Anda di halaman 1dari 16

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN MUTU

LAUT
DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 22 TAHUN 2021

Ir. Dida Migfar Ridha, MSi.


Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut
Direktorat Jenderal PPKL – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Jakarta, 4 Mei 2021

Foto: Ternate, Maluku Utara (2020)


1. KERANGKA ISI PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN MUTU LAUT

BAB V
5 Bagian
51 pasal (220-271)
10 paragraf
Lampiran VIII : Baku Mutu Air Laut
BAB V Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Laut,

PERENCANAAN 17 pasal (pasal 223-239)

PEMANFAATAN 1 pasal (pasal 240)

PENGENDALIAN 29 pasal (pasal 241-269)


3

PEMELIHARAAN 1 pasal (pasal 270)


Pasal 229 ayat (4)
Lampiran VIII : Baku
Mutu Air Laut P i tc h D e c k P o w e r P o i nt |
61
KERANGKA ISI
Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Laut
Ekosistem laut
Pemantauan Mutu Laut
Inventarisasi mutu laut
Kualitas air laut
Pelabuhan, wisata
1. Perencanaan Baku Mutu Air Laut (Lampiran 8) bahari, biota

Kriteria Baku Kerusakan ekosistem laut Mangrove, padang lamun,


terumbu karang
Status mutu laut
2. Pemanfaatan 3. Pengendalian Penanggulangan
Rencana Perlindungan dan
Pengelolaan Mutu Laut Pencegahan Pemulihan
keberlanjutan
Penyediaan sarana Persetujuan
kesejahteraan dan prasarana Teknis
4. Pemeliharaan Pembatasan limbah
zonasi Nirtitik ke laut
Pencegahan sampah
peruntukan Titik ke laut
2. PENYELENGGARAAN & KEWENANGAN

Pemerintah Pusat
• Penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan mutu laut :
❖ Perairan > 12 mil
❖ Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan Kawasan Strategis Nasional Tertentu (KSNT)

Pemerintah Daerah Provinsi


• Penyelengaraan perlindungan dan pengelolaan mutu laut:
❖ Perairan < 12 mil
❖ Perairan di luar kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota


• Penyelengaraan Pencegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan Pesisir
Laut
3. PERENCANAAN PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN MUTU LAUT
• Perencanaan Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Laut dilaksanakan
terhadap:
a. Air Laut; dan
b. Ekosistem laut.
• Ekosistem Laut terdiri atas:
a. Ekosistem Mangrove;
b. Ekosistem Padang Lamun;
c. Ekosistem Terumbu Karang; dan
d. Ekosistem lainnya sesuai dengan perkembangan IPTEK
PERENCANAAN
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN MUTU LAUT
Inventarisasi Mutu Laut digunakan sebagai dasar
penentuan baku mutu air laut, Kriteria Baku
Inventarisasi Kerusakan Ekosistem Laut , penetapan status
Mutu Laut
mutu laut, serta penyusunan Rencana
Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Laut (RPPML)
Baku Mutu Air Laut peruntukan Biota, Wisata
Bahari dan Pelabuhan ditetapkan pada PP Penetapan Baku
22/2021, peruntukan lainnya ditetapkan dengan Mutu Laut
Peraturan Menteri berkoordinasi dengan
Menteri/Kepala Lembaga Terkait
Penetapan Kriteria Kriteria Baku Kerusakan Ekosistem Laut
Baku Kerusakan meliputi Mangrove, Terumbu Karang, Padang
Ekosistem Laut Lamun, dan ekosistem lainnya sesuai dengan
IPTEK
Status Mutu Laut ditetapkan dalam bentuk
Indeks yang menggambarkan tingkat status Penetapan Status
mutu laut, berdasarkan hasil inventarisasi mutu Mutu Laut
laut, baku mutu air laut dan kriteria baku
kerusakan ekosistem Laut Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Mutu
Laut (RPPML) menjadi bagian dari RPPLH,
Penyusunan & digunakan dalam KLHS. menjadi acuan dalam
Penetapan melakukan pemanfaatan, Pengendalian
RPPML
Pencemaran dan/atau Kerusakan Laut, dan
pemeliharaan Mutu Laut.
Rencana Perlindungan
Daya RPPML
dan Pengelolaan Mutu
dukung dan
daya
Laut (RPPML)
tampung - Pasal 237
dll
Status
Lingkungan
Hidup

RPPLH
• RPPML mengintegrasikan berbagai aksi untuk
mempertahankan mutu laut tetap lestari
• RPPML acuan dalam Pemanfaatan, Pengendalian dan
Pemeliharaan
4. PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU KERUSAKAN LAUT
PENCEGAHAN:
(1) Pencegahan dilakukan terhadap Pencemaran dan/atau
Kerusakan Laut yang berasal dari darat dan atau Laut.
(2) Pencegahan dilakukan melalui:
Pencegahan
• Penyediaan sarana dan prasarana pengendalian pencemaran
dan/atau kerusakan laut
• Pembatasan limbah ke laut
Penanggulangan • Pencegahan sampah laut
• Penggunaan instrumen lain sesuai dengan kebutuhan
dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
(3) Pencegahan dilakukan pada sumber pencemaran dan atau
Pemulihan kerusakan nirtitik dan titik.
(4) Pembatasan Limbah ke Laut:
• Dumping (pembuangan)
• Pembuangan air limbah
PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU KERUSAKAN LAUT
PENCEGAHAN:
❖ Ketentuan pembatasan Limbah ke Laut dengan cara Dumping
(Pembuangan) :
• Persetujuan Teknis;
Pencegahan
• Ketentuan lokasi pembuangan (perlindungan terhadap area sensitif
dan rona awal kualitas air laut yang memenuhi baku mutu air laut)
❖ Ketentuan pembatasan Limbah ke Laut dengan cara pembuangan Air
Penanggulangan Limbah:
• Baku Mutu Air Limbah;
• Standar teknologi pengolahan Air Limbah;
Pemulihan • Kajian teknis sebagai dasar pertimbangan Persetujuan Teknis
pemenuhan baku mutu air limbah dalam hal dampak air limbah ke
lingkungan tinggi;
• Ketentuan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU KERUSAKAN LAUT
PENANGGULANGAN:
(1) Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan yang mengakibatkan
Pencemaran dan/atau kerusakan Laut wajib melakukan penanggulangan
(2) Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib menyusun rencana
penanggulangan pada keadaan darurat. Pencegahan
(3) Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib rnenyampaikan laporan
penanggulangan kepada Menteri atau Gubernur.
(4) Jangka waktu penanggulangan paling lambat 24 (dua puluh empat) jam
sejak diketahuinya pencernaran dan/atau kerusakan Laut.
(5) Cara penanggulangan : Penanggulangan
a. pemberian informasi peringatan pencemaran dan/atau kerusakan laut
kepada masyarakat;
b. pengisolasian pencemaran dan/atau kerusakan laut;
c. pembersihan bahan pencemar dan/atau perusak;
Pemulihan
d. penghentian sumber pencemaran dan/atau kerusakan laut; dan/atau
e. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
(5) Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan laut terhadap
pencemaran dan atau kerusakan laut yang tidak diketahui sumber atau
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatannya.
PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU KERUSAKAN LAUT
PEMULIHAN:
(1) Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan yang melakukan pencemaran
dan/atau kerusakan laut wajib melakukan pemulihan mutu laut untuk
mengembalikan mutu laut.
Pencegahan (2) Kewajiban menyampaikan rencana pemulihan Mutu Laut.
(3) Kewajiban mulai melakukan pemulihan paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sejak rencana pemulihan Mutu Laut disetujui.
(4) Cara-cara pemulihan mutu laut :
Penanggulangan
a. penghentian sumber pencemaran dan/atau kerusakan laut dan
pembersihan bahan pencemar dan/atau perusak;
b. remediasi;

Pemulihan c. rehabilitasi;
d. restorasi; dan/atau
e. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
(5) Pemulihan Mutu Laut yang tidak diketahui sumber atau Penanggung
jawabnya.
5. PENGATURAN KETENTUAN
LEBIH LANJUT
• Inventarisasi Mutu Laut;
• Pemantauan Mutu Laut;
• Tata cara penetapan Baku Mutu Air Laut untuk peruntukan lainnya;
• Penyusunan, penetapan, dan perubahan Kriteria Baku Kerusakan Ekosistem Laut;
• Penetapan status Mutu Laut;
• Penyusunan, penetapan, dan perubahan rencana Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Laut;
• Tata cara penyusunan dan Penetapan Persetujuan Teknis pemenuhan Baku Mutu Air
Limbah yang dibuang ke Laut;
• Pemantauan sampah Laut;
• Penanggulangan pencemaran dan/atau Kerusakan Laut;
• Pemulihan Mutu Laut: dan
• Pemeliharaan Mutu Laut,
6. PENUTUP
• Perlindungan dan pengelolaan mutu laut untuk melindungi wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran dan/atau kerusakan Laut;
➢ menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian Mutu
Laut;
➢ menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas Mutu Laut sebagai
bagian dari hak asasi manusia; dan
➢ mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan Mutu Laut untuk
mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
• Implementasi Perlindungan dan pengelolaan mutu laut berorientasi pada:
➢ kerjasama dan kolaborasi, untuk mewujudkan sinergi antar pihak
➢ menumbuhkan gerakan di tingkat lokal dalam rangka meningkatkan
kualitas lingkungan mutu laut.
Terima kasih
Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut
Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
2021

Monitoring pemulihan terumbu karang di Pulau Bonetambu Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Credit: Djanuar Arifin (2019)

Anda mungkin juga menyukai