Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
karuina, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
Modul Hakikat Beribadah dengan tema membangun jiwa raganya. Selama
penyusunan Modul Hakikat Beribadah kami mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak baik yang berupa saran,petunjuk dan hal hal lain yang tidak dapat kami
sebut satu per satu.
Modul Hakikat Beribadah disusun untuk memenuhi kebutuhan bahan kegiatan
mengajar dalam Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja
(P5BK). Modul ini didasari praktik spiritual pada sekolah dengan peserta didik
khusus/mayoritas beragama Islam. Melalui Modul Hakikat Beribadah diharapkan
untuk penguatan pendidikan karakter dalam mencetak generasi muda yang memiliki
jiwa religious dan berbudi pakerti yang luhur. Untuk memenuhi tujuan tersebut, maka
Modul Hakikat Beribadah disajikan berupa deskripsi, tujuan, alur, target pencapaian,
dimensi yang dikembangkan, relevansi proyek, hingga panduan refleksi untuk peserta
didik.
Modul Hakikat Beribadah terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan
penyempurnaan. Harapan kami terhadap pembaca kiranya memberikan kritik, saran,
dan masukan yang sifatnya membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan. Atas
kontribusi tersebut kami ucapkan terima kasih.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
1. DESKRIPSI MODUL.........................................................................................1
2. TUJUAN DAN TARGET PENCAPAIAN PROYEK............................................3
2.1 Tujuan Proyek............................................................................................3
2.2 Target Proyek............................................................................................3
3. ALUR KEGIATAN PROYEK.............................................................................4
4. DIMENSI, ELEMEN, DAN SUB-ELEMEN.........................................................4
5. RELEVANSI PROYEK......................................................................................5
6. CARA PENGGUNAAN PERANGKAT AJAR PRODUK...................................5
7. TAHAPAN DALAM PROYEK...........................................................................5
7.1 Tahap Pengenalan.....................................................................................5
7.2 Tahap Kontekstualisasi............................................................................7
7.3 Tahap Aksi.................................................................................................9
7.4. Tahap Refleksi dan Tindak Lanjut..........................................................11
8. REFLEKSI AWAL PESERTA DIDIK................................................................12
9. REFLEKSI AKHIR PESERTA DIDIK................................................................13
10. RUBRIK ASESMEN SUMATIF.......................................................................15
11. GLOSARIUM..................................................................................................16
12. REFERENSI...................................................................................................16
1. DESKRIPSI MODUL
Ibadah merupakan salah satu tujuan penciptaan manusia dan untuk
merealisasikan tujuan tersebut, diutuslah para rasul dan kitab-kitab diturunkan. Orang
yang betul-betul beriman kepada Allah Taala tentu akan berlomba-lomba dalam
beribadah kepada Allah Taala, Akan tetapi, karena ketidaktahuan tentang pengertian
atau jenis-jenis ibadah, sebagian mereka hanya fokus terhadap ibadah tertentu saja,
misalnya shalat, zakat, atau puasa. Padahal, jenis-jenis ibadah sangatlah banyak.
Setiap muslim tidak hanya dituntut untuk beriman, tetapi juga dituntut untuk beramal
sholeh. Karena Islam adalah agama amal, bukan hanya keyakinan. Ia tidak hanya
terpaku pada keimanan semata, melainkan juga pada amal perbuatan yang nyata.
Islam adalah agama yang dinamis dan menyeluruh. Dalam Islam, Keimanan harus
diwujudkan dalam bentuk amal yang nyata, yaitu amal sholeh yang dilakukan karena
Allah. Ibadah dalam Islam tidak hanya bertujuan untuk mewujudkan hubungan antara
manusia dengan Tuhannya, tetapi juga untuk mewujudkan hubungan antar sesama
manusia. Islam mendorong manusia untuk beribadah kepada Allah SWT dalam semua
aspek kehidupan dan aktifitas. Penguatan praktik ibadah untuk peserta didik dalam
bentuk akhlak dan muamalah akan dibahas tersendiri secara mendalam pada modul
ini.
Dalam modul ini kita mengkaji konsep, fungsi ibadah dan hikmah dan makna
spiritual ibadah. Setelah menguasai modul pertama ini, peserta didik dapat
menjelaskan dan memahami pengertian konsep, fungsi ibadah dan hikmah dan makna
spiritual ibadah. Dengan dasar agama, peserta didik diharapkan dapat membangun
jiwa dan raganya dalam menjadi manusia berkarakter di masa depan.
3
dan memecahkan masalah dalam masyarakat secara benar sesuai Al-Quran dan
Hadits.
2.2 Target Proyek
Setelah proses pengenalan diharapkan peserta didik memahami hakikat ibadah
dalam Islam dengan seluruh dimensinya yang tidak pada masalah ibadah ritual saja.
Memiliki komitmen untuk melakukan Ibadah dengan benar menurut tuntunan
Rasulullah Saw.
Peserta didik diharapkan akhir proyek dapat mengerti tentang Hakikat beribadah
dengan baik dan benar. Proyek ini, didasarkan dimensi profil Pelajar Pancasila yakni
Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak mulia; mandiri dan kreatif.
5. RELEVANSI PROYEK
Dampak Perkembangan industri begitu cepat, didasari pula pola tingkah laku
konsumen yang merubah sebagai akibat mengadaptasinya manusia dengan produk-
produk industri tersebut, dan ternyata hasilnya adalah kekosongan nilai-nilai apapun
yang telah terpatri sejak para utusan dan nabi diturunkan di bumi ini. Nilai-nilai agama
yang selalu menjunjung moral, sikap dan kewibawaan manusia justru ditingglakan dan
mengambil sikap kebebasan tanpa batas sebagai jalur hidupnya.
Agama yang menjunjung tinggi derajat manusia, seharusnya menjiwai dan
mendarah daging bagi seluruh komponen masyarakat. Orang tua atau keluarga
seharusnya menanamkan nilai-nilai agama dalam keluarganya masing-masing, hal ini
adlah sangat penting untuk menahan pengaruh materi informasi yang negatif yang
dapat membahayakan bagi keutuhan sikap, moral dan etika seluruh anggota keluarga.
Hal ini seperti ditegaskan dalam al-Quran Surat at-Tahrim ayat 6; Hai orang-orang
yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka (Soenarjo, 1971:951).
Dari ayat di atas, menegaskan bahwa peran orang tua terhadap anak keluarga
tidak bias dikatakan enteng, selain menjaga dirinya, orang tua juga dituntut menjaga
sanak saudara kerabat dan keluarganya terutama keturunannya. Oleh karena itu,orang
tua sebagi sosok yang sangat berpengaruh dalam keluarga seharusnya membekali
diri mereka dengan perbuatan serta gaya yang mencerminkan warna keagamaan agar
setiap anggota keluarga dapat terrefleksi sikap dan prilaku orang tua.
Anak sebagai generasi penerus dan melanjutkan keturunan adalah memegang
kunci bagi terwarisinya sifat-sifat orang tua dan keluarga. Maka pendidikan dan pola
hidup anak tidak bisa begitu saja dibiarkan tanpa campur tangan orang tua. Dalam hal
ini peran orang tua sangat penting bagi pembentukan sikap dan perilaku anak, sebagai
mana diungkapkan Kartini Kartono; pola tingkah laku, fikiran dan sugesti ayah itu dapat
mencetak pola yang hampir sama pada anggota-anggota keluarga lainnya (Kartono,
1989:167).
Lampiran artikel:
Ibadah diambil dari bahasa Arab yang artinya adalah menyembah.
Konsep ibadah memiliki makna yang luas yang meliputi seluruh aspek
kehidupan baik sosial, politik maupun budaya. Ibadah merupakan
karakteristik utama dalam sebuah agama, karena pusatnya ajaran agama
terletak pada pengabdian seorang hamba pada Tuhannya. Allah SWT
dengan jelas dalam surah annisa : 36 menyatakan :36. sembahlah Allah
dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang
jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil [295] dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri.
Berbicara tentang ibadah berarti membahas mengenai posisi diantara
dua dimana yang satu kedudukannya lebih tinggi dari yang lain seperti
hubungan antara seorang majikan dan budaknya. Seorang budak tidak
memiliki kekuatan lain kecuali hanya tunduk dan patuh pada perintah
majikannya. Seorang budak tentu didasari oleh kesadarannnya sebagai
hamba yang lemah dan tak berdaya. Oleh karena itu kesadaran ibadah
bersifat fitriah, karena manusia menyadari akan kekurangan dan
kelemahan dirinya, sehingga ia membutuhkan kekuatan lain yang dapat
memberikan bantuan dan pertolongan. Kecendrungan ini disebutkan oleh
Allah di dalam alquran surah adzariat : 56 56. dan aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Ayat ini menjelaskan tentang kecendrungan fitrah manusia untuk
beribadah. Tidak mungkin ada mahluk yàng keluar dari kecendrungannya
sebagai hamba, namun kecendrungan ini jika tidak diiringi oleh wahyu
maka ketundukan manusia sebagai bentuk penghambaan diri pada yang
mutlak menjadi pembelengguan diri manusia, sehingga manusia jatuh
ke dalam derajat yang hina.
Menurut Ibnu Taimiyah, ibadah pada asalnya mengandung pengertian
rasa hina terhadap yang dipuja. Karena itu beliau mengemukakan
“barangsiapa yang tunduk terhadap seseorang tetapi ia tidak
mencintainya , maka ia bukanlah seorang pengabdi, demikian pula
sebaliknya, jika seseorang mencintai orang lain tetapi tidak mentaatinya
tidak pula ia dikatakan sebagai pengabdi.”
6. Tugas mandiri
Peserta didik diminta menjelelaskan
7. Tips
- Guru memberikan artikel kepada peserta didik untuk dibaca dan
meminta siswa untuk menulis intisarinya.
8. Referensi: KONSEP IBADAH DALAM ISLAM | jalahati (wordpress.com)
7.2.2 Memecahkan masalah penyimpangan Ibadah, akhlaq dan muamalah dalam
masyarakat secara benar sesuai Al-Quran dan Hadits shahih.
1. Waktu: 2 JP tugas mandiri (Total 3 JP)
2. Bahan: Artikel dan alat tulis
3. Peran Guru: fasilitator dan pendamping
4. Persiapan
– Guru mengumpulkan artikel tentang penyimpangan ibadah, akhlaq dan
muamalah dalam masyarakat secara benar sesuai al-quran dan hadits
shahih.
5. Pelaksanaan
- Guru memulai proyek dengan menyampaikan kepada peserta didik
tentang penyimpangan ibadah, akhlaq dan muamalah dalam
masyarakat secara benar sesuai al-quran dan hadits shahih.
KAJIAN TENTANG 4 PENYIMPANGAN YANG AKAN
MERUSAK AQIDAH
Ketahuilah bahwa secara umum tauhid asma’ wa shifat akan
bermasalah atau menyimpang bila terkontaminasi dengan dua
pemikiran; ta’thil (mengingkari) dan tasybih (menyerupakan). Jadi bila
diingkari, maka ini jelas tauhid telah bermasalah. Bila diserupakan
dengan sifat makhluk, maka ini jelas telah bermasalah. Sebagaimana
yang telah kita jelaskan sebelumnya, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala
telah menjelaskan dua pemahaman yang sesat di dalam memahami
nama-nama dan sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala; (1)
menyerupakan, (2) mengingkari sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
- Guru memberikan artikel kepada peserta didik untuk dibaca dan
meminta siswa untuk menulis intisarinya.
6. Tugas mandiri
Peserta didik diminta mencatat dan merangkum materi tentang tentang
penyimpangan ibadah, akhlaq dan muamalah dalam masyarakat secara
benar sesuai al-Quran dan hadits.
7. Tips
Guru memberikan artikel kepada peserta didik untuk dibaca dan meminta
siswa untuk menulis intisarinya.
8. Referensi:
4 Penyimpangan Yang Akan Merusak Aqidah - Radio Rodja 756 AM
Berkembang
Belum Mulai Sangat
Dimensi sesuai
berkembang berkembang berkembang
harapan
12. REFERENSI
.2013. http://studi-agama-islam.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-hakikat-
dan-fungsi-ibadah.html, diakses pada tanggal 9 Agustus 2021.
.2013. http://polimengo1.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-ibadah.html
http://studi-agama-islam.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-hakikat-dan-fungsi-
ibadah.html, diakses pada tanggal 9 Agustus 2021.