1 149013 2tahunan 504
1 149013 2tahunan 504
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin dan karunia
karunia-Nya
Nya Laporan
Kinerja Satker 149013 Program Kefarmasian dan Alat Kese
Kesehatan, Direktorat Jenderal
eral
Kefarmasian
efarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019
201 dapat diselesaikan.
Laporan Kinerja
inerja Satker 149013 Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Direktorat
Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 201
2019 disusun sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan strategis yang telah ditetapkan.
Laporan kinerja
a merupakan media pertanggungjawaban dan sebagai wujud transparansi
pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi dari Satker 149013 Program Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Selain itu laporan kinerja
merupakan salah satu kendali sekaligus alat untuk memacu peningkatan kinerja Satker 149013
Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Kesehatan
Tahun 2019,, Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan memasuki tahun ke-empat dalam
pembangunan kesehatan periode 2015-2019.
2015 2019. Program ini didesain untuk mencapai sasaran
meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan.
Pelaksanaan Program
Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 201
2019 memiliki berbagai
inovasi dan terobosan, namun tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Untuk itu, atas nama
Satker 149013 Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan,
sehatan, kami berterima kasih atas saran dan masukan perbaikan bagi
penyempurnaan dokumen perencanaan serta pelaksanaan program dan kegiatan di periode
berikutnya.
Laporan kinerja satker 149013 Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Direktorat
Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 disusun sebagai wujud
pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan strategis yang telah ditetapkan.
Laporan kinerja disusun sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
kefarmasian dan alat kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 504, Direktorat Jenderal
Kefarmasian dan Alat Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan di bidang Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan
dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga, Tata Kelola Perbekalan Kesehatan dan Pelayanan Kefarmasian;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan
dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga, Tata Kelola Perbekalan Kesehatan dan Pelayanan Kefarmasian;
3. Penyusunan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) di bidang Produksi dan
Distribusi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga,
Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, Tata Kelola
Perbekalan Kesehatan dan Pelayanan Kefarmasian;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang Produksi dan Distribusi Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, Pengawasan Alat
Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, Tata Kelola Perbekalan Kesehatan
dan Pelayanan Kefarmasian;
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, Pengawasan Alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, Tata Kelola Perbekalan Kesehatan dan Pelayanan
Kefarmasian;
6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan; dan
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Kesehatan RI.
Penggunaan Obat Rasional (POR) merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu. Dengan terlaksananya penggunaan obat secara
rasional di seluruh institusi pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta termasuk
swamedikasi oleh masyarakat maka mutu pelayanan kesehatan yang optimal dapat
tercapai.Data yang diperlukan untuk mengukur keberhasilan program penggunaan obat di
seluruh Indonesia adalah dengan menggunakan indikator.
Penetapan persentase Penggunaan Obat Rasional di sarana pelayanan kesehatan dasar
Pemerintah dilakukan melalui pemantauan indikator peresepan untuk 3 (tiga) diagnosis
penyakit yaitu ISPA Non-Pneumonia, Diare Non-Spesifik dan Myalgia.
Persentase indicator kinerja POR = Jumlah persentase capaian masing-masing indicator peresepan
Jumlah komponen indicator peresepan
Halaman
C. Aspek Strategis Satker 149013 Program Kefarmasian Dan Alat Kesehatan, Jenderal
D. Sistematika ...............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2015 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Kesehatan RI serta Susunan Organisasi, Tugas,
dan Fungsi Eselon I Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat
Kesehatan mempunyai tugas pembinaan kefarmasian dan alat kesehatan. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
dituntut untuk melaksanakan pemerintahan berbasis kinerja dalam rangka mewujudkan
birokrasi yang bersih dan akuntabel, efektif dan efisien, serta memiliki pelayanan publik
yang berkualitas.
Sesuai amanah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, akuntabilitas kinerja merupakan
perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang diamanatkan para
pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan
sasaran atau target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi
pemerintah yang disusun secara periodik. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat
Kesehatan menyusun laporan kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam
melaksanakan tugas dan fungsi dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran strategis dan
sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja serta sebagai salah satu alat
untuk mendapat masukan bagi stakeholder demi perbaikan kinerja Direktorat Jenderal
Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
D. SISTEMATIKA
Sistematika Laporan Kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Provinsi Kalimantan
Tengah Tahun 2017sebagai berikut :
Ikhtisar Eksekutif
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan
kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama yang sedang
dihadapi organisasi.
PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS
Visi dan Misi Satker 149013 Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Direktorat Jenderal
Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah “Tenaga dan Sarana Kesehatan Tersertifikasi
menuju Pelayanan Kesehatan yang Bemutu”. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah
melalui 3 misi pembangunan yaitu :
1. Menyediakan Obat dan Vaksin yang cukup bekesinambungan dan terjangkau.
2. Meningkatkan Sarana Kesehatan yang berkualitas dan Terakreditasi.
3. Meningkatkan Kompetensi Tenaga Kesehatan melalui Sertifikasi.
Salah satu strategi pembangunan kesehatan 2015-2019 adalah meningkatkan ketersediaan,
keterjangkauan, pemerataan, dan kualitas farmasi dan alat kesehatan. Arah kebijakan dan
strategi Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan didasarkan pada arah
kebijakan dan strategi nasional yaitu meningkatkan akses, kemandirian, dan mutu Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan.
Tercapainya sasaran tersebut direpresentasikan dengan indikator kinerja beserta target Program
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.
Target
Indikator Kinerja
2015 2016 2017 2018 2019
Persentase ketersediaan obat dan vaksin di 77% 80% 83% 90% 90%
Puskesmas
Persentase instalasi farmasi kab/kota yang 55% 60% 65% 70% 75%
melakukan manajemen pengelolaan obat
dan vaksin sesuai standar.
Persentase produk alat kesehatan dan 77% 80% 83% 86% 90%
PKRT di peredaran yang memenuhi syarat
Cara perhitungan indikator kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan, sebagaimana
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Cara Perhitungan Indikator Kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Persentase instalasi
farmasi kab/kota yang
Jumlah instalasi yang melakukan manajemen pengelolaan obat x 100%
melakukan manajemen
pengelolaan obat dan Jumlah (intalasi farmasi yang ada di kabupaten/kota
vaksin sesuai standar.
Persentase puskesmas
yang melaksanakan
Jumlah yang melaksanakan pelayanan kefamasianx 100%
pelayanan kefarmasian
Jumlah total puskesmas
sesuai standar
Persentase Penggunaan
Obat Rasional (POR) di Persentase indikator kinerja POR
Sarana Pelayanan
= Jumlah persentase capaian masing-masing indicator peresepan
Kesehatan Dasar
Pemerintah Jumlah komponen indicator peresepan
= (100-a)x100/80)+(100-b)x100/92 + (100-c)100/99+(100-d)4/1.4
Persentase produk alat Jumlah sampel yang tidak memenuhi syarat x 100%
kesehatan dan PKRT di
Jumlah tota sampel yang di uji
peredaran yang
Untuk mencapai sasaran tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan sebagaimana dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3
Sasaran Kegiatan pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Kegiatan Sasaran
Peningkatan Pembinaan Produksi Meningkatnya produksi bahan baku dan obat lokal
dan Distribusi Kefarmasian serta mutu sarana produksi dan distribusi
kefarmasian
B. PERJANJIAN KINERJA
Satker 149013 Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Direktorat Jenderal Kefarmasian
dan Alat Kesehatan menyusun perjanjian kinerja mengacu kepada Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Target ini menjadi komitmen bagi Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan untuk mencapainya dalam tahun 2019.
Perjanjian Satker 149013 Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Direktorat Jenderal
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.
Target
Sasaran Indikator Kinerja
2019
AKUNTABILITAS KINERJA
1. PENGUKURAN KINERJA
Tabel 5
Capaian Indikator Kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2019
91,80%
90% 90% 90%
90% 88,23%
86%
80%
80%
75%
70%
70%
60%
60%
50%
Target
Realisasi
40%
36%
35%
30%
20%
10%
0%
Persentase ketersediaan Persentase Instalasi Farmasi Persentase Instalasi Farmasi Persentase puskesmas Persentase Penggunaan Persentase produk Alkes
obat dan vaksin di yang menerapkan Aplikasi melakukan Manajemen melaksanakan yanfar sesuai Obat Rasional di Puskemas dan PKRT di peredaran yang
Puskeemas E-Logistik obat dan BMHP Pengelolaan Obat dan standar memenuhi syarat
Vaksin sesuai standar
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Instansi Pemerintah dalam
rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan.
Sasaran Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah meningkatnya akses dan mutu
sediaan farmasi, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).
B. REALISASI ANGGARAN
DANA DEKONSENTRASI
2068 Dukungan Manajemen & 416.963.000 411.487.400 100 411.487.400 98,69 5.475.600
Pelaksanaan Tugas Tehnis
Lainnya Pada Program
Kefarmasian dan Alkes
5838 Peningkatan Penilaian Alkes 67.570.000 65.726.060 100 65.726.060 97,27 1.843.940
& Perbekes Rumah Tangga
( PKRT )
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu unsur penting dalam mendukung
tercapainya indikator kinerja. Secara teknis SDM dapat menunjang keberhasilan dalam
mencapai tujuan apabila mencukupi dari sisi jumlah dan kualitas serta profesional di
bidangnya.
Laporan Kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2019 disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan
strategis yang telah ditetapkan. Laporan ini disusun sesuai amanat Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan
Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan.
Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk pelaksanaan kegiatan yang telah
dicanangkan pada periode berikutnya sehingga pelaksanaan kegiatan di masa mendatang dapat
dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Laporan Kinerja Program Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah diharapkan dapat dimanfaatkan untuk bahan evaluasi
kinerja bagi yang membutuhkan dalam penyempurnaan dokumen perencanaan maupun
pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang, dan penyempurnaan berbagai kebijakan
yang diperlukan.