Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Alberta Aurelia Mercy Alfreda

KELAS : D-3
NO. Absen : 01
TANGGAL : 16 September 2021
MATPEL : UH Sejarah Indonesia

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan tepat!


1. Jelaskan secara singkat tentang masuknya Jepang ke Indonesia!

Pada tanggal 11 Januari 1942, tentara Jepang dan angkatan lautnya yang kurang lebih
berjumlah 20.000 orang mendarat di pantai timur wilayah Tarakan, Kalimantan timur dan
diserang oleh tentara Belanda yang sudah menduduki wilayah itu, sehingga terjadilah
pertempuran yang sengit. Pada tahun yang sama, faksi dari Sumatera menerima bantuan
Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda di Indonesia, sehingga
pada maret 1942 pasukan Belanda dapat dikalahkan Jepang

2. Jelaskan bagaimana sambutan rakyat Indonesia ketika Jepang datang?


Jepang disambut dengan gembira oleh rakyat Indonesia karena Jepang menjanjikan
kemerdekaan Indonesia dan melakukan propaganda untuk menggalang dukungan rakyat.
Jepang digambarkan sebagai Saudara Tua yang hendak memperbaiki nasib bangsa Indonesia
dan membebaskannya dari penjajahan Belanda. Sambutan ini dipengaruhi oleh kepercayaan
ramalan Jaya Baya. Dimana-mana terdengar ucapan selamat datang “banzai-banzai”.
3. Sebutkan dan jelaskan pembentukan pemerintahan militer Jepang!
Pada tahun 1942 Markas besar Tentara Jepang mempunyai ide bahwa segala penduduk perlu
dilibatkan ke dalam suatu kegiatan militer dan pertahanan. Maka, jepang mengeluarkan
aturan untuk membentuk suatu pemerintahan yang berbasis militer.
Jepang membagi 3 daerah atau wilayah untuk dijadikan suatu area pertahanan dan militer di
Indonesia, yaitu tentara ke-25 untuk wilayah Sumatera dan berpusat di Bukittinggi, tentara
ke-16 untuk wilayah Jawa dan Madura dan berpusat di Jakarta, Armada selatan kedua untuk
wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku yang berpusat di Makassar.
Guna meningkatkan sistem pemerintahan, maka dikeluarkan UU No. 27 tentang aturan
Pemerintahan Daerah, dan UU No. 28 tentang pemerintahan shu (keresidenan) serta
tokubetsushi (kota istimewa). UU tertsebut menetapkan bahwa shu merupakan suatu
pemerintahan daerah yang tertinggi. Adapun, pulau Jawa dan Madura telah dibagi menjadi
daerah-daerah kecil menjadi 17 daerah shu. shi (kota praja), ken (kabupaten), gun
(kawedanan), son (kecamatan), dan ku (desa/keluarahan kota an). Adanya pembagian
tersebut tidak melibatkan suatu Kochi Yogyakarta dan Kochi Surakarta.
4. Sebutkan dan jelaskan pemerintah sipil Jepang!
Sebelumnya, pemerintah militer Jepang sudah menunjuk gunseibu (semacam gubernur) yang
bertugas memulihkan ketertiban dan keamanan. Pembagiannya meliputi : Jawa Barat
berpusat di Bandung, Jawa Tengah berpusat di Semarang, Jawa Timur berpusat di Surabaya,
Daerah Istimewa (kochi) di Yogyakarta dan Surakarta.
Pada Agustus 1942, Jepang menetapkan UU No. 27 tentang Aturan Pemerintahan Daerah
dan UU No. 28 tentang Aturan Pemerintahan Syu dan Tokubetsushi (daerah istimewa,
Batavia). Berdasarkan UU ini, gunseibu dihapus dan dibentuk pemerintahan syu.
Di pulau Jawa selain daerah khusus Yogyakarta dan Surakarta, pemerintahan daerah dibagi
menjadi enam tingkat yaitu : Syu (karesidenan) yang dipimpin oleh seorang syuco, syi
(kotapraja) yang dipimpin oleh seorang syico, ken (kabupaten) yang dipimpin oleh seorang
kenco, gun (kawedanan atau distrik) yang dipimpin oleh seorang gunco, son (kecamatan)
yang dipimpin oleh seorang sonco, dan ku (kelurahan atau desa) yang dipimpin oleh seorang
kuco.
Pemerintahan syu ini merupakan pemerintahan daerah tertinggi di bawah Gunseikanbu yang
dipimpin oleh seorang syucokan. Dalam melaksanakan tugasnya, syucokan dibantu oleh
cokan kanbo (Majelis Permusyawaratan) yang mempunyai tiga bu (departemen). Tiga bu
yang dimaksud adalah : naisebu (departemen umum), keizaibu (departemen ekonomi),
keisatsubu (departemen kepolisian). Jepang juga membentuk Tonarigumi yang dikenal
sebagai rukun tetangga (RT) yang digunakan untuk memata-matai rakyat.
5. Sebutkan dan jelaskan organisasi-organisasi pergerakan-pergerakan masa
pendudukan Jepang!
a. Gerakan Tiga A
Gerakan ini memiliki tiga semboyan yaitu nippon pelindung Asia, nippon pemimpin
Asia, nippon cahaya Asia. Gerakan ini meliputi berbagai bidang pendidikan sehingga
memenuhi sasaran untuk menampung pemuda-pemuda dalam jumlah besar. Gerakan ini
tidak bertahan lama karena terlalu menonjolkan Jepang sehingga mendapatkan simpati
yang minim dari rakyat.
b. Putera
Sebagai ganti Gerakan 3A, Jepang memprakarsai Pusat Tenaga Rakyat atau Putera.
Tuguan Putera adalah membangun dan menghidupkan kembali hal-hal yang dihancurkan
Belanda. Menurut Jepang, Putera bertugas untuk memusatkan segala potensi rakyat guna
membantu Jepang dalam perang dan memperbaiki bidang sosial ekonomi. Tetapi,
gerakan ini lebih banyak menguntungkan pergerakan nasional sehingga berhasil
mempersiapkan mental masyarakat untuk menyambut kemerdekaan dua tahun kemudian.
c. Fujinkai
Setelah Putra dibubarkan, Jepang mempertahankan bagian wanitanya dan dibuat
organisasi sendiri bernama Fujinkai. Selain beranggotakan para ibu, Fujinkai juga punya
Bagian Pemudi yang bernama Josi Saimentai yang terdiri dari para gadis berusia di atas
15 tahun. Fujinkai bertugas meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat
dengan menggelar kegiatan pendidikan dan kursus-kursus.
d. Jawa Hokokai
Sebagai pengganti Putera, Jepang membentuk Jawa Hokokai untuk menumbuhkan
persatuan dan semangat rakyat yang merupakan organisasi resmi pemerintah. Jawa
Hokokai terdiri dari hokokai (himpunan kebaktian) sesuai dengan bidang profesi masing-
masing
e. MIAI
Jepang menghidupkan kembali MIAI, federasi ormas Islam. MIAI bertujuan agar ormas-
ormas Islam yang bernaung di bawahnya bisa memobilisasi umat untuk keperluan
perang. MIAI membuat program yang berfokus pada pergerakan Islam. Melihat hal ini,
Jepang menjadi waspada terhadap perkembangan MIAI sehingga dibubarkan
f. Masyumi
Masyumi merupakan pengganti MIAI yang bertujuan untuk meningkatkan hasil bumi dan
mengumpulkan dana. Gerakan ini menjadi wadah pertukaran pikiran antara tokoh-tokoh
Islam dan tempat penampungan keluh kesah rakyat. Masyumi juga menolak budaya
Jepang yang tidak sesuai dengan ajaran Islam
6. Jelaskan secara singkat menurut pendapat saudara tentang Jepang bertekuk lutut!
Pada 16 Juli, AS diam-diam meledakkan bom atom pertama di dunia di gurun New Mexico.
Sepuluh hari kemudian, AS mengeluarkan Deklarasi Postdam yang menuntut penyerahan
tanpa syarat semua angkatan bersenjata Jepang. Jika tidak patuh, AS mengancam akan
memberikan kehancuran di tanah Jepang. Pada 28 Juli, Perdana Menteri Jepang Kantaro
Suzuki memberi respons dengan mengatakan kepada media jika Pemerintah Jepang tidak
menghiraukan hal ini sehingga Presiden AS memerintahankan pasukan melancarkan
serangan. Pada 6 Agustus, pesawat bomber B-29 Enola Gay menjatuhkan bom atom di
Hiroshima, Jepang dan menewaskan sekitar 80,000 orang dan melukai ribuan orang lain.
Pada 8 Agustus, Uni Soviet mendeklarasikan perang terhadap Jepang dan menyerang
Manchuria, sedangkan bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki.
Sehingga, pada 12 Agustus, Kaisar dan Pemerintahan Jepang diminta tunduk pada Panglima
Tertinggi Sekutu. Pada 2 September, lebih dari 250 kapal perang sekutu bersandar di Tokyo
Bay dan Menteri Luar Negeri Jepang menandatangani nota penyerahan atas nama pemerintah
Jepang.
7. Jelaskan mengapa sampai terjadi peristiwa rengasdengklok?
Peristiwa rengasdengklok diawali dengan ketidakcocokan pendapat antara golongan tua dan
golongan muda. Golongan muda mengadakan rapat pada 15 Agustus 1945 dengan meminta
agar pada hari itu juga memproklamasikan kemerdekaan tanpa melalui PPKI. Pada 22.00
WIB, golongan muda menyampaikan hasil rapat hari itu. Tetapi ditolak oleh Soekarno.
Sehingga, mereka mengadakan rapat pukul 24.00 WIB dan memutuskan membawa
Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok untuk menjauhkan kedua tokoh dari tekanan atau
pengaruh Jepang.
8. Ceritakan secara singkat bagaimana kronologi terjadinya perumusan teks proklamasi?
Selama penculikan Soekarno-Hatta pada 16 Agustus 1945, tidak tercapai kesepakatan apa
pun hingga sore hari. Achmad Soebardjo datang dan berusaha membujuk para pemuda untuk
melepaskan Soekarno-Hatta. Golongan pemuda bersedia melepaskan Soekarno-Hatta dengan
jaminan bahwa proklamasi akan terjadi esok hari, 17 Agustus 1945. Setelah Achmad
Soebardjo mendesak golongan muda dengan pertimbangan Soekarno-Hatta dibutuhkan untuk
diplomasi dengan Jepang, Soekarno-Hatta dapat kembali ke Jakarta pada 16 Agustus 1945
jam 20.00 WIB. Kemudian Soekarno-Hatta mendatangi rumah Mayor Jenderal Nishimura
untuk menyatakan keinginan PPKI bersidang malam itu juga. Hatta mengatakan pada Mayor
Jenderal Nishimura bahwa rakyat Indonesia sudah mengetahui berita kekalahan Jepang.
Nishimura menolak tegas rencana sidang PPKI tersebut. Hal itu terkait instruksi Markas
Besar Tentara Jepang Daerah Selatan yang berkedudukan di Saigon sejak 16 Agustus 1945
siang. Instruksi tersebut adalah dilarang adanya perubahan status-quo di Indonesia berkaitan
dengan perjanjian antara pemerintah Jepang dan pihak pemenang perang pasifik yaitu
Sekutu. Larangan perubahan status-quo di Indonesia berarti pemerintah Jepang tidak
membenarkan terjadinya Proklamasi Kemerdekaan.
Karena Proklamasi Kemerdekaan akan melahirkan Negara Indonesia yang merdeka. Itu
berarti mengubah status-quo. Ketiga tokoh kemerdekaan bersepakat bahwa Jepang tidak
dapat diharapkan lagi. Mereka juga memutuskan bahwa Kemerdekaan Republik Indonesia
harus segera dirancang secapatnya. Dengan marah Hatta menjelaskan bahwa apa pun yang
akan terjadi, di Indonesia tetap pada pendirian semula untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan.
Maka sidang PPKI dimulai di rumah Laksamana Maeda di Meijidori No. 1 (sekarang Jalan
Imam Bonjol) pada 16 Agustus 1945 malam bertujuan untuk mempersiapkan Proklamasi
Kemerdekaan RI. Anggota PPKI yang menginap di hotel Des Indes segera dikawal oleh
Sukarni dan kawan-kawan menuju rumah Laksamana Maeda. Lokasi sidang PPKI di rumah
Laksamana Maeda karena mempunyai hubungan baik dengan para tokoh di Indonesia
terutama Achmad Soebardjo. Selain itu, Laksamana Maeda adalah Kepala Perwakilan
Kaigun (Angkatan Laut Jepang). Sebagai Kepala Perwakilan Kaigun, Laksamana Maeda
punya kekebalan hukum terhadap Rikugun (Angkatan Darat Jepang) sehingga tidak berani
bertindak sewenang-wenang. Laksamana Maeda juga menjamin keselamatan mereka.
Perumusan naskah teks proklamasi dilakukan di ruang makan rumah Laksamana Maeda oleh
tiga orang tokoh kemerdekaan Indonesia. Hatta dan Achmad Soebardjo menyumbangkan
pemikiran secara lisan. Soekarno bertindak sebagai penulis rumusan konsep Proklamasi.
Proses perumusan naskah teks proklamasi kemerdekaan tersebut disaksikan oleh Miyoshi
(seorang kepercayaan Nishimura) dan tiga tokoh pemuda yaitu Sukarni, Sudiro dan BM
Diah. Kalimat pertama pada naskah teks proklamasi yaitu "Kami bangsa Indonesia dengan
ini menyatakan kemerdekaan Indonesia" dikutip Achmad Soebardjo dari rumusan sidang
BPUPKI (Dokuritsu Junbi Chosakai). Sedangkan kalimat terakhir naskah teks proklamasi
dirumuskan Moh Hatta yang berbunyi "Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan
lain-lain akan diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-
singkatnya".
9. Ketika di paksa para pemuda untuk menuju rengasdengklok, Soekarno dan Moh.
Hatta tidak menolaknya, padahal beliau sebagai tokoh utama PPKI memiliki kekuatan
dan kewibawaan. Mengapa hal itu bisa terjadi, apa makna yang ada dibalik itu semua?
Karena Soekarno tidak dapat melepaskan tanggung jawab sebagai ketua PPKI dan harus
mendiskusikan hal tersebut kepada wakil-wakil PPKI terlebih dahulu di keesokan harinya.
Selain itu, ada ancaman dari Pemerintah Jepang, dan golongan tua yang belum mengetahui
bahwa Jepang sudah ditaklukan oleh Sekutu.

10. Jelaskan secara singkat bagaimana kronologi dukungan dari berbagai lapisan!

Berita proklamasi Kemerdekaan Indonesia cepat bergema ke berbagai daerah. Rakyat di


Jakarta dan kota-kota lain menyambut antusias. Karena alat komunikasi terbatas, informasi
proklamasi ke daerah tidak secepat di Jakarta. Rakyat yang jauh dari Jakarta belum percaya
tentang Proklamasi Kemerdekaan. Pada 22 Agustus 1945, secara resmi Jepang
mengumumkan penyerahan tanpa syarat kepada Sekutu. Baru pada September 1945,
Proklamasi diketahui di wilayah-wilayah terpencil. Keempat penguasa kerajaan di Jawa
Tengah, yaitu Yogyakarta, Surakarta, Pakualaman, dan Mangkunegaran menyatakan
dukungan kepada Republik Indonesia. Euforia revolusi melanda Indonesia, khususnya kaum
muda, yang merespon kegairahan dan tantangan kemerdekaan. Para komandan pasukan
Jepang di daerah-daerah meninggalkan perkotaan dan menarik mundur pasukan ke daerah
pinggiran guna menghindari konfrontasi.
Antara 3-11 September 1945, para pemuda di Jakarta mengambil alih kekuasaan atas stasiun-
stasiun kereta api, sistem listrik, dan stasiun pemancar radio tanpa perlawanan dari Jepang.
Akhir September 1945, instalasi-instalasi penting di Yogyakarta, Surakarta, Malang dan
Bandung sudah direbut para pemuda Indonesia. Terlihat ada semangat revolusi di dalam
kesusasteraan dan kesenian. Surat-surat kabar dan majalah Republik bermunculan di
berbagai daerah terutama di Jakarta, Yogyakarta dan Surakarta. Aktivitas kelompok
sastrawan bernama Angkatan 45, mengalami masa puncak di zaman revolusi. Lukisan-
lukisan modern juga mulai berkembang pesat di era revolusi.
Banyak pemuda bergabung dengan badan-badan perjuangan. Di Sumatera para pemuda
benar-benar memonopoli kekuasaan revolusioner. Karena jumlah pemimpin nasionalis yang
sudah mapan hanya segelintir, mereka ragu apa yang akan dilakukan. Para mantan prajurit
Peta dan Heiho membentuk kelompok-kelompok yang paling disiplin. Laskar Masyumi dan
Barisan Hizbullah menerima banyak pejuang baru dan ikut bergabung dalam kelompok-
kelompok bersenjata Islam lainnya yang umumnya disebut Barisan Sabilillah, yang
kebanyakan dipimpin para kiai. Proklamasi kemerdekaan akan disebarluaskan melalui radio,
tetapi Jepang menentang upaya penyiaran dan malah memerintahkan para penyiar meralat
berita proklamasi sebgai kekeliruan. Para penyiar tidak mau memenuhi seruan Jepang.
Pada 20 Agustus 1945, pemancar disegel dan para pegawai dilarang masuk. Mereka pun
membuat pemancar baru di Menteng 31. Selain siaran radio, para wartawan juga
menyebarluaskan berita proklamasi melalui media cetak, seperti surat kabar, selebaran dan
jenis penerbitan lain. Pada 3 September 1945, para pemuda mengambil alih kereta api
termasuk bengkel Manggarai. Pada 5 September 1945, Gedung Radio Jakarta dapat dikuasai.
Pada 11 September 1945, seluruh Jawatan Radio berhasil dikuasai Republik. Maka 11
September dijadikan hari lahir Radio Republik Indonesia (RRI). Para pemuda dan mahasiswa
memprakarsai rapat raksasa di Lapangan Ikada (Monas) yang tergabung dalam Kesatuan van
Aksi. Rapat raksasa di Lapangan Ikada semula digagas 17 September 1945 mundur menjadi
19 September 1945. Presiden Soekarno bersedia pidato di rapat raksasa. Sejak pagi, rakyat
Jakarta berdatangan dan memenuhi Lapangan Ikada, untuk memeringati sebulan
kemerdekaan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai