520 1522 1 PB
520 1522 1 PB
Abstrak
Tujuan dari resesearch ini adalah untuk menganalisis nilai-nilai dan pembangunan karakter di "Frozen", sebuah
film animasi box office yang sangat populer saat ini, terutama di kalangan anak-anak. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan berbasis sastra. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa film ini memiliki beberapa nilai-nilai yang baik yang sesuai dengan
pembangunan karakter anak-anak empasized dalam Kurikulum Pendidikan Nasional.
Abstract
The aim of this resesearch is to analyse the values and character building in “Frozen”, a box office animation
film that is extremely popular recently, especially among children. This research is done by using descriptive
qualitative method with literature based approach. Based on the result of research it can be concluded that this
film contains some good values that is suitable to the children‟s character building empasized in National
Education Curriculum.
101
DEIKSIS | Vol. 06 No.02 | Mei 2014 : 101-114
102
Evaluasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Film Frozen Produksi Walt Disney
(Ira Miranti dan Nurul Frijuniarsi)
sehingga diharapkan anak akan tumbuh depan dan jernih, mendapat inspirasi dalam
menjadi pribadi yang berkarakter yang ambisi atau segenap usaha dan upaya kita
mampu memahami nilai-nilai luhur yang sehinga sukses sejati dapat diraih.
terkandung di dalam Pancasila sebagai
karaker bangsa Indonesia dan Allport dan Skinner (1993:52) menyatakan
mengaplikasikannya kedalam kehidupan bahwa “Character is personality evaluated,
berbangsa dan bernegara dan pada akhirnya and personality is character devaluated”.
terciptalah SDM yang berkualitas, Allport beranggapan bahwa watak
berakhlak mulia dan terampil sehingga (character) dan kepribadian (personality)
mampu membawa Indonesia ke arah yang adalah satu dan sama, akan tetapi
lebih baik. dipandang dari segi berlainan; kalau orang
bermaksud hendak mengenakan norma-
Dalam Islam karakter lebih dikenal dengan norma, jadi mengadakan penilaian, maka
istilah akhlak. Al-Gazhali (1983) lebih tepat dipergunakan istilah “watak”
menyatakan ,”Akhlak adalah sifat yang dan kalau orang tidak memberikan
tertanam, menghunjam dalam jiwa dan penilaian, jadi menggambarkan apa adanya,
dengan itu sifat seseorang akan secara maka dipakai istilah “kepribadian”.
spontan dapat dengan mudah memancarkan
sikap, tindakan dan perbuatan.” Secara Soedarsono mengemukakan bahwa
etimologis, kata karakter berarti tabiat, pembangunan karakter merupakan proses
watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi yang panjang, untuk itu, terdapat hal-hal
pekerti yang membedakan seseorang yang patut diperhatikan sepanjang
dengan orang lain (Poerwadarminta, berjalannya kurikulum, yaitu :
1996:521). Menurut Koesoema (2010:62), 1. Menginternalisasikan nilai moral dari
“Karakter adalah kepribadian yang dimiliki luar yang dipadukan dengan nilai-
individu sejak lahir. Kepribadian dianggap nilai dari dalam.
sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau 2. Memberitahukan apa yang boleh dan
sifat khas dari diri seseorang yang tidak boleh dipahami sehingga anak
bersumber dari bentukan-bentukan yang dengan senang hati akan melakukan
diterima dari lingkungan, misalnya keluarga yang boleh dan dengan senang hati
pada masa kecil, dan juga bawaan pula meninggalkan apa yang tidak
seseorang sejak lahir”. boleh karena sudah memahami
maksud-maksudnya.
Keller (1880-1968) dalam Whitman (1968) 3. Membentuk kebiasaan yang harus
mengeluarkan sebuah pernyataan terkait selalu dipantau karena kebiasaan yang
dengan pembangunan karakter. “Character baiklah yang akan membentuk
cannot be developed in ease and quite. Only karakter.
through experience of trial and suffering 4. Mendapat suri teladan. Di sini peran
can the soul be strengthened, vision cleared, guru dari sekolah dasar sampai
ambition inspired, and success achieved.” perguruan tinggi sangat penting
Membangun karakter tidak bisa dilakukan karena harus berperan sebagai role
dengan mudah dan santai, hanya bisa model atau teladan secara
dilakukan dengan melalui pengalaman berkesinambungan dan berkelanjutan.
menghadapi percobaan dan pengorbanan. (Soedarsono, 2009 : 131-132).
Dengan membangun karakter, dapat
dihasilkan jiwa yang kuat, visi yang jauh ke
103
DEIKSIS | Vol. 06 No.02 | Mei 2014 : 101-114
Seperti yang dikutip oleh Syarbini 9. Rasa Ingin Tahu yaitu sikap dan
(2012:26) dalam pusat kurikulum dan tindakan yang selalu berupaya untuk
perbukuan kementrian Pendidikan Nasional mengetahui lebih mendalam dan
bahwa dalam rangka memperkuat kegiatan meluas dari sesuatu yang
pendidikan karakter, pemerintah telah dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
mengidentifikasi terdapat 18 nilai-nilai 10. Semangat Kebangsaan yaitu cara
yang dikembangkan dalam pendidikan berbikir, bertindak, dan berwawasan
karakter yaitu: yang menempatkan kepentingan
1. Religius yaitu sikap dan perilaku bangsa dan Negara di atas
yang patuh dalam melaksanakan kepentingan diri dan kelompoknya.
ajaran agama yang dianutnya, 11. Cinta Tanah Air yaitu cara berpikir,
toleran terhadap pelaksanaan ibadah bersikap, dan berbuat yang
agama lain, dan hidup rukun dengan menunjukkan kesetiaan, kepedulian,
pemeluk agama lain. dan penghargaan yang tinggi
2. Jujur yaitu perilaku yang didasarkan terhadap bahasa, lingkungan fisik,
pada upaya menjadikan dirinya sosial, budaya, ekonomi, dan politik
sebagai orang yang selalu dapat bangsa.
dipercaya dalam perkataan, 12. Menghargai Prestasi yaitu sikap
tindakan, dan pekerjaan. dan tindakan yang mendorong
3. Toleransi yaitu sikap dan tindakan dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang menghargai perbedaan agama, yang berguna bagi masyarakat, dan
suku, etnis, pendapat, sikap, dan mengakui serta menghormati
tindakan orang lain yang berbeda keberhasilan orang lain.
dari dirinya. 13. Bersahabat / Komunikatif yaitu
4. Disiplin yaitu tindakan yang tindakan yang memperlihatkan rasa
menunjukkan perilaku tertib dan senang berbicara, bergaul, dan
patuh pada berbagai ketentuan dan bekerjasama dengan orang lain.
peraturan. 14. Cinta Damai yaitu sikap, perkataan,
5. Kerja Keras yaitu perilaku yang dan tindakan yang menyebabkan
menunjukkan upaya sungguh- orang lain merasa senang dan aman
sungguh dalam mengatasi berbagai atas kehadiran dirinya.
hambatan belajar dan tugas, serta 15. Gemar Membaca yaitu kebiasaan
menyelesaikan tugas dengan sebaik- menyediakan waktu untuk membaca
baiknya. berbagai bacaan yang memberikan
6. Kreatif yaitu berpikir dan kebajikan bagi dirinya.
melakukan sesuatu untuk 16. Peduli Lingkungan yaitu sikap dan
menghasilkan cara atau hasil baru tindakan yang selalu berupaya
dari sesuatu yang telah dimiliki. mencegah kerusakan pada
7. Mandiri yaitu sikap dan prilaku lingkungan alam di sekitarnya, dan
yang tidak mudah tergantung pada mengembangkan upaya-upaya untuk
orang lain dalam menyelesaikan memperbaiki kerusakan alam yang
tugas. sudah terjadi.
8. Demokratis yaitu cara berpikir, 17. Peduli Sosial yaitu sikap dan
bersikap, dan bertindak yang tindakan yang selalu ingin memberi
menilai sama hak dan kewajiban bantuan kepada orang lain dan
dirinya dan orang lain. masyarakat yang membutuhkan.
104
Evaluasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Film Frozen Produksi Walt Disney
(Ira Miranti dan Nurul Frijuniarsi)
18. Tanggung Jawab yaitu sikap dan budaya yang menjadi salah satu media
perilaku seseorang untuk komunikasi massa audiovisual yang
melaksanakan tugas dan ke- terekam dalam pita seluloid, pita video,
wajibannya yang seharusnya dia piringan video, dan atau bahan hasil
lakukan terhadap diri sendiri, penemuan teknologi lainnya. Film dapat
masyarakat, lingkungan (alam, direkam melalui beberapa bahan hasil
sosial, dan budaya), Negara, dan penemuan teknologi lainnya dalam segala
Tuhan Yang Maha Esa. bentuk, jenis, dan ukuran sesuai dengan
perkembangan teknologi. Hasil penemuan
Berdasarkan uraian di atas, pendidikan teknologi ini dapat melalui proses
karakter merupakan hakikat dari tujuan elektronik yang dapat ditampilkan atau
pendidikan itu sendiri, yaitu pendidikan ditayangkan dengan sistem proyek
yang mengutamakan pembentukan karakter simekanik, elektronik dan sistem lainnya.
anak di samping mengembangkan ilmu Kemajuan teknologi membuat bahan
pengetahuannya. perekam film menjadi bertambah banyak
jenis, bahan, ukuran, dan bentuk. Kemajuan
Pengertian Film teknologi mempengaruhi teknologi yang
Film adalah salah satu contoh karya sastra dibuat dalam perekaman penayangan film.
elektronik yang menggunakan media audio- Semakin besar teknologi berkembang maka
visual. Film menurut Kamus Besar Bahasa semakin modern teknologi yang digunakan.
Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional,
ed. Keempat, hal 392) yaitu lakon (cerita)
gambar hidup, artinya film adalah suatu METODE PENELITIAN
bentuk cerita yang berupa gambar hidup
yang tercipta lewat dunia digital. Film Penelitian ini dirancang dengan meng-
merupakan hiburan atau karya seni yang gunakan pendekatan kualitatif deskriptif.
tidak asing bagi masyarakat. Mulai dari Data yang dianalisis merupakan data berupa
kalangan anak-anak hingga orang dewasa kata-kata dan gambar dalam film Frozen
menyukai film. Film yang mereka pilih untuk mengungkap nilai pendidikan
adalah film yang mereka sukai. Oleh sebab karakter yang terdapat dalam film tersebut.
itu, para sutradara film bersaing untuk Data yang didapat akan dianalisis secara
menampilkan film yang terbaik agar banyak deskriptif untuk lebih menjelaskan nilai
para penonton yang menyukai film yang pendidikan karakter secara mendetil dengan
mereka buat tersebut. Masyarakat memiliki menggunakan teori yang dikemukakan oleh
selerayang berbeda-beda terhadap jenis Syarbini (2012:26) yang telah peneliti
film. uraikan dalam landasan teori. Dari hasil
analisis, diharapkan ada evaluasi terhadap
Menurut kamus Oxford (2000:160) bahwa nilai pendidikan karakter dalam film
“film/film/n 1[C] cinema picture: movie”. Frozen, untuk selanjutnya ditelaah apakah
Dalam artian bahwa film adalah gambar film tersebut cocok untuk anak-anak
sinema atau gambar hidup. Film Indonesia dalam rangka pembentukan
memperlihatkan bermacam-macam gambar karakter mereka.
hidup yang ditampilkan.
Sumber data dalam penelitian ini adalah
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa film Frozen yang merupakan film animasi
film merupakan sebuah karya seni dan untuk anak-anak yang diproduksi oleh Walt
105
DEIKSIS | Vol. 06 No.02 | Mei 2014 : 101-114
106
Evaluasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Film Frozen Produksi Walt Disney
(Ira Miranti dan Nurul Frijuniarsi)
107
DEIKSIS | Vol. 06 No.02 | Mei 2014 : 101-114
108
Evaluasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Film Frozen Produksi Walt Disney
(Ira Miranti dan Nurul Frijuniarsi)
109
DEIKSIS | Vol. 06 No.02 | Mei 2014 : 101-114
110
Evaluasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Film Frozen Produksi Walt Disney
(Ira Miranti dan Nurul Frijuniarsi)
Arandelle memiliki raja, ratu dan rakyat of preparations, she can‟t help but
serta sistem kerajaannya sendiri. sing.
111
DEIKSIS | Vol. 06 No.02 | Mei 2014 : 101-114
tanpa kehadiran orang tua tidak lantas 10. Nilai Peduli Sosial: Data 2, 39, 42, 48,
membebani orang lain, sedari kecil dia dan 52
sudah bekerja dengan mengambil balok- Peduli sosial merupakan sebuah karakter
balok es dari sungai yang membeku, yang tidak acuh terhadap orang-orang di
walaupun tertatih-tatih, namun dia tidak sekitar. Kepedulian social sangat
menyerah. dibutuhkan dalam kehidupan ber-
masyarakat. Bersedia membuka mata
Young Kristoff struggles to get a dan hati terhadap keadaan, kemalangan,
block of ice out of the water. He maupun permasalahan yang dimiliki
fails, ends up soaked orang lain merupakan sebuah sifat yang
mencerminkan kepedulian social.
Nilai tanggung jawab juga diperlihatkan
oleh tokoh lain seoerti sang Raja dan Kristoff merupakan orang yang sangat
Ratu pada data 9 dan 10, Prince Hans peduli terhadap orang lain, tidak hanya
pada data 14, 40, dan 41, Anna pada data sesama manusia namun juga kepada
17 dan 59, serta Kristoff pada data 53. Sven, rusa sahabatnya.
112
Evaluasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Film Frozen Produksi Walt Disney
(Ira Miranti dan Nurul Frijuniarsi)
hal itu terbaik bagi dirinya dan orang menghargai prestasi. Dari nilai-nilai
lain, dengan begitu dia tidak akan tersebut, presentasi temuan nilai apabila
melukai orang lain dengan kekuatan ditinjau dari jumlah total 60 temuan maka
yang dimilikinya. Sedangkan pada data diuraikan sebagai berikut: Kerja keras 10
45, terlihat bahwa Elsa menolak untuk temuan (16,6%), Peduli social 5 temuan
kembali ke istana bersama Anna (8,3%), Tanggung Jawab 9 temuan (15 %),
walaupun Anna sudah membujuknya, Bersahabat/komunikatif 7 temuan (11,6 %)
dia percaya bahwa apa yang Kreatif 10 temuan (16,6%) Semangat
dilakukannya adalh semata-mata untuk Kebangsaan 3 temuan (5%), Cinta Tanah
melindungi Anna dari bahaya yabg Air 4 temuan (6,6%), Rasa Ingin Tahu 5
mungkin bisa ditimbulkan olehnya. temuan (8,3%), Mandiri 1 temuan (1,6%),
Peduli Lingkungan 3 temuan (5%), Cinta
12. Nilai Peduli Lingkungan: Data 36, Damai 2 temuan (3,3%), Menghargai
42,dan 51. Prestasi 1 temuan (1,6%).
Merupakan sebuah nilai yang
menunjukkan sikap seseorang yang Nilai karakter pertama yang dikembangkan
sangat peduli terhadap lingkungan, tidak dalam pendidikan karakter oleh kementrian
hanya pada sesama manusia, namun juga pendidikan nasional, yaitu nilai religious,
lingkungan. Dalam film ini nilai peduli tidak berhasil ditemukan secara nyata
lingkugan ditunjukkan oleh tokoh Anna dalam film ini. Tidak terdapat data konkrit
seperti yang terdapat pada data: yang mencerminkan nilai religius dalam
film Frozen, namun apabila setiap data
Saat Elsa pergi meninggalkan Arendells, yang mencerminkan ke12 nilai yang
tanpa sengaja dia menggunakan berhasil ditemukan pada film ini dianalisis
kekuatan yang dimilkinya dan mengubah secara satu kesatuan, dapat terlihat bahwa
negeri indah tersebut menjadi negeri setiap nilai tersebut merupakan perwujudan
yang diselimuti musim dingin yang dari pengamalan nilai religious sesuai
sangat mengerikan. Anna yang sangat dengan ajaran agama. Nilai-nilai luhur yang
mencintai negerinya dan peduli pada terkandung dalam film ini merupakan
tempat di mana dia tinggal, berniat implementasi dari kehidupan yang didasari
mengembalikan Arendells ke keadaan nilai religius. Seperti halnya kehidupan
semula dengan membujuk Elsa untuk bangsa dan negara Indonesia yang memiliki
menarik kembalikkekuatannya. dasar yang terdapat dalam kandungan isi
pancasila, di mana sila pertamanya
Interpretasi Data berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sila
Setelah melakukan analisis terhadap data ini dapat diimplementasikan dalam
yang berhasil dikumpulkan, maka dapat kehidupan sehari-hari dengan menunjukkan
diketahui bahwa, terdapat 12 temuan nilai nilai-nilai luhur yang mencerminkan
dari 18 nilai yang tertulis dalam rincian keimanan dan ketakwaan Tehadap Tuhan
kurikulum sistem pendidikan nasional Yang Maha Esa.
terkait dengan penanaman nilai karakter.
Adapun 12 nilai tersebut adalah, nilai kerja
keras, tanggung jawab, kreatif, rasa ingin PENUTUP
tahu, mandiri, peduli social, cinta damai,
peduli lingkungan, bersahabat/komunikatif, Setelah dilakukan analisis secara mendalam
semangat kebangsaan, cinta tanah air dan mengenai nilai karakter yang terdapat pada
113
DEIKSIS | Vol. 06 No.02 | Mei 2014 : 101-114
film Frozen, maka dapat disimpulkan Memilih tontonan yang baik dan sesuai
bahwa film ini mengandung 12 jenis nilai untuk anak juga merupakan tanggung jawab
karakter dari total 18 nilai karakter yang orang tua ataupun guru di sekolah yang
dimaksud dalam kutipan kurikulum menjadikan film sebagai salah satu media
pendidikan nasional yang dikembangkan pembelajaran. Namun begitu, hal ini tidak
oleh sistem pendidikan nasional, dengan berhenti sampai sini saja, orang tua ataupun
total temuan sebanyak 60 temuan. Adapun guru harus mendampingi anak selama
jenis nilai karakter beserta persentasi menonton film tersebut sembari
jumlah nilai karakter yang terdapat dalam menjelaskan kepada anak pentingnya
film ini adalah sebagai berikut: Kerja keras memiliki karakter-karakter yang luhur
10 temuan, Peduli social 5 temuan, seperti yang ditunjukkan oleh tokoh-tokoh
Tanggung Jawab 9 temuan, Bersahabat/ yang terdapat dalam film.
komunikatif 7 temuan, Kreatif 10 temuan,
Semangat Kebangsaan 3 temuan, Cinta
Tanah Air 4 temuan, Rasa Ingin Tahu 5 DAFTAR PUSTAKA
temuan, Mandiri 1 temuan, Peduli
Lingkungan 3 temuan , Cinta Damai 2 Allport, S.C.Dollar dan Miller Skinner.
temuan, Menghargai Prestasi 1 temuan. Teori-teori Sifat dan Behavioristik.
1993. Jakarta: Penerbit Kanisius.
Walaupun nilai religius tidak di temukan Hornby, A.S.1985. Oxford Advanced
secara nyata , di mana pada dasarnya nilai Learner‟s Dictionary of Current
ini merupakan sebuah nilai dasar yang English. Oxford: Oxford University
wajib ditanamkan kepada anak Indonesia Press.
mengingat Indonesia merupakan sebuah Imam Al-Ghazali. 1983. Ihya „Ulumuddin.
negara yang masih didasari adat istiadat Bairut:Dar Al-Fikr.
ketimuran, di mana kehadiran agama dan Koesoema A, Doni. 2010. Pendidikan
kepercayaan dan ketakwaan terhadap tuhan Karakter: Strategi Mendidik Anak di
yang maha esa masih dijunjung tinggi, Zaman Global. Jakarta:Grasindo.
namun data yang berhasil ditemukan Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum
menunjukkan nilai karakter yang Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
merupakan implikasi dari penjiwaan dan Pustaka
perwujudan tertanamnya nilai religius Soedarsono, Soemarno.2009. Karakter
dalam tiap tokkoh yang terlibat. Oleh Mengantar Bangsa dari Gelap menuju
karena itu maka dapat ditarik kesimpulan Terang: Karakter Mendorong Kita
bahwa film Frozen produksi Walt Disney Hidup dalam Kebahagian. Jakarta: Pt.
mengandung nilai karakter luhur yang Elex Media Komputindo.
sesuai untuk ditanamkan kepada anak, Sugiyono, Frans. 2010. Mencintai Liturgi.
sehingga film ini bisa menjadi tontonan Jakarta: Penerbit Kanisius.
yang mendidik sekaligus media pengenalan Syarbini, Amirulloh. 2012. Buku Pintar
dan pembentukan karakter anak. Melalui Pendidikan Karakter. Jakarta: Prima
penelitian ini peneliti menghimbau kepada Pustaka.
orang tua ataupun pendidik, banyak cara Whitman, Alden. 1968. Helen Keller World
yang dapat dilakukan untuk mengenalkan Crusade for the Blind. California:
sekaligus menanamkan nilai-nilai karakter American foundation for the blind.
luhur kepada anak. Menonton dapat
menjadi salah satu alternative yang efektif.
114