Anda di halaman 1dari 14

INTERNALISASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBENTUK

KEMANDIRIAN ANAK DI PONDOK ASIH SESAMI


KECAMATAN BATURETNO KAPUPATEN WONOGIRI

Novia Irma Lutviyanti


Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstrak: Pada hakekatnya pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan


dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara opersional pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa, berwatak, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan
karakter menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam
proses internalisasi pendidikan karakter sangat dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan, sehingga lingkungan memiliki peranan yang cukup besar dalam
membentuk jati diri dan perilaku anak. Keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai
bagian dari lingkungan memiliki peranan yang sangat penting. Oleh karena itu
setiap keluarga, sekolah dan masyarakat harus memiliki pendisiplinan dan
kebiasaan niai nilai karakter kepada anak agar kelak anak mampu untuk hidup
mandiri dengan tetap menjaga sikap baik dalam setiap tindakan dan perbuatannya.
Sikap kamandirian yang tercipta dalam diri anak akan dilandasi dengan nilai-nilai
terpuji lainnya apabila dalam pembentukan sikap kemandirian itu didasarkan pada
nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter
Kata Kunci: Internalisasi, Pendidikan Karakter, Kemandirian

PENDAHULUAN keluarga karena alasan tertentu,


Keluarga adalah pendidik seperti orang tua telah meninggal
pertama dan utama, karena dari dunia dan menjadi anak yatim piatu,
keluarga anak pertama kali anak dari keluarga yang kedua orang
memperoleh dasar-dasar pendidikan tuanya bercerai, anak berasal dari
kepribadian yang sangat penting bagi keluarga tidak mampu dan terlantar,
perkembangan pribadi maupun sehingga kebutuhan pendidikannya
dalam kehidupannya. tidak terpenuhi secara wajar.
Ada beberapa anak Panti Asuhan adalah salah
dihadapkan pada pilihan yang sulit satu lembaga sosial yang mendidik
bahwa anak harus berpisah dari dan membina anak yang mengalami

1
masalah sosial. Panti asuhan merupakan kepribadian khusus yang
berperan sebagai pengganti keluarga membedakan dengan orang lain.
atau orang tua dalam memenuhi Lebih rinci Syarbini (2012:
kebutuhan anak dalam proses 17-18) mengemukakan pendidikan
perkembangannya, sehingga anak karakter adalah sebuah proses
tersebut mampu menjadi individu internalisasi atau penanaman nilai-
yang mandiri dan mampu nilai positif kehidupan terhadap
menyesuaikan diri hidup dalam anak, agar mereka memiliki karakter
masyarakat. Kehidupan anak panti yang baik (good character) yang
asuhan tersebut membutuhkan suatu sesuai dengan nilai-nilai yang
pendidikan karakter yang dirujuk, baik dari segi agama,
diinternalisasikan oleh pengasuh budaya, maupun falsafah bangsa.
panti asuhan dalam menciptakan Pondok Asih Sasami,
karakter anak yang menjalankan merupakan sebuah pondok yang
kehidupannya secara mandiri sesuai membina anak-anak dengan berbagai
dengan nilai dan norma yang berlaku latar belakang kehidupan sosial.
dalam masyarakat. Yaitu dengan cara membina anak
Pendidikan karakter sangatlah untuk menjadi anak yang berkarakter
penting karena karakter akan cerdas, mandiri, terampil dan
menunjukkan aktualisasi diri, siapa bertanggung jawab dalam
kita sebenarnya. Karakter adalah kehidupannya, baik dalam kehidupan
sikap dan perbuatan yang untuk dirinya sendiri, kehidupan
menentukan bagaimana seseorang bermasyarakat, dan kehidupan
membuat keputusan, menentukan beragama.
sikap, perkataan, dan perbuatan yang Tujuan utama Pondok Asih
harus dilakukan seseorang. Menurut Sasami adalah membentuk
Hidayatullah (2009: 9) menyatakan kemandirian anak, hingga ia mampu
bahwa karakter adalah kualitas atau menjadi pribadi yang mandiri,
kekuatan mental atau moral, akhlak sehingga diharapkan anak mampu
atau budi pekerti individu yang menghadapi serta menyelesaikan
masalah-masalah yang dialaminya.

2
Oleh karena itu anak-anak yang yang mengacu pada nilai-nilai dalam
ditampung dalam pondok asih pendidikan karakter.
sesami ini tidak bersifat permanen, Latar belakang yang telah
maka setelah anak-anak pondok yang diungkapakan diatas, maka
telah selesai menempuh permasalaham yang diangkat dalam
pendidikannya, anak diarahkan dan penelitian ini adalah : (1) Bagaimana
didampingi mencari lapangan kerja. proses internalisasi pendidikan
Sehingga anak yang sudah terlepas karakter dalam membentuk
dari pengawasan pondok maupun kemandirian anak di Pondok Asih
keluarga akan berhadapan langsung Sesami? (2) Faktor-faktor apa yang
dengan masyarakat secara umum, mendukung dan menghambat proses
sangat membutuhkan suatu internalisasi pendidikan karakter
kemandirian untuk hidup didalam dalam membentuk kemandirian anak
masyarakat. di Pondok Asih Sesami? (3) Apa
Mengingat semakin tingginya yang menarik adanya usaha
kasus tindak kekerasan dikalangan melakukan internalisasi pendidikan
remaja, pemerkosaan, tawuran antar karakter dalam membentuk
pelajar, penggunaan bahasa dan kata- kemandirian anak di Pondok Asih
kata yang buruk, semakin rendahnya Sesami?
rasa hormat yang dimiliki oleh anak
kepada orang lain termasuk kepada REVIEW LITERATUR
orangtua dan guru. Selain itu juga
Internalisasi Pendidikan Karakter
semakin banyaknya penyimpangan
untuk Membentuk Kemandirian
perilaku anak serta kasus-kasus
Adanya pertumbuhan dan
lainnya disebabkan karena rendahnya
perkembangan yang dialami oleh
karakter baik yang dimiliki oleh
setiap manusia, maka akan selalu
anak. Untuk itu dalam pembentukan
terjadi proses internalisasi yang
kemandirian anak di Pondok Asih
berjalan sesuai dengan tugas-tugas
Sesami, pengasuh anak-anak di
perkembangannya. Internalisasi
Pondok memberikan internalisasi
secara etimologis didefinisikan

3
sebagai suatu proses. Proses pengajaran nilai-nilai karakter yang
internalisasi terjadi sejak seorang baik.
individu lahir atau sejak awal Pengertian pendidikan
kehidupan sampai akhir hayatnya. karakter juga dinyatakan oleh
Internalisasi merupakan proses Syarbini (2012: 16-17) bahwa
penanaman dan menumbuh pendidikan karakter merupakan suatu
kembangkan suatu nilai atau budaya penanaman kebiasaan (habituation)
melalui suatu penghayatan, tentang sesuatu yang dianggap baik
pendalaman, penguasaan secara dan benar, sehingga anak menjadi
mendalam yang berlangsung melalui paham (kognitif) tentang mana yang
binaan dan bimbingan agar menjadi benar dan salah, mampu merasakan
individu yang memiliki karakter. (afektif) nilai yang baik dan biasa
Pengertian internalisasi di ungkapkan melakukannya (psikomotorik).
oleh Abkamaliyani (2013: 6), bahwa Pendidikan karakter juga
internalisasi adalah : merupakan segala sesuatu yang
“pembinaan yang mendalam dilakukan oleh seorang pendidik
dan menghayati nilai-nilai
untuk membentuk karakter anak
relegius (agama) yang
dipadukan dengan nilai-niali yang baik. Pendidik membantu
pendidikan secara utuh yang
dalam pembentukan watak anak
sasarannya menyatu dalam
kepribadian peserta didik, dengan cara memberikan
sehingga menjadi satu karakter
keteladanan, cara berbicara atau
atau watak peserta didik.”
menyampaikan materi yang baik,
Pendidikan karakter toleransi, mandiri, dan berbagai hal
merupakan pendidikan yang tidak yang terkait dalam pembentukan
hanya berorientasi pada aspek karakter.
kognitif saja, akan tetapi lebih Pendidikan karakter
berorientasi pada proses pembinaan diperlukan untuk setiap individu baik
potensi yang ada dalam diri anak, yang dilaksanakan dalam keluarga,
dikembangkan melalui pembiasaan sekolah, maupun dalam lingkungan
sifat-sifat baik yaitu berupa masyarakat. Keberadaan pendidikan
karakter sangatlah penting karena

4
karakter akan menunjukkan siapa Kemandirian biasanya
diri kita sebenarnya, karakter akan ditandai dengan kemampuan seorang
menentukan bagaimana seseorang individu dalam menentukan nasibnya
membuat keputusan, menentukan sendiri, mengatur tingkah lakunya
sikap, perkataan dan perbuatan sendiri, memiliki pemikiran yang
seseorang, sehingga menjadi kreatif dan inisiatif, bertanggung
identitas yang menyatu dan dapat jawab, serta mampu mengatasi
membedakan dirinya dengan masalah tanpa terpengaruh pendapat
identitas orang lain. Koesoema dan keyakinan orang lain.
(2011: 162) menyatakan bahwa Kartini Kartono (1990: 10)
hakikat pendidikan karakter adalah : kemandirian diartikan sebagai self
“Perjuangan bagi setiap standing yaitu kemampuan berdiri
individu untuk menghayati
diatas kaki sendiri dengan
kebebasannya dalam relasi
mereka dengan orang lain dan kemampuan sendiri dan tanggung
lingkungannya, sehingga ia
jawab atas segala tingkah laku sebagi
dapat semakin mengukuhkan
dirinya sebagai pribadi yang manusia dewasa dalam
unik dan khas dan memiliki
melaksanakan segala macam
integritas moral yang dapat
dipertanggungjawabkan.” kewajiban guna memenuhi
kebutuhan sendiri.
Dengan adanya keberhasilan
Seseorang yang telah mampu
pendidikan karakter akan
mengurus dan mengolah dirinya
membentuk perilaku individu yang
sendiri, memimpin dirinya sendiri,
cerdas dan bermoral serta mampu
mempu memenuhi segala kebutuhan
membentuk individu yang
pribadinya yang berasal dari
bertanggung jawab dalam segala hal
berbagai macam kemampuan dalam
yang ia lakukan didalam
dirinya, maka ia dapat dikatakan
berkehidupan di masyarakat, yang
sebagai seorang yang mandiri.
mana pada gilirannya keberhasilan
(Harsono, 1995: 303)
pendidikan karakter ini juga akan
dapat membawa perkembangan dan
pertumbuhan bangsa dan negara
yang lebih maju dan bermartabat.

5
METODE PENELITIAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di 1. Proses internalisasi
Pondok Asih Sesami Kecamatan pendidikan karakter dalam
Baturetno, Kabupaten Wonogiri membentuk kemandirian
dengan menggunakan pendekatan anak di Pondok Asih Sesami
kualitatif dan jenis penelitian studi Internalisasi pendidikan
kasus. Sumber data di peroleh dari karakter kepada anak-anak
informan yaitu pengasuh, anak asuh asuh berlangsung pada dua
dan alumni anak asuh yang bentuk pendidikan, yaitu:
dilakukan melalui wawancara a. Pendidikan informal
mendalam dan mengumpulkan Syarbini (2012: 64-
berbagai peristiwa atau aktivitas 119) telah merangkum
yang dilakukan serta mengambil metode mendidik karakter
dokumen dan arsip di Pondok Asih anak dirumah yang dapat
Seami. dilakukan melalui
Penelitian ini menggunakan keteladanan yang
teknik purposive sampling yang juga diberikan orang orang
dilengkapi dengan snowball dewasa atau orang tua
sampling dalam pengambilan kepada anak; mendidik
informan. Teknik pengumpulan data melalui perhatian;
dalam penelitian ini menggunakan mendidik melalui kasih
teknik wawancara, observasi dan sayang; mendidik melalui
studi dokumentasi. Kemudian, teknik nasihat; mendidik melalui
yang digunakan untuk menguji curhat; mendidik melalui
validitas data dalam penelitian ini pembiasaan; mendidik
adalah triangulasi data dan melalui cerita/ kisah;
triangulasi metode. mendidik melalui
penghargaan dan hukuman
Berdasarkan temuan
data lapangan, metode
yang dilakukan dalam

6
mendidik karakter anak juga dilakukan kepada
asuh di Pondok Asih keluarga anak asuh,
Sesami yaitu metode: agar keluarga mereka
1) Kekeluargaan yang mampu meningkatkan
terjalin antara penghasilan dalam
pengasuh dan anak keluarga.
asuh maupun antar 4) Kedisiplinan yang
sesama anak asuh. diterapkan melalui
Melalui hubungan peraturan dan tata
kekeluargaan ini, akan tertib yang harus
terjadi pula proses ditaati, serta jadwal
internalisasi kegiatan sehari-hari
pendidikan karakter yang dibuat sendiri
2) Keteladanan yang oleh anak asuh yang
diberikan oleh para harus dikerjakan
pengasuh, keluarga secara rutin.
pengasuh, pengurus, 5) Keagamaan dengan
antar sesama anak mendatangkan guru
asuh, maupun alumni agama yang
anak asuh di Pondok berlangsung setiap
Asih Sesami satu minggu sekali.
3) Kemandirian yang Pemberian pendidikan
diarahkan pengasuh agama ini dilakukan
kepada anak asuh agar anak asuh
dengan memberikan memiliki pengalaman
kesadaran kepada dan pengetahuan
anak asuh bahwa tentang ilmu agama
kemandirian penting yang lebih mendalam.
bagi setiap individu. b. Pendidikan formal
Pembinaan Pondok Asih Sesami
kemandirian ekonomi memenuhi kebutuhan

7
pendidikan formal bagi 2. Alasan melakukan
anak-anak asuh dengan internalisasi pendidikan
tujuan untuk membekali karakter dalam membentuk
pengalaman berupa teori- kemandirian anak di Pondok
teori ilmu pengetahuan Asih Sesami
yang akan ia jadikan Pendidikan merupakan
sebagai pengalaman pada faktor utama dalam
saat ia sudah terlepas dari memandirikan anak.
pengawasan keluarganya Pendidikan karakter akan
maupun pengawasan menunjukkan siapa diri kita
Pondok Asih Sesami. sebenarnya, sehingga akan
Proses internalisasi membedakan identitas dirinya
pendidikan karakter tidak dengan orang lain. Karakter
akan berjalan lancar tanpa akan menentukan bagaimana
adanya peran serta orang seseorang membuat keputusan,
tua, masyarakat maupun menentukan sikap, perkataan
pihak sekolah atau guru. dan perbuatan seseorang
Melalui pendidikan formal (Syarbini, 2012: 19).
tersebut juga diharapkan Pendidikan karakter sangat
anak mampu menerapkan penting untuk diterapkan
pendidikan karakter yang kepada anak karena tidak
telah diajarkan sekolah hanya berorientasi pada aspek
mereka masing-masing kognitif saja, akan tetapi lebih
yang bisa mereka terapkan berorientasi pada proses
dalam kehidupan sehari- pembinaan potensi yang ada
harinya, sehingga dalam diri anak, dikembangkan
kemandirian yang ia miliki melalui pembiasaan sifat-sifat
juga akan dilandasi dengan baik. Melalui pendidikan
nilai-nilai karakter lainnya. karakter setiap individu dilatih
agar tetap dapat memelihara
sifat baik dalam dirinya

8
sehingga karakter tersebut akan adanya kesiapan anak-
melekat kuat setiap anak asuh yang telah
tindakannya. keluar dari Pondok Asih
Berbagai pendapat telah Sesami untuk bekerja
diungkapkan mengenai alasan dalam rangka mencukupi
pengasuh melakukan segala kebutuhannya.
internalisasi pendidikan b. Pendidikan karakter
karakter dalam membentuk sebagai motor penggerak
kemandirian anak asuh. perilaku bagi anak-anak
Berikut yang telah asuh
diungkapkan oleh pengasuh Melalui pendidikan
sebagai berikut : karakter yang diberikan
a. Pendidikan sebagai modal kepada anak asuh akan
utama dalam kehidupan memberikan pengarahan
Pendidikan atas segala tindakan yang
karakter yang diterima akan ia lakukan. Hal ini
anak-anak asuh akan dikarenakan melalui
menjadi modal ketika pengalaman pendidikan
mereka terjun dalam yang telah ia terima, anak
lingkungan masyarakat akan mempertimbangkan
secara umum. Modal segala perbuatannya
pendidikan yang cukup apakah baik untuk
akan membentuk watak dilakukan atau tidak.
dan kepribadian anak, Pendidikan berfungsi
sehingga mereka benar- untuk menyampaikan,
benar menjadi individu meneruskan, atau
yang dewasa dan mentransmisi kebudayaan,
bertanggung jawab dalam diantaranya nilai-nilai dan
kehidupan masyarakat norma yang dianut dalam
(Koesoema, 2011: 131). masyarakat (Nasution,
Hal ini terlihat dengan 1999: 21-22). Dengan kata

9
lain melalui pendidikan mandiri yang mampu
karakter akan melatih bersaing dalam
mental anak asuh agar meningkatkan peradaban
memiliki kesiapan yang bangsa bersifat kompetitif
cukup untuk terjun di dalam pergaulan dunia
lingkungan masyarakat. (Samani dan Hariyanto,
Terbukti melalui 2012: 9). Melalui
berbagai nasihat dan pendidikan karakter yang
berbagai kegiatan yang ditanamkan oleh
ada di Pondok Asih pengasuh, anak asuh akan
Sesami anak asuh telah memiliki kemandirian
memiliki pengalaman yang nantinya akan sangat
berupa kedisiplinan, berguna pada saat ia sudah
ketaatan, kemandirian, keluar dari Pondok Asih
tanggung jawab dalam Sesami.
menyelesaikan segala
tugas, serta nilai-nilai 3. Faktor pendukung dan
karakter lainnya. faktor penghambat proses
internalisasi pendidikan
c. Pendidikan karakter karakter dalam membentuk
menciptakan kemandirian kemandirian anak di Pondok
anak asuh Asih Sesami
Salah satu fungsi Faktor yang mendukung
pedidikan karakter yang dalam penerapan pendidikan
telah dijabarkan dalam karakter di Pondok Asih
Publikasi Pusat Kurikulum Sesami dalam membentuk
Badan Penelitian Dan sikap kemandirian bagi anak
Pengembangan asuh adalah :
Kementerian Pendidikan a. Fasilitas yang memadai
Nasional adalah Fasilitas yang
menciptakan pribadi memadai menjadi faktor

10
pendukung dalam keteladaan diberikan
pelaksanaan pendidikan. kepada anak asuh, mampu
Sebagai sebuah lembaga memberikan dampak
yang memiliki peran untuk positif berupa motivasi
melaksanakan pendidikan dan menjadi faktor
dalam membentuk pendorong dalam
kemandirian anak menerapkan pendidikan
dibutuhkan perlengkapan- karakter.
perengkapan yang c. Keharmonisan keluarga
memadai untuk mencapai Keharmonisan
tujuan yang hendak keluarga di Pondok Asih
dicapai (Ram, 1999: 250) Sesami didukung dengan
b. Keteladanan adanya komunikasi yang
Keteladanan baik antar keluarga
merupakan syarat utama pengasuh maupun anak
dalam proses pendidikan. asuh. Komunikasi yang
Anjuran atau perkataan baik akan membentuk
yang diberikan oleh orang kebersamaan dalam
tua kepada anak hanya keluarga, karena anggota
akan menjadi teori belaka keluarga saling bercerita
apabila orang tua tidak dan saling mendengar
merealisasikannya dalam pendapat masing-masing
kehidupan (Syarbini, yang juga memberikan
2012: 67). Anak tidak perhatian antar anggota
hanya butuh sekedar keluarga (Stinnett dalam
nasihat tetapi mereka Su’adah, 2005: 245).
memerlukan model untuk
ditiru dan identifikasi Sedangkan faktor
sebagai dasar penghambat dalam internalisasi
pembentukan nilai moral pendidikan karakter di Pondok
dan sikapnya. Melalui Asih Sesami yaitu :

11
1) Faktor eksternal, yaitu 2) Faktor internal, yang
perbedaan keyakinan terdiri dari :
antara pengasuh dengan a) Kondisi psikologis
anak asuh anak
Dengan adanya Sifat dan watak
perbedaan tersebut, anak juga berpengaruh
terdapat salah satu pihak dalam pembentukan
yang tidak mendukung karakter. Sifat
sehingga ia memprovokasi pemalas, kondisi
anak-anak asuh bahwa psikologis yang
pengasuh yang ada di memandang dirinya
Pondok Asih Sesami rendah, serta
memiliki misi untuk kurangnya rasa
mengajak anak-anak asuh solidaritas antar
tersebut agar berkeyakinan sesama anak asuh juga
yang sama dengan menjadi penghambat.
pengasuh. Berdasarkan Untuk mencegah hal
observasi penulis, ini pengasuh selalu
perbedaan keyakinan ini menekankan
memang memberikan kedisiplinan dengan
dampak negatif bagi memberikan arahan
pelaksanaan pendidikan, kepada anak asuh agar
terutama pendidikan membuat jadwal
keagamaan. Maka dari itu kegiatan sehari-hari.
sebisa mungkin pengasuh b) Masa pubertas yang
memberikan bekal dan dialami oleh anak
pengalaman agama yang asuh menyebabkan
lebih mendalam kepada kondisi kejiwaan yang
anak-anak asuh, yaitu tidak stabil.
dengan mendatangkan Anak-anak
seorang guru agama. asuh yang ada di

12
Pondok Asih Sesami harmonis yang terjalin,
adalah anak-anak keteladanan, kemandirian,
yang baru menginjak kedisiplinan, keagamaan
masa remaja. Pada b. Pendidikan formal
masa remaja ini dilaksanakan disekolah anak
individu mengalami masing-masing.
berbagai perubahan 2. Alasan melakukan internalisasi
baik fisik, psikis, pendidikan karakter yang
maupun sosial. dilakukan oleh pengasuh di
Dengan adanya Pondok Asih Sesami adalah
perubahan tersebut pendidikan dirasakan sebagai
remaja sering modal utama dalam kehidupan,
mengalami pendidikan karakter sebagai
kegoncangan sehingga motor penggerak perilaku,
emosinya tidak stabil. melalui pendidikan karakter
dengan sendirinya akan
PENUTUP menciptakan kemandirian anak
Berdasarkan hasil penelitian asuh.
dan pembahasan, dalam 3. Faktor pendukung internalisasi
hubungannya dengan peranan pendidikan karakter di Pondok
pendidikan karakter dalam Asih Sesami adalah fasilitas
membentuk sikap kemandirian pada yang memadai, adanya beberapa
anak dapat diperoleh kesimpulan tokoh yang memberikan
sebagai berikut : keteladanan serta keharmonisan
1. Penerapan pendidikan karakter keluarga yang terjalin di
di Pondok Asih Sesami lingkungan Pondok Asih Sesami
a. Pendidikan informal dengan 4. Faktor penghambat internalisasi
lebih menekankan pada pendidikan karakter di Pondok
internalisasi pendidikan Asih Sesami antara lain yaitu :
karakter, melalui cara atau a. Faktor eksternal, yaitu
metode kekeluargaan dikarenakan perbedaan

13
keyakinan antara pengasuh 2013. E-Jurnal. Diunduh
dengan anak asuh. tanggal 2 September 2013 di
b. Faktor internal, yang terdiri http://ejournal.unlam.ac.id/inde
dari kondisi psikologis anak x.php/pkn/search/authors/view
yang memiliki sifat ?firstName=Alya&middleNam
pemalas, memandang e=&lastName=Abkamaliyani&
dirinya rendah, kurangnya affiliation=Universitas%20La
rasa solidaritas antar sesama mbung%20Mangkurat&countr
anak asuh, serta masa y=ID.pdf
pubertas yang dialami oleh Koesoema, Doni. 2011. Pendidikan
anak asuh menyebabkan Karakter: Strategi Mendidik
kondisi kejiwaan yang tidak Anak di Zaman Global.
stabil. Jakarta: Grasindo
Kartono, Kartini. 1990. Psikologi
DAFTAR PUSTAKA Anak. Bandung: Mandar Maju
Hidayatullah, Muhammad Furqon. Harsono, C.I. 1995. Sistem Baru
2009. Guru Sejati: Pembinaan Narapidana.
Membangun Insan Berkarakter Jakarta: Djambatan
Kuat dan Cerdas. Surakarta: Nasution. 1999. Sosiologi
Yuma Pustaka Pendidikan. Jakarta: Bumi
Syarbini, Amirulloh. 2012. Buku Aksara.
Pintar Pendidikan Karakter: Samani, Muchlas dan Hariyanto.
Panduan Lengkap Mendidik 2012. Konsep Dan Model
Karakter Anak di Sekolah, Pendidikan Karakter.
Madrasah, dan Rumah. Bandung: Remaja Rosdakarya
Jakarta: as@-prima Ram, Aminudin. 1999. Sosiologi
Abkamaliyani, Alya. 2013. Jilid I. Jakarta: Erlangga
Internalisasi Pendidikan Su’adah. 2005. Sosiologi Keluarga.
Karakter dengan Sarana Malang: Universitas
Kelompok Studi Islam di Muhammadiyah Malang Press
SMAN 5 Banjarmasin Tahun

14

Anda mungkin juga menyukai