Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENYELESAIAN COVID-19 DI INDONESIA

Disusun Oleh :
Dina Hidayati Nafisah (162300003)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
Kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KEBIJAKAN PEMERINTAH
DALAM PENYELESAIAN COVID-19 DI INDONESIA” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Demokrasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang Kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang Kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan Kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 14 Agustus 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1

A. Latar Belakang ......................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................2
C. Tujuan .................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................3

1. Pengertian Wabah Pandemik Covid-19.................................................................3


2. Dampak Bagi Negara di Seluruh Dunia................................................................4
3. Strategi Kebijakan Yang Diterapkan Di Berbagai Negara Di Dunia....................5
4. Strategi Kebijakan Fiskal Pemerintah Indonesia Dalam Menghadapi Dampak
Pandemi Covid-19.................................................................................................6

BAB III PENUTUP ........................................................................................................8

A. Kesimpulan ...........................................................................................................8
B. Saran .....................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Covid-19 muncul bermula terjadi di Wuhan Tiongkok dan mulai menyebar ke
hampir seluruh dunia. Saat ini di seluruh dunia sedang terjadi sebuah pandemi yang
mempunyai dampak cukup besar di semua sektor kehidupan manusia. World Health
Organization (WHO) telah menetapkan Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19
sebagai sebuah ancaman pandemi.
Covid-19 adalah penyakit menular di mana sebagian besar orang yang terinfeksi
akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang. Orang yang lebih tua dan
orang yang memiliki masalah medis seperti penyakit kardiovaskular, diabetes,
penyakit pernapasan kronis, dan kanker kemungkinan akan menderita penyakit lebih
serius. Dalam kondisi saat ini, virus corona bukanlah suatu wabah yang bisa
diabaikan begitu saja. Jika dilihat dari gejalanya, orang awam akan mengiranya hanya
sebatas influenza biasa, tetapi bagi analisis kedokteran virus ini cukup berbahaya dan
mematikan.
Sejak di awal tahun 2020, perkembangan penularan virus ini cukup signifikan
karena penyebarannya sudah mendunia dan seluruh negara merasakan dampaknya
termasuk Indonesia. Kasus pertama Covid-19 di Indonesia dinyatakan oleh
Kementrian Kesehatan pada tanggal 1 Maret 2020 dengan dua warga Depok positif
terjangkit Virus Corona. Penyebaran Covid-19 pun semakin meluas ke seantero
Indonesia. Presiden Indonesia, Joko Widodo, dalam sebuah kesempatan
menyampaikan bahwa sudah waktunya orang bekerja dari rumah dan sekolah
diliburkan.
Dengan adanya wabah virus corona di negeri ini menimbulkan kekhawatiran
disemua kalangan khususnya di masyarakat, Pemerintah Republik Indonesia tidak
hanya tinggal diam melihat lonjakan kasus virus corona di tanah air tercinta ini,
pemerintah pun langsung mengambil Langkah strategis untuk memutus rantai virus

1
corona ini, dengan menetapkan beberapa kebijakan-kebijakan untuk mengatasi
Covid-19. Semua kebijakan- kebijakan pemerintah pusat maupun kebijakan
pemerintah daerah akan dan harus ditelaah secara mendalam agar efektif
menyelesaikan masalah dan tidak semakin memperburuk keadaan, pemerintah pun
dari waktu ke waktu dan terus memberikan perintah-perintah yang terukur agar kita
bisa memutuskan penyebaran Virus Covid-19.
Pemerintah juga menyarankan masrayakat untuk tetap dirumah saja. Terkait
aktifitas yang dirumahkan sudah menjadi kebijakan dalam kondisi khusus yang harus
dilakukan. Kebijakan ini diharapkan mampu mengatasi masalah yang terjadi di
masyarakat. Kebijakan ini ditetapkan oleh beberapa pihak terutama pemerintah yang
diorientasikan pada pemenuhan kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Makna dari
pelaksanaan kebijakan publik merupakan suatu hubungan yang memungkinkan
pencapaian tujuan-tujuan atau sasaran sebagai hasil akhir dari kegiatan yang
dilakukan pemerintah. Kekurangan atau kesalahan kebijakan publik akan dapat
diketahui setelah kebijakan publik tersebut dilaksanakan. Keberhasilan pelaksanaan
kebijakan publik dapat dilihat dari dampak yang ditimbulkan sebagai hasil evaluasi
atas pelaksanaan suatu kebijakan.
Presiden Jokowi mengadakan Konferensi Pers pada tanggah 31 Maret 2020,
dengan tujuan untuk mengumumkan kepada publik mengenai kebijakan yang
dipilihnya guna menyikapi Covid-19 sebagai pandemi global yang sedang dihadapi
oleh masyarakat Indonesia saat ini. Pada konferensi pers tersebut, Presiden Jokowi
mengeluarkan pernyataan bahwa kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) merupakan kebijakan yang dipilih dalam merespon adanya Kedaruratan
Kesehatan. Masifnya berita yang beredar membuat masyarakat menyadari begitu
gentingnya masalah virus tersebut. Sehingga berbagai reaksi ditunjukkan oleh warga
negara Indonesia, salah satunya kekhawatiran melalui laman media sosial. Dengan
demikian, media massa online pun berperan penting dalam menyampaikan informasi
terkait Covid-19 terutama pada masa orang bekerja dari rumah (work from home) dan
masa sekolah diliburkan.

2
3
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yakni:
1. Apa Wabah Covid-19 itu?
2. Apa saja dampak bagi Negara?
3. Bagaimana penerapan Kebijakan pemerintah dalam penyelesaian Covid-19 di
Indonesia?
C. Tujuan
Agar kita dapat mengetahui bagaimana penerapan kebijakan pemerintah dalam
penyelesaian Covid-19 di Indonesia dari berbagai perspektif.

4
BAB II
PEMBAHASAN

I.  PENGERTIAN

Covid-19 adalah penyakit menular di mana sebagian besar orang yang terinfeksi
akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang. Orang yang lebih tua dan
orang yang memiliki masalah medis seperti penyakit kardiovaskular, diabetes,
penyakit pernapasan kronis, dan kanker kemungkinan akan menderita penyakit lebih
serius. Dalam kondisi saat ini, virus corona bukanlah suatu wabah yang bisa
diabaikan begitu saja. Jika dilihat dari gejalanya, orang awam akan mengiranya hanya
sebatas influenza biasa, tetapi bagi analisis kedokteran virus ini cukup berbahaya dan
mematikan.
Covid-19 muncul bermula terjadi di Wuhan Tiongkok dan mulai menyebar ke
hampir seluruh dunia. Saat ini di seluruh dunia sedang terjadi sebuah pandemi yang
mempunyai dampak cukup besar di semua sektor kehidupan manusia. World Health
Organization (WHO) telah menetapkan Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19
sebagai sebuah ancaman pandemi.

II.  DAMPAK BAGI NEGARA DI SELURUH DUNIA

Sejak Januari 2020, Corona Virus Disease-19 (COVID-19) telah menginfeksi


lebih dari 2.245.872 jiwa di seluruh dunia (WHO, 2020). Lebih dari 152.000 orang
telah terkonfirmasi meninggal dunia karena virus ini (WHO, 2020). Oleh karena itu,
tidak heran apabila pemimpin-pemimpin pemerintahan di banyak negara berjuang
untuk keluar dari wabah COVID-19 dengan pendekatannya masing-masing. Di
China, misalnya, pemerintah merespons wabah Covid-19 dengan menyediakan
fasilitas kesehatan khusus pasien virus korona, mengubah gedung olahraga, aula,
sekolah, dan juga hotel menjadi rumah sakit sementara, melalukan rapid-test ataupun

5
polymerase chain reaction (PCR) pada banyak warga, hingga mengimplementasikan
metode mengisolasi kota (lockdown) (Aida, 2020a: 1- 2).
Khususnya di Indonesia, Dampak pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Adanya kebijakan karantina kesehatan, sosial distancing,
maupaun Pembatasan Sosial Berskala Besar PSBB) sangat berpengaruh terhadap
aktifitas sektor pariwisata dan manufaktur sehingga menyebabkan pertumbuhan
ekonomi melambat. Tenaga kerja berkurang, pengangguran dan kemiskinan
meningkat akan menyebabkan penerimaan negara berupa pajak penghasilan (PPh)
berkurang. Kelangkaan dan terlambatnya bahan baku dari China dapat menyebabkan
kenaikan harga produk dan memicu inflasi.
Kebijakan fiskal pemerintah untuk mencapai target penerimaan negara yaitu
merevisi target penerimaan pajak, menyusun ulang alokasi penerimaan negara dalam
APBN 2020 dan menerapkan pajak digital untuk kegiatan melalui media elektronik.
Dari sisi pengeluaran, pemerintah akan melakukan refocusing dan revisi anggaran
untuk menekan angka defisit APBN untuk membantu pembiayaan pemerintah yang
telah melakukan 3 kali stimulus Anggaran yaitu Februari sebesar Rp 8,5 triliun untuk
memperkuat ekonomi dalam negeri melalui sektor pariwisata, Maret sebesar Rp 22,5
triliun. berupa kebijakan fiskal dan nonfiskal untuk menopang sektor industri dan
memudahkan eksporimpor dan akhir bulan Maret sebesar Rp 405,1 triliun untuk
kebijakan kesehatan.

III. STRATEGI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN DI BERBAGAI


NEGARA DI DUNIA

Di Daegu, Korea Selatan, pendeteksian dini melalui rapid test dilakukan


secara massal dengan tujuan melokalisasi individu yang terpapar Covid-19 sebagai
upaya preventif untuk meminimalkan penyebaran virus korona, meliburkan sekolah
dan kampus, dan juga melaksanakan lockdown (Park, 2020).

6
Hal itu juga berlaku bagi pemimpin-pemimpin di negara Asia Tenggara. Satu
yang pasti, beberapa negara telah menangani wabah lebih baik daripada pemerintah
yang lain adalah suatu hal yang tidak dapat dimungkiri. Vietnam sebagai contoh,
telah banyak dipuji (termasuk oleh WHO) atas reaksi dan penanganan mereka dalam
menghadapi COVID-19 (Humphrey & Pham, 2020).
Sebaliknya, Myanmar mengabaikan penyebaran virus ini, ketika diketahui
virus telah menyebar, Pemerintah Myanmar menawarkan kebijakan yang tidak efektif
dalam menahan penyebarannya (Lintner, 2020). Hal ini pun (kasus di Myanmar)
terjadi juga di Indonesia. Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar keempat
di dunia, respons Pemerintah Indonesia terhadap krisis sangat lamban dan berpotensi
menjadi episentrum dunia setelah Wuhan (Sari, 2020).
Kebijakan yang tidak responsif dan keliru tentu membahayakan jutaan rakyat
Indonesia. Hal ini tampak, misalnya pada bulan Januari dan Februari 2020, ketika
virus itu melumpuhkan beberapa kota di Cina, Korea Selatan, Italia, dan lainnya;
beberapa negara mengambil kebijakan untuk menutup migrasi manusia lintas negara.
Sebaliknya, Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan lain yang berupaya menarik
wisatawan dan bisnis dari negara-negara yang tengah menutup negara mereka untuk
dikunjungi.

IV. STRATEGI KEBIJAKAN FISKAL PEMERINTAH INDONESIA DALAM


MENGHADAPI DAMPAK PANDEMI COVID-19

Seiring dengan berjalannya waktu, penyebaran Covid-19 telah mengalami


peningkatan yang signifikan dan paling banyak terjadi di pulau Jawa. Data yang
diperoleh per tanggal 27 Mei 2020 bahwa ada 23.851 pasien positif, 6.057 pasien
sembuh, dan sebanyak 1.473 yang meninggal dunia (covid.go.id, 2020). Dampak
Pandemi Covid-19 atau penyebaran virus corona memberikan dampak yang cukup
luas terhadap kegiatan perekonomian yang dilakukan masyarakat maupun para pelaku
ekonomi khusunya di sektor pariwisata dan manufaktur. Di Indonesia, penyebaran

7
virus ini dimulai sejak tanggal 02 Maret 2020. Pernyataan tersebut diumumkan oleh
bapak Presiden Joko Widodo.
Semakin hari semakin bertambah jumlah orang yang terinfeksi virus corona
membuat pemerintah menerapkan berbagai himbauan untuk menjaga jarak antara
masyarakat atau yang disebut dengan istilah social distancing hingga melakukan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah yang dimulai pada
Kota Jakarta pada tanggal 10 April 2020. Kondisi ini tentu berdampak pada
perputaran roda perekonomian di dalam negeri. Tak hanya itu, perekonomian secara
global otomatis juga terganggu. Peranan pemerintah dalam meningkatkan
pembangunan ekonomi serta memacu pertumbuhan ekonomi terutama di negara yang
sedang berkembang dilakukan melalui kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
Kebijakan fiskal diartikan tindakan kebijaksanaan yang dilakukan oleh
pemerintah, yang berkaitan dengan pendapatan dan pengeluaran uang (Syamsi,
1983). Kebijakan fiskal Negara Indonesia tercermin dalam Anggaran Pendapat
Belanja Negara (APBN). Dalam APBN tersebut, terdapat penetapan pemerintah
mengenai alokasi dan distribusi keuangan negara. Mengingat urgennya bidang ini
dalam pembangunan perekonomian negara. Kebijakan fiskal juga berpengaruh
terhadap inflasi. Berdasarkan hasil penelitian (Surjaningsih, N., Utari, G. A. D., &
Trisnanto, B., 2012) bahwa dampak kebijakan fiskal terhadap output dan inflasi
adalah suatu kondisi kenaikan pengeluaran pemerintah berdampak positif terhadap
PDB sementara kondisi kenaikan pajak berdampak menurunkan PDB. Dampak
positif dari pengeluaran pemerintah dan dampak negatif dari pajak terhadap PDB
tersebut sejalan dengan teori Keynes tentang peran pemerintah dalam menggerakkan
perekonomian serta sesuai dengan penelitian empiris di beberapa negara maju.
Pengaruh pengeluaran pemerintah lebih dominan terhadap PDB dibandingkan dengan
pajak menunjukkan masih cukup efektifnya kebijakan ini untuk menstimulasi
pertumbuhan ekonomi khususnya dalam masa resesi dibandingkan dengan pajak.
Melalui kebijakan fiskal, pemerintah dapat mempengaruhi tingkat pendapatan
nasional, kesempatan kerja, investasi nasional, dan distribusi penghasilan nasional.

8
Mengacu pada dampak buruk dari Covid-19 ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani
memprediksi turunnya pendapatan negara sebesar 10 persen di tahun ini (tirto.id,
2020). Penurunan pendapatan akibat wabah Covid-19 itu terutama akan terjadi di sisi
penerimaan perpajakan. Penerimaan Perpajakan turun akibat kondisi ekonomi
melemah, dukungan insentif pajak dan penurunan tarif PPh. PNBP turun dampak
jatuhnya harga komoditas pandemi Covid-19 telah mengancam sistem keuangan yang
ditunjukkan dengan penurunan berbagai aktivitas ekonomi domestik. Dari sisi
pengeluaran, dampak yang diakibatkan Covid-19 ini sangat besar. Mengatasi
permasalahan yang timbul akibat Covid-19 ini diharapkan tidak terlalu menekan
defisit APBN. Oleh sebab itu, dibutuhkan strategi yang dapat membantu mengatur
perekonomian saat ini. Kebijakan fiskal dari sisi penerimaan dan pengeluaran
pemerintah ternyata sangat besar perananannya dalam menanggulangi dampak
Covid-19.
Pemerintah sudah 3 kali meluncuran stimulus fiskal ( pengeluaran pemerintah)
yaitu :
- Pada Februari, pemerintah memberikan stimulus Rp 8,5 triliun untuk memperkuat
ekonomi dalam negeri melalui sektor pariwisata.
- Pada pertengahan Maret, pemerintah kemudian meluncurkan stimulus lanjutan
senilai Rp 22,5 triliun. Stimulus ini berupa kebijakan fiskal dan nonfiskal untuk
menopang sektor industri dan memudahkan ekspor-impor.
- Pada akhir Maret, pemerintah menetapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB)
untuk menangani penyebaran virus. Stimulus Rp 405,1 triliun juga dikeluarkan
mendampingi kebijakan kesehatan itu. Dana tersebut akan dialokasi untuk :
 Sekitar Rp 150 triliun untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi
nasional seperti restrukturisasi kredit dan penjaminan serta pembiayaan untuk
UMKM dan dunia usaha. Menurut (Ika, 2020). bahwa pemerintah perlu
mengambil kebijakan fiskal yang agresif untuk menghadapi virus corona ini.
Sebab, kebijakan moneter konvensional dinilai tidak mungkin cukup

9
memitigasi penurunan ekonomi. Ditambah dengan adanya friksi dalam pasar
kredit dan suku bunga yang cenderung turun.
 Rp75 triliun untuk bidang kesehatan, meliputi perlindungan tenaga
kesehatan, pembelian alat kesehatan, perbaikan fasilitas kesehatan, dan
insentif dokter
 Rp110 triliun untuk jaring pengaman sosial (social safety net), untuk
menambah manfaat bantuan sosial, pembebasan biaya listrik, dan dukungan
kebutuhan pokok.
 Rp70,1 Triliun untuk pengurangan tarif pajak penghasilan dan penundaan
pembayaran KUR.
Menurut (Nainggolan, 2020) bahwa kebijakan moneter yang diambil harus
selaras dengan kebijakan fiskal dalam meminimalisir dampak Covid-19
terhadap perekonomian nasional. Oleh sebab itu otoritas moneter harus dapat
menjaga nilai tukar rupiah, mengendalikan inflasi dan memberikan stimulus
moneter untuk dunia usaha. Diharapkan ada relaksasi pemberian kredit
perbankan dan mengintensifkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi maupun kestabilan perekonomian, dalam
hal ini pemerintah menerapkan kebijakan fiskal terhadap penerimaan dan pengeluaran
negara. Dari sisi penerimaan, pemerintah harus memperhatikan pemberian kontribusi
penerimaan dari PPN dan PPh Badan yang selama ini menjadi andalan pemerintah.
Dari sisi pengeluaran, pemerintah harus mampu memperhatikan realisasi penggunaan
dana tersebut agar tepat sasaran dan mengutamakan kegiatan prioritas pencegahan
pandemik Covid-19 Untuk menekan defisit anggaran terhadap pembiayan-pembiayan
pemerintah dapat melakukan refocusing/revisi terhadap anggaran yang ada di APBN
untuk dioptimalkan penggunaannya selama masa pandemik Covid-19. 

B. Saran
Di masa pandemik ini, sebaiknya pemerintah fokus terhadap kegiatan prioritas
yaitu mencegah penyebaran virus Covid-19 tersebut. Karena kepentingan sosial dan
kepentingan ekonomi bukanlah hal yang sama. Pemerintah sedang menghadapi
pandemik yang sama sekali membutuhkan rumah sakit, fasilitas kesehatan, jumlah
tenaga medis yang cukup besar. Setelah keadaan pandemik berkurang, maka secara
perlahan kegiatan para pelaku ekonomi/masyarakat akan dapat berjalan kembali.

Adanya program kartu pra kerja saat ini, sepertinya tidak adaptif dalam masa
pandemik, karena adanya kebijakan karantina keseharan/sosial distancing/PSBB
membuat masyarakat kehilangan mata pencaharian /penggangguran bertambah,
sementara kebutuhan hidup harus terpenuhi. Jadi yang diperlukan saat ini adalah
kebutuhan pangan untuk kebutuhan sehari-hari.

Pemerintah harusnya melakukan modifikasi manfaat dari program ini, sehingga


targetnya harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat saat ini. Berbagai program

11
bantuan pemerintah diharapkan dapat diberikan merata kepada masyarakat yang
terkena dampak Covid-19 ini. Namun sampai saat ini, pendataan terhadap masyarakat
yang akan mendapatkan bantuan tersebut belum efisien, sehingga masih ada
masyarakat yang merasa tidak terdata dan tidak mendapatkan bantuan tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Agustino, L. (2020). Analisis Kebijakan Penanganan Wabah Covid-19: Pengalaman Indonesia.


Jurnal Borneo Administrator, 16(2), 253–270. https://doi.org/10.24258/jba.v16i2.685
Hirawan, F. B., & Verselita, A. A. (2020). Kebijakan Pangan di Masa Pandemi Covid-19. Csis
Commentaries, april(CSIS Commentaries DMRU-048-ID), 1–7.
KOMPAS PEDIA. (2020). UPAYA DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENANGANI
PANDEMI COVID-19. https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/upaya-dan-
kebijakan-pemerintah-indonesia-menangani-pandemi-covid-19
Pardiyanto, M. A. (2020). Kebijakan Pemerintah Dalam Upaya Pencegahan Wabah Covid 19.
Spektrum, 17, No 2(2), 23–17.
Silalahi, D. E., & Ginting, R. R. (2020). Strategi Kebijakan Fiskal Pemerintah Indonesia Untuk
Mengatur Penerimaan dan Pengeluaran Negara Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19.
Jesya (Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah), 3(2), 156–167.
https://doi.org/10.36778/jesya.v3i2.193

13

Anda mungkin juga menyukai