Anda di halaman 1dari 12

Jurnal MK Materi PAI SMP, SMA/K

Dosen Pengampu : Yulda Dina Septiana, M.A

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSFEKTIF ISLAM

Zul Hamidi Nasution


hamidizul68@gmail.com

STAY-YAPTIP PASAMAN BARAT


Jln. Bundo Kanduang No: 142, Kab. Pasaman Barat

Abstrak
Islam adalah agama universal, sebagai agama bagi ummat manusia,
atau sebagai agama bagi seluruh ummat dunia karena misi sebagai rahmat
untuk seluruh makhluk. Membangun karakter adalah kebutuhan yang sangat
penting di indonesia, secara khusus dalam membangkitkan karakter anak muda
sebagai penerus bangsa. Manusia yang tidak berkarakter atau tidak berakhlak
mulia disebut sebagai manusia yang tidak beradab dan tidak memiliki harga
atau nilai. Karakter atau akhlak mulia harus dibangun sedangkan membangun
akhlak mulia adalah melalui pendiidkan, baik pendidikan dirumah (keluarga),
di sekolah, maupun dimasyarakat. Pendiidkan karakter dalam persfektif
pendidikan islam adalah agar seseorang terbiasa melakukan perbuatan baik,
agar interaksi antara manusia dan Allah SWT dan sessama maklhuk lainnya
senantiasa terpelihara dengan baik dan harmonis. Pendidikan sangat
menentukan terhadap pembentukan watak, kepribadian, karakter, dan budi
pekerti manusia. Menyadari hal itu, perlulah diseriuskan program pendidikan
karakter untuk meningkatkan kualitas individu dan masyarakat. Berkaitan
dengan hal tersebut, dalam jurnal ini akan dibahas mengenai pendidikan
karakter dalam persfektif islam.
Kata Kunci: Karakter, Islam
PENDAHULUAN sebagaimana dikutip oleh Frank
Pendidikan karakter G. Goble pada tahun 1916,
atau pendidikan watak sejak prnah berkata: “sudah
awal munculnya dalam merupakan hal lumrah dalam
pendidikan sudah dianggap teori pendidikan bahwa
sebagai hal yang niscaya oleh pembentukan watak merupakan
para ahli. Jhon Dewey misalnya, tujuan umum pengajaran dan

1
Jurnal MK Materi PAI SMP, SMA/K
Dosen Pengampu : Yulda Dina Septiana, M.A

pendidikan budi pekerti mungkin hingga sekitar lima


disekolah”. tahun, kemampuan menalar
Winnie memahami seorang anak belum tumbuh
bahwa istilah karakter memiliki sehingga stimulus yang
dua pengertian. Pertama, dimasukkan kedalamnya tanpa
Karakter menunjukkan ada penyeleksian, mulai dari
bagaimana seseorang orang tua dan lingkungan
bertingkah laku. Menurutnya keluarga.
apabila seseorang tidak Maka dengan demikian
berperilaku jujur, kejam, atau pendidikan karakter harus
rakus, tentulah orang tersebut ditanamkan sejak anak masih
memanifestasikan perilaku kecil dan melalui proses yang
buruk. Sebaliknya, apabila disesuaikan dalam tahapan
seseorang berperilaku jujur, perkembangan anak. Hal ini
suka menolong, tentulah orang menunjukkan bahwa dalam
tersebut memanifestasikan pembentukan karakter
karakter mulia. Kedua, istilah dibutuhkan kesabaran dan
karakter erat kaitannya dengan ketekunan para pendidiknya
personality, dan seseorang baru yang harus didukung dengan
bisa disebut orang yang keseimbangan antara
berkarakter (a person of pendidikan orang tua dengan
character) apabila tingkah pendidkan disekolah.
lakunya sesuai kaidah moral. PEMBAHASAN
Munir (2010: xiii) HAKEKAT PENDIDIKAN
menambahkan perlunya KARAKTER
pendidikan karakter positif a. Pengertian karakter
untuk senantiasa tumbuh tergali Secara etimologis, kata
dan diasah. Sementara sisi karakter (Inggris: character)
karakter negatif dilumpuhkan berasal dari bahasa Yunani
dan tidak berkemabang. Majid (Greek), yaitu charassein yang
dan Andayani (2012: 18)
menjelaskan bahwa secara
alami, sejak lahir sampai
berusia tiga tahun, atau
2
Jurnal MK Materi PAI SMP, SMA/K
Dosen Pengampu : Yulda Dina Septiana, M.A

berarti “to engrave”,1 yang bisa dengan pengertian ini, ada yang
diterjemahkan mengukir, berpendapat bahwa baik
melukis, memahatkan, atau buruknya karakter manusia
Menggoreskan.2 Dalam Kamus sudah menjadi bawaan dari
Bahasa Indonesia, kata lahir. Jiwa bawaannya baik,
“karakter” diartikan tabiat, maka manusia itu akan
sifat-sifat kejiwaan, akhlaq atau berkarakter baik, dan
budi pekerti yang membedakan sebaliknya jika bawaannya
seseorang dengan yang lain, dan jelek, maka manusia itu akan
watak. Karakter juga bisa berkarakter jelek. Jika pendapat
berarti huruf, angka, ruang, ini benar, maka pendidikan
simbol khusus yang dapat karakter tidak ada gunanya,
dimunculkan pada layar dengan karena tidak akan mungkin
papan ketik.3 Orang berkarakter merubah karakter orang yang
berarti orang yang sudah taken for granted.
berkepribadian, berperilaku, Sementara itu sekelompok
bersifat, bertabiat, atau orang yang lain berpendapat
berwatak. berbeda, yakni bahwa karakter
Dengan makna tersebut bisa dibentuk dan diupayakan,
berarti karakter identik dengan sehingga pendidikan karakter
kepribadian atau akhlaq. menjadi sangat bermakna untuk
Kepribadian merupakan ciri membawa manusia dapat
atau karakteristik atau sifat khas berkarakter yang baik.
dari diri seseorang yang Dapatlah dipahami
bersumber dari bentukan- bahwa karakter identik dengan
bentukan yang diterima dari akhlaq, sehingga karakter
lingkungan, misalnya keluarga merupakan nilai-nilai perilaku
pada masa kecil, dan juga manusia yang universal yang
bawaan sejak lahir. Seiring meliputi seluruh aktivitas

1 3
Kevin Ryan & Karen E. Bohlin, Pusat Bahasa Departemen
Building Character in Schools: Practical, 1999. Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa
2
Echols, M. John dan Shadily,Hassan, Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa. Cet.I, 2008,
Kamus Inggris Indonesia: An English- h.682.
Indonesian Dictionary. Jakarta: PT Gramedia.
Cet. XXI, 1995, h.214

3
Jurnal MK Materi PAI SMP, SMA/K
Dosen Pengampu : Yulda Dina Septiana, M.A

manusia, baik dalam rangka sikap dan perilaku yang tercela


berhubungan dengan Tuhannya, dan dilarang.
dengan dirinya, dengan sesama pendidikan karakter
manusia, maupun dengan menjadi suatu sistem
lingkungannya, yang terwujud penanaman nilai-nilai karakter
dalam pikiran, sikap, perasaan, kepada warga terdidik yang
perkataan, dan perbuatan meliputi komponen
berdasarkan norma-norma pengetahuan, kesadaran atau
agama, hukum, tata karma, kemauan, dan tindakan untuk
budaya, dan adat istiadat. nilai-nilai tersebut. Pendidikan
b. Pendidikan karakter karakter dimaksudkan untuk
Terminologi pendidikan membentuk individu menjadi
karakter mulai dikenalkan sejak seorang pribadi bermoral yang
tahun 1900-an. Pendidikan dapat menghayati kebebasan
karakter kemudian dijadikan dan tanggung jawabnya, dalam
gerakan nasional yang relasinya dengan orang lain dan
menjadikan sekolah sebagai dunianya dalam komunitas
agen untuk membangun pendidikan. Dengan demikian
karakter siswa melalui pendidikan karakter senantiasa
pembelajaran dan pemodelan. mengarahkan diri pada
Melalui pendidikan karakter, pembentukan individu
sekolah harus berpretensi untuk bermoral, cakap mengambil
membawa peserta didik keputusan yang tampil dalam
memiliki nilai-nilai karakter perilaku, sekaligus mampu
mulia seperti hormat dan peduli berperan aktif dalam
pada orang lain, tanggung membangun kehidupan
jawab, memiliki integritas, dan bersama.4
disiplin. Di sisi lain pendidikan c. Tujuan Pendidikan
karakter juga harus mampu Karakter
menjauhkan peserta didik dari Manusia secara natural
memiliki potensi di dalam

4
Fihris, Pendidikan Karakter di
Madrasah Salafiyah, Semarang: PUSLIT IAIN
Walisongo, 2010, h.24-28.

4
Jurnal MK Materi PAI SMP, SMA/K
Dosen Pengampu : Yulda Dina Septiana, M.A

dirinya untuk bertumbuh dan PENDIDIKAN KARAKTER


berkembang mengatasi DALAM ISLAM
keterbatasan manusia dan bali jati diri individu
keterbatasan budayanya. maupun warga masyarakat,
Manusia juga tidak dapat abai bangsa atau negara. Tapi
terhadap lingkungan sekitarnya. penting untuk segera
Karena itu, tujuan dikemukakan bahwa
pendidikan karakter hendaklah pendidikan karakter harusah
diletakkan dalam kerangka melibatkan semua pihak;
gerak dinamis diakletis, berupa rumahtangga dan keluarga;
tanggapan individu atau impuls sekolah; dan lingkungan
natural (fisik dan psikis), sosial, sekolah lebih luas (masyarakat).
kultural yang melingkupinya, Karena itu, langkah pertama
untuk dapat menempa diri yang harus dilakukan adalah
menjadi sempurna sehingga menyambung kembali
potensi-potensi yang ada dalam hubungan dan educational
dirinya berkembang secara network yang nyaris terputus
penuh dan membuatnya antara ketiga lingkungan
semakin menjadi manusiawi, pendidikan ini. Berdasarkan
yang berarti semakin menjadi sebuah hadits yang
makhluq yang mampu membuat diriwayatkan Anas r.a, keluarga
relasi secara sehat dengan yang baik memiliki empat ciri:
lingkungan di luar dirinya tanpa a. Semangat (ghirah) dan
kehilangan otonomi dan kecintaan untuk
kebebasannya, sehingga ia mempelajari dan
menjadi manusia yang memiliki menghayati ajaran-
sifat tanggungjawab. ajaran agama dengan
Pendidikan karakter sebaik-baiknya untuk
mengutamakan pertumbuhan kemudian mengamalkan
moral individu-individu yang dan
ada di dalam lembaga mengaktualisasikannya
pendidikan.5 dalam kehidupan.

5
Doni Koesoema A., op.cit., h.134.

5
Jurnal MK Materi PAI SMP, SMA/K
Dosen Pengampu : Yulda Dina Septiana, M.A

b. Setiap anggotanya hubungan antara makhluq


saling menghormati dan dengan Khaliqnya. Jelas ada
menyayangi; saling subordinasi makhluq tunduk
asah, asih dan asuh. dan patuh terhadap sang Khaliq.
c. Dalam segi nafkah Hubungan antara manusia
(konsumsi) tidak dengan alam (hewan, tumbuh-
berlebih-lebihan; atau tumbuhan, bumi, laut, dan
tidak serakah dalam lainnya) adalah hubungan
usaha mendapatkan antara penerima amanat sebagai
nafkah; sederhana atau pengelola dengan penerima
tidak konsumtif dalam amanat sebagai yang dikelola:
pembelanjaan. subyek dan obyek.
d. Sadar akan kelemahan Sedangkan untuk
dan kekurangannya. hubungan antar manusia dengan
Tujuan pendidikan manusia tidak sama dengan
karakter semestinya diletakkan kedua bentuk hubungan itu.
dalam kerangka gerak dinamis Untuk itu, Islam mengajarkan
diakletis, berupa tanggapan konsep-konsep mengenai
individu atau impuls natural kedudukan, hak, dan kewajiban
(fisik dan psikis), sosial, serta tanggung jawab manusia.
kultural yang melingkupinya, Akibat dari apa yang dilakukan
untuk dapat menempa dirinya oleh setiap manusia bukan saja
menjadi sempurna sehingga mempunyai nilai dan
potensi-potensi yang ada dalam konsekuensi di dunia tapi
dirinya berkembang secara sekaligus juga di akhirat.
penuh yang membuatnya Konsep pertanggung-jawaban
semakin menjadi manusiawi di akhirat ini merupakan ciri
dan bertanggung jawab. 6 khas konsep agama.
DASAR ETIKA SOSIAL Apapun yang telah di
DALAM ISLAM kerjakan, sebagai hal yang baik
Hubungan manusia atau buruk, akan diketahui di
dengan Tuhannya adalah akhirat kelak, dan akan

6
Fihris, op.cit., h. 55.

6
Jurnal MK Materi PAI SMP, SMA/K
Dosen Pengampu : Yulda Dina Septiana, M.A

dipertanggung jawabkan. Jika dan perilaku sehari-hari yang


hal itu baik, maka pahala yang didasari oleh imannya.
akan menjadi imbalannya, Mengkaji dan
sedangkan jika hal itu buruk, mendalami konsep akhlaq
maka akan ada tuntutan bukanlah yang terpenting, tapi
pertanggung jawabannya atas merupakan sarana yang dapat
perbuatan buruknya itu.7 mengantarkan seseorang dapat
DASAR-DASAR bersikap dan berperilaku mulia
PENDIDIKAN KARAKTER seperti yang dipesankan oleh
Seperti telah dijelaskan Nabi saw. Baik dan buruk
sebelum ini bahwa karakter karakter manusia sangat
identik dengan akhlaq. Dalam tergantung pada tata nilai yang
perspektif Islam, karakter atau dijadikan pijakannya. Abul A’la
akhlaq mulia merupakan buah al-Maududi membagi sistem
yang dihasilkan dari proses moralitas menjadi dua: 1.
penerapan syari’ah (ibadah dan Sistem moral yang berdasar
muamalah) yang dilandasi oleh kepada kepercayaan kepada
fondasi ‘aqidah yang kokoh. Tuhan dan kehidupan setelah
Ibarat bangunan, mati. 2. Sistem moral yang tidak
karakter/akhlaq merupakan mempercayai Tuhan dan timbul
kesempurnaan dari bangunan dari sumber-sumber sekuler. 8
tersebut setelah fondasi dan Islam tidak
bangunannya kuat. Jadi, tidak mengabaikan adanya standar
mungkin karakter mulia akan lain selain al-Quran dan
terwujud pada diri seseorang sunnah/hadis untuk menentukan
jika ia tidak memiliki ‘aqidah baik dan buruk dalam hal
dan syari’ah yang benar. karakter manusia. Standar lain
Seorang Muslim yang memiliki dimaksud adalah akal dan
‘aqidah atau iman yang benar nurani manusia serta pandangan
pasti akan terwujud pada sikap umum (tradisi) masyarakat.

7
A. Qodry Azizy, Pendidikan Agama 8
Abul A’la al-Maududi, Al-Khilafah
Untuk Membangun Etika Sosial, Semarang: wa al-Mulk, Terj. Muhammad Al-Baqir.
Aneka Ilmu, 2003, h.93 Bandung: Mizan, 1984, h. 9

7
Jurnal MK Materi PAI SMP, SMA/K
Dosen Pengampu : Yulda Dina Septiana, M.A

Manusia dengan hati hati nurani belaka, tapi harus


nuraninya dapat juga dikembalikan kepada wahyu
menentukan ukuran baik dan yang terjamin kebenarannya. 9
buruk, sebab Allah memberikan RUANG LINGKUP
potensi dasar (fitrah) kepada PENDIDIKAN KARAKTER
manusia berupa tauhid dan PERSFEKTIF ISLAM
kecerdasan. Dengan fitrah Secara umum karakter
itulah manusia akan mencintai dalam perspektif Islam dibagi
kesucian dan cenderung kepada menjadi dua, yaitu karakter
kebenaran. Hati nuraninya mulia (al akhlaq al-mahmudah)
selalu mendambakan dan dan karakter tercela (al-akhlaq
merindukan kebenaran, ingin al madzmumah). Karakter
mengikuti ajaran-ajaran Allah mulia harus diterapkan dalam
dan Rasul-Nya, karena kehidupan setiap Muslim
kebenaran itu tidak akan dicapai sehari-hari, sedang karakter
kecuali dengan Allah sebagai tercela harus dijauhkan dari
sumber kebenaran mutlak. Tapi, kehidupan setiap Muslim.
harus diakui bahwa fitrah Jika dilihat dari ruang
manusia tidak selalu dapat lingkupnya, karakter Islam
berfungsi dengan baik. dibagi menjadi dua bagian,
Pendidikan dan yaitu karakter terhadap Khaliq
pengalaman manusia dapat (Allah SWT) dan karakter
memengaruhi eksistensi fitrah terhadap makhluq
manusia itu. Dengan pengaruh (makhluq/selain Allah SWT).
tersebut tidak sedikit fitrah Karakter terhadap makhluq bisa
manusia menjadi kotor dan dirinci lagi menjadi beberapa
tertutup sehingga tidak lagi macam, seperti karakter
dapat menentukan baik dan terhadap sesama manusia,
buruk dengan benar. Karena karakter terhadap makhluq
itulah ukuran baik dan buruk hidup selain manusia (seperti
tidak dapat diserahkan kepada tumbuhan dan binatang), serta

9
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq,
Yogyakarta: LPPI UMY, 2004, h.4.

8
Jurnal MK Materi PAI SMP, SMA/K
Dosen Pengampu : Yulda Dina Septiana, M.A

karakter terhadap benda mati bertentangan dengan karakter-


(lingkungan alam). karakter mulia terhadap Allah.
Berikut ini 2. Karakter Terhadap Rasul
perinciannya. Allah
1. Karakter Terhadap Khaliq Sebelum seorang
(Allah) Muslim mencintai sesamanya,
Islam menjadikan bahkan terhadap dirinya, ia
‘aqidah sebagai fondasi syari’ah harus terlebih dahulu mencintai
dan akhlaq. Karena itu, karakter Allah dan Rasul Allah. Kualitas
yang mula-mula dibangun cinta kepada sesama tidak boleh
setiap Muslim adalah karakter melebihi kualitas cinta kepada
terhadap Allah SWT Ini bisa Allah dan Rasul Allah. Karakter
dilakykan misalnya dengan cara yang lain terhadap Rasul Allah
menjaga kemauan dengan adalah taat kepadanya dan
meluruskan ubudiyah dengan mengikuti sunnahnya. serta
dasar tauhid, menaati perintah mengucapkan shalawat dan
Allah atau, takut kepada Allah, salam kepadanya. Islam
berdoa dan penuh harapan melarang mendustakan Rasul
(raja’) kepada Allah SWT, Allah dan mengabaikan sunnah-
berdzikir, bertawakal setelah sunnahnya.
memiliki kemauan dan 3. Karakter dalam Diri Sendiri
ketetapan hati, bersyukur, Islam juga mengajarkan
bertaubat serta istighfar bila kepada setiap Muslim untuk
berbuat kesalahan, rido atas berkarakter mulia terhadap
semua ketetapan Allah, dan dirinya sendiri. Manusia yang
berbaik sangka pada setiap telah diciptakan dalam sibghah
ketentuan Allah . Allah SWT dan dalam potensi
Selanjutnya setiap fitriahnya berkewajiban
Muslim juga dituntut untuk menjaganya dengan cara
menjauhkan diri dari karakter memelihara kesucian lahir dan
tercela terhadap Allas SWT, batin
misalnya: syirik, kufur, dan 4. Karakter dalam Keluarga
melakukan hal-hal yang Setiap Muslim harus
membangun karakter dalam
9
Jurnal MK Materi PAI SMP, SMA/K
Dosen Pengampu : Yulda Dina Septiana, M.A

lingkungan keluarganya. keberanian dan kejujuran,


Karakter mulia terhadap lapang dada dan sebagainya.
keluarga dapat dilakukan 5. Karakter Terhadap
misalnya dengan berbakti Lingkungan
kepada kedua orang tua, bergaul Lingkungan yang
dengan ma’ruf, memberi nafkah dimaksud adalah segala sesuatu
dengan sebaik mungkin, saling yang berada di sekitar manusia,
mendoakan, bertutur kata lemah yakni binatang, tumbuhan, dan
lembut, dan lain sebagainya alam sekitar (benda mati).
5. Karakter Terhadap Tetangga Karakter yang dikembangkan
Terhadap tetangga, adalah cerminan dari tugas
seorang Muslim harus membina kekhalifahan manusia di bumi,
hubungan baik tanpa harus yakni untuk menjaga agar setiap
memperhatikan perbedaan proses pertumbuhan alam terus
agama, etnis, bahasa, dan yang berjalan sesuai dengan fungsi
semisalnya. Tetangga adalah ciptaan-Nya.
sahabat yang paling dekat. PENUTUP
6. Karakter Terhadap KESIMPULAN
Masyarakat Jika umat Islam
Setiap Muslim juga Indonesia sebagai mayoritas
harus membina hubungan baik penduduk negeri ini memiliki
di masyarakat. Dalam pergaulan karakter mulia, maka Indonesia
di masyarakat setiap Muslim telah berhasil membangun
harus dapat berkarakter sesuai karakter bangsanya. Tapi jika
dengan status dan posisinya umat Islam Indonesia hanya
masing-masing. Jika sebagai bangga dalam hal kuantitas,
pemimpin, seorang Muslim tanpa memperhatikan kualitas
hendaknya memiliki karakter (terutama karakter), maka
mulia seperti beriman dan Indonesia gagal membangun
bertakwa, berilmu pengetahuan bangsanya. Artinya, jika umat
cukup agar semua urusan dapat Islam benar-benar memahami
ditangani secara profesional dan ajaran agama Islam dengan
tidak salah urus, memiliki baik, lalu mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari,
10
Jurnal MK Materi PAI SMP, SMA/K
Dosen Pengampu : Yulda Dina Septiana, M.A

pastilah terwujud tatanan Jakarta: PT


Gramedia
kehidupan di tengah-tengah
masyarakat yang berkarakter. Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan
Tapi kenyataan Nasional, 2008.
membuktikan bahwa Indonesia Kamus Bahasa
Indonesia,
banyak bermasalah dalam hal Jakarta: Pusat
karakter. Hal ini berarti bangsa Bahasa.
Indonesia yang mayoritasnya Fihris, 2008. Pendidikan
umat Islam belum Karakter di
Madrasah
mengamalkan ajaran agamanya Salafiyah,
dengan baik. Ide-ide dua tokoh Semarang:
PUSLIT IAIN
etika Islam (al-Asfahani dan al- Walisongo
Ghazali) seperti yang telah
A. Qodry Azizy, 2003.
diuraikan, bisalah dijadikan Pendidikan
sandaran dalam meyakini Agama Untuk
Membangun
kesimpulan tersebut. Dapatlah Etika Sosial,
ajaran agama Allah yang haqq Semarang:
Aneka Ilmu
(Islam) dijadikan sebagai
Abul A’la al-Maududi, 1984.
landasan utama dalam
Al-Khilafah wa
membangun karakter manusia, al-Mulk, Terj.
Muhammad Al-
termasuk bangsa Indonesia ini.
Baqir. Bandung:
Dengan ajaran Islam karakter Mizan
manusia seutuhnya (berakhlaq Yunahar Ilyas, 2004. Kuliah
mulia) bisa terbangun. Akhlaq,
Yogyakarta:
LPPI UMY
DAFTAR PUSTAKA
Kevin Ryan & Karen E. Bohlin,
Building Character in Schools: Practical,
1999.

Echols, M. John dan Shadily,


Hassan, 1995.
Kamus Inggris
Indonesia: An
English-
Indonesian
Dictionary.

11
Jurnal MK Materi PAI SMP, SMA/K
Dosen Pengampu : Yulda Dina Septiana, M.A

12

Anda mungkin juga menyukai