Anda di halaman 1dari 5

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER

Abstrak : Sudah menjadi kesadaran bersama bahwa dunia pendidikan merupakan cara yang
telah dilakukan umat manusia sepanjang kehidupannya untuk menjadi sarana dalam melakukan
transmisi dan transformasi baik nilai maupun ilmu pengetahuan. Demikian strategisnya dunia
pendidikan sebagai sarana transmisi dan transformasi nilai dan ilmu pengetahuan ini, maka
dalam rangka menanamkan dan mengembangkan karakter bangsa ini, tidak lepas pula dari peran
yang dimainkan oleh dunia pendidikan. Pendidikan karakter penting bagi kehidupan manusia,
maka peran yang dimainkan dunia pendidikan haruslah tidak sekadar menunjukkan pengetahuan
moral, tetapi juga mencintai dan mau melakukan tidakan moral.
Kata kunci: pendidikan karakter, strategi pendidikan karakter

PENDAHULUAN sulit atau bahkan sangat sulit. Dengan


demikian, sangat wajar apabila dikatakan
Secara historis, apabila memperhatikan
bahwa problem moral merupakan persoalan
hakikat kontennya, usia pendidikan karakter
akut atau penyakit kronis yang mengiringi
sesungguhnya seumur dengan sejarah
kehidupan manusia kapan dan di mana pun.
pendidikan itu sendiri. Hanya saja
menyangkut peristilahan yang dipakai, PENGERTIAN KARAKTER
istilah pendidikan karakter baru muncul
Kata character berasal dari bahasa
pada dekade terakhir di Amerika Serikat,
Yunani charassein, yang berarti to engrave
termasuk yang dipakai di Indonesia dalam
(melukis, menggambar), seperti orang yang
dua tahun terakhir ini. Seperti dinyatakan
melukis kertas, memahat batu atau metal.
Suyata (2011: 13), dalam sepuluh sampai
Berakar dari pengertian yang seperti itu,
dua puluh tahun lalu, istilah pendidikan
character kemudian diartikan sebagai tanda
moral lebih populer di Amerika, sedang
atau ciri yang khusus, dan karenanya
istilah pendidikan karakter lebih popular di
melahirkan sutu pandangan bahwa karakter
di kawasan Asia. Sementara itu, di Inggris
adalah ‘pola perilaku yang bersifat
orang lebih menyukai istilah pendidikan
individual, keadaan moral seseorang’.
nilai. Secara khusus di Indonesia telah
Setelah melewati tahap anak-anak,
dipakai pula istilah pendidikan budi pekerti
seseorang memiliki karakter, cara yang
dan pendidikan moral Pancasila. Sepanjang
dapat diramalkan bahwa karakter seseorang
sejarahnya, di seluruh dunia ini, pendidikan
berkaitan dengan perilaku yang ada di
pada hakikatnya memiliki dua tujuan, yaitu
sekitar dirinya (Kevin Ryan, 1999:5).
membantu manusia untuk menjadi cerdas
Karakter yang baik berkaitan dengan
dan pintar (smart), dan membantu mereka
mengetahui yang baik (knowing the good),
menjadi manusia yang baik (good).
mencintai yang baik (loving the good), dan
Menjadikan manusia cerdas dan pintar,
melakukan yang baik (acting the good).
boleh jadi mudah melakukannya, tetapi
Ketiga ideal ini satu sama lain sangat
menjadikan manusia agar menjadi orang
berkaitan. Seseorang lahir dalam keadaan
yang baik dan bijak, tampaknya jauh lebih
bodoh, dorongan-dorongan primitif yang ada seorang pun yang memiliki semua kebajikan
dalam dirinya kemungkinan dapat itu, karena setiap orang memiliki
memerintahkan atau menguasai akal kelemahan-kelemahan. Seseorang dengan
sehatnya. Maka, efek yang mengiringi pola karakter terpuji dapat dibedakan dari yang
pengasuhan dan pendidikan seseorang akan lainnya (Lickona, 1991:50).
dapat mengarahkan kecenderungan,
ALASAN PERLUNYA PENDIDIKAN
perasaan, dan nafsu besar menjadi
KARAKTER
beriringan secara harmoni atas bimbingan
akal dan juga ajaran agama. Mengetahui Menurut Lickona ada tujuh alasan
yang baik berarti dapat memahami dan mengapa pendidikan karakter itu harus
membedakan antara yang baik dan yang disampaikan. Ketujuh alasan yang dimaksud
buruk. Mengetahui yang baik berarti adalah sebagai berikut.
mengembangkan kemampuan untuk
menyimpulkan atau meringkaskan suatu 1) Cara terbaik untuk menjamin anak-anak
keadaan, sengaja, memilih sesuatu yang baik (siswa) memiliki kepribadian yang baik
untuk dilakukan, dan kemudian dalam kehidupannya.
melakukannya. Aristoteles menyebutnya 2) Cara untuk meningkatkan prestasi
dengan practical wisdom (kebijakan akademik.
praktis). Memiliki kebijakan praktis berarti
mengetahui keadaan apa yang diperlukan. 3) Sebagian siswa tidak dapat membentuk
Mengetahui, misalnya, siswa dapat karakter yang kuat bagi dirinya di tempat
merencanakan kegiatan mereka, seperti lain.
bagaimana mereka mengerjakan pekerjaan 4) Persiapan siswa untuk menghormati pihak
rumah mereka, menghabiskan waktu dengan atau orang lain dan dapat hidup dalam
keluarga dan teman-teman mereka. Tetapi masyarakat yang beragam.
kebijakan praktis tidak semata-mata tentang
manajemen waktu, melainkan berkaitan pula 5) Berangkat dari akar masalah yang
dengan prioritas dan pemilihan sesuatu yang berkaitan dengan problem moral-sosial,
baik dalam semua suasana kehidupan. Hal seperti ketidaksopanan, ketidakjujuran,
ini berkaitan dengan kemampuan untuk kekerasan, pelanggaran kegiatan seksual,
membuat komitmen yang bijak dan dan etos kerja (belajar) yang rendah.
menjaganya (Kevin Ryan, 1999:5). 6) Persiapan terbaik untuk menyongsong
Selanjutnya Aristoteles mendefiniskan perilaku di tempat kerja.
karakter yang baik sebagai tingkah laku
yang benar --tingkah laku yang benar dalam 7) Pembelajaran nilai-nilai budaya yang
hubungannya dengan orang lain dan juga merupakan bagian dari kerja peradaban.
dengan diri sendiri. Di pihak lain, karakter, STRATEGI PELAKSANAAN
dalam pandangan filosof kontemporer PENDIDIKAN KARAKTER
seperti Michael Novak, adalah campuran
atau perpaduan dari semua kebaikan yang Strategi pelaksanaan pendidikan karakter
berasal dari tradisi keagamaan, cerita, dan yang diterapkan di sekolah dapat dilakukan
pendapat orang bijak, yang sampai kepada melalui empat cara, yaitu: (1) pembelajaran
kita melalui sejarah. Menurut Novak, tak (teaching), (2) keteladanan (modeling), (3)
penguatan (reinforcing), dan (4) pembiasaan rumah. Pihak sekolah (kampus) dapat
(habituating). Efektivitas pendidikan melibatkan para orang tua untuk lebih peduli
karakter sangat ditentukan oleh adanya terhadap perilaku para anak-anak mereka.
pembelajaran (teaching), keteladanan Sedangkan komponen masyarakat atau
(modeling), penguatan (reinforcing), dan komunitas secara umum adalah sebagai
pembiasaan (habituating) yang dilakukan wahana praktik atau sebagai alat kontrol
secara serentak dan berkelanjutan. bagi perilaku siswa dalam mengembangkan
Pendekatan yang strategis terhadap dan membentuk karakter mereka. Pihak
pelaksanaan ini melibakan tiga komponen sekolah (kampus) dapat melakukan
yang saling terkait satu sama lain, yaitu: (1) komunikasi dan interaksi dengan keluarga
sekolah (kampus), (2) keluarga, dan (3) dan masyarakat ini dari waktu ke waktu
masyarakat. secara periodik.
1. Ketika komponen sekolah (kampus) NILAI DAN DESKRIPSI NILAI
sepenuhnya akan menerapkan dan PENDIDIKAN KARAKTER
melaksanakan nilai-nilai (karakter) tertentu
Nilai-nilai yang dikembangkan
(prioritas), maka setiap nilai yang akan
dalam pendidikan budaya dan karakter
ditanamkan atau dipraktikkan tersebut harus
bangsa Indonesia secara khusus
senantiasa disampaikan oleh para guru
diidentifikasi dari empat sumber: (1)
melalui pembelajaran langsung (sebagai
Agama, (2) Pancasila, (3) Budaya, dan (4)
mata pelajaan) atau mengintegraskannya ke
Tujuan Pendidikan. Masyarakat Indonesia
dalam setiap mata pelajaran.
adalah masyarakat yang beragama, oleh
2. Nilai-nilai prioritas tersebut selanjutnya karena itu kehidupan individu, masyarakat,
harus juga dimodelkan (diteladankan) secara dan bangsa selalu didasari pada ajaran
teratur dan berkesinambungan oleh semua agama. Negara Kesatuan Republik Indonesia
warga sekolah (kampus), sejak dari petugas ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan
parkir, petugas kebersihan, petugas kebangsaan dan kenegaraan yang disebut
keamanan, karyawan administrasi, guru, dan Pancasila, oleh karena itu sudah semestinya
pimpinan sekolah. kalau Pancasila menjadi sumber nilai dalam
berkehidupan. Posisi budaya sebagai sumber
3. Selanjutnya, nilai-nilai itu harus diperkuat
nilai juga tidak dapat diabaikan, demikian
oleh penataan lingkungan dan kegiataan-
juga dengan tujuan pendidikan nansional
kegiatan di lingkungan sekolah (kampus).
yang di dalamnya telah dirumuskan kualitas
Penataan lingkungan di sini antara lain
yang harus dimiliki warga nenagara
dengan menempatkan banner (spanduk-
Indonesia (Puskur, 2010: 8-10). Nilai-nilai
spanduk) yang mengarah dan memberikan
yang ditanamkan dan dikembangkan pada
dukungan bagi terbentuknya suasana
sekolah-sekolah di Indonesia beserta
kehidupan sekolah (kampus) yang
deskripsinya adalah sebagai berikut:
berkarakter terpuji.
1) Religius. Sikap dan perilaku patuh dalam
Penguatan dapat pula dilakukan
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,
dengan melibatkan komponen keluarga dan
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
masyarakat. Komponen keluarga meliputi
pengembangan dan pembentukan karakter di
lain, dan hidup rukun dengan pemeluk 11) Cinta Tanah Air. Cara berfikir, bersikap,
agama lain. dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
2) Jujur. Perilaku yang didasarkan pada
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,
upaya menjadikan dirinya sebagai orang
budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 12) Menghargai Prestasi. Sikap dan tindakan
yang mendorong dirinya untuk
3) Toleransi. Sikap dan tindakan yang
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
masyarakat, dan mengakui, serta
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain
menghormati keberhasilan orang lain.
yang berbeda dari dirinya.
13) Bersahabat/Komuniktif. Tindakan yang
4) Disiplin. Tindakan yang menunjukkan
memperlihatkan rasa senang berbicara,
perilaku tertib dan patuh pada berbagai
bergaul, dan bekerja sama dengan orang
ketentuan dan peraturan.
lain.
5) Kerja Keras.Perilaku yang menunjukkan
14) Cinta Damai. Sikap, perkataan, dan
upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
tindakan yang menyebabkan orang lain
berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
merasa senang dan aman atas kehadiran
menyelesaikan tugas dengan sebaikbaiknya.
dirinya.
6) Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu
15) Gemar Membaca. Kebaisaan
untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
menyediakan waktu untuk membaca
sesuatu yang telah dimiliki.
berbagai bacaan yang memberikan
7) Mandiri. Sikap dan perilaku yang tidak kebajikan bagi dirinya.
mudah tergantung pada orang lain dalam
16) Peduli Lingkungan. Sikap dan tindakan
menyelesaikan tugas-tugas. Mengapa
yang selalu berupaya mencegah kerusakan
Pendidikan Karakter? Jurnal Pendidikan
pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
Karakter, Tahun I, Nomor 1, Oktober 2011
mengembangkan upaya-upaya untuk
8) Demokratis. Cara berfikir, bersikap, dan
memperbaiki kerusakan alam yang sudah
bertindak yang menilai sama hak dan
terjadi.
kewajiban dirinya dan orang lain.
17) Peduli Sosial. Sikap dan tindakan yang
9) Rasa Ingin Tahu. Sikap dan tindakan
selalu ingin memberi bantuan pada orang
yang selalu berupaya untuk mengetahui
lain dan masyarakat yang membutuhkan.
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 18) Tanggung-jawab. Sikap dan perilaku
seseorang untuk melaksanakan tugas dan
10) Semangat Kebangsaan. Cara berpikir,
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,
bertindak, dan berwawasan yang
terhadap diri sendiri, masyarakat,
menempatkan kepentingan bangsa dan
lingkungan (alam, sosial dan budaya),
negara di atas kepentingan diri dan
negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
kelompoknya.
DAFTAR PUSTAKA
Balitbang Puskur. 2010. Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa: Pedoman Sekolah. Jakarta:
Kemdiknas Balitbang Puskur.
Lickona, Thomas. 1991. Educating for
Character: How Our School Can
Teach Respect and Responsibility.
New York: Bantam Books.
Ryan, Kevin dan Karen E. Bohlin. 1999.
Building Character in Schools:
Practical Ways to Bring Moral
Instruction to Life. San Francisco:
JOSSEY-BASS A Wiley Imprint.
Sudrajat, A. (2011). Mengapa pendidikan
karakter?. Jurnal Pendidikan
Karakter, 1(1).
Suyata. 2011. “Pendidikan Karakter:
Dimensi Filosofis”, dalam Darmiyati
Zuchdi (ed.). 2011. Pendidikan
Karakter dalam Perspektif Teori dan
Praktik. Yogyakarta: UNY Press.

Anda mungkin juga menyukai