Anda di halaman 1dari 8

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UNTUK MEMPERBAIKI MORAL GENERASI BANGSA

Fatmawati Dwi Rohmah

NIM : 16108244018

Fatmawati.dwi2016@student.uny.ac.id

ABSTRAK

Character education in elementary school is an effort to instill the value of character


to build the character of elementary school students. Given that in the era of globalization
is the nation's moral generation, it is necessary to educate this character to improve the
morale of the nation's generation. Many character values need to be applied to elementary
school students. Given that elementary school is the right place to instill a character value.
Character education aims to build character in students so that they can face the situation
in this global era. In addition, it aims to improve the morale of the nation's generation so
that the nation remains strong and has integrity.
Keywords : character education, elementary school

A. PENDAHULUAN semua diseleksi terlebih dahalu.


Bahkan kebanyakan orang
Latar Belakang
menerima begitu saja budaya
Dewasa ini, Indonesa telah tersebut. Banyak yang kemudian
memasuki era globalisasi. Era meniru budaya barat. Seperti
globalisasi merupakan era dimana halnya di Indonesia ini hampir
terjadi proses yang mendunia. semua orang bergaya kebarat-
Dalam era globalisasi ini, budaya- baratan terutama generasi muda.
budaya asing mudah untuk masuk Hal tersebut mengakibatnya
ke masyarakat. Selain itu melunturnya budaya-budaya lokal,
perkembangan IPTEK sangat nilai-nilai luhur banga Indonesia
pesat. Adanya globalisasi tersebut serta merosotnya moral bangsa.
memberikan dampak postif Apabila hal tersebut terus menerus
maupun negatif. Banyaknya dibiarkan, maka moral anak bangsa
budaya asing yang masuk, tidak akan semakin turun yang dapat
mengakibatkan disintergrasi pada fase operasional konkret dan
bangsa. operasional formal . Masing-
masing siswa di sekolah dasar
Untuk mengatasi hal
mempunyai yang berbeda-beda.
tersebut, perlu adanya pembiasaan
Basset,dkk (Mulyani Sumantri dan
tentang pentingnya nilai-nilai luhur
Johar Permana, 2-11:11)
bangsa, nilai-nilai karakter kepada
menjelaskan bahwa karakteristik
anak bangsa. Salah satunya melalui
anak sekolah dasar secara umum
pendidikan karakter di sekolah
yaitu : (1) mereka secara ilmiah
terutama sekolah dasar dimana
memiliki rasa ingin tahu yang kuat
anak-anak berada pada masa
dan tertarik pada dunia sekitar yang
golden age yang mudah untuk
mengelilingi diri mereka sendiri,
dibentuk karakternya. Hal tersebut
(2) mereka senang bermain dan
bertujuan untuk menanamkan nilai-
lebih suka bergembira/riang, (3)
nilai luhur dan juga karakter pada
mereka suka mengatur dirinya
peserta didik, sehingga mereka
untuk menangai berbagai hal,
mempunyai karakter yang baik dan
mengeksplorasi suatu situasi dan
dapat sedikit demi sedit
mencobakan usaha – usaha baru,
memperbaiki moral anak bangsa.
(4) mereka bergetar perasaannya
Beberapa karakter yang patut untuk
dan terdorong untuk berprestasi
dikembangkan dalam era
sebagaimana mereka tidak suka
globalisasi ini yaitu karakter
mengalami ketidakpuasan dan
religius, cinta tanah air,
menolak kegagalan – kegagalan,
kemandirian, pantang menyerah,
(5) mereka belajar secara efektif
kegigihan, selalu berusaha dan
ketika mereka merasa puas dengan
masih banyak lagi karakter yang
situasi yang terjadi, (6) mereka
patut untuk dikembangkan oleh
belajar dengan cara bekerja,
peserta didik.
mengobservasi, berinisiatif, dan
Kajian Teori mengajar anak – anak lainnya.
Pada tahap operasional kongkret ini
Sekolah Dasar
siswa membutuhkan benda-benda
Menurut pieget (Noehi yang kongkret dalam membantu
Nasution, 2004:319) siswa SD perkembangan intelektual anak,
berusia antara 7 – 13 tahun berada
sehingga siswa belajar berdasarkan tindakan untuk melaksanakan nilai-
apa yang mereka lihat. nilai tersebut, baik terhadap Tuhan
Yang Maha Esa (YME), diri
Pendidikan Karakter
sendiri, sesama, lingkungan,
Menurut Suyanto maupun kebangsaan sehingga
(Zulnuraini, 2012) pendidikan menjadi manusia insan kamil.
karakter adalah pendidikan budi
Pendidikan karakter sangat
pekerti plus, yaitu yang melibatkan
perlu dan penting dilakukan mulai
aspek pengetahuan (cognitive),
usia di sekolah dasar. Seperti
perasaan (feeling), dan tindakan
pendapat yang disampaikan oleh
(action). Sebelumnya karakter
Ali Mustadi (2011:6) yaitu
merupakan ciri khas yang dimiliki
mengingat pentingnya penanaman
oleh suatu benda atau individu.
karakter di usia sekolah dasar dan
Menurut Kertajaya (Ali Mustadi,
mengingat usia sekolah dasar
2011:3) ciri khas tersebut adalah
merupakan masa awal
asli dan mengakar pada
pembentukan diri, maka
kepribadian benda atau individu
penanaman karakter yang baik di
tersebut, serta merupakan “mesin”
usia sekolah dasar merupakan hal
yang mendorong bagaimana
yang sangat penting untuk
seorang bertindak, bersikap,
dilakukan.
berucap, dan merespon sesuatu.
Licona (1992) menjelaskan bahwa Nilai-nilai pendidikan
pendidikan karakter adalah upaya karakter yaitu yang bersumber dari
yang disengaja untuk membantu agama, Pancasila, budaya, dan
orang memahami, peduli, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu:
bertindak berdasarkan nilai-nilai (1) Religius, (2) Jujur, (3)
etika inti. Kemudian menurut Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja
Prasetyo dan Rivasintha keras, (6)Kreatif, (7) Mandiri,
(Zulnuraini,2012) pendidikan (8)Demokratis, (9) Rasa Ingin
karakter adalah suatu sistem Tahu, (10) Semangat Kebangsaan,
penanaman nilainilai karakter (11) Cinta Tanah Air, (12)
kepada warga sekolah yang Menghargai Prestasi, (13)
meliputi komponen pengetahuan, Bersahabat/Komunikatif, (14)
kesadaran atau kemauan, dan Cinta Damai, (15) Gemar
Membaca,(16) Peduli Lingkungan, research(studi pustaka). Dalam
(17) Peduli Sosial, & (18) studi pustaka menggunakan objek
Tanggung Jawab (Puskurbuk ( kajian penelitian yang berfokus
dalam Zulnuraini, 2012). pada pustaka. Pustaka tersebut
berupa buku, jurnal-jurnal yang
B. METODE
memiliki relevansi dengan
Pendekatan Penulisan permasalahan dan mendukung
dalam analisis pembahasan, serta
Dalam penulisan ini,
dapat dipertanggung jawabkan
menggunakan pendekatan pada
secara ilmiah.
metode deskriptif. Metode
Deskriptif sebagai upaya untuk Analisis Data
mengidentifikasi masalah,
Dalam membuat jurnal ini,
melakukan studi pustaka,
penulis menggunakan Metode
menentukan kerangka berpikir,
pengolahan data yaitu kajian
analisis data dan penarikan
deskriptif, yaitu metode kajian
kesimpulan.
yang meneliti suatu keadaan
Sumber Data dengan tujuan membuat deskripsi
dan gambaran secara sistematis,
Sumber data yang
faktual, dan akurat mengenai fakta-
digunakan dalam karya tulis ini
fakta di lapangan pengkajian serta
berupa referensi yang berasal dari
hubungan antar permasalahan yang
buku, jurnal-jurnal yang memiliki
diselidiki. Pengolahan data ini
substansi dari permasalahan.
bertujuan untuk memperoleh
Bahan-bahan tersebut digunakan
informasi penting yang akan
sebagai pendukung dalam proses
diinterpretasikan
analisis data pada permasalahan
tersebut. Ditambah dengan Penarikan Kesimpulan
observasi di SD.
Dalam tahap penarikan
Pengumpulan Data kesimpulan ini, penulis
menyimpulkan berdasarkan hasil
Penulis dalam membuat
uraian pembahasan. Penarikan
jurnal ini menggunakan teknik
kesimpulan ini dilakukan secara
pengumpulan data library
sistematis tahap demi tahap.
C. PEMBAHASAN huruf dalam alfabeta yang tak
pernah sama antara yang satu
Mengingat moral generasi
dengan yang lain, demikianlah
bangsa yang semakin menurun,
orang-orang yang berkarakter dapat
pemerintah dan masyarakat sedang
dibedakan satu dengan yang
berupaya memperbaiki moral
lainnya. Samani dan Hariyanto
generasi bangsa. Upaya tersebut
(2013) menjelaskan bahwa secara
salah satunya dengan
sederhana pendidikan karakter
menggalakkan penanaman nilai-
dapat dimaknai sebagai hal postif
nilai karakter melalui pendidikan
apa saja yang dilakukan guru dan
karakter di Sekolah Dasar untuk
berpengaruh kepada karakter siswa
membangun karakter siswa.
yang diajarnya. Ghozali (1991)
Karakter dapat dibangun salah
menganggap bahwa karakter lebih
satunya melalui pendidikan.
dekat dengan akhlaq, yaitu
Jalaludin (2012:2) menjelaskan
spontanitas manusia dalam
bahwa tujuan pendidikan adalah
bersikap, atau melakukan
untuk pembentukan karakter yang
perbuatan yang telah menyatu
terwujud dalam kesatuan esensial si
dalam diri manusia sehingga ketika
subjek dengan perilaku dan sikap
muncul tidak perlu dipikirkan lagi.
hidup yang dimilikinya. Maka dari itu
pendidikan alah satunya digunaka Menurut Ali Mustadi
untuk membangun karakter siswa. (2011:6) pendidikan karakter di
Pendidikan karakter merupakan sekolah adalah sautu system
sebuah upaya untuk membangun penanaman nilai-nilai karakter
karakter (character building). kepada warga sekolah yang
Seperti yang dijelaskan oleh meliputi komponen pengetahuan,
Elmubarok (dalam Ani Nur Aeni, kesadaran atau kemauan, dan
2014 : 2) menyebutkan bahwa tindakan untuk melaksanakan nilai-
carakter building merupakan proses nilai tersebut, baik terhadap Tuhan
mengukir atau memahat jiwa Yang Maha Esa (YME), diri
sedemikian rupa, sehingga sendiri, sesama, lingkungan,
berbentuk unik, menarik, dan maupun kebangsaan sehingga
berbeda atau dapat dibedakan menjadi manusia insan kamil.
dengan orang lain, ibarat sebauh Dalam pendidikan karakter di
sekolah, semua komponen harus dalam memberikan pendidikan
dilibatkan, termasuk komponen- karakter. Seperti di salah satu SD
komponen pendidikan itu sendiri, di DIY yaitu SD Negeri 1 Sedayu
yaitu isi kurikulum, proses mempunyai cara-cara dalam
pembelajaran dan penilaian, menanamkan pendidikan karakter
kualitas hubungan, penanganan pada siswa seperta bersalaman
atau pengelolaan mata pelajaran, dengan dalam memberikan
pengelolaan sekolah, pelaksanaan lantunan surat-surat dalam al-
aktivitas atau kegiatan kokurikuler, qur’an setiap pagi hari. Hal ini
pemberdayaan saran prasarana, merupakan cara menanamkan nilai
pembiayaan, dan ethos kerja karakter yaitu religius. Dengan
seluruh warga dan lingkungan adanya suatu pembiasaan ini siswa
sekolah. pemberdayaan saran akan terbiasa mendengan dan juga
prasarana, pembiayaan, dan ethos menghafal ayat-ayat al-qur’an,
kerja seluruh warga dan lingkungan sehingga mereka terbiasa dengan
sekolah. Guru-guru di sekolah juga sikap yang religius. Selain itu cara
harus bekerja sama untuk dapat lain yang diterapkan di SD tersebut
menanamkan pendidikat karakter yaitu dengan membiasakan
pada siswa dengan baik. Guru juga membaca sila-sila pancasila dan
perlu mengintergrasikan lagu wajib nasaional sebelum
pendidikan karakter tersebut pembelajaran dimulai. Cara
misalnya ke dalam pembelajaran, tersebut merupakan salah satu cara
permainan, dan lain-lain. Selain itu untuk menanamkan nilai cinta
sekolah juga perlu bekerjasama tanah air dan juga nilai-nilai
dengan wali murid terkait pancasila. Kemudian di SD
pendidikan karakter. Jadi wali tersebut membuat suatu program
murid diberi pemahaman akan yaitu petugas kantin, dimana
pentingnya pendidikan karakter, petugas kantin ini diambil dari
sehingga di rumah wali murid juga siswa dan dibuat jadwal. Nantinya
turut menanamkan karakter pada setiap jam istirahat, siswa yang
anak-anaknya. terjadwal akan menuju kantin dan
melayani teman-temannya yang
Saat ini sekolah dasar
membeli makanan. Hal tersebut
mempunyai cara-cara tersendiri
merupakan salah satu cara
menanamkan nilai kejujuran, di sekolah sudah diberikan
kemandirian, kerja keras dan juga pendidikan karakter, tetapi dirumah
tanggungjawab. Selain itu di SD N tidak dimbangi dengan
1 Sedayu juga membiasakan dan pembiasaan, itu juga kurang
menerapkan 5 S (senyum, salam , maksimal hasilnya. Oleh karena itu
sapa, sopan, santun). Jika bertemu pendidikan karakter d sekolah itu
dengan teman, guru diharapkan sangat penting, ditambah dengan
dapat memberikan senyuman, bantuan dari orang tua maupun
salam dan tegur sapa. Selain itu pemerintah, sehingga karakter
diharapkan siswa juga mempunyai siswa dapat terbangun dengan baik.
sopan santun. Kebanyakan siswa
D. KESIMPULAN
saat ini mulai luntur sopan
santunnya, sehingga di perlu untuk Pendidikan karakter
membangun karakter sopan santun merupakan salah satu cara yang
kembali dengan penerapan 5 S. tepat untuk memperbaiki moral
generasi bangsa. Pendidikan
Pendidikan karakter
karakter di sekolah dasar selain
dilakukan langsung oleh guru di
dapat membangun karakter anak
sekolah dasar. Namun, penanaman
juga dapat memberikan kesan
nilai karakter ini tidak semata-mata
menyenangkan bagi siswa karena
manjadi tanggungjawab guru aja,
dalam menanamkan pendidikan
tetapi merupakan tanggung jawab
karakter setiap sekolah mempunyai
orang tua, masyarakat, dan juga
cara masing-masing dan
pemerintah. Pendidikan karakter
disesuaikan dengan karakteristik
tidak akan berhasil apabila hanya
siswa di SD. Guru sangat berperan
dilakukan salah satu pihak saja,
dalam pendidikan karakter, dimana
tetapi membutuhkan dukungan dan
setiap harinya siswa bersama
juga partisipasi pihak pihak.
dengan guru, sehingga guru lebih
Anatri Desstya (2016:70)
tau bagaimana menanamkan nilai-
menjelaskan bahwa karakter bisa
nilai karakter pada siswnya.
dibentuk dan diperkuat melalui
Dengan adanya pendidikan
proses pendidikan, yang dapat
karakter mealui pembiasaan
dilakukan di lingkungan keluarga,
pembiasaan di sekolah diharapkan
sekolah, dan masyarakat. Apabila
siswa dapat terbiasa berperilaku
berdasarkan nilai-nilai karakter Desstya, Anatri. Penguatan
sehingga sedikit demi sedikit dapat Karakter Siswa Sekolah Dasar
memperbaiki moral generasi Melalui Pembelajaran IPA.
bangsa. Kemudian pendidikan
Aeni, Ani Nur.2014. Pendidikan
karakter ini sangat diperlukan agar
Karakter Untuk Siswa SD Dalam
generasi bangsa dapat menghadapi
Prespektif Islam. Vol 1, No. 1.
keadaan di era global ini.
April 2014.
Beberapa karakter yang
Jalaludin.2012.Membangun SDM
perlu ditanamkan pada siswa yaitu
Bangsa Melalui Pendidikan
religius, kemandirian,
Karakter. Vol. 13, No. 2. Oktober
tanggungjawab, kejujuran, amanah,
2012.
kerja keras, cinta tanah air, hormat
dan santun, dermawan, suka Zulnuraini.2012. Pendidikan
menolong, gotong royong, percaya Karakter : Konsep, Implementasi
diri, kreatif, dan pekerja keras, Dan Pengembangannya di Sekolah
kepemimpinan dan keadilan. Dasar di Kota Palu. Vol 1, No. 1.
September 2012.
E. DAFTAR PUSTAKA
Noehi Nasution.2004.Pendidikan
Mustadi, Ali & Utami, Kustiwi
IPA di SD. Jakarta : Universitas
Nur. Pengembangan Perangkat
Terbuka
Pembelajaran Tematik Dalam
Peningkatan Karakter, Motivasi, Samani, M & Hariyanto. (2013).
Dan Prestasi Siswa Sekolah Dasar. Konsep dan Model Pendidikan
Karakter. Bandung: PT. Remaja
Mustadi, Ali.2011. Pendidikan
Rosdakarya.
Karakter Berwawasan
Sosiokultural (osiocultural Based Lickonna. T. (1992). Education for
Character Education) di Sekolah Character, How Our Schools Can
Dasar, Daerah Istimewa Teach Respect and Responsibility.
Yogyakarta (DIY). New York: Bantam Books.

Anda mungkin juga menyukai