Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Psikogenesis, Volume 6, No.

1, Juni 2018

Peran Dukungan Suami bagi Kesejahteraan Psikologis


Jurnalis Perempuan

The Role of Husband Support for Psychological Well-being


of Female Journalist
Riani Putriyani1, Ratih Arruum Listiyandini2
1, 2
Fakultas Psikologi Universitas YARSI, Jakarta, Indonesia
rianiputriyani@gmail.com

KATA KUNCI Dukungan Sosial, Jurnalis, Kesejahteraan Psikologis,


Perempuan, Suami

KEYWORDS Social Support, Psychological Well-Being, Female, Journalist,


Husband

ABSTRAK Perempuan menikah yang bekerja, terutama mereka dengan profesi


sebagai jurnalis memiliki tantangan tersendiri untuk mencapai
kesejahteraan psikologis yang optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah
ingin mengetahui peran dukungan suami terhadap kesejahteraan
psikologis jurnalis perempuan. Penelitian menggunakan pendekatan
kuantitatif dan desain cross-sectional. Melalui teknik pengambilan
sampel snowball sampling, penelitian dilakukan pada 100 orang jurnalis
perempuan dengan menggunakan adaptasi skala Psychological Well-
Being Scale (SPWB) dan kuesioner dukungan suami yang disusun sendiri
oleh peneliti. Berdasarkan hasil uji regresi, dukungan suami ditemukan
berpengaruh positif dan signifikan bagi kesejahteraan psikologis jurnalis
perempuan, khususnya pada dimensi penguasaan lingkungan dan tujuan
hidup. Dengan demikian, menjadi penting bagi suami untuk bisa
memberikan dukungan kepada pasangannya dalam rangka membantu
peningkatan kesejahteraan psikologis para jurnalis perempuan.

ABSTRACT Married woman who are working as journalist have their own challenge
to achieve optimal psychological well-being. This research aims to
investigate how is the role of husband’s social support towards
psychological well-being of female journalists. The study used
quantitative approach and cross-sectional design. By snowball sampling
method, research was conducted to 100 female journalist using adapted
scale of psychological well-being (SPWB) and social support
questionnaire constructed by the researcher. Based on regression analysis,
social support from husband positively and significantly influence
psychological well-being of female journalists, with mostly contributes to
environmental mastery dimension and life purpose. Thus, it is imperative
for female journalist husband to give support for their spouse in order to
enhance the psychological well-being of female journalists.

35
Jurnal Psikogenesis, Volume 6, No.1, Juni 2018

PENDAHULUAN jurnalis. Namun berdasarkan data Direktori


Dewan Pers tahun 2006, jumlah wartawan
Peran perempuan identik dengan tetap di DKI Jakarta lebih banyak laki-laki
mengurus anak, suami, dan rumah tangga. dibandingkan perempuan. Jumlah wartawan
Namun saat ini peran perempuan telah laki-laki sebanyak 3.192 orang dan
bergeser. Hal ini terlihat dari meningkatnya wartawan perempuan sebanyak 558 orang
jumlah perempuan yang bekerja. Berdasar (Dennis, 2008). Hanya sekitar 18,6%
hasil survei yang dilakukan perusahaan jurnalis perempuan dari total 1868 anggota
konsultan manajemen, layanan teknologi, AJI (Asosiasi Jurnalis Indonesia) se-
serta outsourcing, sebanyak 42% Indonesia. Kurangnya jurnalis perempuan,
perempuan di Indonesia memilih bekerja seringkali bukan karena ketidakmampuan
dibandingkan harus tinggal diam di rumah, perempuan dalam melaksanakan tugas
meskipun tidak memiliki masalah keuangan jurnalistik, namun disebabkan pekerjaan ini
(Deny, 2014). Berdasarkan hasil Survei memang sudah dilabelkan pada laki-laki.
Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang Banyak faktor yang menggambarkan dunia
dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) media massa didominasi dengan laki-laki.
setiap tahun, secara nasional terlihat pada Sementara jurnalis perempuan masih sering
tahun 2011, jumlah pekerja perempuan dipandang sebelah mata, karena perempuan
sebesar 48,43%. Portal Resmi Provinsi dianggap tidak bisa disamakan dengan laki-
DKI Jakarta (2014) juga menyatakan laki dalam hal pekerjaan dibidang
pekerja di kalangan perempuan meningkat jurnalistik (Lampe, 2014).
pada tahun 2014 dari 1.742,62 menjadi Perempuan yang bekerja sebagai
1.759,74. jurnalis memiliki tanggung jawab besar.
Peningkatan perempuan yang bekerja Berbagai tugas yang harus diselesaikan,
diduga karena dorongan ekonomi, yaitu misalnya turun ke daerah konflik,
tuntutan keluarga untuk menambah banyaknya deadline yang harus
penghasilan, serta semakin terbukanya diselesaikan, serta tidak ada batasan waktu
kesempatan perempuan untuk bekerja sehingga harus meninggalkan keluarga
(Badan Pusat Statistik, 2008). Peningkatan (Suhardjo, 2012). Seperti halnya yang
pendidikan menjadi salah satu faktor disampaikan oleh jurnalis perempuan
perempuan untuk bekerja. Keputusan bahwa:
seorang perempuan untuk bekerja pun “…institut tempat bekerja saya tidak
tentunya diikuti oleh manfaat-manfaat bagi membedakan antara laki-laki atau
perempuan dalam memberlakukan
dirinya sendiri, suami dan anak-anaknya. penugasan maupun promosi.
Nieva dan Gutek (1981) menuliskan Misalnya harus meliput beberapa ke
beberapa efek kumulatif dari perempuan daerah konflik yang seharusnya tugas
yang bekerja menurut beberapa ahli. laki-laki dan harus membagi peran
Sebagai contoh, bekerja dapat antara pekerjaan dan bagaimana
posisi saya dalam keluarga (istri)…”
meningkatkan perasaan kompeten dan well-
being. Meningkatnya perasaan kompeten
Dengan banyaknya tuntutan dan
melalui bekerja disebabkan oleh gaji yang
peran yang harus dialami, maka jurnalis
diterima yang dapat menimbulkan rasa
perempuan rentan mengalami masalah
ketidaktergantungan secara finansial kepada
terkait kesejahteraan psikologis.
suami atau orang lain. Rasa
Kesejahteraan psikologis merupakan
ketidaktergantungan pada segi finansial ini
realisasi dan pencapaian penuh dari potensi
juga memungkinkan perempuan
individu di mana individu dapat menerima
untuk dapat membantu urusan rumah
segala kekurangan dan kelebihan dirinya,
tangga dan kebutuhan tambahan anak.
mandiri, mampu membina hubungan yang
Di antara beberapa jenis pekerjaan
positif dengan orang lain, dapat menguasai
yang diminati perempuan adalah sebagai
lingkungannya dalam arti mampu
36
Jurnal Psikogenesis, Volume 6, No.1, Juni 2018

memodifikasi lingkungan agar sesuai perempuan di salah satu jurnalis perempuan


dengan keinginannya, memiliki tujuan televisi swasta menemukan bahwa:
dalam hidup, serta terus mengembangkan
pribadinya (Ryff, 1989). “…walaupun suami saya tidak pernah
Terkait kesejahteraan psikologis, megutarakan secara tegas selalu
mendukung pekerjaan saya, dia selalu
ditemukan bahwa perempuan bekerja membuktikannya dengan selalu
seringkali memiliki masalah dalam menghandle pekerjaan rumah yang
kesejahteraan psikologis. Beberapa seharusnya saya yang
penelitian menunjukkan terdapat beberapa mengerjakan…”
tantangan psikologis yang dialami jurnalis
perempuan yang sudah menikah. Di Dengan adanya dukungan sosial emosional
antaranya merasa kelelahan, terbebani, dan berupa perhatian dan kasih saying, jurnalis
penuh dengan risiko (Febriarni, 2012). Pada perempuan akan lebih tenang dalam
penelitian Lampe (2014), kebanyakan melakukan aktivitasnya.
menganggap bahwa perempuan kadangkala Pada penelitian ini, peneliti
tidak mampu mengikuti kerja wartawan melakukan pengembangan dari penelitian
yang tidak mengenal waktu sementara sebelumnya. Penelitian yang terkait dengan
pekerjaan domestik di rumah juga tetap jurnalis perempuan masih sedikit dilakukan
menjadi prioritas utama. Kondisi ini apalagi yang terkait dengan variabel
mengindikasikan adanya kesulitan di dalam dukungan sosial dan kesejahteraan
dimensi penguasaan lingkungan. Hal psikologis. Penelitian sebelumnya yang
tersebut serupa dengan yang diungkapkan dilakukan oleh Sulaeman (2016) dan
salah satu jurnalis perempuan menyatakan Lahagu (2012) lebih berfokus mengenai
bahwa: diskriminasi jurnalis perempuan serta
meragukan kemampuan perempuan di
“…permasalahan yang paling banyak bidang jurnalistik. Namun, penelitian
terjadi pada jurnalis perempuan tersebut tidak melihat secara khusus aspek
terkait waktu, beban tenaga, kesejahteraan psikologis pada jurnalis
pengurusan anak, dan banyak
perempuan yang masih menginginkan
perempuan. Oleh karena itu, peneliti
bekerja sebagai jurnalis, tetapi harus tertarik mengetahui seberapa besar peran
resign karena sudah berkeluarga..” dukungan suami terhadap kesejahteraan
psikologis pada jurnalis perempuan yang
Kesejahteraan psikologis dapat sudah menikah.
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah Penelitian yang dilakukan ini
satunya adalah dukungan sosial (Wells, dirancang dengan pendekan penelitian
2010). Dukungan sosial menurut Gottlieb kuantitatif dan desain cross-sectional serta
dan Bergen (2010) merupakan informasi bersifat eksplanatori. Dalam hal ini,
verbal atau nonverbal, saran, bantuan yang terdapat variabel bebas, yaitu adalah
nyata, atau tingkah laku yang diberikan dukungan suami dan variabel terikatnya
oleh orang-orang yang akrab dengan subjek adalah dimensi-dimensi dari kesejahteraan
di dalam lingkungan sosialnya, seperti psikologis. Peneliti memiliki hipotesis
berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat bahwa dukungan suami akan berpengaruh
memberikan keuntungan emosional atau signifikan terhadap setiap dimensi
berpengaruh pada tingkah laku kesejahteraan psikologis pada jurnalis
penerimanya. perempuan.
Pada jurnalis perempuan yang sudah
menikah, ditemukan bahwa dukungan Kesejahteraan psikologis
sosial dari suami merupakan faktor yang Kesejahteraan psikologis memiliki
penting. Hal tersebut sejalan dengan hasil definisi yang subjektif, namun dari hasil
wawancara dengan seorang jurnalis penelitian yang telah dilakukan pada

37
Jurnal Psikogenesis, Volume 6, No.1, Juni 2018

berbagai negara, seseorang dapat dikatakan dalam menjalani kehidupannya. Individu


memiliki kesejahteraan psikologis yang yang mampu menguasai dirinya sendiri,
baik apabila memiliki pemikiran positif mengatasi tekanan sosial, mampu bertindak
baik terhadap dirinya sendiri maupun orang dan mengambil keputusan atas apa yang
lain, dapat mengambil keputusan, dapat menjadi pemikiran dan pendapatnya
mengatur hidupnya, memiliki tujuan hidup, sendiri.
dapat mengembangkan diri, serta mampu Faktor terpenting lainnya dari
mengatasi dan beradaptasi dengan kesejahteraan psikologis adalah
lingkungan (Wells, 2010). kemampuan seseorang untuk menguasai
Dimensi kesejahteraan psikologis dan mengendalikan diri dengan lingkungan
yang dirumuskan oleh Ryff bersifat sekitar dengan kemampuan beradaptasi,
multidimensional. Ryff sendiri membagi mengembangkan potensi dalam berbagai
kesejahteraan psikologis ke dalam 6 situasi dan kondisi di lingkungan. Memiliki
dimensi (Ryff & Singer, 1996). Menurut keterampilan dalam menggunakan
Ryff dan Singer (1996), individu yang kesempatan dan peluang yang muncul.
memiliki kesejahteraan psikologis yang Kemampuan seseorang untuk
baik merupakan individu yang dapat menemukan makna dan arah dari
menerima keadaan dirinya serta merasakan pengalamannya untuk menetapkan tujuan
hal-hal positif pada diri dan lingkungannya, dalam hidupnya. Individu yang memiliki
mampu melihat potensi dan tujuan hidup, merasa masa lalu dan masa
mengembangkannya, dan dapat berfungsi sekarang yang sedang dijalani memiliki
dengan sebaik-baiknya terhadap arti, serta memiliki keyakinan bahwa
lingkungan. mereka memiliki tujuan hidup dan
Dimensi yang pertama adalah kehidupan yang mereka jalani bukan
penerimaan diri. Dimensi penerimaan diri merupakan suatu hal yang sia-sia
merupakan aspek penting dalam menunjukkan nilai yang tinggi pada
kesejahteraan seseorang. Penerimaan diri dimensi tujuan hidup.
dalam hal ini bukan berarti rasa percaya diri Terakhir, dimensi penerimaan diri.
yang berlebihan pada seseorang, tetapi Dimensi ini berkaitan dengan kemampuan
kesadaran seorang individu untuk seseorang untuk menyadari potensi dan
menyadari serta menghargai kekurangan bakatnya serta kemampuan untuk
yang ada pada dirinya yang nantinya mengembangkan hal-hal baru. Hal tersebut
individu tersebut berusaha mengatasi diasosiasikan dengan sikap keterbukaan
kekurangannya, mengakui dan menerima seeorang terhadap pengalaman dan hal
diri sendiri baik positif maupun negatif baru.
serta dapat menerima dan melihat masa Beberapa faktor yang ditemukan
lalunya sebagai hal yang positif. berhubungan dengan kesejahteraan
Kedua adalah hubungan positif psikologis diantaranya adalah faktor
dengan orang lain. Dalam kesejahteraan demografis (usia, status pernikahan, gender,
psikologis menekankan pentingnya sosial ekonomi) (Wells, 2010), faktor
memiliki hubungan positif dengan orang hubungan sosial dan dukungan sosial
lain dan hal tersebut dapat terlihat dari cara (Wells, 2010), dan beberapa faktor lainnya,
berinteraksi dengan orang lain. Individu seperti pengalaman hidup (Ryff, 1989),
yang memiliki hubungan positif dengan locus of control (Ryff, dalam Wells, 2010),
orang lain merasakan kesenangan ketika dan religiusitas (Krause & Ellison, 2003).
berinteraksi dengan orang lain, merasakan
empati, memiliki kehangatan, kepercayaan, Dukungan sosial
dan hubungan dekat dengan orang lain. Menurut Johnson dan Jhonson
Selanjutnya adalah otonomi. Dimensi (1991), dukungan sosial merupakan
ini mengacu pada kemandirian seseorang keberadaan orang lain yang dapat

38
Jurnal Psikogenesis, Volume 6, No.1, Juni 2018

diandalkan untuk memberi bantuan, saran, atau umpan balik tentang bagaimana
semangat, penerimaan dan perhatian cara menyelesaikan permasalahan. Contoh
sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan dari bentuk dukungan ini misalnya pada
hidup bagi individu yang bersangkutan. saat suami memberikan masukan mengenai
Menurut Baron dan Byrne (2005), masalah-masalah yang terjadi di tempat
dukungan sosial adalah kenyamanan secara kerja istri. Keempat bentuk dukungan sosial
fisik dan psikologis yang diberikan oleh ini diasumsikan tidak terpisahkan, saling
orang lain. Ditambahkan oleh Sarafino berkaitan erat satu sama lain, dan semakin
(2011), kebutuhan, kemampuan, dan banyak bentuk dukungan yang muncul,
sumber dukungan sosial mengalami maka semakin kuat dukungan sosial secara
perubahan sepanjang kehidupan seseorang keseluruhan.
dan keluarga merupakan lingkungan Menurut Sarafino (2011), faktor yang
pertama yang dikenal oleh individu dalam mempengaruhi dukungan sosial di
proses sosialisasi. Berdasarkan definisi antaranya adalah penerima dukungan yang
mengenai dukungan sosial, maka dukungan harus mau menerima bantuan dari orang
suami dapat diartikan sebagai bantuan yang lain, penyedia dukungan harus memiliki
diberikan oleh suami sehingga mampu sumber untuk memberikan dukungan, serta
membuat pasangan merasa nyaman baik komposisi atau struktur jaringan sosial.
secara fisik maupun psikis sebagai bukti
bahwa pasangan diperhatikan dan dicintai METODE PENELITIAN
(Nurmadina, 2008). Partisipan Penelitan
Sarafino (2011) membagi dukungan Teknik pengambilan sampel dalam
sosial ke dalam empat komponen, yang penelitian ini adalah nonprobability
terdiri dari: dukungan emosional (emotional sampling. Adapun teknik pengambilan
support), dukungan penghargaan (esteem sampel dengan menggunakan teknik
support), dukungan instrumental (tangible “Snowball Sampling”. Azwar (2012)
or instrumental support), dan dukungan mengatakan bahwa ukuran sampel tidak ada
informasi (informational support). angka yang dapat dikatakan pasti, namun
Dukungan emosional merupakan bentuk jumlah sampel yang melebihi 60 orang
dukungan yang melibatkan adanya ekspresi dapat dikatakan cukup banyak. Pada
rasa empati dan kepedulian terhadap penelitian ini peneliti mengambil sampel
individu, misalnya seorang suami yang mau sebanyak 100 orang. Adapun kriteria
mendengarkan keluhan istrinya mengenai sampel pada penelitian ini, yaitu:
pekerjaannya. Selanjutnya, dukungan 1. Jurnalis perempuan yang sudah
penghargaan, yaitu melibatkan adanya menikah dan tinggal bersama suami
usaha untuk memberikan kepercayaan diri 2. Usia 20-40 tahun (dewasa muda)
dan harga diri pada orang yang diberikan 3. Usia penikahan minimal 1 tahun
dukungan. Contoh dari bentuk dukungan 4. Periode bekerja minimal 1 tahun
penghargaan adalah suami yang 5. Mempunyai anak maupun tidak
memberikan pujian dan apresiasi atas mempunyai anak
pretasi istrinya di tempat kerja. Bentuk
dukungan berikutnya adalah dukungan Dari 100 orang jurnalis perempuan
instrumental, bentuk dukungan berupa yang menjadi partisipan dalam penelitian
pemberian bantuan langsung, seperti ini, ditemukan bahwa sebagian besar usia
bantuan materi atau tindakan membantu responden berada pada rentang usia 23-28
lainnya. Dalam hal ini misalnya, suami tahun (58%), sisanya adalah 29-34 tahun
bersedia mengantarkan istrinya ke tempat (33%), dam 35-40 (9%). Usia pernikahan
bekerja. Terakhir adalah dukungan sebagian besar pada rentang kurang dari 2
informasional, yaitu bentuk dukungan tahun (65%), dan yang sudah menikah lebih
berupa pemberian nasehat, pengarahan, dari 2 tahun sebesar 35%. Sebagian besar

39
Jurnal Psikogenesis, Volume 6, No.1, Juni 2018

partisipan (54%) sudah memiliki anak, dan korelasi item-total sebesar r>0.2, sehingga
sisanya 46% belum memiliki anak. tergolong memadai.
Terkait dengan status pekerjaan,
ditemukan bahwa sebagian besar memiliki Uji Statistik
status kontrak (58%), dan yang berstatus Pada penelitian ini, peneliti
karyawan tetap adalah 42%. Selain itu, melakukan teknik analisis data uji regresi
sebagian besar partisipan sudah bekerja sederhana. Uji regresi sederhana dilakukan
lebih dari 3 tahun (63%) dan yang kurang dengan menjadi dukungan suami sebagai
dari 3 tahun adalah 37%. Menurut mereka, IV, dan tiap dimensi dari kesejahteraan
sumber dukungan sosial utama mereka pada psikologis sebagai DV. Sebelum melakukan
saat bekerja adalah suami (73%) dan uji regresi sederhana, peneliti juga akan
sisanya 27% adalah orangtua, teman, dan melakukan uji normalitas dan linearitas
pihak lainnya. sebagai syarat dasar uji asumsi klasik.

ANALISIS &HASIL
Instrumen Penelitian
Skala Dukungan suami
Gambaran Kesejahteraan Psikologis
Skala dukungan suami dibuat oleh
Jurnalis Perempuan
peneliti. Skala ini disusun berdasarkan 4
Berdasarkan hasil perhitungan rerata
komponen dukungan sosial dari Sarafino
pada setiap dimensi kesejahteraan
(2011), yaitu dukungan emosional,
psikologis, ditemukan gambaran profil
dukungan penghargaan, dukungan
kesejahteraan psikologis partisipan sebagai
instrumental, dan dukungan informasi.
berikut:
Skala dukungan suami ini bersifat
unidimensi karena setiap domain
diasumsikan berkaitan erat satu dengan
lainnya. Skala terdiri dari 29 item, dengan
koefisien reliabilitas keseluruhan = 0.937
dan rentang korelasi item-total adalah r=
0.345-0.678.
Skala Kesejahteraan psikologis
Skala kesejahteraan psikologis yang
digunakan pada penelitian ini adalah skala
kesejahteraan psikologis (SPWB) oleh Ryff
yang juga pernah diadaptasi sebelumnya
oleh Brebahama & Listiyandini (2016).
Skala ini merupakan skala Grafik 1. Profil Kesejahteraan Psikologis
multidimensional yang terdiri dari 6 sub-
skala yaitu skala penerimaan diri, hubungan Berdasarkan grafik 1, berdasarkan skala 1-
positif dengan orang lain, otonomi, 7, ditemukan bahwa dimensi kesejahteraan
penguasaan lingkungan, tuajuan hidup, dan psikologis yang ditemukan paling tinggi
pertumbuhan pribadi. Pada skala ini adalah pada tujuan hidup (M=4.715) dan
diwakili item yang valid pada setiap paling rendah pada dimensi hubungan
dimensi, yaitu penerimaan diri (7 item), positif dengan orang lain (M=3.86).
hubungan positif dengan orang lain (5
item), otonomi (7 item), penguasaan Hasil Uji Normalitas dan Linearitas
lingkungan (4 item), tujuan hidup (4 item), Sebelum melakukan uji regresi,
dan pertumbuhan pribadi (7 item). peneliti melakukan uji normalitas dan
Koefisien reliabilitas pada setiap dimensi linearitas. Berdasarkan hasil penghitungan,
berkisar antara =0.665-0.827, dengan pada penelitian ini data terdistribusi normal

40
Jurnal Psikogenesis, Volume 6, No.1, Juni 2018

dan hubungan antar variabel memenuhi bahwa pengaruh yang dihasilkan dari
syarat linearitas (p>0.05). dukungan suami terhadap tujuan hidup
adalah positif, yang artinya penambahan 1
Hasil Uji Regresi Sederhana: Pengaruh skor pada dukungan suami akan diikuti
Dukungan Suami terhadap dengan bertambahnya skor sebesar B=0.323
Kesejahteraan Psikologis Jurnalis (p<0.01) pada tujuan hidup jurnalis
perempuan.
Berikut adalah hasil uji regresi Pada dimensi otonomi, ditemukan
sederhana yang menggambarkan pengaruh bahwa terdapat peran dukungan suami
dari dukungan suami terhadap secara signifikan terhadap otonomi pada
kesejahteraan psikologis pada jurnalis jurnalis perempuan (F = 33.858, p < 0.01).
perempuan: Di samping itu didapatkan juga koefisien
determinasi R2=0.257, yang artinya besar
Tabel 1. Hasil Uji Regresi dukungan suami terhadap dimensi otonomi
2
Y R F Persamaan Regresi adalah 25.7% dan 74.3% dipengaruhi oleh
PL 0.382 60.5(**) Y=76.885+0.325X(**) faktor lain. Selain itu dari hasil uji
TH 0.352 53.1(**) Y=74.726+0.323X(**) persamaan regresi ditemukan bahwa
OT 0.257 33.8(**) Y=91.666+0.170X(**) penambahan 1 skor pada dukungan suami
PP 0.201 24.6(**) Y=83.205+0.182X(**) juga akan diikuti dengan penambahan skor
HP 0.118 13.1(**) Y=104.43+0.163X(**)
B=0.170 (p<0.01) pada otonomi jurnalis
PD 0.062 6.49(**) Y=107.18+0.99X(*)
perempuan.
Keterangan: Y=Dimensi Kesejahteraan
psikologis, X=Dukungan suami, Temuan lainnya adalah terdapat peran
PL=Penguasaan lingkungan, TH=Tujuan signifikan dari dukungan suami terhadap
hidup, OT=Otonomi, PP=Pertumbuhan pertumbuhan pribadi pada jurnalis
pribadi, HP=Hubungan positif dengan orang perempuan (F = 24.683, p < 0.01).
lain, PD=Penerimaan diri, *sig p<0.05, **sig Koefisien determinasi R2= 0.201, yang
p<0.01 artinya besar peran dukungan suami
terhadap dimensi pertumbuhan pribadi
Berdasarkan tabel 1, ditemukan adalah sebesar 20.1%, dan 79.9%
bahwa terdapat peran dukungan suami yang dipengaruhi oleh faktor lain. Peran yang
signifikan terhadap penguasaan lingkungan dihasilkan berada pada arah positif, yang
pada jurnalis perempuan (F = 60.586, p artinya bahwa penambahan 1 skor dari
<0.01). Didapatkan juga koefisien dukungan suami akan diikuti dengan
2
determinasi R =0.382, yang artinya besar semakin tingginya pertumbuhan pribadi
peran dukungan suami terhadap dimensi jurnalis perempuan (B=0.182, p<0.01).
penguasaan lingkungan adalah 38.2% dan Pada dimensi hubungan positif
61.8% dipengaruhi oleh faktor lain. Selain dengan orang lain ditemukan bahwa
itu, dari hasil persamaan regresi, ditemukan terdapat peran dukungan suami yang
bahwa penambahan 1 angka pada dukungan signifikan (F = 13.082, p < 0.01). Selain itu,
suami akan diikuti pula penambahan angka didapatkan juga koefisien determinasi
sebesar B=0.325 (p<0.01) pada penguasaan R2=0.118 yang artinya besar peran
lingkungan. dukungan suami terhadap dimensi
Selanjutnya, dukungan suami juga hubungan positif dengan orang lain adalah
berperan signifikan terhadap tujuan hidup 11.8%, dengan 88.2% dipengaruhi oleh
pada jurnalis perempuan (F = 53.134, p< faktor lain. Peran yang dihasilkan bersifat
0.01). Koefisien determinasi R2= 0.352, positif, sehingga penambahan 1 skor pada
yang artinya besar peran dukungan suami dukungan suami akan berperan terhadap
terhadap dimensi tujuan hidup adalah penambahan skor sebesar B=0.163 (p<0.01)
35.2% dan 64.8% dipengaruhi oleh faktor pada hubungan positif dengan orang lain.
lain. Persamaan regresi menunjukkan

41
Jurnal Psikogenesis, Volume 6, No.1, Juni 2018

Selanjutnya pada dimensi penerimaan 2010). Bila dilihat dari hasil, maka terlihat
diri, terdapat juga peran positif yang bahwa dukungan suami mampu membuat
signifikan dari dukungan suami bagi para jurnalis perempuan dapat menguasai
penerimaan diri pada jurnalis perempuan (F dan mengendalikan dirinya pada
= 6.490, p < 0.05). Selain itu didapatkan lingkungan, mengembangkan potensi yang
koefisien determinasi R2= 0.062, yang telah dimilikinya, serta dapat mengolah
artinya besar peran dukungan suami pekerjaannya yakni bekerja sebagai jurnalis
terhadap dimensi penerimaan diri adalah maupun pekerjaan domestik. Hal ini sejalan
6.2% dan 93.8% dipengaruhi oleh faktor dengan hasil penelitian Sarason, et.al
lain. Peran positif yang dihasilkan (1983), bahwa individu yang menerima
mengindikasikan bahwa semakin dukungan sosial yang positif selama
bertambahnya 1 skor dukungan suami, hidupnya cenderung memiliki keyakinan
maka bertambah pula skor penerimaan diri akan kemampuannya dalam mengendalikan
yang dimiliki jurnalis perempuan sebesar berbagai situasi yang dihadapinya.
B=0.99(p<0.01). Pada dimensi tujuan hidup, dukungan
Dengan demikian, berdasarkan hasil suami juga berkontribusi positif dan
analisis statistik ditemukan bahwa signifikan. Individu dengan tujuan hidup
dukungan suami berperan signifikan yang tinggi akan merasa bahwa masa lalu
terhadap kesejahteraan psikologis jurnalis dan masa sekarang yang sedang dijalaninya
perempuan pada setiap dimensi, khususnya memiliki arti, serta memiliki keyakinan
pada dimensi penguasaan lingkungan dan bahwa mereka memilki tujuan hidup dan
tujuan hidup. memandang hidup merupakan bukan suatu
hal yang sia-sia (Wells, 2010). Bila dilihat
DISKUSI dari hasil, maka dapat dikatakan bahwa
Hasil dari penelitian ini adalah dukungan suami mampu membuat para
terdapat peran yang positif dan signifikan jurnalis perempuan memiliki arti, serta
dari dukungan suami terhadap setiap memiliki keyakinan bahwa mereka
dimensi kesejahteraan psikologis pada memiliki tujuan hidup. Hal ini sejalan
jurnalis perempuan. Dengan demikian, dengan hasil penelitian Sarason, et.al.
hipotesis penelitian diterima. Hasil (1983), bahwa individu yang menerima
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian dukungan sosial yang positif selama
yang dilakukan Tusya’ni (2007) yang hidupnya cenderung memandang segala
menyatakan semakin tinggi dukungan sesuatu secara positif dan optimistik dalam
suami maka semakin tinggi tingkat kehidupannya.
kesejahteraan psikologis. Jhonson dan Pada dimensi otonomi, dukungan
Jhonson (1991) menyatakan bahwa suami juga ditemukan dapat memprediksi
dukungan sosial dapat meningkatkan otonomi pada jurnalis perempuan secara
kesejahteraan psikologis seseorang. positif. Individu dengan otonomi yang
Berdasarkan hasil regresi, ditemukan tinggi, dapat bersikap tegas dalam
bahwa dukungan suami berpengaruh positif mengambil keputusan yang baik dan dapat
paling besar terhadap penguasaan mencoba untuk mengevalusi berbagai
lingkungan pada jurnalis perempuan. bentuk tekanan sosial (Ryff & Keyes dalam
Individu dengan penguasaan lingkungan Wells, 2010). Bila dilihat dari hasil, maka
yang tinggi memiliki kemampuan untuk dapat dikatakan bahwa dukungan suami
menguasai dan mengendalikan diri dengan mampu membuat jurnalis perempuan
lingkungan sekitar, mengembangkan bersikap tegas dalam hidupnya, mengambil
potensi dalam berbagai situasi dan kondisi, keputusan yang baik, dan dapat mencoba
dan memiliki keterampilan dalam untuk mengevaluasi berbagai bentuk
menggunakan kesempatan serta peluang tekanan sosial.
yang muncul (Ryff & Keyes dalam Wells,

42
Jurnal Psikogenesis, Volume 6, No.1, Juni 2018

Pada dimensi pertumbuhan pribadi, dapat membantu mengatasi kekurangan


dukungan sosial dari suami juga yang dimilikinya, namun kontribusinya
berkontribusi positif pada jurnalis tidak besar dan terdapat faktor-faktor lain
perempuan. Individu dengan pertumbuhan yang lebih mempengaruhi yakni sebesar
pribadi yang tinggi merasa ingin terus 93,8%. Adapun faktor lain yang bisa
berkembang, terbuka pada hal baru, dan mempengaruhi misalnya pengakuan akan
mampu menemukan cara untuk menuju keterbatasan diri (Chaplin dalam
perubahan yang dapat mengembangkan Mashithah, 2012).
potensi (Ryff & Keyes dalam Wells, 2010). Gambaran penguasaan lingkungan
Oleh karena itu, pada jurnalis perempuan yang tinggi pada jurnalis perempuan dapat
yang mendapatkan dukungan suami yang juga dikaitkan dengan karakteristik dari
tinggi akan membantunya untuk terbuka pekerjaan para jurnalis itu sendiri. Jurnalis
untuk hal yang baru, merasa ingin terus perempuan yang dapat bertahan dalam
berkembang serta mengembangkan potensi pekerjaan hanyalah mereka yang dapat
yang dimiliki. survive pada pekerjaan. Sulaeman (2014)
Kontribusi dukungan suami terhadap juga menyatakan bahwa seorang jurnalis
hubungan positif dengan orang lain adalah sosok yang harus perlu
ditemukan signifikan dan menunjukkan mempersiapkan diri dan belajar sebaik-
arah yang positif, namun lebih rendah baiknya agar dapat membaca situasi dimana
dibandingkan kontribusinya pada dimensi mereka berada dan bekerja.
lainnya. Terdapat faktor lain yang lebih Terkait tujuan hidup yang tinggi,
mempengaruhi hubungan positif pada Yuniati (2012) mengungkapkan beberapa
jurnalis perempuan. Individu yang memiliki tujuan perempuan bekerja sebagai jurnalis
nilai yang tinggi pada dimensi ini memiliki adalah ingin mewujudkan mimpi-mimpi
perhatian terhadap kesejahteraan orang lain, kaum perempuan untuk memperkuat
mampu berempati, menyayangi, menjalin eksistensi diri dalam berbagai sektor, salah
keintiman (intimacy) dengan orang lain, satunya di bidang jurnalistik. Oleh karena
memahami konsep memberi dan menerima itu, sebagian besar dari jurnalis perempuan
dalam membina hubungan dekat dan saling ini memiliki tujuan hidup yang tinggi.
percaya dengan orang lain (Lakoy, 2009). Ditemukan pula bahwa dimensi
Pada jurnalis perempuan meskipun hubungan positif dengan orang lain
dukungan suami dapat membantu cenderung lebih rendah dibandingkan
meningkatkan kemampuan empati, dengan dimensi yang lainnya pada jurnalis
mempunyai kepercayaan, dan mampu perempuan. Gambaran ini mengindikasikan
berhubungan dengan orang lain dengan bahwa jurnalis perempuan cenderung
baik, namun terdapat faktor lain yang lebih kurang bisa berhubungan dengan orang
mempengaruhi dibandingkan dukungan lain, karena pekerjaan para jurnalis
suami positif dengan orang lain. Faktor- cenderung lebih banyak dilakukan secara
faktor ini perlu diteliti lebih lanjut dalam individual. Yuniati (2012) mengungkapkan
penelitian selanjutnya. bahwa pekerjaan di bidang jurnalistik
Dukungan suami juga memiliki cenderung lebih individual. Banyaknya
kontribusi yang signifikan dan positif, tuntutan dalam pekerjaan dan banyaknya
namun paling rendah pada dimensi deadline membuat para jurnalis sulit
penerimaan diri. Individu yang dinilai bersosialisasi dengan yang lainnya.
rendah pada dimensi ini merasa tidak puas
terhadap dirinya, selalu melihat kekurangan SIMPULAN
yang ada pada dirinya, dan melihat hal Hasil penelitian menunjukan bahwa
tersebut merupakan sesuatu yang tidak dukungan suami berperan positif dan
dapat diperbaiki (Ryff dalam Wells, 2010). signifikan bagi kesejahteraan psikologis
Pada jurnalis perempuan, dukungan suami pada jurnalis perempuan. Ditemukan bahwa

43
Jurnal Psikogenesis, Volume 6, No.1, Juni 2018

semakin besar dukungan suami yang tunanetra dewasa muda. Mediapsi,


diterima, maka berkontribusi pada 2(1), 1-10.
kesejahteraan psikologis yang lebih tinggi. Dennis, F. (2008). Bekerja sebagai
Dengan dukungan suami yang tinggi, wartawan. Jakarta. PT.Gelora Aksara
jurnalis perempuan akan merasa lebih Pratama.
mampu menerima dirinya, mempunyai Deny, S. (2014). 42% wanita RI lebih pilih
tujuan hidup, memiliki keterampilan untuk bekerja dari pada diam di rumah.
mengambil kesempatan yang muncul, Diakses dari www.liputan6.com pada
mempunyai keinginan untuk tanggal 9 Oktober 2015.
mengembangkan potensi, dan dapat Febriarni, U. (2012). Motivasi kerja
membangun hubungan positif dengan orang perempuan jurnalis: Identifikasi dan
lain. implikasi organisasional. Skripsi.
Universitas Islam Indonesia.
SARAN Yogyakarta.
Secara metodologis, mengingat Gottlieb, B. H., & Bergen, A. E. (2010).
bahwa dukungan sosial dari suami tidak Social support concepts and
berkontribusi besar pada dimensi hubungan measures. Journal of psychosomatic
positif dengan orang lain, pertumbuhan diri, research, 69(5), 511-520.
dan penerimaaan diri, maka pada penelitian Johnson, W. & Johnson F.P. (1991).
selanjutnya agar dapat meneliti faktor- Joining together. Prentice-Hall. Inc:
faktor lainnya yang memiliki kontribusi USA.
lebih besar terhadap dimensi-dimensi ini. Krause, N., & Ellison, C. G. (2003).
Hasil penelitian ini mengindikasikan Forgiveness by God, forgiveness of
bahwa usaha meningkatkan kesejahteraan others, and psychological well–being
psikologis perempuan yang bekerja, in late life. Journal for the scientific
khususnya sebagai jurnalis perlu dimulai study of religion, 42(1), 77-93.
dari penerimaan dan penghargaan dari Lampe, I. (2010). Perempuan dalam
suami. Oleh karena itu, bagi suami dari Pengelolaan Surat Kabar di Sulawesi
perempuan yang bekerja, hendaknya Tengah (Studi Posisi dan Peran
memberikan dukungan berupa perhatian, Perempuan dalam Media Cetak).
pengertian, ekspresi, serta nasihat-nasihat Academica, 2(1).
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan Lahagu, A. D. (2012). Problem perempuan
psikologis sang istri. jurnalis dalam praktik jurnalisme
berperspektif gender (Studi Kualitatif
DAFTAR PUSTAKA Tentang Pengalaman Subjektif
Perempuan Jurnalis dalam Praktik
Azwar, S. (2012). Penyusunan skala Membangun Jurnalisme Berperspektif
psikologi. Yogyakarta: Pustaka Gender di Surat Kabar Kedaulatan
Pelajar. Rakyat). Doctoral dissertation.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2008). Universitas Atmajaya Yogyakarta.
Analisis perkembangan statistik Nieva, V. F., & Gutek, B. A. (1981).
ketenagakerjaan (Laporan Sosial Women and work. New York: Preager
Indonesia 2007). Jakarta. Nurmadina, M. (2008). Hubungan antara
Baron, A.R. & Byrne,D. (2005). Psikologi dukungan suami dengan kecemasan
sosial jilid 2. edisi 10. Jakarta: pada wanita menopause. Skripsi.
Airlangga. Universitas Sumatera Utara.
Brebahama, A., & Listyandini, R. A. Portal Resmi Provinsi DKI Jakarta. (2014).
(2016). Gambaran tingkat Keadaan Ketenagakerjaan di DKI
kesejahteraan psikologis penyandang Jakarta Februari 2014.

44
Jurnal Psikogenesis, Volume 6, No.1, Juni 2018

Ryff, C. D. (1989). Happiness is personality and social psychology,


everything, or is it? Explorations on 44(1), 127.
the meaning of psychological well- Sulaeman, H. (2016). Studi profesionalisme
being. Journal of personality and melalui pengalaman komunikasi
social psychology, 57(6), 1069. jurnalis perempuan di media massa
Ryff, C. D., & Singer, B. (1996). kota ambon. Fikratuna, 7(2).
Psychological well-being: Meaning, Tusya’ni, A. (2007). Hubungan dukungan
measurement, and implications for sosial dan kesejahteraan psikologis
psychotherapy research. pada ibu bekerja di kantor sekretariat
Psychotherapy and psychosomatics, daerah Pemerintahan Provinsi Jawa
65(1), 14-23. Tengah. Undergraduate Thesis.
Sarafino, E.P. (2011). Health Psychology: Universitas Diponegoro.
Biopsychososial Interaction. Seventh Wells, I.E. (2010). Psychological Well-
Edition. New York: John Wiley and being. New York: Nova Science
Sons, Inc. Publishers, Inc.
Sarason, I. G., Levine, H. M., Basham, R. Yuniati, Y. (2012). Citra jurnalis
B., & Sarason, B. R. (1983). perempuan. Diunduh ari
Assessing social support: The social http://www.academia.edu/4921914/Y
support questionnaire. Journal of enni_Yuniati_CITRA_JURNALIS_I
NDONESIA pada 1 Maret 2016.

45

Anda mungkin juga menyukai