Oleh :
KLB KERACUNAN
PANGAN : SUATU KEJADIAN
MERUPAKAN SALAH SATU DIMANA TERDAPAT DUA
KLB PENYAKIT MENULAR : ORANG ATAU LEBIH YANG
TIMBULNYA ATAU STATUS YANG DITERAPKAN DI
INDONESIA UNTUK MENDERITA SAKIT DENGAN
MENINGKATNYA KEJADIAN
GEJALA – GEJALA YANG
KESAKITAN/KEMATIAN YANG MENGKLASIFIKASIKAN
BERMAKNA SECARA SAMA ATAU HAMPIR SAMA
PERISTIWA PERNYAKIT YANG SETELAH MENGKONSUMSI
EPIDEMIOLOGIS PADA SUATU
DAERAH DALAM KURUN MEREBAK DAN DAPAT SESUATU DAN
WAKTU TERTENTU BERKEMBANG MENJADI BERDASARKAN ANALISIS
WABAH EPIDEMIOLOGI, MAKANAN
TERSEBUT TERBUKTI
SEBAGAI SUMBER RACUN
APA ITU WABAH ???
Epi = atas
demos = masyarakat
Logos = ilmu
“Ilmu
yg mempelajari ttg
masyarakat”
Epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari kejadian dan
penyebaran penyakit atau
masalah kesehatan serta
faktor-faktor yang
mempengaruhinya, pada
sekelompok manusia tertentu.
1.1 Pengertian
Surveilans…..
Kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan
informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah
kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan
tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.
Tujuan Surveilans :
Penanggulangan terlambat
KOMUNIKASI YANG
EFEKTIF ATAU BUKAN ??......
1. Seorang anak menangis di malam hari,
ibunya tetap tidur, tapi tetangganya terbangun
Alam &
manusia (Banjir, tanah longsor, )
11
Komunikasi Risiko adalah
Wilayah Sekitar
Sasaran sekunder
adalah individu, kelompok atau organisasi yang mempengaruhi
02 perubahan perilaku sasaran primer. Yaitu kader, tokoh masyarakat,
tokoh agama, petugas kesehatan, petugas pemerintah, organisasi
profesi, ormas, LSM, dan sebagainya.
.
Sasaran tersier
adalah individu, kelompok atau organisasi yang memiliki kewenangan
03 untuk membuat kebijakan dan keputusan dalam pelaksanaan
penanggulangan.seperti para pejabat eksekutif, legislatif, penyandang
dana, pimpinan media massa, dan sebagainya.
Strategi Komunikasi dalam Situasi Krisis
KEPERCAYAAN
PEMBERITAHUAN
PERENCANAAN
PERTAMA
PENDAPAT
DAN TRANSPARANSI
SIKAP MASY
PENANGGULANGAN KLB DAN WABAH
UNTUK TIM GERAK CEPAT (TGC) DI
PUSKESMAS
MATERI POKOK
1. Konsep Dasar Penyakit Infeksi
2. Protokol Kesehatan di masyarakat
3. Pemulasaran jenazah
4. Kewaspadaan Isolasi
5. Kewaspadaan Standar
6. Kewaspadaan Transmisi
39
KONSEP DASAR PENYAKIT INFEKSI
PEJAMU AGEN LINGKUNGAN
orang yang menjadi Mikrorganisme Tempat dimana agen
tempat atau proses penyebab infeksi seperti infeksi dapat hidup,
terjadi infeksi bakteri, virus, tumbuh dan
( usia, status gizi, status jamur, dan parasite berkembang biak dan
imunisasi, penyakit pengaruh dari adaptasi siap untuk ditularkan ke
kronis, jenis kelamin, terhadap lingkungan orang lain
ekonomi, herediter ) dan penjamu
.
40
Mata Rantai Penularan
41
PROTOKOL KESEHATAN DI TEMPAT KERJA
Pengukuran suhu
Skrining tanda gejala Bersihkan meja / area kerja sebelum
Lakukan kebersihan tangan dan setelah digunakan
Gunakan siku atau alat utk Menjaga jarak dengan rekan kerja
menyentuh tombol lift minimal 1 meter
Gunakan masker kecuali makan Usahakan aliran udara dan sinar
dan minum matahari masuk ke ruang kerja
Tidak berkerumunan, jaga jarak Hindari kontak fisik seperti bersalaman
saat absensi dan berpelukan
42
Protokol Kesehatan Di Masyarakat
PERLINDUNGAN PERLINDUNGAN
INDIVIDU MASYARAKAT
APD Edukasi Kesehatan
Kebersihan Tangan Sarana Cuci tangan
Jaga jarak > 1 M Pengaturan jarak
Meningkatkan Daya Desinfeksi permukaan
tahan tubuh Gunakan masker
Edukasi Isolasi Mandiri
43
PEMULASARAN JENAZAH
Kategori 1 (label Kategori 2 (label Kategori 3 (Label
biru) Kuning) Merah)
Bukan penyakit Penyakit HIV, Penyakit Anthrax,
kategori 2 dan 3 Hepatitis, SARS, Plaque, rabies, viral
avian influenza hemorrhagic fever.
44
KEWASPADAAN ISOLASI
• PPI di fasyankes
• Kewaspadaan Standar harus diterapkan oleh petugas dan
masyarakat secara rutin dan konsisten di pelayanan
fasilitas kesehatan dan masyarakat
• Kewaspadaan berdasarkan transmisi terdiri dari kontak,
droplet, airborne, vehikulum (vehicle), dan vektor
45
46
KEWASPADAAN STANDAR
47
HAND HYGIENE
5 MOMENT FOR
HAND HYGIENE
ENAM
LANGKAH
KEBERSIHAN TANGAN
CARA
HAND RUB HAND WASH
( berbasis alkohol) ( dengan air mengalir dan antiseptik)
Jika tangan tidak terlihat kotor Jika tangan terlihat kotor
WAKTU
20 – 30 detik 40 – 60 detik
LANGKAH
6 LANGKAH
MOMENT
5 MOMEN
ALAT PELINDUNG DIRI
(APD)
Merupakan Alat Pelindung yang dipakai petugas
untuk melindungi kulit , mukosa mata, hidung dan
mulut terhadap darah dan cairan tubuh infeksius
Perhatikan cara memakai dan melepas APD
Lakukan fit tes dan tes segel pada pemakaian
masker respirator partikulat
JENIS ALAT PELINDUNG DIRI :
Sarung tangan
Masker
Gown/coverall
Goggles/ Visor
Sepatu boot/shoe cover
Pelindung kepala
52
53
54
PERALATAN PERAWATAN PASIEN
Peralatan sebaiknya single
use/tersendiri
Bila akan dipakai kembali
untuk pasien yang lain
harus dilakukan
pembersihan atau
dekontaminasi sesuai
kaidah PPI 55
PRINSIP DEKONTAMINASI
x
efektif
DEKONTAMINASI
Indikasi:
Alat medis habis pakai,
Permukaan meja/ permukaan lain yang tercemar/tumpahan
darah atau cairan tubuh pasien
Linen bekas pakai yang tercemar darah/atau cairan tubuh
pasien
Komite PPI
PROSEDUR DEKONTAMINASI ALAT HABIS PAKAI
Cuci tangan
Pakai alat pelindung diri (sarung tangan, apron, masker,goggles)
Rendam peralatan spt goggles setelah dipakai dalam larutan
detergen
Masukan alat kedalam larutan klorin 0.5 % selama 15 menit.
Lanjutkan dengan pembilasan dibawah air mengalir
Tiriskan
Buka sarung tangan
Cuci tangan
Komite PPI
RUMUS PENGENCERAN HIPOKLORIT (Klorin)
JUMLAH % HIPOKLORIT YANG TERSEDIA -1(SATU)
JUMLAH % HIPOKLORIT YANG DIINGINKAN
Misalnya :Tersedia hipoklorit = 5,25%
Diinginkan hipoklorit = 0,5%
5,25 - 1= 52,5 - 1 = 9
0,5 5
Keterangan :
Hipoklorit : air = 1: 9
TATA LAKSANA LINEN
Komite PPI
61
KESEHATAN KARYAWAN
Kuning:sampah Infeksius
Hitam:non infeksius/ domestik
Merah:Radioaktif
Ungu :Cytotoksik
WADAH
Tahan bocor dan tusukan
Ada pegangan
Ada tutup
Dibuang setelah terisi
2/3 bagian
KEWASPADAAN TRANSMISI
1. Transmisi kontak
2. Transmisi droplet
3. Transmisi air borne
4. Transmisi vehicle
5. Transmisi vector
65
TRANSMISI KONTAK
Cara transmisi yang terpenting dan tersering menimbulkan infeksi di
Puskesmas dan masyarakat
Kontak langsung meliputi kontak permukaan kulit terluka/abrasi,
petugas dengan kulit pasien terinfeksi atau kolonisasi
Kontak tidak langsung melalui perantaraan benda terutama yang
sering disentuh
Cegah dengan Kebersihan Tangan
APD : sarung tangan dan gaun
66
TRANSMISI DROPLET
Percikan dahak ukuran > 5 mikron
Jatuh ke tanah dalam jarak 1 m
Perlu Jaga Jarak > 1 meter
Lindungi mukosa mata, mulut dan hidung
Kebersihan tangan
APD (sarung tangan, masker bedah,gaun )
67
TRANSMISI AIR BORNE
Penularan melalui Udara
Berasal dari droplet dg ukuran partikel < 5 mikron
APD ( masker respiratori partikulat dg fit test)
Kebersihan tangan
68
Transmisi vehicle
Penularan benda mati yang terkontaminasi oleh
kuman
Dapat menyebabkan penyakit lebih dari satu penjamu.
Jenis-jenis common vehicle : darah/produk darah,
cairan intra vena, obat-obatan, dan sebagainya.
69
TRANSMISI VECTOR
Transmisi terjadi ketika vektor seperti nyamuk, lalat, kutu,
kutu, tikus, dan hama lainnya menjadi sumber penularan.
Beberapa cara penularan dengan transmisi kontak tidak
langsung dengan material ekskresi dan sekresi, material
yang keluar dari vektor atau gigitan langsung.
70
MPI.4
MANAJEMEN KASUS
PENYAKIT MENULAR POTENSIAL
KLB DAN WABAH
Materi Pokok 2.
Sistim Rujukan Penyakit Menular potensial KLB
dan Wabah
Sub Materi Pokok 2 :
Jumlah : 3 JPL
a. Koordinasi dengan RS rujukan
• Teori : 2 JPL b. Evakuasi dan transportasi kasus ke RS rujukan
• Penugasan : 1 JPL
POKOK BAHASAN I
2 Pengobatan Kasus
4 Tindakan Kekarantinaan
PRINSIP DASAR MANAJEMEN KASUS PENYAKIT
MENULAR POTENSIAL KLB/WABAH
Isolasi kasus
Setelah proses:
• Pemeriksaan
• Penegakan Diagnosis
• Pengobatan
Karantina
Kontak Erat
TAHUKAH BEDANYA???
BEDA ISOLASI & KARANTINA
Mengacu UU No. 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan
ISOLASI KARANTINA
= Proses mengurangi risiko penularan melalui = Proses mengurangi risiko penularan dan identifikasi dini
penyakit menular melalui upaya memisahkan individu
upaya memisahkan individu yang sakit baik yang
yang sehat atau belum memiliki gejala tetapi memiliki
sudah dikonfirmasi laboratorium atau memiliki riwayat kontak dengan pasien konfirmasi atau memiliki
gejala (suspek/probable) dengan masyarakat luas riwayat bepergian ke wilayah yang sudah terjadi transmisi
lokal.
Tujuan: untuk dilakukan pengobatan intensif Tujuan: untuk mencegah kemungkinan adanya
dan pemantauan perkembangan kesakitannya penyebaran penyakit ke orang lain di sekitarnya
Karantina & Isolasi
SANGAT PENTING dalam memutus rantai penularan penyakit
Kontak Erat
Isolasi
Kasus
Karantina
1 Dilakukan pada orang yang memiliki riwayat kontak erat dengan kasus
konfirmasi / probable dan belum menunjukkan gejala
2
Kriteria kontak erat pada umumnya ditetapkan
berdasarkan cara penularan penyakitnya
2
Kasus Sedang – Berat Isolasi di RS Rujukan/RS yang
sudah memenuhi persyaratan
• Tempat CTPS
• Disinfeksi / bersihkan
• Alat makan sendiri
permukaan dengan
• Atur penggunaan
disinfektan berkala
fasilitas MCK –
physical distancing,
• Alat mandi sendiri • Bantu pemantauan harian gejala
• Logistik kebutuhan • Selalu berkoordinasi dengan faskes dan
makan dan minum dinkes setempat
• Edukasi keluarga dan kerabat
• Siapkan akses evakuasi/rujukan
TimeLine Layout
POKOK BAHASAN II
SISTEM RUJUKAN
KASUS
DEFINISI SISTEM RUJUKAN YANKES
(Mengacu Permenkes No. 001 Tahun 2012)
KAPITASI
PUSTU (1.450)
JKN :
Pola Kapitasi
POLINDES/POSKESDES (17.605)
Catatan:
Ketentuan jumlah RS rujukan ini dapat berubah
POSYANDU (124.249)/ sesuai perkembangan kapasitas RS di setiap
POSBINDU (7.225) daerah dan sesuai kebutuhan situasi saat itu.
SISTEM RUJUKAN BERJENJANG YANKES
(Modifikasi Saat Terjadi KLB/Wabah)
RS RUJUKAN NASIONAL
RS SWASTA / RS JEJARING
ISOLASI RS DARURAT
Koordinasi
Transportasi/
Evakuasi
Pembiayaan
PROSEDUR KOORDINASI
RUJUKAN KASUS
3
Komunikasikan rujukan oleh dokter perujuk kepada dokter di RS rujukan
tujuan tentang kondisi klinis penderita, alasan merujuk, kelayakan kirim/
transportable, dan kondisi alat transportasi yang dipakai
5
Petugas pengantar penderita termasuk pengemudi harus menggunakan
APD yang sesuai dengan jenis penyakit penderita. APD dilepaskan dan
dibuang di RS rujukan sesuai PPI
PROSEDUR EVAKUASI & TRANSPORTASI
RUJUKAN KASUS
ALAT TRANSPORTASI JALUR MOBILISASI