Anda di halaman 1dari 17

JIME, Vol. 3. No.

1 ISSN 2442-9511 April 2017

ANALISIS MIND MAP SISWA KELAS VII C SMPN 6 KOPANG

Syahrir, Elma Heliati


Dosen IKIP Mataram, Pemerhati Pendidikan
Email: syahrir@ikipmataram.ac.id

Abstrak : Guru selalu memberikan tugas matematika dalam bentuk soal, merangkum,
atau melakukan eksperimen. Tugas tersebut diyakini akan memberi pengalaman belajar, serta
peningkatan pemahaman siswa. Mind map merupakan salah satu bentuk tugas yang mungkin
dapat diberikan kepada siswa dengan tujuan agar siswa disamping memahami konsep
matematika, juga diharapkan siswa mempunyai pemahaman yang komprehensif terhadap
keseluruhan materi, serta aplikasi dari konsep tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis mind map yang dibuat oleh siswa SMPN 6 Kopang Tahun Pelajaran 2016/2017.
Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian siswa kelas VII C berjumlah 20 orang,
9 siswa perempuan dan 11 oarang siswa laki-laki dengan rata-rata umur sekitar 13 tahun.
Desain penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data
pada penelitian ini menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah panduan pembuatan mind map, Kertas gambar dan
pensil warna, pedoman wawancara. Mind map yang dibuat oleh siswa dianalisis
menggunakan rubrik penilaian mind map. yang memiliki 5 kriteria penilaian yaitu kedalaman
materi, kata kunci, warna, gambar, dan cabang. Masing-masing kriteria penilaian mind map
memiliki 4 indikator yaitu sangat baik dengan skor 4, baik dengan skor 3, cukup dengan skor
2. dan kurang dengan skor 1. Proses analisis data pada penelitian ini antara lain reduksi data,
penyajian dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil analisis mind map siswa kelas VII
C SMPN 6 Kopang alamat Bodo Berak, desa Dasan Baru, Kecamatan Kopang, Kabupaten
Lombok Tengah adalah kedalaman materi pada mind map yang dibuat siswa rata-rata
mendaptkan skor 1 dengan presentase 45 %, Pada kriteria kata kunci rata-rata siswa
mendapatkan skor 3 dengan presentase 65%. Dalam kriteria warna 2 orang siswa mampu
mendapatkan skor 4. Dari 5 kriteria penilaian mind map, hanya kriteria warna yang
mendapatkan skor 4 atau sangat baik. Pada Mind map yang dibuat siswa tidak terdapat
gambar yang menonjol yang berkaitan dengan ide yaitu himpunan. Hal tersebut ditunjukkan
dari rata-rata hasil penilaian mind map pada kriteria gambar adalah 1 dan 2 dengan presentase
masing-masing 45% dan 40%. Pada kriteria cabang, mind map siswa mendapatkan skor 1
atau 45%. Semua siswa kelasVII C baru pertama kali membuat mind map dan berpendapat
bahwa metode mencatat mind map menyenangkan.

Kata kunci : Mind Map, Himpunan, Deskriptif Kualitatif


pembelajaran agar peserta didik secara
PENDAHULUAN aktif mengembangkan potensi dirinya
Pendidikan merupakan kebutuhan untuk memiliki kekuatan spiritual
sepanjang hayat, tanpa pendidikan keagamaan, pengendalian diri,
manusia akan sulit berkembang bahkan kepribadian, kecerdasan akhlak, mulia
akan terbelakang. Dalam UU Sistem serta keterampilan yang diperlukan
Pendidikan Nasional (UU SPN No. 20. masyarakat, bangsa dan negara (Muhibbin,
2003) menyatakan bahwa pendidikan 2004).
adalah usaha sadar dan terencana untuk Pembangunan yang kita rasakan
mewujudkan susasana belajar dan proses selama beberapa dekade terakhir ini

Jurnal Ilmiah Mandala Education 421


JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

tidak terlepas juga dari terapan ilmu terlalu lemah untuk diingat kembali
matematika. Salah satu contohnya, untuk sehingga diperlukan sebuah alat
membangun sebuah jembatan yang (pendekatan belajar) yang dapat membuat
kokoh dan dapat dipakai hingga seratus sistem memori siswa berfungsi optimal
tahun kemudian, maka diperlukan dalam memproses materi pelajaran yang
prediksi daya tahan bangunan melalui diberikan (Syah, 2005).
perhitungan matematika. Artinya Pembelajaran matematika di sekolah
matematika tidak akan pernah lepas dari biasanya linear, yang cenderung hanya
peradaban manusia. Namun selama ini bertujuan meningkatkan nilai
sebagian masyarakat menganggap matematika tanpa memperhatikan mutu
matematika secara sempit, implikasi dan aspek matematika lain yang saling
terhadap pendidikan matematika adalah berkesinambungan (Sari, 2008). Menurut
rendanya sikap, minat dan prestasi (Sari, 2008) pembelajaran yang linear
belajar matematika. Padahal matematika hanya memacu kerja otak kiri,
merupakan mata pelajaran dasar yang sedangkan otak kanan yang berhubungan
harus dikuasai oleh siswa disetiap dengan warna, gambar, imajinasi dan
jenjang pendidikan tetapi kenyataannya kreativitas belum digunakan secara
masih banyak siswa yang mengalami optimal.
kesulitan (Sari, 2008). Akibatnya proses berpikir kreatif siswa
Berdasarkan hasil observasi ke SMPN menjadi terhambat, siswa tidak
6 KOPANG pada tanggal 17 November menghasilkan ide-ide kreatif dalam
2015 dan wawancara dengan guru memecahkan masalah.
matematika di sekolah tersebut tentang Untuk menjawab permasalahan
bagaimana pembelajaran matematika di tersebut maka didesain sebuah
SMPN 6 KOPANG khususnya di kelas pembelajaran dengan cara memberikan
yang mereka ampu. Pembelajaran tugas membuat mind map setelah
matematika di sekolah tersebut pembelajaran berlangsung. Pemberian
menggunakan K-13 dengan alokasi waktu tugas mind map setelah materi pelajaran
untuk pelajaran matematika 2 x disampaikan oleh guru akan melibatkan
pertemuan per minggu, 1 x pertemuan 2 siswa berpartisipasi aktif dan kreatif
jam pelajaran, satu jam pelajaran 40 dalam belajar sekaligus membantu siswa
menit. Menurut mereka proses mengadakan pengulangan meteri
pembelajaran berjalan dengan lancar, pelajaran yang telah disampaikan. Untuk
mereka menggunakan metode mengembangkan kreativitas, siswa perlu
pembelajaran yang berpariatif untuk diberi kesempatan bersibuk diri secara
menumbuhkan suasana kelas yang kreatif. Pendidik hendaknya dapat
diharapkan dan untuk mencapai tujuan merangsang siswa untuk melibatkan
pembelajaran yang diinginkan. Namun dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan
siswa sering tidak berani mengerjakan membantu mengusahakan sarana dan
soal yang diberikan padahal soal tersebut prasarana yang diperlukan.
sudah diberikan sebelumnya hanya angka Salah satu penggagas metode mind
saja yang diubah. Dalam psikologi map ini adalah Tony Buzan. Untuk
pristiwa seperti itu sering disebut lupa. membuatt mind map, menurut (Buzan,
Menurut pandangan para ahli 2009) seseorang biasanya memulainya
psikologi kognitif, materi pelajaran yang dengan menulis gagasan utama ditengah
terlupakan oleh siswa tidak benar-benar halaman dan dari situlah, ia bisa
hilang dari ingatan akalnya, materi membentangkannya keseluruh arah
pelajaran itu masih terdapat dalam untuk menciptakan semacam diagram
subsistem akal permanen siswa namun yang
Jurnal Ilmiah Mandala Education 422
JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

terdiri dari kata kunci-kata kunci, saja yang masih belum dikuasai dengan
frasafrasa, konsep-konsep, fakta-fakta, baik (Halimah, 2008).
dan gambar-gambar (Huda, 2014). 1.1 Bahan Pembuatan Mind Map
Menurut (Halimah, 2008) cara kerja peta Berikut adalah bahan yang diperlukan
pikiran adalah menuliskan tema utama untuk membuat mind map.
sebagai titik sentral atau tengah dan (1) Kertas: (a) putih, (b) polos (tidak
memikirkan cabang-cabang atau tema- bergaris-garis), dan (c) ukuran
tema turunan yang keluar dari titik minimal A4 (21 x 29,7 cm).
tengah tersebut dan mencari hubungan (2) Pensil warna atau spidol: (a)
antara tema turunan. Ini berarti setiap minimal 3 warna; dan (b) bervariasi
kali kita mempelajari sesuatu hal, fokus tebal dan tipis jika memungkinkan.
kita diarahkan pada apakah tema (3) Imajinasi.
utumanya, poin-poin penting dari tema (4) Otak kita sendiri.
yang utama yang sedang kita pelajari, 1.2 Cara dan Aturan Membuat Mind
pengembangan setiap poin penting Map
tersebut mencari hubungan antara setiap Dalam bukunya, (Windura, 2008)
poin. Dari uraian diatas peneliti tertarik mencantumkan cara dan aturan grafis
untuk meneliti “Analisis Mind Map pembuatan mind map sebagai berikut ini.
Siswa Kelas VII C SMPN 6 Kopang (1) Kertas: (a) posisi kertas mendatar
Tahun Pelajaran (landscape); dan (b) posisinya tetap
2016/2017”. Berdasarkan uraian (steady).
permasalahan, maka dapat dirumuskan (2) Pusat mind map: (a) merupakan ide/
permasalahan adalah 1). Bagaimana gagasan utama, biasanya merupakan
analisis hasil mind map siswa kelas VIIC judul bab suatu pelajaran atau
SMPN 6 Kopang dengan topik himpunan; permasalahan pokoknya; (b) dalam
2). Bagaiamana respon siswa terhadap meringkas atau kaji ulang, biasanya
proses pembuatan mind map. Tujuan adalah judul bab atau tema pokok;
penelitian ini adalah untuk menganalisis (c) harus berwujud GAMBAR [sic]
hasil mind map kelas VIIC SMPN 6 yang disertai dengan tulisan; dan (d)
Kopang dengat topik himpunan, dan terletak di tengah-tengah kertas.
mengetahui respon siswa terhadap proses (3) Cabang Utama: (a) sering disebut
pembuatan mind map. BOI (Basic Ordering Ideas),
Tinjauan Pustaka merupakan cabang tingkat pertama
Dari penjelasan tersebut, dapat yang memancar langsung dari Pusat
disimpulkan cara kerja peta pikiran adalah Peta Pikiran; (b) untuk keperluan
menuliskan tema utama sebagai titik meringkas biasanya merupakan
sentral atau tengah dan memikirkan subbab-subbab dari materi
cabang-cabang atau tema-tema turunan pelajaran; dan (c) setiap cabang
yang keluar dari titik tengah tersebut dan utama yang berbeda sebaiknya
mencari hubungan antara tema turunan. menggunakan warna pensil/ spidol
Ini berarti setiap kali kita mempelajari yang berbeda pula.
sesuatu hal, fokus kita diarahkan pada (4) Cabang: (a) diusahakan meliuk,
apakah tema utumanya, poin-poin penting bukan sekadar melengkung atau
dari tema yang utama yang sedang kita lurus; (b) pangkal tebal lalu
pelajari, pengembangan setiap poin menipis; (c) panjangnya sesuai
penting tersebut mencari hubungan antara dengan panjang kata kunci/ gambar
setiap poin. Dengan cara ini maka kita di atasnya; dan (d) ke segala arah.
bisa mendapatkan gambaran hal-hal apa (5) Kata: (a) berupa 1 kata kunci
saja yang telah diketahui dan area mana (keyword); (b) kata ditulis di atas
Jurnal Ilmiah Mandala Education 423
JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

cabang; (c) semakin keluar semakin gambar yang sesuai dengan satu
kecil hurufnya; dan (d) tulisan rangkaian yang sederhana, mendasar
tegak, maksimum kemiringan 45°. yang seuai dengan cara kerja otak.
(6) Gambar: Sebanyak mungkin. Secara harfiah peta pikiran akan
(7) Warna: berwarna-warni dan“hidup”. “memetakan”pikiran-pikiran (Halimah,
(8) Tata Ruang: sesuai besarnya 2008).
kertas. Ada anggapan bahwa proses
berfikir diatur dalam prinsip matematis
penambahan sederhana, dimana setiap
kali menambah satu data tunggal baru
atau pikiran baru kedalam otak, berarti
akan menambah hanya satu bahan
kedalam gudang penyimpanan.
Gambar2.1 Contoh bentuk mind map 1 Kenyataannya tidaklah demikian.
sebenarnya, otak bekerja secar sinergis
didalam sebuah sistem sinergis,
keseluruhan adalah lebih besar dari pada
jumlah bagian-bagiannya. Dengan peta
pikiran, menjadikan anak mempunyai
perpustakaan raksasa, berisi sejumlah
informasi tentang segala hal yang ingin
anak ketahui. Didalam perpustakaan
raksasa ini, informasi akan diarsipkan
secara sempurna (Halimah, 2008).
Mind map memberikan banyak
manfaat. mind map, memberikan
pandangan menyeluruh pokok masalah
atau area yang luas, memungkinkan kita
merencanakan rute atau membuat
Gambar 2.2 Contoh bentuk Mind Map 2 pilihanpilihan dan mengetahi kemana
Bentuk-bentuk mind map ini kita akan pergi dan dimana kita berada.
tidak ada batasnya, sesuai Keuntungan lain adalaha mengumpulkan
dengan keinginan dan kreasi sejumlah besar data dari suatu tempat,
pembuatannya. Dalam kesempatan yang mendorong pemecahan masalah dengan
lain, peta pikiran ini dapat juga dibuat membiarkan kita melihat jalan-jalan
tanpa membuat lingkaran ataupun kotak- trobosan kreatif baru, merupakan sesuatu
kotak untuk setiap kunci (Halimah, 2008). yang menyenangkan untuk dipandang
Mind map adalah satu cara dibaca, direnungkan, diingat (Halimah,
termudah untuk menempatkan informasi 2008).
kedalam otak dan mengambil imformasi Untuk anak-anak manfaat mind
keluar dari otak, yang merupakan cara map yaitu membantu dalam mengingat,
mencatat yang kreatif dan efektif. Mind mendapatkan ide, menghemat waktu,
map merupakan alat yang membantu berkonsentrasi, mendapatkan nilai yang
otak berpikir secara teratur. Semua peta lebih bagus, mengatur pikiran dan hobi,
pikiran mempunyai kesamaan. media bermain, bersenang-senang dalam
Semuanya menggunakan warna. menuangkan imajinasi yang tentunya
Semuanya menggunakan struktur alami memunculkan kreativitas (Halimah,
yang memancar dari pusat. Semuanya 2008).
mengunakan garis, simbol, kata dan
Jurnal Ilmiah Mandala Education 424
JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian yang digunakan
penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif merupakan metode penelitian
yang berusaha menggambarkan objek
atau subjek yang diteliti sesuai dengan
apa adanya, dengan tujuan
menggambarkan secara sistematis, fakta,
karakteristik objek yang diteliti secara
tepat. Dalam penelitian ini peniliti akan
mendeskripsikan hasil dari penelitian
berupa mind map yang dibuat oleh siswa
pada materi himpunan. Mind map siswa
tersebut masing-masing dianalisis
dangan Rubrik penilaian mind map.
Adapun kriteria penilaian mind map
siswa adalah

Jurnal Ilmiah Mandala Education 425


Indikator
Kriteria Level 4 (Sangat Baik) Level 3 (Baik) Level 2 (Cukup) Level 1 (Kurang)
JIME, Vol. 3. No. 1
Menunjukkan
ISSN 2442-9511 April 2017
Menunjukkan Menunjukkan Sedikit konten yang
pencantuman banyak pencantuman banyak pencantuman konten dicantumkan dan
konten dan konten dan minimal (sub-bab) dan tidak tampak
pengembangan menunjukkan berusaha perluasan ide.
Kedalaman ide pengembangan dari mengembangkan
materi menunjukkan banyak ide beberapa ide.
pemahaman yang
mendalam.

Semua ide ditulis Ide ditulis dengan kata Ide ditulis dalam bentuk Ide ditulis dalam
Kata kunci dalam bentuk kata kunci berupa kata dan kalimat. bentuk paragraf.
kunci. frasa

Menggunakan Menggunakan Berusaha menggunakan Sedikit


lebih dari satu warna; lebih dari satu warna; lebih dari satu warna, menggunakan warna/
setiap cabang utama informasi yang namun penggunaannya menggunakan hanya
menggunakan warna berkaitan erat belum tepat (informasi satu warna.
yang berbeda; mempunyai warna yang berkaitan tidak
Warna informasi yang yang sama. mempunyai warna yang
berkaitan erat
sama).
mempunyai warna
yang sama.

Gambar menonjol dan Ada gambar dan Ada gambar, tetapi Tidak ada gambar
memahamkan/ gambar berkaitan tidak berkaitan dengan untuk menggamb
Gambar memperjelas ide. dengan ide. ide. arkan ide.

Semuanya Sebagian besar Sebagian melengkung; Tidak melengkung.


melengkung; melengkung; menyebar menyebar ke segala arah
menyebar ke segala ke segala arah;
arah; mengecil atau tebal di pangkal dan
menyempit pada mengecil atau
Cabang ujung; kemiringan menyempit pada ujung.
tidak terlalu curam
(maks
40’)

Tabel 2. Kriteria Penilaian 4, baik dengan skor 3, cukup dengan skor


2 dan kurang dengan skor 1. Berikut ini
adalah kriteria penilaian dan pedoman
penskoran mind map siswa Kriteria
Penilaian:
a) Sangat Baik :
b) Baik :
c) Cukup Baik :
d) Kurang Baik :
Pedoman Penskoran
KRITERIA Skor
maksimal
A B C D E Skala 0-100
4 4 4 4 4 20

Nilai

Jurnal Ilmiah Mandala Education Presentase siswa yang memuat mind map
426
%
Presentase pencapaian tiap indikator
%
JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

Data yang diperoleh berupa hasil mind


Keriteria penilaian mind map, map siswa yang telah dianalisis menjadi
mind map yang dibuat oleh siswa akan informasi yang bermakna, kemudian
dianalisis menggunakan rubrik penilaian untuk mempermudah disajikan dalam
mind map (lihat lampiran 3) . Rubrik bentuk grafik atau tabel sesuai dengan
penilaian mind map memiliki 5 kriteria tujuan penelitian.
penilaian yaitu kedalaman materi adalah c. Kesimpulan atau verifikasi
materi yang terdapat pada mind map, Penarikan kesimpulan merupakan
kata kunci yang diguanakan untuk kegiatan akhir dari analisis data. Pada
menuangkan ide pada mind map, warna tahap penarikan kesimpulan ini, peneliti
dan gambar sebagai unsur dari otak menginterpretasi data yang telah
kanan, cabang yang menghubungkan terkumpul guna untuk menemukan arti
konsep inti dan konsep turunan pada atau makna dari data tersebut (Sugiyono,
mind map. Masing-masing kriteria 2012). Penarikan kesimpulan ini
penilaian pada mind map memiliki dilakukan untuk menjawab rumusan
4 indikator yaitu sangat baik dengan skor masalah penelitian.
HASIL PENELITIAN A. Proses
Pengenalan Mind Map di Kelas
Proses analisis data yang peneliti
Pengambilan data yang dilakukan
akan lakukan pada penelitian ini antara
pada tanggal 15 November 2016
lain reduksi data, penyajian dan
bertempat di SMPN 6 Kopang alamat
penarikan kesimpulan atau verifikasi. a.
Bodo Berak, desa Dasan Baru,
Reduksi Data
Kecamatan Kopang. Bukti pelaksanaan
Reduksi data merupakan suatu penelitian dapat dilihat pada Lampiran 17
bentuk analisis yang menajamkan, berupa surat izin penelitian dan Lampiran
menggolongkan, mengarahkan, 18 berupa surat keterangan telah
membuang data yang tidak perlu guna melakukan penelitian. Subjek pada
menghasilkan ringkasan data yang penelitian ini siswa kelas VII C yang
potensial untuk menjawab berjumlah 20 orang, 9 siswa perempuan
pertanyaanpertanyaan penelitian. dan 11 oarang siswa laki-laki dengan rata-
Reduksi data yang dilakukan peneliti rata umur sekitar 13 tahun.
yaitu mulai dari meringkas data, yang
Sebelum peneliti melakukan
mana data yang didapatkan masih
proses pengambilan data yaitu mind map
mentah dari informan sehingga
yang dibuat siswa, peneliti mengamati
diperlukannya reduksi data guna untuk
proses belajar mengajar yang dilakukan
menghasilkan data yang lebih jelas dan
dikelas secara umum. Proses
menjadi informasi yang bermakna
pembelajaran dilakukan menggunakan
(Sugiyono, 2012). Data yang direduksi
kurikulum 2013 dengan alokasi waktu
antara lain seluruh data mengenai
untuk pelajaran matematika 5 jam
permasalahan penelitian yaitu berupa
pelajaran per minggu, 3 jam pelajaran
mind map siswa
pada hari senin dan 2 jam pelajaran untuk
b. Penyajian data hari selasa. Menurut guru mata pelajaran
Setelah data direduksi, langkah matematika di sekolah tersebut ”proses
analisis selanjutnya adalah penyajian pembelajaran yang dilakukan hari selasa
data. Penyajian data merupakan sebagai kurang efektif karena terpotong saat
sekumpulan informasi yang tersusun keluar main, 1 jam pelajaran sebelum
memberikan kemungkinan adanya keluar main, sisa satu jam pelajaran
penarikan kesimpulan dan pengambilan belum tentu saat mendengar bel berbunyi
tindakan. (Miles dan Huberman, 1992). siswa langsung masuk kekelas”. Materi
Jurnal Ilmiah Mandala Education 427
JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

pembelajaran matematika sebagai bahan Materi himpunan yang diajarkan


siswa membuat mind map adalah materi oleh guru matematika disekolah tersebut
himpunan. Yang sebelumnya telah dapat dilihat pada mind map berikut
diajarkan oleh guru matematika di
sekolah tersebut dengan alokasi waktu 8 x
pertemuan. Materi
himpunan yang diajarkan tersebut
tersebut mempunyai 2 kompetensi
dasar. Kompetensi dasar 3.4 siswa
mampu menjelaskan dan menyatakan
himpunan bagian, himpunan semesta,
himpunan kosong, komplemen
himpunan menggunakan masalah
kontekstual. Dalam Kompetensi dasar
3.4 mempunyai indikator seperti
menyatakan masalah sehari-hari dalam
bentuk himpunan dan mendata
anggotanya, menyebutkan anggota dan
bukan anggota himpunan, menyajikan
himpunan dengan menyebutkan
anggotanya, menyajikan himpunan
dengan menuliskan sifat yang
dimilikinya, menyajikan himpunan
dengan notasi pembentuk himpunan,
menyatakan himpunan kosong,
menyatakan himpunan semesta dari
suatu himpunan, menggmbar diagram
venn dari suatu himpunan, membaca Gambar 4.1 Mind Map Himpunan yang
diagram venn dari suatu himpunan, dibuat oleh peneliti
menyatakan kardinalitas dari suatu Proses pengambilan data dimulai
himpunan, menyebutkan himpunan dengan mengenalkan mind map pada
bagian dari suatu himpunan, menyatakan siswa, peneliti memberikan pertanyaan
himpunan kuasa dari suatu himpunan, pada siswa apakah mereka mengetahui
menyatakan komplemen dari suatu tentang mind map tetapi siswa-siswa
himpunan. tersebut menjawab tidak mengetahui
Kompetensi dasar yang kedua tentang mind map. Agar proses
adalah 3.5 Menjelaskan dan melakukan pembuatan mind map bisa berjalan
operasi biner, pada himpunan dengan lancar peneliti memberikan
menggunakan masalah kontekstual. pedoman pembuatan mind map (lampiran
Dalam kompetensi dasar 3.5 1) yang sudah memuat tentang pengertian
mempunyai indikator yaitu menyatakan mind map, bahan untuk membuat mind
kesamaan dari suatu himpunan, map, aturan pemuatan mind map, serta
menyatakan irisan dari dua himpunan, langkahlangkah membuat mind map.
menyatakan gabungan dari dua Selain pedoman pembuatan mind map
himpunan, menyatakan selisih dari dua peneliti memberikan contoh mind map
himpunan, menyatakan sifat-sifat dari yang sudah diprint dengan berbagai
operasi himpunan, penggunaan bentuk agar siswa mendapat gambaran
himpunan dalam masalah kontekstual. tentang mind map. Peneliti juga
menjelaskan mind map kepada siswa

Jurnal Ilmiah Mandala Education 428


JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

menggunakan contoh sederhana misalkan seprtinya tidak percaya diri dengan mind
dengan tema keluarga. map yang ia buat. Siswa yang melihat
mind map temannya mengganggu
konsentrasi sehingga peneliti
mengintruksikan untuk tidak menggangu
teman dan membuat mind map sesuai
apa yang ia tahu, dan sesuai dengan
imajinasinya.

Gambar 4.2 Peneliti menjelaskan Mind


Map kepada siswa
Setelah siswa memahami tentang
mind map, siswa membuat mind map
dengan materi himpunan yang sudah
diajarkan oleh guru. Peneliti sudah
menyiapkan bahan membuat mind map
berupa kertas gambar A4, sepidol
warna,pensil warna, krayon, yang Gambar 4.3 siswa membuat mind
dibagikan kepada siswa. map
Siswa membuat mind map secara 10 menit sebelum jam pelajaran
individu. Pada prosesnya terdapat matematika seleseai peneliti
beberapa yang masih terlihat bingung, mengintruksikan siswa untuk
siswa tersebut tidak tahu apa yang mau mengumpulkan mind map.
ia tulis sebagai konsep pada mind map B. Analisis Mind Map siswa
yang ia buat. Peneliti pun menghampiri Mind map yang dibuat oleh siswa
siswa tersebut untuk memberikan dianalisis dengan menggunakan rubrik
penjelasan dan gambar. Penelti penilaian seperti yang telah dilampirkan
mengajukan pertanyaan kepada siswa pada lampiran 1, rubrik tersebut memiliki
tersebut tentang apa yang ia pelajari 5 kriteria penilaian yaitu kedalaman
tentang materi himpunan setelah siswa materi, kata kunci, warna, gambar dan
menjabarkan tentang materi himpunan cabang. Masing-masing kriteria memiliki
yang ia pelajari peneliti memberikan 4 indikator yaitu sangat baik, baik, cukup
gambaran mind map yang bisa ia buat dan kurang.
dengan melihat langkahlangkah 1. Kedalaman Materi
pembuatan mind map yang ada pada Dari 20 mind map yang dibuat oleh
pedoman membuat mind map. siswa rata-rata memiliki kedalaman materi
Walaupun peneliti sudah dalam skor 1 atau kurang, hal tersebut
menjelaskan mind map dan memberi dapat diketahui dari 20 mind map 9 orang
pengertian pada siswa untuk membuat siswa mendaptkan skor 1
mind map sesusai kemampuan, imajinasi
dan mengatakan pada siswa seperti yang
dikutip pada (Halimah, 2008)”
Bentukbentuk mind map ini tidak ada
batasnya, sesuai dengan keinginan dan
kreasi pembuatannya”. Masih saja ada
siswa yang melihat mind map yang
dibuat oleh temannya. Siswa tersebut

Jurnal Ilmiah Mandala Education 429


JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

Gambar 4.4 sampel mind map siswa pada


kriteria kedalaman materi yang
mendapatkan skor 1
Gambar 4.4 mendapatkan skor 1 Gambar 4.5 sampel mind map siswa
pada kedalaman materi karena Sedikit pada
konten yang dicantumkan dan tidak kriteria kedalam materi yang
tampak perluasan ide. Hubungan antar mendapatkan skor 3
konsep turunan tidak menunjukkan Gambar 4.5 Mencantumkan banyak
konsep materi yang dibuat pada mind konten dari materi himpunan, mind map
map. Jika urutan dalam mind map tersebut akan semakin menarik jika ide-
tersebut ingin menunjukkan nama-nama ide yang ditulis diberikan penjabaran
himpunan karena dimulai dengan atau contoh. semua ide hanya disebutkan
himpunan semesta tetapi konsep turunan seperti operasi himpunan, hubungan
selanjutnya adalah himpunan sebagai antara himpunan, cara menyatakan
yang bukan nama-nama dari himpunan, himpunan. Mind map tersebut akan
selanjutnya himpunan kosong semakin
mempunyai konsep turunan selanjutnya kompleks jika ditambahakn dengan
yaitu contoh himpunan kosong nol dan sifatsifat himpunan, kardinalitas
semesta himpunan kosong adalah himpunan, himpunan kuasa.
himpunan, tidak jelas maksud dari 2. Kata kunci
konsep turunan tersebut. Mind map
tersebut tidak menunjukkan gambaran
tentang materi himpunan.
Walaupun tidak ada siswa yang
mendapatkan skor 4 dari kriteria
kedalaman materi, tetapi terdapat 2 mind
map yang mampu menunjukkan
pencantuman banyak konten dan
menunjukkan pengembangan dari
banyak ide.

Jurnal Ilmiah Mandala Education 430


JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

Tidak terdapat siswa yang Gambar 4.6 sampel mind map siswa pada
mendapatkan skor 4 pada kriteria ini. kriteria kata kunci yang mendaptkan skor 3
Siswa seharusnya mampu menuliskan ide Sama halnya dengan penulisan kata
pada mind map yang ia buat dengan kunci dengan skor 3 yang dominan pada
menggunakan kata kunci dari materi 20 mind map siswa, terdapat beberapa

himpunan. Siswa lebih cenderung


menuliskan ide yang mereka buat dengan
dalam bentuk kata atau frasa. Sehingga 20
mind mapsiswa rata-rata berada pada skor
3 pada kriteria penilaian ini.

Gambar 4.7 Sampelmind mapsiswa pada


kriteria warna yang mendaptkan
skor 4
Himpunan sebagai konsep inti pada
Gambar 4.7 menggunakan warna unggu,
himpunan, seperti konsep himpunan, siswa yang juga mendaptkan skor 2 yaitu
operasi himpunan, sifat-sifat pada operasi siswa yang menuliskan ide pada mind map
dengan menggunakan kalimat. Kata kunci
yang ada pada mind map berfungsi agar
siswa mengingat tentang mind map yang
ia buat seperti yang dikutip pada Windura
(2008) tentang prinsip-prinsip mind map
“kata kunci yang kuat, karena otak hanya
dapat mengingat kata kunci saja;”.
3. Warna
Pada kriteria penilaian ini siswa
C22 dan C33 mampu mendapatkan skor
4. Hal tersebut dikarenakan mind map
yang mereka buat menggunakan warna
yang berbeda pada setiap aspek pada
mind map. Menggunakan lebih dari satu
warna; setiap cabang utama
menggunakan warna yang berbeda;
Jurnal Ilmiah Mandala Education 431
JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

informasi yang berkaitan erat mengaktifkan otak kanan, sehingga


mempunyai warna yang sama. menyeimbangkan beban kerja kedua
belah otak dan ini adalah kondisi terbaik
untuk belajar dan berkonsentrasi”.
Selain itu juga, terdapat mind map yang
tidak memiliki gambar sama sekali. Pada
kriteria peniliaian ini, siswa rata-rata
mendaptkan skor 1 dan 2

sedangkan cabang utama yang


menghubungkan konsep inti dan konsep
turunan pada mind map masing-masing Gambar 4.8. Sampel mind map siswa pada
memiliki warna yang berbeda, begitu kriteria gambar dengan skor 1
pula dengan konsep turunan memiliki 5. Cabang
warna yang berbeda pada masing- Dalam kriteria penilaian ini,
masing konsep. cabang pada mind map siswa didominasi
4. Gambar cabang dengan skor 1. Yaitu mind map
Tidak terdapat hal yang menarik dengan cabang yang lurus. cabang sebagai
pada kriteria ini. Pada Mind map yang penghubung antara masing-masing
dibuat siswa tidak terdapat gambar yang konsep diibaratkan cara kerja pada sel
menonjol yang berkaitan dengan ide otak yang melengkung menyebar kesegala
yaitu himpunan. Siswa hanya arah. Tetapi pada kriteria penilaian ini
menggambar sederhana, yang terkesan siswa
kurang menarik pada mind map yang C13 mampu mendapatkan skor 3 atau
mereka buat. Gambar sebagai salah satu baik
kriteria penilain mind map merupakan
salah satu unsur dari otak kanan yang
akan membuat siswa mengingat apa
yang mereka pelajari seprti yang dikutip
pada Windura (2008) tentang prinsip-
prinsip mind map “Gambar

Jurnal Ilmiah Mandala Education 432


JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

Gambar 4.10 mind map siswa C15


Sedangkan mind map yang dibuat oleh
siswa C18 tidak dapat dianalisis karena
konsep yang ada pada mind map tersebut
tidak dapat dibaca. Warna yang ada pada
mind map lebih dominan dari pada konsep
yang ia tulis.

Gambar 4.9 sampel mind map siswa


pada kriteria cabang dengan skor 3
Gambar 4.9 merupakan mind
map siswa yang mendapatkan skor 3,
karena mind map tersebut sebagian
melengkung, menyebar kesegala arah,
tebal dipangkal dan mengecil atau
menyempit pada ujungnya. Gambar 4.11 mind map siswa C18
Dari hasil mind map yang dibuat Hasil analisis mind map siswa
siswa terdapat dua orang siswa yang keseluruhan dari 5 kriteria dengan
mind map buatannya tidak dapat masingmasing indikator dapat dilihat pada
dianalisis. Mind map yang dibuat oleh grafik hasil analisis m ind map siswa
siswa C15, bukan merupakan mind map berikut:
dengan materi himpunan. Mind map
tersebut berisi tentang matrei yang ada
pada salah satu contoh mind map yang
diberikan oleh peneliti tentang
kewirausasaan. Konsep yang ada pada
mind map yang dibuat oleh siswa
tersebut berisi tentang pengertian
kewirausahaan. Mind map tersebut juga
tidak terdapat konsep inti yang menjadi Grafik 4.1 Hasil analisis mind map siswa
pusat untuk melahirkan konsep turunan. Dari grafik 4.1 menunjukkan
tentang hasil mind map siswa yang
dianalisis menggunakan rubrik penilaian
mind map. Grafik tersebut menunjukkan
5 kriteria penilaian mind map yang
masingmasing diwakilkan dengan warna
yang berbeda pada setiap kriteria dan
disimbolkan dengan kedalaman materi
(A),kata kunci (B), warna (C), gambar
(D) dan, Cabang (E). Sumbu Y pada
grafik 4.1 menunjukkan Level/indikator
pada tiap kriteria penilaian mind map
dengan skor 14. Sedangkan pada sumbu

Jurnal Ilmiah Mandala Education 433


JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

X menunjukkan masing-masing nama materi tidak ada siswa yang mendapat


siswa kelas VII C SMPN 6 Kopang. Dari skor 4, ada beberapa siswa untuk
grafik 4.1 dapat diketahui bahwa kriteria pemahaman materinya baik karena
C adalah satusatunya kriteria yang terdapat 10% mind map siswa yang
mendapatkan skor 4 atau sangat baik. mendapat skor 1 pada kriteria kedalaman
Skor tersebut dicapai oleh 2 orang siswa materi. 45% mind map siswa
saja. Tidak terlihat siswa yang mendapatkan skor 1 pada kedalaman
mendapatkan skor yang signifikan pada materi dan merupakan skor tertinggi
masing-masing kriteria. Dari grafik 4.1 pada kriteria tersebut itu menunjukkan
juga dapat diketahi masingmasing bahwa siswa belum menguasai materi
kriteria penilaian mind map terdapat mind map dengan baik,.
siswa yang mendapatkan skor terendah Sama halnya dengan kedalaman
yaitu 1. Pada grafik 4.1 terdapat materi, kriteria kata kunci tidak ada yang
beberapa siswa yang tidak menunjukkan mendapatkan skor 4, skor tertinggi
hasil analisis mind map. hal tersebut didapatkan siswa adalah 3 yaitu 65%,
sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dari siswa menulis ide yang ada pada mind
24 siswa hanya 20 siswa yang membuat map dengan menggunakan kata.
mind map lebih jelasnya bisa dilihat pada Menurut Windura (2008) tidaklah
Lampiran 7 daftar hadir siswa. mungkin jika otak siswa penuh, tetapi
Sedangkan 2 siswa lainnya, mind map yang tepat yang adalah “jenuh”. Masih
yang mereka buat tidak dapat dianalisis. menurut Windura, bagian otak yang jenuh
Dari hasil analisis mind map siswa tersebut adalah otak kiri dan dia butuh
tersebut dapat diketahui penyeimbangan beban dengan otak kanan.
presesntase Pencapaian Tiap Indikator Warna dan gambar sebagai unsur dari otak
Penilaian mind map yang dapat dilihat kanan dari hasil analisis mind map siswa
pada tabel 4.1 berikut: masing-masing kriteria tersebut skor
Jumlah terbanyak diperloeh pada indikator cukup
siswa dengan skor 3. 50% siswa berusaha
Leve menggunakan lebih dari satu warna,namun
Ko indikato Lev Level Level
l4 penggunaannya belum tepat, informasi
de r el 3 2 1
(sang yang berkaitan erat tidak memiliki warna
(bai (cuku (kuran
at yang sama. Dari kriteria warna mind map
k) p) g)
baik) siswa terdapat yang menggunakan sedikit
Kedala warna atau menggunakan hanya satu
10
A man 35% 45% warna, siswa yang mendapatkan skor 1
%
materi memiliki presentase 20%. kriteria yang
B Kata 65 25% terakhir pada analisis mind map yaitu
kunci % cabang. Cabang pada mind map
C Warna 10% 10 50% 20% seharusnya melengkung karena
% menggambarkan cara kerja sel pada otak.
D Gambar 5% 45% 40% Tetapi 45% siswa pada mind map yang
E Cabang 5% 40% 45% menghubungkan konsep inti dan konsep
turunan tidak melengkung, dan hanya ada
Tabel 4.1 Perhitungan Persentase 5% siswa yang sebagian cabang
Pencapaian Tiap Indikator Penilaian melengkung dan menyebar kesegala arah.
Mind Map C. Respon siswa
Dari hasil mind map siswa yang Setelah siswa mengumpulkan mind
dianalisis menggunakan rubrik penilaian map, peneliti membagikan lembar respon
mind map pada kriteria kedalaman siswa kepada masing-masing siswa untuk
Jurnal Ilmiah Mandala Education 434
JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

diisi. siswa menuliskan jawaban dari siswa belum menguasai tentang materi
pertanyaan pada lembar respon siswa himpunan
secara mandiri, beberapa siswa bertanya 2. Pada kriteria kata kunci rata-rata siswa
tentang maksud pertanyaan pada lembar mendapatkan skor 3 denganpresentase
repos siswa tersebut. Setelah semua 65% Siswa lebih cenderung
pertanyaan dijawa siswa mengumpulkan menuliskan ide yang mereka buat
kepada peneliti Reduksi respon siswa dengan dalam bentuk kata atau frasa.
dapat dilihat pada lampiran 5. 3. Dalam kriteria warna 2 orang siswa
Dari respon siswa yang mereka mampu mendapatkan skor 4 Hal
tulis dapat diketahui bahwa semua siswa tersebut dikarenakan mind map yang
baru pertama kali membuat mind map. Hal mereka buat menggunakan warna
tersebut terlihat saat peneliti mengajukan yang berbeda pada setiap aspek pada
pertanyaan tentang mind map, tidak ada mind map. Menggunakan lebih dari
siswa yang mengetahui tentang mind map. satu warna; setiap cabang utama
Karena baru pertama mebuat mind map menggunakan warna yang berbeda;
hasil dari main map siswa belum informasi yang berkaitan erat
maksimal ditunjukkan dari hasil analisis mempunyai warna yang sama. Dari 5
mind map skor tertinggi hanya 65. kriteria penilaian mind map, hanya
Walaupun baru pertama kali membuat kriteria warna yang mendapatkan skor
mind map, mereka suka metode 4 atau sangat baik.
mencatat mind map seperti yang ditulis 4. Pada Mind map yang dibuat siswa
oleh siswa C1 pada respon siswa. Siswa tidak terdapat gambar yang menonjol
lain juga berpendapat mentode mencatat yang berkaitan dengan ide yaitu
mind map sangat menyenangkan,dan himpunan. Siswa hanya menggambar
mudah. Walaupun agak sulit tapi siswa sederhana, yang terkesan kurang
C14 berpendapat metode mind map menarik pada mind map yang mereka
menyengkan. Beberapa siswa buat. Hal tersebut ditunjukkan dari
mengalami kesulitan saat menuliskan rata-rata hasil penilaian mind map
materi pada mind map,menggambar, pada kriteria gambar adalah 1 dan 2
mengplikasikan warna dan sebagian juga dengan presentase masing-masing
tidak menemukan masalalah saat 45% dan 40%
membuat mind map. Mereka akan 5. 45% cabang pada mind map siswa
menggunakan metode mencatat mind mendapatkan skor 1. Yaitu mind map
map pada pelajaran matematika lainnya dengan cabang yang lurus. cabang
dan mata pelajaran lainnya. Tetapi sebagai penghubung antara
menurut siswa C23 dia belum masingmasing konsep diibaratkan
mengetahui apakah ia akan membuat cara kerja pada sel otak yang
mind map kembali. melengkung menyebar kesegala arah.
SIMPULAN 6. Semua siswa kelasVII C baru pertama
Setelah melakukan analisis mind kali membuat mind map dan
map siswa kelas VII C SMPN 6 Kopang berpendapat bahwa metode mencatat
alamat Bodo Berak, desa Dasan Baru, mind map menyenangkan.
Kecamatan Kopang., Kabupaten SARAN
Lombok Tengah dapat diambil Berikut ini beberapa saray yang
kesimpulan sebagai berikut: direkomendasikan peneliti
1. Kedalaman materi pada mind map 1. Metode mencatat mind map dapat
yang dibuat siswa rata-rata diimplementasikan pada pelajaran
mendaptkan skor 1 dengan presentase matematika pada khususnya dan
45 %, hal tersebut menandakan bahwa
Jurnal Ilmiah Mandala Education 435
JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

pelajaran lain pada umumnya oleh Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian


siswa. Kalitatif. Bandung: Alfabeta
2. Guru dapat menggunakan mind map Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
sebagai media pembelajaran dan Kuantitatif dan Kualitatif Dan R & D.
instrumen penilaian Bandung :Alfabeta.
DAFTAR PUSTAKA Sugiyono.2009. Metode Penelitian
Angell, Rose (2007). The Mind Map as a Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Creative Thinking Mechanism. Kualitatif dan R&D . Bandung
[Online].Tersedia: :Alfabeta.
http://EzineArticles.com/?expert=Rose_ Syah, Muhibbin. (2005).
Angell. [diakses: 5 Desember2015] PsikologiBelajar. Jakarta: PT Raja
Arikunto, S. 2010. Prosedurpenelitian GrafindoPersada.
:SuatuPendekatanPraktik. (EdisiRevisi). Satori Djam’an., KomariahAan.
Jakarta :RinekaCipta 2011. MetodePenelitianKualitatif.
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Alfabeta: bandung
Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Sulistyo-Basuki. 2006. MetodePenelitian.
Kebijakan Publik, Wedatama Widya Sastra dan
danIlmuSosiallainnya .Jakarta: FakultasIlmu Pengetahuan Budaya
Kencana Prenada Media Group. Universitas Indonesia. Pengantar Ilmu
Buzan, T. (2009).Buku Pintar Mind Perpustakaan. Gramedia Pustaka
Map. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Utama. Sari, AyuAnzela. 2008. Pengaruh
Halimah, Deni Koswara. 2008. Pemberian Tugas Creative Mind Map
Bagaimana Menjadi Guru Kreatif?. setelah Pembelajaran Terhadap
Bandung: PT Bumi Mekar Kemampuan Kreativitas dan Koneksi
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Matematik
Pengajarandan Pembelajaran. Siswa.http://eprints.uny.ac.id/6898/1/P
Yogyakarta: Pustaka Belajar. 3%20Pendidikan%20(Ayu,jarnawi).pdf
Kinchindan Hay. 2000. How a [diakses: 4 desember 2015]
qualitative approach to concept map Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian
analysis can be used to aid learning Pendidikan dan Pengembangan.
by illustrating patterns of conceptual Jakarta : Kencana.
development. Educational Research Syah, Hidayat. 2010. PengantarUmum
Volume 42, No. 1, Spring 2000 43– Metodologi Penelitian
57, ISSN : 00131881. Pendidikan Pendekatan
Moleong, Lexy.J. 2009. Metodologi Verivikatif. Pekanbaru :Suska Pres.
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian
Remaja Rosdakarya Pendidikan, Remaja Rosdakarya,
Muhibbin, Syah. (2004). Psikologi Bandung
Pendidikan. Bandung : Rosda Karya Windura, S. 2008a. Be an Absolute
Miles, B.B., dan A.M. Huberman, 1992, Genius: Panduan Praktis Learn How to
Analisa Data Kualitatif, UI Press Learn Sesuai Cara Kerja Alami Otak.
Jakarta Jakarta: Gramedia.
Rubric for Mind Map FromHilary Windura, S. 2008b. Mind Map Langkah
McLeod: 2014 tersedia di Demi Langkah Cara Paling Mudahdan
https://singleadelman.pbworks.com/w/f Benar Mengajarkan dan Membiasakan
i Anak Menggunakan Mind Map Untuk
le/fetch/97614976/MindMapRubric.doc Meraih Prestasi (3rd ed.). Jakarta:
Gramedia.
Jurnal Ilmiah Mandala Education 436
JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

Mukhtar,dkk. 2000. Konstruksi Kearah


Penelitian Dekriptif, Yogyakarta
:Avyrouz.

Jurnal Ilmiah Mandala Education 437

Anda mungkin juga menyukai