Anda di halaman 1dari 5

NILAI:

Nama Dosen : Epa Rosidah, S.Si MSi


Nama Asisten : Dedeh Maryanih, SSi
Nama Praktikan : Rachmadhani Fandriansyah
NIM : J0305202183
Program Studi : Supervisor Jaminan Mutu Pangan
Kelas Praktikum : B2

PENENTUAN KOEFISIEN GESEKAN


I. PENDAHULUAN

1. TEORI SINGKAT

Sebuah benda di bidang miring memiliki komponen gaya berat yang sejajar dengan
arah luncuran benda pada bidang miring tersebut. Komponen gaya ini menarik benda
untuk meluncur, sedangkan gaya gesek berarah sebaliknya. Besar komponen gaya
berat searah bidang ini berbanding lurus dengan besar sudut kemiringan bidang.
Selama benda belum bergerak, maka gaya gesek yang bekerja pada benda adalah gaya
gesek statis, dengan nilai maksimum tercapai ketika benda tepat akan bergerak, saat
benda meluncur di bidang miring. Ketika benda bergerak, maka gaya gesek yang bekerja
ialah gaya gesek kinetis.
Perbandingan gaya gesekan terhadap gaya normal disebut koefisien gesek. Jika gaya
gesekannya statik maka koefisien geseknya juga koefisien gesek statik dan sebaliknya
dan dilambangkan . Baik s (koefisien gesek statik) dan k ( koefisien gesek kinetik)
adalah konstanta tak berdimensi yang merupakan perbandingan dua buah gaya yang
bergantung pada sifat kedua permukaan yang bersentuhan.

Benda diletakkan pada sebuah bidang dengan kemiringan dalam keadaan diam. Dalam
posisi ini gaya gesek statis yang bekerja pada benda sebanding dengan komponen gaya
berat benda pada arah .

N adalah gaya normal yang diberikan permukaan bidang pada benda. Karena benda tidak
bergerak pada arah y , maka berdasarkan hukum I Newton, diperoleh:
Fy  0
N  mg cos
Komponen gaya pada arah x dapat dijabarkan sebagai berikut:
Fx  0
mgsin  f s  0
mgsin  sN
mgsin  smg cos
Dengan demikian, diperoleh persamaan untuk menentukan koefisien gesek statis (μs)
yakni
s  tan

2. TUJUAN
Untuk menentukan koefisien gesek
3. ALAT dan BAHAN
Alat:
 Busur
 Kalkulator

Bahan:

 Papan
 Tali
 Pemberat
 Benda yang akan dijatuhkan
 Paku atau solatip

II. LANGKAH KERJA

Langkah awal menyiapkan alat dan bahan. Seletah itu memasang busur di bawah
papan dan memasang tali yang sudah dipasang pemberat ke tengah-tengah busur,
menggantung tali tepat di sembilan puluh derajat. Kemudian, menaruh benda di atas
papan lalu memiringkan papan sampai benda meluncur ke bawah, membaca sudut saat
benda tepat bergerak. Selanjutnya, mengungai sembilan puluh derajat dengan sudut yang
tertera di busur dan memasukkan ke tabel. Setelah itu, mencari tangen hasil sudut
pengurangan tadi dan memasukkan hasilnya ke tabel data pengukuran.

III. DATA PENGUKURAN

Ulanga θ μ= tan (θ) μ-μrataan (μ-μrataan)2


n
1 20 0.36 0.00 0.00
2 15 0.26 0.10 0.01
3 25 0.46 0.10 0.01
Jumlah 1.08 0.02
Rataan 0.36
KETERANGAN:
θ = sudut (0)
μ = koefisien gesekan

IV. PENGOLAHAN DATA


μ1= tan (θ)1 = tan 20˚= 0.36
μ2= tan (θ)2 = tan 15˚= 0.26
μ3= tan (θ)3 = tan 25˚= 0.46
μ1-μrataan = 0.36 - 0.36= 0.00
μ2-μrataan = 0.26 – 0.36 = 0.10
μ3-μrataan = 0.46 – 0.46 = 0.10
(μ1-μrataan)2 = 0.00 x 0.00 = 0.00
(μ2-μrataan)2 = 0.10 x 0.10 = 0.01
(μ3-μrataan)2 = 0.10 x 0.10 = 0.01
0.00+ 0.01+0.01 0.02
Sµ = √ Ʃ ¿ ¿ ¿ =

V. PEMBAHASAN
√ 3−1
=
√ 2
= 0.10

Gaya gesek adalah gaya yang ditimbulkan oleh dua benda yang saling bergesekan
dwngan arah gaya sejajar permukaan benda dan berlawanan arah dengan arah gerak benda. Jika
benda bergesekan dengan benda lain, benda- benda tersebut akan melakukan gaya gesek satu
sama lain. Gaya gesek ini akan melawan gerak walaupun tidak ada gerak reltifnya. Terdapat dua
jenis gaya gesek bila ditinjau dari bergerak dan tidaknya suatu benda, yaitu jika benda tidak
bergerak, gesekannya disebut dengan gesekan statis dan jika gaya yang dikerjakan cukup untuk
menggerakkan benda, gesekannya disebut dengan gesekan kinetik.
Gaya gesekan statik (fs) maksimum antara dua permukaan kering tanpa pelumas
memenuhi dua hukum empiris berikut: (1) gaya tersebut tidak bergantung luas daerah kontak,
dalam batas yang cukup lebar dan (2) besarnya sebanding dengan gaya normal ( gaya yang
dilakukan oleh benda yang satu pada benda lainnya dalam arah tegak lurus pada bidang
antarmuka keduanya. Gaya ini muncul karena benda tidak pernah tegar sempurna. Untuk benda
yang diam atau meluncur di atas meja horizontal gaya normal sama dengan gaya berat benda.
Sedangkan, gaya gesekan kinetik (fk) antara dua permukaan benda kering tanpa pelumas, juga
memenuhi kedua hukum pada gaya gesekan statik. Selain itu gaya gesekan kinetik juga tidak
bergantung pada laju relative gerak permukaan yang satu di atas permukaan lainnya.
Gaya gesek sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya saat mobil
mengerem, jika tidak ada gaya gesek mobil tidak akan berhenti. Selain itu, gaya gesek digunakan
pada sepatu sepak bola, pul yang dipasang berguna untuk memperbesar gaya geek agar pemain
tidak mudah tergelincir. Penerapan gaya gesek juga terdapat pada sepatu sekolah yang bawahnya
terbuat dari karet untuk memperbesar gaya gesek.
Sudut yang didapat pada percobaan pertama adalah 20˚, percobaan kedua didapatkan
sudut sebesar 15˚. Sementara itu, pada percobaan ketiga didapatkan sudut sebesar 25˚.
Selanjutnya dihitung tan dari masing-masing sudut untuk mendapatkan koefisien gaya geseknya.
Hasil dari perhitungan tan 20˚ adalah 0.36, hasil perhitungan tan 15˚ adalah 0.26, dan hasil
perhitungan tan 25˚ adalah 0.46. Jumlah dari perhitungan tan masing-masing derajat adalah 1.08
dan rata- ratanya adalah 0.36.Setelah itu, masing- masing gaya gesek akan dikurangi dengan
rata- rata gaya gesek hasilnya, seperti berikut; untuk ulangan pertama didapat 0.00, ulangan
kedua 0.10, untuk ulangan ketiga 0.10. Didapatkan stndar deviasinya sebesar 0.10
Untuk koefisien gesek statis besar sudut kemiringan mempengaruhi besar koefisien gesek
statis. Ketika sudut besar maka koefisien gesek statisnya juga semakin besar. Dengan kata lain
koefisien gaya gesek statis dengan sudut berbanding lurus. Sedangkan, untuk koefisien gesek
kinetik besar sudut tidak mempengaruhi besar koefisien kinetik.
VI. KESIMPULAN

Dari praktikum kali ini, didapatkan penentuan koefisien gesek dengan menghitung tan
sudut kemiringan
Daftar Pustaka
Hernawati. 2013. Mengetahui Koefisien Gesek Statik dan Kinetis Melalui Konsep Gerak
Melingkar Beraturan. Jurnal Teknosains 7(1): 55-65
Amirudin, D. 2018. Pengaruh Luas Permukaan Bendaterhadap Koefisien Gesek Statis dan
Kinetis Pada Bidang Miring Dengan Menggunakan Video Tracker. Prosiding Seminar
Nasional Fisika (E-Journal) SNF2018 7:265-271

Anda mungkin juga menyukai