Anda di halaman 1dari 61

1

LAMPU SECARA OTOMATIS BERDASARKAN KEHADIRAN


MANUSIA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8

TUGAS AKHIR

PEACE IIS DAHLIA


152408054

PROGRAM STUDI D-3 FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

LAMPU SECARA OTOMATIS BERDASARKAN KEHADIRAN


MANUSIA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh


gelar Ahli Madya

PEACE IIS DAHLIA


152408054

PROGRAM STUDI D-3 FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

PERNYATAAN ORISINALITAS

LAMPU SECARA OTOMATIS BERDASARKAN KEHADIRAN


MANUSIA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8

TUGAS AKHIR

Saya menyatakan bahwa laporan tugas proyek ini adalah hasil karya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2018

PEACE IIS DAHLIA


152408054

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPU SECARA OTOMATIS BERDASARKAN KEHADIRAN MANUSIA
BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8

ABSTRAK

Pentingnya penghematan energi harus semakin di tingkatkan, karena


banyaknya peristiwa yang banyak merugikan pihak lain dan juga merugikan diri kita
sendiri. Sebab pada lingkungan sekitar penggunaan lampu yang memerlukan energi
listrik yang banyak, kecerobohan yang terjadi seperti lupa mematikan saklar
membuat terbuangnya energi listrik. Untuk mengantisipasi keadaan tersebut harus di
buat suatu alat yang dapat membuat suatu ruangan yang menghemat energi listrik
serta dapat membuat lampu tidak bekerja secara terus menerus. Dengan membuat
alat yang dapat membuat lampu secara otomatis dengan menggunakan sensor PIR
(Passive Infrared) yang berguna untuk mendeteksi ada tidaknya manusia di dalam
ruangan,jadi apabila ada manusia yang berada didalam ruangan,maka lampu bekerja
ON atau menyala secara otomatis dan apabila ruangan dalam keadaan kosong maka
lampu akan OFF ataumati secara otomatis. Kondisi awal alat ini adalah dimana
lampu dalam kondisi mati, itu bertanda bahwa didalam ruangan tidak ada aktifitas
manusia.Pada kondisi awal sensor tidak bekerja karena sensor tidak sama sekali
menangkap adanya gerak dari tubuh manusia. Kondisi dari alat ini adalah dimana
adanya manusia di dalam ruangan yang dimana manusia tersebut terdeteksi oleh
sensor PIR,sehingga sensor PIR pun bekerja dan mengaktifkan lampu sebagai output
yang menyala di saat bersamaan ketika sensor bekerja.

Kata kunci:Power supply,Driver,Sensor PIR,LED,Mikrokontroler

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


AUTOMATIC LIGHTS BASED ON THE HUMAN BEHAVIOR BASED ON
ATMEGA MICROCONTROLLER 8

ABSTRACT

The importance of energy savings should be increasingly enhanced, as the number of


events that many harm the other side and also harm ourselves. Because in the
environment around the use of lights that require a lot of electrical energy,
carelessness such as forget to turn off the switch to make wasted electrical energy.
To anticipate the situation must be made a tool that can create a room that saves
electrical energy and can make the light does not work continuously. By making a
tool that can make the lamp automatically by using PIR sensor (Passive Infrared)
which is useful to detect the presence or absence of humans in the room, so if there
are humans who are in the room, then the lights work ON or turn on automatically
and when the room is in a state empty then the lamp will OFF or automatically. The
initial condition of this tool is where the lights are in a dead condition, it is marked
that in the room there is no human activity. In the early conditions the sensor does
not work because the sensor does not at all capture the motion of the human body.
The condition of this device is where the human in the room where the human being
is detected by the PIR sensor, so that the PIR sensor also works and activates the
lamp as an output that lights up at the same time when the sensor works.

Keywords: Power supply, Driver, PIR Sensor, LED, Microcontroller

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGHARGAAN

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan YangMaha Esa,berkat rahmat


dan karunianya penulis dapat menyelesaikan Tugas Proyek ini.
Tugas Akhir ini berjudul LAMPU OTOMATIS BERDASARKAN
KEHADIRAN MANUSIA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA
8,meskipun dalam proses penulisan banyak memenui hambatan dan rintangan namun
dengan usaha maksimal yang dilakukan penulis serta bantuan dari berbagai
pihak,akhirnya tugas Proyek ini dapat selesai.Atas bantuan dan motivasi yang
diberikan,maka penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1.Bapak Dr.Krista Sebayang,MS selaku dekan FMIPA USU.
2. Bapak Drs,Takdir Tamba,M.Eng.Sc selaku ketua departemen Fisika FMIPA USU.
3.Dr.Marhaposan Situmorang selaku dosen pemimbing yang telah memimbing saya
sehingga tugas akhir ini berjalan dengan lancar
4.Awan Maghfirah,S.Si,M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan motivasi
dan menguji saya sehingga sidang saya berjalan dengan lancar.
4. Seluruh dosen departemen Fisika FMIPA USU yang telah memberikan ilmu
pengetahuan selama perkulihan,yang membuka cakrawala berfikir serta pegawai tata
usaha yang ikut mensuseskan proses mengajar.
4. Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada
Ayahanda Morgan Manullang dan Ibunda Rumiris Sihombing yang telah begitu
sabar ,memberikan motivasi dalam segala hal,mendoakan penulis disetiap saat,dan
telah memberikan kepercayaan kepada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan
sehingga penulis mampu menyelesaikan perkulihan dan tugas akhir ini dengan baik.
5. Terkhusus penulis ucapkan terimakasih kepada kakak tercinta Erni Febrianti
Manullang,Eva Relita Manullang dan adikku Samuel Apriadi Manullang.Mereka
yang selalu memberi semangat,motivasi,dukungan dan doa serta sehingga penulis
dapat menyelesaikan perkulihaan dan tugas akhir ini dengan baik.
6.Seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberikan dukungan moral,doa dan
motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan tugas akhir ini
7.Kepada teman dekat penulis,Minarti Sarmaida Siahaan,Nafta Lina Saragih,Wydia
Astuti ,Dhilla Faradiba,Restu Sitanggang yang selalu bersama saling bercanda

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tawa,saling memberi dukungan doa dan motivasi serta saling membantu satu sama
lain.
8.Kepada semua rekan-rekan di D-3 Fisika 2015 yang tak tersebutkan satu
persatu,serta adik-adik FIN 2017 terimakasih atas kerja samanya selama beraktifitas
dikampus departemen Fisika FMIPA USU.
9.Kepada Abangda Fathurrahman,penulis juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuannya,sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
Tugas Akhir ini penulis dedikasikan untuk mereka sebagai ungkapan
penghargaan atas keikhlasan,kesabaran,dan kasih sayang yang tak terhingga.Hanya
Tuhan Yang Maha Esa yang dapat membalas semua jasa dan kebaikan yang penulis
terima dari berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan tugas akhir ini masih terdapat
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan.oleh karena itu,penulis sangat terbuka
terhadap saran maupun kritikan dalam sebuah diskusi yang membangun dari
pembaca.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Medan, JUli 2018

Penulis

PEACE IIS DAHLIA

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................. ..i
ABSTRACT ............................................................................................................... .ii
PENGHARGAAN ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. .v
DAFTAR TABEL...................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1


1.1.Latar Belakang ...................................................................................................... 1

1.2.Rumusan Masalah ................................................................................................. 1

1.3.Tujuan Penulisan ................................................................................................... 2

1.4.Batasan Masalah.................................................................................................... 2

1.5.Manfaat Penulisan ................................................................................................. 2

1.6.Sistematika Penulisan............................................................................................ 2

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................... 4


2.1 AVR Mikrokontroler ATMega 8 .......................................................................... 4
2.3.1 Konfigurasi PIN ATMega 8 ............................................................................. 6
2.3.2 Status Register.................................................................................................... 8
2.3.3 Arsitektur mikrokontroler ATMega 8…………………………………………10
2.3.4 Kebutuhan clock ATMega 8…………………………………………………..10
2.3.5 Memori AVR ATMega 8……………………………………………………..11
2.3.6 Timer/counter 0………………………………………………………………..12
2.3.7 Komunikasi serial pada ATmega 8……………………………………………12
2.3.8 Kelebihan Fitur mikrokontroler AVR ATmega 8……………………………..13
2.2 Sensor PIR………………………………………………………………………14
2.2.1 Prinsip Kerja Sensor PIR ……………………………………………………..16
2.2.2 Jarak Pancar Sensor PIR………………………………………………………17
2.3 LED……………………………………………………………………………...17
2.2.1 Warna LED……………………………………………………………………19

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.2.2 Jenis LED……………………………………………………………………...21
2.4. Power Supply …………………………………………………………………..22
2.5 Sistem Otomatis ………………………………………………………………...23
2.6 Bahasa Pemrograman C…………………………………………………………24
2.7. Sruktur Bahasa C………………………………………………………………25
2.7.1 Pengenalan…………………………………………………………………….26
2.7.2 Tipe Data……………………………………………………………………..26
2.7.3 Konstanta Dan Variable……………………………………………………….28
2.7.4 Identifier………………………………………………………………………28
BAB III PERANCANGAN SISTEM…………………………………………….29
3.1 Diagram Blok Sistem……………………………………………………………29
3.1.1. Fungsi Tiap Blok …………………………………………………………….30
3.2. Rangkaian ICMikrokontroler ATMega 8………………………………………30
3.3. Rangkaian Power Supply Adaptor……………………………………………..31
3.4 Rangkaian LED…………………………………………………………………32
3.5 Rangkaian Rangkaian Sensor PIR……………………………………………....32
3.6 Rangkaian Driver Relay…………………………………………………………33
3.7 Flowchart Sistem………………………………………………………..............34
BAB IV PENGUJIAN RANGKAIAN……………………………………………35
4.1 Pengujian Rangkaian IC Mikrokontroler ATmega 8……………………………35
4.2 Pengujian Rangkaian Driver…………………………………………………….35
4.3 Pengujian Rangkaian Supply……………………………………………………37
4.4 Pengujian Rangkaian LED……………………………………………………...37
4.5 Pengujian Rangkaian Sensor PIR……………………………………………...38
BAB V PENUTUP…………………………………………………………………39
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………...............39
5.2 Saran…………………………………………………………………………….39
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………40
LAMPIRAN ...............................................................................................................

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8………………………………………….....10
Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATMega 8……………………………………………11
Gambar 2.3 Status RegisterATMega 8……………………………………………..14
Gambar 2.4 Blok Diagram Fungsional ATMega 8………………………………….16
Gambar 2.5 Peta Memori ATMega 8………………………………………………18
Gambar 2.6 Sensor PIR……………………………………………………………..20
Gambar 2.7 Bagian-Bagian Sensor PIR……………………………………………21
Gambar 2.8 Jarak Pancar Sensor PIR ………………………………………………23
Gambar 2.9 Power Supply…………………………………………………………..29
Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian ……………………………………………...35
Gambar 3.2 Rangkaian Mikrokontroler ATMega 8………………………………...37
Gambar 3.3 Rangkaian Power Supply……………………………………………...38
Gambar 3.4 Rangkaian LED………………………………………………………..38
Gambar 3.5Rangkaian Sensor PIR …………………………………………………39
Gambar 3.6 Rangkaian Driver………………………………………………………39
Gambar 3.7 Flowchart………………………………………………………………40
Gambar 4.1 Informasi Signature Mikrokontroler…………………………………...41

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Fungsi Alternatif Port B .............................................................................. 6


Tabel 2.2 Fungsi Alternatif Port C .............................................................................. 7
Tabel 2..3 Fungsi Alternatif Port D ............................................................................. 7
Tabel 2.4 Clock ATmega 8………………………………………………………….10
Tabel 2.5 Warna LED……………………………………………………………….20
Tabel 2.6 Tipe Data………………………………………………………………….27

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kondisi kehidupan modern saat ini seolah tidak lagi mengenal batas
waktu,aktivitas manusia sudah tidak dibatasi oleh kehadiran matahari sebagai sumber
cahaya.hal ini dimungkinkan karena telah ditemukan sebuah benda transparan
berukuran segenggaman tangan yang dinamakan lampu.dengan adanya
lampu,kegiatan manusia bisa berlangsung 24 jam non-stop.dengan semakin tingginya
intensitas kegiatan yang membutuhkan pencahayaan,maka energy yang digunakan
juga semakin lama semakin tinggi.suatu penerangan ruang diperlukan oleh manusia
untuk mengenali objek secara visual.penerangan mempunya pengaruh terhadap
fungsi sebuah ruangan.oleh karena itu diperlukan lampu sebagai sumber penerangan
utama yang dapat menunjang fungsi ruangan.umumnya untuk pengaturan
penerangan ruangan digunakan prinsip no-off.dimana pada saat ruangan gelap lampu
dinyalakan dan akan dimatikan apabila ruangan terang .dengan prinsip on-
off,pengaturan penerangan hanya berdasarkan pada kondisi gelap terang tanpa
menghiraukan kontribusi dari luar seperti cahaya matahari.
Sejalan dengan perkembangan pembangunan.jumlah kebutuhan daya listrik di
Indonesia cenderung naik pesat.peningkatan kebutuhan daya listrik dapat diakibatkan
oleh penambahan beban baru, dapat juga disebabkan karena borosnya pemakaian
daya listrik .pemborosan energy listrik harus dicegah,karena pasokan daya listrik
PLN semakin terbatas.demi mengurangi adanya pemborosandalam pemakaian arus
listrik,maka tentu dibutuhkan suatu sistem yang dapat mengontrol pemakaian daya
listrik tersebut.salah satunya lampu secara otomatis berdasarkan kehadiran manusia
berbasis mikrokontroler ATMEGA 8.
Sensor PIR merupakan sensor gerak yang mendeteksi kehadiran orang dalam
suatu ruangan.dasarnya adalah radiasi panas tubuh dengan infra merah.lampu
penerangan suatu ruangan akan menyala sendiri apabila ada orang dalam ruangan
tersebut,dan akan padam dengan sendirinya bila orang tersebut keluar
ruangan.dengan kata lain sensor kehadiran orang ini akan diaplikasihkan sebagai
saklas otomatis.untuk menghidupkan atau memadamkan lampu dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

mengoperasikan saklas secara manual.orang yang masuk ruangan gelap pasti akan
menyalakan lampu.namun apabila orang tersebut akan keluar ruangan,belum orang
tersebut akan keluar ruangan ,belum tentu orang tersebut ingat untuk mematikan
lampu-lampu yang menyala.apabila hal tersebut diatas terjadi dalam waktu yang
lama,maka akan terjadi pemborosan.untuk menghindari pemborosan energy
listrik,maka dalam karya ilmiah ini dibahas rangkaian otomatis untuk mengendalikan
lampu.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah penulisan laporan Akhir ini adalah :
1. Bagaimana cara sensor PIR berkomunikasi dengan mikrokontroler
2. Bagaimana mengontrol Led dengan sensor PIR
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari dibuatnya alat ini adalah :
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat suatu rancang bangun sistem otomatis
lampu penerangan ruangan berdasarkan keberadaan manusia dengan
mempertimbangkan intensitas cahaya dalam suatu ruangan dalam upaya untuk
membantu penghematan penggunaan energi listrik.

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah :
1. Sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya kehadiran orang dalam
suatu ruangan

2. Rangkaian mikrokontroler yang digunakan adalah mikrokontroler


ATMEGA8

1.5 Manfaat Penulisan


Adapun metode penulisan yang digunakan dalam menyusun dan menganalisa
Akhir ini adalah :

1.Mempermudah pekerjaan sehari-hari


2.Lampu dikontrol secara otomatis

1.6 Sistematika Penulisan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

Sistematika penulisan dalam tugas akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penulisan,
batasan masalah, metodologi penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori dasar yang digunakan sebagai bahan acuan projek
akhir II, serta komponen yang perlu diketahui untuk mempermudah dalam
memahami sistem kerja alat ini.
BAB III : PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
Bab ini berisikan tentang proses perancangan dan pembuatan alat.Mulai dari
perancangan dan pembuatan system .

BAB IV : PENGUJIAN DAN HASIL


Dalam bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem
kerja alat,penjelasan mengenai rangkaian-rangkaian yang digunakan,penjelasan
mengenai program yang diisikan ke mikrokontroler ATMEGA 8

BAB V : KESIMPULAN dan SARAN


Berisikan kesimpulan tentang hasil rancangan yang telah dibuat serta
saran dalam pengembangan rancangan tersebut.

BAB II

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

LANDASAN TEORI

2.1 AVR Mikrokontroller ATMega 8


AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroller yang di dalamnya terdapat berbagai
macam fungsi. Perbedaannya pada mikro yang pada umunya digunakan seperti
MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator eksternal karena di
dalamnya sudah terdapat internal oscillator. Selain itu kelebihan dari AVR adalah
memiliki Power-On Reset, yaitu tidak perlu ada tombol reset dari luar karena cukup
hanya dengan mematikan supply, maka secara otomatis AVR akan melakukan reset.
Untuk beberapa jenis AVR terdapat beberapa fungsi khusus seperti ADC, EEPROM
sekitar 128 byte sampai dengan 512 byte.

Gambar 2.1 mikrokontroller ATMEGA 8

AVR ATmega 8 adalah mikrokontroller CMOS 8-bit berarsitektur AVR


RISC yang memiliki 8K byte in-system programmable flash. Mikrokontroller dengan
konsumsi daya rendah ini mampu mengeksekusi intruksi dengan kecepatan
maksimum 16MIPS pada frekuensi 16MHz. jika dibandingkan dengan ATmega8L
perbedaannya hanya terletak pada besarnya tegangan yang diperlukan untuk bekerja.
Untuk ATmega8 tipe L, mikrokontroler ini dapat bekerja dengan tegangan antara 2,7
– 5,5 V sedangkan untuk ATmega 8 hanya dapat bekerja pada tegangan antara 4,5 -
5,5 V.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

2.1.1 Konfigurasi Pin ATMega 8

Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATMega 8


ATMega8 memiliki 28 Pin, yang masing-masing pin nya memiliki fungsi yang
berbeda-beda baik sebagai port maupun fungsi yang lainnya. Berikut akan dijelaskan
fungsi dari masing-masing kaki ATMega8.

a. VCC merupakan supply tegangan digital.


b. GND merupakan ground untuk semua komponen yang membutuhkan
grounding.
c. Port B (PB7...PB0) didalam Port B terdapat XTAL1, XTAL2, TOSC1,
TOSC2. Jumlah Port B adalah 8 buah pin, mulai dari pin B.0 sampai dengan
B.7. Tiap pin dapat digunakan sebagai input maupun output. Port B
merupakan sebuah 8-bit bi- directional I/O dengan internal pull-up resistor.
Sebagai input, pin-pin yang terdapat pada port B secara eksternal diturunkan,
maka akan mengeluarkan arus jika pull-up resistor diaktifkan. Khusus PB6
dapat digunakan sebagai input Kristal (inverting oscillator amplifier) dan
input kerangkaian clock internal, bergantung pada pengaturan fuse bit yang
digunakan untuk memilih sumber clock. Sewdangkan untuk PB7 dapat
digunakan sebagai output Kristal (output oscillator amplifier) bergantung
pada pengaturan Fuse bit yang diuigunakan untuk memilih sumber clock. Jika
sumber clock yang dipilih dari oscillator internal, PB7 dan PB6 dapat
digunakan sebagai I/O atau jika menggunakan maka PB6 dan PB7 (TOSC2
dan TOSC1) digunakan untuk saluran input timer.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

Tabel 2.1 Fungsi Alternatif Port B


Port pin Alternate Functions
PB7 XTAL2 (chip clock oscillator pin2)
TOSC2 (timer oscillator pin 2)
PB6 XTAL1 (Chip Clock Oscillator Pin 1 Or External Clock Input)
TOSC1 (timer oscillator pin 1)
PB5 SCK (SPI Bus Master Clock Input)
PB4 MISO (SPI Bus Master Input/Slave Output)
PB3 MOSI (SPI bus master output/Slave Output)
OC2 (Timer/Counter2 Output Compare Match Output)
PB2 SS (SPI Bus Master Slave Select)
OC1B (Timer/Counter1 Output Compare Match B Output)
PB1 OC1A ((Timer/Counter1 Output Compare Match A Output)
PB0 ICP1 (Timer/Counter1 Input Capture Pin)

d. Port C (PC5 ...PC0) Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O port
yang di dalam masintg-masing pin terdapat pull-up resistor. Jumlah pin nya
hanya 7 buah mulai dari pin C.0 samapai dengan pin C.6. sebagai keluaran/
output port C memiliki karakteristik yang sama dalam hal menyerap arus
(source). ADC 6 channel (PC0, PC1, PC2, PC3, PC4, PC5) dengan resolusi
sebesar 10 bit. ADC dapat kita gunakan untuk mengubah input yang berupa
tegangan analog menjadi data digital. 12C (SDA dan SDL) merupakan salah
satu fitur yang terdapat pada PORT C. 12C digunakan unrtuk komunikasi
data type 12C seperti sensor kompas, accelerometer nunchuck, dll.
e. RESET/PC6 jika RSTDISBL Fuse deprogram, maka PC6 akan berfungsi
sebagai pin I/O. pin ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin-pin
yang terdapat pada port C lainnya. Namun jika RSTDISBL fuse tidak
diprogram, maka pin ini akan berfungsi sebagai input reset. Dan jika level
tegangan yang masuk ke pin ini rendah dan pulsa yang ada lebih pendek dari
pulsa minimum, maka akan menghasilkan suatu kondisi reset meskipun
clocknya tidak bekerja. RESET merupakan salah satu pin penting di
mikrokontroller, RESET dapat digunakan untuk merestart program. Pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

ATMega8 pin RESET digabungkan dengan salah satu pin IO (PC6). Secara
default PC6 ini di disable dan diganti menjadi pin RESET. Kita dapat
melakukan konfigurasi di fuse bit untuk melakukan pengaturannya.
Tabel 2.2 Fungsi Alternatif Port C
Port Pin Alternate Function
PC6 RESET (reset pin)
PC5 ADC5 (ADC Input Channel 5)
SCL (Two-Wire Serial Bus Clock Line)
PC4 ADC4 (ADC Input Channel 4)
SDA (Two-Wire Serial Bus Data Input/Output Line)
PC3 ADC3 (ADC input channel 3)
PC2 ADC2 (ADC input channel 2)
PC1 ADC1 (ADC input channel 1)
PC0 ADC0 (ADC input channel 0)

f. Port D (PD7...PD0) Port D merupakan 8-bit bi-directional I/O dengan


internal pull-up resistor. Fungsi dari port ini sama dengan port-port yang lain.
Hanya saja pada port ini tidak terdpata kegunaan-kegunaan yang lain. Pada
port ini hanya berfungsi sebagai masukan dan keluaran saja atau biasa disebut
dengan I/O.
Tabel 2.3 Fungsi Alternative Port D
Port Pin Alternate Function
PD7 AIN1 (Analog comparator negative input)
PD6 AIN0 (Analog comparator positif input)
PD5 T1 (Timer/Counter 1 External Counter Input)
PD4 XCK (USART External Clock Input/Output)
PD3 INT1 (External Interrupt 1 Input)
PD2 INTO (External Interrupt 0 Input)
PD1 TXD (USART Output Pin)
PD0 RXD (USART Input Pin)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan level
sinyal TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data serial, sedangkan RXD
kebalikannya yaitu sebagai pin yang berfungsi untuk menerima data serial.
Interrupt (INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai
interupsi hardwere. Interupsi biasanya digunakan sebagai celaan dari program.
Misalkan pada saat program berjalan kemudian terjadi interupsi
hardwere/softwere maka program utama akan berhenti dan akan menjalankan
program interupsi.
g. AVcc, pin ini berfungsi sebagai supply tegangan untuk ADC. Untuk pin ini
harus dihubungkan secara terpisah dengan VCC karena pin ini digunakan
untuk analog saja. Bahkan jika ADC pada AVR tidak digunakan tetap saja
disarankan untuk menghubungkan secara terpisah dengan VCC. Jika ADC
digunakan, maka Avcc harus dihubungkan ke VCC low passfilter.
h. AREF, merupakan pin referensi jika menggunakan ADC.
2.1.2 Status Register
Pada AVR status register mengandung beberapa informasi mengenai hasil
dari kebanyakan hasil eksekusi intruksiaritmatika. Informasi ini digunakan untuk
Altering arus program sebagai kegunaan untuk meningkatkan performa
pengoperasian. Register ini di-update setelah operasi ALU (Arithmetic Logis Unit)
hal tersebut seperti yang tertulis dalam datasheet khususnya pada bagian intruction
set reference.
Dalam hal ini untuk membuang beberapa kasus dapat membuang penggunaan
kebutuhan intruksi perbandingan yang telah didedikasikan serta dapat menghasilkan
peningkatan dalam hal kecepatan dan kode yang lebih sederhana dan singkat.
Register ini tidak secara otomatis tersimpan ketika memasuki sebuah rutin interupsi
dan juga ketika menjalankan sebuah perintah kembali dari interupsi. Namun hal
tersebut harus dilakukan melalui softwere.

Gambar 2.3 Status Register Atemega 8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

Penjelasan :

 Bit 7 (I)
Merupakan bit Global Interrupt Enable. Bit ini harus di set agar semua
perintah interupsi dapat dijalankan. Untuk perintah interupsi individual akan
di jelaskan pada bagian yang lain. Jika bit ini di-reset, maka semua perintah
interupsi baik yang individual maupun yang secara umum akan di abaikan.
bit ini akan dibersihkan atau cleared oleh hardwere setelah sebuah interupsi di
jalankan dan akan di-set kembali oleh perintah RETI. Bit ini juga dapat di-set
dan di-reset melalui aplikasi SEI dan CLL.
 Bit 6 (T)
Merupakan bit copy storage. intruksi bit copy intruction BLD (Bit Load) and
BST (Bit Store) menggunakan bit ini sebagai asal atau tujuan untuk bit yang
telah dioperasikan. sebuah bit dari sebuah register dalam register file dapat
disalin ke dalam bit ini dengan menggunakan intruksi BST, dan sebuah bit di
dalam bit ini dapat di salin ke dalam bit di dalam register pada register file
dengan menggunakan perintah BLD.
 Bit 5 (H)
Merupakan bit Half Carry Flag. Bit ini menandakan sebuah Half Carry dalam
beberapa operasi aritmatika. Bit ini berfungsi dalam aritmatika BCD.
 Bit 4 (S)
Merupakan Sign Bit. Bit ini selalu merupakan sebuah eksklusif diantara
Negative Flag (N) dan two’s Complemen Overflow Flag (V).
 Bit 3 (V)
Merupakan bit Two’s Complemen Overflow Flag. Bit ini menyediakan fungsi
aritmatika dua komplemen.
 Bit 2 (N)
Merupakan bit Negative Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah hasil negatif di
dalam sebuah fungsi logika atau aritmatika.
 Bit 1 (Z)
Merupakan Bit Zero Flag. bit ini mengindikasikan sebuah hasil nol “0” dalam
sebuah fungsi aritmatika atau logika.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

 Bit 0 (C)
Merupakan bit Carry Flag. bit ini mengindikasikan sebuah Carry atau sistem
dalam sebuah aritmatika atau logika.
2.1.3.Arsitektur Mikrokontroller ATMega8

Gambar 2.4 Blok Diagram Fungsional ATmega8

2.1.4 Kebutuhan Clock ATMega8


Sumber clock pada ATMega8 secara garis besar ada 2 buah, yaitu clock internal dan
clock external. Untuk clock internal maksimum clock yang dapat digunakan adalah
8MHz, sedangkan untuk clock external maksimum clock yang dapat digunakan
adalah sebesar 16MHz. Lebih jelasnya mengenai berbagai macam sumber clock
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.4 Clock ATMega8
Device Clocking Option CKSEL3..0
External Crystal/Ceramic Resonator 1111 – 1010
External Low-frequency Crystal 1001
External RC Oscillator 1000 – 0101
Calibrated Internal RC Oscillator 0100 – 0001
External Clock 0000

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

2.1.5 Memori AVR ATMega 8


Memori atmega terbagi menjadi tiga yaitu :
a.Memori Flash
Memori Flas adalah memori ROM menjadi kode-kode program berada. Kata
Flash menunjukkan jenis ROM yang dapat di tulis dan di hapus secara elektrik.
memori flash terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian aplikasi dan bagian boot.
bagian aplikasi adalah bagian kode-kode program aplikasi berada. bagian boot adalah
bagian yang di gunakan khusus untuk booting awal yang dapat di program untuk
menulis bagian aplikasi tanpa melalui programmer / downloader, misalnya melalui
USART.
b.Memori Data
Memori data adalah memori RAM yang digunakan untuk keperluan program.
memori data terbagi menjadi empat bagian yaitu : 32 GPR (General Purphose
Register) adalah register khusus yang bertugas untuk membantu eksekusi program
oleh ALU (Aritmatich logic unit), dalam intruksi assembler setiap intruksi harus
melibatkan GPR.
Dalam bahasa C biasanya di gunakan untuk variabel global atau nilai balik
fungsi dan nilai-nilai yang dapat memperingan kerja ALU. Dalam istilah processor
komputer sehari-hari GPR dikenal sebagai “chace memory”. I/O register dan
Aditional I/O register adalah register yang di fungsikan khusus untuk mengendalikan
berbagai pheripheral dalam mikrokontroller seperti pin port, timer/counter, usart dan
lain-lain.
a.EEPROM
EEPROM adalah memori data yang dapat mengendap ketika chip mati (off),
digunakan untuk keperluan penyimpanan data yang tahan terhadap gangguan catu
daya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

Gambar 2.5 Peta Memori ATMEGA8

2.1.6 Timer / Counter 0

Timer Counter 0 adalah timer/counter yang dapat mencacah sumber pulsa/clock baik
dari dalam chip (timer) ataupun dari luar chip (counter) dengan kapasitas 8-bit atau
256 cacahan. Timer Counter dapat di gunakan untuk :
 Timer / Counter biasa
 Clear Timer On Company Match (Selain Atmega8)
 Generator frekuensi (selain ATMega8)
 Counter pulsa eksternal
2.1.7 Komunikasi Serial Pada ATMega8
Mikrokontroller AVR Atmega 8 memiliki port USART pada pin 2 dan pin 3 untuk
melakukan komunikasi data antara mikrokontroller dengan komputer.
USART dapat di fungsikan sebagai transmisi data sinkron, dan asinkron. Sinkron
berarti clock yang di gunakan antara transmiter dan receiver satu sumber clock.
Sedangkan asinkron berarti transmiter dan receiver mempunyai sumber clock sendiri
-sendiri. USART terdiri dalam tiga block yaitu clock generator, clock transmiter, dan
clock receiver. (Hari, 2012)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

2.1.8 Kelebihan (Fitur) Mikrokontroler AVR ATmega8

Mikrokontroler AVR ATmega8 merupakan CMOS dengan konsumsi daya


rendah, mempunyai 8-bit proses data (CPU) berdasarkan arsitektur AVR RISC.
Dengan mengeksekusi instruksi dalam satu (siklus) clock tunggal, ATmega8
memiliki kecepatan data rata-rata (throughputs) mendekati 1 MIPS per MHz, yang
memungkinkan perancang sistem dapat mengoptimalkan konsumsi daya dan
kecepatan pemrosesan.

1.Kinerja Tinggi, Low-power AVR® 8-bit Microcontroller


Seperti yang disebutkan Atmel dalam websitenya "The low-power Atmel 8-bit
AVR RISC-based microcontroller... The device supports throughput of 16 MIPS at 16
MHz and operates between 2.7-5.5 volts".
2.Kemajuan Arsitektur RISC
Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur Reduced Instruction Set (RISC) atau "
set instruksi Komputasi yang disederhanakan".
3.Daya Tahan Tinggi dan Segmen Memori non-volatile.
Mikrokontroler AVR memiliki daya tahan data (retensi data) 20 tahun ketika
suhu mencapai 85°C atau 100 tahun ketika suhu mencapai 25°C.
4.Fitur Perangkat
Mikrokontroler AVR memiliki fitur tambahan yang sangat membantu kita untuk
melakukan penelitian yang lebih baik, seperti terdapat ADC, PWM dan Timer.
5.Fitur Spesial
Mikrokontroler ini memiliki fitur menarik yang patut dicoba seperti 5
mode Sleep, eksternal dan internal interupsi, dan kalibrasi RC Oscillator internal.
6.Input Output dan Kemasan
ATmega8 mempunyai 23 jalur Program sehingga memungkinkan kita untuk
mengontrol lebih banyak device/ perangkat, seperti Tombol/ switch, LED, buzzer
dan LCD.
7.Tegangan yang Beroperasi dan Tingkat Kecepatan
ATmega8 memiliki operasi tegangan dari 2,7 Volt sampai 5,5 Volt. Ini sangat
membantu kita untuk menghemat listrik. Kecepatan maksimal bisa mencapai 16
MHz (tanpa overclock).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

8.Konsumsi daya ketika 4 Mhz, 3V, 25°C


ATmega8 membutuhkan arus yang sangat kecil dibanding komponen analog yang
biasa kita pakai. Hal ini dibuktikan dengan konsumsi daya yang dibutuhkan ketika
aktif saja hanya 3,6 mA, bahkan bisa mencapai 0,5 uA ketika power-down.
Kelebihan lainnya dari ATMega8 adalah :
 Dapat di isi data (write) dan di hapus (eraser) sampai 10.000 kali (untuk
flash) dan 100.000 kali untuk EEPROM
 Memiliki daya tahan data (retensi data) 20 tahun ketika suhu mencapai 85°C
atau 100 tahun ketika suhu mencapai program untuk Softwere Security.
(Winato, 2008) (Afrie 2006)

2.2 Sensor PIR

Sensor PIR (Passive Infrared Receiver) adalah sensor yang digunakan untuk
mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah. Sensor PIR bersifat pasif,artinya
sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar
infra merah dari luar.

Gambar 2.6 Sensor PIR

Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis PIR.
Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan akan terdeteksi
ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal: manusia) melewati sumber
infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda (misal: dinding), maka sensor akan
membandingkan pancaran infra merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga
jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor. Sensor
PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu :
a. Lensa Fresnel c. Sensor Pyroelektrik e. Komparator

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

b. Penyaring Infra Merah d. Penguat Amplifier

Gambar 2.7Bagian – bagian Sensor PIR

PIR tidak memancarkan apapun seperti IR LED. Sesuai dengan namanya


„Passive‟, sensor ini hanya merespon energi dari pancaran sinar inframerah pasif
yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi olehnya. Benda yang bisa dideteksi
oleh sensor ini biasanya adalah tubuh manusia. pancaran sinyal infra merah ditubuh
manusia dengan panjang gelombang 9,4 µm.
Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis PIR.
Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan akan terdeteksi
ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal: manusia) melewati sumber
infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda (misal: dinding), maka sensor akan
membandingkan pancaran infra merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga
jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor. Modul
PIR hanya membutuhkan tegangan input DC 5V cukup efektif untuk mendeteksi
gerakan hingga jarak 5 meter. Ketika tidak mendeteksi gerakan, keluaran modul
adalah LOW. Dan ketika mendeteksi adanya gerakan, maka keluaran akan berubah
menjadi HIGH. Adapun lebar pulsa HIGH adalah ±0,5 detik. Sensitifitas Modul PIR
yang mampu mendeteksi adanya gerakan pada jarak 5 meter memungkinkan kita
membuat suatu alat pendeteksi gerak dengan keberhasilan lebih besar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

Pada Penelitian ini digunakan Passive Infrared sensor, sensor ini akan
mengeluarkan respon sesaat ada perubahan panas. Perubahan keluaran PIR
merupakan lonjakan tegangan keluaran karena sensor ini termasuk jenis
pyroelectric sensor, maka perubahan tegangannya tidak tetap. Selain suhu tubuh
dalam keadaan normal, aktifitas manusia menyebabkan pembakaran energi
dalam tubuh. Perbedaan radiasi tersebut akan dapat direspon sensor PIR dengan
mengeluarkan tegangan keluaran. Sensor gerak menggunakan mudul PIR sangat
praktis dan mudah diaplikasikan karena modul PIR membutuhkan rentang tegangan
input DC 3-5Volt, cukup efektif untuk mendeteksi gerakan dari jarak 0,01 meter – 6
meter. Ketika tidak mendeteksi gerakan, keluaran modul PIR ini adalah rendah
(Low). Dan ketika mendeteksi adanya gerakan, maka keluaran akan berubah menjadi
tinggi (High). Sensor PIR tersebut dapat kita atur sendiri dari sisi jarak dan
penahanan waktu (holding time).
Dalam sistem pemantau rumah alat yang paling digunakan untuk pendeteksian
gerakan adalah menggunakan sensor PIR. Cara kerja dari alat ini menggunakan
konsep menangkap energy panas yang dihasilkan dari pancaran sinal inframerah
pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas nol mutlak. Seperti tubuh
manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius. Inframerah filter
dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar inframerah
pasif antara 7 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan
dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat
dideteksi oleh sensor PIR. http://e-belajarelektornika.com/sensor pir-passive.
2.2.1 Prinsip Kerja Sensor PIR
Pancaran infra merah masuk melalui lensa Fresnel dan mengenai sensor
pyroelektrik, karena sinar infra merah mengandung energi panas maka sensor
pyroelektrik akan menghasilkan arus listrik. Sensor pyroelektrik terbuat dari bahan
galium nitrida (GaN), cesium nitrat (CsNo3) dan litium tantalate (LiTaO3).
Arus listrik inilah yang akan menimbulkan tegangan dan dibaca secara analog
oleh sensor. Kemudian sinyal ini akan dikuatkan oleh penguat dan dibandingkan oleh
komparator dengan tegangan referensi tertentu (keluaran berupa sinyal 1-bit). Jadi
sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1, 0 saat sensor tidak mendeteksi
adanya pancaran infra merah dan 1 saat sensor mendeteksi infra merah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

Sensor PIR didesain dan dirancang hanya mendeteksi pancaran infra merah
dengan panjang gelombang 8-14 mikrometer. Diluar panjang gelombang tersebut
sensor tidak akan mendeteksinya. Untuk manusia sendiri memiliki suhu badan yang
dapat menghasilkan pancaran infra merah dengan panjang gelombang antara 9-10
mikrometer (nilai standar 9,4 mikrometer), panjang gelombang tersebut dapat
terdeteksi oleh sensor PIR. (Secara umum sensor PIR memang dirancang untuk
mendeteksi manusia). (Catur Edi Widodo.2004)
2.2.2 Jarak pancar sensor PIR
Pada umumnya sensor PIR memiliki jangkauan pembacaan efektif hingga 5
meter, dan sensor ini sangat efektif digunakan sebagai human detector. Sensor PIR
memiliki jangkauan jarak yang bervariasi, tergantung karakteristik sensor. Proses
penginderaan sensor PIR dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.8 Jarak Pancar Sensor PIR


2.3 LED
Light Emitting Dioda atau LED,adalah yang paling banyak digunakan untuk
semua jenis dioda semikonduktor yang tersedia saat ini dan biasanya digunakan di
TV dan tampilan warna.LED adalah jenis dioda yang paling terlihat,yang
memancarkan bandwidth yang cukup kecil dari cahaya tampak pada panjang
gelombang warna yang berbeda,cahaya infra merah yang tak terlihat untuk kontrol
jarak yang jauh atau cahaya jenis laser saat arus maju melewatinya.cara kerja LED
merupakan dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub positif(P)dan kutub
negative(N).LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan
maju(bias forwad)dari noda menuju ke katoda.dioda pemancarkan cahaya atau LED

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

seperti yang lebih sering disebut,pada dasarnya hanyalah tipe dioda khusus karena
memiliki karakteristik listrik yang sangat mirip dengan dioda junction PN.ini berarti
bahwa LED akan melewati arus kearah depannya namun menghalangi aliran arus
dalam arah sebaliknya.
Dioda pemancar cahaya dibuat dari lapisan yang sangat tipis dari bahan
semikonduktor yang cukup banyak didoping dan tergantung pada bahan
semikonduktor yang digunakan dan jumlah doping ,saat bias maju ,sebuah LED akan
memancarkan cahaya berwarna pada panjang gelombang spektral tertentu.ketika
dioda bisa maju ,electron dari pita konduksi semikonduktor bergabung kembali
dangan lubang dari pita valensi yang melepaskan energy yang cukup untuk
menghasilkan foton yang memancarkan cahayamonokromatik(warna tunggal).karena
lapisan tipis ini sejumlah foton yang layak dapat meninggalkan persimpangan dan
memancarkan produksi yang menghasilkan cahaya berwarna.kemudian kita dapat
mengatakan bahwa ketika dioperasikan dalam arah bias maju bias dioda pemancar
cahaya (LED).adalah perangkat semikonduktor yang mengubah energi listrik
menjadi energy cahaya.

Konstruksi LED
Kontruksi Dioda pemancar cahaya sangat berbeda dengan dioda sinyal normal.
junction PN dari sebuah LED dikelilingi oleh resin epoxy plastik keras transparan
berbentuk hemispherical atau badan yang melindungi LED dari getaran dan kejutan.
Anehnya, persimpangan LED tidak benar-benar memancarkan cahaya sebanyak itu
sehingga body epoxy resin dibangun sedemikian rupa sehingga foton cahaya yang
dipancarkan oleh persimpangan dipantulkan jauh dari dasar substrat sekitarnya
dimana dioda dilekatkan dan terfokus ke atas. melalui bagian atas kubah LED, yang
dengan sendirinya berfungsi seperti lensa yang memusatkan jumlah cahaya. Inilah
sebabnya mengapa cahaya yang dipancarkan tampak paling terang di bagian atas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

LED. Namun, tidak semua LED dibuat dengan kubah berbentuk hemispherical untuk
cangkang epoxy mereka. Beberapa indikasi LED memiliki konstruksi berbentuk segi
empat atau berbentuk silinder yang memiliki permukaan datar di atas atau body
mereka dibentuk menjadi batang atau panah. Umumnya, semua LED dihasilkan
dengan dua kaki menonjol dari bagian bawah body. Juga, hampir semua dioda
pemancar cahaya modern memiliki katoda, terminal ( - ) yang diidentifikasi oleh
notch atau titik datar pada body atau oleh sebab katoda yang lebih pendek dari yang
lain karena anoda ( + ) lebih panjang dari pada katoda (k). Tidak seperti lampu pijar
biasa dan bohlam yang menghasilkan panas dalam jumlah besar saat diterangi, LED
menghasilkan generasi cahaya "dingin" yang menghasilkan efisiensi tinggi daripada
"bola lampu" normal karena sebagian besar energi yang dihasilkan terpancar jauh di
dalam yang terlihat. spektrum. Karena LED adalah perangkat solid-state, mereka bisa
sangat kecil dan tahan lama dan memberikan masa pakai lampu lebih lama dari pada
sumber cahaya biasa. (Dariyanto.2008)

2.3.1.Warna LED(Light Emitting Diode)


Jadi bagaimana sebuah dioda pemancar cahaya atau LED mendapatkan
warnanya. Tidak seperti dioda sinyal normal yang dibuat untuk pendeteksian atau
pembesaran daya, dan yang terbuat dari bahan semikonduktor Germanium atau
Silikon, Dioda Pemancar Cahaya (LED) dibuat dari senyawa semikonduktor exotic
seperti Gallium Arsenide (GaAs), Gallium Phosphide (GaP), Gallium Arsenide
Phosphide (GaAsP), Silicon Carbide (SiC) or Gallium Indium Nitride (GaInN)
semuanya dicampur bersama pada rasio yang berbeda untuk menghasilkan panjang
gelombang warna yang berbeda. Senyawa LED yang berbeda memancarkan cahaya
di daerah tertentu dari spektrum cahaya tampak dan karena itu menghasilkan tingkat
intensitas yang berbeda. Pilihan yang tepat dari bahan semikonduktor yang
digunakan akan menentukan panjang gelombang keseluruhan dari emisi cahaya foton
dan karenanya menghasilkan warna cahaya yang dipancarkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

Tabel 2.5 Warna LED


Karakteristik LED yang khas

Bahan Panjang Warna VF @


20mA
Semikonduktor Gelombang

GaAs 850-940nm Infra-Red 1.2v

GaAsP 630-660nm Merah 1.8v

GaAsP 605-620nm Amber 2.0v

GaAsP:N 585-595nm Kuning 2.2v

AlGaP 550-570nm Hijau 3.5v

SiC 430-505nm Biru 3.6v

GaInN 450nm Putih 4.0v

Dengan demikian, warna sebenarnya dari dioda pemancar cahaya ditentukan


oleh panjang gelombang cahaya yang dipancarkan, yang pada gilirannya ditentukan
oleh senyawa semikonduktor aktual yang digunakan dalam pembentukan
junction PN selama pembuatan. Oleh karena itu warna cahaya yang dipancarkan oleh
LED tidak ditentukan oleh pewarnaan body plastik LED meskipun sedikit berwarna
untuk meningkatkan output cahaya dan untuk menunjukkan warnanya saat tidak
diterangi oleh pasokan listrik. Dioda pemancar cahaya tersedia dalam berbagai warna
dengan warna merah, amber, kuning dan hijau yang paling umum dan dengan
demikian banyak digunakan sebagai indikator visual dan sebagai tampilan lampu
bergerak. LED berwarna biru dan putih yang baru dikembangkan juga tersedia
namun cenderung jauh lebih mahal daripada warna standar normal karena biaya
produksi menggabungkan dua atau lebih warna kombinasi pada rasio yang tepat di
dalam senyawa semikonduktor dan juga dengan menyuntikkan atom nitrogen ke
dalam struktur kristal selama proses doping.
Dari tabel di atas kita dapat melihat bahwa dopant tipe-P utama yang
digunakan dalam pembuatan LED adalah Gallium (Ga, atom nomor 31) dan bahwa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

dopant tipe utama yang digunakan adalah Arsenic (As, atom number 33)
memberikan senyawa yang dihasilkan dari struktur kristal Gallium Arsenide (GaAs).
Masalah dengan menggunakan Gallium Arsenide sendiri sebagai senyawa
semikonduktor adalah memancarkan radiasi infra merah dalam jumlah besar (sekitar
850nm-940nm) dari persimpangan saat arus maju mengalir melewatinya. Jumlah
cahaya infra merah yang dihasilkannya oke untuk remote control televisi namun
tidak terlalu berguna jika kita ingin menggunakan LED sebagai lampu penunjuk.
Tapi dengan menambahkan Fosfor (P, nomor atom 15), sebagai dopant ketiga,
panjang gelombang keseluruhan radiasi yang dipancarkan dikurangi menjadi di
bawah 680nm yang memberi cahaya merah yang terlihat pada mata manusia.
Penyempurnaan lebih lanjut dalam proses doping Junction PN telah menghasilkan
berbagai warna yang mencakup spektrum cahaya tampak seperti yang telah kita lihat
di atas serta panjang gelombang infra merah dan ultra-violet. Dengan
menggabungkan berbagai senyawa semikonduktor, logam dan gas, daftar LED
berikut dapat diproduksi.

2.3. 2. Jenis LED (Light Emitting Diode)


 Gallium Arsenide (GaAs) - infra-merah
 Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP) - merah menjadi infra-merah, orange
 Aluminium Gallium Arsenide Phosphide (AlGaAsP) - kecerahan tinggi
merah, oranye-merah, oranye, dan kuning
 Gallium Phosphide (GaP) - merah, kuning dan hijau
 Aluminium Gallium Phosphide (AlGaP) – hijau
 Gallium Nitride (GaN) - hijau, hijau zamrud
 Gallium Indium Nitride (GaInN) - dekat ultraviolet, hijau-kebiruan dan biru
 Silicon Carbide (SiC) - biru sebagai substrat
 Seng Selenida (ZnSe) – biru
 Aluminium Gallium Nitrida (AlGaN) - ultraviolet
Seperti dioda Junction PN konvensional, LED adalah perangkat yang
bergantung arus dengan tegangan turun ke depannya VF, tergantung pada senyawa
semikonduktor (warnanya yang ringan) dan pada arus LED bias maju. LED yang
paling umum memerlukan tegangan operasi maju antara sekitar 1.2 sampai 3.6 volt

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

dengan nilai arus maju sekitar 10 sampai 30 mA, dengan 12 sampai 20 mA


merupakan rentang yang paling umum. Baik tegangan operasi maju dan arus maju
berbeda-beda tergantung pada bahan semikonduktor yang digunakan namun titik di
mana konduksi dimulai dan cahaya dihasilkan sekitar 1.2V untuk LED merah standar
menjadi sekitar 3.6V untuk LED biru. Penurunan tegangan yang tepat tentu saja
tergantung pada pabrikan karena bahan dopant dan panjang gelombang yang berbeda
digunakan. Penurunan tegangan LED pada nilai saat tertentu, misalnya 20mA, juga
akan tergantung pada titik konduksi awal VF. Sebagai LED secara efektif merupakan
dioda, kurva arus maju ke kurva karakteristik tegangan dapat diplot untuk setiap
warna dioda seperti yang ditunjukkan di bawah ini.

2.4 Power supplay


Power supplay sebagai alat atau perangkat keras yang mampu menyuplai tenaga
atau tegangan listrik secara langsung dari sumber tegangan listrik ke tegangan listrik
yang lainnya. Power supply biasanya digunakan untuk komputer sebagai penghantar
tegangan listrik secara langsung kepada komponen-komponen atau perangkat keras
lainnya yang ada di komputer tersebut, seperti hardisk, kipas, motherboard dan lain
sebagainya. Power supply memiliki input dari tegangan yang berarus alternating
current (AC) dan mengubahnya menjadi arus direct current (DC) lalu
menyalurkannya ke berbagai perangkat keras yang ada di komputer . Karena
memang arus direct current (DC)-lah yang dibutuhkan untuk perangkat keras aga
dapat beroperasi, direct current biasa disebut juga sebagai arus yang searah
sedangkan alternating current merupakan arus yang berlawanan. (Agfianto.2002)

Gambar 2.9 Power Suplay

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

2.5 Sistem otomatis


Sistem otomatis dapat didefinisikan sebagai suatu teknologi yang berkaitan
dengan aplikasi mekanik, elektronik dan sistem yang berbasis komputer (komputer,
PLC atau mikro). Semuanya bergabung menjadi satu untuk memberikan fungsi
terhadap manipulator (mekanik) sehingga akan memiliki fungsi tertentu. Sejarah
perkembangan sistem otomasi bermula dari governor sentrifugal yang berfungsi
untuk mengontrol kecepatan mesin uap yang dibuat oleh james watt pada abad ke
delapan belas. Dengan semakin berkembangnya komputer maka peran-peran dari
sistem otomasi konvensional yang masih menggunakan peralatan-peralatan mekanik
sederhana sedikit demi sedikit memudar. Penggunaan komputer dalam suatu sistem
otomasi akan menjadi lebih praktis karena dalam sebuah komputer terdapat milliaran
komputasi dalam beberapa milli detik, ringkas karena sebuah PC memiliki ukuran
yang relatif kecil dan memberikan fungsi yang lebih baik daripada pengendali
mekanis. Terdapat tiga elemen dasar yang menjadi syarat mutlak bagi sistem
otomasi, yaitu power, program dan sistem kontrol yang kesemuanya untuk
mendukung proses dari sistem otomasi tersebut.
a. Power
Power atau bisa dikatakan sumber energi dari sistem otomasi berfungsi untuk
menggerakan semua komponen dari sistem otomasi. Sumber energi bisa
menggunakan energi listrik dan baterai, semuanya tergantung dari tipe sistem
otomasi itu sendiri.
b. Program
Proses kerja dari sistem otomasi mutlak memerlukan sistem kontrol baik
menggunakan mekanis, elektronik ataupun komputer. Untuk program instruksi atau
perintah pada sistem kontrol mekanis maupun rangkaian elektronik tidak
menggunakan bahasa pemrograman dalam arti sesungguhnya, karena sifatnya yang
analog. Untuk sistem kontrol yang menggunakan komputer dan keluarganya
mikrokontroller maupun PLC bahasa pemrograman merupakan hal yang wajib ada.
c. Sistem kontrol
Sistem kontrol merupakan bagian penting dalam sistem otomasi. Apabila suatu
sistem otomasi dikatakan layaknya semua organ tubuh manusia seutuhnya maka
sistem kontrol merupakan bagian otak ataupun pikiran, yang mengatur dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

keseluruhan gerak tubuh. Sistem kontrol dapat tersusun dari komputer,rangkaian


elektronik sederhana, peralatan mekan. http://masbarron.blogspot.com//2011.html
2.6.Bahasa Pemrograman C
Bahasa C dikembalikan pada lab Bell pada tahun 1978,oleh Dennis Ritch dan
Brian W.Kernighan .pada tahun 1983 dibuat standar C yaitu standar
ANSI(American National Standars Institute),yang digunakan sebagai referensi dari
berbagai versi C yang beredar dewasa ini termasuk turbo C.
Dalam beberapa literature,bahasa C digolongkan bahasa level menengah karena
bahasa C mengkombinasikan elemen bahasa tinggi dan elemen bahasa
rendah.kemudahan dalam level rendah merupakan tujuan diwujudkannya bahasa
C,pada tahun 1985 lahirlah pengembangan ANSI C yang dikenal dengan C++
(diciptakan oleh bjarne struostru dari AT %TLab).bahasa C++ adalah pengembangan
dari bahasa C,bahasa c++ mendukung konsep pemrograman beriorientasi objek dan
pemrograman berbasis windows.
Sampai sekarang bahasa C++ terus berkembang dan hasil perkembangannya
muncul bahasa baru pada tahun 1995(merupakan keluarga C dan C++ yang
dinamakan java).istilah prosedur dan fungsi dianggap sama dan disebut dengan
fungsi saja.hal ini karena di C++ sebuah prosedur pada dasarnya adalah sebuah
fungsi yang tidak memiliki tipe data kembalian (void).hingga kini bahasa ini masih
populer dan penggunaannya tersebar diberbagai platform dari windows sampai linux
dan dari PC hingga main frame.
Ada pun kekurangan dan bahasa C sebagai berikut:
 Kelebihan Bahasa C:
- Bahasa C tersedia hampir disemua jenis computer.
- kode bahasa C sifatnya adalah portable dan fleksibel untuk semua jenis
computer.
- Bahasa C hanya menyediakan sedikit kata-kata kunci.hanya terdapat 32
kata kunci
- Proses executable program bahasa C lebih cepat
- Dukungan pustaka yang banyak
- C adalah bahasa yang terstruktur
- Bahasa C termasuk bahasa tingkat menengah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

Penempatan ini hanya menegaskan bahwa C bukan bahasa pemrograman yang


beriorientasi pada mesin.yang merupakan ciri bahasa tingkat rendah.melainkan
berorientasi pada obyek tetapi dapat diinterprestasikan oleh mesin dengan
cepat.secepat bahasa mesin.inilah salah satu kelebihan c yaitu memiliki kemudahan
dalam menyusun programnya semudah bahasa tingkat tingkat namun dalam
mengesekusi program secepat bahasa tingkat rendah.
 Kekurangan Bahasa C :
- Banyaknya operator serta fleksibilitas penulisan program kadang-kadang
membingungkan pemakai.
- Bagi pemula pada umumnya akan kesulitan menggunakan pointer.

2.7 Struktur Bahasa C


a) Program bahasa C tersusun atas sejumlah blok fungsi.
b) Setiap fungsi terdiri dari satu atau beberapa pernyatan untuk melakukan suatu
proses tertentu.
c) Tidak ada perbedaan antara prosedur dan fungsi.
d) Setiap program bahasa C mempunyai suatu fungsi dengan
nama”main”(program utama).
e) Fungsi bisa diletakkan diatas atau dibawah fungsi “main”
f) Setiap statemen diakhiri dengan semicolon(titik koma).

2.7.1 Pengenal
Pengenal (identifier)merupakan sebuah nama yang didefisikan oleh pemrograman
untuk menunjukkan identitas dari sebuah konstanta,variable,fungsi,label,atau tipe
data khusus.pemberian nama sebuah pengenal dapat ditentukan bebas sesuai
keinginan pemrograman tetapi harus memenuhi antara berikut:
 Karakter pertama tidak boleh menggunakan angka
 Karakter kedua dapat berubah huruf,angka,atau garis bawah
 Tidak boleh menggunakan spasi.
 Bersifat Case Sensitive,yaitu harus capital dan huruf kecil dianggap berbeda.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

 Tidak boleh menggunakan kata-kata yang merupakan sitaks maupun operator


dalam pemrograman C,misalnya:Void,short,const,if,static,bit,long,case,do,sw
itch dll

2.7.2 Tipe Data


Tipe data merupakan suatu hal yang penting untuk kita ketahui pada saat belajar
bahasa pemrograman.kita harus dapat menentukan tipe data yang tepat untuk
menampung sebuah data,baik itu data berupa bilangan numeric ataupun karakter.hal
ini bertujuan agar program yang kita buat tidak membutuhkan pemesan kapling
memori yang berlebihan.seorang programmer yang handal harus dapat memilih dan
menentukan tipe data apa yang seharusnya digunakan dalam pembuatan sebuah
program.secara garis besar tipe data pada bahasa C dibagi menjadi beberapa bagian
antara lain sebagai berikut
Macam-Macam Tipe Data Pada Bahasa C:
1.Tipe Data Karakter
Sebuah karakter,baik itu berupa huruf atau angka dapat disimpan pada sebuah
variable yang memiliki tipe data char dan unsigned char.besarnya data yang dapat
disimpan pada variable yang bertipe data char adalah -127- 127.sedangkan untuk tipe
data insigned char adalah 0-255.pada dasarnya setiap karakter memiliki nilai
ASCII,nilai inilah yang sebetulnya disimpan pada variable yang bertipe data karakter
ini.

2.Tipe Data Bilangan Bulat


Tipe data bilangan bulat atau dapat disebut juga bilangan desimal merupakan
sebuah bilangan yang tidak berkoma.pada bahasa C terdapat bermacam-macam tipe
data yang dapat kita gunakan untuk menampung bilangan bulat.kita dapat
menyesuaikan penggunaan tipe data dengan terlebih dahulu memperhitungkan
seberapa besar nilai yang akan kita simpan.contohnya seperti berikut,kita akan
melakukan operasi penjumlahan nilai 300 dan 100 dan hasilnya akan disimpan pada
variable c.jika dilhat,hasil dari penjumlahan tersebut nilainya akan lebih besar dari
255 dan nilainya pasti positif ,oleh karena itu sebaiknya kita menggunakan tipe data
unsigned int.namun berbeda halnya jika saya ingin melakukan operasi pengurangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

-5 - 300,jika dilihat hasilnya akan negative maka selayaknya digunakan variable


dengan tipe dengan tipe data int.
3.Tipe Data Bilangan Berkoma
Pada bahasa C terdapat dua buah tipe data yang berfungsi untuk menampung
data yang berkoma.tipe data tersebut adalah float dan double.double lebih memiliki
panjang data yang lebih banyak dibandingkan float.tipe data double dapat digunakan
jika kita membutuhkan variable yang dapat menampung tipe data berkoma yang
benilai besar.
Tabel 2.6 Tipe Data
Tipe Data Ukuran Jangkauan Nilai
Bit 1 byte 0 atau 1
Char 1 byte -128 s/d 127
Unsigned Char 1 byte 0 s/d 255
Signed char 1 byte -128 s/d 127
Int 2 byte -32.768 s/d 32.767
Short int 2 byte -32.768 s/d 32.767
Unsigned int 2 byte 0 s/d 65.535
Signed Int 2 byte -32.768 s/d 32.767
Long Int 4 byte -2.147.483.648 s/d
2.147.483.647
Unsigned Long Int 4 byte 0 s/ 4.294.967.295
Signed Long Int 4 byte -2.147.483.648 s/d
2.147.483.647
Float 4 byte 1.2*10-38 s/d 3.4*10+38
Double 4 byte 1.2*10-38 s/d 3.4*10+38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

2.7.3 Konstanta Dan Variable


Konstanta dan variable merupakan sebuah tempat untuk menyimpan data yang
berada didalam memori.konstanta berisi data nilainya tetap dan tidak dapat diubah
selama program dijalankan,sedangkan variable berisi data yang bisa berubah
nilainya pada saat program dijalankan.
2.7.4 IDENTIFIER
Identifier atau nama pengenal adalah nama yang ditentukan sendiri oleh
pemrogram yang digunakan untuk menyimpan nilai,misalnya nama variable,nama
konstanta,mana suatu elemen(misalnyya:nama fungsi,nama tipe data,dll).
Identifier punya ketentuan sebagai berikut:
1.Maksimum 32 karakter (bila lebih dari 32 karakter maka yang diperhatikan
hanya 32 karakter pertama saja.
2.Case sensitive :membedakan huruf besar dan huruf kecilnya.
3.Karakter pertama harus karakter atau undersone (_).selebihnya boleh angka
4.Tidak boleh mengandung spasi atau blank.
5.Tidak boleh menggunakan kata yang sama dengan kata kunci dan fungsi.
http://buletin.melsa.net.id/okt/1020/bahasa-c.htm

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

BAB 3
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

3.1 Diagram Blok Sistem


Untuk mempermudah dalam mempelajari dan memahami cara kerja alat ini,
maka sistem perancangan dibuat berdasarkan diagram blok dimana tiap blok
mempunyai fungsi dan cara kerja tertentu. Adapun diagram blok dari system yang
dirancang adalah sebagai berikut :

POWER
SUPPLY

PIR 1 DRIVER 1 LED 1

ATEMEGA LED 2
PIR 2 DRIVER 2
8

DRIVER 3 LED 3
PIR 3

Gambar 3.1.Diagram Blok Rangkaian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

3.1.1 Fungsi Tiap Blok

1. Blok sensor (Passive Infrared Receiver): sebagai receiver guna sebagai


penerima energy panas yang dikeluarkan pada tubuh manusia pada suatu
ruangan.
2. Blok Mikrokontroler: Sebagai alat pengolahan data digital dan analog
3. Blok Driver: untuk mengendalikan perangkat keras
4. Blok Led:Sebagai output dari sensor LDR.
5. Power Supply
Fungsi : mensupply seluruh sistem.
3.2. Rangkaian ICMikrokontroller ATMega8
Dari gambar 3.2 Rangkaian tersebut berfungsi sebagai pusat kendali dari
seluruh sistem yang ada. Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC
Mikrokontroler ATMega8. Semua program diisikan pada memori dari IC ini
sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.
Pin 9 dan 10 dihubungkan ke XTAL 16 MHz dan dua buah kapasitor 22pF.
XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroller ATMega8 dalam
mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 1 merupakan masukan reset (aktif
rendah). Pulsa transisi dari tinggi kerendahakan me-reset mikrokontroler ini.
Untuk men-download file heksa decimal kemikrokontroler, Mosi, Miso, Sck,
Reset, Vcc dan Gnd dari kaki mikrokontroler dihubungkan ke Jack 10 Pin header
sebagai konektor yang akan dihubungkan ke ISP Programmer. Dari ISP Programmer
inilah dihubungkan ke computer melalui port paralel.Kaki Mosi, Miso, Sck, Reset,
Vcc dan Gnd pada mikrokontroler terletak pada kaki 17, 18, 19, 1, 7 dan 8. Apabila
terjadi keterbalikan pemasangan jalur ke ISP Programmer, maka pemograman
mikrokontroler tidak dapat dilakukan karena mikrokontroler tidak akan bisa
merespon. Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMEGA8 dapat dilihat
pada gambar 3.2 di bawah ini :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

Gambar 3.2 Rangkaian Mikrokontroller ATMEGA8

3.3. Rangkaian Power Supply Adaptor (PSA)


Rangkaian ini berfungsi untuk memberikan supply tegangan keseluruh
rangkaian yang di rancang. Rangkaian Power Supply Adaptor (PSA) ini dibuat
terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt. Keluaran 5 volt digunakan untuk
mensupplay tegangan keseluruh rangkaian yang menggunakan supply sebesar 5 Volt.
Untuk membuat dan mengatur tegangan menjdi 5 volt menggunakan sebuah IC
penstabil tegangan dengan type LM7805. Sedangkan keluaran 12 volt digunakan
untuk mensupply heater pada rangkaian, pada output 12 volt ini tidak mengunakan
IC regulator karena output dari trafo 12 volt.ditunjukkan pada gambar 3.3 berikut ini
:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

Gambar 3.3 Rangkaian Power Supplay Adaptor (PSA)

3.4 Rangkaian LED


Pada alat ini, LED yang digunakan adalah ultrabright dengan tegangan 3,3 volt.
Fitur dan spesifikasi high power light emitting diode 3 watt:
 Catu daya tipikal 3,6 volt
 Arus berkesinambungan / continuous current: IF= 700 mA
Skema dari rangkaian LED dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.4. Rangkaian LED

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

3.5 Rangkaian Sensor PIR


Sensor PIR ini hanya bereaksi pada tubuh manusia saja disebabkan karena
adanya IR Filter yang menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif.IR filter
dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif
antara8 sampai 14 mikrometer,sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari
tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat
dideteksi oleh sensor.
Jika,ketika seseorang berjalan melewati sensor,sensor akan menangkap
pancaran sinar infamerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang memiliki
suhu yang berbeda dari lingkungan sehingga menyebabkan material pyroelectric
bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energy panas yang dibawah oleh
sinar inframerah pasif tersebut.kemudian sebuah sirkut amplifier yang ada
menguatkan arus tersebut yang kemudian dibandingkan oleh komparator sehingga
menghasilkan output digital,ketika ada manusia outputnya high dan ketika tidak
manusia outputnya low.

Gambar 3.5.Rangkaian Sensor PIR

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

3.6Rangkaian Drive Relay


Driver Relay digunakan untuk menghidupkan dan memadamkan lampu.drive
ini terdiri dari komponen resistor,dioda,transistor dan relay.ketika rangkaian ini
mendapat sinyal low dari mikrokontroler,maka relay akan menutup atau membuka
jalur suplai daya lampu.

Gambar 3.6.Rangkaian drive Relay

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

3.7.FLOWCHART SYSTEM

mulai

INISIALISASI

IF SENSOR 1 Y
=1 LED 1 = 1

IF LED 1 = 0

IF SENSOR Y LED 2 =
2=1 1

T
IF LED 2
=0

IF SENSOR 3 Y LED 3 =
=1 1

T
LED 3 =
1

selesai

Gambar 3.7 FLOWCHART

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian IC Mikrokontroller ATmega8


ATMega8 menggunakan kristal dengan frekuensi 8 MHz, apabila Chip Signature
sudah dikenali dengan baik dan dalam waktu singkat, bisa dikatakan rangkaian
mikrokontroler bekerja dengan baik dengan mode ISP-nya. Tabel dibawah ini
merupakan hasil pengukuran pada IC Mikrokontroler ATMega8, pengukuran
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah mikrokontroler bekerja dengan
baik atau tidak.
Tabel 4.1 Pengukuran Pin IC Mikrokontroler Atmega8
NO PIN TEGANGAN (V)
1 4,95
2 0,5
3 1,9
4 0,3
5 0,05
6 1,2
7 4,95
8 0,09
9 2,51
10 2,53
11 0,5
12 0,51
13 0,36
14 0,50
15 0,04
16 0,04
17 0,05
18 0,37

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

19 0,04
20 4,95
21 4,95
22 0,01
23 0
24 0,01
25 0.15
26 0,48
27 0,81
28 0,01

Gambar 4.1.Pengujian Mikrokontroler ATMEGA 8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

4.2 Pengujian Driver


Driver Relay ini terdiri dari komponen resistor, diode, transistor dan relay.
Ketika rangkaian ini mendapat sinyal low dari mikrokontroller, maka relay akan
bergerak menutup atau membka jalur suplay daya lampu dengan prinsip
elektromekanis, sehingga prinsip kerjanya seperti saklar.

#include <mega8>

#include <delay.h>

void main(void)

DDRB=0xff;

PORTB=0x00;

DDRC=0xff;

PORTC=0x00;

DDRD=0x00;

PORTD=0x00;

while (1)

PORTC=0xff;

delay_ms(1000);

PORTC=0x00;

delay_ms(1000);

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

4.3. Pengujian Rangkaian Power Supply

Pengujian rangkaian power supply ini bertujuan untuk mengetahui tegangan


yang dikeluarkan oleh rangkaian tersebut, dengan mengukur tegangan keluaran dari
power supply menggunakan multimeter digital. Setelah dilakukan pengukuran maka
diperoleh besarnya tegangan keluaran sebesar 5 volt. Dengan begitu dapat dipastikan
apakah terjadi kesalahan terhadap rangkaian atau tidak. Jika diukur, hasil dari
keluaran tegangan tidak murni sebesar 5 Volt hasil tersebut dikarenakan beberapa
faktor, diantaranya kualitas dari tiap-tiap komponen yang digunakan nilainya tidak
murni. Berikut ini tabel hasil pengujian Power Supply Adaptor (PSA).
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Power Supply Adaptor (PSA)
Pin 1 Pin 2
(Input) (Output)
11,94 4,96

Gambar 4.3. Pengukuran Pada Tegangan input Power Suplai

4.4. Pengujian Rangkaian LED

Rangkaian led yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 4 buah da memiliki
spesifikasi yang sama. Led akan bertindak sebagai lampu/indikator output dari
respon sms yang diterima oleh mikrokontroller. Karena led yang di gunakan
memiliki tegangan 3 volt dan arus 700 mA, maka agar tidak membebani port

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

mikrokontroller, pin output dari mikro di hubungkan dengan transistor c945 yang
bertindak sebagai penguat arus. Adapun program yang digunakan untuk menguji
apakah rangkaian led sudah berfungsi atau tidak adalah sebagai berikut.
Int led1=9;
Int led1=10;
Int led1=11;
Int led1=12;

Void main(){
pinMode(9600);
}
Void loop(){
digitalWrite(led1,HIGH);
digitalWrite(led2,HIGH);
digitalWrite(led3,HIGH);
digitalWrite(led4,HIGH);
delay(1000);
digitalWrite(led1,LOW);
digitalWrite(led2,LOW);
digitalWrite(led3,LOW);
digitalWrite(led4,LOW);
delay(1000);
}
Program diatas akan menghidupkan 4 led dari PORTC.0-PORTC.3 secara bersamaan
dan mati juga secara bersamaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

Gambar 4.4 Pengujian LED

4.5.Pengujian Sensor PIR (Passive Infra Red)


Sensor PIR ini merupakan sensor untuk mendeteksi gerakan manusia dalam
jangkauan tertentu, sensor ini sudah dalam bentuk modul yang terdiri Lensa Fresnel,
IR filter, Pyroelectric sensor dan Comparator sehingga output dari sensor ini sudah
dalam bentuk high (5 volt) dan low(0 volt), ketika ada manusia outputnya high dan
ketika tidak ada manusia outputnya low.
Tabel 2.Hasil Pengujian PIR

Posisi tangan dikotak LED 1 LED 2 LED 3


1 Hidup Mati Mati
2 Mati Hidup Mati
3 Mati Mati Hidup

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

Kotak 1

Kotak 2

Kotak 3
Gambar 4.5.Pengujian Sensor PIR

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

int pir1=A0;
int pir2=A1;
int pir3=A2;
void setup() {
Serial.begin(9600);
pinMode(pir1, INPUT);
pinMode(pir2, INPUT);
pinMode(pir3, INPUT);
}
void loop() {
Serial.print(digitalRead(pir1));
Serial.print(digitalRead(pir2));
Serial.println(digitalRead(pir3));
delay(100);
}

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

BAB V
PENUTUP

5.1.KESIMPULAN
Setelah melakukan tahap perancangan dan pembuatan sistem yang kemudian
dilanjutkan dengan tahap pengujian dan analisa maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1.Pengujian berhasil dengan baik
2.Alat telah dapat mengontrol data berikut sesuai dengan sinyal yang dikirim melalui
LED 1,LED 2,LED 3

5.2.SARAN
Dari hasil Tugas Akhir ini masih terdapat beberapa kekurangan dan dimungkinkan
untuk pegembangan lebih lanjut.oleh karenanya penulis perlu untuk memberi saran-
saran sebagai berikut
1.Penempatan alat atau sensor harap memperhatikan posisi yang biasa ditempati ole
manusia(pengguna)seperti meja kerja dan pintu agar pendeteksiannya lebih baik.
2.Untuk mendukung sistem ini dalam menghemat pengguan energy listrik
(lampu)disarankan setiap ruangan memiliki jendela agar cahaya dan udara dari luar
dapat masuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

DAFTAR PUSTAKA

Eko Putra,Agfianto.2002.Teknik Antarmuka Komputer Konsep dan Aplikasi.


Yogyakarta:Graha Illmu
Catur Edi Widodo &Retna Prasetia.2004.Teori dan Praktek Interfacing Port
Serial Komputer dengan VisualBasic 6.0.Yogyakarta:Andi.
Daryanto,Drs.2008.Pengetahuan Teknik Elektronika .Jakarta:Bumi Aksara
Setiawan,Afrie.2006.Aplikasih Mikrokontroler ATMEGA 8.Jakarta:Andi Pratama
https://buletin.melsa.net.id/okt/1020/bahasa-c.htm
Di akses Pada Tanggal 12 April 2018
https://masbarron.blogspot.com/2011/04/ic-max232.html
Di akses Pada Tanggal 12 April 2018
http://maxup01.blogspot.com//2011/12/cara-kerja-sensor-pir.html
Di akses Pada Tanggal 15 April 2018
http://e-belajarelektronika.com/sensor-gerak-pir-passive-infra-red/
Di akses Pada Tanggal 15 April 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

RANGKAIAN LENGKAP

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

PROGRAM LENGKAP

int led= 9;

int led1= 10;

int led2= 11;

int pir= A0;

int pirA= A1;

int pirB= A2;

int pir1= LOW;

int val=0;

void setup() {

pinMode (led, OUTPUT);

pinMode (led1, OUTPUT);

pinMode (led2, OUTPUT);

pinMode (pir, INPUT);

pinMode (pirA, INPUT);

pinMode (pirB, INPUT);

Serial.begin(9600);

void loop() {

val= digitalRead(pir);

if(val == HIGH){digitalWrite(led, HIGH);

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

if(pir1== LOW){

pir1= HIGH;}}

else{digitalWrite(led, LOW);

if(pir1== HIGH);

pir1 = LOW;

val= digitalRead(pirA);

if(val == HIGH){digitalWrite(led1, HIGH);

if(pir1== LOW){

pir1= HIGH;}}

else{digitalWrite(led1, LOW);

if(pir1== HIGH);

pir1 = LOW;

val= digitalRead(pirB);

if(val == HIGH){digitalWrite(led2, HIGH);

if(pir1== LOW){

pir1= HIGH;}}

else{digitalWrite(led2, LOW);

if(pir1== HIGH);

pir1 = LOW;

}}

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai