SEMESTER I
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
D. METODE PEMBELAJARAN:
Problem Based Learning
E. BENTUK PEMBELAJARAN
Diskusi Kelas Kecil (DKK)
DKK 1
Pemicu/ Skenario I:
Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke RSGM dengan keluhan tidak dapat menutup mulut
setelah tertawa dan terasa nyeri pada daerah sekitar mulut. Data pada rekam medis menunjukkan
bahwa pasien pernah mengalami hal yang sama 1 tahun yang lalu dan pasien pernah mengalami
trauma kecelakaan setahun sebelumnya. Pemeriksaan klinis didapatkan mulut pasien terbuka. Dokter
mendiagnosis pasien mengalami dislokasi sendi sehingga terjadi spasme musculus masseter dan
musculus pterygoideus.
Terminologi
1. Nyeri (tika)
2. Rekam medis (Ridha)
3. Trauma (Dhani)
4. Pemeriksaan Klinis (Agnes)
5. Mendiagnosis (Ryan)
6. Dislokasi sendi (Nanda)
7. Musculus messeter (Risa)
8. Musculus Pterygoideus (Nisa)
9. Spasme (victoria)
Indentifikasi
1. Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke RSGM dengan keluhan tidak dapat menutup
mulut setelah tertawa dan terasa nyeri pada daerah sekitar mulut
2. Data pada rekam medis menunjukkan bahwa pasien pernah mengalami hal yang sama 1
tahun yang lalu
3. pasien pernah mengalami trauma kecelakaan setahun sebelumnya
4. Pemeriksaan klinis didapatkan mulut pasien terbuka
5. Dokter mendiagnosis pasien mengalami dislokasi sendi
6. sehingga terjadi spasme musculus masseter dan musculus pterygoideus.
Rumusan Masalah
1. Apa tujuan Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke RSGM dengan keluhan
tidak dapat menutup mulut setelah tertawa dan terasa nyeri pada daerah sekitar
mulut
2. Apa artinya Data pada rekam medis menunjukkan bahwa pasien pernah
mengalami hal yang sama 1 tahun yang lalu
3. Apa arti pasien pernah mengalami trauma kecelakaan setahun sebelumnya
4. Apa penyebab Pemeriksaan klinis didapatkan mulut pasien terbuka
5. Mengapa Dokter mendiagnosis pasien mengalami dislokasi sendi
6. Mengapa sehingga terjadi spasme musculus masseter dan musculus pterygoideus
Hipotesis
1. Nanda
2. Victoria
3. Nanda
4. Nanda
5. Ridha
6. Risa
Pemicu/ Skenario II
Dokter memberikan obat analgesik, muscle relaxant. Setelah itu dokter melakukan reposisi manual dan
memasang head bandage. Selanjutnya dokter memberikan KIE pada pasien setelah perawatan.
Terminologi
1. Obat analgesic (Nanda)
2. Muscle relaxant (Russel)
3. Reposisi manual (Jati)
4. Head bandage (Agnes)
5. KIE (Nisa)
Indentifikasi
1. Dokter memberikan obat analgesik, muscle relaxant
2. Setelah itu dokter melakukan reposisi manual
3. memasang head bandage
4. Selanjutnya dokter memberikan KIE pada pasien setelah perawatan.
Rumusan
1. Mengapa Dokter memberikan obat analgesik, muscle relaxant
2. Apa fungsi dokter melakukan reposisi manual
3. Apa tujuan memasang head bandage
4. Apa tujuan dokter memberikan KIE pada pasien setelah perawatan
Hipotesisi
1. Ridha dan Tri
2. Ryan
3. Jati
4. Risa dan Tri dan Russel
Learning Issue
1. Dislokasi sendi
Definisi dislokasi sendi TMJ
2. Otot
Struktur anatomi dan histologi
Jenis jenis
Jenis otot yang berperan pada kasus
Macam macam protein pada otot
Mekanisme saat kontraksi dan relaksasi otot
3. Spasme otot
Definisi
Etiologi
4. Penatalaksanaan
Reposisi sendi TMJ
Pemasangan head bandage
5. Pemberian KIE
Tujuan pada kasus
Melatih otot agar normal kembali
6. Kesimpulan
REFERENSI :
1. Anonim 1. Tinjauan Pustaka. Diunduh dari http://eprints.umm.ac.id/23436/1/jiptummpp-gdl-
restyanpus-42767-2-babi.pdf. Diunduh tanggal 1 Oktober 2021
2. Anonim 2. Tinjauan Pustaka. Diunduh dari
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/21874/6.%20BAB%20II.pdf?sequence
=6&isAllowed=y. Diunduh tanggal 1 Oktober 2021
3. Anandhi, D. Management of temporomandibular joint dislocations in the emergency department
- a case series. India case J. Maret April 2018
4. Anumula SK, Beku C and Raj M. Reduction of Tempero Mandibular Dislocation: A Case
Report. Physiother Rehabil 2017, 2:1
5. Crozier M, The occasional temporomandibular joint reduction. Can J Rural Med 2020;25(3)
6. Emojevwe V. Muscle physiology. 2020. Page 1-17. Available at:
https://oer.unimed.edu.ng/LECTURE%20NOTES/3/3/Emojevwe-V-MUSCLE-
PHYSIOLOGYOER2119482.pdf
7. Junquera L.C, Carneiro J dan Kelley R.O. Histologi dasar. 8 th. EGC
8. Kuntarti. Sistem Saraf Motorik. Diunduh dari
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/fisiologiotot.pdf. Diunduh tanggal 25
September 2021
9. Murray. RK, Granner DK, Mayes PA. Rodwell VW.2016. Harpers Illustrated Biochemistry 28ed.
Lange Medical book Publication.
10. Ning NA, Syamsudin E, Fathurachman. Studi kasus : Penatalaksanaan dislokasi sendi
temporomandibula anterior bilateral. MKGK. Desember 2016; 2(3): 120-125
11. Norton NS. 2012. Netter’s Head and Neck Anatomy for Dentistry. 2 nd ed. Elsevier Saunders
12. Pedlar. Oral and maxillofacial surgery . An objective based text book. Elseviere 2007
13. Rahardjo IB. 2003. Jaringan Otot. 1st. Laboratorium Anatomi Histologi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga.
14. Edwyn S. Pengananan Temporomandibular Disorder Non bedah.
https://www.google.com/repository.umy.ac.id.
15. Sarifin G, Kontraksi Otot dan Kelelahan. Progam studi Keolahragaan FIK Universitas Negeri
Makasar.Diunduh dari http://digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas%20negeri%20makassar-
digilib-unm-sarifing-271-1-8.ifink.pdf. Diunduh tanggal 20 September 2021
16. Suhartini. Fisiologi Pengunyahan pada Sistem Stomatognati. Stomatognatic (J.K.G Unej).
2011; 8 (3): 122-126
17. Umroni U. Cara mengatasi rahang kanan maju dan bengkok.
http://87.106.201.35.bc.googleusercontent.com/komunitas/topic/rahang-kanan-majuu-dan-
bengkok. Upload 20 September 2020. Diunduh 1 Oktober 21
18. Wangko, Sunny. Jaringan otot rangka sistem membran dan struktur halus unit kontraktil. Jurnal
Biomedik. 2014; 6 (3): 27-31. Available at:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/download/6330/5850