Anda di halaman 1dari 14

TUGAS TUTORIAL 3

NAMA : TITIN WASTINI

NIM : 857458328

MATA KULIAH : PENELITIAN TINDAKAN KELAS

TUTOR : Dra.Hilda Karli

1. Ibu Rosi melakukan PTK di kelas 1 untuk siklus 1 pada tanggal 15 Apr 2019 pada pukul
08.00-08.40 diamati oleh Ibu Nia, S.Pd sebagai pengamat, sub topik bilangan 1-15 dengan alat
peraga sedotan pada matematika kelas 1 SD Ciujung Bandung. Nilai hasil ulangannya diolah
kemudian dibuat grafik seperti di bawah ini.:

Prasiklus : 73,2

Siklus1 : 80,4

Hasil observer dari Ibu Nia sebagai berikut:

Pembukaan dimulai dengan permainan tebak-tebakan jari, siswa tampak antusias dan berebut
menjawab. Ada beberapa anak yang marah dan kesal karena ibu guru tidak menunjuknya untuk
menjawab.

Kegiatan inti dengan membagi kelompok 3 orang dalam satu kelompok dan sedotan sebanyak
20 buah. Mereka diminta untuk membilang dan menggambarkan kemudian menuliskan
bilangan di bukunya dari 10-15. Dalam satu kelompok ada yang tidak mau terlibat dan main
sendiri saja. Siswa ribut dan sulit terkendali karena tidak paham perintah dari bu Guru.
Sehingga siswa mondar mandir ke depan untuk bertanya pada bu Guru. Ibu Nia memuji
langkah kegiatan inti Ibu Rosi siswa diminta untuk menghitung sedoran, lalu menggambarkan
sedotan dibuku dan akhirnya menuliskan bilangannya di buku.

Penutup tidak ada kesimpulan dari guru karena waktu sudah tidak ada dikarenakan kegiatan
kelompok terlalu lama.

Ibu Rosi melakukan siklus 2 pada tanggal 18 Apr 2019 pada pukul 08.00-08.40 diamati oleh
Ibu Nia, S.Pd sebagai pengamat, sub topik bilangan 1-20 pada matematika dengan alat peraga
biji kacang merah kelas 1 SD Ciujung Bandung. Di bawah ini daftar nilai rata-rata ulangan
matematika sebelum PTK (pra PTK),Siklus 1 dan SIKLUS 2 KKM=74
No Nama Pra PTK Siklus 1 Siklus 2
1. Atang 65 70 79
2. Bobi 85 86 90
3. Cica 70 78 80
4. Dodo 75 83 85
5. Een 60 70 75
6. Fifi 60 75 75
7. Gugum 80 80 85
8. Hilman 70 75 75
9. Iin 60 70 75
10. Juleha 80 89 89
11. Lenda 85 90 90
12. Kiki 80 84 86
13. Mimi 70 85 85
14. Novi 70 80 80
15. Obi 85 90 90
16. ALEXANDRIA 80 87 87
17 KEYSa 80 80 80
18. LAYA WENING 80 87 87
19. LUTFI 80 85 88
20. YUSUF KURNIA 70 75 75
21. MUHAMMAD 70 85 85
22. MAHARDIKA 65 70 75
23. NADANIA 87 90 90
24. KHAIRUNNISA 70 80 80
25. NAZWA 60 70 75
26. PATIMAH 65 70 75
27. PUSPA 85 88 88
28. RADIVA 80 85 85
29. PUTRA DINATA 78 85 85
30. RAFFA BENNITTO 60 70 75

Jawablah pertanyaan berikut ini berdasarkan kasus ibu Rosi di atas!


1. Apa permasalahan dari ibu Rosi dan bagaimana solusinya?
Jawab:

• Mengidentifikasi permasalahan
Nilai Ulangan Matematika (PraPTK)
NO SKOR(S) FREKUENSI (F) % S xF
1. 87 1 3,3% 87
2. 85 4 13,3% 340
3. 80 8 26,7% 640
4. 78 1 3,3% 78
5. 75 1 3,3% 75
6. 70 7 23,3 490
7. 65 3 10% 195
8. 60 5 16,7% 300
Keterangan :
S x F = Skor x Frekuensi
Rata -rata = 2205 : 30 =73,5
KKM=74

• Akar penyebab masalah

Berdasarkan nilai ulangan harian Matematika pra PTK masih ada 15 siswa yang
masih dibawah KKM artinya masih setengah nya dari jumlah seluruh siswa yang
belum menguasai konsep bilangan 1-15.

• Analisis masalah :
a. Apakah dalam menjelaskan materi, saya menggunakan Bahasa yang cukup
jelas?
b. Apakah saya menggunakan istilah-istilah yang sulit dimengerti siswa?
c. Apakah dalam mejelaskan , saya menggunakan alat bantu?
d. Apakah saya memberitahu waktu ulangan kepada siswa?
e. Apakah siswa dapat kesempatan bertanya?
f. Apakah ada siswa yang meminta penjelasan ulang?
g. Apakah saya memberikan latihan penerapan konsepsetelah penjelasan
selesai?
h. Apakah saya selalu memeriksa pekerjaan/ latihan siswa dan memberikan
balikan/masukan untuk perbaikan
• Mencari solusi
Karena masih ada siswa yang nilainya dibawah KKM maka Bu Rossi harus
melakukan tindakan perbaikan dengan melakukan PTK di kelasnya agar semua
siswa mencapai KKM.Sebelum melakukan PTK Bu Rossi harus :
a. Merencanakan perbaikan
➢ Rumuskan cara perbaikan yang akan ditempuh dalam bentuk hipotesis:
Berdasarkan masalah diatas Bu Rosi membuat beberapa alternatif :
• Menjelaskan konsep bilangan dengan menggunakan Bahasa yang lebih
sederhana
• Memberikan motivasi kepada siswa
• Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa tentang materi
pembelajaran
• Menggunakan alat peraga sedotan dan biji kacang merah (benda konkret)
untuk membantu siswa dalam berhitung
• Memberikan latihan soal agar lebih mengetahui pemahaman siswa
• Memeriksa pekerjaan siswa
➢ Analisis kelayakan hipotesis tindakan
b. Melaksanakan PTK:
➢ Menyiapkan pelaksanaan
• Membuat rencana pembelajaran dan scenario tindakan yang akan
dilakukan
• Menyiapkan fasilitas atau saran pendukung
• Menyiapkan cara merekam dan menganalisis datayang berkaitan dengan
proses dan hasil perbaikan
• Mensimulasikan pelaksanaan tindakan
➢ Melaksanakan tindakan
• Tidak mengganggu waktu belajar, PTK dilakukan diluar jam sekolah
• Pengumpulan data atau perekaman data tidak menyita banyak waktu
• Metodologi harus reliabel dan handal
• Masalah yang di tangani harus sesuai dengan kemampuan dan komitmen
guru
• Harus memperhatikan berbagai aturan atau etikan yang berkaitan dengan
tugas-tugasnya.
c. Mengamati
d. Melakukan refleksi
2. Apa yang Anda dapat analisis dan intepretasikan dari hasil observasi Ibu Nia di atas?

Jawab :
Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan hal-hal :
a. Terjadi keributan pada saat kegiatan pembukaan, yaitu beberapa siswa berebut
untuk menjawab pertanyaan sehingga kelas menjadi rebut. Beberapa siswa merasa
kesal dan marah kepada gurunya karena tidak ditunjuk untuk menjawab
b. Pada kegiatan inti terjadi masalah: dalam satu kelompok ada yang tidak mau
terlibat dan main sendiri saja sehingga siswa menjadi ribut , susah terkendali
karena tidak paham dengan perintah guru
c. Ada siswa yang mondar mandir kedepan bertanya kepada guru.
d. Pada kegiatan penutup, tidak ada kesimpulan karena tidak cukup waktu, hal ini
disebabkan oleh kegiatan kelompok terlalu lama.
Kegiatan pembelajaran Kelebihan Kekurangan
Kegiatan Pembuka • Motivasi siswa sangat • Siswa ribut, marah dan
baik karena siswa aktif kesal karena tidak
untuk menjawab ditunjuk menjawab .
pertanyaan
Kegiatan Inti • Model • Siswa menjadi ribut
pembelajarannya karena mungkin tidak
sudah tepat yaitu ada yang perlu
belajar kelompok dikerjakan, oleh
• Siswa diminta karena itu main
menghitung sedotan, sendiri dan
menggambarkan dan mengganggu
menuliskan lambang temennya yang sedang
bilangannya belajar.
• Memungkinkan juga
siswa kurang paham
pada perintah guru
atau tidak mengerti
apa yang harus
dilakukan
• Siswa mondar mandir
kedepan untuk
bertanya
memungkinkan siswa
tersebut kurang
menguasai
pemahaman konsep
bilangan.

Kegiatan Penutup • Guru tidak


menyimpulkan materi
pembelajaran
dikarenakan kegiatan
kelompok terlalu
lama.

Berdasarkan data tersebut diatas,Bu Rosi harus menelaah dan mencoba menyimpulkan
hasil tindakan perbaikan yang telah dilakukannya. Kesimpulan itu menunjukkan bahwa
penguasaan sudah meningkat meskipun belum optimal, masih ada beberapa siswa yang
belum menguasai konsep pelajaran tersebut dan masih terjadi keributan di kelas.
Berdasarkan kesimpulan tersebut Bu Rossi sebaiknya melakukan refleksi dengan
mengajukan pertanyaan berikut kepada dirinya sendiri ;
a. Mengapa anak anak berebut pertanyaan dan merasa kesal dan marah karena tidak di
tunjuk?
b. Mengapa masih ada beberapa siswa yang tidak ikut terlibat dalam kegiatan
kelompok sehingga kelas menjadi ribut?Apakah karena terlalu banyak anggota
setiap kelompoknya sehingga ada siswa tidak aktif dalam kelompok?
c. Mengapa siswa tidak paham dengan perintah guru? Apakah saya kurang jelas
menjelaskan hal hal yang harus dilakukan dalm kegiatan kelompok?
d. Mengapa siswa mondar mandir saja ke depan untuk bertanya?Apakah saya kurang
jelas menyampaikan materi pembelajaran? Rasanya sudah jelas karena sudah
menggunakan alat peraga tetapi apakah alat peraga tersebut sudah tepat dan dapat
membantu pemahaman siswa?
e. Apakah pembentukan kelompok sudah tepat? Mengapa terjadi keributan sehingga
tidak terkendali ?
f. Mengapa saya tidak menyimpulkan pembelajaran pada kegiatan penutup?
g. Kalau begini jadinya, apa yang harus saya perbaiki dalam tindakan perbaikan?

Berdasarkan hasil refleksi, Bu Rossi memutuskan untuk melakukan perbaikan pada


daur 2 sebagai berikut :

a. Pada kegiatan pembuka akan menunjuk siswa yang belum mendapatkan


kesempatan menjawab pertanyaan.
b. Akan membagi kelompok menjadi 6 kelompok, setiap kelompoknya terdiri dari
6 orang jadi setiap kelompok terdiri dari 5 siswa.
c. Akan menjelaskan lebih terperinci lagi tentang langkah-langkah dalam kegiatan
kelompok.
d. Akan menjelaskan materi pembelajaran dngan menggunakan alat peraga kacang
merah
e. Akan membagi kelompok menjadi 6 kelompok supaya siswa dapat saling
berbagi tugas
f. Kegiatan kelompok tidak akan terlalu lama sehingga ada waktu untuk
menyimpulkan materi pembelajaran
g. Melakukan kegiatan perbaikan daur 2.

3. Buatlah grafik untuk memperlihatkan rata-rata nilai pra PTK, Siklus 1 dan 2 dari ulangan
matematika konsep bilangan!
Jawab :
Tabel Hasil Perbaikan Pelajaran Matematika
RATA-
NO NAMA Pra PTK Siklus 1 Siklus 2 JUMLAH RATA
1. Atang 65 70 79 214 71
2. Obi 85 86 90 261 87
3. Cica 70 78 80 228 76
4. Dodo 75 83 85 243 81
5. Een 60 70 75 205 68
6. Fifi 60 75 75 210 70
7 Gugum 80 80 85 245 82
8. Hilman 70 75 75 220 73
9. Iin 60 70 75 205 68
10. Juleha 80 89 89 258 86
11. Lenda 85 90 90 265 88
12. Kiki 80 84 86 250 83
13. Mimi 70 85 85 240 80
14. Novi 70 80 80 230 77
15. Obi 85 90 90 265 88
16 Alexandra 80 87 87 254 85
17 Keysa 80 80 80 240 80
18 Laya Wening 80 87 87 254 85
19 Lutfi 80 85 88 253 84
20 Yusuf Kurnia 70 75 75 220 73
21 Muhammad 70 85 85 240 80
22 Mahardika 65 70 75 210 70
23 Nadania 87 90 90 267 89
24 Khairunnisa 70 80 80 230 77
25 Nazwa 60 70 75 205 68
26 Patimah 65 70 75 210 70
27 Puspa 85 88 88 261 87
28 Radiva 80 85 85 250 83
29 Putra Dinata 78 85 85 248 83
30 Raffa Bennitto 60 70 75 205 68
JUMLAH 2205 2412 2469
RATA -RATA 73,5 80,4 82,3
PRESENTSE 74% 80,75 82,41
Rata-Rata Nilai Ulangan Matematika
84
82
80
78
76
74
72
70
68
siklus 1 siklus 2 siklus 3
rata - rata 73,5 80,4 82,3
Column1
Column2

rata - rata

4. Dari grafik di atas buatlah minimal 10 kalimat dalam bentuk narasi deskripsi untuk
memaknai grafik tersebut!
Jawab :

Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga
sedotan pada siklus 1 dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika
dengan materi bilangan 1-15. Hal ini terbukti bahwa sebelumnya rata-rata siswa 73,5
meningkat menjadi 80,4 pada siklus 1.Sudah sangat jelas terjadi peningkatan sebanyak 6,9
atau 8,6%. Berdasarkan nilai rata-rata siswa pada praPTK terdapat 15 siswa yang nilainya
dibawah KKM tetapi setelah dilakukan perbaikan pada siklus1 oleh Bu Rosi menjadi 7
siswa.
Pada siklus 2 terjadi peningkatan, sebelumnya rata-rata nilai siswa 80,4 meningkat
menjadi 82,3. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga kacang merah dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika dengan materi konsep
bilangan 1-20. Terjadi peningkatan 1,9 atau 2,3%, sehingga pada siklus2 siswa yang
nilainya dibawah KKM tidak ada, seluruhnya diatas KKM. Pada Prasiklus terdapat 15
siswa dibawah KKM, kemudian pada siklus 1 menjadi 7 siswa, dan pada siklus 2 tidak
terdapat siswa yang nilainya dibawah KKM. Pelaksaan PTK yang dilakukan Bu Rosi
berhasil dengan baik. Artinya seluruh siswa sudah mencapai kompetensi yang diinginkan.
5. Menurut analisis dan intepretasi Anda apakah konsep bilangan 1-20 dengan menggunakan
benda kongkrit dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SD Ciujung Bandung?
Jawab:
Iya. Karena pada awalnya terdapat 15 siswa yang nilainya masih dibawah KKM
sehingga Bu Rosi melakukan tindakan perbaikan. Dari hasil perbaikan pada siklus 1
terdapat 7 siswa yang nilainya dibawah KKM. Karena hasilnya belum memuaskan, Bu
Rosi melakukan tindakan perbaikan lagi pada siklus 2, dan hasilnya tidak terdapat lagi
siswa yang nilainya dibawah KKM, seluruh siswa nilai ulangannya diatas KKM, artinya
tindakan perbaikan yang dilakukan Bu Rosi berhasil. Kesimpulannya seluruh siswa kelas
1 SD Ciujung berhasil mencapai kompetensi yang diharapkan.
Berdasarkan PTK yang dilakukan Bu Rosi dengan menggunakan benda konkret berupa
sedotan dan biji kacang merah dapat meningkatkan pemahaman konsep bilangan 1-20
pada kelas 1 SD Ciujung Bandung.
Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting diberikan kepada peserta
didik mulai dari tingkat pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi tujuannya untuk
memahami betapa pentingnya Matematika dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana
yang dikemukakan oleh Bruner (1982) dalam proses belajar matematika pentingnya
menekankan pada kemampuan peserta didik dalam berpikir intuitif dan analitik akan
mencerdaskan peserta didik membuat prediksi dan terampil dalam menemukan pola
(pattern) dan hubungan atau keterkaitan (relation). Perubahan dalam proses belajar ini,
merupakan usaha luar biasa untuk selalu meningkatkan mutu pembelajaran matematika.
Kegiatan pembelajaran matematika perlu dirancang sebaik mungkin guna
mengkoordinasi peserta didik untuk siap belajar, menerima pelajaran dengan bertanya dan
menggali pengetahuan yang akan dipelajari. Sehingga guru pada saat pembelajaran
matematika yang dilakukan di sekolah tingkat MI/SD mampu mengaplikasikan media
benda konkret pada saat pembelajaran matematika berlangsung.
Konsep-konsep dalam matematika itu abstrak, sedangkan pada umumnya siswa
berpikir dari hal-hal yang konkret menuju hal-hal yang abstrak, maka salah satu
jembatannya agar siswa mampu berfikir konkret tentang matematika, adalah dengan
menggunakan media benda konkret. Sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual
SD/MI yang masih dalam tahap operasional konkret, maka siswa SD/MI dapat menerima
konsep-konsep matematika yang abstrak melalui benda- benda konkret. Dengan adanya
media benda konkret siswa akan lebih banyak mengikuti pelajaran matematika dengan
senang dan gembira sehingga semangat dalam mempelajari matematika semakin besar.
Usia peserta didik di tingkat dasar antara 7-11 tahun, pada tahap ini memperoleh tambahan
kemampuan yang disebut system of operations (satuan langkah berpikir) ini berfaedah bagi
anak untuk mengkoordinasi pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu kedalam
sistem pemikirannya sendiri. Tahap 7- 11 tahun juga dinamakan tahap operasional konkret
karena anak hanya mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-
peristiwa yang konkret.
Penggunaan media benda konkret dalam pembelajaran siswa dapat melihat, meraba,
mengungkapkan dengan memikirkan secara langsung obyek yang sedang mereka
pelajari.4 Sehingga konsep abstrak yang baru dipahami oleh peserta didik akan teringat
dalam benak peserta didik apabila peserta didik tersebut belajar melalui berbuat, bukan
hanya melalui mengingat-ingat tentang fakta materi yang diajarkan oleh guru matematika.
Media Benda Konkret adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan informasi atau pesan. Benda konkret berarti nyata, benar-benar ada
(berwujud, dapat dilihat, diraba, dan sebagainya). Benda konkret merupakan benda yang
sudah ada disekitar kita dan dapat digunakan secara langsung maupun dapat dimanipulasi
sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Menurut Winata Putra, media benda konkret adalah
segala sesuatu yang nyata dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien menuju kepada tercapainya tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Media benda konkret merupakan alat bantu dalam pembelajaran yang berfungsi
memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik yaitu merupakan model dan
obyek yang nyata dan jelas.
Pembelajaran Matematika adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa
yang saling bertukar informasi. Sanjaya, Wina, Media Komunikasi Pembelajaran, (2012
: 64-68) .
Matematika merupakan suatu disiplin ilmu yang mempunyai kekhususan dibandingkan
dengan disiplin ilmu lainnya yang harus memperhatikan hakikat matematika dan
kemampuan siswa dalam belajar. Russel mendefinisikan bahwa matematika sebagai suatu
study yang dimulai dari pengkajian begian- bagian yang sangat dikenal menuju arah yang
tidak dikenal.
Pembelajaran Matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta
didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh
kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.
Tujuan matematika di SD adalah bukan hanya untuk memahami makna dan fakta
maupun konsep yang terdapat dalam matematika,melainkan untuk mengembangkan sikap
dan ketrampilan yang sistematis,logis,kritis dengan penuh kecermatan dalam pencapaian
pengetahuan tersebut.Namun sayangnya,pengembangan model matematika tidak selalu
sejalan dengan perkembangan berpikir anak terutama pada anak – anak usia SD.Apa yang
dianggap jelas orang yang berhasil mempelajarinya merupakan hal yang tidak mudah
dipahami dan membingungkan bagi anak –anak
Konkret adalah nyata,benar – benar ada (berwujud,dapat dilihat, dapat diraba).
Purwodarminto,1988;455 kata kongkret biasanya sering dihubung – hubungkan dengan
benda – benda ,baik benda – benda dirumah ,di jalan atau di lingkungan sekitarnya.Benda
adalah segala yang ada di alam yang berwujud atau berjasad ( bukan roh).Misalnya :
bola,kerikil,batu,kelereng,kayu).
Alat Peraga Menurut Ngadiono (2003:10) adalah benda yang digunakan oleh guru
dalam mengajar.Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan
fakta,konsep,prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata atau konkret
(Depdiknas,2003:10).Sulaiman (1991:25) berpendapat bahwa alat peraga adalah alat – alat
visual,yang dapat memperhatikan rupa atau bentuk yang dikenal dengan alat
peraga.Hamalik (2002:43) mendefinisikan alat peraga adalah alat metode atau teknik yang
digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan
siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran sebagai alat bantu sekolah.
Penggunaan alat peraga yang tepat akan membantu pemahaman siswa dalam proses
pembelajaran dan akan memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa karena
langsung terlibat didalammya.Penggunaan alat peraga di SD sangatlah penting karena
mengingat anak SD khususnya kelas 1 dan 2 mempunyai karakteristik sebagai berikur:
a. Karakteristik Fisik
o Reaksi dan koordinasi dalam bergerak masih lambat
o Aktif semangat pada bunyi-bunyian yang teratur
o Tulang-tulang masih lemah dan jantung mudah terganggu
o Masih belum dapat menggunakan otot -otot kecil
o Mudah sakit dan daya tahan tubuh kurang
o Selalu bergerak,duduk,istirahat sebentar,lari lagi dan sebagainya.

b. Karakteristik Kecerdasan :
o Kemampuan pemusatan perhatian terbatas
o Keinginan dan kesenagan menemukan maslah-masalah
o Berkembangnya organ-organ percakapan
o Kegemaran mengulang bermacam-macam kegiatan
o Kemampuan berpikir terbatas
c. Karakteristik Sosial dan Emosional
o Senang terhadap hal-hal yang bersifat drama
o Suka bertengkar
o Adanya perasaan benar dari dirinya
o Gemar akan alam dan cerita-cerita
o Tidak suka banyak dikritik
o Senang menjadi pusat perhatian
o Individualistis
o Teman akrab bersifat sebentar, dari saat ke saat

DAFTAR PUSTAKA

Agus Taufiq,Hera L. Mikasa,Puji L. Prianto.(2012).Pendidikan Anak di SD,Jakarta :


Universitas Terbuka.

Ibrahim dan Suparni, Pembelajaran Matematika Teori dan Aplikasinya, (Yogyakarta: SUKA
Press UIN Sunan Kalijaga, 2012). Hlm 122)

Igak Wardani dan Kuwaya Wihardit.(2011).Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Universitas


Terbuka. Karso,dkk.(2009).Pendidikan Matematika I.Jakarta : Universitas Terbuka. M.Toha.

Gatot Muhsetyo,dkk.(2012).Pembelajaran Matematika SD.Jakarta : Universitas Terbuka.

Muchtar Abdul Karim,dkk.(2010).Pendidikan Matematika II. Jakarta : Universitas Terbuka.

Muhsetyo, Gatot, dkk, Pembelajaran Matematika SD, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2007).
Hlm 1.6

Nana Sudjana.2005.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar,Dalam Proses Mengajar. Bandung:


Sinar Baru Algesindo.
Sanjaya, Wina, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2012) hlm. 64-6

Anda mungkin juga menyukai