Anda di halaman 1dari 7

PEMANFAATAN LABU KUNING (CUCURBITA MOSCHATA DUCH) SEBAGAI BAHAN DASAR

PEMBUATAN COOKIES

MEIRANTY SUDARMAN

Pembimbing:

Dr. Hj. Syamsidah, M.Pd & Dr. A. Hudiah, M.Pd

Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makasar, Jl. Daeng Tata Raya
Makasar

Email: meiranty_sudarman@yahoo.co.id

Abstrak. Penelitian ini mengkaji tentang pemanfaatan labu kuning sebagai bahan dasar pembuatan cookies.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: karakteristik labu kuning yang baik digunakan dalam pembuatan
cookies, proses pembuatan puree labu kuning, proses pembuatan cookies labu kuning, penerimaan panelis
terhadap cookies labu kuning, dan kandungan gizi cookies labu kuning. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen. Tempat meneliti di Laboratorium Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas
Negeri Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik labu kuning dilihat dari warna kulit labu
kuning, hidari labu kuning yang berjamur, pilih labu kuning yang berat dan pilih labu kuning yang terdengar
berongga ketika diketuk. Proses pembuatan puree labu kuning dimulai dari proses pemilihan labu kuning,
pencucian, pengupasan, pengirisan, pengukusan, penghalusan dan penyaringan, pembuatan cookies labu kuning
dilakukan dengan proses penimbangan bahan, pencampuran, pencetakan dan pemanggangan, pada uji
organoleptik hasil cookies terbaik yaitu formulasi 3 dengan penambahan puree 70% dengan nilai rata-rata warna
2,33, aroma 5,00, tekstur 5,90, rasa 5,76, over all 5,81 dan uji hedonik 8,14. Hasil uji kandungan gizi karbohidrat
50.53, protein 5.81, kadar air 2.35, lemak 22.17 dan vitamin A 86.22 .

Kata Kunci: Labu Kuning, Cookies.

Pendahuluan Rumusan Masalah


Labu kuning/pumpkin (Cucurbita Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu
moschata Duschenes) dikenal juga dengan nama : Bagaimana karakteristik labu kuning yang baik
waluh (Jawa), labu parang (Jawa Barat), labu merah digunakan dalam pembuatan cookies? Bagaimana
dan labu manis (Sudarto, 2000 : 11). Labu kuning proses pembuatan puree labu kuning? Bagaimana
merupakan salah satu bahan pangan lokal yang proses pembuatan cookies dari labu kuning?
memiliki nilai gizi tinggi dan baik bagi tubuh Bagaimana penerimaan panelis terhadap cookies
manusia yakni banyak mengandung beta karoten, labu kuning? Bagaimana kandungan gizi dari
vitamin A, serat, vitamin C, vitamin K, dan Niacin cookies labu kuning?
atau vitamin B3. Serta mengandung mineral seperti Spesifikasi Produk yang diharapkan
kalium, zat besi, fosfor, magnesium, dan kalium. Adapun spesifikasi produk yang diharapkan dalam
Kue kering atau cookies adalah jenis penelitian ini sebagai berikut:
makanan ringan yang mudah didapat dan digemari 1. Cookies labu kuning yang dibuat berwarna
oleh berbagai kalangan baik tua maupun muda. kecoklatan, memiliki aroma kayu manis, dan
Rasanya yang manis dan teksturnya yang renyah teksturnya garing.
membuat makanan ini mudah diterima oleh berbagai 2. Penambahan chocochips menambah cita rasa
kalangan. dan tampilan menarik pada cookies.
Dalam membuat suatu hidangan tertentu, 3. Cookies labu kuning memiliki cita rasa manis
labu kuning biasa dijadikan tepung dan puree dan berbentuk bulat.
terlebih dahulu. Puree adalah makanan yang
dilembutkan baik itu menggunakan blender maupun Kajian Teori
diulek, agar dipastikan lembut puree juga kadang
disaring. 1. Labu
Tanaman labu termasuk dalam keluarga buah labu-
labuan atau Cucurbitaceae, dan masih sekerabat
dengan melon (Cucumis melo) dan mentimun puree labu kuning hal pertama yang dilakukan yaitu
(Cucumis sativum). Keistimewaan lain dari tanaman pemilihan labu kuning, setelah mendapatkan labu
labu adalah dapat ditanam di lahan-lahan yang kuning dilanjutkan pada proses pencucian untuk
kering atau tegalan yang masih tersedia luas di menghilangkan kotoran yang menempel pada kulit
Negara kita. labu kuning setelah itu pengupasan dan pengirisan
Jenis labu antara lain: labu kuning menjadi ukuran yang lebih kecil agar
a. labu kuning proses pematangan lebih cepat kemudian
b. Labu air dilanjutkan dengan proses pengukusan selama 15
c. Butternut squash menit lalu penggilingan dan terakhir penyaringan
d. Courguette puree labu kuning.
e. Labu mi Setelah labu kuning diolah menjadi puree
f. Kabucha kemudian dibuat menjadi tiga formulasi. Tahap
g. Labu siam selanjutnya dilakukan uji organoleptik untuk
h. Beligo melihat penerimaan panelis terhadap cookies labu
i. Labu hibrida kuning, setelah mendapatkan cookies terbaik tahap
Kandungan gizi labu kuning: terakhir melakukan uji kandungan gizi.
Labu kuning atau waluh merupakan bahan pangan Analisis Sensorik atau Organoleptik
yang kaya vitamin A dan C, mineral, serta Dalam uji sensorik diperlukan kemampuan
karbohidrat. Daging buahnya pun mengandung dan keterampilan dalam menguji dengan
antiokisidan sebagai penangkal pelbagai jenis menggunakan panca indera, karena apabila salah
kanker. Namun, sejauh ini pemanfaatannya belum satu panca indera mengalami gangguan akan
optimal. Buah labu dapat digunakan untuk pelbagai berakibat buruk dan hasilnya tidak efisien. Maka
jenis makanan dan cita rasanya enak. Daunnya dari itu tidak diperkenankan bagi yang memiliki
berfungsi sebagai sayur dan bijinya bermanfaat kekurangan dalam panca inderanya untuk menjadi
untuk dijadikan kuaci. Air buahnya berguna sebagai panelis karena salah satu syarat panelis adalah harus
penawar racun binatang berbisa, sementara bijinya mempunyai kepekaan atau sensitivitas yang normal
menjadi obat cacing pita (Anonim, 2010b). (Agusman, 2013).
2. Cookies Uji Organoleptik
Cookies merupakan sejenis makanan Uji organoleptik adalah pengujian yang
kering, sehingga kadar air sangat menetukan mutu didasarkan pada proses pengideraan. Penginderaan
dari cookies oleh karena itu kadar air perlu dibatasi diartikan sebagai suatu proses fisio-psiko, yaitu
5-10% dapat mengakibatkan tekstur cookies kurang kesadaran atau pengenalan alat indera akan sifat-
renyah dan mikroorganisme dapat tumbuh sehingga sifat benda karena adanya ransangan yang diterima
biskuit mudah menjadi tengik (Fatma,dkk. 1986). alat indera yang berasal dari benda tersebut.
Cookies adalah sejenis produk yang terbuat dari Penginderaan dapat juga berarti reaksi mental
adonan yang keras, terbentuk pipih yang rasanya (sensation) jika alat indera mendapat ransangan
lebih mengarah kepada rasa manis, asin, dan renyah (Agusman, 2013)
serta bila dipatahkan penampang potongnya Uji Penerimaan
berlapis-lapis (Sunaryo, 1985). Uji penerimaan atau uji kesukaan
Kerangka Pikir merupakan salah satu jenis penerimaan, dengan
Labu kuning (Curcubita mochata) maksud untuk melihat penerimaan konsumen
merupakan salah satu komoditas pertanian yang terhadap suatu produk baru. Dalam uji ini panelis
memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan sebagai wakil konsumen diminta mengungkapkan
komoditas yang lain. Labu kuning merupakan jenis tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau
sayuran buah yang memiliki daya simpan tinggi, sebaliknya ketidaksukaan, tingkat kesukaan ini
mempunyai aroma dan citarasa yang khas, serta disebut skala hedonik misalnya amat sangat suka,
sumber vitamin A karena kaya akan karoten selain suka, agak suka, netral, agak tidak suka, tidak suka,
mengandung gizi-gizi lainnya seperti karbohidrat, sangat tidak suka, dan amat tidak suka disebut 8
mineral, protein, dan vitamin. Buah labu kuning kategori. Selain itu uji hedonik dapat juga digunakan
merupakan bahan yang sangat baik untuk diolah untuk uji kriteria secara umum, seperti warna,
menjadi makanan karena mengandung nutrisi yang aroma, tekstur dan rasa.
diperlukan tubuh seperti karbohidrat, vitamin A dan Jenis Penelitian
C, dan mineral seperti Ca, Fe, dan Na serta Jenis penelitian yang digunakan yaitu
mengandung sedikit lemak dan protein. Selain itu, penelitian eksperimen yang dapat diartikan sebagai
buah ini juga mengandung inulin dan serat pangan penelitian ekperimen merupakan penelitian yang
yang dibutuhkan untuk pemeliharaan kesehatan, sistematis, logis, dan dalam melakukan kontrol
khususnya saluran pencernaan. terhadap kondisi menurut Yatim Riyanto (Zuriah,
Pada penelitian ini labu kuning yang akan 2006 : 57) dan Sugiyono (2012 : 109) menambahkan
dijadikan bahan dasar pembuatan cookies diolah penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai
menjadi puree terlebih dahulu, pada pembuatan metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain sangat tidak suka, tidak suka, agak tidak suka, biasa,
dalam kondisi yang terkendalikan. Eksperimen yang agak suka, suka, sangat suka, sangat suka sekali)
dimaksud dalam penelitian ini adalah pembuatan yang dinyatakan dengan menggunakan kategori
cookies labu yang pemanfaatannya masih kurang, jawaban.
selanjutnya hasil yang didapatkan kemudian Hasil pengukuran dari panelis score sheet pada uji
dilakukan pengujian organoleptik. organoleptik akan dianalisis dengan menggunakan
Waktu dan Tempat Penelitian SPSS 21 for windows, kemudian data yang telah
Waktu pelaksanaan akan dilakukan pada berhasil dikumpulkan dianalisis dengan deskriptif
bulan oktober 2017 sampai dengan bulan november dan inverensial (Anova). Pengukuran mutu
2017. Tempat pelaksanaan di Laboratorium kesukaan menggunakan score sheet pada uji
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas organoleptik. Data tentang kesukaan tingkat
Teknik Universitas Negeri Makassar. Pada penerimaan selanjutnya alan diolah dengan
penelitian ini, penulis akan melakukan percobaan menggunakan Anova.
sebagai berikut: Hasil Penelitian
1. Pembuatan cookies labu kuning Adapun hasil dari penelitian ini sebagai berikut:
2. Uji organoleptik terhadap produk cookies labu 1. Karakteristik Labu Kuning yang Baik
kuning akan dilakukan oleh dosen PKK UNM, Digunakan dalam Pembuatan Cookies
dan mahasiswa sebagai panelis agak terlatih. a. Perhatikan warna kulit labu kuning.
Pengujian dilakukan untuk mengetahui Hindari memilih labu kuning yang
citarasa, dan mutu hedonik. memiliki bintik putih atau menghitam
Alat dan Bahan yang Digunakan dalam pada kulitnya karena menunjukkan labu
Pembuatan Cookies Labu Kuning habis jatuh atau terbentur.
Alat yang digunakan dalam pembuatan cookies labu b. Hindari memilih labu berjamur. Labu
kuning yaitu :Timbangan (scale), Kom adonan yang berjamur biasanya ditandai dengan
(bowl), Kukusan (steamer), Saringan (strainner), warna keputihan, atau abu-abu
Pisau (knife), Talenan (cutting board), Oven (oven), menyerupai kapas. Selain itu periksa
Pengocok (mixer), Sendok (spoon) bagian batangnya, jika tercium aroma
Bahan yang digunakan dalam pembuatan cookies jamur, maka bisa jadi dalamnya juga
labu kuning yaitu : Labu kuning, Tepung terigu, berjamur.
Gula, mentega, havermut, bubuk kayu manis, c. Pilih labu yang berat. Selain bentuk
chocochips, baking powder fisiknya bagus, pastikan ukuran berat labu.
Uji Organoleptik Karena jika terasa berat menunjukkan
Organoleptik merupakan pengujian kandungan air dalam labu cukup banyak
terhadap bahan makanan berdasarkan kesukaan dan dan labu sudah matang.
kemauan untuk mempergunakan suatu produk. d. Mengetuk. Jika terdengar berongga maka
Dalam penilaian bahan pangan sifat yang menetukan menunjukkan labu sudah matang. Jika
diterima atau tidak suatu produk adalah sifat indrawi sebaliknya bisa jadi labu masih matang
ini ada enam tahap yaitu pertama menerima bahan, atau sudah busuk.
mengenali bahan, mngadakan klasifikasi sifat-sifat 2. Pembuatan Puree Labu Kuning
bahan, mengingat kembali bahan yang telah diamati, Pembuatan puree labu kuning sebagai
dan menguraikan kembali sifat indrawi produk bahan dasar pembuatan cookies menggunakan labu
tersebut kuning yang kemudian diolah menjadi puree. Untuk
Teknik Pengumpulan Data membuat puree labu dalam pembuatan cookies labu
Score sheet dibuat untuk uji organoleptik diperoleh dari pasar tradisional dengan berat 700 gr,
terdiri dari uji hedonik dan uji mutu hedonik guna setelah itu dilakukan pencucian kemudian dikupas
mendapatkan data tentang cookies terpilih dari dan dipotong kecil lalu dikukus selama 15 menit.
panelis. Dalam score sheet ini dicamtumkan Setelah matang labu kuning dihaluskan
spesifikasi dari produk yang merupakan keterangan menggunakan blender kemudian disaring untuk
yang jelas, singkat dan tepat menyangkut sifat-sifat hasil yang lebih halus. Puree labu kuning yang
organoleptik dari produk tersebut. dihasilkan yaitu 600 gr.
Teknik Analisis Data Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat
Teknik analisis data yang digunakan dalam disimpulkan bahwa rendemen puree labu kuning
penelitian ini adalah analisis deskriptif inferensial. dari 700 gr labu kuning segar menghasilkan 600 gr
Tingkat kesukaan panelis tentang kualitas puree labu kuning. Puree labu kuning yang
pembuatan cookies labu kuning didapatkan melalui dihasilkan kemudian digunakan dalam 3 formula
penilaian secara uji organoleptik dengan menilai resep.
empat indikator yaitu, warna, aroma, tekstur, dan 3. Proses Pembuatan Cookies dengan 3 Formulasi
rasa melalui score sheet, jawaban panelis untuk Pembuatan cookies labu kuning dengan 3
score sheet pada penilaian uji organoleptik formulasi yaitu formulasi pertama tepung terigu
menggunakan jawaban (sangat tidak suka sekali, 50% puree labu kuning 50%, formulasi kedua
tepung terigu 40% puree labu kuning 60%, Formulasi Mean(±)Std. P
formulasi ketiga tepung terigu 30% puree labu Deviation (Value)
kuning 70%. FI (5,05±1,3) ᵃ
4. Uji Organoleptik F2 (5,00±0,89) ᵃ 0,98
5. Warna F3 (5,00±1,2) ᵃ
Warna merupakan komponen yang sangat Keterangan : - F1 50% : 50% ; F2 40% : 60% ;
penting untuk menentukan kualitas atau derajat 30% : 70%
penerimaan suatu bahan pangan. Suatu bahan - p>0,98 = Tidak berbeda
pangan meskipun dinilai enak dan teksturnya Berdasarkan tabel 4. 2 diketahui bahwa nilai rata-
sangat baik, tetapi memiliki warna yang kurang rata mutu warna tertinggi pada F1(5,05±1,3).
menarik atau memberi kesan menyimpang dari Berdasarkan hasil uji anova 3 formula menunjukkan
warna yang seharusnya, maka seharusnya tidak bahwa ketiga formula tersebut sangat tidak berbeda
akan dikonsumsi. Penentuan mutu suatu bahan (p=0,904), sedangkan berdasarkan uji lanjut duncan
pangan pada umumnya tergantung pada warna, test dari ketiga formula tersebut menunjukkan
karena warna tampil terlebih dahulu. Dibawah bahwa F1, F2, dan F3 sama.
ini merupakan tabel dan diagram hasil
penilaian panelis terhadap warna cookies labu
kuning.
Mean Aroma
Tabel 4. 1 Analisis Uji Anova Mutu Warna 5.10
Formulasi Mean(±)Std. P (Value) F1
5.05
Deviation 5.00 F2
FI (4,57±1,2) ͨ 4.95
F2 (3,86±1,1) ᵇ 1,000 F3
F1 F2 F3
F3 (2,33±0,7) ᵃ
Keterangan : - F1 50% : 50% ; F2 40% : 60% ; Gambar 4. 3 Aroma Cookies Labu Kuning
30% : 70% Berdasarkan gambar 4. 3 menunjukkan bahwa
- p>1,000 = Tidak berbeda semakin meningkat puree labu kuning mutu aroma
Berdasarkan Tabel 4. 1 diketahui bahwa nilai rata- cookies yang dihasilkan menunjukkan aroma
rata mutu warna tertingi pada F1 (4,57±1,2). cookies semakin berkurang.
Berdasarkan hasil uji anova 3 formula menunjukkan 2. Tekstur
bahwa keempat formula tersebut sangat tidak Tekstur adalah aspek terpenting kedua
berbeda (p=1,000), sedangkan berdasarkan uji lanjut dalam standar cookies yang menentukan mutu
ducan test dari ketiga formula tersebut menunjukkan cookies itu baik atau tidaknya. Panelis cenderung
bahwa F1, F2, dan F3 berbeda. lebih menyukai cookies yang bertekstur garing
dibanding yang biasa. Tekstur merupakan sensasi
Mean Warna tekanan yang dapat diamati dengan mulut pada
waktu digigit, dikunyah, dan ditelan ataupun
6.00 perabaan dengan jari. Tekstur merupakan salah satu
aspek penilaian penting dalam uji organoleptik
4.00 F1 cookies. Berdasarkan penilaian panelis terhadap
cookies labu kuning dapat dilihat pada tabel dan
2.00 F2
diagram batang berikut:
F3 Tabel 4. 3 Analisis Uji Anova Mutu Tekstur
0.00
Formulasi Mean(±)Std. P
F1 F2 F3 Deviation (Value)
Gambar 4. 2 Warna Cookies Labu Kuning FI (4,19±1,5) ᵃ
Berdasarkan gambar 4. 2 menunjukkan F2 (4,86±1,2) ᵃ 0,01
bahwa semakin meningkat puree labu kuning F3 (5,90±1,3) ᵇ
mutu warna pada cookies yang dihasilkan Keterangan : - F1 50% : 50% ; F2 40% : 60% ;
menunjukkan warna semakin gelap. 30% : 70%
1. Aroma - p>0,01 = Tidak berbeda
Aroma merupakan salah satu aspek yang Berdasarkan tabel 4. 3 diketahui bahwa
mendukung suatu produk makanan akan disukai nilai rata-rata mutu tertinggi pada F3(5,90±1,3).
oleh seseorang, dengan aroma yang wangi maka Berdasarkan hasil uji anova 3 formula menunjukkan
akan menarik seseorang untuk mencicipinya. bahwa ketiga formula tersebut berbeda (p=0,01),
Berdasarkan hasil penilaian panelis pada pembuatan sedangkan berdasarkan uji lanjut duncan test dari
cookies dari puree labu kuning dapat dilihat pada ketiga formula tersebut menunjukkan bahwa F1 dan
tabel dan diagram batang berikut: F2 tidak berbeda, F1 dan F3 berbeda, F2 dan F3
Tabel 4. 2 Analisis Uji Anova Mutu Aroma berbeda.
Formulasi Mean(±)Std. P
Mean Tekstur F1
Deviation
(5,29±0,84) ᵃ
(Value)

10.00 F1 F2 (5,76±0,94) ᵃ 1,77


F3 (5,81±1,16) ᵃ
0.00 F2
Keterangan : - F1 50% : 50% ; F2 40% : 60% ;
F1 F2 F3 F3 30% : 70%
- p>1,77 = Tidak berbeda
Gambar 4. 4 Tekstur Cookies Labu Kuning Berdasarkan tabel 4. 5 diketahui bahwa
Berdasarkan gambar 4. 4 menunjukkan nilai rata-rata mutu over all tertinggi pada
bahwa semakin meningkat puree labu kuning mutu F3(5,81±1,16). Berdasarkan hasil uji anova 3
tekstur pada cookies yang dhasilkan menunjukkan formula menunjukkan bahwa ketiga formula
tekstur cookies lebih garing. tersebut sangat tidak berbeda (p=1,77), sedangkan
3. Rasa berdasarkan uji lanjut duncan test dari ketiga
Rasa adalah aspek paling penting dalam formula tersebut menunjukkan bahwa F1, F2, dan
menentukan mutu dari cookies setelah tekstur, F3 tidak berbeda.
warna, dan aroma. Rasa timbul akibat adanya
ransangan kimiawi yang diterima oleh indera perasa
yaitu lidah. Berikut adalah tabel dan diagram batang Mean Over All
hasil penilaian panelis terhadap cookies dari puree
6.00
labu kuning
Tabel 4. 4 Analisis Uji Anova Mutu Rasa 5.50 F1
Formulasi Mean(±)Std. P
Deviation (Value) 5.00 F2
F1 (5,33±0,96) ᵃ F3
4.50
F2 (5,71±0,78) ᵃ 0,325
F3 (5,76±1,22) ᵃ F1 F2 F3
Keterangan : - F1 50% : 50% ; F2 40% : 60% ; Gambar 4. 6 Over All Cookies Labu Kuning
30% : 70% Berdasarkan gambar 4. 6 menunjukkan bahwa
- p>0,325 = Tidak berbeda semakin meningkat puree labu kuning mutu over all
Berdasarkan tabel 4. 4 diketahui bahwa pada cookies yang dihasilkan menunjukkan over all
nilai rata-rata mutu rasa tertinggi pada cookies yang baik.
F3(5,76±1,22). Berdasarkan hasil uji anova 3 5. Uji Hedonik
formula menunjukkan bahwa ketiga formula Penilaian dari cookies labu kuning
tersebut sangat tidak berbeda (p=0,325), sedangkan dilakukan dengan uji organoleptik melalui uji
berdasarkan uji lanjut duncan test dari ketiga hedonik dengan 11 kriteria mulai dari sangat sangat
formula tersebut menunjukkan bahwa F1, F2, dan tidak suka sekali, sangat sangat tidak suka, sangat
F3 tidak berbeda. tidak suka, tidak suka, agak tidak suka, biasa, agak
suka, suka, sangat suka, sangat sangat suka, sangat
Mean Rasa sangat suka sekali. Data penerimaan dapat dilihat
pada tabel dan diagram batang beriku:
6.00 Tabel 4. 6 Analisis Uji Anova Mutu Uji Hedonik
F1 Formulasi Mean(±)Std. P
5.50 Deviation (Value)
F2 F1 (7,62±1,16) ᵃ
F3 F2 (8,10±0,83) ᵃ 0,280
5.00
F3 (8,14±1,42) ᵃ
F1 F2 F3 Keterangan : - F1 50% : 50% ; F2 40% : 60% ;
Gambar 4. 5 Rasa Cookies Labu Kuning 30% : 70%
Berdasarkan gambar 4. 5 menunjukkan - p>0,280 = Tidak berbeda
bahwa semakin meningkat puree labu kuning mutu Berdasarkan tabel 4. 6 diketahui bahwa
rasa cookies labu kuning yang dihasilkan nilai rata-rata uji hedonik tertinggi pada
menunjukkan rasa cookies yang enak. F3(8,14±1,42). Berdasarkan hasil uji anova 3
4. Over All formula menunjukkan bahwa ketiga formula
Over all merupakan penilaian keseluruhan tersebut sangat tidak berbeda (p>0,280), sedangkan
dari mutu hedonik atau mutu kesukaan. Berikut ini berdasarkan uji lanjut duncan test dari ketiga
adalah tabel dan diagram batang dari hasil penilaian formula tersebut menunjukkan bahwa F1, F2 dan F3
panelis over all cookies dari puree labu kuning tidak berbeda.
Tabel 4. 5 Analisis Uji Anova Mutu Over All
Mengetuk. Jika terdengar berongga maka
Mean Uji Hedonik menunjukkan labu sudah matang.
2. Puree labu kuning diperoleh dari proses
8.50 pengolahan labu kuning segar, cara pembuatan
puree labu kuning yaitu dengan cara pemilihan
8.00 F1
labu kuning, pencucianlabu kuning,
7.50 F2 pengupasan labu kuning, pemotongan labu
kuning, pengukusan labu kuning, penghalusan
7.00 F3 labu kuning dan penyaringan labu kuning.
F1 F2 F3 3. Proses pembuatan cookies labu kuning
dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu
Gambar 4. 7 Uji Hedonik Cookies Labu Kuning mulai dari pemilihan bahan, penimbangan
Berdasarkan gambar 4. 7 menunjukkan bahwa
bahan, pencampuran, pengadukan, pencetakan
semakin meningkat puree labu kuning maka uji
dan pemanggangan.
hedonik pada cookies yang dihasilkan menunjukkan
4. Untuk uji penerimaan terhadap panelis yang
uji hedonik suka. terdiri dari panelis terlatih dan agak terlatih dan
Hasil Uji Kandungan Gizi yang memperoleh nilai tertinggi F3 yaitu 30%
Dari uji organoleptik yang telah dilakukan
tepung terigu dan 70% puree labu kuning
sebelumnya telah diperoleh cookies labu kuning
dengan nilai rata-rata 8.14%.
hasil eksperimen terbaik, kemudian sampel terbaik
5. Kandungan gizi yang terdapat pada cookies
tersebut di uji kandungan gizinya. Sampel
labu kuning yaitu karbohidrat sebesar 50.53,
terbaiknya adalah 30% tepung terigu dan 70% puree protein 5.81, kadar air 2.35, lemak 22.17, dan
labu kuning. Kandungan gizi dari cookies labu vitamin A 86.22.
kuning terbaik secara lengkap dapat dilihat pada
Saran
tabel 4. 7 berikut ini:
1. Penulis mengharapkan agar pembuatan
Tabel 4. 7 Tabel Kandungan Gizi pada Cookies
cookies labu kuning dapat diaplikasikan
Labu Kuning kepada masyarakat luas, terutama daerah
penghasil labu kuning sehingga nilai guna labu
Hasil
No. Zat Gizi Satuan kuning bertambah dan dapat meningkatkan
Pemeriksaan
perekonomian masyarakat.
1 Karbohidrat % 50.53 2. Pembuatan cookies labu kuning dapat
2 Protein % 5.81 dijadikan sebagai peluang usaha yang dapat
3 Kadar Air
% 2.35 menambah penghasilan. Disisi lain cookies
4 Lemak % 22.17 labu kuning memilki kandungan gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh.
5 Vitamin A µg/g 86.22
3. Untuk penelitian selanjutnya pembuatan
Sumber: Balai Besar Laboratorium Kesehatan
cookies disarankan untuk menambah bahan
Makassar (2017)
lain, agar dapat meningkatkan kandungan gizi
Berdasarkan tabel di atas, pengujian
pada cookies dan memenuhi syarat SNI.
kandungan gizi sampel cookies labu kuning terbaik
4. Diharapkan kepada mahasiswa untuk
mengandung karbohidrat sebesar 50.53%, protein
mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai
5.81%, kadar air 2.35%, lemak 22.17%, dan vitamin
mutu cookies labu kuning dan perlu adanya
A 86.22mg.
inovasi selain cookies, untuk memanfaatkan
Kesimpulan
labu kuning maupun puree labu kuning.
Penelitian eksperimen ini menghasilkan
Daftar Pustaka
cookies labu kuning yang mempunyai aroma, warna,
Agusman, 2013. Pengujian Bahan Pangan.
tekstur dan rasa yang khas dari bahan dasar yang
http://www.smallcrab.com/pengem asan-
digunakan. Berdasarkan hasil eksperimen pada
bahan-pangan.
pembuatan cookies labu kuning dapat disimpulkan:
Anonim, 2010b. Labu Kuning.
1. Cara memilih labu kuning yang baik
http://endrah.blogspot.com/2010/0
digunakan dalam pembuatan cookies yaitu: (a)
3/labu-kuning- cucurbita-
Hindari memilih labu kuning yang memiliki
moschata.html. Akses Tanggal 1
bintik putih atau menghitam pada kulitnya
Agustus 2017 Makassar.
karena menunjukkan labu habis jatuh. (b)
Hindari memilih labu berjamur. Labu yang
Fatma, W., N. Zainuddin, L. Yacobus, A.
berjamur biasanya ditandai dengan warna
Rohani, R. Baso, M. Aziz dan
keputihan, atau abu-abu menyerupai kapas. (c)
Anwar. 1986. Penelitian Teknologi
Pastikan ukuran berat labu. Karena jika terasa
Pembuatan Biskuit & Mie.
berat menunjukkan kandungan air dalam labu
Departemen Perindustrian. Badan
cukup banyak dan labu sudah matang. (d)
Penelitian dan Pengembangan
Industri, Makassar.

Sudarto, Y. 2000. Budidaya Waluh.


Yogyakarta: Kanisius.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R & D. Bandung: CV.
Alvabeta

Anda mungkin juga menyukai