Anda di halaman 1dari 5

Industri Tekstil dan Pakaian Jadi

1. Pertumbuhan Sektor Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 2010 – 2020

Pertumbuhan Industri Tekstill dan Pakaian Jadi Tahun 2010-


2021
(Y-o-Y)(%)
20

15 15.35
Forecasted
10
6.49 6.04 8.73 Actual
6.58
5 5.23
3.83
1.56
0 -0.09
2011 2012 2013 2014 -4.79
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
-5

-10 -8.88

-15

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, terjadi pertumbuhan negatif di sektor


industri tekstil dan pakaian jadi pada tahun 2020 sebesar -8,88% (Y-o-Y).
Sedangkan di tahun 2021 ini, sektor tersebut diprediksi akan tumbuh sebesar
5,23% (Y-o-Y) seiring dengan mulai berjalannya aktifitas produksi yang didukung
oleh protokol kesehatan yang sesuai dengan kebijakan pemerintah. Walaupun
terjadi pertumbuhan positif, namun pertumbuhan tersebut masih jauh dari
pencapaian sektor tersebut di tahun 2019 atau baru pulih sekitar 30% saja.
Banyaknya hambatan di sektor tersebut menyebabkan sulitnya bagi para pemain
untuk meningkatkan performanya.

Berdasarkan hal tersebut, tidak menunjukan bahwa seluruh pemain di setor


tersebut meningkatkan performanya hingga 5,23%. Namun, terdapat sebagian
dari total pemain yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan tersebut,
sedangkan sisanya masih dalam kondisi yang sulit.

Note: Perlu dilakukan evaluasi lebih dalam dan tidak hanya terpaku terhadap
prediksi pertumbuhan sektor tersebut. Perlu dilakukan pengecekan apakah
perusahaan yang bersangkutan merupakan perusahaan yang berkontribusi atau
bukan (dilihat dari perkembangan bisnisnya).
2. Hambatan-hambatan di Sektor Industri Tekstil dan Pakaian Jadi
Terdapat beberapa hambatan yang menyebabkan kondisi industri tekstil dalam
beberapa tahun terakhir, diantaranya:
1. Iklim investasi industri tekstil di Indonesia yang perlu diperhatikan.
Investasi industri tekstil Indonesia yang kurang baik menyebabkan relokasi
industri berpusat di China. Sehingga diperlukan perbaikan iklim investasi agar
peluang dari relokasi industri di China dapat diambil oleh Indonesia dan
mencegah banyaknya perusahaan yang gulung tikar.
2. Biaya produksi yang sangat tinggi tidak diimbangi dengan penjualan
produknya.
Sebagian besar bahan baku industri tekstil dan pakaian jadi masih diimpor dari
negara lain yang mayoritas adalah kompetitornya. Alasan penggunaan bahan
baku import karena volume produksi dari produk berkualitas di Indonesia
kurang dan tidak dapat menutupi kebutuhan. Kualitas produk import yang
lebih baik dengan harga produk yang tidak jauh berbeda dengan produk
Indonesia. Harga produk Import dengan kualitas yang sama jauh lebih murah.
Selain bahan baku import, sebagai perusahaan padat karya upah karyawan
yang dikeluarkan cukup tinggi. Kenaikan Upah Minimum (UM) yang terjadi
setiap tahun menyebabkan pembengkakan biaya produksi yang tidak
diimbangi dengan volume produksi dan penjualan produknya. Sebagai
perusahaan yang padat karya, peningkatan UM sangat berpengaruh terhadap
kondisi keuangan perusahaan khususnya dalam kondisi sektor indsutri tekstil
dan pakaian jadi saat ini.
3. Industri tekstil dan pakaian jadi di dalam negeri kalah bersaing di
pasar internasional.
Karena memiliki harga jual produk yang jauh lebih mahal yang disebabkan
oleh besarnya biaya produksi. Selain itu waktu proses (lead time) dari tahap
pembuatan hingga distribusi garmen sangat panjang. Lead time produksi
tekstil di dalam negeri bisa memakan waktu hingga 120 hari, jauh lebih lama
dibandingkan dengan negara lain yang hanya 60 hari (0.5 kali lebih cepat).
4. Sentimen positif masyarakat terhadap produk import lebih tinggi.
Sentimen positif masyarakat terhadap produk import lebih tinggi dibandingkan
dengan produk local sehingga menyebabkan penjualan produk yang diproduksi
di dalam negeri lebih rendah dibandingkan dengan produk import.

3. Pertumbuhan Beberapa Financial Account Dari Perusahaan Terbuka (Tbk)


Dibawah ini adalah tabel persentase pertumbuhan beberapa financial account dari
Perusahaan Terbuka (Tbk) (2019-2020):

Growth of Total Aset 9,39%


Growth of Total Liabilitas dan Ekuitas 9,39%
Growth of Net Sales/Revenue -3,10%
Growth of COGS -2,61%
Growth of EBIT -21,50%
Growth of Net Income -23,12%
Dapat kita simpulkan bahwa pada tahun 2020 yang lalu terjadi penurunan net
sales/revenue yang signifikan yaitu sekitar 3,10% (Y-o-Y) dan diikuti oleh
penurunan net income yang jauh lebih besar lagi yaitu mencapai 23,12% (Y-o-Y).

Sedangkan untuk perhitungan porsi besaran akun berdasarkan net sales/revenue


adalah sebagai berikut:

Median Range
Akun
2020 2020
144,40
123,49% 90,65%
Total Aset : Net Sales/Revenue %
Total Liabilitas dan Ekuitas : Net 144,40
123,49% 90,65%
Sales/Revenue %
Net Sales/Revenue : Net 100,00 100,00
100,00%
Sales/Revenue % %
115,79
92,04% 82,30%
COGS : Net Sales/Revenue %
EBIT : Net Sales/Revenue 1,16% -1,01% 7,93%
Net Income : Net Sales/Revenue 1,06% -1,28% 6,65%
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa median besaran total asset yang dimiliki
oleh perusahaan terbuka (tbk) pada tahun 2020 adalah sebesar 123,49% dari net
salesnya dengan besaran yang bervariasi antara 90,65% hingga 144,40%.

4. Rata-rata Perolehan Ratio Dari Perusahaan Terbuka (Tbk)

Berikut adalah rata-rata ratio keuangan dari perusahaan terbuka di sektor industri
tekstil dan pakaian jadi:
Rasio Keuangan Rata-rata Batas Normal

Profitability Ratios      
6,72 t 9,36
8,04
EBITDA Margin (%) o
-4,78 t 3,44
-0,67
Return on Sales (%) o
7,34 t 9,07
8,21
Return on Equity (%) o
2,99 t 3,80
3,40
Return on Investment (%) o
Leveraging Ratios  
5,92 t 6,09
6,00
Gross Financial Liabilities/EBITDA (x) o
4,92 t 5,11
5,02
Net Financial Liabilities/EBITDA (x) o
Total 8,90 t 9,43
9,16
Liabilities/EBITDA (x) o
Coveraging Ratios  
2,76 t 3,24
3,00
EBITDA/Net Interest (x) o
2,76 t 3,19
2,98
EBITDA/Interest Charges (x) o
1,40 t 1,92
1,66
EBIT/Net Interest (x) o
1,39 t 1,90
1,65
EBIT/Interest Charges (x) o
Liquidity Ratios  
18,76 t 22,60
20,68
Cash/TotalCurrent Liabilities (%) o
16,70 t 26,13
21,41
Cash/Current Financial Liabilities (%) o
1,09 t 2,25
1,67
Total Current Asset/Total CurrentLiabilities (x) o
(Total Current Asset ‐ Inventories)/Total 0,55 t 1,35
0,95
Current Liabilities (x) o
Capital Structure Ratios  
0,31 t 1,08
0,69
Gross Financial Liabilities/Total Equity (x) o
0,83 t 1,05
0,94
Net Financial Liabilities/Total Equity (x) o
49,49 t 55,01
52,25
Total Non Current Asset/Total asset (%) o
Total Liabilities/Total Equity (x) 0,97 0,64 t 1,30
o
Efficiency Ratios  
30,52 t 43,96
37,24
Net working Capital/Revenues (%) o
70,37 t 110,99
90,68
Days Sales Outstanding (DSO) (dd) o
28,26 t 52,41
40,33
Days Payables Outstanding (DPO) (dd) o
93,03 t 151,26
122,14
Days Inventories Outstanding (DIO) (dd) o

Nilai yang terdapat dalam kolom “Rata-rata” merupakan rata-rata nilai ratio
perusahaan di sektor tersebut. Perusahaan yang memiliki nilai ratio yang semakin
dekat dengan nilai tersebut atau berada di dalam batas normal merupakan
perusahaan yang kondisinya mengikuti standar dari kondisi perusahaan di sektor
tersebut dan tidak jauh berbeda secara mayoritas. Sedangkan untuk perusahaan
yang berada diluar batas tersebut merupakan perusahaan yang memiliki performa
lebih baik/buruk (signifikan) dibandingkan dengan performa pemain lainnya yang
mayoritas berada di dalam batas normal. Hal tersebut dapat dijadikan salah satu
indikator yang menilai baik tidaknya management dan kondisi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai