Anda di halaman 1dari 99

2

LAPORAN DESIMINASI AKHIR


STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN
RUANG RBK RS SEHAT SEJAHTERA

Disusun Oleh :
Kelompok 6

Angga Dwi Pradity NIM. 20020009


Fuad Dusli NIM. 20020091
Muhammad Farid Ariful Hadi NIM. 20020059
Dwina Wulan Febriyanti NIM. 20020028
Erza Ismelia NIM. 20020031
Evi Nurdiana Maulidah NIM. 20020032
Fatimatus Zahro NIM. 20020035
Ifadhotul Qurroti A’yun NIM. 20020038

UNIVERSITAS dr SOEBANDI JEMBER


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2020/2021
2

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penyusunan laporan akhir stase Manajemen Keperawatan ini dapat
terselesaikan. Laporan akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan
penyelesaian pendidikan Program Studi Profesi Ners Universitas dr. Soebandi
Jember. Selama proses penyusunan laporan akhir ini mahasiswa/mahasiswi
dibimbing dan dibantu oleh berbagai pihak.

Semoga amal kebaikannya diterima oleh Allah SWT. Dalam penyusunan


laporan akhir ini saya menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa mendatang.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jember, 08 September 2021

Penyusun
2

DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................i
Kata Pengantar ..............................................................................................ii
Lembar Pengesahan ......................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Tujuan ..................................................................................................
1.2.1 Tujuan Umum .............................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus ............................................................................2
1.3 Manfaat ...................................................................................................3
1.3.1 Bagi RS Sehat Sejahtera..............................................................3
1.3.2 Bagi RBK ..................................................3
1.3.3 Bagi Mahasiswa ...................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM RS SEHAT SEJAHTERA ........................
2.1 Gambaran Umum RS Sehat Sejahtera....................................................
2.2.1 Sejarah Singkat RS Sehat Sejahtera........................................................
2.2 Falsafah, Motto, Visi, Misi, dan Tujuan ................................................
2.3 Jenis Pelayanan Kesehatan .....................................................................
2.4 Penampilan Kerja ...................................................................................
BAB III PENGKAJIAN ................................................................................
3.1 Pengumpulan Data .................................................................................
3.2 Analisis Hasil Pengkajian Fungsi Manajemen di Ruang RBK ..............
3.2.1 Fungsi Perencanaan ....................................................................
3.2.2 Pengorganisasian ........................................................................
3.3 Analisa Sumber Daya (5M) di Ruang Asparaga ....................................
3.3.1 Ketenagaan (Man/M1) ................................................................
3.3.2 Sarana dan Prasarana (Material/M2) ..........................................
3.3.3 Metode (Method/M3) .................................................................
3.3.4 Sumber Keuangan (Money/M4) .................................................
2

3.3.5 Sumber Mutu (Quality/M5) ........................................................

BAB IV ANALISA SWOT ............................................................................


4.1 Analisa Swot ..........................................................................................
4.2 Diagram Layang .....................................................................................
BAB V PRIORITAS MASALAH DAN POA .............................................
5.1 Daftar Masalah .......................................................................................
5.2 Penampisan Prioritas Masalah ...............................................................
5.3 Planning Of Action (POA) .....................................................................
2

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Akhir Praktik Manajemen Keperawatan Program Profesi Ners Universitas


dr. Soebandi Jember telah disahkan untuk diseminarkan pada :

Hari :

Tanggal :

Tempat : RS Sehat Sejahtera

Mengetahui

Pembimbing Akademik

(Ns. Emi Eliya Astutik, S. Kep., M. Kep)


2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manajemen keperawatan menurut Gillies (2012), merupakan suatu
pelayanan keperawatan profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan
menjalankan empat fungsi manajemen antara lain: Perencanaan,
Pengorganisasian, Motivasi, dan Pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling
berhubungan dan memerlukan keterampilan-keterampilan teknis, hubungan
antar manusia, konseptual yang mendukung asuhan keperwatan yang bermutu,
berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa
manajemen keperawatan perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan
keperawatan di masa depan, karena berkaitan dengan tuntutan profesi danglobal
bahwa setiap perkembangan serta perubahan memerlukan pengelolaan secara
profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
Sedangkan menurut Nursalam (2015) Manajemen merupakan suatu
ilmu tentang bagaimana menggunakan sumberdaya secara aktif, inovatif da
kreatif serta rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnnya. Manejemen mencangkup kegiatan koordinassi dan supervisi
terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan. Manajemen
keperawatan merupakan proses bekerja melalui anggota staf anggota
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawaatan secara profesional.
Keperawatan profesional dalam pelayanannya diperlukan adanya
pengembangan keperawatan secara profesional. Dalam mengoptimalkan peran
dan menejemen keperawatan perlu adanya strategi yang salah satunya adalah
dengan harapan adanya faktor pengelola yang optimal serta mampu
meningkatkan efektifitas dan efesiensi pelayanan keperawatan (Nursalam,
2015).
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan, keberadaan perawat merupakan posisi
2

kunci, yang dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40-60 % pelayanan rumah sakit
merupakan pelayanan keperawatan dan hampir semua pelayanan promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun tatanan
pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat. (Wiwiek, 2018).

Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan, yang


dilaksanakan di sarana kesehatan sangat tergantung pada manajemen pelayanan
perawatan. Manajemen pelayanan keperawatan merupakan suatu proses
perubahan atau transformasi dari sumber daya yang dimiliki untuk
mencapaitujuan. Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan
proaktifdalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Dimana di dalam
manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf,
sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant & Massey,
2019).
Tujuan oraganisasi tersebut perlu didukung oleh pengelolaan faktor-
faktor antara lain Man, Money, Machine, Mathode, Dan Material. Pengelolaan
yang seimbang dan baik dari ke lima faktor tersebut akan membeerikan
kepuasan kepada klien dan pelanggan rumah sakit. Ke lima standart rumah sakit
tersebut harusnya telah dimiliki oleh rumah sakit yang telah terakreditasi.
Model praktek keperawatan professional salah satunya adalah dengan adanya
posisi perawat sebagai seorang kepala ruangan, ketua tim, atau perawat
pelaksana dalam suatu bagian perlu adanya suatu pemahaman tentang
bagaimana mengelolah dan memimpin orang lain dalam mencapai tujuan
asuhan keperawatan yang berkualitas (Nursalam, 2015).
2

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Menganalisis penerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dengan
menggunakan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP), secara
bertanggung jawab dan menunjukkan sikap kepemimpinan yang professional
serta langkah-langkah manajemen keperawatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi 5M di Ruang RBK RS Sehat Sejahtera
b. Mengidentifikasi analisa masalah (Analisa SWOT) di Ruang Ruang RBK
RS Sehat Sejahtera Menentukan prioritas masalah (CARL) di Ruang
Ruang RBK RS Sehat Sejahtera Mengidentifikasi perencanaan tindakan
(PLAN OF ACTION) di Ruang Ruang RBK RS Sehat Sejahtera
c. Mengidentifikasi implementasi dan evaluasi Ruang Ruang RBK RS Sehat
Sejahtera
1.3 MANFAAT
1.3.1 Bagi RS Sehat Sejahtera
a. Memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
b. Meningkatkan daya tarik Rumah Sakit untuk tampil lebih baik dimata
masyarakat
c. Memberikan contoh aplikasi pelaksanaan manajemen keperawatan agar
kegiatan keperawatan dapat berjalan efektif dan efisien
1.3.2 Bagi Ruang RBK
a. Meningkatkan profesionalisme keperawatan
b. Memberikan kesempatan untuk berfikir kritis dalam menganalisis
pelaksanaan proses manajemen di Ruang RBK RS Sehat Sejahtera
c. Memberikan pengalaman pada perawat di Ruang RBK RS Sehat Sejahtera
dalam bidang manajemen
d. Memberikan kenyamanan dan keamanan dalam menerima pelayanan
keperawatan di Ruang RBK RS Sehat Sejahtera
2

e. Mempercepat proses kesembuhan klien sehingga dapat mengefisiensi biaya


pengobatan dan perawatan di Rumah Sakit
f. Meningkatkan kepercayaan klien pada perawat yang bertugas di Ruang
RBK RS Sehat Sejahtera dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang
sesuai dengan teori manajemen
1.3.3 Bagi Mahasiswa
a. Sebagai sarana pembelajaran manajemen keperawatan
b. Mengasah softskill mahasiswa dalam kepemimpinan menuju dunia kerja
2

BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1 Gambaran Umum Rumah Sakit


2.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit sehat sejahtera
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu
metode pelaksaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan
keduanya dapat salingmendukung. Proses keperawatan sebagaimana
manajemen keperawatan terdiri atas pengumpulan data, identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksaan dan evaluasi hasil (Nursalam 2013).
Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk
memberikan pengobatan dan kenyaman terhadap pasien. Tugas manager
keperawatan adalah merencakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi
keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan
pengobatan yang efektif dan ekonomi pada pasien (Gillies,2000).

2.2 Falsafah, Motto, Visi, Misi dan Tujuan


1. Falsafah
Dasar pelayanan sebagai tanda hormat terhadap martabat manusia
2. Motto
Pelayanan kualitas, aman dan bersahabat
3. Visi
Tercapainya rumah sakit yang mandiri dengan pelayanan yang berkualitas
profesional, efektif dan efisien
2

4. Misi
Meningkatkan pelayanan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan yang
bermutu dengan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan standar
pelayanan di rumah sakit
5. Tujuan
a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan
b. Memberikan perlindungan terhadap lingkungan rumah sakit dan
keselamatan sumber daya manusia di rumah sakit
c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan di rumah
sakit
d. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya
manusia rumah sakit
2.3 Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan
RS Sehat Sejahtera memiliki 3 fasilitas pelayanan instalasi antara lain :
a. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
b. Instalasi Rawat Jalan (Poli)
c. Instalasi Rawat Inap (IRNA).
Salah satu ruangan yang terdapat pada Instalasi Rawat Inap adalah RBK
(ruang bedah kecelakaan) yang memiliki 9 ruangan yakni :
Ruang IIA, IIB, IIC, IID, IIIA, IIIB, IIIC, IIID, IIIE, IIIF.
2.4 Penampilan Kerja
Salah satu ruangan yang terdapat pada ruang RBK adalah Pengumpulan data
primer maupun sekunder dari Ruang RBK dilakukan tanggal 6 sampai dengan
18 September 2021, meliputi ketenagaan, sarana dan prasarana, metode, sumber
keuangan, serta pangsa pasar.
a. Jumlah pasien yang di rawat 49 orang
b. BOR
2

BOR ( Bed Occupancy Rate ) presentasi tempat tidur pada satuan waktu
tertentu dengan standar pencapaian 60-85% (Deokes RI. 2005 Kementrian
2011).
Rumus : Σ hari perawatan (HP) x 100%
Σ Jumlah TT x Jml Hari Persatuan Waktu

BOR ruang RBK Tanggal 06 – 18 september 2021.


Mahasiswa Profesi Ners melakukan penghitungan BOR di ruang RBK dari
hasil pengkajian selama 3 hari, di dapat jumlah hari perawatan rata – rata 5-7
hari, dan ada 24 tempat tidur

BOR = jumlah hari perawatan x 100%


Jumlah TT x hari perawatan

= 49 x 100% = 68,0 %
24 x 3
Pada tanggal 06 – 18 september 2021, BOR di ruang RBK selama 3 hari
tempat tidur adalah sebesar 68,0%.
2

BAB III
PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN DIRUANG RBK

3.1 Pengumpulan Data

RS Sehat Sejahtera memiliki 3 fasilitas pelayanan instalasi antara lain


Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi Rawat Jalan (Poli), dan Instalasi Rawat
Inap (IRNA). Salah satu ruangan yang terdapat pada Instalasi Rawat Inap adalah
RBK yang memiliki 9 ruangan yakni Ruang IIA, IIB, IIC, IID, IIIA, IIIB, IIIC,
IIID, IIIE, IIIF. Ruang RBK (RBK) memiliki 13 orang tenaga keperawatan yang
terdiri dari satu kepala ruangan (Karu), satu wakil kepala ruangan (Wakaru), dua
ketua tim (Katim), lima penanggung jawab shift (PJS), lima orang perawat
pelaksana (PP).

Instalasi Rawat Inap di RS Sehat Sejahtera adalah RBK. Pengkajian yang


dilaksanakan diruang (RBK) Rumah Sakit Umum Daerah Sehat Sejahtera pada
tanggal 6 sampai dengan 18 September 2021, didapat model asuhan keperawatan
yang digunakan diruang RBK adalah model asuhan keperawatan profesional
TIM. Model tim didasari pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok
mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan
keperawatan serta timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi
dan diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat.

Hasil pengkajian, Ruang RBK telah memiliki visi dan misi. Pembuatan visi
dan misi tersebut telah melibatkan beberapa pihak terkait setiap tenaga
keperawatan di RS Sehat Sejahtera. Hasil observasi yang dilakukan di semua
ruangan, visi dan misi ruangan sudah ada.

3.2 Proses Manajemen Keperawatan


3.2.1 Fungsi perencanaan
a. Visi, misi organisasi
2

Wawancara: Menurut kepala ruangan saat ini visi dan misi diruang RBK
sudah terbentuk.
Visi : membentuk suatu TIM keperawatan yang berorientasi pada
profesionalisme
Misi : Memberikan asuhan keperawatan dengan mengutamakan
keselamatan pasien
b. Perencanaan Strategi
Hasil Wawancara yang dilakukan didapatkan bahwa Rencana strategi
ruang RBK sudah ada dan mengacu pada program kerja yang dibuat.

c. Sistem Rekrutment Pegawai


Hasil wawancara yang dilakukan bagian kepegawaian pada
sistem perekrutan dilakukan dibagian kepegawaian berdasarkan usulan
darei masing-masing unit. Dari tiap-tiap bidang mengajukan pegawai
yang dibutuhkan. Pengajuan tenaga keperawatan diusulkan oleh
bidang keperawatan berdasarkan perhitungan kebutuhan pegawai.
Tenaga kepegawaian di RSUD terdiri dari 2 jenis, yaitu CPNs
dan BLUD. Pengajuan kepegawaian CPNS dilakukan usulan setelah
disepakati oleh pimpinan rumah sakit, setelah disetujui pimpinan maka
tim dari kepegawaian melaporkan kepada BKD (badan kepegawaian
daerah) setelah di setujui gubernur akan disusun jadwal penerimaan
pegawai. Setelah itu baru seleksi penerimaan pegawai yang
berkerjasama dengan BKD sampai dengan pembagian pegawai sesuai
dengan usulan.

Rekrutment pegawai BLUD dilakukan berdasarkan usulan dari


bidang keperawatan sesuai dengan kriteria pegawai yang dibutuhkan
kepada tim kepegawaian. Setelah di setujui pimpinan manajer rumah
sakit maka akan dibuka penerimaan pegawai dan disusun jadwal.
Dilakukan tes penerimaan sesuai dengan bekerjasama BKD dan tes
2

dilakukan dengan pengawasan inspektorat sehingga harapannya tetap


transparan.

Tes dilakukan beberapa tahap, mulai dari kemampuan dasar,


komputer, kompetensi, tes kesehatan (medical check up) dan
wawancara. Wawancara dilakukan oleh pejabat yang berwenang dalam
unit calon penerima pegawai atau oleh user yang bersangkutan (alur
terlampir, lihat web).

3.2.2 Pengorganisasian
a. Struktur organisasi
Wawancara : Menurut kepala ruang didapatkan data bahwa metode
penugasan yang dilakukan menggunakan metode tim dengan membentuk
ruangan dalam 1 tim
Observasi : Hasil pengamatan ada 1 tim diruang yang dibuat untuk
melakukan asuhan keperawatan sehari-hari. Tanggung jawab terhadap pasien
dilakukan berdasarkan kamar, perawat pelaksana langsung bertanggung
jawab kepada katim dan kepala ruangan di susun penerapan metode tim.
b. Pengorganisasian Perawatan Klien
Wawancara : Menurut kepala ruang didapatkan data bahwa metode
penugasan yang dilakukan menggunakan metode tim dengan membentuk
dalam ruangan 1 tim
Observasi : Hasil pengamatan ada 1 tim diruangan yang dibuat untuk
melakukan asuhan keperawatan sehari-hari. Pembagian tanggung jawab
terhadap pasien dilakukan berdasarkan kamar, perawat pelaksana langsung
bertanggung jawab kepada katim dan kepala ruangan di susun sudah
menunjukan penerapan metode tim
c. Uraian tugas
Wawancara : Merupakan suatu kerangka kerja yang mendifinisikan
empat unsur yaitu standar, proses keperawata, pendidikan keperawatan
dan sistem MAKP. Yang dapat menentukan kualitas jasa layanan
2

keperawatan. Apabila tidak memiliki nilai tersebut sebagai pengambil


keperutusan, maka tujuan pelayanan keperawatan dalam memenuhi
kepuasan pasien tidak akan dapat terwujud. Berdasarkan hasil pengkajian
yang dilakukan penerapan MAKP tim telah dilaksanakan disemua ruangan
secara umum namun belum sepenuhnya tim terkadang menjadi fungsional.
d. Metode penugasan
Wawancara : Hasil pengkajian yang dilaksanankan diruang RBK (RBK)
Rumah Sakit Umum Daerah Sehat Sejahtera pada tanggal 6 sampai
dengan 18 September 2021, didapatkan bahwa model asuhan keperawatan
yang digunakan diruang RBK adalah model asuhan keperawatan
profesional TIM. Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap
anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa
tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan
keperawatan meningkat.
e. Pendokumentasian
Dokumentasi adalah bukti catatan yang dapat dijakdikan bukti
dalam persoalan hukum. Komponen dari dokumentasi mencangkup
aspek komunikasi, proses keperawatan, dan standart keperawatan.
Manfaat dan pentingnya dokumentasi keperawatan terkadang sering
terabaikan sebagian besar perawat, manfaat dan pentingnya
dokementasi keperawatan antara lain dari segi hukum , karena semua
catatan informasi tentang pasien merupakan dokumentasi yang resmi
dan bernilai hukum, oleh karena itu data harus teridentifikasi secara
lengkap, jelas, objektif dan ditandatangani oleh perawat dan tenaga
kesehatan. Dalam hal ini perlu dicantumkan waktu dan sebaliknya
dihindari adanya penulisan yang dapat menimbulkan interpretasi yang
salah.
Hasil pengkajian terhadap dokumentasi diruang RBK bahwa
pelaksanaan dokumentasi keparawatan sering terabaikan dan
2

pelaksanaannya tidak sesuai dengan kaidah pembuatan dokumentasi


keperawatan yang standar ada beberapa faktor yang menyebabkan
sering terabainya pendokumentasian diruang RBK adalah salah
satunya beban kerja perawat yang tinggi, dan jumlah tenaga
keperawatan yang tidak sebanding dengan jumlah pasien diruangan.
f. Pengaturan Jadwal Dinas
Wawancara: Menurut kepala ruangan pengaturan shift yang dibagikan
oleh kepala ruang disesuaikan dengan jumlah perawat yang ada diruangan
1) Untuk sift pagi minimal 5 perawat
2) Untuk sift sore minimal 3 perawat
3) Untuk sift malam minimal 2 perawat
4) Untuk hari libur 3 perawat
Observasi : format daftar shift ruangan menggunakan proporsi jumlah
perawat yang ada

3.2.3 Pengarahan / Directing


1) Supervisi
Supervisi mempunyai pengertian yang luas yaitu meliputi segala
bantuan dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju
untuk perkembangan para perawat dan staf lain dalam mencapai tujuan
asuhan keperawatan. Kegiatan ini berupa dorongan, bimbingan dan
kesempatan bagi pertumbuhan dan keahlian serta kecakapan para
perawat. Maka supervisi dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian
sumber – sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas
dalam rangka pencapaian tujuan.
Dari Hasil wawancara dengan bidang keperawatan supervisi
dirumah sakit dinamakan supervisi manjemen, dimana tugasnya
mensupervisi semua kegiatan dirumah sakit sedangkan untuk supervisi
keperawatan sudah dilakukan dengan baik, dimana sudah ada supervisor
yang bertugas untuk mensupervisi ruang rawat inap, namun supervisi
2

masih dilakukan secara umum karena belum adanya pelatihan terkait


supervisi sehingga supervisor hanya mencatat hal-hal yang sifatnya
masih umum seperti mencatat berapa jumlah pasien, jumlah perawat
jaga, masalah-masalah atau kejadian yang terjadi dan berapa banyak
pasien yang pulang. Begitu juga dengan hasil wawancara dengan
beberapa kepala ruangan ternyata supervisi kepala ruang belum
dilakukan secara optimal karena belum mempunyai Standar prosedur
operasional.
2) Sistem Pendelegasian Tugas
Hasil wawancara dengan setiap kepala ruang menerapkan system
pendelegasian dengan cara lisan, belum ada criteria yang didelegasikan
dan belum adanya SOP pendelegasian.
3) Sistem Reward
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa perawat disetiap
ruangan didapatkan bahwa reward yang diberikan berdasarkan indikator
mutu yang disebut PPI Award setiap 3 bulan sekali berupa piagam dan
bingkisan kepada masing-masing unit yang menang. Untuk perawat
yang berprestasi belum ada reward yang diberikan perorangan, ini masih
direncanakan dan diprogramkan. Selama ini belum ada pegawai yang
melanjutkan sekolah dengan bantuan biaya Rumah Sakit sebagai salah
satu bentuk reward. Reward juga diberikan dari uang insentif dan dari
jasa pelayanan.
4) Sistem Punishment
Punishmen yang diberikan oleh pihak rumah sakit apabila ada
pegawai yang melakukan pelanggaran diruangan seperti terlambat
masuk kerja, sering tidak masuk kerja, yaitu berupa teguran secara lisan
dari kepala ruang dengan cara memanggil secara pribadi. Apabila
pegawai ingin izin tidak masuk dinas harus membuat surat
pemberitahuan terlebih dahulu. Dari hasil wawancara dengan beberapa
kepala ruang apabila ada perawat yang melakukan pelanggaran akan
2

diberi teguran secara lisan, bila lebih dari dua kali maka akan dilaporkan
ke bidang keperawatan.
5) Motivasi kerja
Berdasarkan hasil wawancara dari kepala ruang didapatkan bahwa
motivasi yang diberikan oleh kepala ruang diberikan pada saat pre dan
post conference, serta kepala ruang lebih menekankan pada pelayanan
patient centre care beberapa perawat diruangan didatkan bahwa
motivasi diberikan pada saat pertemuan rutin setiap bulan dan diperoleh
pemberian kepercayaan kepada pegawai. Hasil observasi juga
didapatkan bahwa motivasi perawat pelaksana dan penanggung jawab
ruangan cukup baik terbukti mereka selalu mengikuti kegiatan rutin
seperti apel pagi yang dilakukan oleh rumah sakit.
6) Manajemen konflik
Berdasarkan wawancara dari kepala ruang mengatakan bahwa
apabila ada pegawai yang bermasalah yaitu dengan musyawarah untuk
mencapaian solusi bersama namun selama ini masalah diruangan tidak
terlalu fatal biasanya hanya miss communication saja dan apabila
masalah secara individu maka akan dipanggil untuk diberikan
pengarahan secara pribadi dan diselesaikan pada waktu itu juga, jika
kesulitan akan melibatkan middle manajer dan top manajer. Juga dari
wawancara dengan salah satu ruangan didapatkan bahwa apabila ada
masalah di ruangan terkhusus bagi perawat maka akan siselesaikan
dengan meminta penjelasana dari masing-masing perawat yang terlibat,
tetapi bila ada komplain dan masalah yang berhubungan dari pasien
maka langsung dilaporkan ke case manajer.

3.2.4 Controling
2

1) Pertemuan Berkala
Dari hasil pengakajian didapatkan bahwa komunikasi dan
koordinasi antar bidang keperawatan dan kepala ruang kemudian kepala
ruang dengan perawat pelaksana masing-masing ruangan memiliki
program pertemuan berkala.
2) Pengembangan Jenjang Karir
Hasil pengkajian ditemukan jenjang karir di Rumah Sakit saat ini
dilihat berdasarkan jenjang karir PNS yaitu berdasarkan golongan dan
jenjang karir dari perawat berdasarkan jenjang karir perawat, yaitu akan
dilakukan kredensial bagi perawat yang akan neik ke jenjenag
berikutnya dengan mengikuti proses kredensial.
3) BOR (Bed Occupation Rate = Angka penggunaan Tempat Tidur)
Juli = 80.09
Agustus = 78.96
4) LOS (Length of Stay = Rata-rata pasien dirawat)
Rata-rata LOS per tiga bulan yaitu 4.97.
5) TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)
Rata-rata TOI per tiga bulan yaitu 3.02
6) BTO (Bed Turn Over = Angka Perputaran tempat tidur)
Rata-rata BTO per tiga bulan yaitu 3.53.

3.3 Analisa situasi


3.3.1 Ketenagaan
1. Ketenagaan
Analisis ketenagaan jumlah tenaga keperawatan dan non keperawatan RS
Sehat Sejahtera memiliki 3 fasilitas pelayanan instalasi antara lain
Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi Rawat Jalan (Poli), dan Instalasi
Rawat Inap (IRNA). Salah satu ruangan yang terdapat pada Instalasi
Rawat Inap adalah RBK yang memiliki 9 ruangan yakni Ruang IIA, IIB,
IIC, IID, IIIA, IIIB, IIIC, IIID, IIIE, IIIF. Ruang RBK memiliki 13 orang
2

tenaga keperawatan yang terdiri dari satu kepala ruangan (Karu), satu
wakil kepala ruangan (Wakaru), dua ketua tim (Katim), lima penanggung
jawab shift (PJS), lima orang perawat pelaksana (PP).

Tabel 3.1 Latar Belakang Tenaga Kerja Ruang RBK


Pendidi Masa
Pelatihan
No. Nama Jabatan kan tahun
yang diikuti
terakhir (Kerja)
PPGD,
Kamar
operasi,
1. Ns. KG, S.Kep KARU Ners 19 tahun
sterilisasi,
CCM

2. EA, Amd.Kep KATIM I D3 29 tahun MPKP


CCM &
3. Ns. BW, S.Kep Ners 20 tahun PPGD, CCM
KATIM II
4. DB, S.Kep PJS S1 9 tahun BCLS
PPGD,
Kamar
5. Ns. AS, S.Kep PJS Ners 20 tahun operasi,
sterilisasi,
CCM
6. Ns. SS, S.Kep PJS Ners 12 tahun PPGD
7. NH, Amd. Kep PJS D3 12 tahun BCLS
8. FH, Amd. Kep PJS D3 12 tahun BCLS
9. Ns. NY, S.Kep PP Ners 3 tahun BCLS
10. HN, Amd. Kep PP D3 5 tahun BCLS
11. Ns. RA, S.Kep PP Ners 5 tahun BCLS
12. F.B.A, Amd.Kep PP D3 3 tahun BCLS
13. RJ, Amd. Kep PP D3 4 tahun BCLS
14. NH, S.E Admin S1 0 -
15. Restu CS - 0 -
16. Joko CS - 0 -
17. Aris CS - 0 -
18. Niswa CS - 0 -

Sumber : Data primer dan sekunder di RBK RS Sehat Sejahtera, 2021


Gambar 3.2 diagram jumlah tenaga kerja perawat di ruang RBK RS Sehat
Sejahtera, 2021
2

Pendidikan

Ners D.3
43% 43%

S.1
14%

Berdasarkan ketentuan, persentase perawat dengan pendidikan


D.3 adalah 6 (43%) dari total keseluruhan jumlah perawat, pendidikan
akhir S1 Keperawatan adalah 2 (14%) , sedangkan persentase perawat
dengan jenjang pendidikan Ners yaitu 6 (43%). Dari data qtersebut dapat
diketahui bahwa jenjang pendidikan terbanyak perawat diruang RBK
adalah jenjang pendidikan S1 dan Ners.

Berdasarkan data yang didapatkan pelatihan ke khususan di


Ruang RBK didapatkan 4 orang dengan pelatihan PPGD, 2 orang Kamar
operasi, Strerilisasi, CCM, 1 orang dengan pelatihan MPKP, 2 orang
dengan pelatihan PPGD, 8 orang dengan pelatihan BCLS. Ada beberapa
pelatihan yang diberikan oleh rumah sakit kepada kepala ruangan atau
kepada katim. Pelatihan tersebut memberikan keterampilan lebih bagi
perawat dalam menangani pasien dalam kondisi gawat darurat, hal ini
sangat bagus untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit terhadap
konsumen.

Perawat di ruang RBK sudah mempunyai banyak pengalaman


yang banyak dan masa kerja yang lama. Selain itu ada beberapa yang
masih muda.
2

b. Struktur Organisasi

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Ruang RBK RS Sehat Sejahtera

1. Peran sebagai kepala ruangan

Fungsi:

a. Menentukan standar pelaksanaan kerja

b. Memberi pengarahan kepada ketua dan anggota tim

c. Supervisi dan evaluasi tugas staf

Uraian Tugas:

1) Perencanaan:
2

a. Menunjuk ketua tim yang bertugas di kamar masing- masing

b. Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya

c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien

d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas


dan kebutuhan pasien

e. Merencanakan metode penugasan dan penjadwalan staf

f. Merencanakan strategi pelaksanaan asuhan keperawatan

g. Merencanakan kebutuhan logistik dan fasilitas ruangan kelolaan

h. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

2) Pengorganisasian dan ketenagaan:


a. Merumuskan metode penugasan keperawatan

b. Merumuskan tujuan dari metode penugasan keperawatan

c. Merumuskan rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas

d. Membuat rentang kendali diruang rawat

e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, misal: membuat roster


dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari sesuai dengan jumlah dan
kondisi pasien

f. Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan asuhan keparawatan dalam


bentuk diskusi, bimbingan dan penyampaian informasi; Mengatur dan
mengendalikan logistik dan fasilitas ruangan

g. Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek

h. Mendelegasikan tugas kepada ketua tim

i. Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain

j. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian


2

3) Pengarahan

a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim

b. Memberikan pengarahan kepada ketua tim tentang pelaksanaan asuhan


keperawatan dan fungsi-fungsi manajemen
c. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pasien

d. Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan


dan sikap

e. Melalui supervisi

1. Supervisi langsung terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan


melalui pengamatan sendiri atau laporan langsung secara lisan
dari ketua tim

2. Supervisi tidak langsung dengan cara mengecek, membaca dan


memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan

3. Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi


pada saat itu juga

f. Membimbing bawahan yang kesulitan dalam melaksanakan tugasnya

g. Memberi pujian kepada bawahan yang melaksanakan tugas dengan baik

h. Memberi teguran kepada bawahan yang membuat kesalahan

i. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan

j. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

4) Pengawasan:
2

a. Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan


ketua tim maupun anggota tim/ pelaksana mengenai asuhan keperawatan
yang diberikan secara langsung kepada pasien

b. Melalui evaluasi: mengevaluasi upaya/ kerja ketua tim dan anggota tim/
pelaksana dan membandingkan dengan peran masing-masing serta
dengan rencana keperawatan yang telah disusun

c. Memberi umpan balik kepada ketua tim

d. Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut

e. Pengendalian logistik dan fasilitas ruangan

f. Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelayanan keperawatan

g. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

5) Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan: demokratik, otokratik, pseudo


demokartik, situasional, dll;

6) Peran manajerial: informasional, interpersonal, decisional

2. Peran sebagai ketua tim

Fungsi:

a) Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya


yang didelegasikan oleh kepala ruangan

b) Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi kinerja anggota tim/pelaksana;

c) Mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan pasien;

d) Mengembangkan kemampuan anggota tim/pelaksana : Menyelenggarakan


konferensi

Uraian Tugas:
2

a) Perencanaan:

1. Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya bersama kepala


ruangan;

2. Bersama kepala ruangan melakukan pembagian tugas untuk anggota


tim/pelaksana;

3. Menyusun rencana asuhan keperawatan

4. Menyiapkan keperluan untuk melakukan asuhan keperawatan

5. Memberi pertolongan segera pada pasien dengan masalah kedaruratan;

6. Mengorientasikan pasien baru;

7. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

b) Pengarahan:

1. Memberi pengarahan tentang tugas setiap anggota tim/ pelaksana;

2. Memberikan informasi kepada anggota tim/ pelaksana yang


berhubungan dengan asuhan keperawatan;

3. Melakukan bimbingan kepada anggota tim/ pelaksana yang


berhubungan dengan asuhan keperawatan;

4. Memberi pujian kepada anggota tim/ pelaksana yang melaksanakan


tugasnya dengan baik, tepat waktu, berdasarkan prinsip, rasional dan
kebutuhan pasien;
5. Memberi teguran kepada anggota tim/pelaksana yang melalaikan
tugas atau membuat kesalahan;

6. Memberi motivasi kepada anggota tim/pelaksana;

7. Melibatkan anggota tim/ pelaksana dari awal sampai dengan akhir


kegiatan;

8. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.


2

c) Pengawasan:

1. Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung


dengan anggota tim/ pelaksana asuhan keperawatan kepada
pasien;

2. Melalui supervisi: melihat/ mengawasi pelaksanaan asuhan


keperawatan dan catatan keperawatan yang dibuat oleh anggota
tim/ pelaksana serta menerima/ mendengar laporan secara lisan
dari anggota tim/pelaksana tentang tugas yang dilakukan;

3. Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi


pada saat itu juga;

4. Melalui evaluasi:

a) Mengevaluasi kinerja dan laporan anggota tim/ pelaksana dan


membandingkan dengan peran masing-masing serta dengan
rencana keperawatan yang telah disusun;

b) Penampilan kerja anggota tim/ pelaksana dalam melaksanakan


tugas;

c) Upaya peningkatan kemampuan, keterampilan dan sikap

5. Memberi umpan balik kepada anggota tim/ pelaksana

6. Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut

7. Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelaksanaan


pelayanan

8. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.

d) Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan: demokratik,


otokratik, pseudo demokartik, situasional, dll.
e) Peran manajerial: informasional, interpersonal, decisional
2

3. Peran sebagai perawat pelaksana:


a) Perencanaan:
1. Bersama kepala ruang dan ketua tim mengadakan serah terima tugas

2. Menerima pembagian tugas dari ketua tim

3. Bersama ketua tim menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan


keperawatan

4. Mengikuti ronde keperawatan bersama kepala ruangan

5. Menerima pasien baru

6. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

b) Pengorganisasian dan ketenagaan:

1. Menerima penjelasan tujuan dari metode penugasan keperawatan tim

2. Menerima rincian tugas dari ketua tim sesuai dengan perencanaan terhadap
pasien yang menjadi tanggung jawabnya dalam pemberian asuhan
keperawatan

3. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim

4. Melaksanakan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain

5. Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim/ pelaksana lainnya

6. Melaksanakan asuhan keperawatan

7. Menunjang pelaporan dan pendokumentasian tindakan keperawatan yang


dilakukan.

c) Pengarahan:
1. Menerima pengarahan dan bimbingan dari ketua tim tentang tugas setiap
anggota tim/ pelaksana

2. Menerima informasi dari ketua tim berhubungan dengan asuhan


keperawatan
2

3. Menerima pujian dari ketua tim

4. Dapat menerima teguran dari ketua tim apabila melalaikan tugas atau
membuat kesalahan

5. Mempunyai motivasi terhadap upaya perbaikan

6. Terlibat aktif dari awal sampai dengan akhir kegiatan

7. Menunjang pelaporan dan pendokumentasian.

d) Pengawasan:

1. Menyiapkan dan menunjukkan bahan yang diperlukan untuk proses evaluasi


serta terlibat aktif dalam mengevaluasi kondisi pasien;

2. Menunjang pelaporan dan pendokumentasian.

4. Tingkat ketergantungan pasien (3 hari)


Tingkat ketergantungan pasien di Ruang RBK RS Sehat Sejahtera
selama 3 hari sebagai berikut:

Tabel 2.2 Tingkat Ketergantungan Pasien Ruang RBK


Kategori Perawatan Paien
No. Hari
Total care Partial Self care Jumlah Pasien

care
1. Senin, 6/9/2021 1 12 5 18
2. Selasa, 7/9/2021 1 7 7 15
3. Rabu, 8/9//2021 1 6 9 16

Sumber: Data Primer di Ruang RBK RS Sehat Sejahtera, September 2021


Pada tanggal 6 September 2021 jumlah pasien sebanyak 18 orang
yang terdiri dari 1 total care, 12 partial care dan 5 self care. Tanggal 7
September 2021 jumlah pasien sebanyak 15 orang yang terdiri 1 total
care, 7 partial care, dan 7 self care dan tanggal 8 September 2021 jumlah
2

pasien ada 16, sebanyak 1 Orang dengan total care, 6 partial care, dan
9 minimal care

5. Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien


Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien (setiap hari dan kesimpulan
selama 3 hari) Douglas (1992, dalam Sitorus, 2006) menetapkan jumlah
perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan
klasifikasi klien, dimana masing-masing kategori mempunyai nilai
standar per shiftnya, yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.3 Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien di


ruang RBK
Klasifikasi

minimal care Partial care Total care

Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam

1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,36 0,36 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,20 0,72 0,72 0,60 0,40

3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,30 1,08 1,08 0,90 0,60

Sumber : Nursalam, 2017


Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan dihitung menggunakan rumus:
a) Berdasarkan Douglas

Tabel 2.4 Rumus Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat


ketergantungan Menurut douglas
2

Shift Klasifikasi Jumlah Rata- Rata-Rata Nilai Jumlah


Ketergantunga Pasien Rata Ketergantunga Perawat
n Jumlah n
Pasien
09/0 10/0 11/08/20
8/20 8/20 21
21 21
Pagi Minimal 5 7 9 6 6×0,17=1,02 2
Partial 12 7 6 5 5×0,27=1,35 3
Total 1 1 1 1 1×0,36=0,36 0
Jumlah Px 18 15 16 5
Siang Minimal 5 7 9 6 6×0,14=0,84 1
Partial 12 7 6 5 5×0,15=0,75 2
Total 1 1 1 1 1×0,30=0,3 0
Jumlah Px 18 15 16 3
Mala Minimal 5 7 9 6 6×0,07=0,42 1
m
Partial 12 7 6 5 5×0,10=0,5 1
Total 1 1 1 1 1×0,20=0,2 0
Jumlah Px 18 15 16 2

a. Rata-rata kebutuhan tenaga keperawatan perhari menurut Douglas adalah:

Shift Pagi : 5 Perawat


Shift Siang : 3 Perawat
Shift Malam : 2 Perawat

Total kebutuhan perawat per 24 jam diRuang RBK menurut perhitungan


Douglas adalah 10 perawat /24 jam

b. Perawat libur/cuti

Jumlah hari per minggu : 52

Jumlah hari libur nasional : 15

Jumlah cuti : 12
2

Jumlah perawat yang dibutuhkan: 10 perawat/hari

Jadi jumlah perawat yang libur adalah 3 orang

Berdasarkan perhitungan Douglas, maka jumlah perawat yang


dibutuhkan diruang RBK sebanyak 10 orang ditambah perawat
yang libur/cuti 3 orang, jadi total tenaga yang dibutuhkan
adalah 13 orang.

b) Berdasarkan Gillies

Menurut Gillies kebutuhan tenaga perawat secara


kuantitatif dapatdirumuskan dengan perhitungan :

Keterangan :

X : tenaga perawat yang dibutuhkan

Untuk menentkan jam efektif perawatan secara khusus


dapat dikategorikan sebagai berikut :

a Minimal care membutuhkan waktu 1-2


jm/24jam b Partial care membutuhkan
waktu 3-4 jam/24 jam c Total care
membutuhkan waktu 5-6 jan/24 jam
2

Berdasarkan pengkajian pada tanggal 09-11 agustus 2021 didapatkan


sebagai berikut :
Minimal care : 9 orang

Partial care : 10 orang

Total care : 1 orang

Jumlah perawatan efektif :

Minimal care : 9×2 jam = 18 jam

Partial care : 10×6 jam = 40 jam

Total care : 1×6 jam = 6 jam +

64 jam

Jadi jam efektif 64/24 jam= 2,7

Berdasarkan perhitungan Gillies, maka jumlah perawat yang


dibutuhkan diruang RBK adalah sebanyak 10 orang ditambah
kepala ruang 1 orang dan 2 orang PP,jadi total tenaga yang
dibutuhkan adalah 13 orang.

c) Perhitungan berdasarkan metode yang diterapkan oleh Depkes adalah


sebagai berikut :

X= A +B + C
Keterangan :

X : Tenaga perawat
2

A : Jumlah perawat yang bertugas

B : Jumlah perawat libur

C : Jumlah petugas non keperawatan

Jumlah jam perawatan Jumlah


1-2 jam 9×2 orang = 18 jam
3-4 jam 10×4 orang = 40 jam
5-6 jam 1×6 orang = 6 jam
Total 64 jam

A : jumlah jam perawatan ruangan/hari

Jumlah efektif perawat

= 64/7 =9,14 =10 perawat

B : jumlah hari minggu/thn-jumlah hari libur besar

Hari kerja/tahun
= (52+12+15)×10

36-79

=79×10

286

=2,7 = 3 perawat

C : jumlah non keperawatan

= (A+B) × 25 %

= (9+2) × 25%

= 3 orang
2

D:A+B+C

= 9 + 2+ 3 =14 orang

Hari libur (Loss Day)

Jmlh hari minggu 1 thn + cuti +hari besar × jmlh perawat tersedia

Jmlh hari kerja efektif

= 52 + 12 + 15×9,14 = 2,52 = 3 orang

6.Tenaga Keperawatan
Ruang RBK RS Sehat Sejahtera memiliki 13 orang tenaga keperawatan
termasuk kepala ruang, ketua tim, penanggung jawab shift dan perawat
pelaksana. Tenaga keperawatan yang ada di ruang RBK dibagi menjadi tiga
shift yaitu pagi, sore dan malam. Pembagian waktu shift tenaga keperawatan di
RS Sehat Sejahtera yaitu:

1) Shift pagi : 07.00-14.00 WIB

2) Shift sore : 14.00-21.00 WIB

3) Shift malam : 21.00-07.00 WIB


2

Jadwal Shift Perawat Ruang RBK RS Sehat Sehatera Bulan Agustus

Hari Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Juma Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kami Jumat Sabt Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
N t s u
o Nama/Tanggal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Ns. KG, S.Kep P P P P P P P L P P P P P P L P P P P P
2 Ea, amd. Kep P P P P P P P L P P P P P P L P P P P P
3 Ns.BW, S.Kep M M L L P S S P P S M M L L P P M M L L
4 DB, S.Kep P P S S M M S P P S S P M M L L P P S S
5 Ns. aS, S.Kep P S S P P S M M L L P P S M M L L S S P
6 Ns. SS, S. Kep S S P S S M M L L M M L L P S S M M L L
7 NH, amd.Kep S P M M L L S S P P M M S S P P M M L L
8 FH, amd.Kep P P S P M M L L P P S S M M L L S S P P
9 Ns. NY, S.Kep P S S P S P M M L L P P S M M L L P P S
10 HN, amd. Kep S M M L L P P M M L L P P S S M M L L
11 Ns. Ra, S.Kep S S P P M M L L P P S M M L L S S P M M
12 F.B.a, amd. P P S S S M M L L S S P P M M L L P P S
Kep
13 RJ, amd. Kep P S P S M M L L M M L L S S P S S M M L
2

7. Jenis 10 Diagnosa Medis Terbanyak di Ruang RBK RS Sehat Sejahtera


f Jenis 10 Diagnosa Medis Terbanyak dan 10 Jenis Tindakan Tersering
di Ruangan RBK (RBK) RS Sehat Sejahtera

10 Diagnosa medis terbanyak di Ruangan RBK (RBK) RS Sehat Sejahtera


selama 1 bulan terakhir (Agustus 2021), sebagai berikut: Tabel 2.7
Daftar 10 Diagnosa Medis Terbanyak di Ruang RBK

No. Diagnosa Medis

1. Hernia

2. BPH

3. Ca Mamae

4. Appendix

5. Katarak

6. COR

7. COS

8. COB

9. Impaksi

10. Tonsilitis

3.3.2 Sarana dan prasarana (Material/M2)

a. Lokasi dan denah ruangan

1) Lokasi ruangan

Ruang RBK memiliki beberapa ruang perawatan yang


mengelilingi nurse station meliputi Ruang IIA, IIB, IIC, IID,
IIIA, IIIB, IIIC, IIID, IIIE, IIIF. Ruang IIA, IIB, IIC, IID
berada di sebelah kanan nurse stasion, ruang IIIA, IIIB, IIIC,
IIID, IIIE, IIIF berada di depan nurse stasion.
2

2) Denah ruangan

Ruang RBK adalah ruang perawatan umum yang terdiri dari 9 jenis
ruangan, yaitu terdiri dari Ruang kelas IIIA yang yang terdiri dari 3 tempat
tidur. Ruang kelas III B yang terdiri dari 2 tempat tidur. Ruang kelas III C
yang terdiri dari 2 tempat tidur. Ruang kelas III D yang terdiri dari 2
tempat tidur dan ruang III E yang terdiri dari 2 tempat tidur, sedangkan
untuk ruang kelas IIA-D beserta ruang kelas IIIF masing-masing memiliki
kapasitas 2 tempat tidur. Sehingga jumlah tempat tidur pasien di Ruang
RBK sebanyak 21 tempat tidur. a. Lingkungan kerja

Ruang RBK memiliki ruang kerja perawat yang sekaligus


menjadi ruang pertemuan, ruang alat, ruang penyimpanan obat. Bentuk
pelayanan yang dilakukan di ruang RBK , yaitu layanan konsul bagi
keluarga, kegiatan timbang terima, discharge planning, dan
mempersiapkan obat untuk pasien yang dilakukan dalam satu ruangan.
Tempat penyimpanan obat berada di ruang yang sama dengan nurse
station. Tempat penyimpanan obat terdiri dari lemari obat dan peralatan,
laci obat setiap pasien yang berada didalam troli obat. Kursi roda berada
didekat gudang disamping lift dan oksigen berada di luar atau di depan
ruangan pasien. Alat EKG, rawat luka, dan sebagainya berada di dalam
2

ruangan nurse stasion dan berada di trolly. Fasilitas spoelhack di ruang


RBK (RBK) seperti pispot berada di kamar mandi/wc di setiap ruang
perawatan pasien.

b. Peralatan dan fasilitas


1) Peralatan
Tabel 2.8 Peralatan kesehatan di Ruang RBK
JENIS
No JUMLAH Kondisi Ideal Usulan
KELENGKAPAN
1 Ambubag 1 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah 1
Buah
2 Bak instrumen besar 1 Buah Baik 4/Ruangan Ditambah
3Buah
3 Bed set Kabinat 21 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
4 Brangkard / streacher 2 Buah Baik 2/Ruangan Terpenuhi
5 Cucing 2 Buah Baik 4/Ruangan Ditambah 2
Buah
6 Cucing Besar 1 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah2
Buah
7 Cucing Kecil 1 Buah Baik 4/Ruangan Ditambah
3Buah
8 Dressing Card 2 buah Baik 2/Ruangan Terpenuhi
9 EKG / Cardio Max 1 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah
3Buah
10 Gunting Jaringan 1 Buah Baik 3/Ruangan Ditambah3
Buah
11 Gunting Verban 1 Buah Baik 3/Ruangan Ditambah3
Buah
12 Gunting Verban Besar 1 Buah Baik 3/ Ruangan Ditambah3
Buah
13 Gunting Verban Kecil 1 Buah Baik 3/Ruangan Ditambah3
Buah
14 Hospital Bed 21Buah Baik 18/Ruangan Terpenuhi
15 Klem ½ Kocher Baik 3/Ruangan Ditambah
1 Buah
3Buah
16 Klem Anatomis 1 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah 2
Buah
17 Klem Kocher 1 Buah Baik 2/ruangan Ditambah2
Buah
18 Klem Sirugis 2 Buah Baik 2/Ruangan Terpenuhi
2

19 Korentang 1 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah 2


Buah
20 Termometer 4 Buah Baik 2/Ruanga Terpenuhi
n
21 Lemari obat 2 buah Baik 2/Ruangan Terpenuhi
22 Kereta obat 2 buah Baik 2/Ruangan Terpenuhi
23 Bengkok 2 buah Baik 5/Ruangan Ditambah
3Buah
25 Kursi Roda 3Buah Cukup 2/Ruangan Terpenuhi
Baik
26 Manometer O2 central 8 Buah Baik 3/Ruangan Ditambah3
Buah
27 Pinset Anatomi 1 Buah Baik 8/Ruangan Ditambah 4
Buah
28 Pinset Sirugis 1 Buah Baik 4/Ruangan Ditambah3
Buah
29 Pispot 10 Buah Baik 4/Ruangan Ditambah

30 Standart Infus 25 Buah Baik 10/Ruangan/ Terpenuhi


kamar
31 Sterilisator 1 Buah Baik 25/Ruangan/s Ditambah
etiap bed
32 Stetoscop 3 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
33 Suction pump 1 Buah Baik 3/Ruangan Terpenuhi
34 Syringe Pump 1 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah
35 Tempat Korentang 1 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah
36 Tensimeter 3 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah
37 Tong Spatel 2 Buah Baik 3/Ruangan Terpenuhi
38 Tromol Gass Besar 1 Buah Baik 2/Ruangan Terpenuhi
39 Tromol Gass Kecil 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
40 Urinal 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
Sumber : Ruang Perawatan RBK RS Sehat Sejahtera (2021)

Tabel 2.9 Perlengkapan Keselamatan Laboratorium


NO JENIS JUMLAH KONDISI IDEAL USULAN
KELANGKAPAN
1 Alat Pemadam Api 1 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah
3Buah
2 Laboratorium Jas 3 Buah Baik 3/ruangan Terpenuhi
2

3 Alat Bantu Pipet / Bulb - - - -

4 Sarung Tangan Sesuai Baik secukupnya Terpenuhi


Kebutuhan
Perawat
5 Waskom / 9 Buah Baik Setiap Ditambah
Wastafel Untuk ruangan
Cuci Tangan
6 Klem Tabung Sesuai Baik Baik Terpenuhi
(Tuba Kebutuhan
Holder) Pasien
7 Pipet 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
Container/tempatmerend
ampipethabispakai
8 Pemotongan jaringan 2 Buah Baik 2/Ruangan Terpenuhi
dan wadah pembuangan

9 Desinfektan Sesuai Baik - Terpenuhi


Kebutuhan
10 Perlengkapan PPPK 1 Buah Baik - Terpenuhi

Sumber : Ruang RBK RS Sehat Sejahtera (2021)


Tabel 2.10 Alat kebutuhan perawat
NO JENIS JUMLAH KONDISI IDEAL USULAN
KELANGKAPAN
1 Etalase 1 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah 2
Buah
2 TV 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
3 White Board 2 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
4 Kunci Inggris 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
5 Telephone 2 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
6 Loker 16 pintu 1 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah 2
Buah
7 Kulkas 1 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah 2
Buah
8 AC 16 Buah Baik Peruangan Terpenuhi
9 Kipas Angin 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
10 Meja Tulis 4 Buah Baik 4/Ruangan Terpenuhi
2

11 Rak Kartu 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi


12 Meja Tambahan 1 Buah Baik 1/Rungan Terpenuhi
13 Dispenser 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
14 Kompor Listrik 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
15 Kursi Kayu 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
16 Kursi Putar 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
17 Meja Tv 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
18 Lemari Stenlis 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
19 Kipas Angin 4 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
20 Kursi Lipat 8 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
21 Komputer 2 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
22 Jam Dinding 2 Buah Kurang 1/Ruangan Terpenuhi
baik

Sumber : Ruang RBK RS Sehat Sejahtera (2021)


Tabel 2.11 Fasilitas untuk petugas kesehatan
No Nama Barang Jumlah Kondisi Ideal Usulan
Rungan Ners Station Bersih, 1/Ruangan Terpenuhi
1 1
Rapi
Ruang pertemuan Bersih, 1/Ruangan Terpenuhi
2 perawat 1
Rapi
3 Ruang sidang - - 1/Ruangan Ditambah
4 Ruang periksa - - 1/Ruangan Ditambah
5 Kamar mandi dan wc 1 Bersih 1/Ruangan Terpenuhi

Ruang kepala 1/Ruangan Ditambah


6 - -
ruangan
7 Ruang supervisior - - 1/Ruangan Ditambah
8 Ruang staf dokter - - 1/Ruangan Ditambah
9 Ruang alat - - 1/Ruangan Ditambah
10 Ruang Beribadah 1 Bersih 1/Ruangan Terpenuhi
Sumber : Ruang Perawatan RBK RS Sehat Sejahtera (2021)
Tabel 2.12 Fasilitas untuk pasien di Ruang RBK
2

No Nama barang Jumlah Kondisi


1 Tempat tidur 21 Baik, kamar menggunakan
tempat tidur standart
2 Meja pasien 21 Baik
3 Kursi 21 Baik
4 Kipas angin / AC 9 Baik
5 Kipas angin perawat 1 Baik
6 Kipas angin R.tunggu 1 Baik
7 Kursi roda 3 Baik
8 Branchart 2 Baik
9 Jam dinding 1 Baik
10 Timbangan 1 Baik
11 Kamar mandi dan WC pasien 10 Cukup, kebutuhan air
12 Kamar mandi dan WC perawat 1 terpenuhi
13 Dapur 1 Cukup, kebutuhan air
14 Sprei 35 terpenuhi
15 Selimut 10 Cukup
16 Bantal 21 Baik
17 Sarung bantal 35 Baik
18 Perlak 11 Baik
19 Gorden penyekat 12 Baik
Baik
Baik
Sumber :Ruang RBK RSU Sehat Sejahtera (2021).

Administrasi penunjang- RM

NO Nama Jumlah

1. BukuInjeksi 1
2. BukuObservasi 1
3. LembarDokumentasi 1
4. BukuObservasiSuhudanNadi 1
5. BukuTimbangTerima 2
6.
SOP 100
7.
8. SAK 1 bandel
9. Bukuvisite 1
10. BukuDalin -
Leaflet -
Sumber :Ruang RBK RSU Sehat Sejahtera (2021)
2

3.3.3 Metode/M3

No Metode Data Fokus yang Dinilai

1 Penerapan MAKP Berdasarkan pengkajian yang dilaksanankan diruang RBK


(RBK) Rumah Sakit Umum Daerah Sehat Sejahtera pada
tanggal 9 sampai dengan 11 Agustus 2021, didapatkan bahwa
model asuhan keperawatan yang digunakan diruang RBK
adalah model asuhan keperawatan profesional TIM.
2. Timbang Terima Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada tanggal 9
-11 Agustus 2021 dimana kegiatan timbang terima dilakukan
jika terdapat semua perawat terutama pada saat shift pagi
dipimpin oleh kepala ruangan. Perawat pada shift malam
melaporkan pasien pada perawat yang shift pagi sesuai
dengan bagian timnya disertai pencatatan dibuku operan.
Setelah selesai perawat melakukan keliling kepada pasien
setelah itu kembali ke ners stasion dan melaksanakan
tugasnya kembali, namun ada beberapa kekurangan dimana
materi timbang terima tidak berfokus pada masalah
keperawatan hanya menyebutkan nama, diagnosis, keluhan,
tidakan yang dilakukan dan akan dilakukan serta alur proses
timbang terima sudah sesuai dengan prosedur. kontrol yang
terlampir pada status pasien. Namun saat ini perencanaan
discharge planning bagi pasien yang dirawat belum
terlaksana dengan optimal, dikarenakan discharge planning
yang dilakukan diruangan hanya dilakukan sebelum pasien
pulang. Discharge planning yang dilakukan segera setelah
pasien masuk rumah sakit hingga pasien pulang bertujuan
diharapkan pasien dan keluarga memiliki kesiapan fisik,
psikologis, dan sosial terhadap kesehatannya, tercapainya
kemandirian pasien dan keluarga dan terlaksananya perawatan
pasien yang berkelanjutan.
2

3. Dokumentasi Berdasarkan hasil pengkajian terhadap


pendokumentasian diruang RBK bahwa
pelaksanaan dokumentasi keparawatan sering
terabaikan dan pelaksanaanny tidak sesuai
dengan kaidah-kaidah pembuatan dokumentasi
keperawaran yang standar ada beberapa faktor yang
menyebabkan sering terabainya pendokumentasian
diruang RBK adalah salah satunya beban kerja perawat
yang tinggi, dan jumlah tenaga keperawatan yang tidak
sebanding dengan jumlah pasien diruangan.

3.3.4 Sumber keuangan (Money/M4)

1. Sumber kesejahteraan karyawan/ruangan

Sumber kesejahteraan pegawai berasal dari pendapatan rumah sakit dan


dikelola oleh dari PT RNM. Penentuan Gaji perawat di RS Sehat Sejahtera
dilihat dari golongan dan masa kerja pegawai. Hal ini mempengaruhi jumlah
gaji dan jumlah tunjangan yang didapat. Status kepegawaian dibedakan menjadi
pegawai tetap dan pegawai kontrak. Untuk pegawai tetap terdapat beberapa
tunjangan yang masuk, beberapa tunjangan tersebut meliputi : Jasa pelayanan
(pegawai tetap dan kontrak). Jasa pelayanan diberikan kepada setiap perawat
dengan jumlah masing-masing orang yang berbeda satu sama lain. Jumlah jasa
pelayanan yang diberikan kepada perawat tergantung pada profesi di rumah
sakit, ruangan, pendidikan, risiko pekerjaan seperti kegawatan dan penuluran
penyakitnya.

3.3.5 Mutu (Market/M5)

a. Tingkat kepuasan perawat


2

Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruang RBK perawat merasa


sangat puas dengan pendapatan bulanan yang di dapatkan juga merasa cukup
puas dengan kinerja teman sejawatnya tetapi kurang puas dengan jumlah beban
kerja yang di terima, karena jumlah pasien lebih banyak dan tidak sebanding
sengan jumlah perawat yang bekerja.

b. Tingkat kepuasan

Hasil wawancara 17 pasien di ruangan RBK di dapatkan hasil yang cukup baik
pasien mengatakan puas dengan pelayanan yang di berikan oleh Ruangan RBK Rs
Sehat Sejahtera.

BAB IV
ANALISA SWOT
4.1 Analisa Swot
No Analisa Swot Bobot Rating Bobot x
Rating
1. Sumber daya manusia
a. Internal Faktor (Ifas)
Strength
1. Adanya sistem pengembangan staf 0,5 3 1,5
berupa pelatihan perawat telah
mengikuti pelatihan (BCLS, BLS,
BTLS, PPGD, dan lain - lain)
2. Jenis keterangan :
a. Ners : 6 0,3 3 0,9
b. S1 Keperawatan: 1
c. D3 : 5
d. Administrasi : 1
e. CS : 4
3. Tingkat ketergantungan minimal, 0,2 3 0,6
partial, dan self care karena Ruang
2

RBK khusus untuk semua penyakit


Dalam

Total 1,00 3,00

Weakness
1. Sebagian perawat belum mengikuti 0,5 3 1,5
pelatihan MAKP

2. Tingkat ketergantungan pasien di Ruang 0,3 3 0,7


RBK di dominasi pastial care

Total 0,8 2,2

B. Ekternal Faktor (EFAS)


Opportunity (Peluang)
1. Adanya program pelatihan/seminar 0,3 2 0,6
khusus tentang manajemen keperawatan
dari diklat bagi kepala ruang dan perawat.

2. Adanya kesempatan melanjutkan 0,3 2 0,6

pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

3. Adanya kerja sama yang baik antara 0,4 4 1,6


mahasiswa fakultas keperawatan dengan
perawatan klinik.

Total 1,00 2,5

Trearthened (Ancaman)
1. Adanya tuntunan tinggi dari masyarakat 0,3 4 1,2
untuk pelayanan yang lebih tinggi dan
profesional.

2. Tingginya kesadaran masyarakat akan 0,3 3 0,9


hukum dan pentingnya kesehatan.

3. Adanya rumah sakit swasta lain diwilayah 0,3 4 1,2


kabupaten lumajang yang selalu
2

meningkatkan pelayanannya
0,1 4 0,4
4. Adanya permintaan tanggung jawab dan
tanggung gugat dari keluarga atau pasien
1,00 3,7
Total

S-W = 3-2,1 = 0,9


O-T = 2,5-3,7 = -1,2
2. Sarana Dan Prasarana (Materials)
a. Internal Faktor (IFAS )
Strength
1. Mempunyai sarana dan prasarana yang 0,2 3 0,6
memadai untuk pasien, tenaga kesehatan,
dan keluarga pasien termasuk sarana dan
prasarana universal precousen untuk
perawat.

2. RS tipe B non pendidikan, memiliki 0,2 3 0,6


standart asuhan keperawatan dan sebagai
RS rujukan.

3. Terdapat administrasi penunjang (misal 0,3 3 0,7


:adanya SOP dan SAK ) yang memadai.

4. Tersedianya nurse station. 0,2 4 0,8

Total 0,9 2,7

Weakness
1. Sarana administrasi penunjang 0,6 3 1,8
untuk dokumentasi sudah dimanfaatkan.

2. Kurangnya alat komunikasi penunjang 0,4 3 1,2


diruang aster sehingga keluarga psien
harus datang ke nurse station untuk
meminta informasi.

Total 1,00 3,00

b. Eksternal Faktor (EFAS)


Opportunity
1. Adanya peningkatan sarana dan prasarana 0,4 3 1,3
untuk pasien dan tenaga kesehatan untuk
terciptanya pelayanan yang profesional.
2

2. Adanya program pelatihan atau seminar 0,2 4 1,6


khusus tentang pengoperasian alat yang
akan di gunanakan guna tercapainya
pelayanan kesehatan yang baik.
3. Adanya anggaran untuk sarana dan 0,4 2 0,8
prasarana yang rusak sehingga tidak
menghambat pelayanan kesehatan di
rumah sakit
Total 1,00 3,7

Treathened
1. Adanya tuntunan tinggi dari masyarakat 0,3 2 0,6
untuk melengkapi sarana dan prasarana di
ruangan.

2. Tuntunan pasien untuk mendapatkan 0,3 3 0,9


sarana dan prasarana yang lebih baik.

3. Kurangnya kesadaran masyarakat sarana 0,2 2 0,4


dan prasarana penunjang di ruangan.

4. Adanya UU perlindungan konsumen. 0,2 2 0,4


Total 1,00 2,3

S-W= 2,6-3 = -0,4


O-T= 3,7- 2,3= 1,4
2

3. Metode (Method)
MAKP
a. Internal Faktor (IFAS)
Strenght
1. RS memiliki visi, misi dan motto 0,2 5 1
sebagai acuan melaksanakan kegiatan
pelayanan.

2. Ada kemauan perawat untuk berubah 0,1 5 0,5


demi tercapainya pelayanan kesehatan.

3. Mempunyai standart asuhan


keperawatan. 0,1 4 0,4

4. Terlaksananya komunikasi yang


adekuat : perawat dan tim kesehatan 0,3 3 0,9
lain.

5. Ketenagaan keperawatan sudah 0,1 3 0,3


memenuhi syarat untuk MAKP (S1
keperawatan 4 orang).

6. Kewaspadaan menyeluruh dilakukan 0,1 5 0,5


kepada setiap pasien tanpa memandang
status infeksinya.

7. Memiliki model MAKP dengan model 0,1 4 0,4


MAKP tim campuran.

Total 1,00 4,00

Weakness
1. Pelaksanaan model MAKP belum 0,3 3 0,9
dilaksanakan dan terdokumentasi tetapi
sosialisasi kepada semua tim masih
kurang.

2. Kurangnya jumlah tenaga yang 0,4 4 1,6


membantu optimalisasi penerapan
2

model yang digunakan

3. Pelayanan/tugas yang kurang maksimal 0,3 3 0,9


MAKP yng kurang maksimal

Total 1,00 3,4

B. Eksternal Faktor (EFAS)


Opportunity
1. Adanya mahasiswa S-1 Keperawatan 0,5 3 1,5
praktik menegemen keperawatan dan
siswa praktek.

2. Ada kebijakan pemerintah tentang 0,3 2 0,6


profesionalisasi perawat.

3. Adanya program akreditasi RS dari 0,2 3 0,6


pemerintah dimana MAKP merupakan
salah satu penilaian.
Total 1,00 2,7

Trearthened
1. Persaingan dengan rumah sakit swasta 0,3 3 0,9
yang semakin ketat.

2. Adanya tuntutan masyarakat yang 0,3 3 0,9


semakin tinggi terhadap peningkatan
pelayanan keperawatan yang lebih
profesional.

3. Makin tinggi kesadaran masyarakat 0,2 3 0,5


akan hukum.

4. Makin tinggi kesadaran masyarakat 0,2 2 0,4


akan pentingnya kesehatan

Total : 1,00 2,9

S-W= 4-3,4= 0,6


O-T= 2,7-2,9= - 0,2
2

4. Keuangan M4 (Money)
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Ada pendapatan dari jasa medic 0,4 4 1,6
2. Ada pendapatan dari jasa pelayanan
IRNA medis.

3. Ada pengajuan kebutuhan alat ruangan 0,4 4 1,6


oleh kepala ruangan.

4. Gaji perawat didapatkan dari 0,2 4 0,9


rumah sakit setiap bulan.

Total 1,00 4,1

Weakness
1. Jasa intensif untuk pelayanan dan jasa 1,0 2 2,0
medic yang diberikan sama untuk semua
perawat.
Total 1,00 2,00

Opportunity
1. Adanya alokasi dana untuk pelatihan 1,0 3 3,0
bagi perawat ,
Total 1,00 3,00

Treathened
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari 1,0 2 2,0
masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang lebih
profesional sehingga membutuhkan
pendanaan yang lebih besar untuk
mendanai sarana dan prasarana.
Total 1,00 2,00

S-W= 4-2 = 2
O-T= 3-2 = 1
2

5. M5 (Mutu)
Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Kepuasan pasien terhadap pelayanan 0,4 4 1,6
kesehatan di rumah sakit.
2. Rata – rata bos cukup baik. 0,4 4 1,6
3. Adanya prelasi karakteristik dari pasien 0,2 4 0,8

Total 1,00 4,00

Weakness
1. LOS yang memanjang karena perawatan 1,00 3 3,0
yang lama.

Total 1,00 3,00

Eksternal Faktor

(EFAS) Opportunity
1. Mahasiswa S-1 keperawatan praktek 0,5 4 2
manajemen keperawatan
2. Kerja sama yang baik antar perawat dan 0,5 3 1,5
mahasiswa.
Total
1,00 3,5
Treathened
1. Adanya peningkatan standart 0,5 2 1,00
masyarakat yang harus dipenuhi.

2. Persaingan pelayanan rumah sakit 0,5 3 1,5


dalam memberikan pelayanan
keperawatan.
Total 1,00 2,5
S-W = 4-3 = 1
O-T= 3,5-2,5= 1

4.2 Diagram Layang

0
3,5
3
2,5
2
1,5
M2 M1
1 M5 M4
0,5
s 0 M3
w
-3,5-3-2,5-2-1,5-1-0-,05,5 0 0,5 1 1,5 2 2,53
-1,5
-2
2 -2,5
-3
-3,5

Berdasarkan diagram diatas,T analisa SWOT pada Ruang RBK


seluruhnya berada pada kuadran I. Hal yang harus dilakukan pada situasi
tersebut adalah agresif yaitu berada pada situasi yang sangat baik dan
menguntungkan. Kekuatan dan peluang yang dimiliki Ruang RBK perlu
dimanfaatkan dengan baik dan ditingkatkan untuk tercapainya pelayanan
yang prima dan berkualitas.

BAB V
PERENCANAAN
Berdasarkan masalah yang ditemukan di BAB III. Makan akan dilakukan
rencana kegiatan dalam mengoptimalkan MPKP.

5.1 Tujuan

1. Tujuan umum

Kelompok dapat menyusun pelayanan manajemen keperawatan baik aspek


asuhan keperawatan maumpun pelayanan keperawatan serta bisa
mengaplikasikan teori yyang didapatkan untuk meningkatkan pelayanan
keperawatan di ruang RBK Rumah sakit daerah sehat sejahtera.

2. Tujuan khusus
2

a. Kelompok mampu menyususn visi dan misi dan menganalisis


ruangan MPKP karena visi dan misi berpatokan pada visi dan misi
rumah sakit

b. Kelompok mampu melakukan role play pre conference dan post conferen
dalam ruangan

c. Kelompok mampu menganalisis dan melengkapi struktur organisasi diruang


RBK

d. Kelompok mampu melakukan role play dischard planing dalam ruangan.

e. Kelompok mampu melakukan role play supervisi oleh kepala rungan setiap
minggu.

5.2 Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan prioritas masalah yang di sepakati makan kelompok manajemen yang


berada diruang RBK memberikan alternatif beberapa, yaitu:

1. Membuat struktur organisasi beserta nama lengkap perawat

2. Mengusulkan pembuatan visi dan misi khusus rungan

3. Melakukan role play

Berbagai permasalahan yang telah ditemukan untuk menyuusun prioritas masalah


adalah dengan memperhatikan beberapa aspek, yaitu:

Capabilyt (C) : kemampuan rungan dalam mengatasi rungan


2

Acessible (A) : kemudahan masalah untuk diatasi

Readlines (R) : kesiapan rungan dalam mengatasi masalah

Levirage (L) : daya pendorong dalam mengatasi masalah

Adapun skor penilaian yang digunakan adalah:

1. : tidak mampu

2. : kurang mampu

3. : mampu

4. : sangat mampu

Tabel 5.2 rumusan prioritas masalah

No Rumusan masalah Skor Prioritas


C A R L Jumla
h
1. Discharge planing belum 4 4 3 5 240 1
dilaksanakan optimal kepada pasien
yang akan pulang dan hanya
dilakukan dengan secara lisan dan
tdak mencakup aspek discharge
planing terkait penjelasan penyakit
sebuah lifleat.
2. MAKP TIM belum terlaksana 3 3 4 4 144 2
dengan optimal karena jumlah
2

tenaga keperawatan yang sedikit


3. Materi timbang terima tidak fokus 3 4 3 3 108 3
pada masalah keperawatan hanya
menyebut nama, keluhan, diagnosa,
tindakan yang dilakukan dan akan
dilakukan.
4. DRK keperawatan dirungan RBK 2 3 3 4 72 4
belum terlaksana secara mandiri
oleh rungan
5. Standart asuhan keperawatan belum 3 3 2 3 54 5
terlaksana secara optimal
6. Pendokumentasian hasil supervisi 3 3 2 2 36 6
hanya disampaikan secara lisan saat
timbang terima dilakukan,
pendokumentasian secara tertulis
masih belum dilakukan.
7. Pelaksanaan standart operasional 3 3 2 2 36 7
salah satunya sarana-prasarana
yang kurang mendukung, tenaga
keperawatan yang kurang dan
penerappan tindakan sesuai SOP
masih dalam tahap pelaksanaan dan
perlu adanya monitiring yang ketat.
8. Jumalah perawat dirungan RBK 13 3 2 3 2 36 8
orang tenaga keperawatan termasuk
kepala rungan, kketua tim,
penanggung jawab shift, dan
perawat pelaksana
9. Belum ada ruang berdiskusi khusus 2 3 3 2 36 9
untuk dokter dan perawat
10. Pelaksanaan dokumetasi sering 2 2 3 3 36 10
terabaikan dan pelaksanaan tidak
susuai dengan kaidah-kaidah
pembuatan dukomentasi
keperawatan yang standart.
11. Program pengendalian indikator 2 2 4 2 36 11
mutu dirungan perawatan RBK
tidak pernah dilakukan secara
2

formal
12. Berdasarkan wawancara dengan 6 3 2 2 2 24 12
perawat rung, menyatakan bahwa
dalam hal pendapatan bulanan di rs
sehat sejahtera sudah merasa cukup
puas, namun perawat merasa
kurang puas dengan beban kerja
yang kurang sebanding dengan
jumlah perawat.
13. Penentuan gaji perawat di Rs sehat 2 2 2 3 24 13
sejahtera dilihat dari golongan dan
masa kerja pegawai hal ini
mempengaruhi jumlah gaji dan
jmlah tunjngan yang didapat.
14 Kuosioner untuk pengukuran 3 3 2 1 24 14
. tingkat kepuasan perawat masih
belom tersedia dirungan RBK
15 Layanan konsul bagi 3 2 2 2 24 15
. keluarga,kegiatan timbang terima,
dischaerge planing, dan
mempersiapkan obat untuk pasien
masih dilakukan dalam satu rungan.
16 Berdasarkan grafik, dapat dilihat 2 2 2 1 8 16
. bahwa dari 18 pasien dirungan
RBK pada hari/ tanggal senin 7
september 2021 sebanyak 68%
merasa puas dengan pelayanan
yang di berikan, 12% merasa
sangat puas, 10% merasa tidak puas
dan 10% merasa sangat tidak puas
2

Tabel Matriks plan of action (POA)


N Rencana Kegiatan Rencana kegiatan Kriteria hasil Penanggung waktu
o jawab
1. Discharge planing 1. Membuat format 1. Mempermudah Fuad rusli 13:00
dirungan RBK discharge planing perawat dalam dan Farid
belum terlaksana melakukan ariful hadi
dengan optimal 2. Menyediakan discharge
discharge planing leafleat atau brosur planing
dilakukan kepada tentang penyakit,
pasien yang akan pencegahan,perawat 2. Pasien dan
pulang dan hanya an, nutrisi, aktifitas keluarga
dilakukan secara dan istirahat. pasien
lisan dan tidak mengerti dan
mecakup aspek 3. Melakukan memahami
discharge planing pelakanaan penjelasan
yang meliputi discharge tentang
penjelasan planingdari awal penyakit,
penyakit dalam pasien datang pencegahan,
sebuah leafleat. hingga pasien perawatan,
pulang nutrisi,
4. Memberikan penkes aktifitas dan
secara lisan dan istirahat sesuai
tertlis dengan leafleat
atau brosur
yang di berikan

2. MAKP TIM 1. Mensosialisasikan 1. Perawat Evi 07:00


belum terlaksana pelaksanaan metode mampu nurdiana
dengan optimal MAKP yang menyusun
karena jumlah dilakukan format MAKP
tenaga
keperawatan yang 2. Diadakan diskusi 2. Perawat
sedikit rutin antara karu mampu
dan anggotanya melakukan
MAKP dengan
3. Adakan fasilitas SOP
penunjang seperti
buku mampun 3. Perawat
makalah tentang Mampu
kasus-kasus yang menentukan
ada dirungan MAKP
2

3. Materi timbang 1. Membuat form 1. Terlaksananya Dwina 07:15


terima tidak fokus yang berisi poin- timbng terima Wulan
pada masalah poin tentang yang berfokus
keperawatan kebutuhn dasar pada masalah
hanya menyebut pasien keperawatan
nama, keluhan, dan kebutuhan
diagnosa, tindakan 2. Melakukan timbang dasar pasien
yang dilakukan terima sesuai
dan akan dengan aturan yang 2. Optimalnya
dilakukan baku teknik timbang
terima
3. Mendokumentasika
n data langsung 3. Optimalnya
ditulis di buku dokummentasi
operan timbang terima

4. Berdasarkan hasil 1. Pelaksanaan DRK 1. Tersedianya Angga Dwi 07:30


wawancara yang SOP DRK Praditya
dengan kepala berkesinambungan
ruangan dimana 2. Tersedinya
DRK diruang 2. Membuat infomed infomed
RBK belum concent DRK concent DRK
pernah
dilaksanakan 3. DRK dilaksanakan 3. Menyusun
secara mandiri secara rutin dan jadwal DRK
oleh ruangan telah ditetapkan sebagai
jadwal tertentu agar kegiatan rutin
DRK lebih dirungan
terjadwal
4. Terlaksananya
DRK

5. Standart asuhan 1. Mengadakan 1. Standart Fatimatus 10:00


keperawatan kegiatan pelatihan asuahan zahro
belum terlaksana sosialisasi tentang keperawatan
dengan optimal standart asuahan terlaksana
keperawatan dengan baik

6. Pendokumentasian 1. Menentukan 1. Mampu Erza 09:00


hasil supervisi penanggung jawab menentukan Ismelia dan
hanya jawab supervisi penanggung Ifadhotul
disampaikan jawab supervsi Quroti
secara lisan saat 2. Menentukan format A’yun
timbang terima penillaian supervisi 2. Mengetahui
dilakukan, format
pendokumentasian 3. Membuat SOP supervisi
secara tertulis
2

masih belum supervisi 3. Pelaksanaan


dilakukan. supervisi
4. Mengadakan berjalan
inventaris dan dengan baik.
dokumentasu
penunjang
2

BAB VI
IMPLEMENTASI
Diskusi hasil analisis pengkajian serta rencana penyelesaian masalah
managemen keperawatan di Ruang RBK, dilakasanakan pada hari Jumat, 20
Agustus 2021 yang diikuti oleh dosen kami. Pada diskusi tersebut telah disepakati
prioritas masalah yang telah ditetapkan meliputi :

1. Timbang terima yang kurang efektif


2. Discharge planing sudah dilaksanakan tetapi belum dilakukan pemberian
edukasi terkait penggunaan via online yang dapat mempermudah pasien
untuk daftar
3. Waktu dinas malam yang terlalu panjang Rencana penyelesaian masalah
diatas adalah melakukan kegiatan dengan tema penerapan model praktek
keperawatan profesional dengan metode modifikasi tim campuran. Fokus
penyegaran antara lain adalah melakukan timbang terima, pre post
conference, dan edukasi terkait penggunaan pendaftaran melalui online.

6.1 PELAKSANAAN KEGIATAN

Dalam praktek manajemen ini praktikan telah berusaha menerapkan


model MPKP Tim sebaik mungkin berdasarkan pilar-pilar yang dimiliki
MPKP yaitu, Management Approach, Compensatory Reward,
ProfesionalRelationship, dan Patient Care Delivery (PCD).

Adapun pelaksanaan kegiatan MAKP tanggal 13 September 2021


sesuai jadwal yang telah disusun. Pada beberapa kegiatan yang dilakukan
oleh kelompok antara lain adalah, roleplay timbang terima, roleplay
discharge pleaning. Pelaksanaan kegiatan berdasarkan analisis data yang
dikumpulkan dan evaluasi dengan program kontrol kegiatan. Penerapan
MAKP di Ruang RBK RS Sehat Sejahtera sebagai berikut :

N Hari/Tgl Kegiatan Waktu Tempat Penanggung


2

o Jawab
1. Senin, Timbang Terima: 20 Menit Nurse PP, PA
13-09-21 1. Timbang terima dilaksanakan setiap Station
pergantian sif/operan
2. Prinsip timbang terima,semua pasien baru
masuk dan pasien yang
dilakukan timbang terima khususnya
pasien yang memiliki
permasalahan yang belum/dapat teratasi
serta yang membutuhkan observasi lebih
lanjut.
3. Kedua kelompok dinas sudah siap jaga
shift
4. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan
buku catatan
5. Kepala ruangan membuka acara timbang
terima
6. PA/PP menyampaikan timbang terima
kepada PP yang akan shift berikutnya,
secara jelas, singkat dan padat oleh
perawat yang jaga hal yang perlu
disampaikan dalam timbang terima;
a. Jumlah pasien
b. Identitas pasien, diagnosis medis,
dimana pasien dirawat
c. Data (keluhan/subjektif)
d. Masalah keperawatan yang masih
muncul
e. Intervensi yang sudah dan belum
dilaksanakan
f. Intervensi koloaboratif dependen
g. Rencana umum dan persiapan yang
perlu dilakukan (misalanya persiapan
oprasi, pemeriksaan penunjang dan
program lainnya.
7. Pelaporan timbang terima dituliskan secara
langsung pada format timbang terima yang
ditandatangani oleh pp yang jaga
berikutnya diketahui oleh kepala ruangan
8. Perawat shift jaga selanjutnya juga dapat
melakukan klarifikasi, tanya jawab dan
melakukukan validasi terhadap hal-hal
yang telah ditimbang terimakan dan
berhak menanyakan hal-hal yang kurang
jelas
9. Setelah timbang terima selesai maka
ditutup oleh karu

2. Senin, Pre - Post Confrence 20 Menit Nurse PP, PA


2

13-09-21 Station
Kegiatan pre-post Conference telah dilakukan
oleh kelompok sesuai dengan SOP yang telah
di sepakati, setelah operan dari kepala
ruangan, ketua tim melakukan pre-post
conference bersama perawat pelaksana.
Namun kelompok atau mahasiswa masih
belum melakukan diskusi dengan kepala
ruang dan ketua TIM menentukan tingkat
ketergantungan pasien agar mempunyai
persepsi yang sama sehingga dalam
pembagian tugas perawat pelaksana
disesuaikan dengan tingkat ketergantungan
pasien

3. Senin, Pendokumentasian Asuhan Keperawatan 20 Menit Nurse PP, PA


13-09-21 Station
1. Kelompok dinas sudah siap shift jaga
2. Kelompok yang bertugas akan melakukan
pendokumentasian:
a. Hari dan tanggal
b. Nama dan alamat pasien
c. Keluhan utama
d. Diagnose medis
e. Diagnose keperawatan
f. Indicator (NOC)
g. Rencana Tindakan (NIC)
h. Implementasi
i. Evaluasi

4. Senin, Discharge Planning 20 Menit Nurse PP, PA


13-09-21 Station
Discharge Planning dilakukan oleh kelompok
ketika pasien akan pulang
dengan format Discharge Planning yang telah
di diskusikan oleh kelompok dengan
komponen antara lain:
a. Data umum (Nama, Alamat, jenis
kelamin, diagnosa medis)
b. Dipulangkan dari RS dengan keadaan
(Sembuh, Meneruskan dengan obat jalan,
Di rujuk,
pulang paksa, meninggal).
c. Kontrol (waktu dan
tempat kontrol)
d. Aturan Diet makanan / Nutrisi
e. Obat-obatan yang masih diminum dan
jumblahnya.
2

f. Aktifitas dan istirahat yang dibawa


pulang (hasil pemeriksaan
laboratorium, obat obatan, hasil EKG,
USG, dll)
g. Lain-lain.

6.2 EVALUASI
1. Struktur (Input)
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah
tersedia antara lain: catatan timbang terima, status pasien dan kelompok sif
timbang terima. Kepala ruang/nurse in charge (NIC) memimpin kegiatan
timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian sif yaitu pagi ke siang.
2. Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan
oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti sif. Perawat
primer mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti
sif. Timbang terima pertama dilakukan di nurse station kemudian keruang
perawatan pasien dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima
mencakup jumlah pasien, diagnosa keperawatan, intervensi yang
belum/sudah dilakukan.
3. Hasil
Kegiatan timbang terima di Ruang RBK RS Sehat Sejahtera telah
dilakukan setiap pergantian shif sesuai dengan SOP oleh kelompok, timbang
terima shif pagi ke sift sore di pimpin oleh kepala ruangan, kegiatan timbang
terima yang di lakukan oleh kelompok sudah dilakukan sesuai SOP yang telah di
sepakati oleh kelompok dengan menerapkan prinsip timbang terima, dari operan
masih bersifat kolaboratif, komunikasi antar perawat berjalan dengan baik, namun
masih ada beberapa yang belum optimal, antara lain: tidak semua perawat ruang
mengikuti kegiatan timbang terima, masih ada beberapa perawat yang melakukan
timbang terima tidak serius (sambil bercanda) kepala ruang atau ketua tim tidak
hadir karena ada acara tertentu.
2

Discharge Planning diruang RBK sudah dilaksanakan sesuai dengan SOP


misalnya menjelaskan discharge planning secara rinci tetapi masih ada beberapa
perawat yang masih menjelasakan menggunakan bahasa medis yang belum
dimengerti oleh keluarga/pasien.
2

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Model yang digunakan dalam asuhan keperawatan memakai model
TIM yang diketuai oleh ketua tim
2. Pengkajian di ruang RBK praktek manajemen menggunakan
wawancara dan observasi didapatkan hasil analis sebanyak 16
masalah yang yang perlu dilakukan diruangan antara lain visi dan
misi belum ada, kegiatan manajemen belum dijalankan sesuai
dengan kegiatan fngsi menejemen yang baik.
3. Kurangnya sarana dan prasarana yang kurang serta tenaga
keperawatan yang masih kurang profesional
4. Kegiatan manajemen dilakukan dengan rutinitas kegiatan antara
lain Operan, Prekonference, Post konference, DRK keperawatan,
Supervisi keperawatan, Discharge planning, dan Dokmentasi
keperawatan.
B. Saran
1. Pimpinan/kepala
a. Ketua tim seharusnya melakukan evaluasi setiap
bulannya untuk mengetahui permasalahan yang terjadi
diruangan Ketua tim seharusnya menambah tenaga
keperawatan untuk mengurangi beban kerja dan tugas-
tugas yang terbengkalai
b. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai seperti
memberikan ruang untk penyimpanan obat, ruang untuk
diskusi dokter dan perawat.
c. Kepala ruang dan tim melaporkan ke bagian direksi RS
terkait prasarana yang kurang memada
2. Subdepaertemen keperawatan
a. Mendokumentasikan setiap kegiatan dengan lisan dan
tertulis
2

b. Melaksanakan fungsi manajemen keperawatan untuk


melakukan pengawasan terhadap kinerja perawat
c. Melakukan supervisi secara formal dan teratur ke ruangan
agar kemampuan yang sudah adv dapat dipertahankan,
serta dapat dijadikan motivasi untuk perawat
d. Melakukan monitoring terhadap SOP yang akan
dilakukan
3. Perawat pelaksana
a. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan untuk
menunjang profesionalisme perawat
b. Melakukan pendokumentasian secara lisan dan tertulis
disetiap kegiatan
c. Saat melakukan timbang terima berfokus pada masalah
keperawatan
2

PROPOSAL PRE DAN POST CONFERENCE

RUANG RBK RS SEHAT SEJAHTERA

Disusun Oleh :
Kelompok 6

Angga Dwi Pradity NIM. 20020009


Fuad Dusli NIM. 20020091
Muhammad Farid Ariful Hadi NIM. 20020059
Dwina Wulan Febriyanti NIM. 20020028
Erza Ismelia NIM. 20020031
Evi Nurdiana Maulidah NIM. 20020032
Fatimatus Zahro NIM. 20020035
Ifadhotul Qurroti A’yun NIM. 20020038

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr SOEBANDI JEMBER
YAYASAN PENDIDIKAN JEMBER INTERNASIONAL SCHOOL (JIS)
2020/2021
2

BAB 1

TINJAUAN TEORI

1.1 Definisi
Menurut Sain (2010), konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan
setiap hari. Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan
dinas pagi, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan.
1.2 Tujuan Umum Conference
Tujuan conference secara umum adalah untuk menganalisa masalah-masalah
secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah dan
mendapatkan gambaran dari berbagai situasi lapangan sehingga bisa menjadi
bahan masukan untuk menyususn rencana sehingga dapat meningkatkan
kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan membantu koordinasi
dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan
asuhan dan kebingungan bagi pemberi asuhan keperawatan.
1.3 Pedomanan Pelaksanaan Conference
Pedoman pelaksanaan conference menurut Modul MPKP (2006) yaitu :
a. Sebelum dimulai tujuan conference harus dijelaskan
b. Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok
c. Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa
mendominasikan dan memberi umpan balik
d. Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodic
e. Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta pendapat yang
berbeda
f. Ruangan diskusi diatur sehingga dapat tahap muka pada saat diskusi
2

1.4 Macam-macam Conference


Conference di bagi menjadi 2 macam yaitu :
a. Pre conference
1. Definisi
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah
selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang sipimpin
oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim
tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre
conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan
rencana dari katim dan PJ (Modul MPKP, 2006).
2. Tujuan Pre Conference
1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,
merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
3. Syarat Pelaksanaan
a. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan
keperawatan
b. Waktu efektif yang diperlukan 10-15 menit
c. Topik yang di bicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan
pasien, perencanaan tidakan rencana dan dat-data yang perlu
ditambahkan
d. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim
dan anggota tim
4. Pelaksanaan
a. Dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim
b. Waktu
Dilakukan setelah operan
c. Tempat
Dilakukan di meja masing-masing tim
5. Penanggung Jawab
Ketua tim dan penanggung jawab tim
b. Post Conference
2

1) Definisi
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat
pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum
operan kepada shift berikutnya. Isi post conference adalah hasil
askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tidak lajut).
Post conference dipimpin oleh katim atau pj tim
2) Tujuan Post Conference
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian
masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai
3) Syarat Post Conference
a. Post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan
keperawatan
b. Waktu efektif yang diperlukan 10-15 menit
c. Topik yang di bicarakan harus dibatasi, umumnya tentang
keadaan pasien, perencanaan tidakan rencana dan dat-data
yang perlu ditambahkan
d. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan,
ketua tim dan anggota tim
4) Pelaksanaan
a. Dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim
b. Waktu
Sebelum operan
c. Tempat
d. Dilakukan di meja masing-masing tim
5) Penanggung Jawab
Ketua tim atau PJ tim
2

1.5 Panduan perawat pelaksanaan dalam melaksanakan konferensi


a. Konferensi dilakukan setiap hari setelah dilakukan pergantian dinas pagi
atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana
b. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing-
masing
c. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi
kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam
Hal-hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :
1. Keluhan utama klien
2. Keluhan klien
3. TTV dan kesadaran
4. Hasil pmeriksaan laboratorium atau diagnostic terbaru
5. Masalah keperawatan
6. Rencana keperawatan hari ini
7. Perubahan keadaan terapi medis
8. Rencana medis
d. Perawatan pelaksana mendiskusikan dan mengarahkan perawat asosiet
tentang masalah yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi :
1. Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan, kesalahan
pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang
dikonsulkan
2. Ketepatan pemberian infus
3. Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan
4. Ketepatan pemberian obat/ injeksi
5. Ketepatan pelaksaan tindakan lain
6. Ketepatan dokumentasi
e. Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan
f. Mengiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan
kemajuan masing-masing perawat
g. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalah yang tidak dapat di
selesaikan
2

BAB 2
STANDAR OPERASIONAL (SOP)
PRE CONFERENCE DAN POST CONFERENCE
2.1 PRE CONFERENCE
No Tindakan Ya Tidak
1. Persiapan
1. Ruangan
2. Staff

2. Tatalaksana

1. Melakukan conferensi setiap hari segera setelah


dilakukan pergantian dinas pagi atau sore sesuai dengan
jadwal pelaksana
2. Dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim
3. Isi conference :
a. Rencana tiap asuhan (rencana harian)
b. Tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung
jawab tim
4. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA
dalam tim nya masing-masing
5. Menyampaikan perkembangan dan masalah pasien
berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi pasien
yang dilaporkan oleh dinas malam
6. Perawat pelaksana menyampaikan hal-hal meliputi :
a. Keluhan pasien
b. TTV dan kesadaran pasien
c. Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnosis
terbaru
d. Masalah keperawatan
e. Rencana keperawatan hari ini
f. Perubahan keadaan terapi medis
g. Rencana medis
7. Perawat pelaksana mendiskusikan dan mengarahkan
2

perawat asosiet tentang masalah yang terkait dengan


perawatan yang meliputi :
a. Pasien yang terkait dengan pelayanan seperti :
keterlambatan, kesalahan pemberian makan,
kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang di
konsulkan
b. Ketetapan pemberian infus
c. Ketetapan pelaksanaan tindakan lain
d. Keketapan pemberian obat injeksi
e. Ketetapan dokumentasi
8. Mengingatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan
9. Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian,
kejujuran dan kemajuan masing-masing perawat asosiet
10. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalah
yang tidak dapat diselesaikan

2.2 POST CONFERENCE


1. Nama jabatan : Perawat
2. Ringakasan tugas :
a. Ketuan tim atau PJ membuka acara
b. Ketua tim atau PJ menanyakan kendala yang dialami dalam
memberikan asuhan pasien
c. Ketua tim atau PJ menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus
dioperkan kepada perawat shift berikutnya
d. Ketua tim dan PJ menutup acara
3. Hasil kerja :
a. Terlaksananya pembukaan acara
b. Terdeteksinya kendala dalam asuhan yang telah diberikan
c. Terlaksananya tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan
kepada perawat shift berikutnya
d. Terlaksananya penutupan acara
2

4. Rincian tugas :
a. Ketua tim atau PJ tim membuka acara
1. Memberikan salam dengan sopan dan hormat
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan langkah prosedur
b. Ketua tim atau PJ timmenanyakan kendala dalam asuhan yang telah
diberikan
1. Menanyakan kepada setiap PJ apa yang telah dilakukan kepada
pasien
2. Menanyakan kepada setiap PJ apa yang telah menjadi kendala
dalam memberikan setiap asuhan kepada pasien
3. Menanyakan kepada setiap PJ apa yang dapat dihasilkan dari setiap
tindakan
c. Ketua tim atau PJ tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang
harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya
1. Menanyakan kepada PJ apa yang belum dilaksanakan
2. Menanyakan kepada PJ apa yang akan dilaksanakan selanjutnya
3. Menanyakan kepada PJ apa yang harus dioperkan pada perawat
shift selanjutnya
4. Mengevaluasi keefektifan dan keefisienan tindakan yang akan
diberikan selanjutnya
d. Ketua tim atau PJ tim menutup acara
1. Memberikan kesimpulan Post Conference
2. Menanyakan apakah ada pertanyaan atau saran kepada setiap PJ
Mengucapkan terimakasih dan salam
2

Dialog Role Play

PRE CONFERENCE

Pemeran :

Kepala Ruangan : Muhammad Farid Ariful Hadi

Ketua Tim : Fuad Dusli

Pa Tim A : Evi Nurdiana Maulidah

Pa Tim B : Fatimatus Zahro

Waktu kegiatan : Sebelum dan Sesudah operan Shift

Tempat : Meja masing-masing Tim

Penanggung jawab : Kepala Ruangan

Kegiatan :

1. Kepala ruangan membukan acara


2. Kepala ruangan menanyakan rencana harian masing-masing perawat pelaksana
3. Kepala ruangan memberikan masukan dan tindak lanjut terkait dengan asuhan
yang diberikan saat ini
4. Kepala ruangan memberikan reinforcement
5. Kepala ruangan menutup acara

KARU : Assalamualaikum wr wb, selamat pagi. Alhamdulillah pagi hari


ini kita masih diberikan kesehatan sehingga dapat berkumpul
disini seperti biasa untuk menjalankan tugas kita sebagai
perawat. Baiklah untuk memulai aktivitas hari ini mari kita
buka dengan bacaan doa bersama. Selanjutnya saya serahkan
pada ners Fuad selaku ketua tim untuk memandu pre conference
pada pagi hari ini.

Katim : Terimakasih kepada bapak ners farid selaku kepala ruangan.


2

Assalamualaikum wr wb, selamat pagi teman-teman semua. Pada


pelaksanaan pre converence hari ini tanggal 13 september 2021 di
ruang RBK dengan jumlah pasien 2 orang. Langsung saja kepada
n e r s E v i , Zahro untuk menyampaikan tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien

PA A :Selamat pagi semuanya, baik disini saya menangani Tn.A


dikamar A.12 dengan keluhan pasien demam. Tindakan yang akan
dilakukan pagi ini yaitu :

09.00 :Memberikan injeksi sesuai yang diresepkan dokter


09.30 :Sudah dilakukan test darah dan hasilnya masih belum keluar dari pihak
laboratorium
09.40 :Mengkolaborasikan keluarga untuk mengompres air hangat,
karena suhu tubuhnya 38˚C
13.00 :Mengobeservasi kembali keluhan yang dirasakan Tn.A.
lanjutkan intervensi
Katim :Selanjutnya ners Zahra
PA B :Baik, saya menangani pasien Tn.B dengan diagnosa diabetes mellitus
dengan disertai luka pada kaki. Tindakan yang akan saya lakukan
adalah

10.00 : Melakukan rawat luka

12.00 : Memberikan injeksi insulin

13.00 : Melakukan cek kadar gula. Intervensi di lanjutkan

Katim :Terimakasih kepada rekan-rekan yang sudah menyampaikan


terkait asuhan keperawatan yang akan diberikan. Saya harap
rekan-rekan bisa memberikan asuhan leperawatan dengan optimal
sesuai keluhan pasien. Saya kembalikan kepada bapak Farid

Karu :Terimakasih pada katim dan rekan-rekan semua atas


laporannya. Langsung saja kita semua melakukan tindakan yang
sudah direncanakan. Mari kita tutup pre conference hari ini dengan
bacaan hamdalah bersama.
2

POST CONFERENCE

Pemeran :

1. Evi Nurdiana Maulidah : Kepala Ruangan


2. Fatimatus Zahro : Ketua Tim
3. Ifadhotul Qurroti A’yun : Perawat Pelaksana 1
4. Erza ismelia : Perawat Pelaksana 2
5. Dwina Wulan Febriyanti : Perawat Pelaksana 3

Waktu kegiatan : Sebelum operan ke dinas sore


Tempat : Ruang RBK
Penanggung jawab : Ketua tim
Kegiatan :
1. KARU membuka acara
2. Katim menanyakan hasil asuhan masing-masing
3. Katim menanyakan kendala dalam asuhan yang diberikan
4. Katim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan ke shift
berikutnya

KARU : Assalamualaikum Wr. Wb . Alhamdulillah, puji syukur kehadirat allah


swt kita masih bertemu lagi dan berkumpul di penghujung tugas kita.
Seperti biasa kita akan melakukan post conference sebelum di operkan
ke shift berikutnya. Langsung saja saya serahkan kepada perawat
Fatimatus selaku ketua tim

KATIM : Baik terimakasih atas waktunya yang diberikan. Baiklah langsung saja
bagaimana hasil tindakan yang telah dilaksanakan oleh rekan-rekan
termasuk kendala selama melakukan tindakan, dan untuk dapat
dioperkan ke shift berikutnya

DENI : Tn. A k/u lemah, suhu 38°C, sudah diberikan injeksi, sudah diberikan
kompres hangat, sudah dilakukan test darah tetapi hasilnya masih
ditunggu dari Lab. Lanjutkan intervensi
2

ARI : Tn.B k/u lemah , sudah dilakukan medikasi, keadaan luka sudah
berwarna merah , sudah diberikan insulin 10 unit. Lanjutkan
intervensi

KATIM : Baiklah terimakasih rekan-rekan atas laporan hasil tindakan yang telah
dilakukan. Kita telah melakukan semua rencana tindakan. Selanjutnya
saya kembalikan kepada kepala ruangan

KARU : Iya, terimakasih kepada rekan-rekan. Puji tuhan intervensi yang kita
lakukan dari pagi sampai siang ini terlaksana dengan lancar dan sesuai
prosedur. Terimakasih atas kerja sama rekan-rekan sekalian, yang
sudah bekerja dengan semaksimal mungkin. Pertahankan terus kinerja
dan alangkah baiknya jika bisa ditingkatkan lagi demi pencapaian
kinerja yang lebih optimal. Untuk mengakhiri tugas kita pada siang
ini, marilah kita akhiri dengan berdoa bersama menurut keyakinan kita
masing-masing. Berdoa mulai................... selesai................... kita
akhiri post conference ini , selamat siang. Wassalamualaikum Wr.
Wb.
2

PROPOSAL

DISCHARGE PLANNING

RUANG RBK RS SEHAT SEJAHTERA

Disusun Oleh :
Kelompok 6

Angga Dwi Pradity NIM. 20020009


Fuad Dusli NIM. 20020091
Muhammad Farid Ariful Hadi NIM. 20020059
Dwina Wulan Febriyanti NIM. 20020028
Erza Ismelia NIM. 20020031
Evi Nurdiana Maulidah NIM. 20020032
Fatimatus Zahro NIM. 20020035
Ifadhotul Qurroti A’yun NIM. 20020038

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr SOEBANDI JEMBER
YAYASAN PENDIDIKAN JEMBER INTERNASIONAL SCHOOL (JIS)
2020/2021
2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Perencanaan pulang (discharge planning) akan menghasilkan sebuah
hubungan yang terintegrasi yaitu antara keperawatan yang diterima pada
waktu di rumah sakit dengan keperawatan yang diberikan setelah pasien
pulang Keperawatan di rumah sakit akan bermakna jika dilanjutkan dengan
perawatan di rumah. Namun sampai dengan saat ini, perencanaan pulang bagi
pasien yang dirawat di rumah sakit belum optimal dilaksanakan di mana peran
keperawatan terbatas pada kegiatan rutinitas saja yaitu hanya berupa informasi
kontrol ulang. Pasien yang memerlukan keperawatan kesehatan di rumah,
konseling kesehatan atau penyuluhan, dan pelayanan komunitas tetapi tidak
dibantu dalam upaya memperoleh pelayanan sebelum pemulangan sering
kembali ke ruang kedaruratan dengan masalah minor, sering kali diterima
kembali dalam waktu 24 jam sampai 48 jam, dan kemudian pulang kembali.
Discharge planning keperawatan merupakan komponen yang terkait
dengan rentang ke ners. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan
keperawatan berkelanjutan yang artinya keperawatan yang dibutuhkan oleh
pasien di mana pun pasien berada Kegagalan untuk memberikan dan
mendokumentasikan perencanan pulang akan berisiko terhadap beratnya
penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik. Dalam perencanan pulang
diperlukan komunikasi yang baik terarah, sehingga apa yang disampaikan
dapat dimengerti dan berguna untuk keperawatan di rumah.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Setelah dilaksanakan praktik manajemen keperawatan mahasiswa
diharapkan mampu menerapkan discharge planning
1.2.2 Tujuan khusus
1. Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan.
2. Mengidentifikasi masalah pasien
2

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Perawat atau Mahasiswa Keperawatan
a. Terjadi pertukaran informasi antara mahasiswa dengan pasien sebagai
penerimaan pelayanan
b. Mengevaluasi pengaruh intervensi yang terencana pada penyembuhan
pasien.
c. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan keperawatan
di rumah.
1.3.2 Bagi Pasien
a. Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan keperawatan di
rumah.
b. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien.
c. Membantu pasien memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap
dalam memperjelas
2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis


dari penilaian, persiapan serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan
kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum
dan sesudah pulang. Perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis,
agar tim kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan
pasien melakukan keperawatan mandiri di rumah Perencanaan pulang
didapatkan dari proses interaksi ketika keperawatan profesional pasien, dan
keluarga berkolaborasi untuk memberikan dan mengatur kontinuitas
keperawatan yang diperlukan oleh pasien saat perencanaan harus berpusat
pada masalah pasien yaitu pencegahan, terapeutik, Rehabilitatif, serta
keperawatan rutin yang sebenarnya (Swenberg, 2016).

2.2 Tujuan

Tujuan perencanaan pulang adalah:

1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan sosial


2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga
3. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien
4. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain
5. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan
serta sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan
pasien
6. Melaksanakan rentang keperawatan antara rumah sakit dan masyarakat
Rorden dan Nursalam (2011) mengungkapkan bahwa perencanaan pulang
bertujuan untuk:
1. Membantu pasien dan keluarga untuk dapat memahami permasalahan,
pencegahan yang harus ditempuh sehingga dapat mengurangi angka
kambuh dan penerimaan kembali di rumah sakit
2

2. Terjadi pertukaran informasi antara pasien sebagai penerima pelayanan


dengan keperawatan dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit
2.3 Manfaat
Perencanaan pulang mempunyai manfaat antara lain sebagai berikut
(Nursalam, 2002,2007,2011) :
1. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mendapat pengajaran
selama di rumah sakit sehingga bisa dimanfaatkan sewaktu di rumah
2. Tindak lanjut yang sistematis yang digunakan untuk menjamin
kuriositas keperawatan pasien
3. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada
penyembuhan pasien dan mengidentifikasi kekambuhan atau
kebutuhan keperawatan baru
4. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan
keperawatan rumah.
2.4 Prinsip - prinsip
1. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang Nilai keinginan
dan kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan di evaluasi.
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan dengan
masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga
kemungkinan masalah yang timbul di rumah dapat segera diantisipasi.
3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang
merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja
sama.
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas
yang ada.
5. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang
disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia atau
fasilitas yang tersedia di masyarakat
6. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan
kesehatan. Setiap pasien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan
pulang harus dilakukan.
2

2.5 Jenis – jenis


Chesca (1982) mengklasifikasikan jenis pemulangan pasien sebagai
berikut:
1. Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang
ini dilakukan apabila kondiri pasien baik dan tidak terdapat komplikasi.
2. Pasien untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan
dari pihak rumah sakit atau pukesmas terdekat
3. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini merupakan
akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit.
4. Namun apabila pasien perlu dirawat kembali maka prosedur
keperawatan dapat dilakukan kembali
5. Judicial discharge (pulang paksa), Kondisi ini pasien diperbolehkan
pulang walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang,
tetapi pasien harus dipantau dengan melakukan kerja sama dengan
keperawatan puskesmas terdekat.

2.6 Hal -hal yang harus diketahui pasien sebelum pulang


1. Instruksi tentang penyakit yang diderita, pengobatan yang harus
dijalankan, serta masalah-masalah atau komplikasi yang dapat terjadi
2. Informasi tertulis tentang keperawatan yang harus dilakukan di rumah
3. Pengaturan diet khusus dan bertahap yang harus dijalankan
4. Jelaskan masalah yang mungkin timbul dan cara mengantisipasi
5. Pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada keluarga maupun pasien
sendiri dapat digunakan metode ceramah, demonstrasi, dan lain-lain
6. Informasi tentang nomor telepon layanan keperawatan, medis, dan
kunjungan rumah apabila pasien memerlukan
2

2.7 Alur discharge planning

PP
Pre
Discharge
Planning
Identifikasi pasien

Persiapan pasien :

1. Kontrak waktu
2. Obat
3. Rencana kontrol

1. Apa yang jadi masalah


2. Bagaimana perencaan pulang

Pelaksaan
Discharge
Planning

Tindakan/diskusi/demonstrasi

Evaluasi
Post
Discharge
Planning

Follow Up
2

2.8 Peran Perawat Discharge Planning

Kepala Ruangan :

a. Membuka acara discharge planning kepada pasien


b. Menyetujui dan menandatangani format discharge planning
Peran Perawat :
a. Membuat rencana discharge planning
b. Membuat leafleat dan kartu discharge planning
c. Memberikan konseling
d. Memberikan pendidikan kesehatan
e. Menyediakan format discharge planning
f. Mendokumentasikan discharge planning
g. Melakukan agenda discharge planning (pada awal perawatan sampai akhir
perawatan )
2

No : 1

Revisi:

STIKES STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


dr.SOEBANDI DISCHARGE PLANNING
JEMBER Diterbitkan:
6 JULI 2021

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana


Persiapan 1. Karu mengucapkan salam 10 Ruang Karu
kemudian menanyakan menit karu
bagaimana persiapan Ketua Katim
Tim untuk pelaksanaan
discharge planning Katim
2. Ketua Tim sudah siap Katim
dengan status klien dan Karu
format discharge planning
3. Menyebutkan masalah-
masalah klien
4. Menyebutkan hal-hal yang
perlu diajarkan pada klien
dan keluarga
5. Karu memeriksa
kelengkapan discharge
planning
Pelaksanaan 1. Karu membuka acara 30 Bed pasien Karu
discharge planning menit
2. Ketua Tim dibantu PA
menyampaikan pendidikan
kesehatan, dan menjelaskan
tentang :
a. Memotivasi pasien untuk
mematuhui diet yang
sudah ditetapkan yaitu
rendah lemak, rendah
glukosa, tinggi serat
sebagai cara efektif untuk
mengendalikan lemak
darah, gula darah dan
kolesterol.
b. Menjelaskan tanda-tanda
nyeri, kemerahan pada
luka.
2

c. Menjelaskan pentingnya
merawat luka dan
mencegah timbulnya
d. Jaga luka tetap bersih dan
kering
e. Hindari penekanan yang
lama pada kaki yang luka
f. Menganjurkan tetap untuk
kontrol gula darah secara
rutin
g. Menjelaskan jangan
menghentikan terapi obat
tanpa konsultasi dengan
dokter
h. Minum obat secara teratur
i. Informasi kepada klien
tentang perawatan kaki
1) Anjurkan pada klien
dan keluarga untuk
membersihkan luka
dengan NaCl
2) Bersihkan pada ika
yang ada nanah
dengan menggunakan
gunting
3) Hati-hati saat
membersihkan luka
gunakan kasa steril
4) Gunakan kasa steril
untuk membersihkan
luka
5) Balut luka setelah
dikasih salep, balut
menggunakan kasa
steril
3. Ketua Tim menanyakan
kembali kepada klien dan
keluarga tentang materi yang
telah disampaikan
4. Ketua Tim mengucapkan
terima kasih
5. Pendokumentasian
6. Timbal balik antara Karu,
Ketua Tim, PA dengan
keluarga klien

Karu memberikan pujian dan


masukan atau saran kepada
Ketua Tim dan PA
2

Penutup 2 menit Ruang Karu


karu

Lampiran: Format Discharge Planning

PASIEN PULANG

DISHCHANGE PLANNING No. Reg :


Nama :
Jenis Kelamin :

Tanggal MRS : Tanggal KRS :


Bagian : Bagian :
Dipulangkan dari RS dengan sembuh
Sembuh Pulang paksa
Meneruskan dengan obat Jalan Lari
Pindah ke RS lain Meninggal
A. Kontrol
a. Waktu
b. Tempat
B. Lanjutan keperawatan di rumah (luka operasi, pemasangan gift, pengobatan
dan lain-lain.
C. Aturan diet/ nutrisi:
D. Obat-obat yang masih diminum dan jumlahnya:
E. Aktivitas dan istirahat:
Hal yang dibawa pulang (hasil laboratorium, foto, EKG, obat, lainnya):
Lain-lain
Jember, 15 September 2021
Pasien/Keluarga Ners

( ) ( )
2

SKENARIO ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING

Pelaksanaan Kegiatan :

Topik : Discharge planning perawatan klien dengan diagnosa medic deabetes


melitus

Hari/tanggal : Kamis,

Waktu : 09.00

Tempat : Ruang RBK

Pelaksana : Karu, Katim, PP

Sasaran : Klien dan keluarga klien

Pengorganisasian

Kepala Ruangan : Angga

Ketua Tim : Evi

Perawat Pelaksana / PP : Wulan

Keluarga Pasien : -

Instrumen

c. Status klien
d. Format discharge planning (terlampir)
e. Leaflet (terlampir)
f. Obat-obatan, hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang
2

DIALOG SKENARIO ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING

Kepala Ruangan : Angga

Ketua Tim : Evi

Perawat Pelaksana / PA : Semua Mahasiswa

Keluarga Pasien :-

Pada tanggal 16 September 2021 datang seorang pasien bernama Ny. A di Ruang
RBK dengan diagnosa medis diabetes melitus dengan post op di sebelah kanan.

Karu : “Selamat pagi bu ?”

Pasien : “Pagi sus”

Karu : “Selamat datang di ruang RBK, saya perawat Angga kepala ruangan di
ruangan ini dan ini perawat Evi yang bertugas pada pagi ini, mohon maaf
dengan Ibu siapa ?”

Pasien :” Ny. S”

PP :”Baik bu, apa yang anda keluhkan pada pagi hari ini ?”

Pasien :”Nyeri sus”

PP :” Ada lagi selain nyeri

Pasien :” Tidak ada sus”

Karu :”Ooo.. gitu ya bu, nanti dokter yang akan menangani Ibu akan
segeradatang. Sambil menunggu dokter, karena disini Ibu baru datang
perawat wulan akan mengenalkan Ibu dengan keluarga mengenai
peraturan dan fasilitas yang ada di ruangan ini. Tujuannya untuk menjaga
kenyaman Ibu selama dirawat disini, apakah Ibu bersedia?”

Pasien :”Iya, boleh”


2

PP :”Baiklah Ibu, waktunya tidak lama sekitar 10 menit saja, ibu bisa dengan
tetap berbaring di tempat tidur”

PP :”Sebelumnya saya akan membacakan peraturan untuk ruangan ini terlebih


dahulu, pertama mengenai jam kunjung, di RS ini, jam kunjungan
dibatasi karena untuk menjaga kenyamanan klien. Jam kunjungan pagi
jam 09.00 sampai jam 11.00, kunjungan sore dari jam 14.00 sampai jam
17.00, pengunjung yang masuk ruangan maksimal 2 orang, jadi apabila
ada kerabat keluarga Ibu yang berkunjung lebih dari 2 orang disediakan
ruangan untuk bergantian menjenguk. Sebelum dilanjutkan ada yang
ingin ditanyakan ?”

Pasien :”Sementara tidak ada sus”

PP :”Baiklah kalau begitu kita lanjut ya bu. Selanjutnya saya akan mengenalkan
lingkungan dan fasilitas yang ada diruangan ini. Tempat tidur ini bisa
dinaikkan bagian atas dan bawahnya, ini ada pemutarannya yang sebelah
kanan untuk menaikkan bagian kaki dan yang kiri untuk menaikkan bagian
kepala. Disebelah kanan TT ada lemari kecil disana nanti bisa dipakai
untuk menyimpan pakaian ganti untuk bapak dan keluarga. Dibagian kiri
dekat pintu ada kamar mandi, jadi nanti ibu bisa mandi atau buang air
disini. Diatas TT ada bel, jika bapak membutuhkan sesuatu atau jika pada
keadaan darurat silahkan menekan bel. Selain itu diruangan ini tidak
diperkenankan merokok dan mohon bantuananya untuk menjaga
kebersihan ruangan untuk kenyamanan bersama. Bagaimana ada yang
ingin ditanyakan ?”

Pasien :”Tidak ada sus, sudah cukup jelas”

PP :”Baiklah kalau begitu Ibu istirahat dulu, nanti 10 menit lagi dokter

akan kesini untuk memeriksa keadaan Ibu”

Pasien :”Iya sus, terima kasih”

PP :”Sama-sama bu, terima kasih atas kerjasamanya. Saya permisi dulu ya


pak?”
2

Pasien :”Iya sus

Setelah 10 menit kemudian dokter visite memeriksa pasien. Setelah selesai


diperiksa PP menyampaikan: kemungkinan penyakit pasien, perkiraan lama
pasien dirawat, intervensi keperawatan/medis yang biasa dilakukan di
ruangan, biaya perawatan,

PP :”Selamat pagi bu?”

Pasien :”Selamat pagi sus”

PP :”Bagaimana perasaan Ibu setelah diperiksa dokter?”

Pasien :”Baik sus, nyeri sedikit berkurang

PP :”Begitu ya bu. Baik bu disini saya akan meyampaikan kemungkinan


penyakit yang ibu alami perkiraan perawatan ibu diruangan ini
selamakeluhan ibu yang dirasakan berkurang , kemudian untuk tindakan
yang biasanya dilakukan untuk pasien seperti kondisi bapak adalah rawat
luka karena luka post op ibu apabila tidak dirawat akan semakin parah
dan sulit sembuh. Untuk biaya keperawatan dan lain-lain seperti obat dan
alat nanti akan direkap diruangan dan diserahkan ke keluarga ibu untuk
dilunasi, bagaimana ibu, apakah sudah jelas?”

Pasien :”Iya sus sudah cukup jelas”

PP :”Baik bu, selain saya nanti juga ada perawat Rifa yang akan merawat ibu
selama diruangan ini. Untuk perawat Rifa nanti akan merawat Ibu pada
dinas sore, nanti akan saya perkenalkan ya bu”

Pasien :”Iya sus”

PP :”Baik bu, silahkan istirahat kembali, dan terima kasih atas kerjasamanya”

Pasien :”Baik sus”

Sebelum dinas sore dimulai, PP merencanakan dan mendelegasikan tindakan


keperawatan kepada PA untuk dinas siang.
2

Setelah 6 hari dirawat pasien diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah


membaik. Untuk itu Karu beserta TIM di Ruang RBK akan melakukan tindakan
Discharge Planning.

Tahap Persiapan di ruang Karu

Karu :”Selamat pagi rekan-rekan, agenda kita pagi hari ini untuk pasien Ny.A
adalah melakukan Discharge Planning karena kondisi pasien sudah
membaik dan memungkinkan untuk perawatan dirumah, Bagaimana
persiapan katim/PP dari pasien?”

PP/Katim:”Baik, untuk persiapan discharge lanning pada pasien sudah siap. Status
pasien dan format discharge planning sudah dipersiapkan. Untuk
masalah pada pasien saat ini adalah luka pada post op pasien yang
memungkinkan untuk kambuh kembali sehingga perlu diinformasikan
kepada pasien dan keluraga mengenai diet, tempat kontrol, cara
perawatan luka dirumah, dan tanda-tanda terjadi kekambuhan dan
kegawatan pada pasien”

Karu :”Baik, terima kasih untuk katim. Untuk coba berkas2nya saya periksa

dulu”

PP :”Baik bu ini berkas2nya beserta format discharge planningnya”

Setelah Karu memeriksa kelengkapan berkas, Karu beserta TIM ke ruangan


pasien untuk melakukan discharge planning

Tahap pelaksanaan

Karu :”Selamat pagi bu, bagaimana kabar ibu hari ini?”

Pasien :”Selamat pagi bu. Alhamdulillah semakin baik”

Karu :”Alhamdulilah, hari ini ada kabar gembira untuk bu. Jadi hari ini ibu
diperbolehkan untuk pulang. Namun sebelum pulang keluarga harus
mengurus administrasi”

Pasien :”Mohon maaf Bu untuk administrasinya sudah diurus semua, ini


berkas2nya”
2

Karu :”Ooo.. baik, bagus sekali kalau begitu. Namun ada satu hal lagi yang
perlu dilakukan terkait dengan kepulangan Ibu. Ini nanti suster Evi dan
Wulan akan menyampaikan hal-hal yang terkait dengan perawatan ibu
dirumah, bagaimana apakah ibu bersedia?”

Pasien :”Iya bu, boleh. Silahkan”

PP :”Baik pak disini sya akan menyampaikan beberapa hal, yaitu yang pertama

1. Redresing luka setiap hari


2. Makan makanan yang sehat
3. Atur pola hidup sehat
4. Konsumsi protein,lemak, vitamin dan mineral
5. Kebutuhan cairan
6. Kurangi konsumsi daging merah dan daging olahan
7. Kurangi konsumsi gula dan garam

PP :”Bagaimana ada yang ditanyakan bu ?”

Pasien :”Tidak ada sus”

PP :”Bagaimana bu sudah jelas?”

Pasien :”Sudah sus”

PP :”Coba ibu ulangi lagi”

Pasien menyampaikan kembali materi yang telah diajarkan dengan baik

PP :”Bagus sekali bu, saya kira bapak cukup paham dengan apa yang
disampaikan oleh perawat. Terima kasih atas kerjasamanya.”

Pasien :”Iya sus, sama-sama”

Karu :”Baik bu, saya kira semua sudah disampaikan dan ibu sudah paham.
Sekarang ibu dan keluarga diperbolehkan untuk bersiap-siap
meninggalkan ruangan ini. Dan kami mohon maaf apabila selama
perawatan bapak disini ada yang kurang. Semoga ibu sehat selalu.”
2

Pasien :”Iya pak, tidak apa-apa. Terima kasih banyak”

Karu :”Iya pak sama-sama. selamat pagi bu”

Pasien :”Selamat pagi”

Kemudian Karu dan TIM kembali keruangan

Tahap penutup

Karu :”Terima kasih atas kerjasama rekan-rekan semua, saya kira untuk kegiatan
discharge planning pada pagi hari ini cukup bagus, namun saya harap
untuk kedepannya lebih ditingkatkan lagi untuk kenyamanan dan
kepuasan pasien dan kelurga”

PP :”Baik bu”.

Karu :”Baik selamat bertugas kembali, dan tetap jaga diri dan semangat”

PP :” Baik bu”

Anda mungkin juga menyukai