Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan

Roti merupakan makanan yang berbahan dasar dari tepung yang proses
pembutannya dipanggang dan berasal dari Eropa. Pada awalnya pembuatan roti
tidak menggunakan ragi. Namun, seiring perkembangan zaman proses pembuatan
roti mulai dikembangkan dengan menggunakan ragi, telur, mentega, dan berbagai
macam topping lainnya. Sedangkan brownies adalah makanan yang berbahan
dasar tepung yang proses pembuatannnya bisa dipanggang atau dikukus yang
dikembangkan dan populer di Amerika Serikat. Roti dan brownies sudah ada
sejak abad ke-19 dan bahkan ada yang mengatakan sudah ada sejak abad ke-17,
walau sudah ada sejak lama hal itu tidak membuat pecinta roti dan brownies
berkurang. Meskipun bukan kuliner asli Indonesia, ternyata peminat roti dan
brownies terbilang sangat besar.
Di daerah Ponorogo Jawa Timur, perkembangan industri makanan dan
minuman sedang berkembang pesat, khususnya roti. Warga Ponorogo memiliki
minat yang tinggi terhadap roti. Saat ini roti tidak hanya dijadikan sebagai
makanan sampingan melainkan sebagai makanan pokok, terutama oleh
masyarakat daerah perkotaan. Di Indonesia roti menduduki peringkat ketiga
setelah nasi dan mie .Semakin tinggi minat masyarakat Ponorogo terhadap roti
dan brownies membuat peluang usaha pada bidang ini semakin luas. Hal ini
terlihat dari banyaknya industri roti mulai dari roti kekinian hingga roti yang
legendaris. Salah satu toko roti kekinian yang ada di Ponorogo adalah toko roti
“Vio Bakery” yang terletak di Desa Tegalombo Dusun Banaran Kota Ponorogo
Jawa Timur. Toko roti ini menjual variasi roti dan brownies yang telah di
modifikasi, sehingga mempunyai rasa dan tekstur yang bervariasi yang membuat
pengunjung tidak bosan dengan roti yang ada di “Vio Bakery”.
Industri Roti dan Brownis di Desa Tegalombo yang berkembang begitu
pesat akan menciptakan persaingan yang tinggi, sehingga dapat berpengaruh
terhadap masing-masing industri untuk meningkatkan keuntungannya. Setiap
badan usaha memerlukan suatu perencanaan untuk menciptakan masa depan
usahanya melalui perubahan-perubahan yang dilaksanakan sejak dini. Kondisi
itulah yang membawa industri “Vio Bakery” kepada pemikiran-pemikiran baru
yang lebih maju untuk mengimbangi laju persaingan yang semakin besar. Salah
satu strategi yang dilakukan industri “Vio Bakery” adalah dari segi pencapaian
laba yang dihasilkan sebisa mungkin harus paling optimum dengan
mengoptimalkan faktor-faktor pendukung produksi, agar dapat terus
melangsungkan usahanya di tengah berkembangnya industri serupa di Desa
Tegalombo.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi biaya produksi di “Vio Bakery”,
sehingga tidak dapat mencapai keuntungan maksimum. Misalnya pemilihan bahan
baku pembuatan roti yang membuat roti tidak tahan lama, apabila roti tidak habis
dalam kurung waktu tertentu roti tersebut sudah tidak dapat dijual lagi. Sebaiknya
pembuatan roti tidak dilakukan dengan sekala besar, karena belum tentu
pembuatan roti dengan skala yang besar dapat memaksimalkan keuntungan.
Tenaga manusia juga dapat mempengaruhi, sebaiknya merekrut pegawai yang
memang paham tentang bakery, karena apabila merekrut pegawai yang tidak
paham tentang bakery, pekerjaannya akan berantakan dan membuat tidak dapat
menekan biaya produksi minimum. Agar kendala tersebut dapat diminimalkan,
harus dikerahkan berbagai cara agar tidak menghambat atau merugikan industri
terkait.
Industri “Vio Bakery” sudah lama beroperasi, tetapi jika diperhatikan
industri ini terlalu berfokus pada usaha agar konsumen tidak bosan. Seperti selalu
berinovasi pada varian rasa ,bentuk, kemasan dan lain sebagainya. Namun hal ini
malah menyebabkan industri masih kurang berkembang dikarenakan masih
kurangnya kemampuan menganalisis perencanaan produksi untuk setiap roti dan
brownies yang dibuat sehingga tujuan utama untuk memaksimalkan keuntungan
pun tak tercapai. Dalam hal ini analisisnya berupa perkiraan keuntungan dalam
satu periode produksi. Karena sebagian besar industri biasanya melakukan
produksi yang asal-asalan. Artinya tidak dianalisa secara matang atas dampak
dari produksi tersebut. Salah satu contohnya pengalokasian bahan baku yang asal-
asalan sehingga menyebabakan kerugian dan jika terus berlanjut maka akan
membuat suatu industri bangkrut.

Tujuan industri “Vio Bakery” adalah untuk memaksimalkan keuntungan


dan menekan biaya produksi. Mendapat keuntungan maskimum dengan biaya
produksi minimum dan beberapa kendala yang dihadapi dapat dianalisis dengan
metode grafik. Tak hanya dapat mencari keuntungan maksimum dan
menunjukkan pengalokasian bahan baku yang optimal, tetapi secara bersamaan
metode grafik juga dapat menunjukkan bagaimana kendala produksi yang paling
minimum pada industri “ Vio Bakery”. Akan tetapi, penggunaan metode grafik
terbatas pada variabel keputusan yang mempunyai dua peubah. Selain itu, tidak
bisa menggunakan metode grafik. Penyelesaian masalah diawali dengan membuat
model matematika atau kendala menjadi bentuk persamaan, kemudian buat grafik
untuk setiap kendala dan tentukan daerah penyelesaian. Setelah grafik dibuat
tentukan himpunan penyelesaian dan menentukan titik-titik terluar. Setelah titik-
titik terluar ditentukan, kemudian uji titik-titik terluarnya untuk menentukan nilai
maksimum. Setelah itu dapat menentukan roti yang harus dibuat dari persediaan
bahan agar memproduksi kue dan dapat menghasilkan keuntungan maksimum.
Oleh karena itu, makalah yang kami buat ini untuk membantu “Vio Bakery”
dalam menentukan berapa banyak bahan baku yang harus digunakan berdasarkan
kendala yang dihadapi, serta menentukan peningkatan keuntungan maksimum
pada Industri tersebut setelah dianalisismenggunakan metode grafik.

Anda mungkin juga menyukai