Anda di halaman 1dari 23

Asma Eksaserbasi

Oleh : dr. Yessy Susanty Sabri, SpP(K), FISR

1
EKSASERBASI ASMA

“ Suatu episode dengan karakteristik peningkatan


gejala sesak napas, batuk, whizing, atau dada terasa
berat serta penurunan fungsi paru yang progresif ”.

Keadaan ini harus segera diatasi karena dapat


meningkatan morbiditas dan mortalitas dari pasien.

2
Identifikasi Resiko kematian
pasien asma dengan riwayat :
1. Pernah menderita serangan yang memerlukan intubasi
serta ventilator.
2. Pernah ke IGD atau dirawat dalam 12 bulan.
3. Saat ini tidak menggunakan kortikosteroid inhalasi.
4. Saat ini menggunakan atau berhenti menggunakan
kortikosteroid oral

3
5. Pemakaian SABA lebih dari satu kanister dalam satu
bulan
6. Tidak menggunakan asthma action plan
7. Menderita gangguan psikiatri atau masalah psikososial
8. Alergi makanan yang telah terkonfirmasi

4
Diagnosis Eksaserbasi

Ditandai dengan adanya :


1. Perburukan gejala
2. Penurunan fungsi paru dari nilai sebelumnya / prediksi
 Dapat diukur dengan APE atau FEV1

5
KLASIFIKASI BERAT SERANGAN ASMA
TANDA DAN BERAT SERANGAN AKUT MENGANCAM
GEJALA RINGAN SEDANG BERAT JIWA
sesak nafas berjalan berbicara istirahat  
duduk Mengantuk
Posisi tidur tenang duduk
membungkuk gelisah
cara berbicara 1 kalimat bbrp kalimat kata perkata  
Kesadaran mungkin gelisah Gelisah gelisah menurun
Frekuensi nafas < 20 x / menit 20-30 x > 30 x  
Nadi < 100 x 100-120 x > 120 x bradikardi

(-)
pulsus paradoksus (+)10-20 mmHg (+)> 25 mmHg (-)
otot bantu nafas (-) (+) (+) kelelahan
Mengi akhir expi.paksa akhir expirasi Inspi.& ekspi. Silent Chest
APE > 80 % 60-80% < 60%  
PaO2 > 80 mmHg 60-80 % < 60%  
PaCO2 < 45 mmHg < 45 mmHg > 45 mmHg  
SaO2 > 95% 91-95 % < 90 %  
6
Asma, pedoman diagnosis & penatalaksanaan di Indonesia , PDPI 2004
Manajemen Eksaserbasi Asma di layanan primer :

1. Yang harus diketahui dari anamnesis :

 Onset dan penyebab eksasebasi


 Derajat keparahan serangan asma
 Riwayat anapilaksis
 Resiko terhadap kematian akibat asma
 Semua obat yang dipakai sebelumnya (reliver & controller)

7
2. Pemeriksaan Fisik

 Tanda keparahan eksaserbasi dan tanda vital pasien.


 Kemungkinan terjadinya komplikasi (pneumotoraks,
reaksi anapilaksis, pneumonia.
 kemungkinan lain penyebab sesak napas (DD)

8
3. Pengukuran yang dipakai :

• Pulse oksimetri : saturasi  90 % pada anak dan


dewasa  membutuhkan terapi yang agresif
• Arus Puncak Ekspirasi (APE)

9
Tatalaksana eksaserbasi di layanan primer
• Tujuan pengobatan : Mengatasi bronkokonstriksi dan
hipoksia secepatnya.
• Terapi inisial yang harus diberikan adalah :
- Pemberian berulang SABA
- Pemberian segera kortikosteroid sistemik
- Pengontrolan O2 yang diberikan

10
Penataksanaan di layanan primer :

1. Berikan segera terapi dengan Short acting Beta 2


Agonist (SABA). Pemberian inhalasi SABA dengan
specer atau MDI yang dimiliki pasien.

2. Berikan segera kortikosteroid oral.

3. Oksigen diberikan dengan target saturasi yang harus


dicapai adalah 93-95 % pada dewasa dan 94-98%
untuk anak-anak.
11
4. Pada asma dengan eksaserbasi yang berat tambahkan
ipratropium bromida serta pemberian SABA dengan
nebulisasi.

5. Penilaian derajat eksaserbasi dilakukan bersamaan


dengan pemberian terapi.

6. Tetap fikirkan kemungkinan lain penyebab sesak pada


pasien seperti penyakit jantung, inhalasi benda asing,
sumbatan jalan napas atas dll.
12
7. Siapkan fasilitas rujukan bila tidak ada atau perbaikan
minimal.

8. Penilaian respon terapi dilakukan setelah 1 jam :


perubahan gejala,
saturasi oksigen serta
fungsi paru dapat dinilai dengan APE.

13
Algoritma penanganan eksaserbasi asma

14
15
Penatalaksanaan eksaserbasi
Asma di IGD

16
Kriteria pasien di rawat / dipulangkan :

1. Bila PEV / FEV1   25% prediksi / nilai terbaik


personal.
atau nilai PEV / FEV1 post terapi < 40%
2. Bila nilai PEV / FEV1 40- 60% : dipertimbangkan untuk
memulangkan pasien dengan mempertimbangkan faktor
resiko pasien dan kemungkinan untuk follow up terapi.
3. Bila nilai PEV / FEV1 > 60% : direkomendasikan untuk
memulangkan pasien dengan mempertimbangkan faktor
resiko pasien dan kemungkinan untuk follow up terapi.
17
Hal-hal yang meningkatkan kemungkinan pasien
untuk dirawat :

1. Perempuan, usia tua


2. Menggunakan SABA > 8 semprot dlm 24 jam
3. Derajat keparahan eksaserbasi
4. Riwayat eksaserbasi berat ( memerlukan intubasi)
5. Kunjungan ke IGD sebelumnya dan pemakaian
kortikosteroid oral.

18
ASTHMA ACTION PLAN (AAP)

“Merupakan manajemen asma yang dilakukan secara


mandiri oleh pasien serta Rencana pengobatan asma
yang merupakan panduan bagi pasien. “

Dalam AAP ini harus tertulis :


1. cara untuk mengetahui tingkat kontrol asma,
2. upaya secara mandiri dirumah untuk mendeteksi
perburukan gejala secara dini
3. apa yang bisa mereka lakukan dirumah untuk mengatasi
19
Hal yang perlu dilakukan untuk AAP ini adalah :
• Monitoring secara mandiri terhadap gejala dan
fungsi paru
• Bagaimana serta kapan pasien harus
meningkatkan pemakaian obat asmanya.
• Penilaian terhadap pemakaian obat asma yang
digunakan sehari-hari.
• Bagaimana mengakses layanan kesehatan bila
pengobatan yang dilakukan dirumah tidak
20
Rujukan keahli Paru bila :

1. Menegakkan diagnosis pasti asma


2. Follow up Terapi (menentukan keberhasilan terapi dan
fungsi paru)
3. Tidak respon dengan pengobatan (penurunan tingkat
kontrol)
4. Pada serangan akut sedang yang tidak respon
pengobatan, serangan akut berat dan asma mengancam
jiwa
5. Dibutuhkan uji lain diluar pemeriksaan standar
21
22
Terima kasih... Semoga bermanfaat

23

Anda mungkin juga menyukai