 1.8719 0.7098 2.0600
19 1.1804 1.4012 1.0743 1.5355 0.9666 1.6851 0.8588 1.8482 0.7523 2.0226
20 1.2015 1.4107 1.1004 1.5367 0.9976 1.6763 0.8943 1.8283 0.7918 1.9908
21 1.2212 1.4200 1.1246 1.5385 1.0262 1.6694 0.9272 1.8116 0.8286 1.9635
22 1.2395 1.4289 1.1471 1.5408 1.0529 1.6640 0.9578 1.7974 0.8629 1.9400
23 1.2567 1.4375 1.1682 1.5435 1.0778 1.6597 0.9864 1.7855 0.8949 1.9196
24 1.2728 1.4458 1.1878 1.5464 1.1010 1.6565 1.0131 1.7753 0.9249 1.9018
25 1.2879 1.4537 1.2063 1.5495 1.1228 1.6540 1.0381 1.7666 0.9530 1.8863
26 1.3022 1.4614 1.2236 1.5528 1.1432 1.6523 1.0616 1.7591 0.9794 1.8727
27 1.3157 1.4688 1.2399 1.5562 1.1624 1.6510 1.0836 1.7527 1.0042 1.8608
28 1.3284 1.4759 1.2553 1.5596 1.1805 1.6503 1.1044 1.7473 1.0276 1.8502
29 1.3405 1.4828 1.2699 1.5631 1.1976 1.6499 1.1241 1.7426 1.0497 1.8409
30 1.3520 1.4894 1.2837 1.5666 1.2138 1.6498 1.1426 1.7386 1.0706 1.8326
31 1.3630 1.4957 1.2969 1.5701 1.2292 1.6500 1.1602 1.7352 1.0904 1.8252
32 1.3734 1.5019 1.3093 1.5736 1.2437 1.6505 1.1769 1.7323 1.1092 1.8187
33 1.3834 1.5078 1.3212 1.5770 1.2576 1.6511 1.1927 1.7298 1.1270 1.8128
34 1.3929 1.5136 1.3325 1.5805 1.2707 1.6519 1.2078 1.7277 1.1439 1.8076
35 1.4019 1.5191 1.3433 1.5838 1.2833 1.6528 1.2221 1.7259 1.1601 1.8029
36 1.4107 1.5245 1.3537 1.5872 1.2953 1.6539 1.2358 1.7245 1.1755 1.7987
37 1.4190 1.5297 1.3635 1.5904 1.3068 1.6550 1.2489 1.7233 1.1901 1.7950
38 1.4270 1.5348 1.3730 1.5937 1.3177 1.6563 1.2614 1.7223 1.2042 1.7916
39 1.4347 1.5396 1.3821 1.5969 1.3283 1.6575 1.2734 1.7215 1.2176 1.7886
40 1.4421 1.5444 1.3908 1.6000 1.3384 1.6589 1.2848 1.7209 1.2305 1.7859
41 1.4493 1.5490 1.3992 1.6031 1.3480 1.6603 1.2958 1.7205 1.2428 1.7835
42 1.4562 1.5534 1.4073 1.6061 1.3573 1.6617 1.3064 1.7202 1.2546 1.7814
43 1.4628 1.5577 1.4151 1.6091 1.3663 1.6632 1.3166 1.7200 1.2660 1.7794
44 1.4692 1.5619 1.4226 1.6120 1.3749 1.6647 1.3263 1.7200 1.2769 1.7777
45 1.4754 1.5660 1.4298 1.6148 1.3832 1.6662 1.3357 1.7200 1.2874 1.7762
46 1.4814 1.5700 1.4368 1.6176 1.3912 1.6677 1.3448 1.7201 1.2976 1.7748
47 1.4872 1.5739 1.4435 1.6204 1.3989 1.6692 1.3535 1.7203 1.3073 1.7736
48 1.4928 1.5776 1.4500 1.6231 1.4064 1.6708 1.3619 1.7206 1.3167 1.7725
49 1.4982 1.5813 1.4564 1.6257 1.4136 1.6723 1.3701 1.7210 1.3258 1.7716
50 1.5035 1.5849 1.4625 1.6283 1.4206 1.6739 1.3779 1.7214 1.3346 1.7708
51 1.5086 1.5884 1.4684 1.6309 1.4273 1.6754 1.3855 1.7218 1.3431 1.7701
52 1.5135 1.5917 1.4741 1.6334 1.4339 1.6769 1.3929 1.7223 1.3512 1.7694
53 1.5183 1.5951 1.4797 1.6359 1.4402 1.6785 1.4000 1.7228 1.3592 1.7689
54 1.5230 1.5983 1.4851 1.6383 1.4464 1.6800 1.4069 1.7234 1.3669 1.7684
55 1.5276 1.6014 1.4903 1.6406 1.4523 1.6815 1.4136 1.7240 1.3743 1.7681
56 1.5320 1.6045 1.4954 1.6430 1.4581 1.6830 1.4201 1.7246 1.3815 1.7678
57 1.5363 1.6075 1.5004 1.6452 1.4637 1.6845 1.4264 1.7253 1.3885 1.7675
58 1.5405 1.6105 1.5052 1.6475 1.4692 1.6860 1.4325 1.7259 1.3953 1.7673
59 1.5446 1.6134 1.5099 1.6497 1.4745 1.6875 1.4385 1.7266 1.4019 1.7672
60 1.5485 1.6162 1.5144 1.6518 1.4797 1.6889 1.4443 1.7274 1.4083 1.7671
61 1.5524 1.6189 1.5189 1.6540 1.4847 1.6904 1.4499 1.7281 1.4146 1.7671
62 1.5562 1.6216 1.5232 1.6561 1.4896 1.6918 1.4554 1.7288 1.4206 1.7671
63 1.5599 1.6243 1.5274 1.6581 1.4943 1.6932 1.4607 1.7296 1.4265 1.7671
64 1.5635 1.6268 1.5315 1.6601 1.4990 1.6946 1.4659 1.7303 1.4322 1.7672
65 1.5670 1.6294 1.5355 1.6621 1.5035 1.6960 1.4709 1.7311 1.4378 1.7673
66 1.5704 1.6318 1.5395 1.6640 1.5079 1.6974 1.4758 1.7319 1.4433 1.7675
67 1.5738 1.6343 1.5433 1.6660 1.5122 1.6988 1.4806 1.7327 1.4486 1.7676
68 1.5771 1.6367 1.5470 1.6678 1.5164 1.7001 1.4853 1.7335 1.4537 1.7678
69 1.5803 1.6390 1.5507 1.6697 1.5205 1.7015 1.4899 1.7343 1.4588 1.7680
70 1.5834 1.6413 1.5542 1.6715 1.5245 1.7028 1.4943 1.7351 1.4637 1.7683
Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884
2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712
3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453
4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318
5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343
6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763
7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529
8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079
9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681
10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370
11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470
12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963
13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198
14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739
15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283
16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615
17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577
18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048
19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940
20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181
21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715
22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499
23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496
24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678
25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019
26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500
27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103
28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816
29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624
30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518
31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490
32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531
33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634
34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793
35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005
36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262
37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563
38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903
39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279
40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688
Titik Persentase Distribusi F untuk
Probabilita = 0,05

df untuk
df untuk pembilang
penyebu (N1)
t (N2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 14 15
3
1 161 199 216 225 230 234 237 239 241 242 243 244 245 245 246
2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.38 19.40 19.40 19.41 19.42 19.42 19.43
3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 8.76 8.74 8.73 8.71 8.70
4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5.94 5.91 5.89 5.87 5.86
5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 4.70 4.68 4.66 4.64 4.62
6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.03 4.00 3.98 3.96 3.94
7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 3.60 3.57 3.55 3.53 3.51
8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.31 3.28 3.26 3.24 3.22
9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.10 3.07 3.05 3.03 3.01
10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 2.94 2.91 2.89 2.86 2.85
11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 2.82 2.79 2.76 2.74 2.72
12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.72 2.69 2.66 2.64 2.62
13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.63 2.60 2.58 2.55 2.53
14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 2.57 2.53 2.51 2.48 2.46
15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.51 2.48 2.45 2.42 2.40
16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.40 2.37 2.35
17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.41 2.38 2.35 2.33 2.31
18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.31 2.29 2.27
19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.28 2.26 2.23
20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.31 2.28 2.25 2.22 2.20
21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.28 2.25 2.22 2.20 2.18
22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.26 2.23 2.20 2.17 2.15
23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.24 2.20 2.18 2.15 2.13
24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.22 2.18 2.15 2.13 2.11
25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.20 2.16 2.14 2.11 2.09
26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.18 2.15 2.12 2.09 2.07
27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 2.17 2.13 2.10 2.08 2.06
28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.15 2.12 2.09 2.06 2.04
29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.14 2.10 2.08 2.05 2.03
30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.13 2.09 2.06 2.04 2.01
31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 2.41 2.32 2.25 2.20 2.15 2.11 2.08 2.05 2.03 2.00
32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 2.40 2.31 2.24 2.19 2.14 2.10 2.07 2.04 2.01 1.99
33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 2.39 2.30 2.23 2.18 2.13 2.09 2.06 2.03 2.00 1.98
34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 2.38 2.29 2.23 2.17 2.12 2.08 2.05 2.02 1.99 1.97
35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 2.07 2.04 2.01 1.99 1.96
36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 2.36 2.28 2.21 2.15 2.11 2.07 2.03 2.00 1.98 1.95
37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47 2.36 2.27 2.20 2.14 2.10 2.06 2.02 2.00 1.97 1.95
38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46 2.35 2.26 2.19 2.14 2.09 2.05 2.02 1.99 1.96 1.94
39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46 2.34 2.26 2.19 2.13 2.08 2.04 2.01 1.98 1.95 1.93
40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 2.04 2.00 1.97 1.95 1.92
41 4.08 3.23 2.83 2.60 2.44 2.33 2.24 2.17 2.12 2.07 2.03 2.00 1.97 1.94 1.92
42 4.07 3.22 2.83 2.59 2.44 2.32 2.24 2.17 2.11 2.06 2.03 1.99 1.96 1.94 1.91
43 4.07 3.21 2.82 2.59 2.43 2.32 2.23 2.16 2.11 2.06 2.02 1.99 1.96 1.93 1.91
44 4.06 3.21 2.82 2.58 2.43 2.31 2.23 2.16 2.10 2.05 2.01 1.98 1.95 1.92 1.90
45 4.06 3.20 2.81 2.58 2.42 2.31 2.22 2.15 2.10 2.05 2.01 1.97 1.94 1.92 1.89
LAMPIRAN 3
OUTPUT EVIEWS
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Harga Saham NPM DER

Mean 2.267222 1.283611 0.908333

Median 2.320000 1.300000 0.905000

Maximum 2.700000 2.350000 1.810000

Minimum 1.700000 0.410000 0.070000

Std. Dev. 0.232313 0.434650 0.487140

Observations 36 36 36

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 14.792059 (11,22) 0.0000


Cross-section Chi-square 76.599320 11 0.0000
Hasil Regresi Fixed effect
model

Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 03/04/20 Time: 17:15
Sample: 2016 2018
Periods included: 3
Cross-sections included: 12
Total panel (balanced) observations: 36

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C 1.811604 0.168107 10.77649 0.0000
X1 0.165307 0.066308 2.492999 0.0207
X2 0.267995 0.125349 2.137986 0.0439

Hasil Uji Normalitas


Hasil Uji Multikolinearitas

Variance Inflation Factors


Date: 03/04/20 Time: 17:25
Sample: 1 36
Included observations: 36
Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF
C 0.027910 21.90108 NA
X1 0.008398 12.06768 1.210326
X2 0.006685 5.538645 1.210326

Hasil Uji Autokorelasi

Cross-section fixed (dummy variables)


R-squared 0.904538 Mean dependent var 2.267222
Adjusted R-squared 0.848129 S.D. dependent var 0.232313
S.E. of regression 0.090534 Akaike info criterion -1.680887
Sum squared resid 0.180320 Schwarz criterion -1.065074
Log likelihood 44.25597 Hannan-Quinn criter. -1.465952
F-statistic 16.03529 Durbin-Watson stat 1.868581
Prob(F-statistic) 0.000000
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.187540 Prob. F(5,30) 0.3387


Obs*R-squared 5.947993 Prob. Chi-Square(5) 0.3113
Scaled explained SS 3.666938 Prob. Chi-Square(5) 0.5983

Hasil Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.811604 0.168107 10.77649 0.0000


X1 0.165307 0.066308 2.492999 0.0207
X2 0.267995 0.125349 2.137986 0.0439

Tabel Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

R-squared 0.904538 Mean dependent var 2.267222


Adjusted R-squared 0.848129 S.D. dependent var 0.232313
S.E. of regression 0.090534 Akaike info criterion -1.680887
Sum squared resid 0.180320 Schwarz criterion -1.065074
Log likelihood 44.25597 Hannan-Quinn criter. -1.465952
F-statistic 16.03529 Durbin-Watson stat 1.868581
Prob(F-statistic) 0.000000
Tabel Koefisien Determinasi

R-squared 0.904538 Mean dependent var 2.267222


Adjusted R-squared 0.848129 S.D. dependent var 0.232313
S.E. of regression 0.090534 Akaike info criterion -1.680887
Sum squared resid 0.180320 Schwarz criterion -1.065074
Log likelihood 44.25597 Hannan-Quinn criter. -1.465952
F-statistic 16.03529 Durbin-Watson stat 1.868581
Prob(F-statistic) 0.000000
LAMPIRAN 4

DAFTAR RIWAYAT

HIDUP
Daftar Riwayat Hidup

Nama : Muhamad Rizky

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 22 Juli 1997

Alamat : Jl. Kawaluyaan 2 No.30 Bandung

Agama : Islam

Email : mrizky22797@yahoo.com

No. HP 087779815522

Riwayat Pendidikan:

2003 – 2009 : SD Kartika Bandung

2009 – 2012 : SMP PLUS ASSALAAM Bandung

2012 – 2015 : SMA Negeri 12 Bandung

2015 – 2018 : Universitas Padjadjaran

Jurusan Akuntansi D3

2018 – 2020 : Universitas Widyatama

Jurusan Akuntansi S1

Pengalaman Organisasi:

2012 – 2015 : Ketua Komisi B Majelis Perwakilan Kelas (MPK)

2015 - 2018 : Anggota Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAKU) Universitas

Padjadjaran
LAMPIRAN 5
KARTU BIMBINGAN

Anda mungkin juga menyukai