Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi Vol.3 No.

1 April 2014

GAMBARAN COPING STRESS PADA IBU RUMAH TANGGA YANG TIDAK


BEKERJA

Amitya Betty Rosalina


Iriani Indri Hapsari

Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta


Jl. Rawamangun Muka Jakarta Timur 13220
Kampus D, Jl. Halimun No.2 Jakarta Selatan

amitya.betty@gmail.com

Abstrack

This study aims to look at the picture of stress coping housewife in Jakarta. Subjects were housewives who do
not work and settled in DKI Jakarta. The approach used in this research is descriptive quantitative. Using sampling
techniques of non-probability sampling later in the sampling method using quota sampling. Techniques of data analysis
using descriptive analysis of data using SPSS software version 16.
Total sample of 150 people. Quantitative data collection techniques used is to use questionnaires with
descriptive statistical analysis techniques research.
The results of this study are coping stess is predominantly used by respondents are the Emotion Focussed
Coping strategies as much as 53 respondents. For those aspects of the most widely used of the respondents are aspects
Escape / Avoidance for Emotion Focused Coping strategies. While the Problem Focused Coping strategies, aspects of the
most widely used is Seeking Social Support.

Keywords: Coping with Stress, Housewife That Does not Work, DKI, Jakarta

Pendahuluan
Wanita yang sudah menikah memiliki Kini, zaman sudah berubah. Akses wanita
peran yang beragam sebagai seorang istri, ibu untuk meraih pendidikan tinggi terbuka lebar.
rumah tangga, pengasuh anak, menjalankan tugas Begitu juga untuk aktualisasi dan karier, tak ada
reproduksi, anggota masyarakat dan saat ini banyak lagi pembedaan gender (Femina,2011).
juga wanita yang ikut mencari nafkah. Dalam Pilihan menjadi ibu rumah tangga atau
konsep-konsep mengenai peran wanita perlu wanita karir selalu menjadi dilema tersendiri bagi
diketahui bahwa konsep tersebut dibagi menjadi wanita menikah. Ingin selalu dekat dengan anak-
dua, yaitu konsep-konsep tradisional dan konsep- anak tetapi masih memiliki ambisi karir yang
konsep menurut perkembangan. Ibu rumah tangga belum
menurut konsep tradisional adalah wanita yang tercapai.
provided by JPPPTapi sebenarnya,
- Jurnal Penelitian pilihan
dan Pengukuran Psikologi mana yang lebih

mempersembahkan
View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk waktunya untuk memelihara membahagiakan? brought to you by CORE
dan melatih anak-anak, mengasuh anak menurut Berdasarkan survei yang dilakukan oleh
pola-pola yang dibenarkan oleh masyarakat thebump.com dan Forbes Woman terhadap 1.200
sekitarnya (Mappiare,1983). Sebagian waktunya perempuan. Didapatkan sekitar 92 persen ibu yang
berada di dalam rumah yang memiliki tanggung bekerja mengatakan bahwa pekerjaannya belum
jawab yang timbul secara spontan dan tidak dapat berakhir meski ia sudah meninggalkan kantor. Hal
diramalkan (Kartono,2007). ini karena ia tetap memiliki tanggung jawab dengan
Para ibu rumah tangga masa kini tentu pekerjaannya di rumah. Sementara itu sebesar 89
berbeda dengan ibu rumah tangga dua atau tiga persen perempuan yang berada di rumah atau ibu
generasi sebelumnya. Ketika itu, wanita belum rumah tangga merasa kewalahan dengan tanggung
memiliki kesempatan yang setara dengan pria jawab yang dimilikinya, dan pasangan juga kerap
seperti sekarang. hanya sedikit menawarkan bantuan. Hasil lain yang
didapatkan adalah hampir 85 persen partisipan

18
Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi Vol.3 No.1 April 2014

mengaku tidak mendapatkan istirahat meski diungkapkan oleh Ibu Roesdiana,51 tahun (28
pasangannya sudah pulang dari tempat bekerja dan September 2012).
50 persennya tidak pernah mendapatkan istirahat Dalam menjalankan peran tersebut,
dari mengasuh anaknya. Kondisi ini menimbulkan adakalanya dihinggapi berbagai masalah yang
beban tanggung jawab yang tidak seimbang pada menyangkut kejiwaan yang apabila tidak diatasi
diri perempuan, sehingga baik perempuan yang juga berakibat menimbulkan gangguan kesehatan
bekerja kantoran atau ibu rumah tangga tetap jiwa. Gangguan yang sering dihadapi adalah berupa
memiliki tingkat stres yang sama, seperti dikutip stress.
dari Indiavision (Health.detik,2011). Tingkat stress yang tinggi pada ibu rumah
Sedangkan menurut penelitian yang tangga, banyak dipicu oleh beberapa hal seperti
dilakukan oleh portal berita di Amerika,Gallup, ibu masalah hubungan suami dan istri, hubungan ibu
rumah tangga tidak sebahagia ibu bekerja. dan anak yang kurang harmonis, masalah finansial
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ibu rumah (keuangan), hubungan ibu dengan tetangga atau
tangga mengalami emosi negatif lebih banyak lingkungan, merasa tertekan hidup bersama mertua,
seperti khawatir, sedih, marah, stres, dan depresi, hidup diikuti oleh saudara, tidak memiliki
dibandingkan mereka yang bekerja kantoran. keturunan serta kejenuhan akan aktivitas yang
Dengan mengamati 60.799 wanita secara acak, dilakukannya sehari-hari dan terkadang berulang-
penelitian ini menunjukkan kalau 41 persen dari ulang hingga akhirnya terkadang menimbulkan titik
ibu rumah tangga mengalami kecemasan, jenuh bagi ibu rumah tangga, menjadi ibu yang
sementara hanya 34 persen dari ibu bekerja yang selalu berada dirumah tidak jarang melahirkan
mengalami perasaan serupa. Penelitian yang perasaan kurang puas terutama jika ibu mengalami
dilakukan Januari hingga April 2012 ini juga keadaan jenuh dan ditinggalkan oleh anggota
mengatakan bahwa ibu rumah tangga keluarga lainnya untuk beraktivitas diluar rumah
memungkinkan mengalami depresi dibanding ibu yang akhirnya kesepian dan juga siklus kehidupan
bekerja. reproduksi perempuan juga acapkali menimbulkan
Stres juga terjadi pada 50 persen ibu gangguan stres. Misalnya saat menstruasi, hamil,
rumah tangga, dan 48 persen ibu bekerja. menopause (Sundari,2007).
Kemarahan ditemukan pada 19 persen ibu rumah Akibat akibat stres dapat berupa somatic
tangga dan 14 persen ibu bekerja. Walaupun ini seperti sariawan, sakit kepala yang terus menerus,
adalah perbandingan yang tipis. Menurut jajak psikologik dan somatik. Stres yang akut dapat
pendapat mengungkapkan, bahwa ibu rumah menimbulkan penyakit depresi,kecemasan.
tangga harus berusaha lebih keras mengatasi Sedangkan stres yang kronik dapat menimbulkan
kesedihan, depresi, dan kemarahan daripada ibu gangguan jiwa yang berat (Schizofrenia ).
bekerja (Liputan6,2012). Pendidikan dan status sosial ekonomi yang rendah
Para ibu banyak yang mengalami dilema akan lebih banyak mengalami stres.
dalam peran yang mereka mainkan. Di satu sisi Stres (Stress) dalam kamus psikologi
mereka menginginkan untuk mengasuh anak-anak (Chaplin,1981) mengartikan bahwa Stress adalah
sepenuhnya, disisi lain mereka tetap ingin berkarya satu keadaan tertekan baik secara fisik maupun
dan membentuk perekonomian keluarga. Kedua psikologis, sedangkan Stressor yaitu sesuatu yang
pilihan ini sering begitu sulit diputuskan. Akhirnya menghasilkan tekanan (stress) psikologis atau
seringkali ada ketidaksesuaian antara keinginan fisiologis (Sitanggang,1994)
dengan kenyataan yang dijalani para ibu rumah Respon terhadap stress pada manusia
tangga (Kartono,2007). sangat terpesonalisasikan dan bervariasi bagi setiap
Menjadi ibu rumah tangga adalah pilihan. orang bahkan pada individu pada saat yang
Fenomena banyaknya wanita hebat yang menjadi berbeda-beda. Gejala stress terjadi setiap hari,
ibu rumah tangga, tidak hanya terjadi di Indonesia, karena itu banyak orang yang mengabaikan dan
tapi juga di dunia. Ada nilai yang mereka yakini, menganggapnya sebagai hal yang biasa. Salah satu
sebuah tanggung jawab untuk tetap berada di teori stress yang paling popular menyatakan bahwa
rumah, hidupnya didedikasikan untuk merawat individu yang toleran terhadap stress memiliki
rumah, anak, dan suami. sikap hidup yang terkendali. Di lain pihak individu
Hasil wawancara yang dilakukan oleh yang mengalami stress merasa tidak berdaya
peneliti terhadap beberapa ibu rumah tangga terhadap peristiwa-peristiwa yang ada disekitarnya,
ditemukan bahwa, keputusan menjadi ibu rumah jika tidak diatasi maka akan berdampak negatif
tangga bukanlah hal yang mudah, seperti yang (Goliszek,2005).
diungkapkan oleh Nony, 35 tahun (27 September Stressor berbeda pada setiap individu,
2012) dan Ibu Asih, 47 tahun (28 September 2012). tergantung pada situasi dan kondisi yang sedang
Menjadi ibu rumah tangga tidak semudah dihadapinya. Hal ini dikarenakan suatu situasi yang
yang dibayangkan, seringkali dihinggapi rasa jenuh dianggap keadaan yang menyebabkan stress
terhadap rutinitas sehari-hari serta berulang-ulang tergantung pada bagaimana cara individu menerima
sehingga menimbulkan stress, seperti yang dan menginterpretasikan kejadian tersebut. Stressor

19
Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi Vol.3 No.1 April 2014

tidak hanya bervariasi antar individu, tetapi juga mengenai gambaran coping strees pada ibu rumah
inter individu. Oleh karena itu, seseorang dapat tangga yang tidak bekerja ?
mengalami tingkat stress yang berbeda walaupun
stressornya sama (Fieldman,1989). Metode Penelitian
Ketika seseorang, termasuk ibu rumah
tangga menghadapi suatu masalah mereka akan Tipe penelitian dalam penelitian ini
melakukan upaya-upaya untuk mengatasi masalah. menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan
Hal ini dikenal dengan istilah Coping Stress. kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-
Coping Stress adalah suatu tindakan merubah teori tertentu dengan cara meneliti variabel
kognitif secara konstan dan merupakan suatu usaha (Creswell,2010).
tingkah laku untuk mengatasi tuntutan internal atau Populasi adalah keseluruhan atau
eksternal yang dinilai membebani atau melebihi himpunan objek dengan ciri yang sama
sumber daya yang dimiliki individu. Coping (Santoso,2005). Pada penelitian ini, peneliti
dipandang sebagai suatu usaha untuk mengatasi memilih DKI Jakarta sebagai populasi. Dipilihnya
situasi tertekan, tanpa memperhatikan akibat dari DKI Jakarta sebagai populasi penelitian adalah
tekanan tersebut. Namun coping bukan merupakan dikarenakan peneliti melihat bahwa kota-kota besar
suatu usaha untuk menguasai seluruh situasi memiliki tingkat stress yang tinggi pada ibu rumah
menekan, karena tidak semua situasi tersebut dapat tangga yang tidak bekerja berdasarkan hal
benar-benar dikuasai. Maka, coping yang efektif tersebutlah peneliti memilih DKI Jakarta sebagai
untuk dilakukan adalah coping yang membantu populasi penelitian untuk Pelihat gambaran coping
seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi stress yang dilakukan oleh ibu rumah tangga yang
menekan dan tidak merisaukan tekanan yang tidak tidak bekerja.
dapat dikuasainya (Lazarus & Folkman, 1984). Sampel adalah himpunan bagian atau
Menurut Lazarus & Folkman (1984), sebagian dari populasi (Santoso,2005). Teknik
dalam melakukan coping ada dua strategi yang pengambilan sampel yang peneliti gunakan dalam
dibedakan menjadi Problem focused coping, usaha penelitian ini adalah teknik non-probability
mengatasi stress dengan cara mengatur atau sampling. Teknik non-probability sampling yaitu
mengubah masalah yang dihadapi dan lingkungan tidak semua anggota populasi memperoleh
sekitarnya yang menyebabkan terjadinya tekanan, kesempatan yang sama untuk menjadi partisipan
yang kedua Emotion focused coping, usaha penelitian (Cresswell,2010).
mengatasi stress dengan cara mengatur respon Adapun yang menjadi sampel dalam
emosional dalam rangka menyesuaikan diri dengan penelitian ini yaitu ibu rumah tangga yang tidak
dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi bekerja dan bertempat tinggal di DKI Jakarta.
atau situasi yang dianggap penuh tekanan. Teknik penarikan sample, peneliti
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh menggunakan dengan non probality sampling
ibu rumah tangga dalam rangka untuk dengan teknik sampling, yaitu accidental sampling
menghilangkan stress. Beberapa diantaranya dimana semua orang yang memiliki karakteristik
mengatakan bahwa cara untuk menghilangkan yang telah ditentukan dan bersedia turut
stress adalah dengan tidak menjadikan masalah berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai sampel
berlarut-larut, berpikir positif, mencari hal-hal baik, sampai jumlah yang dikehendaki tercapai.
namun beberapa diantaranya dengan cara Pada penelitian ini jumlah sampel ditentukan
berkomunikasi terbuka dengan suami dan anak, sebanyak 150 ibu rumah tangga yang tidak bekerja
jalan-jalan bersama anak dan suami serta di DKI Jakarta dengan masing-masing daerah
mengadakan acara-acara keluarga besar. (Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan,
Kemampuan untuk mengatasi stress yang Jakarta Barat dan Jakarta Pusat).
dialami oleh ibu rumah tangga pasti berbeda-beda Dalam penelitian ini, instrument penelitian
antara satu dengan yang lainnya, sehingga cara coping stress disusun berdasarkan adaptasi
yang dilakukan untuk mengatasi stressnya (coping penelitian Folkmans, S. and Lazarus, R. S (1984)
stress) pun berbeda-beda pula. Ada ibu rumah yang sudah melalui tahap revisi dan sudah terdapat
tangga yang memilih menggunakan coping yang beberapa peneliti yang menggunakan instrument
terpusat pada emosi (emotion focused coping) atau penelitiannya. Dalam kuesioner jenis ini peneliti
ada ibu rumah tangga yang memilih menggunakan telah memberikan beberapa alternative jawaban
coping yang terpusat pada masalah (problem yang ada yang paling mendekati pilihan responden
focused coping). yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju
Sehingga dari hasil observasi, wawancara (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Setiap jawaban
serta melihat fenomena yang terjadi saat ini bahwa yang diberikan melalui instrument diberi skor
tingginya tingkat stress yang dialami oleh ibu sesuai dengan tabel berikut
rumah tangga yang tidak bekerja menjadi daya
tarik bagi peneliti untuk mengetahui lebih lanjut

20
Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi Vol.3 No.1 April 2014

skor lain pada distribusi yang berbeda. Hal ini


Tabel dikarenakan Z skor adalah nilai yang sudah
Daftar Skor Instrumen Coping Stress terstandarisasi dalam unit standar deviasi. Rumus
yang digunakan sebagai berikut :
No. Kategori Jawaban Skor
Keterangan :
1. Sangat Sesuai 4 Z=X M
2. Sesuai 3 Z =SD
X-M
Z = Z score
3. Tidak Sesuai 2 SD X = skor mentah
4. Sangat Tidak Sesuai 1 M = Mean
SD = Standar Deviasi
Pada penelitian ini menggunakan Skala
Likert, sehingga variabel yang akan diukur I.
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian II. Hasil dan Diskusi
indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang berupa Penelitian ini menggunakan teknik
pernyataan atau pertanyaan. Jawaban dari setiap penarikan sample non probality sampling dengan
instrument yang menggunakan skala likert teknik sampling, yaitu quota sampling. Dengan
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai teknik tersebut peneliti menentukan besarnya
sangat negative, yang dapat berupa kata-kata jumlah responden untuk menjadi anggota sampel
(Sugiyono,2008). yaitu sebanyak 150 responden yang sesuai dengan
Skala yang digunakan adalah dengan karakteristik yang sudah ditentukan terlebih dahulu
rentang 1 sampai dengan 4 pada setiap butir yaitu ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Dari
pernyatan seperti Sangat Setuju (SS), Setuju (S), 150 responden tersebut penyebaran jumlah
Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). responden berdasarkan wilayah tempat tinggal
Terdapat 66 aitem dimana setiap aitem meliputi Jakarta Timur sebanyak 30 responden,
merupakan penjabaran dari dimensi coping stress. Jakarta Barat sebanyak 30 responden, Jakarta
Peneliti melakukan uji instrument untuk peneliti Selatan sebanyak 30 responden, Jakarta Utara
melakukan uji coba instrument pada tanggal 24 s.d sebanyak 30 responden, Jakarta Pusat sebanyak 30
28 Desember 2012 kepada 67 orang responden responden, kecuali Kepulauan Seribu.
yang sudah ditentukan kriterianya yaitu ibu rumah Dari hasil perhitungan dengan melihat
tangga yang tidak bekerja. hasil perhitungan Z skor pada masing-masing
Hal terakhir yang dilakukan untuk responden, dapat disimpulkan bahwa terdapat 53
menentukan apakah suatu aitem valid (sehingga responden atau 35% responden menggunakan
dipertahankan sebagai aitem instrument) atau tidak Emotion Focussed Coping dalam menghadapi atau
valid (sehingga digugurkan) adalah dengan mengatasi masalah, sebanyak 10 responden atau
menggunakan program SPSS versi 16 untuk 7% responden menggunakan Problem Focussed
membandingkan perolehan total instrument dari Coping dalam menghadapi atau mengatasi masalah
dengan perolehan dan terdapat 87 responden atau 58% responden
nilai Alpha if item deleted. Aitem yang valid yang tidak dapat terklasifikasi apakah
dinyatakan jika nila Alpha if item deleted lebih menggunakan Emotion Focussed Coping atau
kecil daripada nilai Alpha per faktor/dimensi Problem Focussed Coping dalam menghadapi atau
instrument. mengatasi masalah.
Hasil terakhir dari perolehan pengujian Melihat tingginya jumlah responden yang
pada instrument Coping Stress pada ibu rumah masuk dalam kategori tidak terklasifikasi hal ini
tangga yang tidak bekerja terdapat 45 aitem yang sejalan dengan apa yang telah di kemukakan oleh
valid dari 66 aitem yang diujikan sebelumnya. Carver (1989) yaitu individu dapat menampilkan
lebih dari satu strategi coping. Namun demikian,
Analisis Data dalam keadaan tertentu salah satu strategi
Dalam penelitian ini, peneliti cenderung mendominasi. Sehingga responden yang
menggunakan analisis deskriptif. Analisis masuk dalam kategori tidak terklasifikasi bisa saja
deskriptif data dengan menggunakan perangkat menggunakan kedua strategi coping.
SPSS versi 16 untuk mencari hasil perhitungan Dari hasil data diatas dapat dikatakan ibu
serta skor secara keseluruhan dan per dimensi. rumah tangga yang tidak bekerja lebih dominan
Informasi yang dapat diketahui berdasarkan hasil menggunakan Emotion Focussed Coping atau
perhitungan adalah Z skor pada dimensi Problem memilih untuk mengatasi stress dengan cara
Focussed Coping dan dimensi Emotion Focussed mengatur respon emosional dalam rangka
Coping. menyesuaikan diri dengan dampak yang akan
Dengan menggunakan perhitungan Z skor ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang
peneliti dapat membandingkan satu skor dengan dianggap penuh tekanan.

21
Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi Vol.3 No.1 April 2014

Penelitian ini tidak hanya melihat strategi menggunakan semua aspek untuk membantunya
coping stress apa yang digunakan oleh ibu rumah dalam mengatasi atau menghadapi masalah.
tangga yang tidak bekerja ketika menghadapi atau Dari banyaknya jumlah responden yang
mengatasi stress, tetapi juga melihat dengan detail masuk ke dalam kategori Tidak Terkategorikan
aspek-aspek yang paling tinggi digunakan. Pada dapat dikatakan bahwa sebenarnya para ibu rumah
dimensi Emotion Focussed Coping terdapat 5 tangga yang tidak bekerja tidak bisa menentukan
aspek yaitu Self Control, Distancing, Positive strategi atau aspek mana yang paling dominan, hal
Reappraisal, Accepting Responbility, ini sejalan dengan apa yang sudah dikatakan pada
Escape/Avoidance. Sedangkan pada dimensi teori sebelumnya bahwa usaha coping yang
Problem Focussed Coping terdapat 3 aspek yaitu dilakukan dapat bervariasi antar individu dan tidak
Confrontative Coping, Seeking Social Support, selalu mengarah ke penyelesaian masalah serta
Planful Problem Solving (Lazarus & individu dapat menampilkan lebih dari satu strategi
Folkman,1984). coping. Namun demikian, dalam keadaan tertentu
Berdasarkan jumlah responden yang dapat salah satu strategi cenderung mendominasi, baik itu
teridentifikasi menggunakan strategi coping stress emotion focused coping, problem focussed coping
yaitu sebanyak 63 responden ( 53 responden atau maladaptive coping (Carver, 1989).
menggunakan Emotion Focussed Coping dan 10
responden menggunakan Problem Focussed
Coping), maka dapat dijelaskan bahwa pada Kesimpulan
dimensi Emotion Focussed Coping aspek yang
paling tinggi digunakan oleh ibu rumah tangga Berdasarkan hasil analisis data yang
yang tidak bekerja adalah aspek Escape/Avoidance diperoleh dari responden, dari kedua strategi
dengan jumlah responden sebanyak 9 responden coping stress yang paling tinggi digunakan oleh ibu
atau 17% pada 53 responden, artinya ibu rumah rumah tangga yang tidak bekerja adalah strategi
tangga yang menggunakan dimensi Emotion Emotion Focussed Coping. Untuk aspek-aspek
Focussed Coping banyak yang memilih untuk yang paling tinggi digunakan oleh ibu rumah
mengatasi situasi tertekan dengan lari dari situasi tangga pada masing-masing strategi yaitu aspek
tersebut atau menghindarinya dengan beralih pada Escape/Avoidance untuk strategi Emotion
hal lain. Pada total responden 53 orang yang Focussed Coping dan aspek Seeking Social Support
menggunakan strategi Emotion Focussed Coping untuk strategi Problem Focussed Coping .
terdapat 22 responden atau 42 % responden yang
masuk kedalam kategori Tidak Terkategorikan Daftar Pustaka
karena dari hasil perhitungan Z skor tidak dapat
teridentifikasi atau terkategorikan. 22 responden Arikunto, Suharmini. (2010). Prosedur Penelitian,
yang masuk kedalam kategori Tidak suatu pendekatan praktik. Jakarta : PT.
Terkategorikan, responden tidak dapat menentukan Rineka Cipta
aspek mana yang paling dominan mereka lakukan, Armeini, Anna. (2009). Analisis data penelitian
hal ini dikarenakan bisa saja responden kuantitatif dengan SPSS. Jakarta
menggunakan semua aspek untuk membantunya Atwater, E & Duffy, K.G (1999). Psychology for
dalam mengatasi atau menghadapi masalah. living : Adjustment, growth and Behavior
Sedangkan jumlah responden yang dapat today. New Jesey : Pearson Education, Inc
teridentifikasi menggunakan dimensi Problem Azwar, Saifuddin (2009). Dasar-Dasar Penelitian
Focussed Coping aspek yang paling tinggi Psikometri. Yogyakarta : Pustaka Belajar
digunakan oleh ibu rumah tangga yang tidak Carver, C.S. Scheier, M.F & Weintraub, J.K.
bekerja adalah aspek Seeking Social Support (1989). Assessing Coping Strategis : a
dengan jumlah responden sebanyak 3 responden teoritically based approach. Journal of
atau 30% pada 10 responden, artinya ibu rumah Personality and Social Psychologi, 56 (2)
tangga yang menggunakan dimensi Problem Chaplin, J.P. (1981). Kamus lengkap psikologi.
Focussed Coping banyak yang memilih untuk Jakarta : PT Rajagrafindo Persada
mendapatkan kenyamanan emosional dan bantuan Christian, M (2005). Jinakan Stress : Kiat Hidup
informasi dari orang lain. Pada total responden 10 Bebas Tekanan. Bandung : Nexx, Media
orang yang menggunakan strategi Problem Inc
Focussed Coping terdapat 4 responden atau 40 % Cresswell. John W. (2010) Research Design :
responden yang masuk kedalam kategori Tidak Pendekatan kualitatif, kuatitatif dan
Terkategorikan karena dari hasil perhitungan Zskor Mixed. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
tidak dapat teridentifikasi atau terkategorikan. 4 Fieldman, R.S (1989). Adjustmen applying
responden yang masuk kedalam kategori tidak psychology in a complex world.
terkategorikan, responden tidak dapat menentukan (international ed.) Singapore: Mc-Graw-
aspek mana yang paling dominan mereka lakukan, Hill Book Co.
hal ini dikarenakan bisa saja responden

22
Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi Vol.3 No.1 April 2014

Goliszek, A. (2005). Manajemen Stress. Jakarta : depresi) diakses pada tanggal 29


PT Bhuana Ilmu Populer, Kelompok September 2012
Gramedia. Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kuantitatif
Halonen, S.J., Santrock, J.W. (1999). Psychology dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Contexts and Application. New York : Mc Sukardi. (2011) Metodologi Penelitian Pendidikan.
Graw-Hill Jakarta: Bumi Aksara
Hilgard. Bee (1996) The Journey of Adulthood Susan Folkman, Ph.D .Jurnal Ways of Coping,.
(3th) New Jersey, Prentice Hall Universitas of California, San Fransisco
Kaplan, R.M., Sallis, J.F., Jr., & Patterson, T.L. (http://www.google.com/jurnal-ways-of-
(1997). Health and human behavior. coping.html) diakses pada tanggal 20
USA: McGraw-Hill, Inc Desember 2012
www. Kamusbahasaindonesia.org diakses pada
Kartono, K (2007). Psikologi wanita: Mengenal tanggal 30 Oktober 2012
wanita sebagai ibu dan nenek. Bandung:
Mandar Maju
Lazarus, R.S., & Folkman, S. (1984). Stress,
appraisal and coping. New York; Spinger
Publishing Company Inc
Lazarus, R.S., (1976). Pattern of Adjusment (3 rd ed)
Tokyo : McGraw-Hill
Mappiare, A. (1983). Psikologi Orang Dewasa.
Surabaya : Usaha Nasional.
Patton, Michael Quinn (1987). Qualitative
Research & Evolution Methods 3edition.
New Delhi,India : Sage Publications India
Put. Ltd.
Ratih Ibrahim (2011) CEO Rumah Tangga.
(www.femina.co.id/isu
.wanita/karier/ceo.rumah.tangga/005/001/
59) diakses pada tanggal 29 September
2012
Rice, P.L. (1998). Stres and Health. New Jersey :
Brooks/Cole Publishing.
Riyanti Sundari (14 Mei 2007). Stress Pada
Wanita.
(Html.www.nustaffiste.gunadarma.ac.id/bl
og/riyanti/2007/05/14/stress-pada-wanita)
diakses pada tanggal 29 September 2012
Roediger III, Henry (1984). Psychologi : United
States of America. USA : Brown and
Company
Santoso, Gempur. (2005). Metodelogi penelitian
kualitatif dan kuantitatif. Jakarta: Prestasi
Pustaka
Santrock, J.W (2001) Adolescence (8th ed). Boston
: McGraw-Hill
Sarafino, E.P. (1998). Health psychology:
Biopsychosocial interactions. New York :
John Wiley & Sons
Sheridan & Radmaker (1992). Health Psychology.
Challenging the Biomedical Model. New
York ; John Wiley and Sons. Inc
Sitanggang, Henry (1994) Kamus Psikologi,
Bandung : Armico

Studi : Ibu Rumah Tangga Cenderung Mudah


Depresi (23 Mei 2012)
(www.health.liputan6.com/read/464406/st
udi-ibu-rumah-tangga-cenderung-mudah-

23

Anda mungkin juga menyukai