Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN TUMBUHAN

“PERSILANGAN ANGGREK”

Oleh:
DEWI PUTRIARTI
19030244036

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anggrek (Orchidaceae) merupakan salah satu tanaman hias yang banyak
diminati masyarakat luas. Tanaman ini sangat indah dan mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi. Tanaman anggrek saat ini yang paling popular diperjual
belikan adalah Dendrobium. Keistimewaan anggrek ini sebagai bunga potong
adalah mudah ditanam, berbunga terus-menerus, warna bunga bervariasi,
berbatang lentur sehingga mudah dirangkai dan kesegaran bunga tahan lama
(Surtinah dan Mutryarny, 2013).
Dendrobium merupakan salah satu genus anggrek terbesar dari famili
Orchidaceae, dan meliputi lebih dari 2.000 spesies. Dendrobium merupakan
salah satu kekayaan alam Indonesia, dan jumlahnya diperkirakan mencapai 275
spesies (Uesato 1996; Gandawidjaya dan Sastrapradja 1980 dalam Widiastoety
et al, 2010). Anggrek Dendrobium banyak digunakan dalam rangkaian bunga
karena memiliki kesegaran yang relatif lama, warna dan bentuk bunganya
bervariasi, tangkai bunga lentur sehingga mudah dirangkai, dan
produktivitasnya tinggi. Tingkatan warna anggrek Dendrobium sangat
bervariasi. Umumnya, anggrek hibrida berwarna lembayung muda, putih,
kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Beberapa hibrida
Dendrobium hasil pemuliaan modern memiliki warna kebiruan, gading, atau
jingga tua sampai merah tua. Dendrobium dapat berbunga beberapa kali dalam
setahun. Tangkai bunganya panjang dan dapat dirangkai sebagai bunga potong
(Puchooa, 2004).
Pemuliaan anggrek diupayakan untuk memperluas keragaman genetik
pada bentuk dan warna yang unik, disenangi konsumen, frekuensi berbunga
tinggi dan tahan terhadap patogen penyebab penyakit serta cekaman
lingkungan (Rahmatia dan Pitriana, 2009). Dalam praktikum ini dilakukan
persilangan anggrek Dendrobium Airiblue dengan Dendrobium Tongcai
Splash untuk mengetahui cara menyilangkan anggrek, mengamati
perkembangan keberhasilan persilangan berdasarkan ciri keberhasilan dan
memperoleh varietas baru.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara menyilangkan anggrek Dendrobium Airiblue dengan
Dendrobium Tongcai Splash untuk memperoleh varietas baru?

C. Tujuan
Mengetahui cara menyilangkan anggrek Dendrobium Airiblue dengan
Dendrobium Tongcai Splash untuk memperoleh varietas baru
D. Manfaat
Hasil praktikum ini bermanfaat khususnya untuk mahasiswa agar memiliki
kemampuan dasar menyilangkan anggrek. Selain itu manfaat lain untuk
khalayak umum yakni sebagai sumber literatur untuk memperkaya pengetahuan
tentang persilangan anggrek Dendrobium Airiblue dengan Dendrobium
Tongcai Splash.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Persilangan
Hibridisasi atau persilangan dapat dilakukan secara alami dan secara
mekanis dengan bantuan manusia. Hibridisasi dinyatakan berhasil apabila
dalam satu populasi persilangan muncul variasi seperti warna bunga, tinggi
tanaman, atau bentuk tanaman dan semua itu dapat diketahui melalui
karakterisasi hasil persilangan. Parameter yang diukur dalam karakterisasi hasil
persilangan adalah variasi warna bunga, panjang daun, lebar daun,
pertambahan jumlah anakan, panjang bunga, panjang tangkai bunga, lebar
bunga, panjang bibir, lebar bibir, dan jumlah kuntum tiap tangkai
(Kartikaningrum, et al., 2007).
Persilangan adalah teknik mengawinkan bunga dengan meletakkan polen
(serbuk sari) pada stigma (kepala putik). Pada tanaman anggrek, persilangan
biasanya dilakukan oleh serangga atau dengan bantuan manusia. Widiastoety
(2001) dalam Andayani (2007) melaporkan bahwa persilangan akan berhasil
apabila dilakukan sehari atau dua hari setelah bunga mekar. Sedangkan
menurut Freed (1979) dalam Widiastoety et al (2010) pemilihan bunga yang
akan disilangkan sebaiknya dilakukan beberapa hari setelah bunga mekar. Hal
ini karena warna bunga kadang-kadang cepat memudar setelah beberapa hari
sehingga memengaruhi keturunannya. Ciri keberhasilan persilangan menurut
Widiastoety et al (2010) setelah mengalami penyerbukan, bagian perhiasan
bunganya akan layu. Setelah pembuahan, zigot yang terbentuk akan tumbuh
dan berkembang menjadi embrio di dalam biji
Apabila persilangan hanya dilakukan pada tingkat varietas maka
keturunannya hanya akan berbeda dalam warna bunganya, sedangkan
perawakannya sama. Namun, bila kedua tetuanya berasal dari dua jenis atau
dua spesies yang mempunyai perawakan dan warna yang berbeda,
keturunannya akan memiliki perawakan, bentuk, dan warna perpaduan antara
kedua tetuanya. Selanjutnya, bila hasil silangan tersebut disilangkan lagi
dengan salah satu tetuanya, hasilnya akan lebih kompleks atau bervariasi.
Semakin lanjut persilangan dilakukan, semakin besar variasi yang diperoleh,
dan semakin banyak pilihan (Widiastoety et al, 2010).

B. Anggrek Dendrobium
Dendrobium adalah anggrek yang bersifat epifit, yang hidupnya
menempel pada batang, dahan, atau ranting pohon yang sudah mati (Sutiyoso
dan Sarwono, 2003), akarnya sebagian menempel pada medianya sebagian
menjuntai bebas di udara (Sandra 2001). Anggrek juga dapa menempel pada
pohon yang masih hidup tanpa mengganggu pertumbuhan inangnya Pola
pertumbuhan Dendrobium termasuk simpodial, yaitu mempunyai
pertumbuhan pseudobulb terbatas. Anggrek Dendrobium disukai masyarakat
karena rajin berbunga dengan warna dan bentuk bunga yang bervariasi dan
menarik. Umumnya, anggrek hibrida berwarna lembayung muda, putih, kuning
keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Beberapa hibrida
Dendrobium hasil pemuliaan modern memiliki warna kebiruan, gading, atau
jingga tua sampai merah tua. Dendrobium dapat berbunga beberapa kali dalam
setahun. Tangkai bunganya panjang dan dapat dirangkai sebagai bunga potong
(Puchooa, (2004) dalam Widiastoety, 2010).
Dendrobium merupakan salah satu jenis anggrek yang masuk dalam
daftar Appendix I CITES (Convention on International Trade in Endangered
Species) yaitu perdagangan internasional yang bersifat komersial dan
seluruhnya dilarang kecuali dari hasil penangkaran (Indarto, 2015).
Dendrobium mampu beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan,
membutuhkan air yang sangat sedikit, memiliki bunga yang tahan lama dan
tidak mudah rontok, dengan bentuk dan warna bunga yang sangat bervariasi,
serta dapat dijadikan sebagai bunga potong (Tuhuteru et al., 2012).
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat


Waktu : 25 Februari 2021
Tempat : Laboratorium Kultur Jaringan Jurusan Biologi UNESA

B. Alat dan Bahan


Alat :
1. Tusuk gigi
2. Pinset
3. Kawat
4. Pensil
5. Kertas label

Bahan :
1. Anggrek Dendrobium Airiblue
2. Anggrek Dendrobium Tongcai Splash

C. Prosedur Penelitian
1. Bunga anggrek yang sudah mekar selama ± 4 hari, diambil serbuk sarinya
dengan menggunakan tusuk gigi atau pinset
2. Diletakkan di putik
3. Anggrek yang telah disilangkan diberi label yang ditulis menggunakan
pensil dan lebel digantung dengan kawat pada tangkai bunga, penulisan
dilakukan dengan menuliskan jenis anggrek putik berasal kemudian
tanda silang dan jenis serbuk sari berasal dan tanggal persilangan
4. Diamati hingga menunjukkan keberhasilan persilangan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel 1. Hasil persilangan anggrek Dendrobium Airiblue dengan Dendrobium
Tongcai Splash
No Persilangan Tanggal Hari Keterangan
persilangan ke-

1 2 Tangkai dan bunga


masih segar
2 4 Tangkai bunga masih
segar dan bunga layu

3 6 Ujung mahkota mulai


kecoklatan
Dendrobium
4 8 Tangkai bunga mulai
Airiblue 25 Februari 2021
menggembung dan
><
mahkota berwarna
Dendrobium
coklat seluruhnya
Tongcai
5 13 Tangkai bunga
Splash
menggembung lebih
besar dan mahkota
mengering
6 24 Tangkai bunga
menggembung lebih
besar dan panjang
7 28 Tangkai bunga
menggembung tampak
jelas

Pada hari ke-2 setelah persilangan, tangkai bunga dan mahkota bunga masih
segar. Kemudian pada hari ke-4, tangkai masih segar namun mahkota bunga
mulai melayu. Pada hari ke-6 ujung mahkota mulai kecoklatan. Tangkai mulai
menggembung merupakan ciri keberhasilan persilangan terlihat pada hari ke-
8. Selain itu, mahkota bunga sudah berwarna coklat seluruhnya. Tangkai terus
menggembung besar hingga hari ke-13 dan mahkota bunga mengering.
Pembengkakan tangkai bertambah panjang dan besar pada hari ke-24 hingga
akhirnya pada hari ke-28 tangkai yang menggembung tampak jelas. Hal ini
menunjukkan keberhasilan persilangan ditandai dengan menggembungnya
tangkai bunga.
B. Pembahasan
Persilangan adalah teknik mengawinkan bunga dengan meletakkan polen
(serbuk sari) pada stigma (kepala putik). Pada praktikum ini dilakukan
persilangan sibling yakni persilangan dari dua tanaman yang berbeda tetapi
jenisnya sama yakni Dendrobium Airiblue dengan Dendrobium Tongcai
Splash. Bunga anggrek yang digunakan adalah bunga anggrek pasca 4 hari
mekar. Keberhasilan pembuahan pada persilangan salah satunya dipengaruhi
oleh masa resptivitas stigma (Semiarti et al, 2010). Ketika bunga sudah mekar
sempurna putik sudah siap dibuahi atau stigma sudah receptif (Ronny, 2011).
Masa reseptif stigma paling baik pada hari ke 2-3 setelah mekar (Chen &
Dudley, (2009) dalam Deswiniyanti dan Lestari, 2017). Hal ini berkaitan
dengan lendir perekat yang lebih lengket bila dibandingkan dengan hari ke-0
pada saat mekar dan mulai tidak lengket jika lewat jauh hari dari masa reseptif
stigma (Deswiniyanti dan Lestari, 2017). Selain itu, Freed (1979) dalam
Widiastoety (2010) menyatakan bahwa bunga yang akan disilangkan
sebaiknya dilakukan beberapa hari setelah bunga mekar karena warna bunga
kadang-kadang cepat memudar setelah beberapa hari sehingga memengaruhi
keturunannya.
Berdasarkan hasil pengamatan, tangkai dan bunga masih segar setelah 2
hari disilangkan. Tangkai masih segar dan bunga mulai layu di hari ke-4 dan
pada hari ke-6 ujung bunga mulai kecoklatan. Tangkai bunga mulai
menggembung dan mahkota berwarna coklat seluruhnya pada hari ke-8.
Tangkai terus menggembung dan bunga mengering hingga hari ke-28. Menurut
Widiastoety (2010) tanda penyerbukan berhasil adalah tangkai bunga terlihat
segar dan bunga mulai layu. Bila penyerbukan berhasil maka perkembangan
buah akan berlanjut dan diawali dengan pembengkakan (swollen) pada tangkai
bunga. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persilangan Dendrobium
Airiblue dengan Dendrobium Tongcai Splash berhasil dan akan menghasilkan
varietas baru.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Menyilangkan anggrek Dendrobium Airiblue dengan Dendrobium
Tongcai Splash untuk memperoleh varietas baru dilakukan dengan cara
pemilih bunga anggrek yang sudah mekar selama ± 4 hari karena masa reseptif
stigma yang berkaitan dengan lendir pada bunga memiliki kualitas paling baik
pada masa tersebut. Selain itu, warna bunga juga bagus dan belum memudar
pada masa tersebut sehingga diharapkan menghasilkan warna bunga keturunan
yang bagus. Setelah itu, serbuk sari dari bunga pertama diambil menggunakan
tusuk gigi atau pinset dan diletakkan pada putik bunga kedua. Begitu selesai,
anggrek yang telah disilangkan diberi label persilangan.

B. Saran
Praktikan sebaiknya hati-hati saat mengambil serbuk sari agar serbuk sari
tidak jatuh sia-sia. Untuk itu disarankan untuk mengambil sedikit lendir dengan
tusuk gigi sebelum kemudian mengambil serbuk sari. Hal ini bertujuan agar
serbuk sari dapat menempel pada tusuk gigi. Setalah persilangan selesai, hati-
hati dalam memindahkan atau membawa bunga agar serbuk sari yang
dilekatkan pada putik tidak terlepas.
DAFTAR PUSTAKA

Chen X. and D. Clayton. 2009. Coelogyne Lindl. Flora of China 25: 315-325.
Deswiniyanti, N. W. dan Lestari, N. K. D. 2017. Persilangan Interspesifik Anggrek
Hitam (Coelogyne Pandurata) Dengan Anggrek Mutiara (Coelogyne
Asperata). Jurnal Metamorfosa, Iv (1): 102-107 (2017).
Dwiatmini, K. 2013. Keragaan Karakter Kualitatif Hasil Persilangan Anggrek
Phalaenopsis (Qualitative Traits Performance of Phalaenopsis Crossing). J.
Hort. 23(4):291-299.
Indarto, N. 2015. Pesona Anggrek: Petunjuk Praktis Budidaya & Bisnis Anggrek.
Yogyakarta. Cahaya Atma.
Kartikaningrum Suskandari, Dyah Widiastoety, Yusdar Hilman, Nina Solvia, dan
RW Prasetio 2007. Laporan Akhir: Koleksi, Karakterisasi dan Konservasi In
Vivo Plasma Nutfah Anggrek. Segunung: Balai Penelitian Tanaman Hias
Segunung.
Ronny Y. G. 2011. Tips Budidaya Anggrek Hitam. Kalimantan Tengah: Badan
Litbang Pertanian.
Sandra, Edhi. 2001. Membuat Anggrek Rajin Berbunga. Jakarta: Agromedia
Pustaka.
Semiarti, E., A. Indriyanto., E. A.Suyono., R.L. Nurwulan., R. Restiani., Y.
Machida., dan Chiyoko. 2010. Genetic Transformation of the Indonesian Black
Orchid (Coelogyne pandurata Lindley) through Agrobacterium tumefaciens
for Micropropagation. Nagoya Dome Japan: Proceeding of NIOC.
Surtinah, dan E. Mutryarny. 2013. Frekuensi Pemberian Grow Quick LB Terhadap
Pertumbuhan Bibit Anggrek Dendrobium Pada Stadia Komunitas Pot. Jurnal
Ilmiah Pertanian. Vol. 10 No. 2 Hal 31-40.
Sutiyoso, Yos. dan B Sarwono. 2003. Merawat Anggrek. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Tuhuteru, S., Hehanussa, M. L., dan Raharjo, S. H. T., 2012, Pertumbuhan dan
Perkembangan Anggrek Dendrobium anosmum pada Media Kultur in vitro
dengan Beberapa konsentrasi Air Kelapa. Agrologia, 1: 1-12.
Widiastoety, D., Nina, S., dan Muchtar, S. 2010. Potensi Anggrek Dendrobium
dalam Meningkatkan Variasi dan Kualitas Anggrek Bunga Potong.Jurnal
Litbang Pertanian. 29(3): 101-106.
LAMPIRAN

DOKUMENTASI KEGIATAN

Anggrek Dendrobium Anggrek Dendrobium Proses persilangan


Tongcai Splash Airiblue

Pengambilan serbuk sari Penempelan serbuk sari Hari ke 2


ke kepala putik

Hari 4 Hari 6 Hari 8


Hari 13 Hari 24 Hari 28

Anda mungkin juga menyukai