TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
PERNYATAAN ORISINALITAS
TUGAS AKHIR
Saya menyatakan bahwa laporan tugas proyek ini adalah hasil karya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
ABSTRAK
ABSTRACT
ii
iii
Penulis
iv
1.4.Batasan Masalah.................................................................................................... 2
1.6.Sistematika Penulisan............................................................................................ 2
vi
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
mengoperasikan saklas secara manual.orang yang masuk ruangan gelap pasti akan
menyalakan lampu.namun apabila orang tersebut akan keluar ruangan,belum orang
tersebut akan keluar ruangan ,belum tentu orang tersebut ingat untuk mematikan
lampu-lampu yang menyala.apabila hal tersebut diatas terjadi dalam waktu yang
lama,maka akan terjadi pemborosan.untuk menghindari pemborosan energy
listrik,maka dalam karya ilmiah ini dibahas rangkaian otomatis untuk mengendalikan
lampu.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah penulisan laporan Akhir ini adalah :
1. Bagaimana cara sensor PIR berkomunikasi dengan mikrokontroler
2. Bagaimana mengontrol Led dengan sensor PIR
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari dibuatnya alat ini adalah :
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat suatu rancang bangun sistem otomatis
lampu penerangan ruangan berdasarkan keberadaan manusia dengan
mempertimbangkan intensitas cahaya dalam suatu ruangan dalam upaya untuk
membantu penghematan penggunaan energi listrik.
Sistematika penulisan dalam tugas akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penulisan,
batasan masalah, metodologi penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori dasar yang digunakan sebagai bahan acuan projek
akhir II, serta komponen yang perlu diketahui untuk mempermudah dalam
memahami sistem kerja alat ini.
BAB III : PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
Bab ini berisikan tentang proses perancangan dan pembuatan alat.Mulai dari
perancangan dan pembuatan system .
BAB II
LANDASAN TEORI
d. Port C (PC5 ...PC0) Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O port
yang di dalam masintg-masing pin terdapat pull-up resistor. Jumlah pin nya
hanya 7 buah mulai dari pin C.0 samapai dengan pin C.6. sebagai keluaran/
output port C memiliki karakteristik yang sama dalam hal menyerap arus
(source). ADC 6 channel (PC0, PC1, PC2, PC3, PC4, PC5) dengan resolusi
sebesar 10 bit. ADC dapat kita gunakan untuk mengubah input yang berupa
tegangan analog menjadi data digital. 12C (SDA dan SDL) merupakan salah
satu fitur yang terdapat pada PORT C. 12C digunakan unrtuk komunikasi
data type 12C seperti sensor kompas, accelerometer nunchuck, dll.
e. RESET/PC6 jika RSTDISBL Fuse deprogram, maka PC6 akan berfungsi
sebagai pin I/O. pin ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin-pin
yang terdapat pada port C lainnya. Namun jika RSTDISBL fuse tidak
diprogram, maka pin ini akan berfungsi sebagai input reset. Dan jika level
tegangan yang masuk ke pin ini rendah dan pulsa yang ada lebih pendek dari
pulsa minimum, maka akan menghasilkan suatu kondisi reset meskipun
clocknya tidak bekerja. RESET merupakan salah satu pin penting di
mikrokontroller, RESET dapat digunakan untuk merestart program. Pada
ATMega8 pin RESET digabungkan dengan salah satu pin IO (PC6). Secara
default PC6 ini di disable dan diganti menjadi pin RESET. Kita dapat
melakukan konfigurasi di fuse bit untuk melakukan pengaturannya.
Tabel 2.2 Fungsi Alternatif Port C
Port Pin Alternate Function
PC6 RESET (reset pin)
PC5 ADC5 (ADC Input Channel 5)
SCL (Two-Wire Serial Bus Clock Line)
PC4 ADC4 (ADC Input Channel 4)
SDA (Two-Wire Serial Bus Data Input/Output Line)
PC3 ADC3 (ADC input channel 3)
PC2 ADC2 (ADC input channel 2)
PC1 ADC1 (ADC input channel 1)
PC0 ADC0 (ADC input channel 0)
USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan level
sinyal TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data serial, sedangkan RXD
kebalikannya yaitu sebagai pin yang berfungsi untuk menerima data serial.
Interrupt (INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai
interupsi hardwere. Interupsi biasanya digunakan sebagai celaan dari program.
Misalkan pada saat program berjalan kemudian terjadi interupsi
hardwere/softwere maka program utama akan berhenti dan akan menjalankan
program interupsi.
g. AVcc, pin ini berfungsi sebagai supply tegangan untuk ADC. Untuk pin ini
harus dihubungkan secara terpisah dengan VCC karena pin ini digunakan
untuk analog saja. Bahkan jika ADC pada AVR tidak digunakan tetap saja
disarankan untuk menghubungkan secara terpisah dengan VCC. Jika ADC
digunakan, maka Avcc harus dihubungkan ke VCC low passfilter.
h. AREF, merupakan pin referensi jika menggunakan ADC.
2.1.2 Status Register
Pada AVR status register mengandung beberapa informasi mengenai hasil
dari kebanyakan hasil eksekusi intruksiaritmatika. Informasi ini digunakan untuk
Altering arus program sebagai kegunaan untuk meningkatkan performa
pengoperasian. Register ini di-update setelah operasi ALU (Arithmetic Logis Unit)
hal tersebut seperti yang tertulis dalam datasheet khususnya pada bagian intruction
set reference.
Dalam hal ini untuk membuang beberapa kasus dapat membuang penggunaan
kebutuhan intruksi perbandingan yang telah didedikasikan serta dapat menghasilkan
peningkatan dalam hal kecepatan dan kode yang lebih sederhana dan singkat.
Register ini tidak secara otomatis tersimpan ketika memasuki sebuah rutin interupsi
dan juga ketika menjalankan sebuah perintah kembali dari interupsi. Namun hal
tersebut harus dilakukan melalui softwere.
Penjelasan :
Bit 7 (I)
Merupakan bit Global Interrupt Enable. Bit ini harus di set agar semua
perintah interupsi dapat dijalankan. Untuk perintah interupsi individual akan
di jelaskan pada bagian yang lain. Jika bit ini di-reset, maka semua perintah
interupsi baik yang individual maupun yang secara umum akan di abaikan.
bit ini akan dibersihkan atau cleared oleh hardwere setelah sebuah interupsi di
jalankan dan akan di-set kembali oleh perintah RETI. Bit ini juga dapat di-set
dan di-reset melalui aplikasi SEI dan CLL.
Bit 6 (T)
Merupakan bit copy storage. intruksi bit copy intruction BLD (Bit Load) and
BST (Bit Store) menggunakan bit ini sebagai asal atau tujuan untuk bit yang
telah dioperasikan. sebuah bit dari sebuah register dalam register file dapat
disalin ke dalam bit ini dengan menggunakan intruksi BST, dan sebuah bit di
dalam bit ini dapat di salin ke dalam bit di dalam register pada register file
dengan menggunakan perintah BLD.
Bit 5 (H)
Merupakan bit Half Carry Flag. Bit ini menandakan sebuah Half Carry dalam
beberapa operasi aritmatika. Bit ini berfungsi dalam aritmatika BCD.
Bit 4 (S)
Merupakan Sign Bit. Bit ini selalu merupakan sebuah eksklusif diantara
Negative Flag (N) dan two’s Complemen Overflow Flag (V).
Bit 3 (V)
Merupakan bit Two’s Complemen Overflow Flag. Bit ini menyediakan fungsi
aritmatika dua komplemen.
Bit 2 (N)
Merupakan bit Negative Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah hasil negatif di
dalam sebuah fungsi logika atau aritmatika.
Bit 1 (Z)
Merupakan Bit Zero Flag. bit ini mengindikasikan sebuah hasil nol “0” dalam
sebuah fungsi aritmatika atau logika.
Bit 0 (C)
Merupakan bit Carry Flag. bit ini mengindikasikan sebuah Carry atau sistem
dalam sebuah aritmatika atau logika.
2.1.3.Arsitektur Mikrokontroller ATMega8
Timer Counter 0 adalah timer/counter yang dapat mencacah sumber pulsa/clock baik
dari dalam chip (timer) ataupun dari luar chip (counter) dengan kapasitas 8-bit atau
256 cacahan. Timer Counter dapat di gunakan untuk :
Timer / Counter biasa
Clear Timer On Company Match (Selain Atmega8)
Generator frekuensi (selain ATMega8)
Counter pulsa eksternal
2.1.7 Komunikasi Serial Pada ATMega8
Mikrokontroller AVR Atmega 8 memiliki port USART pada pin 2 dan pin 3 untuk
melakukan komunikasi data antara mikrokontroller dengan komputer.
USART dapat di fungsikan sebagai transmisi data sinkron, dan asinkron. Sinkron
berarti clock yang di gunakan antara transmiter dan receiver satu sumber clock.
Sedangkan asinkron berarti transmiter dan receiver mempunyai sumber clock sendiri
-sendiri. USART terdiri dalam tiga block yaitu clock generator, clock transmiter, dan
clock receiver. (Hari, 2012)
Sensor PIR (Passive Infrared Receiver) adalah sensor yang digunakan untuk
mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah. Sensor PIR bersifat pasif,artinya
sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar
infra merah dari luar.
Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis PIR.
Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan akan terdeteksi
ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal: manusia) melewati sumber
infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda (misal: dinding), maka sensor akan
membandingkan pancaran infra merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga
jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor. Sensor
PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu :
a. Lensa Fresnel c. Sensor Pyroelektrik e. Komparator
Pada Penelitian ini digunakan Passive Infrared sensor, sensor ini akan
mengeluarkan respon sesaat ada perubahan panas. Perubahan keluaran PIR
merupakan lonjakan tegangan keluaran karena sensor ini termasuk jenis
pyroelectric sensor, maka perubahan tegangannya tidak tetap. Selain suhu tubuh
dalam keadaan normal, aktifitas manusia menyebabkan pembakaran energi
dalam tubuh. Perbedaan radiasi tersebut akan dapat direspon sensor PIR dengan
mengeluarkan tegangan keluaran. Sensor gerak menggunakan mudul PIR sangat
praktis dan mudah diaplikasikan karena modul PIR membutuhkan rentang tegangan
input DC 3-5Volt, cukup efektif untuk mendeteksi gerakan dari jarak 0,01 meter – 6
meter. Ketika tidak mendeteksi gerakan, keluaran modul PIR ini adalah rendah
(Low). Dan ketika mendeteksi adanya gerakan, maka keluaran akan berubah menjadi
tinggi (High). Sensor PIR tersebut dapat kita atur sendiri dari sisi jarak dan
penahanan waktu (holding time).
Dalam sistem pemantau rumah alat yang paling digunakan untuk pendeteksian
gerakan adalah menggunakan sensor PIR. Cara kerja dari alat ini menggunakan
konsep menangkap energy panas yang dihasilkan dari pancaran sinal inframerah
pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas nol mutlak. Seperti tubuh
manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius. Inframerah filter
dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar inframerah
pasif antara 7 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan
dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat
dideteksi oleh sensor PIR. http://e-belajarelektornika.com/sensor pir-passive.
2.2.1 Prinsip Kerja Sensor PIR
Pancaran infra merah masuk melalui lensa Fresnel dan mengenai sensor
pyroelektrik, karena sinar infra merah mengandung energi panas maka sensor
pyroelektrik akan menghasilkan arus listrik. Sensor pyroelektrik terbuat dari bahan
galium nitrida (GaN), cesium nitrat (CsNo3) dan litium tantalate (LiTaO3).
Arus listrik inilah yang akan menimbulkan tegangan dan dibaca secara analog
oleh sensor. Kemudian sinyal ini akan dikuatkan oleh penguat dan dibandingkan oleh
komparator dengan tegangan referensi tertentu (keluaran berupa sinyal 1-bit). Jadi
sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1, 0 saat sensor tidak mendeteksi
adanya pancaran infra merah dan 1 saat sensor mendeteksi infra merah.
Sensor PIR didesain dan dirancang hanya mendeteksi pancaran infra merah
dengan panjang gelombang 8-14 mikrometer. Diluar panjang gelombang tersebut
sensor tidak akan mendeteksinya. Untuk manusia sendiri memiliki suhu badan yang
dapat menghasilkan pancaran infra merah dengan panjang gelombang antara 9-10
mikrometer (nilai standar 9,4 mikrometer), panjang gelombang tersebut dapat
terdeteksi oleh sensor PIR. (Secara umum sensor PIR memang dirancang untuk
mendeteksi manusia). (Catur Edi Widodo.2004)
2.2.2 Jarak pancar sensor PIR
Pada umumnya sensor PIR memiliki jangkauan pembacaan efektif hingga 5
meter, dan sensor ini sangat efektif digunakan sebagai human detector. Sensor PIR
memiliki jangkauan jarak yang bervariasi, tergantung karakteristik sensor. Proses
penginderaan sensor PIR dapat digambarkan sebagai berikut:
seperti yang lebih sering disebut,pada dasarnya hanyalah tipe dioda khusus karena
memiliki karakteristik listrik yang sangat mirip dengan dioda junction PN.ini berarti
bahwa LED akan melewati arus kearah depannya namun menghalangi aliran arus
dalam arah sebaliknya.
Dioda pemancar cahaya dibuat dari lapisan yang sangat tipis dari bahan
semikonduktor yang cukup banyak didoping dan tergantung pada bahan
semikonduktor yang digunakan dan jumlah doping ,saat bias maju ,sebuah LED akan
memancarkan cahaya berwarna pada panjang gelombang spektral tertentu.ketika
dioda bisa maju ,electron dari pita konduksi semikonduktor bergabung kembali
dangan lubang dari pita valensi yang melepaskan energy yang cukup untuk
menghasilkan foton yang memancarkan cahayamonokromatik(warna tunggal).karena
lapisan tipis ini sejumlah foton yang layak dapat meninggalkan persimpangan dan
memancarkan produksi yang menghasilkan cahaya berwarna.kemudian kita dapat
mengatakan bahwa ketika dioperasikan dalam arah bias maju bias dioda pemancar
cahaya (LED).adalah perangkat semikonduktor yang mengubah energi listrik
menjadi energy cahaya.
Konstruksi LED
Kontruksi Dioda pemancar cahaya sangat berbeda dengan dioda sinyal normal.
junction PN dari sebuah LED dikelilingi oleh resin epoxy plastik keras transparan
berbentuk hemispherical atau badan yang melindungi LED dari getaran dan kejutan.
Anehnya, persimpangan LED tidak benar-benar memancarkan cahaya sebanyak itu
sehingga body epoxy resin dibangun sedemikian rupa sehingga foton cahaya yang
dipancarkan oleh persimpangan dipantulkan jauh dari dasar substrat sekitarnya
dimana dioda dilekatkan dan terfokus ke atas. melalui bagian atas kubah LED, yang
dengan sendirinya berfungsi seperti lensa yang memusatkan jumlah cahaya. Inilah
sebabnya mengapa cahaya yang dipancarkan tampak paling terang di bagian atas
LED. Namun, tidak semua LED dibuat dengan kubah berbentuk hemispherical untuk
cangkang epoxy mereka. Beberapa indikasi LED memiliki konstruksi berbentuk segi
empat atau berbentuk silinder yang memiliki permukaan datar di atas atau body
mereka dibentuk menjadi batang atau panah. Umumnya, semua LED dihasilkan
dengan dua kaki menonjol dari bagian bawah body. Juga, hampir semua dioda
pemancar cahaya modern memiliki katoda, terminal ( - ) yang diidentifikasi oleh
notch atau titik datar pada body atau oleh sebab katoda yang lebih pendek dari yang
lain karena anoda ( + ) lebih panjang dari pada katoda (k). Tidak seperti lampu pijar
biasa dan bohlam yang menghasilkan panas dalam jumlah besar saat diterangi, LED
menghasilkan generasi cahaya "dingin" yang menghasilkan efisiensi tinggi daripada
"bola lampu" normal karena sebagian besar energi yang dihasilkan terpancar jauh di
dalam yang terlihat. spektrum. Karena LED adalah perangkat solid-state, mereka bisa
sangat kecil dan tahan lama dan memberikan masa pakai lampu lebih lama dari pada
sumber cahaya biasa. (Dariyanto.2008)
dopant tipe utama yang digunakan adalah Arsenic (As, atom number 33)
memberikan senyawa yang dihasilkan dari struktur kristal Gallium Arsenide (GaAs).
Masalah dengan menggunakan Gallium Arsenide sendiri sebagai senyawa
semikonduktor adalah memancarkan radiasi infra merah dalam jumlah besar (sekitar
850nm-940nm) dari persimpangan saat arus maju mengalir melewatinya. Jumlah
cahaya infra merah yang dihasilkannya oke untuk remote control televisi namun
tidak terlalu berguna jika kita ingin menggunakan LED sebagai lampu penunjuk.
Tapi dengan menambahkan Fosfor (P, nomor atom 15), sebagai dopant ketiga,
panjang gelombang keseluruhan radiasi yang dipancarkan dikurangi menjadi di
bawah 680nm yang memberi cahaya merah yang terlihat pada mata manusia.
Penyempurnaan lebih lanjut dalam proses doping Junction PN telah menghasilkan
berbagai warna yang mencakup spektrum cahaya tampak seperti yang telah kita lihat
di atas serta panjang gelombang infra merah dan ultra-violet. Dengan
menggabungkan berbagai senyawa semikonduktor, logam dan gas, daftar LED
berikut dapat diproduksi.
2.7.1 Pengenal
Pengenal (identifier)merupakan sebuah nama yang didefisikan oleh pemrograman
untuk menunjukkan identitas dari sebuah konstanta,variable,fungsi,label,atau tipe
data khusus.pemberian nama sebuah pengenal dapat ditentukan bebas sesuai
keinginan pemrograman tetapi harus memenuhi antara berikut:
Karakter pertama tidak boleh menggunakan angka
Karakter kedua dapat berubah huruf,angka,atau garis bawah
Tidak boleh menggunakan spasi.
Bersifat Case Sensitive,yaitu harus capital dan huruf kecil dianggap berbeda.
BAB 3
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
POWER
SUPPLY
ATEMEGA LED 2
PIR 2 DRIVER 2
8
DRIVER 3 LED 3
PIR 3
3.7.FLOWCHART SYSTEM
mulai
INISIALISASI
IF SENSOR 1 Y
=1 LED 1 = 1
IF LED 1 = 0
IF SENSOR Y LED 2 =
2=1 1
T
IF LED 2
=0
IF SENSOR 3 Y LED 3 =
=1 1
T
LED 3 =
1
selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
19 0,04
20 4,95
21 4,95
22 0,01
23 0
24 0,01
25 0.15
26 0,48
27 0,81
28 0,01
#include <mega8>
#include <delay.h>
void main(void)
DDRB=0xff;
PORTB=0x00;
DDRC=0xff;
PORTC=0x00;
DDRD=0x00;
PORTD=0x00;
while (1)
PORTC=0xff;
delay_ms(1000);
PORTC=0x00;
delay_ms(1000);
Rangkaian led yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 4 buah da memiliki
spesifikasi yang sama. Led akan bertindak sebagai lampu/indikator output dari
respon sms yang diterima oleh mikrokontroller. Karena led yang di gunakan
memiliki tegangan 3 volt dan arus 700 mA, maka agar tidak membebani port
mikrokontroller, pin output dari mikro di hubungkan dengan transistor c945 yang
bertindak sebagai penguat arus. Adapun program yang digunakan untuk menguji
apakah rangkaian led sudah berfungsi atau tidak adalah sebagai berikut.
Int led1=9;
Int led1=10;
Int led1=11;
Int led1=12;
Void main(){
pinMode(9600);
}
Void loop(){
digitalWrite(led1,HIGH);
digitalWrite(led2,HIGH);
digitalWrite(led3,HIGH);
digitalWrite(led4,HIGH);
delay(1000);
digitalWrite(led1,LOW);
digitalWrite(led2,LOW);
digitalWrite(led3,LOW);
digitalWrite(led4,LOW);
delay(1000);
}
Program diatas akan menghidupkan 4 led dari PORTC.0-PORTC.3 secara bersamaan
dan mati juga secara bersamaan.
Kotak 1
Kotak 2
Kotak 3
Gambar 4.5.Pengujian Sensor PIR
int pir1=A0;
int pir2=A1;
int pir3=A2;
void setup() {
Serial.begin(9600);
pinMode(pir1, INPUT);
pinMode(pir2, INPUT);
pinMode(pir3, INPUT);
}
void loop() {
Serial.print(digitalRead(pir1));
Serial.print(digitalRead(pir2));
Serial.println(digitalRead(pir3));
delay(100);
}
BAB V
PENUTUP
5.1.KESIMPULAN
Setelah melakukan tahap perancangan dan pembuatan sistem yang kemudian
dilanjutkan dengan tahap pengujian dan analisa maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1.Pengujian berhasil dengan baik
2.Alat telah dapat mengontrol data berikut sesuai dengan sinyal yang dikirim melalui
LED 1,LED 2,LED 3
5.2.SARAN
Dari hasil Tugas Akhir ini masih terdapat beberapa kekurangan dan dimungkinkan
untuk pegembangan lebih lanjut.oleh karenanya penulis perlu untuk memberi saran-
saran sebagai berikut
1.Penempatan alat atau sensor harap memperhatikan posisi yang biasa ditempati ole
manusia(pengguna)seperti meja kerja dan pintu agar pendeteksiannya lebih baik.
2.Untuk mendukung sistem ini dalam menghemat pengguan energy listrik
(lampu)disarankan setiap ruangan memiliki jendela agar cahaya dan udara dari luar
dapat masuk
DAFTAR PUSTAKA
RANGKAIAN LENGKAP
PROGRAM LENGKAP
int led= 9;
int val=0;
void setup() {
Serial.begin(9600);
void loop() {
val= digitalRead(pir);
if(pir1== LOW){
pir1= HIGH;}}
else{digitalWrite(led, LOW);
if(pir1== HIGH);
pir1 = LOW;
val= digitalRead(pirA);
if(pir1== LOW){
pir1= HIGH;}}
else{digitalWrite(led1, LOW);
if(pir1== HIGH);
pir1 = LOW;
val= digitalRead(pirB);
if(pir1== LOW){
pir1= HIGH;}}
else{digitalWrite(led2, LOW);
if(pir1== HIGH);
pir1 = LOW;
}}