Anda di halaman 1dari 8

Tugas terstruktur Dosen pengampu

Arbitrase Elfitri Yuza.,SH.,MH

JENIS-JENIS ARBITRASE

Oleh:

Ari Alfandri 11920212119

Irid Alfala 11920212146

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH (MUAMALAH)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
hinayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ARBITRASE tentang
“jenis-jenis arbitrase”. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Untuk itu kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu dengan terbuka kami menerima saran dan kritikan dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini selanjutnya. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Pekanbaru, 14 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang…………………………………………………………………………1
B. Rumusan masalah……………………………………………………………………...1
C. Tujuan masalah………………………………………………………………………...1

BAB II PEMBAHASAN

A. Arbitrase Ad-Hoc……………………………………………………………………....2
B. Arbitrase Institusional………………………………………………………………….3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………….….5
B. Saran…………………………………………………………………………………....5

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perkembangan arbitrase sebenarnya telah dimulai sejak zaman yunani kuno, hingga
berlangsung ke Negara-negara dagang di Eropa. Penyebaran arbitrase ini tiba di Amerika Serikat
sebagai akibat imigrasi besar-besaran pada tahun 1870. Baru pada awal abad ke 20, sistem hukum
mulai memperhitungkan dan menyambut arbitrase dengan terbuka. Banyak Negara telah
mengesahkan peraturan perundangan mereka yang mengakui legitimasi dan proses arbitrase
termasuk peraturan pelaksanaannya. Walaupun sampai pada 1970 kasus-kasus yang menggunakan
arbitrase masih berkisar diantara kasus bisnis, tetapi saat ini arbitrase telah meliputi banyak hal
seperti kasus malpraktik kedokteran, perlindungan konsumen, dan lingkungan hidup. Di samping
itu PBB juga sebagai suatu organisasi global dunia dalam pasal 33 piagam PBB juga termasuk
yang menyarankan agar pihak yang bersengketa dapat mencari penyelesaian melalui jalur
perundingan (negosiasi), mediasi, konsiliasi, dan arbitrase.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu arbitrase Ad Hoc?
2. Apa itu arbitrase Institusional?

C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui arbitrase Ad-Hoc.
2. Untuk mengetahui arbitrase institusional.

1
BAB II
PEMABAHASAN

Jenis arbitrase yang di akui keberadaan dan kewenangannya untuk memeriksa dan
memutus sengketa yang terjadi antara pihak yang telah diatur di beberapa peraturan dan di berbagai
konvensi yang ada. Disamping telah diatur dalam Rv tentang arbitrase Ad-Hoc, diatur pula dalam
konvensi New York 1958, serta ketentuan dari UNCITRAL tentang Arbitration Rules.

Dan ketentuan-ketentuan diatas, dapat ditemukan bahwa terdapat dua macam jenis
arbitrase yang di akui eksistensi dan kewenangannya untuk memeriksan dan memutus perselisihan
atau sengketa yang terjadi antara pihak yang mengadakan perjanjian, yaitu:

A. Arbitrase Ad-Hoc atau arbitrase volunteer.

Arbitrase dapat berupa arbitrase sementara (ad-hoc) maupun arbitrase melalui badan
permanen (institusi). Arbitrase ad-hoc dilaksanakan berdasarkan aturan-aturan yang disengaja
dibentuk untuk tujuan arbitrase, misalnya Undang-undang No. 30 tahun 1999 tentang arbitrase dan
alternative penyelesaian sengketa. Pada umumnya arbitrase ad-hoc ditentukan berdasarkan
perjanjian yang menyebutkan penunjukan majelis arbitrase serta prosedur pelaksanaan yang telah
disepakati oleh para pihak.

Arbitrase ad-hoc atau arbitrase volunter adalah arbitrase yang dibentuk secara khusus
untuk menyelesaikan atau memutuskan perselisihan tertentu. Oleh karena itu arbitrase ad-hoc
bersifat insidentil dimana kedudukan dan keberadaan hanya untuk melayani dan memutuskan
kasus perselisihan tertentu maka apabila telah menyelesaikan sengketa dengan diputudkan perkara
tersebut, keberadaan arbitrase ad-hoc lenyap dan berakhir dengan sendirinya.

Untuk mengetahui dan menetukan suatu suatu perjanjian arbitrase yang disepakati para
pihak termasuk dalam jenis arbitrase ad-hoc, dapat dilihat dari rumusan klausula. Apabila dalam
klausula menyatakan perselisihan akan diselesaikan oleh arbitrase yang berdiri sendiri diluar
arbitrase institusional, atau dari arbiter perorangan, maka arbitrase yang disepakati adalah jenis
arbitrase ad-hoc. Ciri pokok arbitrase ad-hoc ini adalah penunjukan para arbiternya secara
perseorangan.

2
Arbitrase ad-hoc dalam pasal 1 ayat (1) konvensi New York 1958 dirumuskan dengan
istilah “arbitrators appointed for each acase” yang bermakna arbiter ditunjuk untuk kasus tertentu
untuk satu kali penunjukan”. Dalam ketentuan ini jelas dapat dilihat sifat insidentil yang melekat
pada arbitrase ad-hoc. Hal itu dapat disimak dari perkataan “appointed for each case”. Penunjukan
dan keberadaannya adalah kasus perkasus. Funsi dan kewenangannya bersifat satu kali atau een
matig.

Karena arbitrase ad-hoc pada dasarnya tidak terikat dan terkait dengan salah satu badan
arbitrase, maka arbitrase ad-hoc tidak memiliki aturan tata cara tersendiri baik mengenai
pengangkatan para arbiter maupun mengenai tata cara pemeriksaan sengketa seperti suatu lembaga
khusus arbitrase, melainkan arbitrase ad-hoc ini tunduk sepenuhnya mengikuti aturan tata cara
yang ditentukan dalam perundangan-undangan. Sebagai contoh arbitrase ad-hoc yang ditunjuk di
Indonesia harus tunduk dan mengikuti tata cara pengangkatan dan pemeriksaan sengketa sesuai
dengan ketentuan UU No. 30 tahun 1999. Demikian juga misalnya arbitrase yang ditunjuk di
Singapura. Harus berpedoman kepada ketentuan perundang-undangan arbitrase Singapura
International Arbitration Centre (SIAC).

B. Arbitrase Institusional

Arbitrase institusional merupakan lembaga atau badan arbitrase sebagai sarana


penyelesaian sengketa yang bersifat permanen sehingga disebut “permanent arbitral body” yang
dimaksud dengan permanen disini ialah selain dikelola dan diorganisasikan secara tetap,
keberadaannya juga terus menerus untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Saat ini dikenal dengan
berbagai aturan arbitrase yang dikeluarkan oleh badan-badan arbitrase seperti Badan Arbitrase
Nasional Indonesia (BANI), maupun yang internasional seperti The Rules Arbitration dari
International Chamber of Commerce (ICC) di Paris. The Arbitration Rules dari The International
Centre for Settlement of Investment Disputes (ICSID) di Washington. Badan-badan tersebut
mempunyai peraturan dan system arbitrase sendiri-sendiri.

Disamping itu, keberadaannya tidak hanya bergantung ketika adanya sengketa. Artinya,
ada sengketa yang masuk maupun tidak ada sengketa yang masuk, lembaga itu tetap berdiri dan
tidak bubar bukan setelah sengketa yang ditanganinya telah selesai sekalipun. Berbeda dengan
arbitrase ad-hoc yang akan bubar dan berakhir keberadaannya setelah sengketa yang ditangani
selesai diputus.

3
Pada umumnya, setiap lembaga arbitrase institusional diorganisasikan dengan
manajemen yang teratur oleh para ahli dalam berbagai bidang. Disamping diorganisasikan secara
teratur, lembaga arbitrase pada umunya memiliki perangkat ketentuan hokum formal sendiri
sebagai hokum acara dalam rangka proses penyelesaian sengketa dan prosedur acaranya, dan
sekaligus juga disusun organisasinya serta ketentuan-ketentuan tentang tata cara pengangkatan
arbiter dan tata cara pemeriksaannya.

4
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jenis arbitrase yang di akui keberadaan dan kewenangannya untuk memeriksa dan
memutus sengketa yang terjadi antara pihak yang telah diatur di beberapa peraturan dan di berbagai
konvensi yang ada. Disamping telah diatur dalam Rv tentang arbitrase Ad-Hoc, diatur pula dalam
konvensi New York 1958, serta ketentuan dari UNCITRAL tentang Arbitration Rules.

 Arbitrase Ad-Hoc atau arbitrase volunteer adalah arbitrase yang dibentuk secara khusus
untuk menyelesaikan atau memutuskan perselisihan tertentu.
 Institusional adalah lembaga atau badan arbitrase sebagai sarana penyelesaian sengketa
yang bersifat permanen sehingga disebut “permanent arbitral body”.

B. Saran

Demikianlah makalah ini kami selesaikan sebagai salah satu tugas perkuliahan pada
semester ini. Namun kami dari kelompok empat menyadari terdapat kekurangan maupun
kekhilafan atau kesalahan, baik dalam menyelesaikan maupun pemaparan makalah kami ini. Kami
memohon maaf.

DAFTAR PUSTAKA

(Entriani, 2017)

(Dananjaya & Kadek Agus Sudiarawan, 2016)

http://ualawyer.ru/id/media/95/

Anda mungkin juga menyukai