Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN EKOLOGI DENGAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

Amelia Indah Sari (1302619061)1


1
Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Jakarta.
Email: ameliais2017@gmail.com

Abstract
Ecosystem is an ecological system formed by an inseparable interrelationship
between living things and their environment. Ecosystem can also be said as a
whole and comprehensive order of unity among all elements of the environment
that influence each other. Ecology is the science of the interrelationships between
living things with each other and with non-living things around them. This writing
is intended to find out clear information about the ecological relationship with the
environment and proper conservation of the environment. The discourse on
environmental conservation has become an actual issue amid the threat of the
global environmental crisis. Because the environmental crisis is considered to be
the biggest problem of this century which has an impact on the inhabitants of the
present world and future generations. Experts have mapped that the environmental
crisis has caused various disasters, climate change, global warming, reduced
quality of life and the threat of future destruction of the earth. Therefore, people
throughout the world continue to look for joint solutions to overcome this crisis.
Formulating environmental conservation from the point of view of the current
situation is important. Therefore based on the science of environmental
conservation ecology is very influential on each other.
Keywords: Ecology, Environment, Conservation.

Abstrak
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa
dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Ekologi adalah ilmu tentang
hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan benda-
benda tidak hidup di sekitarnya. Penulisan ini ditujukan untuk mengetahui
informasi secara jelas tentang hubungan ekologi dengan pelestarian lingkungan.
Diskursus konservasi lingkungan telah menjadi isu aktual di tengah ancaman
krisis lingkungan global. Karena krisis lingkungan dianggap sebagai masalah
terbesar abad ini yang berdampak pada penghuni dunia sekarang dan generasi
masa depan. Para ahli telah memetakan bahwa krisis lingkungan telah
menyebabkan berbagai bencana, perubahan iklim, pemanasan global, menurunkan
kualitas hidup dan ancaman kehancuran bumi di masa depan. Karena itu, manusia
di seluruh dunia terus mencari solusi bersama untuk mengatasi krisis ini.
Merumuskan konservasi lingkungan dari sudut pandang pada keadaan saat ini
merupakan hal yang penting. Maka dari itu berdasarkan ilmu ekologi, ekologi
dengan konservasi lingkungan sangatlah berpengaruh satu sama lain.
Kata kunci: Ekologi, Lingkungan, Konservasi.
PENDAHULUAN

Manusia merupakan bagian dari alam yang harus menjaga keseimbangan


ekosistem untuk kelangsungan hidupnya. Selama ini manusia beranggapan bukan
bagian dari alam sehingga bebas memanfaatkan segala sesuatu yang ada di alam.
Lingkungan mempengaruhi hidup manusia dan sebaliknya manusia dipengaruhi
oleh lingkungan hidupnya. Manusia ada dalam lingkungan hidupnya dan tidak
dapat terpisahkan dari padanya. Dengan demikian lingkungan hidup menjadi
bagian penting dari kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sedangkan lingkungan merupakan salah satu sumber daya alam bagi seluruh
mahluk hidup. Sumber daya alam merupakan bagian tak terpisahkan dari suatu
ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Eksploitasi secara
besar-besaran terhadap SDA yang ada tanpa memikirkan efek jangka panjang
mengakibatkan rusaknya lingkungan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tumbuhnya industri
yang begitu pesat pada saat ini juga menimbulkan pengaruh tersendiri baik itu
yang menyangkut dampak positif maupun dampak negatifnya. Dampak negative
yang terjadi yaitu kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan terjadi karena dua
faktor, yaitu faktor alami dan faktor aktivitas manusia. Faktor alami berasal dari
bencana alam dan cuaca yang tidak menentu. Bencana alam seperti banjir, tanah
longsor, tsunami, gunung meletus, ataupun gempa bumi selain berbahaya bagi
keselamatan manusia dan makhluk hidup juga dapat mengakibatkan rusaknya
lingkungan. Faktor aktivitas manusia berasal dari pengambilan sumber daya alam
secara berlebihan untuk pemenuhan kebutuhan hidup ataupun aktivitas manusia
yang tidak ramah lingkungan seperti penebangan hutan dan alih fungsi hutan,
pertambangan, maupun pencemaran udara, air, dan tanah.
Dalam perkembangannya, tatanan lingkungan hidup maupun
lingkungan sosial hendaknya senantiasa diperhatikan agar tidak mendatangkan
berbagai jenis bencana. Salah satu cara agar menumbuhkan kesadaran akan
pentingnya menjaga lingkungan hidup serta pelestarian lingkungan adalah dengan
menanamkan pemahaman konsep ekologi dan etika lingkungan. Dengan demikian
makin tinggi seseorang memahami konsep ekologi dan makin tinggi pemahaman
etika lingkungan, maka makin tinggi pula partisipasi seseorang dalam
melestarikan lingkungan. Sebaliknya semakin rendah pemahaman konsep ekologi
seseorang dan makin rendah pemahaman etika lingkungan, semakin rendah pula
partisipasi seseorang dalam melestarikan lingkungan.

PEMBAHASAN

Ekologi Dan Ilmu Lingkungan


Ekologi telah berkembang maju selama sejarah perkembangan manusia.
Berbagai tulisan ilmuan sejak Hipocrates, Aristoteles, hingga filosof lainnya
merupakan naskah naskah kuno yang berisi rujukan tentang masalah-masalah
ekologi, walaupun pada waktu itu belum diberikan nama ekologi. Menurut Ernst
Haeckel (1866), Peneliti asal Jerman, bahwa pengertian ekologi adalah ilmu
pengetahuan komprehensif tentang hubungan organisme terhadap lingkungan.
Sebelumnya banyak biologiwan terkenal di abad ke-18 dan ke-19 telah

1
memberikan sumbangan pikiran dalam bidang ini, sekalipun belum menggunakan
kata ”ekologi”. Antony van Leeuwenhoek lebih dikenal sebagai pelopor ahli
mikroskop pada tahun 1700-an, memelopori pula pengkajian rantai makanan dan
pengaturan populasi (Egerton, 1968). Tulisan botaniwan bangsa Inggris Richard
Bradley menyatakan bahwa ia memahami betul hal produktivitas biologis
(Egerton, 1969). Ketiga bidang tersebut penting dalam ekologi mutakhir (Utina
dkk. 2009).
Ekologi juga dikenal sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antar
mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan benda-benda tidak hidup
disekitarnya (Winanrno. 1992). Makhluk hidup dalam kasus pertanian adalah
tanaman, sedangkan lingkungannya dapat berupa air, tanah, unsur hara, dan lain-
lain. Namun saat ini ekologi lebih dikenal sebagai ”ilmu yang mempelajari
struktur dan fungsi dari alam”. Bahkan ekologi dikenal sebagai ilmu yang
mempelajari rumah tangga makhluk hidup. Ekologi merupakan disiplin baru dari
Biologi yang merupakan mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk
yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial (Utomo dkk. 2014).
Pada mulanya ekologi merupakan bagian dari ilmu biologi (ilmu hayat),
yang terbagai menjadi dua berdasarkan pembagian lapisan vertikal dan lapisan
taksonomi (keratan). Lapisan vertikal, contohnya: morfologi (ilmu tentang bentuk
luar tubuh), anatomi (ilmu tentang bagian dalam tubuh), fisiologi (ilmu tentang
faal makhluk hidup), genetika (ilmu tentang sifat keturunan), ekologi (ilmu
tentang rumah makhluk hidup), histologi (ilmu tentang jaringan mikroskopis),
embriologi (ilmu tentang perkembangan embrio), evolusi (ilmu tentang
perkembangan makhluk hidup dari yang sederhan ke arah yang sempurna),
teratologi (ilmu tentang kemungkinan-kemungkinan bayi cacat dalam
kandungan), organologi (ilmu tentang organ), ontogeni (ilmu tentang
perkembangan makhluk hidup dari sejak embrio hingga dewasa), dan lain
sebagainya. Sedangkan berdasarkan lapisan taksonomi, contohnya: mikologi
(ilmu tentang jamur), mikrobiologi (ilmu tentang jasad renik), entomologi (ilmu
tentang serangga), ornitologi (ilmu tentang burung), botani (ilmu tentang
tumbuhan), zoologi (ilmu tentang hewan), bakteriologi (ilmu tentang bakteri),
virologi (ilmu tentang virus), dan lain sebagainya. Hal ini terlihat seperti gambar
dibawah ini (Safitri. 2019).

Gambar 2.1.1
Ruang Lingkup Ekologi
Ekologi memiliki ruang lingkup yang sangat luas pada awal mulanya hanya
mempelajari makhluk hidup semata, yaitu dari makhluk hidup yang memiliki

2
tingkat organisasi paling sederhana (rendah) ke tingkat organisasi paling
kompleks (tinggi). Ruang lingkup ekologi dapat dilihat dari spektrum biologi
dibawah ini

Gambar 2.1.2
1. Molekul
Molekul merupakan sekumpulan unsur-unsur yang membentuk suatu
senyawa kimia. Molekul akan menyusun organel-organel sel, seperti:
membran sel plasma yang tersusun dari molekul-molekul protein.
2. Organisme
Organisme adalah jasad hidup atau makhluk hidup, yang merupakan
kumpulan sistem organ yang membentuk individu.
3. Populasi
Populasi adalah kelompok mahkuk hidup satu spesies yang hidup pada
suatu habitat yang sama. Habitat merupakan tempat hidup suatu makhluk
hidup. Dalam populasi terjadi interaksi antara spesiesnya, seperti:
berkembang biak, melakukan perkawinan, perlindungan satu sama lainnya,
dan lain sebagainya.
4. Komunitas
Keragaman spesies merupakan variasi berbagai jenis organisme yang
membentuk komunitas. Sedangkan Komunitas adalah kumpulan populasi
berbagai spesies makhluk hidup yang saling berinteraksi dan menempati
lingkungan yang sama (Campbell. 2010).

Konsep dari ekologi sendiri merupakan hubungan keterkaitan dan


ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem harus dipertahankan dalam
kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis). Homeostatis adalah
kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam
keseimbangan. Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti
halnya komponen penyusunnya yaitu organisme dan populasi. Dengan
demikian, ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik dialam (Darwis dkk. 2017).
Terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam mempelajari ekologi
tumbuhan, yaitu autekologi dan sinekologi. Autekologi (ekologi spesies) adalah
kajian tentang sejarah hidup suatu spesies tumbuhan, perilaku, dan adaptasinya
terhadap lingkungan; sedangkan sinekologi (ekologi komunitas) adalah kajian
tentang kelompok organisme tumbuhan yang tergabung dalam satu kesatuan dan
saling berinteraksi dalam daerah tertentu (Jayadi. 2015). Adapula pembagian
ekologi menurut habitatnya yaitu:

3
 Ekologi bahari atau kelautan, salah satu ekologi bahari adalah Ekologi laut
tropis.
 Ekologi estuaria, Estuaria adalah bagian dari lingkungan perairan yang
merupakan daerah percampuran antara air laut dan air tawar yang berasal
dari sungai, sumber air tawar lainnya (saluran air tawar dan genangan air
tawar).
 Ekologi padang rumput

Pengertian tentang lingkungan hidup manusia atau sering disebut


lingkungan hidup, sebenarnya berakar dari penerapan ekologi. Lingkungan
merupakan penelaahan terhadap sikap dan perilaku manusia dengan
tanggungjawab dan kewajibannya dalam mengelola lingkungan hidup.
Pengertian lingkungan hidup menurut UU Nomor 23 Tahun 1997, adalah sistem
kehidupan yang merupakan kesatuan ruang dengan segenap benda, keadaan,
daya dan mahluk hidup termasuk manusia dengan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta
mahluk hidup lainnya.
Menurut Otto Soemarwoto dalam buku hukum lingkungan dan ekologi
pembangunan. Lingkungan adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada
dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita. Lingkungan
adalah suatu sistem kompleks yang berada di luar individu yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan organisme.
Paradigma ilmu lingkungan (environmental science) adalah metode ilmiah
guna menghadapi kehidupan manusia yang kompleks di bawah tatanan alam
semesta, sehingga merupakan kombinasi hukum manusia dan hukum alam
berdasarkan teori, perangkat dan aplikasinya mengacu pada komponen nilai
kemanusiaan melalui keterampilan profesional dan sistematika ilmiah (Armour
dan Lang 1975; Soerjani:1997). Atas dasar pengertian ini, ilmu lingkungan
merupakan ilmu pengetahuan murni yang monolitik.

Konservasi
Konservasi mempunyai arti sebagai usaha pelestarian lingkungan yang juga
merupakan upaya pemeliharaan dan pemanfaatan sumber daya alam secara
bijaksana. Pemanfaatan sumber daya alam untuk tujuan pembangunan dan
peningkatan kualitas dan kesejahteraan penduduk hendaknya dilakukan dengan
pertimbangan ekologis. Dengan pertimbangan itu maka lingkungan dapat
menjamin kelangsungan tersedianya sumber daya alam (MacKinnon, 1990).
Konservasi dapat dilakukan secara kreatif dan inovatif untuk menjadikan bumi
dan sumber daya alamnya produktif dan bermanfaat bagi kesejahteraan manusia
secara berkelanjutan (Basuni, 2012).
Kegiatan konservasi sumber daya alam, meliputi; pemanfaatan sumber daya
alam yang rasional termasuk pemanfaatannya kembali melalui daur ulang, serta
perlindungannya dari kerusakan. Konservasi juga merupakan bentuk kegiatan
manusia dalam pengelolaan organisme dan ekosistemnya sedemikian rupa agar
pemanfaatannya dapat berkelanjutan. Untuk mencapai pemanfaatan organisme
dan ekosistem yang berkelanjutan, maka kegiatan konservasi meliputi;
perlindungan, pemeliharaan, rehabilitasi, restorasi dan peningkatan populasi serta

4
ekosistem (Anon, 1993). Hal ini berkenaan pula dengan beberapa dasar penerapan
konservasi dalam pengertian moderen, yaitu; pemeliharaan, perbaikan,
pemanfaatan, pengubahan, efisiensi, daur ulang, dan integrasi (Owen, 1985).
Paradigma konservasi sumber dayaalam hayati adalah pengelolaan
penggunaan sumber dayaalam hayati secara berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan untuk kemanfaatan bagi generasi kini dan mendatang. Adapun
aktivitasnya adalah memanfaatkan sumber dayahayati, mendistribusikan manfaat
sumber dayaalam hayati, dan tidak merusak sumber dayaalam hayati (Basuni,
2012).Restorasi ekosistem merupakan upaya mengembalikan kondisi hutan atau
bentang alam dengan tujuan memperoleh kembali keanekaragaman hayati dan
non-hayati, dan terjadi keseimabgan hayati dan ekosistemnya.
Tujuan konservasi sumber daya alam yang akan dilakukan adalah (1)
Mempertahankan adanya kualitas lingkungan dengan memperhatikan estetika dan
kebutuhan ekowisata maupun hasilnya dan (2) Mempertahankan adanya
kelanjutan dari pemanfaatan hasil tanaman, hewan dan bahan yang bermanfaat
lainnya, dengan menciptakan siklus yang seimbang antara masa tanam atau
pembiakan dengan pertumbuhan individu baru atau pembaharuan material. Oleh
karena itu konservasi yang dilakukan juga meliputi kegiatan perlindungan
terhadap sistem kehidupan, preservasi sumber daya genetik serta pemanfaatan
flora dan fauna secara berkelanjutan.

Hubungan Ekologi Dengan Pelestarian Lingkungan


Munculnya ekologi ini tentunya sangat membantu proses pelestarian
lingkungan, karena pada awal kemunculan ekologi atau sebelum terkenalnya
ekologi, jarang orang memperhatikan lingkungan. Sebagian besar naturalis tidak
menganggap menembak hewan untuk mempelajarinya bahwa hal itu salah. Selain
itu pada abad ke- 19, tradisi memperlakukan hidupan liar sebagai sumber daya
alam yang dapat diperbarui terus berlanjut.
Hingga abad ke- 20 dimulai, peristiwa-peristiwa semacam itu membantu
berkembangnya cara pandang baru pada alam. Salah satu pandangan murni
pragmatik: untuk mengeksploitasi berbagai sumber daya alam, sumber-sumber itu
terkadang harus dilestarikan. Pandangan kedua atau yang disebut
preservasionisme melibatkan perubahan cara berpikir yang lebih fundamental
dimana gagasan bahwa alam memiliki nilai intrinsik dan harus dilindungi demi
alam itu sendiri. Kedua pandangan itu merupakan bagian penting dari
environmentalisme saat ini. Berdasarkan pemaparan diatas dapat kita simpulkan
kehadiran ekologi sangat mempengaruhi pemikiran manusia dalam hal pelestarian
lingkungan. Setelah munculnya ekologi, manusia tidak lagi melakukan perburuan
liar dan tentunya hal tersebut berimbas pada populasi hewan tersebut. Hal tersebut
juga membuktikan bahwa ekologi memiliki hubungan erat dengan pelestarian
lingkungan.
Adapula terdapat hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa Partisipasi
sesorang dalam melestarikan lingkungan dapat dipengaruhi oleh pemahaman
konsep ekologi dan etika lingkungan. Dengan demikian berarti makin tinggi
pemahaman konsep ekologi dan makin tinggi etika lingkungan, makin tinggi pula
Partisipasi seseorang dalam melestarikan lingkungan. Sebaliknya semakin rendah
pemahaman konsep ekologi dan makin rendah etika lingkungan, semakin rendah
pula partisipasi seseorang dalam melestarikan lingkungan tersebut. Hasil

5
penelitian sesuai dengan pendapat Otto Soemarwoto bahwa pemahaman konsep
ekologi adalah kelangsungan hidup makluk hidup yang mengedepankan hubungan
timbal balik antara manusia dengan makluk hidup lainnya di muka bumi. Etika
lingkungan adalah kepedulian manusia terhadap lingkungan yang tidak berpusat
pada diri individu dengan status moral. Manusia tidak boleh merusak lingkungan
karena mereka memiliki moral.
Seperti yang dikemukakan oleh Otto Sumarwoto perilaku berwawasan
lingkungan adalah tindakan atau perbuatan manusia dalam menjaga lingkungan
agar terjaga kelestariannya. Partisipasi dapat dilakukan dengan cara usaha sadar
diri untuk memelihara atau memperbaiki mutu lingkungan agar kelangsungan
hidup dapat terjaga. Perubahan partisipasi terhadap lingkungan dapat
menggunakan alam sesuai dengan kebutuhan tanpa merusak lingkungannya. Dari
pembahasan teori di atas menyebutkan bahwa Pemahaman Konsep Ekologi dan
etika lingkungan yang dimiliki oleh manusia akan berhubungan dengan Partisipasi
manusia dalam Melestarikan Lingkungan.

KESIMPULAN
Berdasarkan pada pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
ekologi adalah suatu ilmu tentang hubungan timbal balik antar mahluk hidup
dengan sesamanya dan dengan benda-benda tidak hidup disekitarnya (Winanrno.
1992). Dengan pemahaman konsep ekologi yang lebih mendalam serta
pemahaman tentang etika lingkungan dapat menumbuhkan kesadaran dalam
upaya melakukan kegiatan konservasi. Kegiatan konservasi dapat juga meliputi
pemanfaatan sumber daya alam secara rasional, mempertahankan adanya kualitas
lingkungan dengan memperhatikan estetika dan kebutuhan ekowisata maupun
hasilnya dan mempertahankan adanya kelanjutan dari pemanfaatan hasil tanaman,
hewan dan bahan yang bermanfaat lainnya, dengan menciptakan siklus yang
seimbang antara masa tanam atau pembiakan dengan pertumbuhan individu baru
atau pembaharuan material.

SARAN
Perlunya dilakukan penelitian dengan rancang bangun yang lebih memenuhi
persyaratan untuk mendapatkan simpulan yang dapat diandalkan.

DAFTAR PUSTAKA

Armour, A & R.Lang. (1975). Environmental Planning Resource book Land.


Canada: Directorate Environment Montreal.

Basuni. 2012. Paradigma Baru Pembangunan Konservasi Sumber dayaAlam


Hayati. Disampaikan pada Rapat Koordinasi Rencana Penelitian Integratif
Puslitbang Konservasi dan Rehabilitasi Tahun 2012 Unit Penelitian Teknis
Lingkup Badan Litbang Kehutanan. 16 Februari 2012, Jakarta, Indonesia.

Darwis, H & Mas’ud, H. (2017). Kesehatan Masyarakat dalam Perspektif


Sosioantropologi. Makassar: SAH MEDIA.

6
Dewanti, D. (2012). Pembagian Ekologi.
https://diahdewanti.wordpress.com/2012/04/21/pembagian-ekologi/. Diakses
tanggal 14 Juni 2020.

Effendi, R., Salsabila H. & Malik, A. (2018). Pemahaman Tentang Lingkungan


Berkelanjutan, Modul: ejournal undip, 18(2), 75.
https://doi.org/10.14710/mdl.18.2.2018.75-82

Fitriani, S.L. dkk (2018). Hubungan Ekologi dengan Pelestarian dan Daya
Dukung Lingkungan.
https://www.academia.edu/37548218/HUBUNGAN_EKOLOGI_DENGAN_PELEST
ARIAN_DAN_DAYA_DUKUNG_LINGKUNGAN. Diakses tanggal 14 Juni 2020

Irwan, Z.D. (2017). Prinsip-Prinsip Ekologi (Ekosistem, Lingkungan Dan


Pelestariannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Jane B. Reece (2010). Campbell Biology. Benjamin Cummings / Pearson.

Jayadi, E.M. (2015). Ekologi Tumbuhan. Mataram: Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Mataram.

MacKinnon, J., MacKinnon, K., Child, G. & Thorsell J. (1990). Pengelolaan


Kawasan yang dilindungi di Daerah Tropika. Yogyakarta: Gadjah Mada
Univ. Pr.

Prihanta, W., Syarifuddin A. & Zainuri, A.M. (2017). Pembentukan Kawasan


Ekonomi Melalui Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat, Jurnal
Dedikasi, 14(-), 81.
http://202.52.52.22/index.php/dedikasi/article/view/4304/4662

Rodin, D. (2017). Alquran dan Konservasi Lingkungan: Telaah Ayat-Ayat


Ekologis, Al-Tahrir: Jurnal Pemikiran Islam, 17(2), 392.
http://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/tahrir/article/view/1035/751

Safitri, D. (2019). Ekoturisme Dalam Ekologi Sosial. Tangerang: Pustaka


Mandiri.

Septiani , T. dkk (2016). Pendekatan Ekosistem, Lansekap Kota dan


Kepariwisataan di dalam Pengembangan Hutan Raya IR. H. Djuanda
Bandung, Jawa Barat. https://dokumen.tips/environment/makalah-ekologi-
dan-ekologi-lingkungan.html. Diakses tanggal 14 Juni 2020.

Siahaan, N.H.T. (2004). Hukum Lingkungan Dan Ekologi Pembangunan.


Yogyakarta: Erlangga.

7
Soerjani, dkk. (1997). Pembangunan dan Lingkungan. Meniti Gagasan dan
Pelaksanaan Sustainable Development. Jakarta: Yayasan Institut
Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan.

Sukotjo, S & Suhardi, E. (2018). Hubungan antara Pemahaman Konsep Ekologi


dan Etika Lingkungan dengan Partisipisai Siswa dalam melestarikan
Lingkungan, PLH: Jurnal Pendidikan Lingkungan Hidup, 6(1), 15.
https://journal.unpak.ac.id/index.php/plh/article/view/1020/872

Utina, R. (2008). Pendidikan Lingkungan Hidup dan Konservasi Sumber Daya


Alam Pesisir. Repository UNG.

Utina, R. dkk (2018). Ekosistem dan Sumber Daya Alam Pesisir. Yogyakarta:
Deepublish.

Utina, R. & Wahyuni K.D. (2009). Ekologi dan Lingkungan Hidup. Gorontalo:
UNG Press.

Utomo, S.W. dkk (2014). Pengertian, Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem.
http://repository.ut.ac.id/4305/1/BIOL4215-M1.pdf. Diakses tanggal 14
Juni 2020.

Winarno, R. (1992). Ekologi sebagai dasar untuk memahami tatanan dalam


lingkungan hidup. 29 Desember 1992, Malang, Indonesia. 1.

Wulandari, R. (2016). Metode Kunjungan Lapangan Untuk Menanamkan


Kepedulian Terhadap Lingkungan Hidup, PEDAGOGIA: Jurnal
Pendidikan,  5(1), 67-6. https://doi.org/10.21070/pedagogia.v5i1.90

Anda mungkin juga menyukai