Anda di halaman 1dari 72

MODUL PRAKTIKUM

ASUHAN KEBIDANAN I (KEHAMILAN)

PROGRAM STUDI D III ILMU KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

i
Proses penciptaan manusia di dalam rahim dijelaskan dalam Alquran surat al-
Mu'minun ayat 12-14. ''Dan, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu air mani
(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami
jadikan segumpal darah. Lalu, segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu, tulang belulang itu Kami
bungkus daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain...."
VISI MISI PRODI D III KEBIDANAN

Visi Program Studi :

Pada tahun 2036 menjadi Program Studi D III Kebidanan yang unggul dan berdaya
saing global menghasilkan tenaga bidan profesional berlandaskan nilai-nilai islami
dan berjiwa enterpreuner.

Misi Program Studi :

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam ilmu kebidanan yang terkini.


2. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian pada masyarakat dengan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kebidanandan
kesehatan.
3. Menyelenggarakan pembelajaran kewirausahaan di bidang kebidanan.
4. Menyelenggarakan perkuliahan Al Islam Kemuhammadiyahan.

Tujuan Program Studi:

1. Menghasilkan lulusan kebidanan yang mempunyai pengetahuan, sikap dan


keterampilan di bidang kebidanan dan kesehatan yang terkini.
2. Menghasilkan karya ilmiah dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat dalam
bidang kebidanan dan kesehatan dengan mengamalkan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam bentuk pengabdian masyarakat.
3. Menghasilkan lulusan yang berjiwa enterpreneur di bidang kebidanan dan
kesehatan.
4. Mampu mengamalkan nilai-nilai Al-Islam Kemuhammadiyahan dalam kehidupan.
DAFTAR ISI

Halaman depan
Daftar Isi
Bab I Kegiatan Praktikum Anamnesa Kehamilan
Bab II Kegiatan Praktikum Pemeriksaan Fisik Kehamilan
Bab III Kegiatan Praktikum KIE Tablet Fe
Bab IV Kegiatan Praktikum Pendidikan kesehatan ibu hamil
Bab V Kegiatan Praktikum Pemeriksaan laboratoruim HB Sahli
Bab VI Kegiatan Praktikum Pemeriksaan Laboratorium Protein urine
Bab VII Kegiatan Praktikum Pemeriksaan Laboratorium Reduksi Urin
Bab VIII Kegiatan Praktikum Senam hamil
Bab VIX Kegiatan Praktikum Imunisasi TT
Bab X Kegiatan Praktikum Perawatan payudara ibu hamil
Bab XI Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Kehamilan
Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia dan rahmat-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan buku Modul
Praktikum Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan tepat waktu sebagai upaya dalam
mengembangkan kemampuan skill diperlukan suatu proses pembelajaran praktik
dalam rangka menerapkan teori yang telah didapatkan mahasiswa di kelas dan
laboratorium agar nantinya mahasiswa memiliki kemampuan yang tinggi di lahan
praktik dan dapat memberikan pelayanan kebidanan sesuai standar dan prosedur yang
berlaku.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah mendukung dan
membantu dalam proses penyusunan buku Modul Praktikum Asuhan Kebidanan Ibu
Hamil ini. Diharapkan buku panduan ini dapat membantu para mahasiswa dalam
mencapai target dan melakukan asuhan kebidanan sesuai standar pelayanan
kebidanan.
Semoga Allah SWT memberikan kebaikan dan kemudahan kepada kita.
Amin.

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI MATA KULIAH


Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal dengan bantuan,
didasari konsep-konsep, sikap dan ketrampilan serta evidence based dalam
praktek antenatal yang menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
dengan pokok-pokok terjadinya kehamilan, adaptasi fisiologi dan psikologi
ibu hamil, faktor yang mempengaruhi ibu hamil, kebutuhan ibu hamil, asuhan
ibu hamil pada kunjungan awal dan ulang, deteksi terhadap komplikasi ibu
dan janin serta pendokumentasiannya.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu memberikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil normal dengan bantuan, didasari
konsep-konsep, sikap dan ketrampilan serta hasil evidence based dalam
praktik antenatal yang menggunakan manajamen kebidanan.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu melakukan :
a. Anamnesa pada ibu hamil
b. Pemeriksaan fisik ibu hamil
c. KIE Tablet Fe
d. Pendidikan kesehatan ibu hamil (ketidaknyamanan pada ibu hamil dan
tanda bahaya)
e. Pemeriksaan laboratoruim HB Sahli
f. Pemeriksaan Laboratorium Glukosa dan Protein urine
g. Senam hamil
h. Imunisasi TT
i. Perawatan payudara ibu hamil
j. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Kehamilan

1
BAB II
KEGIATAN PRAKTIKUM ANAMNESA IBU HAMIL
A. ANAMNESA IBU HAMIL
Anamnesis merupakan wawancara oleh bidan dengan ibu untuk menggali
atau mengetahui keadaan kehamilannya, riwayat penyakit dan apa yang dirasakan
ibu. Wawancara sebagai alat pengumpul data digunakan untuk mendapatkan
informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, harapan,
keinginan dan lain-lain dari ibu hamil, yang didapat melalui pertanyaan-
pertanyaan yang sengaja diajukan. Tips anamnesis yang efekstif adalah ciptakan
suasana terbuka, jangan memotong pembicaraan, berikan perhatian, jangan
bersifat evaluatif dan tenggang rasa/ bijaksana. Bidan harus mempunyai
keterampilan berkomunikasi yang baik terutama kemampuan bertanya dan
mendengar yang efektif.
B. SKENARIO KASUS
Ny. Wulandari usia 25 tahun datang ke polindes dengan keluhan tidak haid
kurang lebih 3 bulan, mengeluh selalu mual pada pagi hari.Ny Wulandari
mengatakan anak pertama baru beumur 1 tahun, menggunakan KB pil tapi tidak
rutin karena lupa
C. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan anamnesa secara lengkap terhadap pasien.
D. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

ANAMNESA IBU HAMIL

Pengertian Tanya jawab antara pasien dan pemeriksa. Dari anamnesa ini
banyak keterangan yang diperoleh guna membantu menegakkan
diagnosa dan prognosa kehamilan
Tujuan  Untuk mengetahui status kesehatan ibu hamil
 Pengambilan keputusan dalam rujukan dan membimbing usaha
untuk membangun keluarga sejahtera serta unt menegakkan
diagnosa pasien
 Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan Ante Natal Care (
ANC ), sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik.
Persiapan 1. Alat tulis
Alat/Bahan 2. Lembar status klien
Prosedur Tahap Persiapan
Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan

Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman

Tahap Kerja
1. Siapkan lingkungan fisik yang nyaman
2. Sambut klien dengan ramah
3. Ucapkan salam
4. Persilahkan klien untuk duduk/ tidur (sesuai kondisi klien)
5. Jaga privasi klien dengan menutup jendela/ pintu
6. Duduk berhadapan dengan klien
7. Perkenalkan diri
8. Jelaskan tujuan anamnesis
9. Tanyakan informasi mengenai:
a. Identitas klien dan suami : nama, usia, agama,
pendidikan terakhir, pekerjaan, alamat
b. Keluhan utama/ alasan kunjungan
c. Riwayat perkawinan : umur kawin pertama, lama
perkawinan
d. Riwayat menstrulasi: menarche, siklus, lama,
banyaknya, teratur tidaknya, sifat darah, disminorea
tidak, HPMT, flour albus.
e. Riwayat KB: jenis kontrasepsi yang pernah digunakan,
lama pemakaian, keluhan, alasan pasang, alasan lepas
f. Riwayat kesehatan klien : penyakit menurun, menular,
kelahiran kembar
a) Masalah kardiovaskuler
b) Hipertensi
c) Diabetes
d) Malaria
e) Penyakit kelamin/ HIV AIDS
f) Hepatitis
g) TBC
g. Riwayat kesehatan keluarga: penyakit menurun,
menular, kelahiran kembar
h. Riwayat obstetri (G,P,A, Ah)
a) Jumlah kehamilan
b) Jumlah anak yang hidup
c) Jumlah kelahran prematur
d) Jumlah keguguran
e) Persalinan dengan tindakan (SC, Vakum)
f) Riwayat perdarahan pada persalinan dan paska
persalinan
g) Berat bayi <2,5 kg atau >4 kg
h) Penolong persalinan
i) Masalah lain
i. Riwayat kehamilan sekarang : frekuensi ANC, tempat
ANC, periksa sejak umur kehamilan berapa minggu,
imunisasi TT, kebiasaan minum jamu/ obat-obatan,
minum minuman keras, merokok, pergerakan janin.
j. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari : nutrisi,
eliminasi, personal hygiene, aktivitas, istirahat tidur,
seksualitas.
k. Data psiko sosial spiritual : pengetahuan ibu tentang
kehamilan, penerimaan/ dukungan keluarga, ketaatan
beribadah/ kegiatan sosial spiritual, biaya bersalin,
binatang piaraan.
l. Lakukan dokumentasi
m. Bereskan alat

Tahap Terminasi
1. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada
tempatnya
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang telah
dilakukan

Dokumentasi
1. Mencatat hasil anamnesa terhadap ibu hamil
2. Menyampaikan hasil anamnesa pada klien
3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
BAB II
KEGIATAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL

A. PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL


Dalam pemeriksaan kehamilan meliputi beberapa langkah antara lain :

1. Perhatikan tanda – tanda tubuh yang sehat

Pemeriksaan pandang dimulai semenjak bertemu dengan pasien.

Perhatikan bagaimana sikap tubuh, keadaan punggung dan cara berjalannya.

Apakah cenderung membungkuk, terdapat lordosis, kifosis, scoliosis atau

pincang dsb. Lihat dan nilai kekuatan ibu ketika berjalan, apakah ia tampak

nyaman dan gembira, apakah ibu tampak lemah

2. Pengukuran tinggi badan dan berat badan

Timbanglah berat badan ibu pada setiap pemeriksaan kehamilan. Bila

tidak tersedia timbangan, perhatikan apakah ibu bertambah berat badannya.

Berat badan ibu hamil biasanya naik sekitar 9-12 kg selama kehamilan. Yang

sebagian besar diperoleh terutama pada trimester kedua dan ketiga kehamilan.

Kenaikan berat badan menunjukkan bahwa ibu mendapat cukup makanan.

Jelaskan bahwa berat badan ibu naik secara normal yang menunjukkan

janinnya tumbuh dengan baik bila kenaikan berat badan ibu kurang dari 5 kg

pada kehamilan 28 minggu maka ia perlu dirujuk.

Tinggi berat badan hanya diukur pada kunjungan pertama. Bila tidak

tersedia alat ukur tinggu badan maka bagian dari dinding dapat ditandai

dengan ukuran centi meter. Pada ibu yang pendek perlu diperhatikan

kemungkinan mempunyai panggul yang sempit sehingga menyulitkan dalam


pemeriksaan. Bila tinggu badan ibu kurang dari 145 atau tampak pendek

dibandingkan dengan rata-rata ibu, maka persalinan perlu diwaspadai.

3. Pemeriksaan tekanan darah

Tekanan darah pada ibu hamil bisanya tetap normal, kecuali bila ada

kelainan. Bila tekanan darah mencapai 140/90 mmhg atau lebih mintalah ibu

berbaring miring ke sebelah kiri dan mintalah ibu bersantai sampai terkantuk.

Setelah 20 menit beristirahat, ukurlah tekanan darahnya. Bila tekanan darah

tetap tinggi, maka hal ini menunjukkan ibu menderita pre eklamsia dan harus

dirujuk ke dokter serta perlu diperiksa kehamilannya. Khususnya tekanan

darahnya lebih sering (setiap minggu). Ibu dipantau secara ketat dan anjurkan

ibu persalinannya direncanakan di rumah sakit.

4. Pemeriksaan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki

Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan

pandang (inspeksi), pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar

(auskultasi),periksa ketuk (perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut

sampai ke ujung kaki, yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara sistematis

atau berurutan.

Pada saat melakukan pemeriksaan daerah dada dan perut, pemeriksaan

inspeksi, palpasi, auskultasi dilakukan secara berurutan dan bersamaan

sehingga tidak adanya kesan membuka tutup baju pasien yang mengakibatkan

rasa malu pasien.


Dibawah ini akan diuraikan pemeriksaan obstetric yaitu dengan

melakukan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi terhadap ibu hamil dari

kepala sampai kaki.

a. Lihatlah wajah atau muka pasien

Adakah cloasma gravidarum, pucat pada wajah adalah

pembengkakan pada wajah. Bila terdapat pucat pada wajah periksalah

konjungtiva dan kuku pucat menandakan bahwa ibu menderita anemia,

sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut. Jelaskan bahwa ibu sedang

diperiksa apakah kurang darah atau tidak. Sebutkan bahwa bila ibu tidak

kurang darah ia akan lebih kuat selama kehamilan dan persalinan.

Jelaskan pula bahwa tablet tambah darah mencegah kurang darah.

Bila terdapat bengkak diwajah, periksalah adanya bengkak pada

tangan dan kaki. Sedikit bengkak pada mata kaku dapat terjadi pada

kehamilan normal, namun bengkak pada tangn dan atau wajah tanda

preeklamsi. Perhatikan wajah ibu apakah bengkak dan tanyakan pada ibu

apakah ia sulit melepaskan cincin atau gelang yang dipakainya. Mata kaki

yang bengkak dan menimbulkan cekungan yang tak cepat hilang bila

ditekan, maka ibu harus dirujuk ke dokter, dipantau ketat kehamilannya

dan tekanan darahnya, serta direncanakan persalinannya dirumah sakit.

Selain memeriksa ada tidaknya pucat pada konjungtiva, lihatlah

sclera mata adakah sclera kuning atau ikterik

b. Lihatlah mulut pasien. Adakah tampak bibir pucat, bibir kering pecah-pecah

adakah stomatitis, gingivitis, adakah gigi yang tanggal, adakah gigi yang
berlobang, caries gigi. Selain dilihat dicium adanya bau mulut yang

menyengat.

a) Lihatlah kelenjar gondok, adakah pembesaran kelenjar thyroid,

pembengkakan saluran linfe

b) Lihat dan raba payudara, pada kunjungan pertama pemeriksaan payudara

terhadap kemungkinan adanya benjolan yang tidak normal. Lihatlah

apakah payudara simetris atau tidak, putting susu menonjol atau datar

atau bahkan masuk. Putting susu yang datar atau masuk akan

mengganggu proses menyusui nantinya. Apakah asinya sudah keluar atau

belum. Lihatlah kebersihan areola mammae adakah hiperpigmentasi

areola mammae.

c) Lakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi dan auskultasi pada perut ibu.

Tujuan pemeriksaan abdomen adalah untuk menentukan letak dan

presentasi janin, turunnya bagian janin yang terbawah, tinggi fundus uteri

dan denyut jantung janin.

Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, penting untuk dilakukan hal–

hal sebagai berikut :

1) Mintalah ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya bila perlu

2) bantulah ia untuk santai. Letakkan sebuah bantal dibawah kepala dan

bahunya. Fleksikan tangan dan lutut. Jika ia gelisah bantulah ia untuk

santai dengan memintanya menarik nafas panjang.

3) cucilah tangan anda sebelum mulai memeriksa, keringkan dan

usahakan agar tangan perawat cukup hangat.


Lihatlah bentuk pembesaran perut (melintang, memanjang,

asimetris) adakah linea alba nigra, adakah striae gravidarum, adakah

bekas luka operasi, adakah tampak gerakan janin, rasakan juga dengan

pemeriksaan raba adanya pergerakan janin. Tentukan apakah

pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilannya. Pertumbuhan

janin dinilai dari tingginya fundus uteri. Semakin tua umur kehamilan,

maka semakin tinggi fundus uteri. Namun pada umur kehamilan 9

bulan fundus uteri akan turun kembali karena kepala telah turun atau

masuk ke panggul. Pada kehamilan 12 minggu, tinggi fundus uteri

biasanya sedikit diatas tulang panggul. Pada kehamilan 24 minggu

fundus berada di pusat. Secara kasar dapat dipakai pegangan bahwa

setiap bulannya fundus naik 2 jari tetapi perhitungan tersebut sering

kurang tepat karena ukuran jari pemeriksa sangat bervariasi. Agar

lebih tepat dianjurkan memakai ukuran tinggi fundus uteri dri simfisis

pubis dalam sentimeter dengan pedoman sebagai berikut:

Umur kehamilan Tinggi fundus uteri

20 minggu 20 cm
24 minggu 24 cm
28 minggu 28 cm
32 minggu 32 cm
36 minggu 34- 46 cm

Jelaskan pada ibu bahwa perutnya akan semakin membesar karena

pertumbuhan janin. Pada kunjungan pertama, tingginya fundus

dicocokkan dengan perhitungan umur kehamilan hanya dapat

diperkirakan dari hari pertama haid (HPHT). Bila HPHT tidak


diketahui maka umur kehamilan hanya dapat diperkirakan dari

tingginya fundus uteri. Pada setiap kunjungan, tingginya fundus uteri

perlu diperiksa untuk melihat pertumbuhan janin normal, terlalu kecil

atau terlalu besar.

5. Pemeriksaan leopold I, untuk menentukan bagian janin yang berada dalam

fundus uteri.

Petunjuk cara pemeriksaan :

Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kearah kepala pasien.

Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan mengikuti bentuk

uterus. Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan bentuk, ukuran

konsistensi dan gerakan janin. Tentukan bagian janin mana yang terletak di

fundus.

Gambar

Hasil: jika kepala janin yang nerada di fundus, maka palpasi akan teraba

bagian bulat, keras dan dapat digerakkan (balotemen). Jika bokong yang
terletak di fundus,maka pemeriksa akan meraba suatu bentuk yang tidak

spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat digerakkan,

serta fundus terasa penuh. Pada letak lintang palpasi didaerah fundus akan

terasa kosong.

6. Pemeriksaan Leopold II, untuk menentukan bagian janin yang berada pada

kedua sisi uterus.

Petunjuk pemeriksaan :

Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kepala pasien. Kedua

telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan lakukan tekanan yang

lembut tetapi cukup dalam untuk meraba dari kedua sisi. Secara perlahan

geser jari-jari dari satu sisi ke sisi lain untuk menentukan pada sisi mana

terletak pada sisi mana terletak punggung, lengan dan kaki.

Gambar :

Hasil : bagian bokong janin akan teraba sebagai suatu benda yang keras

pada beberapa bagian lunak dengan bentuk teratur,sedangkan bila teraba

adanya bagian – bagian kecil yang tidak teratur mempunyai banyak


tonjolan serta dapat bergerak dan menendang, maka bagian tersebut

adalah kaki, lengan atau lutut. Bila punggung janin tidak teraba di kedua

sisi mungkin punggung janin berada pada sisi yang sama dengan

punggung ibu (posisi posterior) atau janin dapat pula berada pada posisi

dengan punggung teraba disalah satu sisi.

7. Pemeriksaan Leopold III, untuk menentukan bagian janin apa yang berada

pada bagian bawah. Petunjuk cara memeriksa:

Lutut ibu dalam posisi fleksi, raba dengan hati-hati bagian bawah abdomen

pasien tepat diatas simfisis pubis. Coba untuk menilai bagian janin apa yang

berada disana. Bandingkan dengan hasil pemeriksaan Leopold.

Gambar

Hasil : bila bagian janin dapat digerakkan kearah cranial ibu, maka bagian

terbawah dari janin belum melewati pintu atas panggul. Bila kepala yang

berada diabagian terbawah, coba untuk menggerakkan kepala. Bila kepala

tidak dapat digerakkan lagi, maka kepala sudah “engaged” bila tidak dapat

diraba adanya kepala atau bokong, maka letak janin adalah melintang.
8. Pemeriksaan Leopold IV, untuk menentukan presentasi dan “engangement”.

Petunjuk dan cara memeriksa :

Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu. Kedua lutut ibu masih pada posisi

fleksi. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan coba

untuk menekan kearah pintu atas panggul

gambar

Hasil: pada dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold III, menilai

bagian janin terbawah yang berada didalam panggul dan menilai seberapa

jauh bagian tersebut masuk melalui pintu atas panggul.

9. Pemeriksaan denyut jantung janin.

Denyut jantung janin menunjukkan kesehatan dan posisi janin

terhadap ibu. Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) sejak kehamilan 20

minggu. Jantung janin biasanya berdenyut 120-160 kali permenit. Tanyakan

kepada ibu apakah janin sering bergerak, katakana pada ibu bahwa DJJ telah

dapat didengar. Mintalah ibu segera bila janinnya berhenti bergerak. Bila

sampai umur kehamilan 28 minggu denyut jantung janin tidak dapat didengar
atau denyutnya lebih dari 160 atau kurang dari 120 kali permenit atau

janinnya berkurang gerakannya atau tidak bergerak, maka ibu perlu segera

dirujuk.

10. Pemeriksaan punggung dibagian ginjal.

Tepuk punggung di bagian ginjal dengan bagian sisi tangan yang

dikepalkan. Bila ibu merasa nyeri, mungkin terdapat gangguan pada ginjal

atau salurannya.

Gambar

11. Pemeriksaan genetalia

Cucilah tangan, kemudian kenakan sarung tangan sebelum memeriksa

vulva. Pada vulva terlihat adanya sedikit cairan jernih atau berwarna putih

yang tidak berbau. Pada kehamilan normal, tak ada rasa gatal, luka atau

perdarahan. Rabalah kulit didaerah selangkangan, pada keadaan normal tidak

teraba adanya benjolan kelenjar. Setelah selesai cucilah tangan dengan sarung

tangan yang masih terpasang, kemudian lepaskan sarung tangan dan sekali

lagi cucilah tangan dengan sabun.

12. Distansia tuberan

Yaitu ukuran melintang dari pintu bawah panggul atau jarak antara tuber

iskhiadikum kanan dan kiri dengan ukuran normal 10,5-11cm


gambar

13. Konjugata eksterna (Boudeloge)

yaitu jarak antar tepi atas simfisis dan prosesus spinosus lumbal V, dengan

ukuran normal sekitar 18-20 cm. bila diameter bouldelogue kurang dari 16

cm, kemungkinan besar terdapat kesempitan panggul.

gambar

14. Pemeriksaan panggul

Pada ibu hamil terutama primigravida perlu dilakukan pemeriksaan untuk

menilai keadaan dan bentuk panggul apakah terdapat kelainan atau keadaan

yang dapat menimbulkan penyulit persalinan. Ada empat cara melakukan

pemeriksaan panggul yaitu dengan pemeriksaan pangdang (inspeksi) dilihat

apakah terdapat dugaan kesempitan panggul atau kelainan panggul, misalnya


pasien sangat pendek, bejalan pincang, terdapat kelainan seperti kifosis atau

lordosis, belah ketupat michaelis tidah simetris. Dengan pemeriksaan raba,

pasien dapat diduga mempunyai kelainan atau kesempitan panggul bial pada

pemeriksaan raba pasien didapatkan: primigravida pada kehmilan aterm

terdapat kelainan letak. Perasat Osborn positif fengan melakukan pengukuran

ukuran-ukuran panggul luar.

Alat untuk mengukur luar panggul yang paling sering digunakan adalah

jangka panggul dari martin. Ukuran – ukuran panggul yang sering digunakan

untuk menilai keadaan panggul adalah:

a. Distansia spinarum

Yaitu jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, dengan

ukuran normal 23-26 cm

b. Distansia kristarum

Yaitu jarak antara Krista iliaka terjauh kanan dan kiri dengan ukuran

sekitar 26-29 cm. bila selisih antara distansi kristarum dan distansia

spinarum kurang dari 16 cm, kemungkinan besar adanya kesempitan

panggul.

15. Pemeriksaan ektremitas atas bawah


Memeriksa adanya oedema yang paling mudah dilakukan didaerah

pretibia dan mata kaki dengan cara menekan jari beberapa detik. Apabila

terjadi cekung yang tidak lekas pulih kembali berarti oedem positif. Oedem

positif pada tungkai kaki dapat menendakan adanya pre eklampsia. Daerah

lain yang dapat diperiksa adalah kelopak mata. Namun apabila kelopak mata

sudah oedem biasanya keadaan pre eklamsi sudah lebih berat.

Gambar

16. Pemeriksaan reflek lutut (patella)

mintalah ibu duduk dengan tungkainya tergantung bebas dan jelaskan apa

yang akan dilakukan. Rabalah tendon dibawah lutut/ patella. Dengan

menggunakan hammer ketuklan rendon pada lutut bagian depan. Tungkai

bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila reflek lutut negative

kemungkinan pasien mengalami kekurangan vitamin B1. bila gerakannya

berlebihan dan capat maka hal ini mungkin merupakan tanda pre eklamsi.

Gambar
B. PENGUKURAN TINGGI FUNDUS UTERI
TFU dapat diukur dengan beberapa cara yang berbeda. Engstrom dan Sitller
menulis sejarah pengukuran TFU dari tahun 1752 sampai
sekarang dengan jelas.
a. Metode I
Menentukan TFU dengan mengkombinasikan hasil pengukuran dari
memperkirakan dimana TFU berada pada setiap minggu kehamilan
dihubungkan dengan simfisis pubis wanita, umbilikus dan ujung dari
prosesus xifoid dan menggunakan lebar jari pemeriksa sebagai alat ukur.
Keuntungan metode I :
a) Digunakan jika tidak ada alat ukur
b) Cukup akurat untuk indikasi perlunya pemeriksaan lebih lanjut jika
ditemukan ketidaksesuaian hasil pemeriksaan
a. Kerugian metode I
c) Wanita bervariasi ukuran jarak simfisis pubis, prosesus xifoid dan
umbilikus
d) Jari pemeriksa bervariasi ukurannya

b. Metode II
Metode ini menggunakan alat ukur Caliper. Caliper digunakan dengan
meletakkan satu ujung pada tepi atas simfisis pubis dan ujung yang lain
pada puncak fundus. Kedua ujung diletakkan pada garis tengah
abdominal. Ukuran kemudian dibaca pada skala cm (centimeter) yang
terletak ketika 2 ujung caliper bertemu. Ukuran diperkirakan sama dengan
minggu kehamilan setelah sekitar 22-24 minggu .
Keuntungan metode II :
lebih akurat dibandingkan pita pengukur terutama untuk kehamilan
setelah 22-24 minggu
Kerugian metode II :
Lebih mahal, lebih sulit dibawa dan digunakan, susah dibaca
dibandingkan pita pengukur
c. Metode III
Menggunakan pita pengukur yang mungkin merupakan metode akurat kedua
dalam pengukuran TFU setelah 22-24 minggu kehamilan. Titik nol pita
pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur ditarik
melewati garis tengah abdomen sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm,
ukuran yang terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu
kehamilan setelah 22-24 minggu kehamilan.
Keuntungan :
cukup akurat, mudah, murah, praktis
Kerugian :
kurang akurat dibandingkan caliper
d. Metode IV
Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dengan 1
tangan, tangan yang lain diletakkan di batas atas fundus. Pita pengukur
diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran dilakukan
sampai titik dimana jari menjepit pita pengukur. Hasil pengukuran
menggunakan formula matematika yaitu :
a) Sebelum fundus mencapai umbilikus ditambah 4 cm
b) Sesudah fundus mencapai umbilikus ditambah 6 cm
Keuntungan metode IV :
cukup akurat
Kerugian metode IV :
rumit, kurang praktis
Selain metode diatas, rumus Mc. Donald dapat digunakan oleh beberapa
pemeriksa untuk menguatkan ketepatan pengukuran TFU selama trimester
kedua dan ketiga. Perhitungannya sebagai berikut :
a) TF (cm) x 2/7 (atau + 3,5) = durasi kehamilan dalam bulan
b) TF (cm) x 8/7 = durasi kehamilan dalam minggu
C. PEMERIKSAAN DJJ JANIN
Digunakan stetoskop monoral ( funanduskup ) untuk mendengarkan DJJ Janin.
Dengan menggunakan :
METODE AUVARD : Tempat denyut jantung menurut letak janin dalam
rahim
Cara menghitung DJJ :
a. Setiap menit ( penuh 1 menit )
b. Dihitung 3 x 5 detik secara berurutan, dengan cara ini dapat diketahui
teratur tidaknya DJJ, contoh :
11 12 11
Djj : 4 x ( 11 + 12 + 11 ) = 136 x/mnt

D. SKENARIO KASUS
Ny. Wulandari usia 25 tahun datang ke polindes dengan keluhan tidak haid
kurang lebih 3 bulan, mengeluh selalu mual pada pagi hari.Ny Wulandari
mengatakan anak pertama baru beumur 1 tahun, menggunakan KB pil tapi tidak
rutin karena lupa. Ny Wulandari telah di anamnesa.
E. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan pemeriksaan fisik secara lengkap terhadap pasien.

F. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL

Pengertian Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan


pandang (inspeksi), pemeriksaan raba(palpasi), periksa dengar
(auskultasi) dan periksa ketuk (perkusi). pemeriksaan dilakukan dari
ujung rambut sampai keujung kaki, yang dalam pelaksanaannya
dilakukan secara sistematis atau berurutan
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan Ante Natal Care
( ANC ), sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik, melahirkan
bayi yang sehat dan memperoleh kesehatan yang optimal pada masa
nifas serta dapat menyusui dengan baik dan benar
Persiapan 1. Timbangan badan
Alat/Bahan 2. Tensimeter
3. Stetoscope
4. Termometer& 3 gelas u termometer
5. Funanduskup
6. Tisu pada tempatnya
7. Bengkok
8. Lila
9. Pen light
1 0 . Meteran/pita
1 1 . Laennec/Doplerelektrik
1 2 . Alat mengukur lingkar panggul
1 3 . Hummer untuk memeriksa reflex
1 4 . Sarung tangan
1 5 . Kapas kering dalam tempatnya
1 6 . Air desinfeksi tingkat tinggi (DTT) pada komnya
1 7 . Pengalas
1 8 . Bengkok
19. Alat- alat untuk pengendali infeksi seperti: 2 baskom, 2
buah waslap, tempat sampah medis dan nonmedis.
Prosedur Tahap Persiapan
Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan

Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman

Tahap Kerja
1.Mengaturposisikliensenyamanmungkin
2. Melakukan penilaian secara sistematis keadaan umum pasien :
pemeriksaan inspeksi keadaan umum, perhatikan
bagaimanasikap tubuh, keadaaan punggung dan cara
berjalannya. Apakah cenderung membungkuk, terdapat lordosis,
kifosis, skoliosis atau pincang dan sebagainya, lihat dan nilai
kekuatan ibu ketika berjalan, apakah ia tampak nyaman dan kuat
atau apakah ibu tampak lemah
3. Inspeksi muka ibu apakah ibu ada kloasma gravidarum,
pucat pada wajah dan pembengkakan pada wajah(bila
terdapat pucat pada wajah, periksalah konjungtiva dan kuku,
pucat menandakan bahwa ibu menandakan anemia, sehingga
memerlukan tindakan lebih lanjut. Bila terdapat bengkak
diwajah, periksalah adanya bengkak pada tangan dan kaki.
Daerah lain yang dapat diperiksa adalah kelopak mata. Namun
apabila kelopak mata sudah edema, biasanya preeklamsia sudah
lebih berat.
4. Menganjurkan ibu untuk buang air kecil terlebih dahulu
5. Melakukan penimbangan berat badan dan tinggi badan
6. Timbanglah berat badan ibu pada setiap pemeriksaan kehamilan.
Berat badan ibu hamil biasanya naik sekitar 9 –12kg selama
kehamilan.
6. Ukur lingkar lengan atas ibu dengan alat ukur yang khusus
7. Lakukan pengukuran tanda vital ibu yang meliputi tekanan darah,
frekuensi nadi, pernafasan dan suhu. Pastikan ibu sudah istirahat
minimal 30menit setelah kedatangan atau sebelum dilakukannya
pemeriksaan tanda vital.

8.Lakukan pengukuran panggul dengan jangkarpanggul.


Ukuran–ukuran panggul yang sering digunakan untuk menilai
keadaan panggul adalahsebagai berikut:
 Distansia Spinarum yaitu jarak antara spinailiaka
anterior superior kanan dan kiri berukuran normal 23–26
cm
 Distansia kristarum, yaitu jarak antara kristailiaka
terjauh kanan dan kiri dengan ukuran sekitar 26–29 cm.
Bila selisih antara distansia kristarum dan distansia spinarum
kurang dari 16cm, kemungkinan besar adanya kesempitan
panggul
9. Pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki
a. Periksa dasar kulit kepala dan rambut ibu hamil (tekstur,
warna, kerontokan, dan lesi).
Memeriksa keadaan muka ibu hamil (odema, kuning,
memar, hiperpigmentasi/ kloasma gravidarum)
b. Inspeksi sklera dan konjungtiva ibu hamil
c. Periksa lubang hidung ibu hamil, (lihat apakah ada polip,
perdarahan dan sekret), Periksa kondisi sinus dengan
perkusi ringan didaerah sinus menggunakan jari (sambil
menanyakan ke ibu apakah terasa sakit dan lihat
permukaan kulit muka bagian sinus apakah kemerahan)
e. Periksa liang telinga dengan menggunakan senter
f. Periksa rongga mulut, lidah, gigi, dan bibir ibu hamil.
Perhatikan adakah tampak bibir pucat, bibir kering pecah –
pecah, stomatitis, ginggivitis, gigi yang tanggal, gigi yang
lubang, serta karies gigi. Selain dilihat periksa juga perlu
mencium bau mulut yang menyengat
g. Periksa kelenjar getah bening didepan dan belakang
telinga, bawah rahang, leher dan bahu apakah teraba
pembesaran)
h. Periksa kelenjar tiroid dengan 3 jari kedua tangan pada
kedua sisi trakea sambil berdiri di belakang ibu. Anjurkan
ibu menelan dan rasakan benjolan yang teraba saat ibu
menelan
i. Dengarkan bunyi jantung dan nafas ibu dengan
menggunakan stetoscope
j. Periksa payudara ibu (ukuran, putting menonjol/ masuk,
retraksi, massa, hiperpigmentasi areola dan kebersihan).
Lihat dan raba payudara, pada kunjungan pertama lakukan
pemeriksaan payudara terhadap kemungkinan adanya
benjolan yang tidak normal.
k. Periksa kolostrum dengan menekan areola mammae sambil
memegang putting mamame dengan jari telunjuk dan ibu
jari kemudian memencetnya ( dengan tangan
menggunakan sarung tangan)
l. Letakkan tangan ibu ke arah kepala kemudian kelenjar di
daerah aksila kanan dan lanjutkan dengan aksila kiri
dengan tehnik yang sama untuk mengetahui pembesaran
kelenjar getah bening.
m. Memasang pakaian atas dan membuka pakaian daerah perut.
n. Lakukan inspeksi dan palpasi pada dinding abdomen.
Perhatikan apakah perut ibu simetris atau tidak, raba
adanya pergerakan janin, apakah terjadi hiperpigmentasi
pada abdomen/linea nigra atau tidak, dan apakah terdapat
luka bekas operasi, varises, jaringan parut atau tidak
10. Melakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan
bagian janin yang ada di fundus.
a. Ibu tidur terlentang dan diminta menekuk
kedua lututnya
b. Pemeriksa berdiri disebelah kanan
ibu, menghadap kearah kepala ibu
c. Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak
fundus uteri
d. Rasakan bagian janin yang berada pada bagian
fundus (bokong atau kepala atau kosong)
d. Hasilnya adalah jika kepala janin yang berada difundus,
maka palpasi akan teraba bulat, keras dan dapat
digerakkan (Ballotement). Jika bokong yang terletak
difundus, maka pemeriksa akan meraba suatu bentuk yang
tidak spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari kepala,
tidak dapat digerakkan, serta fundus terasa penuh. Pada
letak lintang, palpasi di daerah fundus akan terasa
kosong.
e. Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia
kehamilan, tangan kanan pemeriksa memegang perut ibu
sebelah kiri dan tangan kiri pemeriksa memegang perut
penderita sebelah kanan, janin ditengehkan dan tentukan
TFU kemudian ukur dengan metlin dari TFU ke atas
simpisis melewati pusat.

Perkiraaan tinggi fundus uteri berdasarkan usia


kehamilan: 0 minggu : ± 20 cm
4 minggu : ± 28 cm
2 minggu : ± 32 cm
6 minggu : ± 34 – 36 minggu

14. Melakukan pemeriksaan Leopold II


a. Ibu tidur terlentang dan diminta menekuk kedua lututnya
b. Kedua telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan
lakukan tekanan yang lembut tetapi cukup dalam untuk
meraba dari kedua sisi, Pemeriksa berdiri disebelah kanan
ibu, menghadap kepala ibu
c. Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah
sampai disamping kiri dan kanan umbilikus
d. Secara berlahan geser jari – jari dari satu sisi ke sisi lain
untuk menentukan pada sisi mana terletak punggung,
lengan dan kaki

11. Melakukan pemeriksaan Leopold III untuk


menentukan bagian janin yang berada pada bagian
terbawah.Cara melakukannya adalah:
a. Lutut ibu dalam keadaan fleksi
b. Tangan kanan pemeriksa meraba bagian bawah Rahim dan
dipegang kemudian sedikit digoyangkan untuk
menentukan bagian terbawah dari janin, tangan kiri
menahan fundus uteri
c. Tentukan bagian terbawah janin apakah sudah masuk apa
belum
d. Jika sudah masuk maka lakukan leopold IV, tetapi jika
belum masuk maka tidak di lakukan leopold IV.

12. Melakukan leopold IV untuk menentukan presentasi dan


engagement (sampai berapa jauh derajat desensus janin dan
mengetahui seberapa bagian kepala janin masuk kepintu atas
panggul). Cara melakukannya sebagai berikut:
a. Pemeriksa menghadap ke kaki ibu. Ibu diminta
meluruskan kakinya
b. Kedua tangan diletakkan pada kedua sisi bagian bawah
Rahim kemudian raba berapa jauh bagian terbawah janin
masuk PAP.
c. Kedua tangan pemeriksa bertemu di atas simpisis, berarti
bagian bawah janin belum masuk PAP
d. Bila kedua tangan sejajar berarti kepala janin sudah masuk
PAP
e. Atau dengan cara lain, tangan kanan pemeriksa ditaruh
diatas simphisis dan meraba bagian terendah dan
mengukur dengan jari bagian yang belum masuk PAP ( 1/5
SD 5/5 )
13. Tentukan letak punctum maksimum
14. Pemeriksaan denyut jantung janin
Denyut jantung janin menunjukkan status kesehatan dan
posisi janin terhadap ibu. Dengarkan denyut jantung janin
sejak kehamilan 20 minggu. jantung janin biasanya
berdenyut 120 – 160 kali permenit.
Peletakan funanduskup / dopler disesuaikan dengan letak
punggung janin, apakah pungung kanan (puka) atau punggung
kiri (Puki)
Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
a. Auskultasi detak jantung janin dengan menggunakan
fetoskop b . Detak jantung janin terdengar paling keras di daerah
punggung
c. Detak jantung janin dihitung selama 5 detik dilakukan
sebanyak 3 kali secara berurutan dan berselang 5 detik
d. Hasil pemeriksaan detak jantung janin 10 – 12 –10 berarti
frekuensi detak jantung janin
32 x 4 =128 kali per menit
e. Mendengarkan denyut jantung janin menggunakan
stetoscop leanec/dopler detak jantungjaninnormal 120 –160
kali permenit
15. Pemeriksaan punggung dibagian ginjal. Tepuk punggung
dibagian ginjal dengan sisi tangan yang dikepalkan. Bila ibu
merasa nyeri, mungkin terdapat gangguan pada ginjal atau
salurannya
16. Merapikan pakaian atas dan membuka pakaian bawah ibu
untuk melihat varises pada ekstremitas bawah kanan dan kiri.
Lihat dan raba bagian belakang betis dan paha, catat adanya
tonjolan kebiruan dari pembuluh darah.
17. pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah untuk memeriksa
adanya odema. Tempat yang paling mudah untuk pemeriksaan
adalah didaerah pretibia dan mata kaki. Dilakukan dengan
cara menekan jari selama beberapa detik. Apabila terjadi
cekung yang tidak lekas kembali berarti odema positif.
18. Melakukan pemeriksaan refleks lutut (patela) dengan
menggunakan hummer. Mintalah ibu duduk dengan tungkai
tergantung bebas. dengan menggunakan hummer ketuklah
tendon pada lutut bagian depan. Tungkai bawah akan bergerak
sedikit ketika tendon diketuk. Bila refleks lutut negatif
kemungkinan ibu mengalami kekurangan vitamin B1. Bila
gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini mungkin
merupakan tanda preeklamsia.
19. Mengatur posisi dorsal Recumbent pada ibu hamil, memasang
pengalas dibawah bokong ibu, kemudian perawat memakai
sarung tangan untuk melakukan vulva higiene. Vulva higiene
dilakukan dengan kapas kering yang dibasahi oleh cairan
DTT. Lakukan inspeksi terhadap genitalia luar ibu meliputi:
a. Varises
b. Perdarahan
c. Luka
d. Cairan yang keluar
e. Kelenjar bartolini, periksa apakah ada cairan yang keluar
atau ditemukan massa (bengkak)
20.Menerapkan komunikasi terapeutik selama
pemeriksaan 21.Memperhatikan keadaan ibu hamil selama
pemeriksaan

Tahap Terminasi
1. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada
tempatnya
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang telah
dilakukan
Dokumentasi
1. Mencatat hasil pemeriksaan fisik ibu hamil
2. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada klien
3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
BAB III
KEGIATAN PRAKTIKUM KIE IBU HAMIL

A. KIE PEMBERIAN TABLET FE


Zat besi penting untuk mengkompensasi peningkatan volume darah yang
terjadi selama kehamilan, dan untuk memastikan pertumbuhan dan
perkembangan janin yang adekuat. Kebutuhan zat besi selama kehamilan
mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan janin. Ibu hamil dapat
memenuhi kebutuhan zat besinya yang meningkat selama kehamilan dengan
meminum tablet tambah darah, dan dengan memastikan bahwa ia makan dengan
cukup dan seimbang.
Makanan yang banyak mengandung zat besi anatara lain daging, terutama
hati dan jeroan, aprikot, telur, polong kering, kacang tanah, kacang-kacangan,
dan sayur berdaun hijau.
Tanpa persediaan zat besi yang cukup ibu dapat menderita anemia. Ibu
yang anemia akan cenderung mengalami kelahiran prematur, jatuh sakit (karena
pertahanan yang lemah terhadap infeksi), BBLR, perdarahan pasca persalinan,
dan meninggal.
Untuk meningkatkan persediaan zat besi selama kehamilan, semua ibu
harus minum tablet tambah darah, paling sedikit 90 tablet. Ibu minum tablet
penambah darah setiap hari selama kehamilan.
Salah satu efek samping dari pengunaan zat besi adalah sembelit. Untuk
mencegah atau mengurangi sembelit, sebaiknya diimbangi dengan
mengkonsumsi makanan berserat, banyak minum air putih, dan senam setiap
hari.

B. KIE PADA IBU HAMIL


a. Ketidaknyamanan Pada Kehamilan
Ketidaknyamanan merupakan suatu proses yang alamiah dari seorang
wanita.
Ketidaknyamanan yang terjadi pada kehamilan trimester I adalah :
a) Sakit kepala
Penyebab :
1) Kontraksi, ketegangan otot, dan keletihan
2) Pengaruh hormon, tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler,
kongesti hidung, dinamika cairan saraf yang berubah dan alkalosis
pernapasan ringan.
Cara mencegah :
1) Biofeedback
2) Teknis relaksasi
3) Masase leher dan otot bahu
4) Istirahat
5) Mandi air hangat
Tanda bahaya:
1) Bila tambah parah/ terus berlanjut
2) Jika dibarengi dengan tekanan darah tinggi dan
proteinuria(preeklamsia)
3) Rasa mual dan muntah (morning sickness)
Penyebab yang persis tidak diketahui, kemungkinan disebabkan oleh hal-
hal berikut :
1) Tingkat HCG yang meningkat
2) Relaksasi otot-otot halus
3) Metabolisme : perubahan dalam metabolism karbohidrat
4) Keletihan
Cara pencegahan :
1) Hindari bau/ factor-factor penyebabnya
2) Makan biscuit kering di pagi hari
3) Makan sedikit-sedikit tapi sering
4) Duduk tegak setiap kali makan
5) Hindari makanan yang berminyak dan banyak bumbu
6) Bangun tidur secara perlahan dan jangan langsung bergerak
7) Istirahat
Tanda bahaya:
1) Tanda-tanda kurang gizi
2) Hiperemesis gravidarum
3) Pastikan tidak ada apendisitis, kolesistitis, dan pancreatitis
b) Mengidam
Sering dikaitkan dengan anemia akibat kekurangan gizi dan bisa merupakan
tradisi.
Cara mencegah :
1) Tidak perlu dikhawatirkan selama gizi tetap memadai
2) Bahaslah makanan yang dapat diterima yang mengandung gizi yang
diperlukan
Tanda bahaya:
1) Jika pertamabahan berat badan tidak memadai atau terjadi kekurangan
berat badan
2) Diikuti tanda-tanda gejala anemia karena kekurangan zat besi
3) Tanda-tanda kekurangan gizi
c) Keringat Bertambah
1) Kegiatan kelenjar apokrin meningkat kemungkinan akibat perubahan
hormonal
2) Kegiatan kelenjar eksokrin meningkat karena kegiatan kelenjar tiroid yang
meningkat
Cara mencegah:
1) Pakailah pakaian yang tipis dan longgar
2) Banyak minum
3) Mandi secara teratur
d) Kelelahan
Cara mencegah :
1) Hindari makanan yang menghasilkan gas
2) Mengunyah makanan secara sempurna
3) Senam secara teratur
e) Gatal- gatal
Kemungkinan karena hipersensitivitas terhadap antigen plasenta.
Tanda bahaya:
1) Pruritis gravidarum (intrahepatik kolestasis kehamilan) tanpa atau dengan
sakit kuning yang berkaiatan dengannya.
2) Jika dibarengi dengan mual muntah, sakit kuning dan kolestasis.
3) Tanda-tanda dermatosis lainnya.
f) Frekuensi kemih meningkat
Tekanan uterus atas kandung kemih.
Cara mencegah:
1) Penjelasan mengenai penyebabnya
2) Kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan untuk berkemih
3) Perbanyak minum pada siang hari
4) Kurangi minum mendekati waktu tidur pada malam hari untuk mencegah
nokturia.
Tanda bahaya:
1) Wanita hamil beresiko untuk terkena infeksi saluran kemih karena ginjal
dan kantong kemih berubah.
2) Dysuria
3) Oliguria
b. Tanda Bahaya Kehamilan
1) Perdarahan Per Vaginam
Perdarahan pada masa kehamilan yang patologis dibagi menjadi 2:
1) Perdarahan pada awal masa kehamilan.
Yaitu: perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22
minggu.
Perdarahan per vaginam dikatakan tidak normal bila ada tanda-tanda
berikut:
i. Keluar darah merah
ii. Perdarahan yang banyak
iii. Perdarahan dengan nyeri. Perdarahan semacam ini perlu dicurigai
terjadinya abortus, kehamilan ektopik, atau kehamilan mola.
2) Perdarahan pada kehamilan lanjut
Yaitu perdarahan yang terjadi pada kehamilan setelah 22 minggu
sampai sebelum persalinan.
Perdarahan tidak normal bila terdapat tanda-tanda berikut ini:
i. Keluar darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan
ii. Perdarahan banyak kadang-kadang/ tidak terus menerus
iii. Perdarahan disertai nyeri
2) Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah
sebagai berikut:
i. Sakit kepala yang hebat
ii. Sakit kepala yang menetap
iii. Tidak hilang dengan istirahat
3) Masalah Penglihatan/ Pandangan Kabur
Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam
jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya penglihatan kabur
atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), dan berkunang-kunang.
Selain itu adanya skotoma, diplopia, dan ambiliopia merupakan tanda-
tanda adanya preeklamsia berat yang mengarah kepada eklamsia. Hal
ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat
penglihatan di korteks serebri atau didalam retina. Perubahan
penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat.
4) Bengkak Pada Muka Dan Tangan
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal
pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan
kaki. Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius apabila
ditandai dengan tanda-tanda berikut ini:
i. Jika muncul pada muka dan tangan
ii. Bengkak tidak hilang setelah beristirahat
iii. Bengkak disertai keluhan fisik lainnya, seperti sakit kepala yang
hebat, pandangan mata kabur dan lain-lain.
5) Nyeri Perut Yang Hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal
adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan
masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat,
menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat.
6) Gerakan Bayi Yang Berkurang
Menilai gerakan janin yang berkurang dapat dilakukan dengan metode
Perhitungan Gerakan Janin oleh Cardiff Count to ten:
i. Menghitung sekali dalam sehari
ii. Buat standar perhitungan pada waktu yang sama, contoh : tiap jam
8 pagi atau tanyakan kepada ibu hamil untuk memilih waktu yang
dipunyai dan ketika janin biasanya aktif.
iii. Catat berapa lama yang dibutuhkan untuk mencapai 10 gerakan
iv. Harus ada 10 gerakan dalam 10 jam
v. Jika kurang dari 10 gerakan dalam 10 jam atau terjadi peningkatan
waktu untuk mencapai 10 gerakan atau tidak ada gerakan dalam 10
jam, maka uji NST secepatnya.

E. SKENARIO KASUS
Ny. Wulandari usia 25 tahun G2P1AOH1 datang ke polindes dengan ingin
melakukan kunjungan ulang kehamilan dengan keluhan selalu pusing,sering
BAK serta merasa takut menghadapi TM III.Ny Wulandari telah dianamnesa
dan pemeriksaan fisik oleh bidan.Hasil lab menunjukkan HB 10 g/dl

C. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan KIE secara lengkap terhadap pasien.
D. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

KIE IBU HAMIL

Pengertian Suatu proses penyampaian informasi antara bidan dengan klien atau
keluarga klien yang dilakukan secara sistematis untuk memberikan
kesempatan kepada klien atau keluarga klien dan membantu
meningkatkan pengetahuan
Tujuan Untuk mendorong terjadinya proses perubahan perilaku kearah yang
positif, peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik pada klien
Persiapan lembar balik
Alat/Bahan
Prosedur Tahap Persiapan
Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan

Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman

Tahap Kerja
KIE Tablet FE ( Zat besi )
1. Menanyakan keluhan ibu saat ini
2. Menyakan riwayat kehamilan dan persalinan yang dapat
menyebabkan permasalahan ibu saat ini( anemia pada waktu
kehamilan, persalinan yang lama atau perdarahan saat persalinan
)
3. Menjelaskan kondisi / permasalahan klien yang kekurangan zat
besi(berdasarkaan keluhan yang ibu rasakan ibu mengalami
anemia )
4. Menjelaskan pengertian zat besi, zat besi adalah suatu suplemen
penambah darah yang sangat dibutuhkan oleh ibu nifas guna
mencegah terjadinya anemia selama nifas
5. Menjelaskan kegunaan zat besi adalah suplemen penambah
darah dan selama nifas ibu wajib mengkonsumsi tablet zat besi
guna mencegah timbulnya anemia)
6. Menjelaskan tablet yang mengandung zat besi
7. Menjelaskan kebutuhan/ dosis perhari dalam mengkonsumsi
tablet zat besi yaitu 1x/hari atau jika keadaannya memungkinkan
bisa menambah dosis menjadi 2x per hari “ jika kondisi Hb jauh
dari normal
8. Menjelaskan kebutuhan / dosis selama nifas yaitu 1x perhari dan
minimal 40 tablet selama nifas ( bu, selama nifas / 40 hari ibu
harus minum semua tablet tambah darah yang sudah diberikan
oleh bidan
9. Menjelaskan waktu minum tablet zat besi( ibu sebaiknya minum
tablet zat besi ini pada waktu malam hari menjelang tidur, karena
untuk mengurangi efek mual yang akan timbul setelah ibu
meminumnya.jika ibu minum pada waktu pagi hari maka ibu
akan mual muntah karena salah satu efeknya menimbulkan rasa
eneg )
10. Menjelaskan cara minum tablet zat besi/ penyimpanan tablet zat
besi yaitu diminum dengan menggunakan air jeruk atau air putih
karena akan membantu proses penyerapan zat besi. Jangan
diminum dengan menggunakan air susu, kopi dan teh karena
akan menghambat proses penyerapan zat besi di dalam tubuh )
dan menyimpannya dengan benar
11. Menjelaskan efek samping tablet zat besi kepada klien secara
lengkap yaitu efek yang akan timbul adalah rasa eneg/ mual,
konstipasi atau susah buang air besar dan warna tinja akan
berubah menjadi hitam kecoklatan
12. Menjelaskan bahan makanan yang mengandung zat besi yaitu
sayuran yang berwarna hijau yaitu bayam, kangkung, daun
singkong, pete, hati, kuning telur, dan daging yang berwarna
merah
13. Menjelaskan bahan makanan yang membantu penyerapan zat
besi (Vit C, B 12 ) yaitu makanan yang mengandung vit C :
jeruk, sayuran hijau, kentang . dan makanan yang mengandung
B 12 : hati, ginjal, telur, susu, ikan, keju dan daging
14. Menjelaskan bahan makanan yang menghambat penyerapan zat
besi ( teh, kopi, susu ) yaitu Teh, Kopi, Susu Menghambat
Penyerapan Zat Besi dalam Tubuh, disarankan untuk tidak
meminumnya setelah makan. minum teh, kopi dan susu setelah
makan dapat menyebabkan hambatan penyerapan zat besi
dalam tubuh hingga 80 %. Padahal, zat besi sangat dibutuhkan
dalam upaya pertumbuhan kualitas tubuh manusia )
15. Menjelaskan cara mengolah makanan sehingga zat besi yang
terkandung didalamnya tidak banyak yang hilang yaitu
sebelum di masak sayuran dicuci baru dipotong sesuai ukuran
yang diinginkan. Jangan merendam sayuran yang telah
dipotong, karena vitamin C mudah larut di dalam air. Hindari
memotong sayuran terlalu kecil karena ukuran kecil juga
menyebabkan mudah terjadi proses pengoksidaan vitamin
terutama vitamin C. Jangan memasak sayuran terlampau
masak.
16. Melakukan evaluasi

KIE KETIDAK NYAMANAN SAAT HAMIL


1. Menggali permasalahan yang dikeluhakan pasien. Menanyakan
keluahan yang dirasakan saat ini
2. Mengklarifisakinan masalah yang dikeluarkan pasien
membahas dan menemukan solusi dari keluhan yang dialami
pasien
- Menjelaskan penyebab keluhan
- Cara meringankannya
- Tanda bahaya yang muncul
3. Menjelaskan pada pasien bahwa keluhan yang dirasakan
merupakan keluhan fisiologi yang muncul dalam masa
kehamilan
Memberikan kesempatan pada pasien untuk menanyakan
kembali berbagai hal yang belum dipahami dan mengungkapkan
pendapatnya
4. Melakukan evaluasi pada pasien untuk mengukur tingkat
pemahaman dari konseling yang telah diberikan
5. Menyimpulkan materi konseling dengan pasien
6. Membuat janji pertemuan sebagai bentuk follow up
7. Menyebutkan tanda bahaya kehamilan
8. Menjelaskan tanda tanda perdarahan pervaginam dalam
kehamilan dan pengaruhnya terhadap kehamilan
9. Menjelaskan tentang sakit kepala yang hebat, menetap yang
tidak hilang dan pengaruhnya terhadap kehamilan
10. Menjelaskan tentang masalah penglihatan atau pandangan kabur
atau terbayang pada kehamilan
11. Menjelaskan adanya nyeri abdomen yang hebat dan
pengaruhnya terhadapkehamilan
12. Menjelaskan adanya bengkak pada muka dan tangan dan
pengaruhnya terhadap kehamilan
13. Menjelaskan adanya bayi kurang bergerak seperti biasa dan
pengaruhnya terhadap kehamilan
14. Menjelaskan untuk segera datang ke klinik jika mengalami
tanda tanda bahaya kehamilan
15. Menanyakan pada ibu apakah pernah mengalami tanda tanda
bahaya tersebut
16. Menjelaskan kembali tanda bahaya kehamilan yang telah
diterangkan
Tahap Terminasi
1. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada
tempatnya
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang telah
dilakukan

Dokumentasi
Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
BAB IV
PRAKTIKUM HB SAHLI
A. PEMERIKSAAN HB SAHLI
Dalam kehamilan normal akan terjadi penurunan kadar Hb, kadar Hb
terendah terjadi pada sekitar umur kehamilan 30 minggu. Oleh karena itu
pemeriksaan Hb harus dilakukan pada kehamilan dini untuk melihat data awal,
kemudian diulang sekitar usia kehamilan 30 minggu. Pengklasifikasian menurut
Manuaba, 2001 :
a. Tidak anemia : Hb>11 gr%
b. Anemia ringan : Hb 9-10,5 gr%
c. Anemia sedang Hb 7-8 gr%
d. Anemia berat Hb <7 gr%
Apabila terjadi anemia ringan, sebab yang sering adalah defisiensi besi dan dapat
diobati secara efektif dengan suplemen besi. Nasehat gizi untuk ibu hamil saat
meminum tablet Fe adalah menghindari tembakau, kopi, dan teh, serta
mengkonsumsi makanan yang kaya protein dan vitamin C.

B. SKENARIO KASUS
Ny. Wulandari usia 25 tahun G2P1AOH1 datang ke polindes dengan ingin
melakukan kunjungan ulang kehamilan dengan keluhan selalu pusing,sering
BAK serta merasa takut menghadapi TM III.Ny Wulandari telah dianamnesa
dan pemeriksaan fisik oleh bidan. Hasil pemeriksaan fisik diketahui
konjungtiva pucat dan muka pucat

C. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan pemeriksaan penunjang HB sahli terhadap pasien.
D. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN HB IBU HAMIL

Pengertian Tindakan yang di lakukan pada klien untuk mengetahui kadar Hb


dalam darah. Hemoglobin oleh asam klorida diubah menjadi hematin
asam yang berwarna coklat tua. Penambahan aquadest sampai
warnanya sama dengan standart warna, kadar Hb dibaca
dalam satuan gram/dl.
Tujuan 1. Guna mengetahui kadar hemoglobin didalam darah.
2. Menetapkan kadar hemoglobin dalam darah

Persiapan 1. Hemoglobinometer (hemometer), Sahli terdiri dari :


Alat/Bahan 2. Gelas berwarna sebagai warna standard
3. Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 sampai
dengan 22. Skala merah untuk hematokrit.
4. Pengaduk dari gelas
5. Pipet Sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume
20/ul
6. Pipet pasteur.
7. Kertas saring/tissue/kain kassa kering
8. Reagen
o Larutan HCL 0,1 N
o Aquades

Prosedur Tahap Persiapan


Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan

Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman
Tahap Kerja
1. Cuci tangan dan memakai handscoon
2. Beri tahu ibu
3. Persilahkan ibu duduk
4. Masukkan kira-kira 5 tetes (angka 2) hcl 0,1% ke dalam tabung
pengencer hemometer
5. Isaplah darah dengan pipet hemoglobin sampai garis tanda 20ul
6. Hapuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet.
7. Segera alirkan darah dan pipet ke dalam dasar tabung pengencer
yang berisi Hcl itu. Hati- hati jangan sampai terjadi gelembung
udara
8. Angkatlah pipet itu sedikit, lalu isap Hcl yang jernih itu ke dalam
pipet 2/3 kali untuk membersihkan daerah yang masih tertinggal
di pipet.
9. Campurkan isi tabung itu supaya darah dan asam hcl homogeny,
warna campuran menjadi coklat tua
10. Tambahkan aquades setetes demi setetes, tiap kali diaduk dengan
batang pengaduk yang tersedia. Persamaan warna campuran dan
batang standart harus dicapai dalam waktu 3-5 menit. Setelah saat
darah dan hcl dicampur. Pada usaha mempersamakan warna
hendaknya tabung di putar demikian sehingga garis bagi tidak
terlihat
11. Bacalah kadar hemoglobin dengan satuan gram/dl darah
12. Bersihkan dan rapikan alat
Tahap Terminasi
1. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada tempatnya
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang telah
dilakukan
BAB V
KEGIATAN PRAKTIKUM PROTEIN URIN

A. PEMERIKSAAN PROTEIN URINE


Pemeriksaan protein urine merupakan salah satu jenis pemeriksaan
laboratorium pada ibu hamil untuk mengetahui fungsi ginjal. Apabila ginjal
berfungsi dengan normal, maka tidak akan terdapat protein dalam urine ibu
hamil. Adanya protein dalam urine dapat dikarenakan : makanan yang
dikonsumsi oleh ibu hamil, ibu mempunyai infeksi saluran kencing/ urine
terkontaminasi dengan darah atau air ketuban, ataupun mengindikasikan adanya
preeklamsi baik ringan maupun berat yang dapat mengarah pada keadaan
eklamsi.
Preeklamsi sering kali menyebabkan masalah dalam kehamilan maupun
persalinan dan terkadang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi jika
tidak segera diantisipasi. Pemeriksaan ini menggunakan asam asetat 6 % atau
asam sulfo salisilat 20% karena sifatnya dapat mengikat protein. Prinsipnya
terjadi endapan urine jika direaksikan dengan asam asetat atau asam sulfo
salisilat.
Hasil pemeriksaan dapat dianalisis sebagai berikut :
1. Negatif (-) : Urine tidak keruh
2. Positif (+) : Terjadi kekeruhan ringan
3. Positif 2(++) : Kekeruhan mudah di lihat dan ada endapan halus
4. Positif 3 (+++) : Urine lebih keruh ada endapan yang lebih jelas dan terlihat
5. Positif 4(++++) : Urine sangat keruh dan disertai endapan menggumpal

C. SKENARIO KASUS
Ny. Wulandari usia 25 tahun G2P1AOH1 datang ke polindes dengan ingin
melakukan kunjungan ulang kehamilan dengan keluhan selalu pusing. Ny
Wulandari telah di anamnesa dan di periksa oleh bidan dan hasil pemeriksaan
tekanan darah 140/90 mmhg dan palpasi kaki odema
C. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan pemeriksaan penunjang protein urin terhadap klien.
D. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN PROTEIN URIN

Pengertian Tes protein urine adalah pemeriksaan pada sampel urine untuk mengetahui
ada/tidaknya protein dalam urine. Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan
penyaring dalam urinalisis.
Tujuan Tujuan dari tes ini adalah untuk mendiagnostik ada atau tidaknya protein di
dalam urine.

Persiapan 1. Tabung reaksi beserta rak


Alat/Bahan 2. Alat pembakar
3. Penjepit tabung
4. Pipet / spuit
5. Urin dalam tempatnya
6. Larutan asam sulfat salisilat 20%
7. Larutan asam asetat 5%

Prosedur Tahap Persiapan


Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan

Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman (duduk atau
berbaring)

Tahap Kerja
1. Pasang sampiran, dekatkan alat yang sudah disiapkan
2. Cuci tangan (sabun, sikat,cuci dan keringkan)
3. Masukkan urin kedalam 2 tabung reaksi masing - masing 2 ml ( 1 tabung
sebagai pembanding )
4. Menyalakan lampu spirtus
5. Memanaskan tabung sampai mendidih berjarak 2-3 cm membentuk sudut
45 derajat
6. Arahkan tabung yang dipanaskan ketempat yang kosong
7. Bila urin yang dipanaskan keruh tanbahkan 4 tetes asam asetat 6% dan
bila kekeruhan hilang maka menunjukkan hasil yang negative
8. Jika urin tetap keruh maka panaskan sekali lagi dan bandingkan hasilnya
9. Bila setelah diapanaskan urin tetap keruh maka hasilnya positif dan baca
hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan dapat dianalisis sebagai berikut :
Negatif (-) : Urine tidak keruh
Positif (+) : Terjadi kekeruhan ringan
Positif 2(++) : Kekeruhan mudah di lihat dan ada endapan halus
Positif 3 (+++) : Urine lebih keruh ada endapan yang lebih jelas dan
terlihat
Positif 4(++++) : Urine sangat keruh dan disertai endapan
menggumpal

Tahap Terminasi
1. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada tempatnya
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang telah
dilakukan

Dokumentasi
1. Mencatat hasil, tanggal dan waktu
2. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada klien
3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
BAB VI
KEGIATAN PRAKTIKUM REDUKSI URIN

A. PEMERIKSAAN GLUKOSA URINE ( URINE REDUKSI)


Diabetes Mellitus (DM) dalam kehamilan (Gestational DM/ GDM) adalah
kehamilan normal yang disertai dengan peningkatan insulin resistence. Faktor
rsiko GDM adalah riwayat keluarga DM, kegemukan, glukosuria. GDM
meningkatkan mordibitas neonatus misal hiploglikemia, ikterus, polisitemia,
makrosomia. Pemeriksaan GDM bisa dilakukan dengan pemerikaaan glukosa
urine. Prinsip pemeriksaan glukosa urine adalah glukosa dapat mereduksi ion
cupri dalam larutan alkalis menyebabkan perubahan warna dari hijau menjadi
merah. Untuk pemeriksaan ini sebaiknya pasien tidak mengkonsumsi obat seperti
vitamin C, salisilat, streptomisin karena akan mempengaruhi hasil positif palsu.
Hasil pemeriksaan dapat dianalisis sebagai berikut :
1. Negatif (-) : warna tetap biru/kehijauan
2. Positif (+) : warna hijau kekuning-kuningan
3. Positif 2 (++) : warna kuning kehijauan dan keruh
4. Positif 3 (+++) : warna jingga dan keruh
5. Positif 4 (++++) : warna merah bata keruh

B. SKENARIO KASUS
Ny. Wulandari usia 25 tahun G2P1AOH1 datang ke polindes dengan ingin
melakukan kunjungan ulang kehamilan dengan keluhan selalu pusing. Ny
Wulandari telah di anamnesa dan di periksa oleh bidan dan hasil pemeriksaan
tekanan darah 140/90 mmhg dan palpasi kaki odema. Setelah di lakukan
pemeriksaan fisik maka bidan melakukan pemeriksaan penunjang

C. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan pemeriksaan penunjang urin reduksi terhadap klien.
D. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN REDUKSI URIN

Pengertian Tes reduksi urine adalah pemeriksaan pada sampel urine untuk mengetahui
ada/tidaknya kadar glukosa melebihi ambang batas dalam urine.
Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan penyaring dalam urinalisis.
Tujuan Tujuan dari tes ini adalah untuk mendiagnostik ada diabetes gestasional
pada kehamilan
Persiapan 1. Tabung reaksi beserta rak
Alat/Bahan 2. Alat pembakar
3. Penjepit tabung
4. Pipet / spuit
5. Urin dalam tempatnya
6. Larutan fehling AB
7. Larutan benedict

Prosedur Tahap Persiapan


Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan

Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman (duduk atau
berbaring)

MENGGUNAKAN LARUTAN BENEDICT


Tahap Kerja
1. Siapkan alat
2. Cuci tangan (sabun, sikat,cuci dan keringkan)
3. Masukkan 2,5cc reagen benedict kedlm tabung reaksi
4. Tambahkan urine 4 tetes
5. Panaskan dalam air mendidih 5 menit atau dengan api spiritus 2 menit,
jaga jangan sampai mendidih
6. Angkat tabung dan baca hasilnya
 Negatif : tetap biru atau kehijauan
 Positif +: hijau kekuningan keruh
 Positif ++: kuning keruh
 Positif +++: Jingga atau lumpur keruh
 Positif ++++: Merah bata keruh

MENGGUNAKAN LARUTAN FEHLING


1. Disiapkan alat dan bahan
2. Cuci tangan
4. Masukkan reagen fehling A sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi.
5. Tambahkan reagen fehling B sebanyak 2 ml dan urine sebanyak 1 ml,
campur sampai homogen.
6. Panaskan sampai mendidih selama 2 menit.
7. Baca hasil pemeriksaan reduksi urine secara semi kuantitatif :
(-) tidak terjadi perubahan warna / tetap biru jernih (kadar glukosa
<0,5%)
(+1) terjadi warna hijau kekuningan (kadar glukosa 0,5% – 1%)
(+2) terjadi warna kuning keruh (kadar glukosa 1% – 1,5%)
(+3) terjadi warna jingga / lumpur keruh (kadar glukosa 2% – 3,5%)
(+4) terjadi warna merah bata (kadar glukosa >3,5%)
Nilai Normal : tidak terjadi perubahan warna / tetap biru jernih

Tahap Terminasi
4. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada tempatnya
5. Mencuci tangan
6. Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang telah
dilakukan

Dokumentasi
4. Mencatat hasil, tanggal dan waktu
5. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada klien
6. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
BAB VII
KEGIATAN PRAKTIKUM SENAM HAMIL

A. SENAM HAMIL
Menurut Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO, tahun 2003 pengaruh dari
peningkatan esterogen, progesteron, dan elastin dalam kehamilan menyebabkan
melemahnya jaringan ikat dan ketidak seimnbangan persendian.
Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan adalah :
1. Peregangan otot-otot
2. Pelunakan ligamen-ligamen
3. Pelonggaran persendian-persendian
Area yang paling dipengaruhi oleh perubahan- perubahan fisik tersebut adalah :
1. Tulang belakang
2. Otot-otot abdomal (meregang)
3. Otot dasar panggul (menahan berat beban dan tekanan uterus)

a. PENGERTIAN

Senam hamil ialah suatu bentuk latihan guna memperkuat dan


mempertahankan elastisitas dinding perut, ligament-ligament, otot-otot dasar
panggul yang berhubungan dengan proses persalinan. Selain itu senam hamil
juga merupakan terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik
ataupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan
(Mochtar, 2006).
Senam hamil merupakan suatu usaha untuk mencapai kondisi yang optimal
dalam mempersiapkan proses persalinan dengan cara dirancang latihan-latihan
bagi ibu hamil (Maryuni & Sukaryati, 2011).

b. ALASAN SENAM HAMIL ALASAN SENAM HAMIL


Senam hamil sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil, dengan alasan antara lain
sebagai berikut :
1) Senam hamil merupakan salah satu cara untuk membuat ibu hamil nyaman
dan mudah dalam persalinan.
2) Senam hamil mengakibatkan peningkatan kadar norepineprin di dalam otak,
sehingga meningkatkan daya kerja dan mengurangi rasa tegang.

c. MANFAAT ATAU TUJUAN SENAM HAMIL


Berikut ini adalah beberapa manfaat atau tujuan senam hamil, antar lain :
1) Menyesuaikan tubuh agar lebih baik dalam menyangga beban kehamilan.
2) Memperkuat otot untuk menopang tekanan tambahan.
3) Membangun daya tahan tubuh.
4) Memperbaiki sirkulasi dan respirasi.
5)Menyesuaikan dengan adanya pertambahan berat badan dan perubahan
keseimbangan.
6) Meredakan ketegangan dan membantu relaks.
7) Membentuk kebiasaan bernafas yang baik.
8) Memperoleh kepercayaan dan sikap mental yag baik.

d. KONTRA INDIKASI SENAM HAMIL


Ada kriteria ibu hamil yang tidak diperkenankan untuk mengikuti latihan
senam hamil. Ibu hamil tersebut adalah ibu hamil dengan :
1) Preeklamsia
2) KPD (Ketuban Pecah Dini)
3) Perdarahan trimester II dan trimester III
4) Kemungkinan lahir prematur
5) Diabetes
6) Animea
7) Thyroid
8) Aritmia, palpitasi
9) Riwayat perdarahan
10) Penurunan dan kenaikan BB berlebihan.
e. PETUNJUK SENAM HAMIL SECARA RINGKAS
1) Konsultasi/pemeriksaan kesehatan
3) Ruangan nyaman, pakaian yang sesuai
4) Sesuaikan intensitas senam, bertahap, batas kemampuan
5) Minum
6) Lakukan secara teratur
7) Lakukan pemanasan dan pendinginan
8) Jangan menahan nafas selama latihan
9) Hentikan bila timbul keluhan
10) Bila dilakukan di Rumah Sakit, senam hamil dipandu dan terdapat sosialisi.

f. MANFAAT SENAM HAMIL SECARA TERATUR DAN TERUKUR


MENURUT
1) Memperbaiki sirkulasi
2) Mengurangi pembengkakan
3) Perbaiki keseimbangan otot
4)Mengurangi resiko gangguan gastro intestinal, termasuk sembelit.
5) Mengurangi kram atau kejang kaki
6) Menguatkan otot perut
7) Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan.

G. DAMPAK SENAM HAMIL


1) Pada saat gerakan paha bagian dalam dan panggul bawah tidak dilakukan
maka yang terjadi terhadap proses persalinan akan lama karena ligamentum
panggul tidak meregang dan otot paha dalam memendek dan lutut kaku.
2) Pada gerakan panggul Jika pinggang dan panggul kaku maka akan sukar
bergerak saat hamil tua dan bayi akan terasa berat untuk dibawa, sering sakit
pinggang karena otot punggung bawah dan abdomen tidak kuat dan kurang
lentur.
3) Gerakan pada bagian atas panggul Jika pada bagian atas tubuh tidak terjadi
kelenturan maka akan dapat terjadi sakit dan nyeri pada bahu dan lengan
karena otot-otot tidak kuat dan tegang sehingga terjadi ketegangan pada leher
dan bahu.
4) Gerakan pada bagian bawah tubuh Bila gerakan ini tidak dilakukan maka
abdomen, punggung, dan otot pantat akan lemah dan punggung mudah sakit.
5) Pada saat melahirkan Jika tubuh jarang atau tidak pernah senam hamil maka
tubuh bisa kaku dan pada saat melahirkan tidak mampu untuk mengambil
posisi yang benar sehingga proses persalinan kurang lancar (Gill Thorm,
2002)
6) Mengatur pernafasan Jika tidak dapat mengatur pernafasan maka akan
menghambat proses persalinan sehingga bisa berlangsung lama dari
seharusnya kemudian hal tersebut akan mengganggu suplai darah dan
oksigen ke otak janin sehingga dapat menyebabkan rusaknya sel-sel otak
pada janin dan akhirnya berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak.
Salah satu cara memaksimalkan fungsi plasenta dan juga memperlancar
proses persalinan ialah dengan senam hamil karena pengaruh senam hamil
membantu ibu-ibu agar dapat melahirkan dengan baik dan membantu suplai
makanan ke janin.
B. SKENARIO KASUS
10 ibu hamil datang ke polindes desa Ronowijayan dalam rangka kelas ibu
hamil. Selanjutnya kegiatan adalah pelatihan senam hamil bagi ibu – ibu
dengan UK TM 3

C. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan sebagai instruktur senam bagi ibu hamil.
D. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

SENAM HAMIL

Pengertian Senam yang dilakukan pada ibu hamil TM II, III


Tujuan membantu memperbaiki sirkulasi darah, untuk mengimbangi dan
menyesuaikan diri dengan pertumbuhan janinnya. Selain itu juga untuk
mempersiapkan dirinya, baik persiapan fisik maupun persiapan mental
untuk menghadapi dan mempersiapkan persalinan yang cepat, aman,
dan spontan
Persiapan Mataras dan bantal
Alat/Bahan
Prosedur Tahap Persiapan
Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan

Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Memberi tahu ibu senam akan dimulai
4. Mengatur lingkungan sekitar klien

Tahap Kerja

Pelaksanaan
PERTEMUAN PERTAMA
1. Mengangkat ujung kaki
2. mengangkat ujung kaki secara berulang ulang secara hitungan
yang diberikan (8x hitungan)
3. Menekukkan telapak kaki
4. tekukkan telapak kaki keatas sepenuhnya begitu juga kebawah
(8x hitungan)
5. Cara tidur yang nyaman
6. Posisi tidur miring kekanan, dengan kepala ditopang tangan
atau bantal, kaki dibawah lurus, kaki atas ditekuk, tarik nafas
dan hembuskan lewat mulut. Masing-masing 8x.
7. Duduk bersila
8. Dengan posisi seperti ini, tundukan kepala dan angkat kepala
sambil menarik nafas, kemudian mengembuskannya.
Lanjutkan dengan menaikan bahu kemudian menurunkannya
kembali.Lakukan gerakan 8x hitungan.
PERTEMUAN KEDUA
Duduk bersila
1. dilakukan gerakan pemanasan dengan menggerakan kepala
menengok kekanan dan kekiri, miring kekanan dan kekiri.
Sesudah itu tundukan kepala dan angkat kepala sambil
menarik nafas, kemudian mengembuskannya. Lanjutkan
dengan menaikan bahu kemudian menurunkannya kembali.
Lakukan gerakan 8x hitungan.
2. Memutar Lengan Dan Mengencangkan Payudara
3. Letakan jari-tangan dibahu. Meletakan dua lengan mejepit :
Kedua payudara dan mengangkat payudara ke atas dengan
kedua
siku tersebut. Lakukan gerakan ini dengan memutar lengan.
Lepas perlahan-lahan kemudian lanjutkan dengan
mengangkat kedua siku keatas dan kembali ke posisi
semula lakukan gerakan 8x.
4. Gerakan Relaksasi
5. Posisi tidur miring kekanan, dengan kepala ditopang tangan
atau bantal, kaki dibawah lurus, kaki atas ditekuk, tarik
nafas dan hembuskan lewat mulut.
6. Lakukan gerakan dengan mengangkat kaki atas setinggi
pinggul, kemudian turunkan, lanjutkan dengan mengangkat
kaki atas, tekuk ke arah perut dengan kaki bawah sejajar,
luruskan dan kembali keposisi semula, ulangi semua
gerakan dengan posisi miring kekiri masing-masing 8x.
7. Gerakan Pergerakan Kaki Dan Menganyuh
8. Posisi tubuh terlentang. Kedua kaki lurus tekanlah jari-jari
kaki lurus ke bawah dan tekuk keatas kembali. Putar
pergelangan kaki dari arah kanan kekiri dan sebaliknya.
Lanjutkan pergerakan dengan kaki seolah-olah mengayuh
sepeda dengan kedua tangan disisi samping untuk
menahan. Lakukan gerakan masing-masing 8x.
9. Mengangkat Panggul
10. Posisi tidur terlentang dengan kedua kaki ditekuk. Kedua
tangan diletakan disamping untuk menahan badan. Tarik
napas, tahan sambil mengencangkan otot panggul, tahan
beberapa detik, lalu kembali keposisi semula sambil
menghembuskan napas. Lakukan gerakan 8x.
11. Latihan Membran
12. Posisi tidur terlentang, rangkul paha dengan tangan sampai
siku. Lakukan dengan posisi miring kekiri dan kenan
lanjutkan dengan posisi terlentang dan merangkul kedua
paha dengan lengan sampai siku. Sambil menarik napas
angkat kepala, pandangan keperut lalu hembuskan napas
lanjutkan dengan pergelangan kaki. Lakukan 8x.
13. Melenturkan Punggung
14. Posisi merangkak, bahu sejajar dengan kedua lengan
dibuka sejajar. Dengan membuka kaki, angkat punggung
dan tundukan kepala, sambil menarik napas tahan beberapa
detik kemudian kembali ke posisi semula, pada posisi
kembali otot punggung rileks. Ulangi gerakan sampai 8x
15. Gerakan Anti Sungsang
16. Posisi menungging. Tangan rileks disamping tubuh dan
kedua kaki terbuka, ditekuk sejajar bahu. Letakan kepala
dikedua tangan, turunkan dada perlahan-lahan sampai
menyentuh kasur, kepala menolek ke samping kiri atau
kanan. Letakan siku diatas kasur, geser sejauh mungkin dan
tubuh kesamping. Ulangi gerakan sampai 8x.
Konseling
1. Anjurkan ibu melakukan senam hamil di rumah dan
memakan makanan begizi serta minum susu ibu hamil

Tahap Terminasi
2. Merapikan ibu dan membereskan alat
3. Mencuci tangan
4. Melakukan evaluasi tentang kegiatan yang telah dilakukan

Dokumentasi
1. ucapkan salam dan terima kasih
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
BAB VIII
KEGIATAN PRAKTIKUM IMUNISASI TETANUS

A. IMUNISASI TT

Imunisasi TT diberikan segera setelah dinyatakan hamil dengan tujuan


memberikan kekebalan pada ibu dan mencegah tetanus neonatorum pada bayi
yang akan dilahirkan. Setiap ibu hamil minimal harus mendapat 2 kali imunisasi
TT (pertama saat kunjungan awal antenatal dan kedua pada 4minggu kemudian).
Dosis kedua harus diberikan minimal 2 minggu sebelum kelahiran. Imunisasi TT
diberikan secara suntikan intra muskular (dalam otot) dengan dosis 0,5 cc.

B. SKENARIO KASUS
Ny Dian usia 25 th G1POA0H0 uk 18 minggu datang ke PMB untuk
kunjungan periksa hamil,Ny Dian mengatakan belum di suntuik TTsaat hamil,
saat kecil belum pernah di suntik TT dan sebelum menikah pernah di suntik TT

C. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan injeksi TT.

D. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

INJEKSI TT

Pengertian Melaksanakan suntikan TT untuk pemberian kekebalan aktif


terhadap tetanus.
Tujuan sebagai satu upaya pencegahan penyakit Tetanus.

Persiapan 1. Spuit 3 cc
alat/bahan 2. Vaksin
3. Bengkok
4. Kapas alcohol di tempatnya
5. Bak instrument
6. Baki
7. Sampah medis
8. Sampah non medis
9. Savety box
Prosedur Tahap Persiapan
Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan

Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Memberi tahu ibu senam akan dimulai
4. Mengatur lingkungan sekitar klien

Tahap Kerja

1. Persilahkan pasien duduk


2. Oleskan kapas steril pada lengan kiri bagian atas
3. Suntik pada lengan kiri bagian atas secara intra musculer
4. Olesi bekas suntikan dengan kapas steril
5. Buang jarum bekas suntikan ke dalam kotak
6. Persilahkan pasien menunggu 15 menit dan jika tidak terjadi
efek samping pasien boleh pulang
7. Catat pada buku status dan KMS ibu hamil

Tahap Terminasi
1. Merapikan ibu dan membereskan alat
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi tentang kegiatan yang telah dilakukan

Dokumentasi
1. ucapkan salam dan terima kasih
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
BAB IX
KEGIATAN PRAKTIKUM PERAWATAN PAYUDARA IBU HAMIL

A. PERAWATAN PAYUDARA IBU HAMIL


Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan semasa ibu hamil usia 7-9
bulan (Depkes, 1991). Perawatan payudara merupakan suatu tindakan untuk
merawat payudara terutama pada masa kehamilan dan menyusui untuk
memperlancar pengeluaran ASI. Selama kehamilan payudara harus dipersiapkan
untuk fungsi uniknya dalam menghasilkan ASI bagi bayi neonatus segera setelah
lahir. Karena payudara mungkin meningkat beratnya lebih dari 1 pound, BH yang
dapat menyangga payudara dengan baik digunakan untuk perlindungan sejak
kehamilan 6-8 minggu terjadi perubahan pada payudara berupa pembesaran
payudara, terasa lebih padat, kencang, sakit dan tampak jelas gambaran pembuluh
darah dipermukaan kulit bertambah serta melebar. Kelenjar-kelenjar motgomer
daerah areola tampak lebih nyata dan menonjol (Hamilton, 2005).

Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa


menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satu penghasil ASI yang
merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini
mungkin (Anwar, 2008). Perawatan payudara saat hamil bisa dilakukan dengan
cara sederhana, dan dilakukan di rumah,

B. TUJUAN DAN PRINSIP PERAWATAN PAYUDARA

Tujuan:
• Memelihara kebersihan payudara agar terhindar dari infeksi
• Melenturkan dan menguatkan puting susu sehinggaputing tidak mudah lecet dan
bayi mudah menyusu
• Mengeluarkan puting susu yang masuk kedalam atau datar
• Mempersiapkan produksi ASI

Prinsip:
Dalam perawatan payudara harus diperhatikan prinsip-prinsip berikut ini:
• Dikerjakan dengan sistematis dan teratur
• Menjaga kebersihan sehari-hari
• Nutrisi harus lebih baik dari sebelum hamil
• Memakai bra yang bersih dan menopang payudara
• Dilakukan setelah usia kehamilan lebih dari 6 bulan

C. MANFAAT PERAWATAN PAYUDARA

 Manfaat perawatan payudara saat hamil diantaranya adalah


 Menjaga kebersihan terutama puting susu, sebagai jalur keluarnya ASI,
 Mencegah berbagai penyakit, seperti infeksi dan kelainan payudara,
 Memperkuat puting susu agar bayi mudah untuk menyusu,
 Merangsang kelenjar-kelenjar air susu yang ada didalam payudara sehingga
produksi ASI lebih banyak dan lancar,
 Mendeteksi apabila ada kelainan pada payudara secara dini dan melakukan
pengobatan secepatnya,
 Mempersiapkan mental calon ibu untuk menyusui bayinya.

D. SKENARIO KASUS
Ny Lisa usia 30 tahun G2P1AOH1 uk 30 mgg konsultasi kepada bidan
mengeluh bingung menghadapi pasca bersalin tidak menyusui ASI atau ASI
tidak lancar

E. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan perawatan payudara.
F. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

PERAWATAN PAYUDARA IBU HAMIL

Pengertian Perawatan payudara merupakan suatu tindakan untuk merawat


payudara terutama pada masa kehamilan
Tujuan 1. Memelihara kebersihan payudara agar terhindar dari infeksi
2. Melenturkan dan menguatkan puting susu sehinggaputing tidak
mudah lecet dan bayi mudah menyusui
3. Mengeluarkan puting susu yang masuk kedalam atau datar
4. Mempersiapkan produksi ASI
Persiapan 1. Minyak kelapa atau baby oil
alat/bahan 2. Handuk kering
3. Washlap
4. Baskom
5. Air hangat dan air dingin
6. Kapas / kasa
7. Kom kecil

Prosedur Tahap Persiapan


Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan

Komunikasi terapeutik:
1. Beritahu ibu
2. Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak ,kompres
putting dengan kapas atau kasa yang diberi minyak selama 5
menit agar kotoran mudah di angkat.
3. Letakan ibu jari dan telunjuk pada dasar puting susu ,lalu
dengan hati-hati putarlah putting susu kekiri dan kekanan
sambil ditarik ke luar . lakukan berangsur-angsur ,hingga
berjumlah kurang lebih 20 kali.
4. Pegang pangkal payudara dengan kedua tangan, lalu lakukan
pengurutan ke arah puting susu sebanyak 30 kali.
5. Setelah diurut, ketuk-ketuklah payudara memakai ujung jari
atau ujung ruas jari.
6. Bersihkan payudara dan puting memakai air hangat dan dingin
7. Keringkan dengan handuk bersih

Tahap Kerja
1. Persilahkan pasien duduk
2. Oleskan kapas steril pada lengan kiri bagian atas
3. Suntik pada lengan kiri bagian atas secara intra musculer
4. Olesi bekas suntikan dengan kapas steril
5. Buang jarum bekas suntikan ke dalam kotak
6. Persilahkan pasien menunggu 15 menit dan jika tidak terjadi
efek samping pasien boleh pulang
7. Catat pada buku status dan KMS ibu hamil

Tahap Terminasi
1. Merapikan ibu dan membereskan alat
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi tentang kegiatan yang telah dilakukan

Dokumentasi
1. ucapkan salam dan terima kasih
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
BAB X
PENDOKUMENTASIAN
Beberapa teknis penulisan dalam dokumentasi kebidanan antara lain:
a. Mengumpulkan data
b. Melakukan intepretasi data dasar
c. Melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya
d. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera atau masalah potensial
e. Menyususun rencana asuhan yang menyeluruh
f. Melakukan perencanaan
g. Evaluasi

Prosedur pelaksanaan:
a. Catat Identitas klien dan suami : nama, usia, agama, pendidikan terakhir,
pekerjaan, alamat
b. Catat Keluhan utama/ alasan kunjungan
c. Catat Riwayat perkawinan : umur kawin pertama, lama perkawinan
d. Catat Riwayat menstrulasi: menarche, siklus, lama, banyaknya, teratur
tidaknya, sifat darah, disminorea tidak, HPMT, flour albus.
e. Catat Riwayat KB: jenis kontrasepsi yang pernah digunakan, lama pemakaian,
keluhan, alasan pasang, alasan lepas
f. Catat Riwayat kesehatan klien : penyakit menurun, menular, kelahiran kembar
1. Masalah kardiovaskuler
2. Hipertensi
3. Diabetes
4. Malaria
5. Penyakit kelamin/ HIV AIDS
6. Hepatitis
7. TBC
g. Catat Riwayat kesehatan keluarga: penyakit menurun, menular, kelahiran
kembar
h. Catat Riwayat obstetri (G,P,A, Ah)
1. Jumlah kehamilan
2. Jumlah anak yang hidup
3. Jumlah kelahran prematur
4. Jumlah keguguran
5. Persalinan dengan tindakan (SC, Vakum)
6. Riwayat perdarahan pada persalinan dan paska persalinan
7. Berat bayi <2,5 kg atau >4 kg
8. Penolong persalinan
9. Masalah lain
i. Catat Riwayat kehamilan sekarang : frekuensi ANC, tempat ANC, periksa
sejak umur kehamilan berapa minggu, imunisasi TT, kebiasaan minum jamu/
obat-obatan, minum minuman keras, merokok, pergerakan janin.
j. Catat Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari : nutrisi, eliminasi, personal
hygiene, aktivitas, istirahat tidur, seksualitas.
k. Catat Data psiko sosial spiritual : pengetahuan ibu tentang kehamilan,
penerimaan/ dukungan keluarga, ketaatan beribadah/ kegiatan sosial spiritual,
biaya bersalin, binatang piaraan.
l. Catat semua hasil pemeriksaan umum: keadaan umum, vital sign
m. Catat semua hasil pemeriksaan fisik : TB, BB, LILA, ukuran panggul, keadaan
kepala/ rambut, wajah, mata, hidung, telinga, leher, daerah dada, abdomen,
punggung, ekstremitas atas, kemaluan, ekstremitas bawah)
n. Catat hasil pemeriksaan penunjang : HB, protein urin, glukosa urin
o. Catat intrepetasi data/ diagnosa kebidanan
p. Catat diagnosa masalah potensial
q. Catat kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
r. Catat rencana asuhan kebidanan
s. Catat tindakan kebidanan yang sudah dilakukan
t. Catat evaluasi tindakan yang sudah dilakukan
u. Gunakan tulisan yang mudah dibaca, rapih, gunakan tinta
v. Gunakan singkatan yang lazim digunakan
w. Jika ada tulisan yang salah, coret tulisan yang salah satu kali, serta beri paraf
dan tidak menghapus dengan tipex
x. Cantumkan waktu, nama terang dan tanda tangan pembuatan dokumentasi

Saudara mahasiswa di atas merupakan ringkasan materi dari praktikum Asuhan


Kebidanan Hamil ( I ), Selanjutnya tugas anda adalah melakukan kegiatan tersebut
berbasarkan SOP Praktikum yang telah disediakan!
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI, 2012. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan
Dasar Dan Rujukan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Hamberlain, Geoffrey & Morgan, Margery. 2013. ABC AsuhanAntenatal edisi 4.


Jakarta : EGC.

Cuningham, F. Gary., Leveno, Kenneth J., Bloom, Steven. L., Hauts, John C., Rouse,
Dwigh J., & Spong, Catherine Y. 2014. Obstetri Williams (Volume 1). Jakarta : EGC

Asrinah. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan.Yogyakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai