Anda di halaman 1dari 11

1

EKSEKUSI PUTUSAN ARBITRASE DAN ADR

Disusun oleh :
Nurul Fadilah ( 0205191025 )

Yogi Prasetiyo ( 0205192032 )

Ridho Ardika ( 0205191009 )


Dosen Pembimbing :

Fatimah Islami Nasution, S.H., M.H.

PRODI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A 2022 M/1444 H

KATA PENGANTAR
2

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam,


yang masih memberikan kita nikmat kesehatan dan barokahnya, sehingga kita
masih bisa merasakan dan mensyukuri akan nikmatnya, sholawat dan salam kita
hadiahkan kepada baginda Rasulullah SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya
sekalian, semoga kita akan mendapatkan syafa’atnya di yaumil akhir kelak aamiin
ya rabbal’alamin.

Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Fatimah Islami Nasution, S.H.,M.H


yang menjadi dosen pengampu pada mata kuliah Hukum Arbitrase dan, yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, tanpa bimbingan dan bantuan
dari beliau, maka makalah ini tidak akan selesai dengan baik. Makalah ini masih
jauh dari kata kesempurnaan, dan kami berharap bagi pembaca agar dapat
memberikan saran-saran yang membangun untuk menjadikan makalah ini dapat
disempurnakan lagi.

Medan, 8 Desember 2022

Penulis

Kelompok X
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................5
A. Pengertian Eksekusi.......................................................................................5
B. Macam-Macam Eksekusi...............................................................................5
C. Pelaksanaan Eksekusi.....................................................................................6
BAB III.................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

BAB I

PENDAHULUAN
4

A. Latar Belakang
Hal terpenting dalam suatu sengketa adalah pelaksanaan putusan atas
sengketa tersebut atau sering disebut dengan istilah eksekusi. Adalah sia-sia
apabila dalam suatu perkara yang sudah mempunya kekuatan hukum yang tetap,
akan tetapi pada akhirnya tidak dapat dieksekusi.

Di dalam perkara perdata paling tidak ada dua lembaga penting yang dapat
menjadi tempat penyelesaian suatu perkara, yakni lembaga pengadilan dan
arbitrase. Badan Arbitrase dapat melaksanakan pemeriksaan sengketa secara adil
dan lebih cepat akan tetapi Badan Arbitrase tidak punya organ untuk dapat
memaksa pihak yang kalah melaksanakan putusannya, seperti layaknya
pengadilan yang mempunyai juru sita untuk melaksanakan eksekusi. Oleh karena
itu dibutuhkan peranan pengadilan negeri.

Agar pengadilan dapat melakukan eksekusi maka ada syarat yang harus
dipenuhi yakni dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh ) hari terhitung sejak
tanggal putusan diucapkan, lembaran asli atau salinan otentik putusan arbitrase
diserahkan dan didaftarkan oleh arbiter atau kuasanya kepada panitera pengadilan
negeri. Tidak dipenuhinya ketentuan tersebut berakibat putusan arbitrase tidak
dapat dilaksanakan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Eksekusi ?
2. Apa saja macam-macam Eksekusi ?
3. Bagaimana pelaksanaan Eksekusi ?

BAB II

PEMBAHASAN
5

A. Pengertian Eksekusi
Eksekusi putusan arbitrase Internasional yang merupakan satu rangkaian
dari penyelesaian suatu sengketa bisnis melalui forum arbitrase Internasional
merupakan tahapan yang sangat penting, khususnya bagi para pelaku usaha yang
mengalami sengketa usaha. Suparman (2012) mengatakan hal ini penting, oleh
karena suatu putusan tidak memiliki arti sama sekali apabila tidak dapat
dilaksanakan. Oleh sebab itu eksekusi putusan arbitrase internasional di Indonesia
harus sesuai dengan hukum atau Sistem hukum di Indonesia.

Putusan Arbitrase Internasional akan tidak dapat diimplementasikan


apabila ditolak oleh Pengadilan Negeri yang mempunyai kewenangan pelaksanaan
putusan tersebut. Bahwa pelaksanaan Putusan Arbitrase Internasional yang harus
dilaksanakan di negara lain yang bukan di negara Putusan Arbitrase Internasional
itu diputuskan, yang harus tunduk atau sesuai dengan tata hukum atau Sistem
Hukum di negara pelaksana putusan.12

B. Macam-Macam Eksekusi
Menurut peraturan yang berlaku di Indonesia (HIR/RBg), eksekusi dikenal
hanya ada 3 macam, yaitu:

1. Eksekusi riil

Eksekusi riil yaitu penghukuman pihak yang kalah untuk melakukan


seuatu perbuatan tertentu, misalnya penyerahan barang, pengosongan sebidang
tanah atau rumah, pembongkaran, menghentikan suatu perbuatan tertentu, dan
lain-lain. Eksekusi riil dapat dilakukan langsung dengan perbuatan nyata, sesuai
dengan amar putusan tanpa memerlukan lelang.3

2. Eksekusi membayar sejumlah uang

Pengaturan eksekusi untuk membayar sejulah uang diatur dalam Pasal 197
HIR/Pasal 208 RBg. Menurut ketentuan, menjalankan eksekusi untuk membayar
sejumlah uang dilakukan melalui lelang terhadap barang-barang milik pihak yang
kalah sampai mencukupi jumlah uang yang harus dibayarkan sesuai denganisi

1 https://media.neliti.com/media/publications/233672-eksekusi-putusan-arbitrase-internasional-
2 af5dc.pdf
3 Wildan Suyuthi , Op.Cit, hlm. 67
6

putusan hakim ditambah dengan biaya pengeluaran untuk pelaksanaan eksekusi.


Prestasi yang diwajibkan adalah membayar sejumlah uang.1

3. Eksekusi melakukan suatu perbuatan

Mengenai hal ini diatur dalam Pasal 225 HIR/ Pasal 259 RBg, yang
menggariskan orang tidak dapat dipaksakan memenuhi suatu prestasi yang berupa
perbuatan, akan tetapi pihak yang dimenangkan dapat meminta hakim agar
kepentingan yang akan diperoleh dinilai dengan uang.

Eksekusi ini merupakan perintah undang-undang sebagai jalan alternatif


yang dapat ditempuh oleh pihak yang menang guna memperoleh pemenuhan
putusan yang menghukum pihak yang kalah yang disebut dalam amar putusan
dengan jalan meminta kepada ketua PN untuk mengganti hukuman tersebut
dengan sejumlah uang, caranya bahwa kepentingan pembuatan tertentu dinilai
dengan sejumlah uang berdasarkan putusan hakim yang menilai besarnya
penggantian.2

C. Pelaksanaan Eksekusi
Tidak dilakukannya pendaftaran dalam jangka waktu yang ditentukan
mengakibatkan putusan arbitrase tidak dilaksanakan. Arbitrase merupakan salah
satu alternatif pilihan sengketa yang cukup banyak dipilih oleh para pelaku bisnis.

Prosesnya yang cepat dan sifatnya yang rahasia menjadi salah satu alasan
arbitrase dipilih sebagai salah satu forum dalam penyelesaian sengketa. Selain
alasan tersebut, sifat putusan arbitrase yang final dan mengikat juga menjadi daya
tarik sendiri bagi para pelaku bisnis yang enggan menempuh proses panjang
dalam berperkara. Berkaitan dengan hal itu, lantas bagaimanakah pelaksanaan
putusan arbitrase yang dikeluarkan oleh Lembaga Arbitrase? Dan apakah putusan
arbitrase yang telah diucapkan dapat langsung dilaksanakan mengingat sifatnya
yang final dan mengikat? Simak ulasan di bawah ini untuk tahu lebih lengkapnya.

Ketentuan mengenai pelaksanaan putusan arbitrase diatur dalam Pasal 59


sampai dengan 64 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan

1 Djamat Samosir, Op.Cit., hlm. 339.

2 Ibid
7

Alternatif Pilihan Penyelesaian Sengketa (“UU Arbitrase dan APS”). Dari


ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan putusan arbitrase terdiri
dari dua tahap yang meliputi:

1. Pendaftaran Putusan ke Pengadilan Negeri

Dalam ketentuan Pasal 59 UU Arbitrase dan APS pada intinya mengatur,


putusan arbitrase wajib diserahkan dan didaftarkan oleh arbiter atau kuasanya
kepada Panitera Pengadilan Negeri paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah
tanggal putusan diucapkan. Merujuk pada Pasal 1 ayat (4) UU Arbitrase dan APS
Pengadilan Negeri yang dimaksud di sini adalah Pengadilan Negeri yang wilayah
hukumnya meliputi tempat tinggal termohon.

Adapun proses pendaftaran tersebut dilakukan dengan menyerahkan


lembar asli atau salinan otentik putusan arbitrase disertai dengan lembar asli atau
salinan otentik pengangkatan sebagai arbiter. Kemudian pada bagian akhir atau
bagian pinggir salinan putusan arbitrase yang diserahkan tersebut dilakukan
pencatatan dan penandatanganan oleh Panitera Pengadilan Negeri dan arbiter atau
kuasanya yang menyerahkan.

Pencatatan inilah yang menurut Pasal 59 ayat (2) UU Arbitrase dan APS
merupakan akta pendaftaran. Menurut Pasal 59 ayat (4) UU Arbitrase dan APS,
tidak dilakukannya pendaftaran dalam jangka waktu yang ditentukan berakibat
pada tidak dapat dilaksanakannya putusan arbitrase.

2. Pelaksanaan Putusan

Pelaksanaan putusan arbitrase dilaksanakan secara sukarela atau dengan


bantuan Pengadilan. Namun, pelaksanaan putusan dengan bantuan Pengadilan
baru dapat dilakukan jika salah satu pihak tidak mau melaksanakan putusan secara
sukarela. Hal tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 61 UU Arbitrase dan APS:
“Dalam hal para pihak tidak melaksanakan putusan arbitrase secara suk arela,
putusan dilaksanakan berdasarkan perintah Ketua Pengadilan Negeri atas
permohonan salah satu pihak yang bersengketa”

Adapun jangka waktu diberikannya perintah eksekusi tersebut paling lama


30 (tiga puluh) hari setelah permohonan eksekusi didaftarkan kepada Panitera
8

Pengadilan Negeri. Namun, sebelum memberikan perintah eksekusi, Ketua


Pengadilan Negeri perlu memeriksa terlebih dahulu apakah putusan arbitrase telah
memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 62 ayat (2) UU Arbitrase
dan APS, yang meliputi:

Para pihak telah menyetujui bahwa sengketa di antara mereka akan


diselesaikan melalui arbitrase yang dimuat dalam dimuat dalam suatu dokumen
yang ditandatangani oleh para pihak atau catatan penerimaan oleh para pihak
apabila kesepakatan dilakukan melalui sarana komunikasi;

Sengketa merupakan di bidang perdagangan dan bukan sengketa yang


menurut undang-undang yang tidak dapat dilakukan perdamaian; serta Tidak
bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum. Putusan arbitrase yang
tidak memenuhi ketentuan tersebut Ketua Pengadilan Negeri akan menolak
permohonan pelaksanaan eksekusinya, terhadap putusan Ketua Pengadilan
tersebut tidak terbuka upaya hukum apapun. Akan tetapi, jika putusan arbitrase
memenuhi ketentuan tersebut di atas, maka perintah eksekusi akan ditulis oleh
Ketua Pengadilan Negeri pada lembar asli dan salinan otentik putusan arbitrase
yang dikeluarkan dan pelaksanaan putusan akan dilakukan sesuai dengan
ketentuan eksekusi dalam perkara perdata yang putusannya telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan putusan arbitrase


tidak dapat dilakukan jika arbiter atau kuasanya tidak melakukan pendaftaran
putusan ke Pengadilan Negeri dalam jangka waktu yang ditentukan oleh
undangundang. Selain itu, pelaksanaan putusan arbitrase dengan bantuan
pengadilan dilaksanakan apabila salah satu pihak tidak bersedia melaksanakan
putusan secara sukarela. Namun, pelaksanaan putusan dengan bantuan pengadilan
tersebut harus didahului dengan permohonan eksekusi yang didaftarkan pada
Panitera Pengadilan Negeri.

3. Cara melakukan eksekusi terhadap suatu putusan arbitrase

Pemberian exequatur terhadap putusan arbitrase dilakukan dengan cara


membuat surat permohonan exequatur kepada Ketua Pengadilan Negeri, sebagai
9

permintaan untuk melakukan eksekusi terhadap putusan arbitrase, sebagaimana


diutarakan oleh pihak BANI.

4. Kapan suatu putusan itu dapat dilaksanakan eksekusi

Putusan yang dapat dilakukan eksekusi pada dasarnya hanya putusan yang
telah berkekuatan hukum tetap karena dalam putusan tersebut telah terkandung
wujud hubungan hukum yang tetap (res judicata) dan pasti antara pihak yang
berperkara.

BAB III

PENUTUP
10

A. Kesimpulan
Eksekusi putusan arbitrase Internasional yang merupakan satu rangkaian
dari penyelesaian suatu sengketa bisnis melalui forum arbitrase Internasional
merupakan tahapan yang sangat penting, khususnya bagi para pelaku usaha yang
mengalami sengketa usaha. Suparman (2012) mengatakan hal ini penting, oleh
karena suatu putusan tidak memiliki arti sama sekali apabila tidak dapat
dilaksanakan. Oleh sebab itu eksekusi putusan arbitrase internasional di Indonesia
harus sesuai dengan hukum atau Sistem hukum di Indonesia.

Menurut peraturan yang berlaku di Indonesia (HIR/RBg), eksekusi dikenal


hanya ada 3 macam, yaitu:

1. Eksekusi Rill
2. Eksekusi membayar sejumalah uang
3. Eksekusi melakukan suatu perbuatan

Ketentuan mengenai pelaksanaan putusan arbitrase diatur dalam Pasal 59


sampai dengan 64 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Pilihan Penyelesaian Sengketa (“UU Arbitrase dan APS”). Dari
ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan putusan arbitrase terdiri
dari dua tahap yang meliputi:

1. Pendaftaran Putusan ke Pengadilan Negeri


2. Pelaksanaan Putusan

DAFTAR PUSTAKA

- https://media.neliti.com/media/publications/233672-eksekusi-
putusanarbitrase internasional-460af5dc.pdf - Wildan Suyuthi , Op.Cit.
11

- Djamat Samosir, Op.Cit.

Anda mungkin juga menyukai