No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit:
Halaman :
Mengetahui/Menyetujui
Kepala UPTD Puskesmas Biau
PEMERINTAH
KAB. BUOL
Hadija Abdurahman , S.ST, M.Kes
19680315 198912 2 001
1. Defenisi
ANC adalah Pemeriksaan pada Ibu Hamil meliputi , Anamnese dan pemantauan Ibu dan Janin dengan
seksama untuk menilai Apakah perkembangan berlangsung Normal atau Kehamilan beresiko
2. Tujuan 1. Melakukan pemeriksaan kesehatan ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan.
2. Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan.
3. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan dan tahu
apa yang harus dilakukan.
3. Kebijakan. SK Kepala Puskesmas No………………………………. Tentang layanan klinis Program KIA
Langkah - langkah :
1. Petugas menerima Pasien dan Keluarga Pasien bersikap ramah, sopan dan bersahabat pada
setiap kunjungan
2. Pada kunjungan pertama :
- Petugas menulis Registrasi Ibu Hamil di Buku Register
- Petugas menanyakan identitas pasien dan keluarga, mencatatnya di buku KIA dan buku
kunjungan Ibu hamil
- Petugas melakukan anamnesis riwayat kesehatan dan mengisi buku KIA secara lengkap
- Tentukan Hari Taksiran Persalinan jika HPHT tidak diketahui, tanyakan kapan pertama
kali dirasakan pergerakan janin (jika ibu datang pada
- UK 16 mggu keatas ), bulan berapa terakhir haid dan cocokan dengan hasil pemeriksaan
TFU, jelaskan bahwa hari taksiran persalinan hanyalah suatu perkiraan
3. Pada setiap kunjungan ulangan :
Menurut Buku KIA :
1. Mengukur TB pada kunjungan awal dan menimbang BB setiap kunjungan
2. Mengukur TD
3. Mengukur Lila
4. Mengukur Tinggi Fundus Uteri dalam Cm
5. Menentukan letak janin (presentasi janin dan menghitung denyut jantung janin)
6. Penentuan status imunisasi TT
7. Pemberian tablet tambah darah
8. Tes laboratorium (HB,urine tes)
9. Konseling
pasien 10. Pengobatan, jika ada keluhan konsul dokter
datang di poli
6 Bagan alir KIA petugas mencatat petugas melakukan
pada identitas anamnesa
kunjungan
pertama
Perlu Laborato
Lab rium
Tidak Ya
Petugas melakukan
diagnosa
Perlu petugas
Pasien
TT memberika
diberika
n TT n
Tidak konseling
Ya
7. Hal-hal yang perlu Keadaan umum pasien, tanda-tanda vital dan resiko terhadap kehamilan
diperhatikan
8. Unit terkait Poli Umum, Poli Gigi, Apotik, Laboratorium, Ruang Pengetikan
petugas melakukan
anamnesa
petugas
menuliska
n resep
PENGUKURAN LILA PADA IBU HAMIL
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit :
Halaman :
Mengetahui/Menyetujui
Kepala UPTD Puskesmas Biau
PEMERINTAH
KAB. BUOL
Hadija Abdurahman , S.ST, M.Kes
19680315 198912 2 001
Suatu cara untuk mengetahui resiko KEK ibu hamil, wanita usia subur termasuk remaja putri. Pengukuran dilakukan
1. Defenisi dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimeter, dengan batas ambang 23,5 cm (batas antara merah dan putih
dipita LILA).
2. Tujuan 1. Mengetahui resiko KEK pada bumil yang mempunyai resiko melahirkan bayi BBLR
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK
4. Referensi Kemenkes RI, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. 2002, hal 41
1. Pita LILA
2. Buku kunj
3. Alat tulis
4. Buku KIA
Langkah - langkah :
6. Bagan alir
7. Hal-hal yang perlu Keadaan umum pasien, tanda-tanda vital dan resiko terhadap kehamilan
diperhatikan
2. Tujuan
Sebagai acuan dalam pemberian zat besi pada ibu hamil dan anemia pada kehamilan untuk mengatasi anemia sebelum
persalinan berlangsung
4. Referensi Buku penanggulangan anemia, program penanggulangan anemi gizi pada WUS
Langkah - langkah :
1. Pasien mendaftar
6. Bagan alir
7. Hal-hal yang perlu Keadaan umum pasien, tanda-tanda vital dan tanggal kadaluarsa obat
diperhatikan
2.Tujuan Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu - ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas, dan
perawatan bayi baru lahir melalui praktek dengan menggunakan buku KIA.
4. Referensi Kemenkes RI, Modul Pelatihan Fasilitator Kelas Ibu (Kelas Ibu hamil dan kelas ibu balita). Tahun 2015. hal 45
3. Pulpen
4. Buku KIA
5. Tikar / Karpet
Langkah - langkah :
1. Ibu hamil mengisi daftar hadir
- Materi 1 membahas pemeriksaan kehamilan agar ibu dan janin sehat dipertemuan pertama
- Materi 2 membahas persalinan aman, nifas nyaman, ibu selamat, bayi sehat dipertemuan kedua
- Materi 3 membahas pencegahan penyakit komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas agar ibu dan bayi sehat
dipertemuan ketiga
- Materi 4 membahas perawatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang optimal dipertemuan keempat
5. Penutupan acara
6. Bagan alir
Peserta
Ibu hamil Petugas
datang ke Pembukaan Tanya
mengisi daftar memberikan
kelas ibu acara jawab
hadir materi
hamil
Penutup
7. Hal-hal yang perlu Keadaan umum pasien, tanda-tanda vital dan resiko terhadap kehamilan
diperhatikan
4. Referensi 1. Manuaba, IBG. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1998. Hal 135
2. Unpad, Obstetri Fisiologi. 1983. hal :162-166
5. Prosedur Persiapan alat :
1. Tempat tidur
2. Bantal
3. Selimut
Langkah - langkah :
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
2. Tahap persiapan pemeriksaan leopold
a. Pasien tidur terlentang dengan kepala lebih tinggi
b. Kedudukan tangan pada saat pemeriksaan dapat diatas kepala atau membujur disamping badan
c. Kaki ditekukkan sedikit sehingga dinding perut lemes
d. Bagian perut dibuka seperlunya
e. Petugas menghadap ke muka pasien saat melakukan pemeriksaan Leopold I sampai III, sedangkan saat
melakukan pmeriksaan leopold I-IV petugas menghadap ke kaki
3. Tahap pemeriksaan Leopold
a. Leopold I
Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga perkiraan umur kehamilan
dapat disesuaikan dengan tanggal haid terakhir.
Bagian apa yang terletak difundus uteri. Pada letak membujur sungsang, kepala bulat keras dan melenting pada
goyangan ; pada letak kepala akan teraba bokong pada fundus: tidak keras tak melenting, dan tidak bulat ; pada
letak lintang, fundus uteri tidak diisi oleh bagian-bagian janin
b. Leopold II
Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk menetapkan bagian apa yang terletak dibagian
samping
Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba rata dengan tulang iga seperti papan
Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran terbesarnya, maka tangan yang melakukan pemeriksa
divergen,sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk PAP maka tangan pemeriksa konvergen
Mencatat hasil
pemeriksaan di
buku KIA
7. Hal-hal yang perlu Privasi pasien, keadaan umum, tanda-tanda vital dan resiko terhadap kehamilan
diperhatikan
8. Unit terkait Poli KIA, Pustu, Poskesdes
KUNJUNGAN NEONATUS
:
No. Revisi :
SPO
Tanggal terbit :
Halaman :
Mengetahui/Menyetujui
Kepala UPTD Puskesmas Biau
PEMERINTAH
KAB. BUOL
Hadija Abdurahman , S.ST, M.Kes
19680315 198912 2 001
1. Definisi Pelayanan kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali, yaitu:
● Kunjungan Neonatus ke - 1 (KN1) dilakukan dalam kurun waktu 6 - 48 jam setelah bayi lahir
● Kunjungan Neonatus ke - 2 (KN2) dilakukan dalam kurun waktu hari ke - 3 sampai hari ke 7
● Kunjungan Neonatus ke - 3 (KN3) dilakukan dalam kurun waktu hari ke - 8 sampai hari ke 28
2. Tujuan Untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi.
4. Referensi Panduan layanan kesehatan bayi baru lahir berbasis perlindungan anak. 2013. hal 23 & 28
Langkah - langkah :
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada ibu/keluarga
2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus adalah sebagai berikut :
● Kunjungan Neonatus ke - 1 (KN1) dilakukan dalam kurun waktu 6 - 48 jam setelah bayi lahir
Hal yang dilakukan :
○ Jaga kehangatan tubuh bayi
○ Berikan ASI eksklusif
○ Cegah infeksi
○ Rawat tali pusat
○ Mengukur panjang badan
○ Menimbang berat badan
● Kunjungan Neonatus ke - 2 (KN2) dilakukan dalam kurun waktu hari
ke - 3 sampai hari ke 7 setelah bayi lahir
Hal yang dilakukan :
○ Jaga kehangatan tubuh bayi
○ Berikan ASI eksklusif
○ Cegah infeksi
○ Rawat tali pusat
○ Mengukur panjang badan
○ Menimbang berat badan
● Kunjungan Neonatus ke - 3 (KN3) dilakukan dalam kurun waktu hari
ke - 8 sampai hari ke 28 setelah bayi lahir
Hal yang dilakukan :
○ Periksa ada/tidak tanda bahaya dan atau gejala sakit
○ Jaga kehangatan tubuh bayi
○ Berikan ASI eksklusif
○ Cegah infeksi
○ Rawat tali pusat
○ Mengukur panjang badan
○ Menimbang berat badan
3. Apabila ditemukan komplikasi pada bayi baru lahir segera rujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit
4. Setelah melakukan pemeriksaan petugas pulang
6. Bagan alir
Menjelaskan
Petugas Pemeriksaan
tindakan yang
datang neonatus
akan dilakukan
apabila ditemukan
komplikasi segera
rujuk ke puskesmas
petugas
pulang
7. Hal-hal yang perKeadaan umum bayi, pemberian imunisasi, resiko terhadap bayi
diperhatikan
Halaman :
Mengetahui / Menyetujui
Kepala UPTD Puskesmas Biau
PEMERINTAH
KABUPATEN BUOL
Hadija Abdurahman , S.ST, M.Kes
19680315 198912 2 001
1. Definisi Bayi resti adalah bayi yang mempunyai faktor resiko tinggi, seperti BBLR, ikterus, asfiksa, bayi besar
4. Referensi
7. Bagan alir
petugas petugas petugas petugas Petugas Petugas
Petugas memeriksa
datang menjelaskan mencatat melakukan memberikan melakukan
tujuan identitas anamnesa konseling keadaan umum diagnosa
mencatat & TTV
identitas petugas mencatat identitas
Tdk Ya
petugas
tidak Petugas memberikan Bila resti pasien di rujuk
pulang obat ke puskesmas
Perlu di TT
8. Hal-hal yang perlu Keadaan umum bayi, tanda-tanda vital dan resiko
diperhatikan
4. Referensi Kemenkes RI, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Tahun 2002, hal 65
Langkah - langkah :
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada ibu/keluarga
2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Mengatur posisi bayi
4. Cuci tangan memakai sabun diair mengalir
5. Menyuntikkan vaksin hepatitis B secara IM dipaha kanan
6. Mencatat pemberian tindakan pada buku dan status bayi
6. Bagan Alir
Menjelaskan
tindakan Menyiapkan Mengatur
yang akan alat & bahan posisi bayi
dilakukan
Menyuntikkan
Mencatat vaksin Hepatitis B Cuci
hasil secara IM dipaha tangan
tindakan kanan
7. Hal-hal yang perlu Keadaan umum pasien, tanda-tanda vital, tanggal kadaluarsa vaksin
diperhatikan
Halaman :
Mengetahui/Menyetujui
Kepala UPTD Puskesmas Biau
PEMERINTAH
KAB. BUOL
Hadija Abdurahman , S.ST, M.Kes
19680315 198912 2 001
1. Definisi Kunjungan pelaksana pelayanan KIA ke rumah ibu pada hari ke-36 sampai ke-42 setelah persalinan dan
merupakan kelanjutan dari pelayanan nifas sebelumnya.
2. Tujuan Untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah - masalah yang terjadi termasuk pemberian kapsul
vitamin A, tablet tambah darah dan pelayanan KB pasca persalinan.
Langkah - langkah :
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada ibu/keluarga
2. Memeriksa tekanan darah
3. Memantauan jumlah darah yang keluar
4. Memeriksaa cairan yang keluar dari vagina
5. Memeriksa payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan.
6. Memberi obat pada ibu
7. Konseling KB pasca persalinan
6. Bagan alir
Menjelaskan Memeriksa Memantau Memeriksa
Petugas
tindakan yang tekanan jumlah darah cairan yg keluar
datang
akan dilakukan darah yang keluar dari vagina
mencatat
identitas
petugas mencatat identitas
Konseling KB Memeriksa
Petugas Memberi payudara & anjuran
pasca obat
pulang ASi eksklusif
Perlupersalinan
di TT
7. Hal-hal yang perlu keadaan umum pasien, tanda-tanda vital dan resiko terhadap bufas.
diperhatikan
Mencegah petugas terpapar mikroorganisme penyebab infeksi dengan cara menghalangi atau membatasi
2. Tujuan
petugas dari percikan cairan tubuh,darah atau cedera selama melaksanakan prosedur klinik.
4. Referensi 1. Depkes RI, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan lainnya. 2008, hal 4 - 10
2. Depkes RI, Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. 2008, hal 20
5. Prosedur Alat - alat
1. Masker
2. Handscoen
3. Celemek
Langkah - langkah :
• Kenakan baju kerja sebagai lapisan pertama pakaian pelindung
• Kenakan pelindung kaki
• Kenakan celemek
• Kenakan masker
• Kenakan sepasang sarung tangan
6. Bagan alir
Memakai Memakai Memakai Memakai
Memakai
pelindung celemek sarung
baju kerja masker
kaki tangan
Depkes RI, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
4. Referensi
Kesehatan Lainnya. 2008, Hal 4-23
• Desinfeksi celemek
• Lepaskan celemek
• Lepaskan masker
6. Bagan alir
Desinfeksi Desinfeksi Melepas Melepas
sarung celemek sarung tangan celemek
tangan
Melepas
Melepas
Cuci tangan pelindung
masker
kaki
Melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan penyakit dan melindungi pasien dari
2. Tujuan a.
mikroorganisme yang berada ditangan petugas Kesehatan.
b. Mencegah tangan petugas terkontaminasi mikroba dari pasien transmisi kepada pasien lain.
Depkes RI, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
4. Referensi
Kesehatan Lainnya. 2008, Hal 4-11
- Handscoen
Langkah - langkah :
3. Pakai sarung tangan (ganti sarung tangan bila tampak rusak / bocor)
6. Bagan alir
Cuci Keringkan Memakai sarung Lepas sarung
tangan tangan tangan tangan
8. Unit terkait Poli KIA, Poli KB, Poli Umum, Poli Gigi, Ruang Bersalin, Pustu, Poskesdes, Laboratoriuim
PEMASANGAN KATETER
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit :
Halaman :
Mengetahui/Menyetujui
Kepala UPTD Puskesmas Biau
PEMERINTAH
KAB. BUOL
Hadija Abdurahman , S.ST, M.Kes
19680315 198912 2 001
1. Defenisi Tindakan memasukkan selang karet melalui uretra dan masuk kedalam kandung kemih.
4. Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medula spinalis, gangguan neuromuskular, atau
4. Referensi Kebutuhan Dasar Manusia. Penerbit Buku Kedokteran. EGC Jakarta. 2004. hal 103-109
Langkah-langkah :
2. Pasang perlak
6. Bersihkan vulva dengan kapas savlon dengan arah dari atas kebawah (kurang lebih 3 kali hingga bersih)
7. Buka labia mayora dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri dan bersihkan bagian dalam
8. Kateter diberi minyak pelumas atau jelly (kurang lebih 2,5 - 5 cm) lalu masukkan perlahan dan minta pasien
menarik nafas dalam, masukkan (2,5 - 5 cm) atau hingga urine keluar
9. Lepaskan handscoen
6. Bagan alir
Menjelaskan Masukkan
Pasang Cuci Memakai
tindakan yang kateter
perlak tangan handscoen
akan dilakukan
Mencatat Melepas
Cuci Merapikan
hasil handscoen
tangan alat
tindakan
7. Hal-hal yang perlu Keadaan umum pasien, kelengkapan & kebersihan alat
diperhatikan
8. Unit terkait Ruang Bersalin, Pustu, Poskesdes
Masukkan
kateter
Melepas
handscoen
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit :
Halaman :
PEMERINTAH
KABUPATEN BUOL
1. Definisi Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi janin dan uri yang telah cukup bulan at
jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
2. Tujuan Menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan ba
intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat ter
4. Kebijakan.
6. Bagan Alir
7. Hal-hal yang perlu Keadaan umum pasien, tanda-tanda vital dan resiko terhadap persalinan
diperhatikan
8. Unit terkait Buku register persalinan, buku pelayanan KIA, partograf dan bukti rujukan.
ALINAN NORMAL
atan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tapi dengan
dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal)
n perlengkapan persalinan
us, meliputi
3 cc kedalam bak
0unit dengan teknik 1 jari
iran kepala
dengan air DTT keringkan
enyusui dini
telah 1 jam
h 2 jam kelahiran
persalinan
n bukti rujukan.
PENGISIAN PARTOGRAF
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit :
Halaman :
Mengetahui/Menyetujui
Kepala UPTD Puskesmas Biau
PEMERINTAH
KAB. BUOL
Hadija Abdurahman , S.ST, M.Kes
19680315 198912 2 001
1. Definisi Alat bantu untuk memantau kemajuan kala I persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik .
2. Tujuan 1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui periksa dalam
2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini
kemungkinan terjadinya partus lama
3. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan
dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium
membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu
dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No………………………………. Tentang layanan klinis Program KIA
4. Referensi Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal, Depkes RI, 2008. hal : 54
Langkah - langkah :
1. Menuliskan nama ibu, umur, grafid, para, abortus, tanggal masuk, jam masuk, jam berapa mulai merasa mules,
jam berapa keluar air ketuban
2. Mencatat selama kala I persalinan mulai pada fase aktif persalinan (pembukaan 4)
3. Mencatat temuan pada partograf yaitu :
a. DJJ setiap 30 menit, kirasan normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal pada angka 180
dan 100
b. Air ketuban, catat warna air ketuban jika ketuban sudah pecah
c. Perubahan bentuk kepala janin ( molding atau molase)
d. Pembukaan mulut rahim (serviks) dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda silang (X)
e. Penurunan : mengacu pada bagian kepala (dibagi lima bagian) yang teraba (pada pemeriksaan abdomen/
luar) diatas simpisis pubis, catat dengan tanda lingkaran (O) pada pemeriksaan dalam. Pada posisis 0/5,
sinsiput (S) kepala berada disimpisis pubis
f. Waktu : menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien diterima
g. Jam : catat jam sesungguhnya
h. Kontraksi : catat setiap 30 menit, lakukan palpasi untuk menghitung banyaknya kontraksi dalam 10 menit
i. Obat : catat semua obat yang diberikan
j. Nadi : catat setiap 30 sampai 60 menit dan ditandai dengan sebuah titik besar (.)
k. TD: catat setiap 4 jam dan ditandai dengan anak panah
l. Suhu badan : catat setiap 2 jam
m. Volume urine : cata setiap ibu BAK
4. Melakukan pencatatan pada lembar belakang partograf :
- Mencatat proses persalinan, kelahiran bayi dan tindakan - tindakan sejak kala I-IV dan bayi baru lahir.
- Bila terdapat temuan yang menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada kondisi ibu dan janin selama
observasi segera
- rujuk ke Rumah Sakit
Mencatat lembar
belakang partograf
7. Hal-hal yang perlu Keadaan umum pasien, tanda-tanda vital, pembukaan serviks, penurunan kepala, ketuban,
diperhatikan kontraksi, DJJ
4. Referensi
5. Prosedur Alat :
- Pengisap lendir De Lee yang telah dihubungkan dengan suction
- Bengkok
- Handscoen steril
- Stetoskop
- Kassa steril
- Tissue
- Kom berisi larutan aquadest a
- Kain yang mengganjal bahu
Langkah - langkah :
- Mencuci tangan diair mengalir Perlu di TT
- Mengatur posisi bayi ½ ekstensi leher diganjal dengan kain setebal ± 5 cm
- Memakai handscoen steril
- Menghubungkan penghisap lendir De Lee dengan alat pengisap (suction pump)
- Menghidupkan mesin pengisap
- Melakukan pengisapan lendir dengan memasukkan kateter pengisap kedalam kom berisi larutan Nacl
atau aquadest kateter untuk mempertahankan kesterilan
- Memasukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap kedalam mulut
- Menggunakan alat pengisap untuk bayi 50-95 mmHg tekanannya
- Menarik dengan memutar kateter pengisap tidak lebih dari 15 detik
- Melakukan pengisapan pertama dengan berikutnya dengan waktu istirahat 20-30 detik
- Melakukan pengisapan dari mulut ± 5 cm dulu baru hidung ± 3 cm pada bayi
- Mempertahankan apakah masih ada lendir dalam mulut dengan mendengarkan bunyi tenggorokan
dengan stetoskop
- Bila masih mendengar ada bunyi maka isap kembali dan bila bunyi tidak ada, berarti sudah bersih
- Melap mulut dan hidung dengan kassa steril
- Merapikan alat dan pasien
- Mencatat tindakan dalam status
- Mencuci tangan diair mengalir
6. Bagan Alir
Mengatur Hubungkan alat
Mencuci Memakai hisap lendir pada
tangan posisi bayi
handscoen alatnya & hidupkan
½ ekstensi
mesin penghisap
Melakukan
pengisapan
lendir
dengar bunyi
tenggorokan
8. Unit terkait
Menyetujui
skesmas Biau
an , S.ST, M.Kes
8912 2 001
kan penghisap lendir melalui
an bunyi tenggorokan
Melakukan
pengisapan
lendir kembali
PEMBERIAN VITAMIN K1 PADA BAYI BARU LAHIR
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit :
Halaman :
Mengetahui/Menyetujui
Kepala UPTD Puskesmas Biau
PEMERINTAH
KAB. BUOL
Hadija Abdurahman , S.ST, M.Kes
19680315 198912 2 001
1. Definisi Pemberian vitamin K1 bermanfaat untuk mencegah perdarahan pada bayi baru lahir, diberikan dengan cara
disuntikkan dipaha kiri setelah Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
2. Tujuan Pemberian vitamin K1 bertujuan guna mencegah terjadinya perdarahan akibat kekurangan vitamin K1.
4. Referensi Kemenkes RI, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Tahun 2002, hal 64
Langkah - langkah :
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada ibu/keluarga
2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Mengatur posisi bayi
4. Cuci tangan memakai sabun diair mengalir
5. Menyuntikkan Vit K 1 mg intramuscular dipaha kiri bayi
6. Mencatat pemberian tindakan pada buku dan status bayi
6. Bagan Alir
Menjelaskan Menyuntikkan
Mengatur Cuci vitamin K 1 mg
tindakan Menyiapkan
posisi tangan secara IM dipaha
yang akan alat & bahan
bayi kiri bayi
dilakukan
Mencatat hasil
tindakan
7. Hal-hal yang perlu Keadaan umum pasien, tanda-tanda vital, tanggal kadaluarsa vaksin
diperhatikan
2. Tujuan 1. Tujuan umum yaitu menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi
2. Tujuan khusus :
- Memenuhi hak bayi untuk memperoleh ASI
- Bayi segera memperoleh colostrum maupun ASI
- Bayi memperoleh stimulasi mental dini demi tumbuh kembang anak
- Memulihkan kembali alat - alat reproduksi ibu
- Bayi bisa memperoleh ASI setiap saat ia inginkan
- Ibu memperoleh dukungan dari suami dan keluarga dalam pemberian ASI
- Ibu memperoleh pengalaman dalam hal merawat payudara dan cara menyusui yang benar
- Ibu dan keluarganya memperoleh pengalaman cara merawat bayi baru lahir
4. Referensi Kemenkes RI, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Tahun 2002, hal 64
Langkah - langkah :
1. Memberitahu tindakan yang akan dilakukan kepada ibu
2. Seluruh badan dan kepala bayi secepatnya dikeringkan, kecuali tangannya, tanpa menghilangkan lemak
putuh (vernix) yang menyamankan kulit bayi
3. Bayi ditengkurapkan didada atau perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu, keduanya diselimuti
(menggunakan kain ibu)
4. Bayi dibiarkan mencari putting susu ibu sendiri. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut tapi
tidak memaksakan bayi keputing susu.
6. Bagan Alir
7. Hal-hal yang perlu Keadaan umum pasien, tanda-tanda vital, kontak kulit
diperhatikan
2. Tujuan 1. Mengetahui besarnya lingkar kepala bayi guna mendeteksi pertumbuhan selanjutnya
2. Mendeteksi kelainan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan
Langkah-langkah :
1. Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan
tingkat perkembangan dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan berkomunikasi
2. Untuk bayi dibaringkan dalam posisi terlentang dan dalam keadaan tenang,
untuk balita dengan posisi berdiri
3. Kepala pasien diukur dengan cara pita pengukur dilingkarkan pada kepala
pasien pada bagian yang paling menonjol
dibagian belakang atas alis. Untuk mempermudah pelaksanaan tindakan ini,
pasien diusahakan agar tidak bergerak.
4. Memberitahu hasil pemeriksaan
5. Hasil pengukuran dicatat
6. Bagan Alir
Memberi
Mengatur Memberitahu
penjelasan tentang Ukur kepala dg
posisi hasil
tindakan yg akan pita pengukur
bayi/balita pemeriksaan
dilakukan
Mencatat
hasil
tindakan
7. Hal-hal yang perlu Keadaan umum pasien
diperhatikan
4. Referensi Kemenkes RI, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Tahun 2002, hal 65
Langkah - langkah :
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada ibu/keluarga
2. Cuci tangan memakai sabun diair mengalir
3. Mengeringkan tangan dengan tissue
4. Memakai handscoen
5. Mengatur posisi bayi dengan kepala menengadah keatas
6. Membersihkan kelopak mata dan bulu mata dengan kasa steril
7. Membuang kassa dalam bengkok
8. Membuka mata dengan menekan perlahan bagian bawah menggunakan ibu jari atau jari telunjuk diatas
tulang orbita
9. Mengolesi salep mata pada bayi di atas sakus kunjuntiva
10. Menutup mata bayi dengan kassa steril dan membukanya kembali
11. Melepas handscoen
12. Merapikan alat
13. Cuci tangan memakai sabun diair mengalir
14. Mencatat hasil tindakan
6. Bagan Alir
Menjelaska Menc Menga Membersi
n tindakan uci Mengeringka Memakai hkan Membua
tur
yang akan tanga n tangan handscoe kelopak ng kasaa
posisi
dilakukan n dengan tissu n mata dalam
bayi
bengkok
7. Hal-hal yang perlu Keadaan umum pasien, tanda-tanda vital, tanggal kadaluarsa obat salep
diperhatikan
4. Referensi
Langkah - langkah :
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada keluarga dan orang tua bayi
2. Melakukan anamnese riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, lingkungan, sosial, faktor ibu dan neonatal
3. Mencuci tangan memakai sabun
4. Mengambil alat yang sudah disediakan
5. Meletakkan bayi pada tempat yang rata (upayakan tempat yang aman)
6. Memakai handscoen
7. Melakukan penimbangan berat badan dengan atur skala timbangan tepat pada nol. Hasil timbangan dikurangi dengan pakaian/bayi
8. Melakukan pengukuran panjang badan dengan alat pengukur dari kepala sampai tumit kaki bayi
9. Mengukur lingkar kepala dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali kedahi
11. Mengukur lingkar perut dari daerah/sekitar pusat kembali lagi kepusat
12. Melakukan pemeriksaan kepala. Pengecekan kontur tulang tengkorak, penonjolan daerah cekung, perhatikan hubungan kedua telinga
simetris atau tidak, keadaan mata apakah ada tanda - tanda infeksi. Perhatikan juga bibir dan mulut
13. Melakukan pemeriksaan leher, amati apa ada pembengkakan/ pembesaran pada kelenjar tyroid
14. Memeriksa dada, perhatikan bentuk putting, bunyi nafas, bunyi jantung
15. Memeriksa bahu, lengan, tangan dan perhatikan gerakan dan jumlah jari
17. Memeriksa perut, perhatikan bentuk penonjolan sekitar pusat, perdarahan tali pusat, benjolan
18. Memeriksa genetalia perempuan, perhatikan vagina berlubang, ada labia mayora dan minora
19. Memeriksa tungkai dan kaki, perhatikan gerakan, jumlah jari, bentuk
20. Memeriksa punggung dan anus, perhatikan adakah pembengkakan, periksa anus berlubang atau tidak
21. Memeriksa kulit, perhatikan verniks warna kulit, pembengkakan dan bercak hitam, tanda lahir
22. Menjelaskan pada ibu/keluarga tentang hasil pemeriksaan
23. Melepas handscoen
24. Merapikan alat
25. Mencuci tangan memakai sabun
26. Mencatat hasil pemeriksaan
6. Bagan Alir
Menjelaskan tindakan
yang akan dilakukan Melakukan Meletakkan bayi
Petugas mencuci Mengambil alat yang pada tempat yang
tangan memakai kepada keluarga atau anamnesa
orang tua bayi sudah disediakan rata dan aman
sabun
Petugas memakai
handscoon
Melakukan
Pemeriksaan
Antropometri
BUMIL RESTI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit :
Halaman :
PEMERINTAH
KAB. BUOL
1. Definisi
2. Tujuan
4. Referensi
Langkah-langkah
1. Petugas mempersiapkan alat dan bahan
2. Melakukan anamnesa
3. Melakukan pemeriksaan fisik
4. Pemeriksaan penunjang bila diperlukan
5.
6. Bagan Alir
7. Hal-hal yang perlu Faktor resiko Ibu hamil, faktor resiko tinggi ibu hamil
diperhatikan
4. Referensi Kebutuhan Dasar Manusia. Penerbit Buku Kedokteran. EGC Jakarta Tahun 2004. hal 42-46
2. kanula nasal
3. Kapas DTT
Langkah - langkah :
3. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan,biasanya 1-6 liter/menit. Kemudian
4. Pasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat untuk kenyamanan pasien.
6. Bagan alir
Menjelaskan Atur aliran
Pasien Cuci
tindakan yang oksigen sesuai
datang tangan
akan dilakukan kebutuhan
Mencatat
hasil Cuci Memasang selang
tindakan tangan O2 pada pasien
7. Hal-hal yang perlu Keadaan umum pasien, kebersihan & kelengkapan alat
diperhatikan
4. Referensi Kebutuhan Dasar Manusia. Penerbit Buku Kedokteran. EGC jakarta tahun 2004. hal 13-18
1. Sfigmomanometer (tensimeter)
2. Stetoskop
3. Buku catatan
4. Pulpen
Pelaksanaan :
6. Pasang manset pada lengan kanan atau kiri atas sekitar 3cm di atas fossa cubiti (jangan terlalu
8. Pompa balon udara manset sampe denyut nadi arteri radialis tidak teraba
9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20mmHg dari titik radialis tidak teraba
11. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar
12. Perhatikan tinggi air raksa manometer saat pertama kali terdengar kembali denyut
6. Bagan alir
Pasien Mempersilahkan Memberitahu
pasien tentang Mengukur
datang pasien baring
prasat yang akan tekanan
ditempat tidur
dilakukan darah
Mencatat Merapikan
hasil tindakan Cuci tangan pasien
4. Referensi Kebutuhan Dasar Manusia. Penerbit Buku Kedokteran. EGC Jakarta. 2004. hal 75-77
Langkah - langkah :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan dengan sabun di air yang mengalir
3. Hubungkan cairan dan infuset dengan menusukkan kebagian karet atau akses selang ke botol infus
4. Isi cairan kedalam infus set dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan buka klem selang hingga cair
memenuhi selang dan udara selang keluar
5. Lakukan pembendungan dengan torniket (karet pembendung) 10 - 12 cm di atas tempat penusukan dan anjurkan pa
untuk menggeggam.
6. Gunakan sarung tangan
7. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
8. Lakukan penusukan pada pena dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah pena dan posisi jarum (abocath) menga
9. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum (abocath). Apabila saat penusukan terjadi pengeluaran darah melalui jarum
maka tarik keluar bagian dalam (jarum) sambil meneruskan tusukan kedalam pena
10. Setelah jarum infus bagian dalam di lepaskan atau di keluarkan, tahan bagian atas pena dengan menekan menggu
tangan agar darah tidak keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan/disambungkan dengan selang infus
11. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan
12. Lakukan fiksasi dengan kasa steril
13. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
14. Catat hasil tindakan
6. Bagan Alir
Menjelaskan
Pasien Cuci menghubungkan
tindakan yang Memasang selang O2
datang tangan cairan & infuset
akan dilakukan pada pasien
Mencatat
hasil Cuci
tindakan tangan
Cuci
tangan
masang selang O2
pada pasien
Cuci
tangan
Cuci
tangan
PEMASANGAN STIKER P4K
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit :
Halaman :
Mengetahui/Menyetujui
Kepala UPTD Puskesmas Biau
PEMERINTAH
KAB. BUOL
Hadija Abdurahman , S.ST, M.Kes
19680315 198912 2 001
1. Defenisi Suatu kegiatan yang difasilitasi oleh Bidan di desa dalam rangka peningkatan peran
aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil termasuk perencanaan penggunaan
KB pasca persalinan dengan menggunakan stiker
2. Tujuan Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru
lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan
persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya
kebidanan bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat
4. Referensi Depkes RI. Pedoman Progran Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
1. Stiker P4K
2. Alat tulis
3. Buku KIA
Langkah - langkah :
6. Bagan alir
Petugas Petugas menjelaskan Petugas
datang tujuan pemasangan stiker menempelkan stiker
P4K P4K
Petugas
pulang
2. Tujuan Sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan perkembangan janin khususnya denyut jantung janin
dalam rahim
4. Referensi Manuaba, IBG. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.
1. Dopler
2. Jelly
3. Tissu
Langkah - langkah :
2. Kaki ibu hamil diluruskan sehingga punggung janin lebih dekat dengan dinding perut
Mencatat hasil
pemeriksaan di buku
KIA
7. Hal-hal yang perlu Keadaan umum pasien, tanda-tanda vital dan resiko terhadap kehamilan
diperhatikan
PEMERINTAH
KABUPATEN BUOL
1. Definisi Pemasangan infus adalah Suatu tindakan yang dapat menembus jaringan d
melepaskan tourniket
9. Hal-hal yang perlu Tindakan pemasangan infus harus diperhatikan pada vena mana yang akan
diperhatikan
an melalui infus
Ringer lactat
Dokter
ditandatangani
n bahan
i sarung tangan
an digunakan
niket
ukan
niket
Langkah - langkah :
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan pada ibu/keluarga
2. Pengukuran tekanan darah
3. Pemeriksaan wajah
a. wajah: pembengkakan pada daerah wajah
b. mata : konjungtiva dan sklera
c. hidung
d. bibir
4. Pemeriksaan leher : kelenjar tyroid, kelenjar limfe, dan vena jugularis
5. Pemeriksaan payudara : putting (bentuknya, pengeluaran kolostrum)pembengkakan, luka/lecet, tanda
radang dan benjolan
6. Pemeriksaan abdominal secara umum, dan memeriksa tinggi fundus uteri kon traksi uterus dan memeri
ksa apakah kandung kemih kosong/penuh
7. Pemeriksaan genitalia :
6. Bagan alir
Memberitahu pasien
tentang tindakan Mempersilahkan Melakukan
Pasien
yang akan pasien baring pemeriksaan
datang
dilakukan ditempat tidur TD
diperhatikan
langkah - langkah :
1. Menimbang berat badan
2. Mengukur tinggi badan / panjang badan
3. Mengukur lingkar kepala
4. Menanyakan perkembangan anak dengan KPSP sesuai umur anak
5. Melakukan tes daya dengar pada usia 0 – 3 tahun
6. Melakukan tes daya lihat pada usia 36 – 72 bulan
7. Melakukan test KMME pada usia 36 – 72 bulan
8. Melakukan test CHAT pada usia 18 – 36 bulan
9. Melakukan test GPPH pada usia 36 bulan ke atas
10. Memberitahu hasil pemeriksaan
11. Mencatat hasil pemeriksaan
6. Bagan alir
Petugas menimbang mengukur tinggi mengukur
datang berat badan badan / panjang lingkar
badan kepala
2. Tujuan 1. meningkatkan akses ibu dan bayi terhadap pelayanan kebidanan berkualitas
2. meningkatkan rujukan persalinan , pelayanan antenatal, nifas dan bayi oleh dukun ke tenaga kesehatan yang kom
3. meningkatkan alih peran dukun dari penolong persalinan menjadi mitra bidan dalam merawat ibu nifas dan bayiny
4. meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
diperhatikan