Anda di halaman 1dari 33

KOMUNIKASI PUBLIK

IMUNISASI COVID-19

Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat


Kementerian Kesehatan RI
Disampaikan pada ‘Pelatihan Imunisasi COVID-19 bagi Petugas Kesehatan’
5 Oktober 2020
STRATEGI KOMUNIKASI

OUTLINE
KOMUNIKASI RISIKO

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI


STRATEGI
KOMUNIKASI
TAHAPAN STRATEGI KOMUNIKASI
TUJUAN KOMUNIKASI
TUJUAN
Menumbuhkan penerimaan dan partisipasi Termotivasi untuk mendapatkan imunisasi
warga secara luas pada imunisasi COVID-19 COVID-19 dan mengajak orang lain untuk
dengan meningkatkan pemahaman, sikap positif mendapatkannya juga
dan norma sosial pada imunisasi COVID-19.

Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pemahaman dan kepercayaan masyarakat
tentang keamanan, efektivitas, dan efek simpang imunisasi
COVID-19
2. Membekali masyarakat dengan pemahaman untuk meng-
counter atau menetralisasi misinformasi/hoaks
3. Meningkatkan jumlah masyarakat yang menerima dan aktif
mengajak orang lain untuk mendapatkan imunisasi COVID-19
4. Menggunakan Komunikasi Perubahan Perilaku untuk
mencegah penularan kembali COVID-19 di masyarakat
ANALISIS SITUASI

• Media monitoring perkembangan isu dan berita di media massa dan media
sosial (kehalalan, efektivitas, keamanan/KIPI, hoaks, antivaksin (halal-haram,
konspirasi), prioritas (kriteria, mandiri/gratis), preferensi jenis vaksin
(sinopharm, sinovac), dll.)
• Identifikasi orang/kelompok yang pro dan kontra terhadap program imunisasi
(misal: PNF-Nidom, Gerakan Antivax)
• Pembelajaran program terdahulu (kampanye imunisasi MR 2017-2018)
• Hasil survei/riset: pengetahuan, sikap dan perilaku
• Situasi dan kondisi terkini skala nasional dan lokal (Pilkada, resesi, 2021?, dll.)
NARASI UTAMA
Pemerintah berkomitmen menghadirkan imunisasi COVID-19 BERTAHAP segera
setelah vaksin tersedia agar kesehatan pulih, ekonomi bangkit.

Seperti negara-negara di dunia, karena keterbatasan produksi vaksin COVID-19,


imunisasi akan DIPRIORITASKAN bagi tenaga kesehatan, garda terdepan
pelayanan publik, dan kelompok berisiko tinggi, kemudian diperluas secara
bertahap seiring tibanya vaksin di Indonesia.

Imunisasi COVID-19 bertahap, ditambah PENGUATAN 3T (testing, tracing dan


treatment) dan DISIPLIN 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga
jarak) adalah langkah penting dan bentuk solidaritas untuk melindungi diri,
melindungi negeri.

Narasi turunan disesuaikan dengan target audience: masyarakat umum, tenaga kesehatan, masyarakat antivax, tokoh, dll
PESAN KUNCI
TEMA 1: Efektivitas & Integrasi dengan 3M TEMA 2: Keamanan dan Efek Simpang

a) 4 pertahanan komplet: jaga jarak, a) Vaksin COVID-19 dibuat dengan pengawasan


pakai masker, cuci tangan pakai sabun super ketat agar terjamin keamanannya
dan imunisasi COVID-19 b) Vaksin Covid-19 aman. Ribuan orang
b) Bersama akhiri wabah dengan jaga Indonesia telah diimunisasi Vaksin COVID-19
jarak, pakai masker, cuci tangan pakai c) Para ahli Indonesia mengawasi uji klinis
sabun, dan Vaksin COVID-19 Vaksin COVID-19 untuk keamanan vaksinasi
c) Imunisasi COVID-19 meningkatkan masyarakat Indonesia
kekebalan terhadap Virus Corona dan d) Efek simpang/ikutan seperti sedikit
melengkapi jurus 3M dalam melindungi kemerahan dan rasa pegal di lengan tempat
diri dan keluarga kita disuntik hal yang normal. Tetaplah
d) Lawan COVID-19 dengan 3M dan beraktivitas secara normal.
imunisasi COVID-19 untuk Indonesia
yang kuat dan sehat.
KHALAYAK

Primer Sekunder

• Masyarakat umum • Tenaga kesehatan


(uninformed & • Tokoh masyarakat
mis/disinformed) • Tokoh agama
• Pakar/akademisi
• Influencer.
• Dll.

Kriteria stakeholders/audiens, a.l.: demografi, kepentingan, kekuatan, pengaruh


ALUR KOMUNIKASI
Media massa, sosial media

Juru bicara >>


Jurnalis/editor PESO:
Korporasi media Paid, Earned, Shared, Owned
Penggiat medsos/
influencer Anggota organisasi

Masyarakat

Pengelola
Komunikasi Lembaga negara,
Pemerintahan daerah
Lembaga swasta, LSM Komunikator di Komunitas Target audience lainnya
Ormas, Asosiasi,
Perkumpulan dkk
TIMING
(sesuai kesiapan vaksin)
KOMUNIKASI
RISIKO
KOMUNIKASI RISIKO

➢ Proses pertukaran informasi dan opini interaktif antara individu,


kelompok dan institusi.
➢ Pernyataan pesan risiko, perhatian, opini atau reaksi.
➢ Membantu orang mengerti tingkat keseriusan risiko sehingga mereka
mampu membuat keputusan dan tindakan tepat dalam menghadapi risiko
➢ Membantu mengurangi risiko, mengurangi kecemasan, meminimalkan
dampak.

Informasi Keputusan Tindakan


FASE KOMUNIKASI RISIKO

RISK Comm
CRISIS Comm

Health Promotion and


Health Promotion and Change Behaviour
Change Behaviour Communications
Communications

pre crisis post crisis


PILAR KOMUNIKASI RISIKO
5 Pilar Komunikasi Risiko
(IHR 2005, external evaluation)

1. Sistem komunikasi risiko


(structure).
2.Koordinasi internal dan dengan
partner (partnering).
3.Komunikasi publik saat emergensi
(public communication).
4.Komunikasi pelibatan komunitas
yang terdampak (community
engagement).
5.Penanganan persepsi, perilaku
berisiko dan misinformasi
(listening).
FORMULASI KOMUNIKASI RISIKO
O
high

• Jenis risiko/penyakit, tingkat


Outrage Management Crisis Communication Hazard bahaya, jumlah korban, luas
area terdampak.

• Hal baru/unfamiliar,
asymmetric info, dampak
Public Relation & Outrage masa depan, ketidakjelasan
Precaution Advocacy
Health Promotion /uncertainty, konsekuensi,
risiko tidak merata, fatal.

H
low high
*Formulation (Peter Sandman):
R = H + O (Risk, Hazard, Outrage)
PERUBAHAN PERILAKU

KEBIJAKAN

Enforce
SISTEM
ment KESEHATAN

NORMA
Enginee
MASYARAKAT
ring

Education
INDIVIDU
KOORDINASI LINSEK/LINPROG
Penyiapan & diseminasi
kebijakan/regulasi,
Pempus- integrasi, orkestrasi
Pemda

Amplifikasi kebijakan, Akademisi Pengkajian data dan fakta


program dan ajakan Media /pakar
lapangan untuk bahan
perubahan perilaku kebijakan/keputusan
Kolaborasi
Pentahelix

Dukungan sumber daya, Komunitas Dukungan perubahan


produksi dan distribusi Swasta /tokoh perilaku di level individu/
konten informasi kelompok masyarakat
KOMUNIKASI PUBLIK

1. Monitoring 2. Narasi 3. Sasaran 4. Produk 5. Media


a. Media massa a. Update situasi a. Khalayak Primer Komunikasi a. Owned media
b. Keseriusan dan a. Rilis berita
b. Media sosial b. Khalayak b. Earned media
kesiapan pemerintah Sekunder
c. Interaksi media b. Infografis/ c. Shared media
c. Imbauan publik videografis
digital (Medsos, c. Khalayak Tersier d. Paid media
d. Respons isu
web, WA) c. Konten medsos
terkini e. BTL/offline/luar
d. Hotline (119/Halo d. Talkshow ruang
Kemenkes)
e. Advertorial
e. Hasil presscon
f. Siaran radio
f. Arahan kesehatan
Presiden/Kepala
g. Anti hoaks
Daerah
h. Talking points
i. FAQ
ISU DI MEDIA
IDENTIFIKASI ISU DI MASYARAKAT

1. Bagaimana memastikan vaksin COVID-19 aman karena di uji minimal?


2. Bagaimana manfaat vaksin COVID-19 dibandingkan dengan risikonya?
3. Masalah kesehatan serius seperti apa yang bisa terjadi setelah vaksinasi
COVID-19?
4. Vaksin COVID-19 menyebabkan peningkatan infeksi dan menimbulkan
motif Antibody Dependent Enhancement atau ADE yang artinya
peningkatan keganasan virus setelah vaksinasi?
5. Vaksin COVID-19 import dari China, apakah halal?
6. Produksi masal vaksin COVID-19 menyebabkan kepunahan Ikan Hiu?
7. Vaksin COVID-19 tidak efektif, karena efikasi belum diketahui mungkin
tidak bisa 100%?
8. Uji coba Vaksin COVID-19 di Inggris dihentikan, menimbulkan kematian?
9. Vaksin COVID-19 berbahaya?
SURVEI PERSEPSI PUBLIK

Mengapa Anda tidak akan


menerima Vaksin Covid-19?

Survei Persepsi Masyarakat Untuk Vaksin COVID-19


Per 30 September 2020
PENANGANAN HOAKS/INFODEMIK

HOAKS/
Infodemik

CEK.
STOP.
ADUKAN.
STRATEGI MELAWAN HOAKS
✓ LAKUKAN CEK RICEK (KONTEN, FOTO, VIDEO)

✓ LAKUKAN CEK SUMBER INFORMASI BERASAL

✓ PERHATIKAN ALAMAT SITUS/MEDIA YANG MENERBITKAN ATAU NARASUMBER

✓ BEDAKAN ANTARA FAKTA ATAU OPINI

✓ BERGABUNG DENGAN KOMUNITAS/DISKUSI/FANPAGE ANTI-HOAKS

✓ LIBATKAN LINTAS SEKTOR DAN MEDIA

✓ HIMPUN DATA, FAKTA, DAN BUKTI ILMIAH

✓ SIAPKAN KONTRA NARASI DAN PUBLIKASIKAN “Pikir dulu sebelum sebar...”


POTENSI RISIKO DAN DAMPAKNYA
(IMUNISASI COVID-19)

• MISINFORMASI/ • PENOLAKAN
DISINFORMASI • TARGET TAK
• RUMOR
• KIPI TERCAPAI
• PERSEPSI KELIRU
• ISU SYARI’I (Halal/Haram)
• HOAX
CONTOH PELAKSANAAN KOMUNIKASI RISIKO
MIS/DISINFORMASI KIPI ISU SYARI’I
▪ Intensif melakukan sosialisasi ▪ Berkomunikasi dengan ▪ Berkomunikasi & advokasi
dan edukasi kepada sasaran. keluarga yang mengalami dengan MUI & tokoh lintas
▪ Diseminasi & edukasi kepada KIPI. Libatkan pejabat agama
pihak yang berpengaruh pemerintah, nakes, tokoh ▪ Menggandeng MUI & tokoh
seperti orang tua dan guru setempat. lintas agama saat sosialisasi.
▪ Mengedukasi media massa ▪ Menyampaikan empati, ▪ Jika diangkat media,
dan diseminasi informasi penjelasan dan penyelesaian dilakukan klarifikasi &
melalui media sosial/lainnya. ▪ Selama proses pelaporan dan tanggapan cepat & tepat
▪ Mengadvokasi komunitas & kajian KIPI oleh
key opinion leader Komnas/Komda KIPI,
dilakukan pendampingan
▪ Jika KIPI diangkat media,
dilakukan klarifikasi &
tanggapan cepat & tepat.
KOMUNIKASI
ANTAR PRIBADI
TUJUAN DAN TARGET
Memperkenalkan prinsip-prinsip komunikasi efektif
Meningkatkan kesadaran pentingnya
bagi petugas kesehatan agar lebih terampil
Imunisasi COVID-19 dalam rangka
melakukan komunikasi antarpribadi dalam
memutuskan transmisi penularan Virus
menyampaikan pesan-pesan imunisasi kepada
Corona Disease 19 (COVID-19).
Sasaran Imunisasi COVID-19, tokoh
masyarakat/agama, dll

Tujuan Khusus
1. Memahami bahwa komunikasi non-verbal juga merupakan
bagian komunikasi yang penting
2. Mempelajari cara memotivasi sasaran mendapatkan
imunisasi COVID-19 secara lengkap
3. Mempelajari cara menggunakan alat bantu komunikasi
untuk memberikan informasi tentang imunisasi COVID-19
yang lengkap dan mudah diterima.
4. Menggunakan Komunikasi Perubahan Perilaku untuk
mencegah penularan kembali COVID-19 di masyarakat
STRATEGI KOMUNIKASI
1. Berdasarkan data dan fakta
2. Berorientasi hasil
PENDEKATAN
3. Bermitra dengan kelompok/ group lokal yang potensial
STRATEGI KOMUNIKASI
4. Sharing informasi dengan publik dan masyarakat sebagai instrumen yang
efektif untuk mempengaruhi perilaku seseorang
COVID-19
Agar memastikan sasaran atau target imunisasi :
1. Terinformasi manfaat imunisasi dan bahayanya jika tidak mendapatkan
imunisasi COVID-19 lengkap (misal: 2 dosis pemberian)
2. Mengetahui ketersediaan akses pelayanan imunisasi di wilayahnya (jumlah

PENTINGNYA kunjungan dan jarak waktu mendapatkan imunisasi 2 dosis)


3. Mengetahui peran dan tanggung jawab dalam melindungi diri sendiri, keluarga
STRATEGI KOMUNIKASI
dan lingkungan (tetap menerapkan protokol kesehatan dsb)
4. Termotivasi untuk mendapatkan imunisasi COVID-19 tepat waktu dan lengkap
5. Setelah diimunisasi, menjadi komunikator / edukator perubahan perilaku
untuk mencegah COVID-19 bagi orang di sekitarnya
SYARAT DAN JENIS KOMUNIKASI EFEKTIF

Tepat Waktu/Momentum ❑ Hari & Jam Pelayanan Edukasi /Informasi


tentang :
❑ Pelayanan yang tersedia
Lengkap ❑ (Imunisasi Rutin, Imunisasi COVID-19) - Penyakit COVID-19
- Cara Pencegahan
- Vaksin COVID-19
❑ Cara Mendapatkan Pelayanan - Jadwal pelayanan
Akurat dan Jelas ❑ (registrasi melalui aplikasi)
berikutnya
- Ingatkan jadwal dosis ke-2
❑ Persyaratan - Menyimpan kartu imunisasi
MUDAH DIPAHAMI OLEH
PENERIMA PESAN (Tidak ada
❑ (Usia 18 – 59 tahun, Sehat, dll.) - Ada keluhan, laporkan ke
kesalahan atau kesalahpahaman) pelayanan kesehatan
❑ Lokasi pelayanan terdekat.
- Dll.

SYARAT KOMUNIKASI EFEKTIF

JENIS KOMUNIKASI EFEKTIF


KOMUNIKASI EFEKTIF
❖ Berikan perhatian sepenuhnya kepada lawan bicara ❖ Memanfaatkan data atau fakta dalam
atau sasaran, tanpa gangguan. memberikan penjelasan tentang vaksin
❖ Selalu mendengarkan dengan pikiran terbuka dan COVID-19 atau imunisasi COVID-19
tidak menyalahkan. ❖ Pilih saluran komunikasi yang efektif dan
❖ Mengulangi perkataan sasaran (misalnya, “Jadi paling diminati oleh masyarakat yang
maksud Bapak/Ibu adalah…“) sebelum dengan berada di wilayah kerja
halus memperbaiki salah paham yang mungkin
terjadi. Bagaimana cara yang
Anda inginkan untuk
mendapatkan informasi
selengkapnya mengenai
vaksin COVID-19?

Apakah Anda ingin


mendapatkan
informasi lebih lanjut
mengenai vaksin
COVID 19
Survei Persepsi Masyarakat Untuk Vaksin COVID-19
Per 30 September 2020
ALAT BANTU

❖ Lembar Balik: digunakan selama diskusi


atau penyuluhan imunisasi di rumah
tangga, acara warga dan sebagainya.
❖ Flyer dan brosur: diberikan kepada sasaran
(masyarakat umum, atau tokoh setempat)
di akhir diskusi.
❖ Pemutaran video informasi tentang
penyakit dan imunisasi COVID-19 (sambil
menunggu selesai pendaftaran, menunggu
30 menit setelah mendapatkan imunisasi)
GRUP
PERILAKU SEKARANG PERILAKU YANG KEGIATAN/
SASARAN HAMBATAN UNTUK MERUBAH PERILAKU PESAN KUNCI CARA
(skenario terburuk) DIINGINKAN MATERIAL
UTAMA
KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU (BEHAVIOUR CHANGE COMMUNICATION)
SASARAN - Sasaran belum - Mendaftar - Kurangnya pengetahuan tentang manfaat Pesan kunci: - KIE Imunisasi COVID- - Interaksi langsung
memiliki no register melalui aplikasi imunisasi 19 dengan petugas
PRIORITAS IMUNISASI
pendaftaran (daftar registrasi - Kurangnya pengetahuan tentang jumlah kesehatan, kaders,
aplikasi) imunisasi COVID-19 - Kartu Imunisasi COVID- kades, camat, dll.
kunjungan yang dianjurkan untuk Imunisasi
COVID-19 lengkap 19 dengan informasi
- Tidak hadir pada mengenai COVID-19 - Acara2 di
jadwal imunisasi yang - Hadir tepat di - Kurangnya pengetahuan tentang jadwal masyarakat
telah disepakati hari dan waktu Imunisasi tempat dan waktu pelayanan - brosur/selebaran/
- Tulisan2 di media
yang telah kartu dengan gambar2 dan siaran2 (radio,
- Waktu layanan Imunisasi tidak sesuai/ tidak pas
- Lokasi tidak sesuai disepakati tentang imunisasi dll)
pilihan saat dalam
- Kuatir atau kurang memahami efek simpang COVID-19 dan mudah
pendaftaran (terutama demam setelah vaksinasi) dibaca - Video
pendaftaran
- Penolakan oleh petugas kesehatan untuk - TV
- Tidak mengisi data - Melengkapi - TV ILM
mengimunisasi anak yang sakit (mis. sedang
atau status kesehatan imunisasi batuk pilek atau diare pada saatnya imunisasi) - Baliho
dengan benar - Spanduk, poster
- Komunikasi yang kurang baik dari petugas - Pesan2 pada
- Datang telepon genggam
- Drop out dosis 1 ke 2 kesehatan
kembali untuk
- Pengeras suara
mendapatkan - Pemahaman/kepercayaan yang salah tentang
Imunisasi (Belum adanya fatwa imunisasi - Megaphones
dosis ke-2, Covid19)
sesuai dengan - Sosial media
- Tidak bisa membaca /hambatan Bahasa
kesepakatan
hari dan - Ketidakpercayaan pada vaksin
waktu. - Ketidakpercayaan layanan dan atau petugas
kesehatan dan takut datang ke fasyankes

- Materi KIE/alat pengajaran tidak ada/tidak sesuai


#BersatuLawanCovid19
#ImunisasiLindungiNegeri

Image source: pexels, freepik

Anda mungkin juga menyukai