Dosen Pembimbing:
Oleh:
SRI NURPATIMAH
A 171 048
REGULER PAGI A
YAYASAN KHAZANAH
BANDUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ISO adalah singkatan dari The International Organization for
Standardization, yaitu Organisasi Internasional untuk Standardisasi yang
menetapkan standar internasional di bidang industrial dan komersial dunia
dimana tujuan pembentukannya untuk meningkatkan perdagangan antar
negara-negara di dunia.
ISO adalah salah satu badan penetap standar internasional yang terdiri
dari wakil-wakil dari badan standardisasi nasional setiap negara untuk
mengukur mutu sebuah organisasi.
Organisasi ISO adalah pihak yang berperan dalam memfasilitasi
perdagangan internasional dan membuat semuanya berjalan dengan baik. ISO
memberikan spesifikasi kelas dunia untuk berbagai hal, mulai dari produk,
layanan, dan sistem, untuk memastikan kualitas, keamanan, dan efisiensi.
Singkatnya, perusahaan atau brand yang telah memiliki sertifikat ISO akan
lebih berpeluang memenangkan persaingan pasar global. Pasalnya,
perusahaan atau brand tersebut telah memiliki jaminan kualitas produk
(barang atau jasa) dari ISO sehingga mendapatkan kepercayaan dari
konsumen.
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan ISO 13485 dan ISO 14971 beserta manfaat
maupun unsur-unsur yang didalamnya?
BAB II
PEMBAHASAN
A. ISO 13465
“ISO 13485:2016 Medical devices - Quality management systems
-Requirements for regulatory purposes“ adalah standar internasional yang
menetapkan syarat sistem manajemen mutu bagi organisasi yang terlibat dalam
pengadaan alat kesehatan. Standar ini dapat digunakan oleh organisasi yang
terlibat dalam satu atau lebih tahap daur hidup alat kesehatan, misalnya
penyedia desain dan pengembangan, produksi, penyimpanan dan distribusi,
instalasi, servis, dekomisioning akhir dan pembuangan alat kesehatan.
Proses yang dibutuhkan oleh sistem manajemen mutu dan dilakukan oleh
pemasok / supplier untuk produsen adalah tanggung jawab produsen. Kegiatan
manajemen risiko yang terkait dengan proses apa pun dalam sistem manajemen
mutu pada akhirnya menjadi tanggung jawab produsen.
Sistem manajemen mutu yang efektif sangat penting untuk memastikan
keamanan dan kinerja alat kesehatan. Sistem manajemen mutu yang terdefinisi
dengan baik mencakup pertimbangan keamanan di area tertentu. Mengingat
pentingnya keamanan alat kesehatan, maka penting untuk mengidentifikasi
beberapa kegiatan utama yang secara khusus menangani masalah keamanan
dan memastikan masukan dan umpan balik yang tepat dari kegiatan ini ke
dalam sistem manajemen mutu. Sejauh mana pertimbangan keamanan
ditangani harus sepadan dengan tingkat risiko dan sifat alat kesehatan.
Beberapa alat kesehatan mungkin mempunyai risiko yang relatif rendah atau
memiliki risiko yang dipahami dengan baik dengan metode pengendalian risiko
yang mapan, sementara alat kesehatan yang lain perlu mengidentifikasi risiko
lebih mendalam.
Tujuan dari ISO 13485 adalah menghasilkan proses produksi alat
kesehatan yang aman untuk pelanggan. Melalui serangkaian proses standar
mutu meliputi konsistensi desain, pengembangan, produksi, instalasi, dan
pengiriman alat kesehatan ke pelanggan langsung atau distributor. Melalui ISO
13485 pencegahan pelepasan alat kesehatan serta penyalahgunaannya dapat
diterapkan. Tujuan penerapan ISO 13485 adalah untuk menjamin alat
kesehatan yang beredar aman, bermutu, bermanfaat, terjangkau dan tepat guna.
Prinsip manajemen risiko harus diterapkan di seluruh siklus hidup alat
kesehatan dan digunakan untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah
keamanan. Secara umum, manajemen risiko mempunyai beberapa fase
kegiatan :
Fase pertama yaitu menentukan tingkat risiko yang dapat diterima dari
suatu alat kesehatan. Produsen harus memiliki prosedur atau kebijakan untuk
menentukan kriteria penerimaan risiko. Kriteria penerimaan risiko ini dapat
berasal dari analisis pengalaman produsen sendiri terhadap alat kesehatan atau
penelitian serupa tentang apa yang saat ini dapat diterima oleh pembuat
peraturan, pengguna, atau pasien, mengingat manfaat yang diperoleh dari alat
kesehatan yang bersangkutan. Tingkat risiko yang dapat diterima kadang
kadang sudah ditetapkan dalam standar yang terkait dengan alat kesehatan
tertentu.
Fase kedua berupa analisis risiko. Fase ini dimulai dengan
mengidentifikasi bahaya / hazard yang mungkin terjadi karena karakteristik
atau sifat alat kesehatan selama penggunaan normal atau kesalahan
penggunaan / “misuses” yang dapat diduga sebelumnya. Setelah bahaya
diidentifikasi, maka risiko dapat diperkirakan untuk setiap bahaya yang
teridentifikasi, dengan menggunakan informasi yang tersedia.
Fase ketiga, risiko yang diperkirakan dibandingkan dengan kriteria
penerimaan risiko. Perbandingan ini akan menentukan tingkat pengurangan
risiko yang tepat. Ini disebut evaluasi risiko. Kombinasi analisis risiko dan
evaluasi risiko disebut penilaian risiko/ “risk assessment”.
Fase keempat terdiri dari aktivitas pengendalian dan pemantauan risiko.
Produsen menetapkan tindakan, yaitu tindakan pengendalian risiko, yang
dimaksudkan untuk menghilangkan atau mengurangi setiap risiko yang
teridentifikasi supaya memenuhi kriteria penerimaan risiko yang telah
ditentukan sebelumnya. Sesuai kelayakannya, satu atau lebih langkahlangkah
pengendalian risiko dapat dilakukan untuk mencapai tujuan ini. Kegiatan
pengendalian risiko dapat dimulai sejak input desain dan berlanjut ke proses
desain dan pengembangan, manufaktur, distribusi, pemasangan / instalasi,
servis dan sepanjang siklus hidup alat kesehatan.
B. ISO 19471
KESIMPULAN