Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Oleh :
HERA YULIANA
NPM : 1.2.05.01.0017
Oleh :
HERA YULIANA
NPM : 1.2.05.01.0017
ABSTRAK
Studi Kasus pada Ny. P Yang Mengalami Masalah Keperawatan Nyeri Akut dengan
diagnosa medis Post Kuretase Atas Indikasi DUB di Ruang Dahlia II Rumah Sakit
Umum Daerah Gambiran Kota Kediri, Hera Yuliana (2015). Pembimbing 1: Dwi
Retnowati S.Kep.,Ns.M.Kes, Pembimbing 2 : Endah Tri Wijiyanti S.Kep .,Ns.M.Kep
Kata kunci : DUB (Disfungsi Ute rine Bleeding), Nyeri Akut, Post Kuretase
A. LATAR BELAKANG
Disfungsi uterine bleeding (DUB) adalah perdarahan abnormal dari uterus (lama,
frekuensi, jumlah) yang terjadi di dalam dan di luar siklus haid, tanpa kelainan organ,
(Sadikin, 2012). Kuretase adalah suatu tindakan medis untuk mengeluarkan jaringan dari
dalam rahim. Jaringan itu sendiri bisa beupa tumor, selaput rahim, atau janin yang
dinyatakan tidak berkembang maupun sudah meninggal. Dengan alasan medis, tidak ada
Menurut WHO tahun 2011,10% wanita mengalami DUB dari seluruh kunjungan
ginekologik. Sekitar 4% berusia kurang dari 20 tahun, 39% berusia diatas 40 tahun dan
sisanya pada usia reproduksi (Hilmy, 2010). Berdasarkan survey demografi kesehatan
Indonesia 2007 melaporkan angka kematian ibu (AKI) sebesar 228 per 100.000 kelahiran
hidup. Menurut data depkes RI 2008, secara nasional penyebab langsung kematian ibu
dengan penyumbang AKI terbesar adalah perdarahan 28%, eklampsia 24%, infeksi 11%,
komplikasi puerperium 8%, dan partus macet 5% (Depkes RI, 2008). Sedangkan presentase
penyebab kematian langsung ibu maternal di Jawa Timur tahun 2011 adalah perdarahan
(29,35%), pre eklampsia (27,27%), infeksi (6,06%), penyakit jantung (15,47%), lain- lain
(21,85%) (Dinkes provinsi Jawa Timur, 2012). Studi pendahuluan di RSUD Gambiran Kota
Kediri angka kejadian post kuretase atas indikasi disfungsi uterine bleeding (DUB) pada
tahun 2012 sebanyak 20 kasus, pada tahun 2013 sebanyak 11 kasus, dan pada tahun 2014
Bunda Jakarta, adalah untuk membersihkan rahim dan dinding rahim dari be nda – benda
atau jaringan yang tidak diharapkan. Perdarahan rahim disfungsional disebabkan oleh
estrogen tetap, sehingga terjadi penebalan lapisan rahim. Selanjutnya lapisan rahim
dilepaskan secara tidak lengkap dan tidak teratur, menyebabkan perdarahan. Bila penebalan
dinding rahim tidak segera di lakukan tindakan dapat membetuk sel-sel yang yang abnormal
Penanganannya pun tergantung kepada usia penderita, keadaan lapisan rahim dan
rencana penderita untuk hamil lagi. Jika lapisan rahim menebal dan mengandung sel-sel
abnormal (terutama jika usia penderita lebih dari 35 tahun dan tidak memiliki rencana untuk
hamil lagi), seringkali dilakukan histerektomi (pengangkatan rahim), karena sel-sel yang
abnormal tersebut bisa berubah menjadi keganasan. Jika lapisan rahim menebal tetapi sel-
selnya normal dan perdarahannya hebat, diberikan pil KB dosis tinggi yang mengandung
estrogen dan progestin atau diberikan estrogen intravena (melalui pembuluh darah) yang
diikuti dengan pemberian progestin per-oral (melalui mulut). Berdasarkan data di atas dan
mengingat pentingnya penanganan yang adek uat untuk kasus post kuretase atas indikasi
DUB, maka penulis tertarik untuk mengambil studi kasus dengan judul “Studi Kasus Pada
Ny. P Umur 47 Tahun Yang Mengalami Masalah Keperawatan Nyeri Akut Dengan
Diagnosa Medis Post Kuretase Atas Indikasi DUB (Disfungsi Uterine Bleeding) Di Ruang
Metode penelitian
a. Wawancara
Adalah suatu metode yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara
b. Studi Kepustakaan
c. Observasi
dengan keluarga serta tenaga kesehatan yang memberikan asuhan kepada pasien
kesehatan.
d. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari kepala-kaki (head to toe) dengan tehnik
A. SIMPULAN
1. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian pada Ny.P tanggal 02 Juli 2015 didapatkan data
subjektif keluhan utama pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah nyeri terasa
krues-krues / mules- mules, nyeri terasa terus menerus dengan skala nyeri 6.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan prioritas yang muncul pada Ny. P adalah nyeri akut
berhubungan dengan luka post kuretase ditandai dengan pasien mengeluh nyeri perut
bagian bawah nyeri terasa krues-krues, nyeri terasa terus menerus dengan skala nyeri 6.
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
( tekhnik relaksasi dengan cara mengambil napas melalui hidung dan mengeluarkan pelan
– pelan melalui mulut, dan mengajarkan pasien tekhnik distraksi dengan cara
menganjurkan pasien untuk melakukan kompres hangat pada daerah yang nyeri),
menganjurkan keluarga pasien untuk tetap tenang dan tidak gaduh ketika menjaga pasien,
agar pasien merasa pasien, berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
5. Evaluasi
Pada pasien post kuretase atas indikasi DUB dengan diagnosa nyeri akut
berhubugan dengan luka post kuretase setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
2x4 jam yaitu pada evaluasi dituliskan sebagai catatan perkembangan pasien, diperoleh
hasil dari data yaitu sudah ada yang tercapai kriteria hasil yang ditetapkan a ntara lain,
sedikit nyeri, P: post curetase, Q: krues – krues , R: nyeri perut bagian bawah, S: skala 2 (
/mnt.
Benson, Ralph C. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC
Guyton, A.C & Hall, J.E. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Philadelphia:
Elsevier-Saunders: 946.
Manuaba. 2009. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta
Wiknjoksastro, hanifa dkk. 2007. ILMU KANDUNGAN. Ed 2. Cet. 5. Jakarta: Yayasan Bina