Anda di halaman 1dari 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 8, Nomor 4, Juli 2020


ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

IDENTIFIKASI KEBERADAAN COLIFORM DAN E. coli PADA AIR BERSIH DI


PELABUHAN TANUNG EMAS SEMARANG

Ayu Widyawati, Tri Joko, Onny Setiani


Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas DIponegoro
Email : ayuwidyawati1992@gmail.com

ABSTRACT

One of the water treatment efforts is disinfection. Disinfection aims to kill pathogenic microorganisms
that can cause health problems for humans. One of the disinfectants that is commonly used is chlorine
because chlorine is easily available and affordable. The use of chlorine as a disinfectant must meet the
appropriate dosage requirements and techniques. Pelindo Semarang reservoir is disinfected with 250
grams of chlorine and is repeated once a month. This study aimed to identify Total Coliform and E. coli
on the day immediately after affixing, 7th, 14th, 21st and 28th days at the Pelindo Reservoir, Nusantara
Pier Hydrant, Passenger Terminal Reservoir, Samudera Pier Hydrant, TPKS Pier Hydrant and TPKS
Reservoir. Result found that the condition of the Pelindo Reservoir as the main reservoir in an open
state, there is garbage around the reservoir and no drainage is carried out. Total Coliform meets the
quality standard of 16.7%. Meanwhile, E. coli meets the quality standard of 13.3%. Addition of chlorine
at one time is considered less effective in reducing coliforms or eliminating E coli.
Keywords: water, disinfection, reservoir, hidrant

A. PENDAHULUAN baku mutunya berbeda dengan baku mutu air


Air merupakan kebutuhan yang sangat minum.2 Keberadaan organisme patogen pada
mutlak bagi makhluk hidup khususnya air dapat mengakibatkan penyakit atau
manusia.1 Aktivitas di pelabuhan khususnya gangguan kesehatan.3 Pelabuhan merupakan
untuk upaya hygiene dan sanitasi memerlukan tempat kegiatan pemerintahan maupun
air. Baku mutu mengenai air untuk hygiene dan kegiatan ekonomi yang memiliki batasan
sanitasi diatur dalam PMK No 32 Tahun 2017 tertentu dan didukung oleh fasilitas pelayaran
yang menyatakan Total Coliform paling banyak dan penunjang lainnya dimana terjadi aktivitas
yang diperbolehkan yaitu 50 CFU/100 ml naik turunnya penumpang, bongkar muat
sedangkan E. coli harus 0 CFU/100 ml.3 barang, kapal berlabuh maupun bersandar
Penyediaan air bersih di Pelabuhan Tanjung serta berpindah (moda transportasi).4
Emas Semarang diawasi oleh Kantor Pengolahan air merupakan upaya teknis yang
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang dilakukan untuk melakukan perubahan pada
dengan melakukan pengambilan sampel air sifat-sifat yang terdapat di air. Desinfeksi
secara berkala satu bulan sekali. Berdasar merupakan proses pengolahan air yang
hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan bertujuan membunuh bakteri yang tersisa dari
hasil air pada bulan Januari-September 2019 proses pengolahan sebelumnya terutama yang
Total Coliform dan E. coli melebihi baku mutu di bersifat pathogen. Di antara semua desinfektan
beberapa outlet. Penelitian ini bertujuan di atas yang paling banyak digunakan adalah
menggambarkan kualitas biologi air yaitu dengan senyawa klorin yaitu asam hipoklorit
keberadaan Total Coliform dan E. coli pada (HOCl), ion hipoklorit (OCl), dan molekul klorin.
seluruh outlet yang bersumber dari Reservoir Desinfektan paling efektif adalah asam
Pelindo, yaitu Hidrant Dermaga Nusantara, hipoklorit karena dapat menembus dinding sel
Reservoir Terminal Penumpang, Hidrant mikroorganisme.5
Dermaga Samudera, Hidrant Dermaga TPKS,
dan Reservoir TPKS. Diharapkan hasil
penelitian ini menjadi bahan pertimbangan B. METODE
bagaimana teknik pengolahan air yang tepat Rancangan penelitian ini yaitu penelitian
khususnya desinfeksi untuk diterapkan oleh PT deskriptif dengan pendekatan cross-sectional
Pelabuhan Indonesia III Regional Jawa dimana pengambilan sampel pada titik yang
Tengah. sama dilakukan pada waktu tertentu.
Air yang digunakan untuk hygiene Pengambilan sampel air dan observasi
sanitasi memiliki persyaratan tertentu dimana terhadap kondisi sanitasi reservoir/hidrant

517
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 4, Juli 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dilakukan sebanyak 5 (lima) kali secara berkala Tabel. Hasil Pengukuran Suhu
setiap 7 (tujuh) hari sekali setelah pembubuhan Titik Hari ke- (°C)
kaporit pada reservoir pelindo yaitu pada Sampling 0 7 14 21 28
tanggal 5, 12, 19, 26 Desember 2019 dan 2 Reservoir 31, 31, 31, 31, 31,
Januari 2020. Pengambilan sampel air Pelindo 3 7 0 4 2
dilakukan secara aseptik menggunakan botol Hidrant
sampel steril kemudian dikirim ke Balai 34, 34, 34, 34, 34,
Dermaga
Laboratorium Kesehatan dan Pengujian Alat 3 4 2 3 2
Nusantara
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah untuk Reservoir
pemeriksaan. Adapun pemeriksaan Coliform Terminal 29, 29, 28, 29, 29,
dan E. coli terhadap sampel air bersih Penumpan 1 5 8 2 3
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dilakukan g
dengan metode Membrane Filter yaitu Coliform Hidrant
dan E. coli disaring menggunakan membrane 34, 34, 34, 34, 34,
Dermaga
filter dengan pori 0,45 mikron kemudian 6 5 3 4 6
Samudera
diinokulasi ke media selektif (Coliform Agar). Hidrant
Coliform dan E. coli akan membentuk warna 34, 34, 34, 34, 34,
Dermaga
pada media, Coliform berwarna ungu 7 8 6 5 9
TPKS
kemerahan sedangkan E. coli berwarna biru Reservoir 31, 31, 31, 31, 30,
gelap. TPKS 3 4 5 2 8

C. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel. Hasil Pemeriksaan Total Coliform


Pembubuhan kaporit pada air di Reservoir Titik Hari ke- (CFU/100 ml)
Pelindo dilakukan oleh Pengelola Air PT. Sampling 0 7 14 21 28
Pelabuhan Indonesia III Regional Jawa Tengah Reservoir >20 >20 >20 >20
yang terletak di Jalan Coaster, Tanjung Mas, 40
Pelindo 0 0 0 0
Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Hidrant
Tengah. Dermaga >20 >20
Adapun skema sistem distribusi air dari 124 68 118
Nusantar 0 0
Reservoir Pelindo ke Hidrant Dermaga maupun a
Reservoir Pelabuhan adalah sebagai berikut : Reservoir
Terminal >20 >20
88 48 96
Penumpa 0 0
ng
Hidrant
Dermaga >20 >20
22 76 104
Samuder 0 0
a
Hidrant
>20 >20
Dermaga 18 48 164
0 0
TPKS
Reservoir >20 >20 >20 >20
128
TPKS 0 0 0 0

Tabel. Hasil Pemeriksaan E. coli


Titik Sampling Hari ke- (CFU/100ml)
0 7 14 21 28
Reservoir
12 3 0 32 80
Pelindo
Hidrant
Dermaga 3 9 0 36 36
Nusantara
Reservoir
Terminal 0 2 13 6 28
Penumpang
Hidrant
Dermaga 2 3 10 25 48
Samudera

518
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 4, Juli 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Hidrant
Dermaga 1 0 22 42 36
TPKS
Reservoir
45 3 2 3 9
TPKS

Tabel. Hasil Pengukuran pH


Titik Sampling Hari ke-
0 7 14 21 28
Reservoir
5 5 6 7 7
Pelindo
Hidrant
Dermaga 6 6 6 7 7
Nusantara
Reservoir
Terminal 6 6 7 7 7
Penumpang
Hidrant
Dermaga 6 6 7 7 7
Samudera
Hidrant
Dermaga 6 6 7 7 7
TPKS
Reservoir
7 6 6 7 7
TPKS Gambar. Kandungan Coliform pada Reservoir
dan Hidrant di Pelabuhan Tanjung
Emas Semarang

Reservoir Pelindo memiliki kapasitas


800 m3. Reservoir pelindo merupakan
penampungan utama sebelum air
didistribusikan ke Hidrant Dermaga maupun
Reservoir Terminal Penumpang dan Reservoir
TPKS. Kondisi reservoir pelindo saat observasi
yaitu bagian atas reservoir kotor, banyak debu
dan berlumut, lubang pengisi air dibiarkan
selalu dalam kondisi terbuka, terdapat
genangan air dan sampah di sekitar reservoir
pelindo, juga adanya endapan di dasar
reservoir karena tidak dilakukan pengurasan.
Hal tersebut dapat menjadi sumber kontaminan
bagi air dalam Reservoir Pelindo. Kondisi
Reservoir yang selalu dibiarkan terbuka
memungkinkan adanya bakteri yang masuk
bersama air hujan maupun pengaruh
lingkungan sekitar.6
Kondisi hidrant Dermaga Nusantara
saat observasi yaitu banyak debu karena
Gambar. Kandungan E. coli pada Reservoir Dermaga Nusantara menjadi area penumpang
dan Hidrant di Pelabuhan Tanjung naik dan turun kapal serta banyak lalu lalang
Emas Semarang kendaraan di area tersebut. Selain itu, badan
hidrant berkarat. Karat pada hidrant sulit
dihindarkan mengingat lokasinya yang dekat
dengan laut dimana kelembaban dan salinitas
air laut tinggi. Ketika pertama kali hidrant
dibuka, air yang keluar berwarna coklat,
beberapa saat kemudian menjadi jernih. Hal
tersebut dimungkinkan karena kondisi saluran

519
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 4, Juli 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pipa hidrant yang berkarat serta kandungan maka kotoran dari atap akan mengalir dan
partikel di dalamnya yang menjadi sumber masuk ke reservoir. Hal ini tentunya akan
kontaminan. mempengaruhi kualitas air yang ada di
Reservoir terminal penumpang terletak reservoir.
di atap terminal. Reservoir tersebut berupa 6 Pihak PT. Pelabuhan Indonesia III
(enam) buah tangki air dengan volume masing- Regional Jawa Tengah melakukan upaya
masing 2000 Liter. Hasil observasi reservoir desinfeksi pada air Reservoir Pelindo dengan
tersebut yaitu 2 (dua) dari 6 (enam) tangki air klorinasi. Penggunaan klorinasi tersebut karena
dalam keadaan terbuka. Hal tersebut beberapa pertimbangan, antara lain klorin
memungkinkan kontaminan dari udara maupun mudah mendesinfeksi bakteri Coliform Total
yang terbawa oleh air hujan masuk ke tangki air dan Escherichia coli, waktu kontak yang
tersebut sehingga mempengaruhi kualitas air dibutuhkan relatif singkat serta klorin mudah
pada Reservoir Terminal Penumpang. didapatkan di pasaran. Selain itu, senyawa
Kondisi hidrant Dermaga Samudera yang mengandung klor bersifat stabil dan
saat observasi yaitu banyak debu, berlumut ekonomis.7 Klorinasi dilakukan setiap 1 (satu)
dan terdapat genangan di sekitar hidrant serta bulan sekali sebelum pengambilan sampel oleh
badan hidrant berkarat. Aktivitas di Dermaga Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Samudera berupa bongkar muat barang curah. Semarang. Sebanyak 250 gram kaporit
Barang curah terdiri atas barang lepas dan dimasukan langsung ke Reservoir Pelindo
tidak dikemas yang dituangkan dari kapal. dengan sekali waktu pada jam 7 (tujuh) pagi.
Barang curah tersebut seperti tepung, gula, Prosedur ini kurang sesuai karena aliran
beras dan sejenisnya. Selain itu, pada saat bersifat kontinyu, berbeda dengan kolam
observasi berlangsung pada Dermaga renang. Penelitian Herawati (2017) pada kolam
Samudera sedang ada peninggian dermaga renang dilakukan penambahan kaporit bentuk
sehingga banyak debu dari material kristal langsung ditaburkan ke air kolam renang
pembangunan tersebut. Pertama kali hidrant dengan berat tertentu, sementara bentuk
dibuka, air yang keluar berwarna coklat, larutan dengan proses pelarutan terlebih
beberapa saat kemudian menjadi jernih. Hal dahulu.8
tersebut dimungkinkan karena kondisi hidrant Efisiensi desinfeksi dipengaruhi oleh
yang berkarat serta kandungan partikel di beberapa faktor, diantaranya yaitu lamanya
dalam saluran pipa hidrant tersebut menjadi waktu kontak antara klor dengan air,
sumber kontaminan. konsentrasi desinfektan yang digunakan,
Kondisi hidrant Dermaga TPKS saat jumlah mikroorganisme yang ada di dalam air
observasi yaitu banyak debu, berlumut dan yang akan didesinfeksi, suhu air, tingkat
terdapat genangan di sekitar hidrant serta keasaman air dan keberadaan senyawa lain di
badan hidrant berkarat. Saat pertama kali dalam air.5
hidrant dibuka, air yang keluar mulanya Hasil pengukuran suhu berkisar antara
berwarna coklat, beberapa saat kemudian 28,8-34,9°C. Semakin tinggi suhu maka
menjadi jernih. Hal tersebut dimungkinkan peluruhan klor semakin cepat sehingga sisa
karena kondisi hidrant yang berkarat serta klor semakin cepat habis. E coli tumbuh pada
kandungan partikel di dalam saluran pipa suhu antara 10-40°C dengan suhu optimum
hidrant yang menjadi sumber kontaminan. 37°C. Bakteri sangat sensitif terhadap panas.
Dermaga TPKS khusus untuk bongkar muat Penelitian Triatmadja (2006) menunjukkan
petikemas. Truk container secara bergantian terjadi peningkatan peluruhan klor pada saat
lalu lalang di Dermaga Petikemas. Letak suhu semakin tinggi.9 Sedangkan Asryadin, dkk
hidrant tepat di tepi dermaga dan sejajar (2012) peningkatan suhu pada perpipaan
dengan crane. Debu dari truk kontainer sebagai menurunkan kandungan sisa klor pada jaringan
salah satu kontaminan. distribusi namun tidak signifikan.10
Reservoir TPKS sebagai titik terjauh pH optimum untuk pertumbuhannya
dari Reservoir Pelindo yaitu berjarak 2 Km. adalah 7,0-7,5, pH minimum 4,0 dan
Kapasitas Reservoir TPKS sebesar 500 m3. maksimum 9,0. Jumlah HOCl dan OCl-
Kondisi reservoir TPKS saat observasi yaitu dikontrol oleh pH pada proses desinfeksi yang
bagian atas reservoir kotor, banyak debu dan menggunakan senyawa klor. HOCl 80 kali lebih
berlumut, lubang pengisi air selalu dalam efektif dari OCl- untuk E. coli.11 Hasil residu
kondisi terbuka, juga adanya endapan di klorin akan seimbang pada pH 7,5, sedangkan
reservoir karena tidak dilakukan pengurasan. pada pH rendah akan dihasilkan asam
Posisi lubang reservoir TPKS tepat di bawah hipoklorit yang lebih banyak dari anion
tepi atap bangunan sehingga ketika hujan hipoklorit.12

520
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 4, Juli 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Data pengukuran pH berkisar antara 5- Ca(OCl)2 + 2H2O → 2HOCl + Ca(OH)2


7. pH bersifat asam pada hari ke-0, ke-7 dan HOCl → H+ + OCl-
ke-14 di beberapa titik sampling, hal ini karena
adanya kaporit yang bereaksi dengan air Asam hipoklorit bekerja membunuh
menghasilkan asam hipoklorit pada proses bakteri yang ada di dalam air sehingga akan
desinfeksi. Keberadaan bakteri dimungkinkan semakin menurun, sedangkan Ca(OH)2
karena pH yang ada dalam air mendukung memiliki sifat basa (Rohim, 2006).15 Jenis pipa
perkembangannya, karena bakteri pathogen terdiri dari (pipa steel, pipa ACP, pipa GI, pipa
akan dapat hidup apabila pH di dalam air >3 DCIP, pipa PVC, HDPE. Terdapat pengaruh
dan <11.5 Hal ini sejalan dengan penelitian antara jenis pipa dan sisa klor yang ada di
Busyairi, dkk yang menunjukkan selama proses jaringan. Penelitian Heim dan Dietrich (2006)
desinfeksi dengan kaporit pH menjadi asam menjelaskan bahwa pipa HDPE membutuhkan
karena kaporit memiliki sifat asam. Semakin klorin yang lebih banyak daripada pipa PVC
banyak kaporit yang ditambahkan, maka pH yaitu 0,1-0,9 mg/cm2.16 Penelitian lainnya
akan semakin turun. 13 Variasi nilai pH tidak tentang perbedaan kebutuhan klor pada pipa
hanya dipengaruhi oleh jarak tempuh air saat PVC dan pia tembaga menyimpulkan bahwa
distribusi, namun juga kondisi pipa. Kerusakan pipa tembaga memerlukan dosis klorin lebih
pipa distribusi dapat memungkinkan terjadinya tinggi dar pipa PVC untuk mencapai desinfeksi
kontaminasi sehingga mempengaruhi kualitas yang efektif (Lethola dkk, 2004).17
air dalam pipa. Keberadaan mikroorganisme Penelitian Srinivasan dkk (2008)
dalam pipa akan mempengaruhi pH air dalam menyebutkan bahwa semain lama masa tinggal
jaringan tersebut dikarenakan aktivitas yang air maka jumlah bakteri akan semakin banyak
dilakukan oleh mikroorganisme.9 ketika sisa klor hanya 0,2 mg/l.18
Data hasil pengukuran sisa klor sangat Bakteri E. coli berasal dari feses. Oleh
rendah yaitu ≤0,01 mg/l. Syarat desinfektan karena itu kehadiran bakteri ini tidak sangat
salah satunya adalah dosisnya diperhitungkan tidak diharapkan.19 Kandungan sisa klor di
dengan teliti agar mempunyai residu untuk bawah baku mutu mengakibatkan tingginya
mengatasi adanya kontaminasi dalam air. angka bakteri. Hal ini sejalan dengan penelitian
senyawa klor dalam air bereaksi dengan M. Noor, Z. dkk bahwa terdapat hubungan
senyawa organik maupun anorganik tertentu kadar sisa chlor dengan Coliform.20 Perbedaan
membentuk senyawa baru. Beberapa bagian Total Coliform dan E. coli pada setiap
klor akan tersisa yang disebut sisa klor. Apabila pengambilan sampel selain dipengaruhi oleh
sisa klor bebas yang ada pada jaringan efektivitas desinfeksi juga dipengaruhi oleh
distribusi tidak mencapai 0,2 mg/l hal tersebut aliran air bersifat kontinyu, hal ini
dapat mengakibatkan kemampuan desinfektan memungkinkan perbedaan kualitas air baku
berkurang sehingga jumlah mikroorganisme setiap waktu pengambilan sampel,
patogen meningkat. Sedangkan jika sisa klor dimungkinkan ada pengaruh sisa klor yang
bebas di dalam jaringan distribusi melebihi 0,5 tinggi pada inlet reservoir yang bersumber dari
mg/l maka maka air baku akan bersifat PDAM sehingga dari waktu ke waktu jumlah
karsinogenik dan toksik.5 Sisa konsentrasi klor Total Coliform maupun E. coli terkadang naik
di jaringan bergantung pada injeksi konsentrasi dan terkadang mengalami penurunan. Selain
awal distribusi dan jarak dari reservoir.14 Sisa itu, kebutuhan dalam menggunakan air bersifat
klor membunuh bakteri selama pendistribusian fluktuatif. Hal ini memungkinkan pemompaan
air ke konsumen. Dalam penggunaan kaporit air dari Reservoir Pelindo tidak hanya pada
sebagai bahan desinfeksi mmeiliki kelemahan saat kandungan klor hasil desinfeksi masih
yaitu apabila dosisnya terlalu tinggi akan tinggi, bisa juga ketika klor sudah mulai habis
dihasilkan produk samping berupa atau bahkan ketika pengambilan sampel di
Trihalomethane yang bersifat karsinogenik. awal belum merupakan air aliran dari Pelindo
Kadar sisa klor dipengaruhi berbagai faktor setelah desinfeksi sehingga nilai Total Coliform
seperti suhu, pH, kodisi pipa dan sanitasi di dan E. coli tinggi.
lingkungan perpipaan maupun reservoir.6 Rata-rata kebutuhan air per bulan yaitu
Variasi nilai pH berkaitan dengan daya kerja 11.000 m3 dengan rincian untuk kapal 8500 m3,
dari klor dalam air. sisa klor akan semakin sedangkan untuk perkantoran sebanyak 2500
sedikit jika pH semakin basa. Kaporit bereaksi m3. Penggunaan kaporit dalam proses
dengan air menghasilkan asam hipoklorit desinfeksi harus dengan dosis yang tepat yaitu
(HOCl) dan Ca (OH)2. memperhitungkan Daya Penyergap Chlor
(DPC). Jumlah kebutuhan kaporit merupakan

521
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 4, Juli 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

total DPC dan angka keamanan atau sisa klor D. KESIMPULAN DAN SARAN
yang diharapkan. 1. Kesimpulan
Aliran air bersifat kontinyu sehingga a. Kondisi Reservoir Pelindo sebagai
diperlukan cara pembubuhan kaporit yang penampungan utama dalam keadaan
dilakukan secara bertahap dengan terbuka, terdapat sampah di sekitar
menggunakan alat chlorine diffuser. Kelebihan reservoir dan tidak dilakukan pengurasan.
pembubuhan kaporit dengan menggunakan b. Total Coliform memenuhi baku mutu
chlorine diffuser yaitu kadar kaporit yang sebesar 16,7 %. Sedangkan, E. coli
tercampur dalam air terurai secara perlahan, memenuhi baku mutu sebesar 13,3 %.
tidak menimbulkan bau serta dapat mudah 2. Saran
diterapkan.21 Prinsip kerja Chlorine diffuser a. Bagi PT. Pelindo III Regional Jateng
yaitu22 : agar melakukan desinfeksi pada
1. Pembubuhan kaporit pada sarana air Reservoir Pelindo menggunakan
bersih terjadi secara perlahan. chlorine diffuser dengan dosis kaporit
2. Difusi kaporit dalam tabung dengan air 0,59 mg/L sehingga efektif dalam
terjadi perlahan. membunuh bakteri.
3. Pengaturan kadar chlor sesuai kebutuhan. b. Bagi KKP Kelas II Semarang agar
4. Air masuk melalui lubang yang ada di pipa melakukan pengawasan yang tepat
PVC, kemudian masuk ke celah pasir, guna menjamin kualitas air bersih.
masuk ke lubang kecil, masuk melalui c. Bagi peneliti selanjutnya agar
celah pasir dan bercampur dengan kaporit Melakukan percobaan desinfeksi
yang larut dengan air, kemudian larutan menggunakan clorin diffuser sesuai
kaporit keluar melalui lubang pipa dan dosis pada air di Reservoir Pelindo
celah pasir, ke badan air, lalu bercampur Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
dengan air dan mendesinfeksi air.
Adapun perhitungan kebutuhan kaporit E. DAFTAR PUSTAKA
pada Reservoir Pelindo adalah sebagai 1. Slamet, J. S. (2014). Kesehatan
berikut : Lingkungan (Revisi). Yogyakarta : Gadjah
Klor segera = 0,1 mg/l Mada University Press
Sisa klor konstan = 0,01 mg/l 2. Kementerian Kesehatan. (2011).
Volume air/ bulan = 11.000 m3 Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Kadar kemurnian kaporit = 60% Kesehatan Pelabuhan. Jakarta
Berdasarkan data tersebut maka dapat 3. Sutrisno, C.T. dkk. (2004). Teknologi
dihitung : Penyediaan Air Bersih. Jakarta : Rineka
1. Daya Sergap Klor (DSK) = Klor Cipta
Segera – Sisa Klor Konstan 4. Kementerian Kesehatan. (2015). Sertifikat
= 0,1 mg/L – 0,01 mg/L Sanitasi Kapal. Jakarta
= 0,09 mg/L 5. Joko, T. (2010). Unit Produksi dalam
2. Kebutuhan per 1 Liter air (KL) = Sistem Penyediaan Air Minum.
DSK + angka keamanan Yogyakarta : Graha Ilmu
= 0,09 mg/L + 0,5 mg/L 6. Afrianita, R. Komala, P.S, Andriani, Y.
= 0,59 mg/L Kajian Kadar Sisa Klor di Jaringan
3. Kebutuhan Kaporit = Distribusi Penyediaan Air Minum Rayon 8
1
𝐾𝐿 𝑥 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑥 PDAM Kota Padang. Seminar Nasional
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐾𝑒𝑚𝑢𝑟𝑛𝑖𝑎𝑛 𝐾𝑎𝑝𝑜𝑟𝑖𝑡
Sains dan Teknologi Lingkungan II.
= 0,59 mg/L x 11.000.000 L x (100/60) Padang, 19 Oktober 2016
= 10.816.666,66 mg 7. Supriadi, et al. 2016. Pengaruh Dosis
= 10, 82 Kg Klorin pada Pertumbuhan Bakteri Coliform
Berdasarkan perhitungan tersebut Total dan Escherichia coli pada Sungai
maka kebutuhan Kaporit dalam 1 (satu) Kreo, Sungai Garang dan Sungai Tugu
bulan pada Reservoir Pelindo adalah Suharto. Momentum. 12 (1). 30-35
10,82 Kg. Sifat aliran air yang bersifat 8. Herawati, D. dan Yuntarso, A. 2017.
kontinyu memerlukan desinfeksi yang Penentuan Dosis Kaporit sebagai
kontinyu pula, sehingga penggunakan Desinfektan dalam Menyisihkan
klorin diffuser lebih tepat daripada Konsentrasi Ammonium pada Air Kolam
penuangan larutan langsung pada Renang. Jurnal SainHealth. 1 (2). 13-22
reservoir dengan sekali waktu.

522
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 4, Juli 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

9. Triatmadja, R. 2006. Pra Analisa pada Bebas dan MPN Coliform di PDAM
Jaringan Pipa untuk Meningkatkan Reservoir Medini Kudus. Jurnal
Kecepatan Komputasi. Yogyakarta : UGM Kesehatan Masyarakat. 6 (6). 289-296
10. Asryadin, Christyaningsih, J. dan 21. Patmaawati dan Sukmawati. 2019.
Soedarjo. 2012. Pengaruh Jarak Tempuh Chlorinediffuser sebagai metode
Air dari Unit Pengolahan Air terhadap pH, menurunkan total coliform Wai Sauq
Suhu, Kadar Sisa Klor dan Angka bantaran Sungai Mandar. Jurnal
Lempeng Total Bakteri (ALTB) pada Kesehatan Masyarakat. 5 (2). 124-137
PDAM Kota Bima Nusa Tenggara Barat. 22. Sholikhah, I. dan Yulianto. 2018. Studi
Jurnal Analis Kesehatan Sains. Vol. 01. Kualitas Mikrobiologi Air Sumur Gali
ISSN 2302-3635. Poltekkes Surabaya Sebelum dan Sesudah Menggunakan
11. Said, N.I. 2017. Disinfeksi untuk Proses Chlorine Diffuser di Desa Selabaya
Pengolahan Air Minum. JAI. 3 (1). 15-28 Kecamatan Kalimanah Kabupaten
12. Azzahrah, F. dan Susilawaty, A. 2014. Purbalingga Tahun 2018. Jurnal
Efektivitas Pembubuhan Kaporit dalam Kesehatan Lingkungan Poltekkes
Menurukan Besi (Fe) pada Air Sumur Gali Kemenkes Semarang. 38 (2) : 218-225
Tahun 2013. Jurnal Kesehatan. VII (1).
322-331
13. Busyairi, M. Dewi, Y.P dan Widodo, D.I.
2016. Efektivitas Kaporit pada Proses
Klorinasi terhadap Penurunan Bakteri
Coliform dari Limbah Cair Rumah Sakit X
Samarinda. J. Manusia dan Lingkungan.
23 (2). 156-162
14. Sofia, E. Riduan, R. dan Abdi, C. 2015.
Evaluasi Keberadaan Sisa Klor Bebas di
Jaringan Distribusi IPA Sungai Lulut
PDAM Bandarmasih. Jurnal Teknik
Lingkungan. 1 (1). 33-52
15. Rohim, M. 2006. Analisis Penerapan
Metode Kaporitisasi Sederhana terhadap
Kualitas Bakteriologis Air PMA. Magister
Kesehatan Lingkungan. Universitas
Diponegoro
16. Heim, T.H. dan Dietrich, A.M. 2006.
Sensory Aspects and Water Quality
Impacts of Chlorinated and Chloraminated
Drinking Water in Contact with HDPE and
PVC Pipe. Water Res. 41. 757-764
17. Lethola, M.S. Miettiren, I. T. Lampola, T.
Hiruonen, A., Vartiainen, T. Martikainen,
P.J. 2004. Pipeline Materials Modify The
Effectiveness of Disinfectants in Drinking
Water Distribution Systems. Water Res.
39. 1962-1971
18. Srinivasan, S. Harrington, G.W., Xagoraki,
I. Goel, R. 2018. Factors Affecting Bulk to
Total Bacteria Ratio in Drinking Water
Distribution Systems. Water Res. 42.
3393-3404
19. D. Duta A.J, dkk. 2013. Kadar Sisa Chlor
dan Kandungan Bakteri E. coli
Perusahaan Air Minum Tirta Moedal
Semarang Sebelum dan Sesudah
Pengolahan. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 2 (2)
20. M. Noor, Zahrotul, dkk. 2018. Hubungan
Jarak Tempuh dengan Kadar Sisa Chlor

523

Anda mungkin juga menyukai