Askebkehamilan Compressed-Dikonversi
Askebkehamilan Compressed-Dikonversi
i
Proses penciptaan manusia di dalam rahim dijelaskan dalam Alquran surat al-
Mu'minun ayat 12-14. ''Dan, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu air mani
(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami
jadikan segumpal darah. Lalu, segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu, tulang belulang itu Kami
bungkus daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain...."
VISI MISI PRODI D III KEBIDANAN
Pada tahun 2036 menjadi Program Studi D III Kebidanan yang unggul dan berdaya
saing global menghasilkan tenaga bidan profesional berlandaskan nilai-nilai islami
dan berjiwa enterpreuner.
Halaman depan
Daftar Isi
Bab I Kegiatan Praktikum Anamnesa Kehamilan
Bab II Kegiatan Praktikum Pemeriksaan Fisik Kehamilan
Bab III Kegiatan Praktikum KIE Tablet Fe
Bab IV Kegiatan Praktikum Pendidikan kesehatan ibu hamil
Bab V Kegiatan Praktikum Pemeriksaan laboratoruim HB Sahli
Bab VI Kegiatan Praktikum Pemeriksaan Laboratorium Protein urine
Bab VII Kegiatan Praktikum Pemeriksaan Laboratorium Reduksi Urin
Bab VIII Kegiatan Praktikum Senam hamil
Bab VIX Kegiatan Praktikum Imunisasi TT
Bab X Kegiatan Praktikum Perawatan payudara ibu hamil
Bab XI Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Kehamilan
Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia dan rahmat-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan buku Modul
Praktikum Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan tepat waktu sebagai upaya dalam
mengembangkan kemampuan skill diperlukan suatu proses pembelajaran praktik
dalam rangka menerapkan teori yang telah didapatkan mahasiswa di kelas dan
laboratorium agar nantinya mahasiswa memiliki kemampuan yang tinggi di lahan
praktik dan dapat memberikan pelayanan kebidanan sesuai standar dan prosedur yang
berlaku.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah mendukung dan
membantu dalam proses penyusunan buku Modul Praktikum Asuhan Kebidanan Ibu
Hamil ini. Diharapkan buku panduan ini dapat membantu para mahasiswa dalam
mencapai target dan melakukan asuhan kebidanan sesuai standar pelayanan
kebidanan.
Semoga Allah SWT memberikan kebaikan dan kemudahan kepada kita.
Amin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
KEGIATAN PRAKTIKUM ANAMNESA IBU HAMIL
A. ANAMNESA IBU HAMIL
Anamnesis merupakan wawancara oleh bidan dengan ibu untuk menggali
atau mengetahui keadaan kehamilannya, riwayat penyakit dan apa yang dirasakan
ibu. Wawancara sebagai alat pengumpul data digunakan untuk mendapatkan
informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, harapan,
keinginan dan lain-lain dari ibu hamil, yang didapat melalui pertanyaan-
pertanyaan yang sengaja diajukan. Tips anamnesis yang efekstif adalah ciptakan
suasana terbuka, jangan memotong pembicaraan, berikan perhatian, jangan
bersifat evaluatif dan tenggang rasa/ bijaksana. Bidan harus mempunyai
keterampilan berkomunikasi yang baik terutama kemampuan bertanya dan
mendengar yang efektif.
B. SKENARIO KASUS
Ny. Wulandari usia 25 tahun datang ke polindes dengan keluhan tidak haid
kurang lebih 3 bulan, mengeluh selalu mual pada pagi hari.Ny Wulandari
mengatakan anak pertama baru beumur 1 tahun, menggunakan KB pil tapi tidak
rutin karena lupa
C. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan anamnesa secara lengkap terhadap pasien.
D. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
Pengertian Tanya jawab antara pasien dan pemeriksa. Dari anamnesa ini
banyak keterangan yang diperoleh guna membantu menegakkan
diagnosa dan prognosa kehamilan
Tujuan Untuk mengetahui status kesehatan ibu hamil
Pengambilan keputusan dalam rujukan dan membimbing usaha
untuk membangun keluarga sejahtera serta unt menegakkan
diagnosa pasien
Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan Ante Natal Care (
ANC ), sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik.
Persiapan 1. Alat tulis
Alat/Bahan 2. Lembar status klien
Prosedur Tahap Persiapan
Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan
Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman
Tahap Kerja
1. Siapkan lingkungan fisik yang nyaman
2. Sambut klien dengan ramah
3. Ucapkan salam
4. Persilahkan klien untuk duduk/ tidur (sesuai kondisi klien)
5. Jaga privasi klien dengan menutup jendela/ pintu
6. Duduk berhadapan dengan klien
7. Perkenalkan diri
8. Jelaskan tujuan anamnesis
9. Tanyakan informasi mengenai:
a. Identitas klien dan suami : nama, usia, agama,
pendidikan terakhir, pekerjaan, alamat
b. Keluhan utama/ alasan kunjungan
c. Riwayat perkawinan : umur kawin pertama, lama
perkawinan
d. Riwayat menstrulasi: menarche, siklus, lama,
banyaknya, teratur tidaknya, sifat darah, disminorea
tidak, HPMT, flour albus.
e. Riwayat KB: jenis kontrasepsi yang pernah digunakan,
lama pemakaian, keluhan, alasan pasang, alasan lepas
f. Riwayat kesehatan klien : penyakit menurun, menular,
kelahiran kembar
a) Masalah kardiovaskuler
b) Hipertensi
c) Diabetes
d) Malaria
e) Penyakit kelamin/ HIV AIDS
f) Hepatitis
g) TBC
g. Riwayat kesehatan keluarga: penyakit menurun,
menular, kelahiran kembar
h. Riwayat obstetri (G,P,A, Ah)
a) Jumlah kehamilan
b) Jumlah anak yang hidup
c) Jumlah kelahran prematur
d) Jumlah keguguran
e) Persalinan dengan tindakan (SC, Vakum)
f) Riwayat perdarahan pada persalinan dan paska
persalinan
g) Berat bayi <2,5 kg atau >4 kg
h) Penolong persalinan
i) Masalah lain
i. Riwayat kehamilan sekarang : frekuensi ANC, tempat
ANC, periksa sejak umur kehamilan berapa minggu,
imunisasi TT, kebiasaan minum jamu/ obat-obatan,
minum minuman keras, merokok, pergerakan janin.
j. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari : nutrisi,
eliminasi, personal hygiene, aktivitas, istirahat tidur,
seksualitas.
k. Data psiko sosial spiritual : pengetahuan ibu tentang
kehamilan, penerimaan/ dukungan keluarga, ketaatan
beribadah/ kegiatan sosial spiritual, biaya bersalin,
binatang piaraan.
l. Lakukan dokumentasi
m. Bereskan alat
Tahap Terminasi
1. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada
tempatnya
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang telah
dilakukan
Dokumentasi
1. Mencatat hasil anamnesa terhadap ibu hamil
2. Menyampaikan hasil anamnesa pada klien
3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
BAB II
KEGIATAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL
pincang dsb. Lihat dan nilai kekuatan ibu ketika berjalan, apakah ia tampak
Berat badan ibu hamil biasanya naik sekitar 9-12 kg selama kehamilan. Yang
sebagian besar diperoleh terutama pada trimester kedua dan ketiga kehamilan.
Jelaskan bahwa berat badan ibu naik secara normal yang menunjukkan
janinnya tumbuh dengan baik bila kenaikan berat badan ibu kurang dari 5 kg
Tinggi berat badan hanya diukur pada kunjungan pertama. Bila tidak
tersedia alat ukur tinggu badan maka bagian dari dinding dapat ditandai
dengan ukuran centi meter. Pada ibu yang pendek perlu diperhatikan
Tekanan darah pada ibu hamil bisanya tetap normal, kecuali bila ada
kelainan. Bila tekanan darah mencapai 140/90 mmhg atau lebih mintalah ibu
berbaring miring ke sebelah kiri dan mintalah ibu bersantai sampai terkantuk.
tetap tinggi, maka hal ini menunjukkan ibu menderita pre eklamsia dan harus
darahnya lebih sering (setiap minggu). Ibu dipantau secara ketat dan anjurkan
atau berurutan.
sehingga tidak adanya kesan membuka tutup baju pasien yang mengakibatkan
diperiksa apakah kurang darah atau tidak. Sebutkan bahwa bila ibu tidak
tangan dan kaki. Sedikit bengkak pada mata kaku dapat terjadi pada
kehamilan normal, namun bengkak pada tangn dan atau wajah tanda
preeklamsi. Perhatikan wajah ibu apakah bengkak dan tanyakan pada ibu
apakah ia sulit melepaskan cincin atau gelang yang dipakainya. Mata kaki
yang bengkak dan menimbulkan cekungan yang tak cepat hilang bila
b. Lihatlah mulut pasien. Adakah tampak bibir pucat, bibir kering pecah-pecah
adakah stomatitis, gingivitis, adakah gigi yang tanggal, adakah gigi yang
berlobang, caries gigi. Selain dilihat dicium adanya bau mulut yang
menyengat.
apakah payudara simetris atau tidak, putting susu menonjol atau datar
atau bahkan masuk. Putting susu yang datar atau masuk akan
areola mammae.
presentasi janin, turunnya bagian janin yang terbawah, tinggi fundus uteri
bekas luka operasi, adakah tampak gerakan janin, rasakan juga dengan
janin dinilai dari tingginya fundus uteri. Semakin tua umur kehamilan,
bulan fundus uteri akan turun kembali karena kepala telah turun atau
lebih tepat dianjurkan memakai ukuran tinggi fundus uteri dri simfisis
20 minggu 20 cm
24 minggu 24 cm
28 minggu 28 cm
32 minggu 32 cm
36 minggu 34- 46 cm
fundus uteri.
Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan mengikuti bentuk
konsistensi dan gerakan janin. Tentukan bagian janin mana yang terletak di
fundus.
Gambar
Hasil: jika kepala janin yang nerada di fundus, maka palpasi akan teraba
bagian bulat, keras dan dapat digerakkan (balotemen). Jika bokong yang
terletak di fundus,maka pemeriksa akan meraba suatu bentuk yang tidak
spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat digerakkan,
serta fundus terasa penuh. Pada letak lintang palpasi didaerah fundus akan
terasa kosong.
6. Pemeriksaan Leopold II, untuk menentukan bagian janin yang berada pada
Petunjuk pemeriksaan :
telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan lakukan tekanan yang
lembut tetapi cukup dalam untuk meraba dari kedua sisi. Secara perlahan
geser jari-jari dari satu sisi ke sisi lain untuk menentukan pada sisi mana
Gambar :
Hasil : bagian bokong janin akan teraba sebagai suatu benda yang keras
adalah kaki, lengan atau lutut. Bila punggung janin tidak teraba di kedua
sisi mungkin punggung janin berada pada sisi yang sama dengan
punggung ibu (posisi posterior) atau janin dapat pula berada pada posisi
7. Pemeriksaan Leopold III, untuk menentukan bagian janin apa yang berada
Lutut ibu dalam posisi fleksi, raba dengan hati-hati bagian bawah abdomen
pasien tepat diatas simfisis pubis. Coba untuk menilai bagian janin apa yang
Gambar
Hasil : bila bagian janin dapat digerakkan kearah cranial ibu, maka bagian
terbawah dari janin belum melewati pintu atas panggul. Bila kepala yang
tidak dapat digerakkan lagi, maka kepala sudah “engaged” bila tidak dapat
diraba adanya kepala atau bokong, maka letak janin adalah melintang.
8. Pemeriksaan Leopold IV, untuk menentukan presentasi dan “engangement”.
Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu. Kedua lutut ibu masih pada posisi
fleksi. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan coba
gambar
bagian janin terbawah yang berada didalam panggul dan menilai seberapa
kepada ibu apakah janin sering bergerak, katakana pada ibu bahwa DJJ telah
dapat didengar. Mintalah ibu segera bila janinnya berhenti bergerak. Bila
sampai umur kehamilan 28 minggu denyut jantung janin tidak dapat didengar
atau denyutnya lebih dari 160 atau kurang dari 120 kali permenit atau
janinnya berkurang gerakannya atau tidak bergerak, maka ibu perlu segera
dirujuk.
dikepalkan. Bila ibu merasa nyeri, mungkin terdapat gangguan pada ginjal
atau salurannya.
Gambar
vulva. Pada vulva terlihat adanya sedikit cairan jernih atau berwarna putih
yang tidak berbau. Pada kehamilan normal, tak ada rasa gatal, luka atau
teraba adanya benjolan kelenjar. Setelah selesai cucilah tangan dengan sarung
tangan yang masih terpasang, kemudian lepaskan sarung tangan dan sekali
Yaitu ukuran melintang dari pintu bawah panggul atau jarak antara tuber
yaitu jarak antar tepi atas simfisis dan prosesus spinosus lumbal V, dengan
ukuran normal sekitar 18-20 cm. bila diameter bouldelogue kurang dari 16
gambar
menilai keadaan dan bentuk panggul apakah terdapat kelainan atau keadaan
pasien dapat diduga mempunyai kelainan atau kesempitan panggul bial pada
Alat untuk mengukur luar panggul yang paling sering digunakan adalah
jangka panggul dari martin. Ukuran – ukuran panggul yang sering digunakan
a. Distansia spinarum
Yaitu jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, dengan
b. Distansia kristarum
Yaitu jarak antara Krista iliaka terjauh kanan dan kiri dengan ukuran
sekitar 26-29 cm. bila selisih antara distansi kristarum dan distansia
panggul.
pretibia dan mata kaki dengan cara menekan jari beberapa detik. Apabila
terjadi cekung yang tidak lekas pulih kembali berarti oedem positif. Oedem
positif pada tungkai kaki dapat menendakan adanya pre eklampsia. Daerah
lain yang dapat diperiksa adalah kelopak mata. Namun apabila kelopak mata
Gambar
mintalah ibu duduk dengan tungkainya tergantung bebas dan jelaskan apa
bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila reflek lutut negative
berlebihan dan capat maka hal ini mungkin merupakan tanda pre eklamsi.
Gambar
B. PENGUKURAN TINGGI FUNDUS UTERI
TFU dapat diukur dengan beberapa cara yang berbeda. Engstrom dan Sitller
menulis sejarah pengukuran TFU dari tahun 1752 sampai
sekarang dengan jelas.
a. Metode I
Menentukan TFU dengan mengkombinasikan hasil pengukuran dari
memperkirakan dimana TFU berada pada setiap minggu kehamilan
dihubungkan dengan simfisis pubis wanita, umbilikus dan ujung dari
prosesus xifoid dan menggunakan lebar jari pemeriksa sebagai alat ukur.
Keuntungan metode I :
a) Digunakan jika tidak ada alat ukur
b) Cukup akurat untuk indikasi perlunya pemeriksaan lebih lanjut jika
ditemukan ketidaksesuaian hasil pemeriksaan
a. Kerugian metode I
c) Wanita bervariasi ukuran jarak simfisis pubis, prosesus xifoid dan
umbilikus
d) Jari pemeriksa bervariasi ukurannya
b. Metode II
Metode ini menggunakan alat ukur Caliper. Caliper digunakan dengan
meletakkan satu ujung pada tepi atas simfisis pubis dan ujung yang lain
pada puncak fundus. Kedua ujung diletakkan pada garis tengah
abdominal. Ukuran kemudian dibaca pada skala cm (centimeter) yang
terletak ketika 2 ujung caliper bertemu. Ukuran diperkirakan sama dengan
minggu kehamilan setelah sekitar 22-24 minggu .
Keuntungan metode II :
lebih akurat dibandingkan pita pengukur terutama untuk kehamilan
setelah 22-24 minggu
Kerugian metode II :
Lebih mahal, lebih sulit dibawa dan digunakan, susah dibaca
dibandingkan pita pengukur
c. Metode III
Menggunakan pita pengukur yang mungkin merupakan metode akurat kedua
dalam pengukuran TFU setelah 22-24 minggu kehamilan. Titik nol pita
pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur ditarik
melewati garis tengah abdomen sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm,
ukuran yang terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu
kehamilan setelah 22-24 minggu kehamilan.
Keuntungan :
cukup akurat, mudah, murah, praktis
Kerugian :
kurang akurat dibandingkan caliper
d. Metode IV
Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dengan 1
tangan, tangan yang lain diletakkan di batas atas fundus. Pita pengukur
diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran dilakukan
sampai titik dimana jari menjepit pita pengukur. Hasil pengukuran
menggunakan formula matematika yaitu :
a) Sebelum fundus mencapai umbilikus ditambah 4 cm
b) Sesudah fundus mencapai umbilikus ditambah 6 cm
Keuntungan metode IV :
cukup akurat
Kerugian metode IV :
rumit, kurang praktis
Selain metode diatas, rumus Mc. Donald dapat digunakan oleh beberapa
pemeriksa untuk menguatkan ketepatan pengukuran TFU selama trimester
kedua dan ketiga. Perhitungannya sebagai berikut :
a) TF (cm) x 2/7 (atau + 3,5) = durasi kehamilan dalam bulan
b) TF (cm) x 8/7 = durasi kehamilan dalam minggu
C. PEMERIKSAAN DJJ JANIN
Digunakan stetoskop monoral ( funanduskup ) untuk mendengarkan DJJ Janin.
Dengan menggunakan :
METODE AUVARD : Tempat denyut jantung menurut letak janin dalam
rahim
Cara menghitung DJJ :
a. Setiap menit ( penuh 1 menit )
b. Dihitung 3 x 5 detik secara berurutan, dengan cara ini dapat diketahui
teratur tidaknya DJJ, contoh :
11 12 11
Djj : 4 x ( 11 + 12 + 11 ) = 136 x/mnt
D. SKENARIO KASUS
Ny. Wulandari usia 25 tahun datang ke polindes dengan keluhan tidak haid
kurang lebih 3 bulan, mengeluh selalu mual pada pagi hari.Ny Wulandari
mengatakan anak pertama baru beumur 1 tahun, menggunakan KB pil tapi tidak
rutin karena lupa. Ny Wulandari telah di anamnesa.
E. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan pemeriksaan fisik secara lengkap terhadap pasien.
Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman
Tahap Kerja
1.Mengaturposisikliensenyamanmungkin
2. Melakukan penilaian secara sistematis keadaan umum pasien :
pemeriksaan inspeksi keadaan umum, perhatikan
bagaimanasikap tubuh, keadaaan punggung dan cara
berjalannya. Apakah cenderung membungkuk, terdapat lordosis,
kifosis, skoliosis atau pincang dan sebagainya, lihat dan nilai
kekuatan ibu ketika berjalan, apakah ia tampak nyaman dan kuat
atau apakah ibu tampak lemah
3. Inspeksi muka ibu apakah ibu ada kloasma gravidarum,
pucat pada wajah dan pembengkakan pada wajah(bila
terdapat pucat pada wajah, periksalah konjungtiva dan kuku,
pucat menandakan bahwa ibu menandakan anemia, sehingga
memerlukan tindakan lebih lanjut. Bila terdapat bengkak
diwajah, periksalah adanya bengkak pada tangan dan kaki.
Daerah lain yang dapat diperiksa adalah kelopak mata. Namun
apabila kelopak mata sudah edema, biasanya preeklamsia sudah
lebih berat.
4. Menganjurkan ibu untuk buang air kecil terlebih dahulu
5. Melakukan penimbangan berat badan dan tinggi badan
6. Timbanglah berat badan ibu pada setiap pemeriksaan kehamilan.
Berat badan ibu hamil biasanya naik sekitar 9 –12kg selama
kehamilan.
6. Ukur lingkar lengan atas ibu dengan alat ukur yang khusus
7. Lakukan pengukuran tanda vital ibu yang meliputi tekanan darah,
frekuensi nadi, pernafasan dan suhu. Pastikan ibu sudah istirahat
minimal 30menit setelah kedatangan atau sebelum dilakukannya
pemeriksaan tanda vital.
Tahap Terminasi
1. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada
tempatnya
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang telah
dilakukan
Dokumentasi
1. Mencatat hasil pemeriksaan fisik ibu hamil
2. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada klien
3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
BAB III
KEGIATAN PRAKTIKUM KIE IBU HAMIL
E. SKENARIO KASUS
Ny. Wulandari usia 25 tahun G2P1AOH1 datang ke polindes dengan ingin
melakukan kunjungan ulang kehamilan dengan keluhan selalu pusing,sering
BAK serta merasa takut menghadapi TM III.Ny Wulandari telah dianamnesa
dan pemeriksaan fisik oleh bidan.Hasil lab menunjukkan HB 10 g/dl
C. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan KIE secara lengkap terhadap pasien.
D. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
Pengertian Suatu proses penyampaian informasi antara bidan dengan klien atau
keluarga klien yang dilakukan secara sistematis untuk memberikan
kesempatan kepada klien atau keluarga klien dan membantu
meningkatkan pengetahuan
Tujuan Untuk mendorong terjadinya proses perubahan perilaku kearah yang
positif, peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik pada klien
Persiapan lembar balik
Alat/Bahan
Prosedur Tahap Persiapan
Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan
Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman
Tahap Kerja
KIE Tablet FE ( Zat besi )
1. Menanyakan keluhan ibu saat ini
2. Menyakan riwayat kehamilan dan persalinan yang dapat
menyebabkan permasalahan ibu saat ini( anemia pada waktu
kehamilan, persalinan yang lama atau perdarahan saat persalinan
)
3. Menjelaskan kondisi / permasalahan klien yang kekurangan zat
besi(berdasarkaan keluhan yang ibu rasakan ibu mengalami
anemia )
4. Menjelaskan pengertian zat besi, zat besi adalah suatu suplemen
penambah darah yang sangat dibutuhkan oleh ibu nifas guna
mencegah terjadinya anemia selama nifas
5. Menjelaskan kegunaan zat besi adalah suplemen penambah
darah dan selama nifas ibu wajib mengkonsumsi tablet zat besi
guna mencegah timbulnya anemia)
6. Menjelaskan tablet yang mengandung zat besi
7. Menjelaskan kebutuhan/ dosis perhari dalam mengkonsumsi
tablet zat besi yaitu 1x/hari atau jika keadaannya memungkinkan
bisa menambah dosis menjadi 2x per hari “ jika kondisi Hb jauh
dari normal
8. Menjelaskan kebutuhan / dosis selama nifas yaitu 1x perhari dan
minimal 40 tablet selama nifas ( bu, selama nifas / 40 hari ibu
harus minum semua tablet tambah darah yang sudah diberikan
oleh bidan
9. Menjelaskan waktu minum tablet zat besi( ibu sebaiknya minum
tablet zat besi ini pada waktu malam hari menjelang tidur, karena
untuk mengurangi efek mual yang akan timbul setelah ibu
meminumnya.jika ibu minum pada waktu pagi hari maka ibu
akan mual muntah karena salah satu efeknya menimbulkan rasa
eneg )
10. Menjelaskan cara minum tablet zat besi/ penyimpanan tablet zat
besi yaitu diminum dengan menggunakan air jeruk atau air putih
karena akan membantu proses penyerapan zat besi. Jangan
diminum dengan menggunakan air susu, kopi dan teh karena
akan menghambat proses penyerapan zat besi di dalam tubuh )
dan menyimpannya dengan benar
11. Menjelaskan efek samping tablet zat besi kepada klien secara
lengkap yaitu efek yang akan timbul adalah rasa eneg/ mual,
konstipasi atau susah buang air besar dan warna tinja akan
berubah menjadi hitam kecoklatan
12. Menjelaskan bahan makanan yang mengandung zat besi yaitu
sayuran yang berwarna hijau yaitu bayam, kangkung, daun
singkong, pete, hati, kuning telur, dan daging yang berwarna
merah
13. Menjelaskan bahan makanan yang membantu penyerapan zat
besi (Vit C, B 12 ) yaitu makanan yang mengandung vit C :
jeruk, sayuran hijau, kentang . dan makanan yang mengandung
B 12 : hati, ginjal, telur, susu, ikan, keju dan daging
14. Menjelaskan bahan makanan yang menghambat penyerapan zat
besi ( teh, kopi, susu ) yaitu Teh, Kopi, Susu Menghambat
Penyerapan Zat Besi dalam Tubuh, disarankan untuk tidak
meminumnya setelah makan. minum teh, kopi dan susu setelah
makan dapat menyebabkan hambatan penyerapan zat besi
dalam tubuh hingga 80 %. Padahal, zat besi sangat dibutuhkan
dalam upaya pertumbuhan kualitas tubuh manusia )
15. Menjelaskan cara mengolah makanan sehingga zat besi yang
terkandung didalamnya tidak banyak yang hilang yaitu
sebelum di masak sayuran dicuci baru dipotong sesuai ukuran
yang diinginkan. Jangan merendam sayuran yang telah
dipotong, karena vitamin C mudah larut di dalam air. Hindari
memotong sayuran terlalu kecil karena ukuran kecil juga
menyebabkan mudah terjadi proses pengoksidaan vitamin
terutama vitamin C. Jangan memasak sayuran terlampau
masak.
16. Melakukan evaluasi
Dokumentasi
Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
BAB IV
PRAKTIKUM HB SAHLI
A. PEMERIKSAAN HB SAHLI
Dalam kehamilan normal akan terjadi penurunan kadar Hb, kadar Hb
terendah terjadi pada sekitar umur kehamilan 30 minggu. Oleh karena itu
pemeriksaan Hb harus dilakukan pada kehamilan dini untuk melihat data awal,
kemudian diulang sekitar usia kehamilan 30 minggu. Pengklasifikasian menurut
Manuaba, 2001 :
a. Tidak anemia : Hb>11 gr%
b. Anemia ringan : Hb 9-10,5 gr%
c. Anemia sedang Hb 7-8 gr%
d. Anemia berat Hb <7 gr%
Apabila terjadi anemia ringan, sebab yang sering adalah defisiensi besi dan dapat
diobati secara efektif dengan suplemen besi. Nasehat gizi untuk ibu hamil saat
meminum tablet Fe adalah menghindari tembakau, kopi, dan teh, serta
mengkonsumsi makanan yang kaya protein dan vitamin C.
B. SKENARIO KASUS
Ny. Wulandari usia 25 tahun G2P1AOH1 datang ke polindes dengan ingin
melakukan kunjungan ulang kehamilan dengan keluhan selalu pusing,sering
BAK serta merasa takut menghadapi TM III.Ny Wulandari telah dianamnesa
dan pemeriksaan fisik oleh bidan. Hasil pemeriksaan fisik diketahui
konjungtiva pucat dan muka pucat
C. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan pemeriksaan penunjang HB sahli terhadap pasien.
D. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman
Tahap Kerja
1. Cuci tangan dan memakai handscoon
2. Beri tahu ibu
3. Persilahkan ibu duduk
4. Masukkan kira-kira 5 tetes (angka 2) hcl 0,1% ke dalam tabung
pengencer hemometer
5. Isaplah darah dengan pipet hemoglobin sampai garis tanda 20ul
6. Hapuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet.
7. Segera alirkan darah dan pipet ke dalam dasar tabung pengencer
yang berisi Hcl itu. Hati- hati jangan sampai terjadi gelembung
udara
8. Angkatlah pipet itu sedikit, lalu isap Hcl yang jernih itu ke dalam
pipet 2/3 kali untuk membersihkan daerah yang masih tertinggal
di pipet.
9. Campurkan isi tabung itu supaya darah dan asam hcl homogeny,
warna campuran menjadi coklat tua
10. Tambahkan aquades setetes demi setetes, tiap kali diaduk dengan
batang pengaduk yang tersedia. Persamaan warna campuran dan
batang standart harus dicapai dalam waktu 3-5 menit. Setelah saat
darah dan hcl dicampur. Pada usaha mempersamakan warna
hendaknya tabung di putar demikian sehingga garis bagi tidak
terlihat
11. Bacalah kadar hemoglobin dengan satuan gram/dl darah
12. Bersihkan dan rapikan alat
Tahap Terminasi
1. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada tempatnya
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang telah
dilakukan
BAB V
KEGIATAN PRAKTIKUM PROTEIN URIN
C. SKENARIO KASUS
Ny. Wulandari usia 25 tahun G2P1AOH1 datang ke polindes dengan ingin
melakukan kunjungan ulang kehamilan dengan keluhan selalu pusing. Ny
Wulandari telah di anamnesa dan di periksa oleh bidan dan hasil pemeriksaan
tekanan darah 140/90 mmhg dan palpasi kaki odema
C. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan pemeriksaan penunjang protein urin terhadap klien.
D. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
Pengertian Tes protein urine adalah pemeriksaan pada sampel urine untuk mengetahui
ada/tidaknya protein dalam urine. Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan
penyaring dalam urinalisis.
Tujuan Tujuan dari tes ini adalah untuk mendiagnostik ada atau tidaknya protein di
dalam urine.
Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman (duduk atau
berbaring)
Tahap Kerja
1. Pasang sampiran, dekatkan alat yang sudah disiapkan
2. Cuci tangan (sabun, sikat,cuci dan keringkan)
3. Masukkan urin kedalam 2 tabung reaksi masing - masing 2 ml ( 1 tabung
sebagai pembanding )
4. Menyalakan lampu spirtus
5. Memanaskan tabung sampai mendidih berjarak 2-3 cm membentuk sudut
45 derajat
6. Arahkan tabung yang dipanaskan ketempat yang kosong
7. Bila urin yang dipanaskan keruh tanbahkan 4 tetes asam asetat 6% dan
bila kekeruhan hilang maka menunjukkan hasil yang negative
8. Jika urin tetap keruh maka panaskan sekali lagi dan bandingkan hasilnya
9. Bila setelah diapanaskan urin tetap keruh maka hasilnya positif dan baca
hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan dapat dianalisis sebagai berikut :
Negatif (-) : Urine tidak keruh
Positif (+) : Terjadi kekeruhan ringan
Positif 2(++) : Kekeruhan mudah di lihat dan ada endapan halus
Positif 3 (+++) : Urine lebih keruh ada endapan yang lebih jelas dan
terlihat
Positif 4(++++) : Urine sangat keruh dan disertai endapan
menggumpal
Tahap Terminasi
1. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada tempatnya
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang telah
dilakukan
Dokumentasi
1. Mencatat hasil, tanggal dan waktu
2. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada klien
3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
BAB VI
KEGIATAN PRAKTIKUM REDUKSI URIN
B. SKENARIO KASUS
Ny. Wulandari usia 25 tahun G2P1AOH1 datang ke polindes dengan ingin
melakukan kunjungan ulang kehamilan dengan keluhan selalu pusing. Ny
Wulandari telah di anamnesa dan di periksa oleh bidan dan hasil pemeriksaan
tekanan darah 140/90 mmhg dan palpasi kaki odema. Setelah di lakukan
pemeriksaan fisik maka bidan melakukan pemeriksaan penunjang
C. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan pemeriksaan penunjang urin reduksi terhadap klien.
D. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
Pengertian Tes reduksi urine adalah pemeriksaan pada sampel urine untuk mengetahui
ada/tidaknya kadar glukosa melebihi ambang batas dalam urine.
Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan penyaring dalam urinalisis.
Tujuan Tujuan dari tes ini adalah untuk mendiagnostik ada diabetes gestasional
pada kehamilan
Persiapan 1. Tabung reaksi beserta rak
Alat/Bahan 2. Alat pembakar
3. Penjepit tabung
4. Pipet / spuit
5. Urin dalam tempatnya
6. Larutan fehling AB
7. Larutan benedict
Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman (duduk atau
berbaring)
Tahap Terminasi
4. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada tempatnya
5. Mencuci tangan
6. Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang telah
dilakukan
Dokumentasi
4. Mencatat hasil, tanggal dan waktu
5. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada klien
6. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
BAB VII
KEGIATAN PRAKTIKUM SENAM HAMIL
A. SENAM HAMIL
Menurut Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO, tahun 2003 pengaruh dari
peningkatan esterogen, progesteron, dan elastin dalam kehamilan menyebabkan
melemahnya jaringan ikat dan ketidak seimnbangan persendian.
Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan adalah :
1. Peregangan otot-otot
2. Pelunakan ligamen-ligamen
3. Pelonggaran persendian-persendian
Area yang paling dipengaruhi oleh perubahan- perubahan fisik tersebut adalah :
1. Tulang belakang
2. Otot-otot abdomal (meregang)
3. Otot dasar panggul (menahan berat beban dan tekanan uterus)
a. PENGERTIAN
C. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan sebagai instruktur senam bagi ibu hamil.
D. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
SENAM HAMIL
Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Memberi tahu ibu senam akan dimulai
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
Tahap Kerja
Pelaksanaan
PERTEMUAN PERTAMA
1. Mengangkat ujung kaki
2. mengangkat ujung kaki secara berulang ulang secara hitungan
yang diberikan (8x hitungan)
3. Menekukkan telapak kaki
4. tekukkan telapak kaki keatas sepenuhnya begitu juga kebawah
(8x hitungan)
5. Cara tidur yang nyaman
6. Posisi tidur miring kekanan, dengan kepala ditopang tangan
atau bantal, kaki dibawah lurus, kaki atas ditekuk, tarik nafas
dan hembuskan lewat mulut. Masing-masing 8x.
7. Duduk bersila
8. Dengan posisi seperti ini, tundukan kepala dan angkat kepala
sambil menarik nafas, kemudian mengembuskannya.
Lanjutkan dengan menaikan bahu kemudian menurunkannya
kembali.Lakukan gerakan 8x hitungan.
PERTEMUAN KEDUA
Duduk bersila
1. dilakukan gerakan pemanasan dengan menggerakan kepala
menengok kekanan dan kekiri, miring kekanan dan kekiri.
Sesudah itu tundukan kepala dan angkat kepala sambil
menarik nafas, kemudian mengembuskannya. Lanjutkan
dengan menaikan bahu kemudian menurunkannya kembali.
Lakukan gerakan 8x hitungan.
2. Memutar Lengan Dan Mengencangkan Payudara
3. Letakan jari-tangan dibahu. Meletakan dua lengan mejepit :
Kedua payudara dan mengangkat payudara ke atas dengan
kedua
siku tersebut. Lakukan gerakan ini dengan memutar lengan.
Lepas perlahan-lahan kemudian lanjutkan dengan
mengangkat kedua siku keatas dan kembali ke posisi
semula lakukan gerakan 8x.
4. Gerakan Relaksasi
5. Posisi tidur miring kekanan, dengan kepala ditopang tangan
atau bantal, kaki dibawah lurus, kaki atas ditekuk, tarik
nafas dan hembuskan lewat mulut.
6. Lakukan gerakan dengan mengangkat kaki atas setinggi
pinggul, kemudian turunkan, lanjutkan dengan mengangkat
kaki atas, tekuk ke arah perut dengan kaki bawah sejajar,
luruskan dan kembali keposisi semula, ulangi semua
gerakan dengan posisi miring kekiri masing-masing 8x.
7. Gerakan Pergerakan Kaki Dan Menganyuh
8. Posisi tubuh terlentang. Kedua kaki lurus tekanlah jari-jari
kaki lurus ke bawah dan tekuk keatas kembali. Putar
pergelangan kaki dari arah kanan kekiri dan sebaliknya.
Lanjutkan pergerakan dengan kaki seolah-olah mengayuh
sepeda dengan kedua tangan disisi samping untuk
menahan. Lakukan gerakan masing-masing 8x.
9. Mengangkat Panggul
10. Posisi tidur terlentang dengan kedua kaki ditekuk. Kedua
tangan diletakan disamping untuk menahan badan. Tarik
napas, tahan sambil mengencangkan otot panggul, tahan
beberapa detik, lalu kembali keposisi semula sambil
menghembuskan napas. Lakukan gerakan 8x.
11. Latihan Membran
12. Posisi tidur terlentang, rangkul paha dengan tangan sampai
siku. Lakukan dengan posisi miring kekiri dan kenan
lanjutkan dengan posisi terlentang dan merangkul kedua
paha dengan lengan sampai siku. Sambil menarik napas
angkat kepala, pandangan keperut lalu hembuskan napas
lanjutkan dengan pergelangan kaki. Lakukan 8x.
13. Melenturkan Punggung
14. Posisi merangkak, bahu sejajar dengan kedua lengan
dibuka sejajar. Dengan membuka kaki, angkat punggung
dan tundukan kepala, sambil menarik napas tahan beberapa
detik kemudian kembali ke posisi semula, pada posisi
kembali otot punggung rileks. Ulangi gerakan sampai 8x
15. Gerakan Anti Sungsang
16. Posisi menungging. Tangan rileks disamping tubuh dan
kedua kaki terbuka, ditekuk sejajar bahu. Letakan kepala
dikedua tangan, turunkan dada perlahan-lahan sampai
menyentuh kasur, kepala menolek ke samping kiri atau
kanan. Letakan siku diatas kasur, geser sejauh mungkin dan
tubuh kesamping. Ulangi gerakan sampai 8x.
Konseling
1. Anjurkan ibu melakukan senam hamil di rumah dan
memakan makanan begizi serta minum susu ibu hamil
Tahap Terminasi
2. Merapikan ibu dan membereskan alat
3. Mencuci tangan
4. Melakukan evaluasi tentang kegiatan yang telah dilakukan
Dokumentasi
1. ucapkan salam dan terima kasih
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
BAB VIII
KEGIATAN PRAKTIKUM IMUNISASI TETANUS
A. IMUNISASI TT
B. SKENARIO KASUS
Ny Dian usia 25 th G1POA0H0 uk 18 minggu datang ke PMB untuk
kunjungan periksa hamil,Ny Dian mengatakan belum di suntuik TTsaat hamil,
saat kecil belum pernah di suntik TT dan sebelum menikah pernah di suntik TT
C. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan injeksi TT.
INJEKSI TT
Persiapan 1. Spuit 3 cc
alat/bahan 2. Vaksin
3. Bengkok
4. Kapas alcohol di tempatnya
5. Bak instrument
6. Baki
7. Sampah medis
8. Sampah non medis
9. Savety box
Prosedur Tahap Persiapan
Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan
Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Memberi tahu ibu senam akan dimulai
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
Tahap Kerja
Tahap Terminasi
1. Merapikan ibu dan membereskan alat
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi tentang kegiatan yang telah dilakukan
Dokumentasi
1. ucapkan salam dan terima kasih
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
BAB IX
KEGIATAN PRAKTIKUM PERAWATAN PAYUDARA IBU HAMIL
Tujuan:
• Memelihara kebersihan payudara agar terhindar dari infeksi
• Melenturkan dan menguatkan puting susu sehinggaputing tidak mudah lecet dan
bayi mudah menyusu
• Mengeluarkan puting susu yang masuk kedalam atau datar
• Mempersiapkan produksi ASI
Prinsip:
Dalam perawatan payudara harus diperhatikan prinsip-prinsip berikut ini:
• Dikerjakan dengan sistematis dan teratur
• Menjaga kebersihan sehari-hari
• Nutrisi harus lebih baik dari sebelum hamil
• Memakai bra yang bersih dan menopang payudara
• Dilakukan setelah usia kehamilan lebih dari 6 bulan
D. SKENARIO KASUS
Ny Lisa usia 30 tahun G2P1AOH1 uk 30 mgg konsultasi kepada bidan
mengeluh bingung menghadapi pasca bersalin tidak menyusui ASI atau ASI
tidak lancar
E. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan perawatan payudara.
F. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
Komunikasi terapeutik:
1. Beritahu ibu
2. Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak ,kompres
putting dengan kapas atau kasa yang diberi minyak selama 5
menit agar kotoran mudah di angkat.
3. Letakan ibu jari dan telunjuk pada dasar puting susu ,lalu
dengan hati-hati putarlah putting susu kekiri dan kekanan
sambil ditarik ke luar . lakukan berangsur-angsur ,hingga
berjumlah kurang lebih 20 kali.
4. Pegang pangkal payudara dengan kedua tangan, lalu lakukan
pengurutan ke arah puting susu sebanyak 30 kali.
5. Setelah diurut, ketuk-ketuklah payudara memakai ujung jari
atau ujung ruas jari.
6. Bersihkan payudara dan puting memakai air hangat dan dingin
7. Keringkan dengan handuk bersih
Tahap Kerja
1. Persilahkan pasien duduk
2. Oleskan kapas steril pada lengan kiri bagian atas
3. Suntik pada lengan kiri bagian atas secara intra musculer
4. Olesi bekas suntikan dengan kapas steril
5. Buang jarum bekas suntikan ke dalam kotak
6. Persilahkan pasien menunggu 15 menit dan jika tidak terjadi
efek samping pasien boleh pulang
7. Catat pada buku status dan KMS ibu hamil
Tahap Terminasi
1. Merapikan ibu dan membereskan alat
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi tentang kegiatan yang telah dilakukan
Dokumentasi
1. ucapkan salam dan terima kasih
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
BAB X
PENDOKUMENTASIAN
Beberapa teknis penulisan dalam dokumentasi kebidanan antara lain:
a. Mengumpulkan data
b. Melakukan intepretasi data dasar
c. Melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya
d. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera atau masalah potensial
e. Menyususun rencana asuhan yang menyeluruh
f. Melakukan perencanaan
g. Evaluasi
Prosedur pelaksanaan:
a. Catat Identitas klien dan suami : nama, usia, agama, pendidikan terakhir,
pekerjaan, alamat
b. Catat Keluhan utama/ alasan kunjungan
c. Catat Riwayat perkawinan : umur kawin pertama, lama perkawinan
d. Catat Riwayat menstrulasi: menarche, siklus, lama, banyaknya, teratur
tidaknya, sifat darah, disminorea tidak, HPMT, flour albus.
e. Catat Riwayat KB: jenis kontrasepsi yang pernah digunakan, lama pemakaian,
keluhan, alasan pasang, alasan lepas
f. Catat Riwayat kesehatan klien : penyakit menurun, menular, kelahiran kembar
1. Masalah kardiovaskuler
2. Hipertensi
3. Diabetes
4. Malaria
5. Penyakit kelamin/ HIV AIDS
6. Hepatitis
7. TBC
g. Catat Riwayat kesehatan keluarga: penyakit menurun, menular, kelahiran
kembar
h. Catat Riwayat obstetri (G,P,A, Ah)
1. Jumlah kehamilan
2. Jumlah anak yang hidup
3. Jumlah kelahran prematur
4. Jumlah keguguran
5. Persalinan dengan tindakan (SC, Vakum)
6. Riwayat perdarahan pada persalinan dan paska persalinan
7. Berat bayi <2,5 kg atau >4 kg
8. Penolong persalinan
9. Masalah lain
i. Catat Riwayat kehamilan sekarang : frekuensi ANC, tempat ANC, periksa
sejak umur kehamilan berapa minggu, imunisasi TT, kebiasaan minum jamu/
obat-obatan, minum minuman keras, merokok, pergerakan janin.
j. Catat Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari : nutrisi, eliminasi, personal
hygiene, aktivitas, istirahat tidur, seksualitas.
k. Catat Data psiko sosial spiritual : pengetahuan ibu tentang kehamilan,
penerimaan/ dukungan keluarga, ketaatan beribadah/ kegiatan sosial spiritual,
biaya bersalin, binatang piaraan.
l. Catat semua hasil pemeriksaan umum: keadaan umum, vital sign
m. Catat semua hasil pemeriksaan fisik : TB, BB, LILA, ukuran panggul, keadaan
kepala/ rambut, wajah, mata, hidung, telinga, leher, daerah dada, abdomen,
punggung, ekstremitas atas, kemaluan, ekstremitas bawah)
n. Catat hasil pemeriksaan penunjang : HB, protein urin, glukosa urin
o. Catat intrepetasi data/ diagnosa kebidanan
p. Catat diagnosa masalah potensial
q. Catat kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
r. Catat rencana asuhan kebidanan
s. Catat tindakan kebidanan yang sudah dilakukan
t. Catat evaluasi tindakan yang sudah dilakukan
u. Gunakan tulisan yang mudah dibaca, rapih, gunakan tinta
v. Gunakan singkatan yang lazim digunakan
w. Jika ada tulisan yang salah, coret tulisan yang salah satu kali, serta beri paraf
dan tidak menghapus dengan tipex
x. Cantumkan waktu, nama terang dan tanda tangan pembuatan dokumentasi
Kemenkes RI, 2012. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan
Dasar Dan Rujukan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Cuningham, F. Gary., Leveno, Kenneth J., Bloom, Steven. L., Hauts, John C., Rouse,
Dwigh J., & Spong, Catherine Y. 2014. Obstetri Williams (Volume 1). Jakarta : EGC