Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN HOTEL DENGAN KONSEP ARSITEKTUR HIJAU

Oleh :
Muammar Noufal Abyan
E1B119073

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
BAB 1
Kategori, Judul dan Tema

Kategori : Pelayanan Jasa Penginapan


Judul : Hotel
Tema : Arsitektur Hijau

BAB 2
Latar Belakang

1. Latar belakang objek

Era globalisasi saat ini ditandai dengan adanya peluang bisnis yang mulai
menjadi berkembang pesat. Meningkatnya jumlah wisatawan yang
berkunjung di Kendari dari tahun ke tahun menjadi perhatian terhadap
sektor yang bergerak di bidang pelayanan dan jasa untuk membenahi
bidang pariwisata dan meningkatkan sarana akomodasi untuk keperluan
wisatawan.
Keberhasilan bidang kepariwisatawan dicerminkan dengan semakin
meningkatnya arus kunjungan di Kendari dari tahun ke tahun Pada tahun
2011 kunjungan wisatawan mencapai 31.000 orang. kunjungan
wisatawan tahun 2015 sebanyak 15.437 orang. Dimana hal tersebut
akan mendorong perkembangan pembangunan pada segala bidang
kehidupan di kota Kendari. Hal ini terkait dengan berlangsungnya
kegiatan perekonomian dan perdagangan, serta pemenuhan kebutuhan
pelayanan jasa yang berlangsung saat ini. (Dinas Pemuda, Olahraga dan
Pariwisata, Ekonomi Kreatif, 2015).
Kondisi tersebut memunculkan suatu pemikiran tentang perlunya
pemenuhan kebutuhan akomodasi terhadap sarana dan fasilitas
penunjang yang mampu memberikan pelayanan sebaik-baiknya bagi
masyarakat. Ini diwujudkan dengan pengadaan bangunan hotel di Jalan
Edi Sabara terletak dekat dengan area perkantoran dan pemerintahan
serta pusat kota.
Keberadaan sarana penginapan di sekitar kawasan tersebut masih
minim, sehingga konsumen tidak memiliki alternatif pilihan dalam
mencari penginapan, yang pada akhirnya akan berdampak pada tingkat
kenyamanan dan kepuasan konsumen. (Dinas Pemuda, Olahraga dan
Pariwisata, Ekonomi Kreatif,2018).
Oleh karena itu, pembangunan hotel pada kawasan ini diperlukan
karena melihat masih minimnya sarana penginapan dan fasilitas
penunjang, dengan memberikan pelayanan yang cepat, efektif, dan
efesien serta dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang memberikan
kemudahan dan kenyamanan kepada para pengunjung hotel, sehingga
bangunan tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal dan fungsional.

2. Latar belakang tema

Pemanasan global merupakan permasalahan utama di dunia saat ini.


Berbagai macam dampak negatif yang disebabkan oleh manusia
memberikan pengaruh nyata terhadap kualitas alam di bumi. Salah satu
penyebab inti dari pemanasan global tersebut adalah bangunan.
Bangunan memiliki komsumsi energi hampir 30 % dari total keseluruhan.
(Karyono, T.H., 2010)
Pesatnya pertumbuhan hotel mengakibatkan global warming limbah-
limbah hasil dari pembuangan dari sisa-sisa hotel akan dapat mencemari
lingkungan dan efek bangunan hotel yang menggunakan material kaca
akan membuat bumi semakin panas.
Dalam menanggapi isu global warming yang saat ini terjadi, maka
berbagai bentuk usaha dilakukan untuk meminimalisir terjadinya
pemanasan global yaitu menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan
baik melalui program penghematan air, penghematan energi,
penggunaan material ramah lingkungan maupun mengurangi limbah
padat.
Dalam pemilihan lokasi dipilih Jalan Edi Sabara, sebelah swiss bel-hotel
Kendari karena sitenya merupakan kawasan permukiman kepadatan
sedang dengan lokasinya yang strategis. Dimana pemerintah daerah
Kota Kendari mengkonsentrasikan pembangunan di Jalan Edi Sabara.
Hal ini bertujuan untuk dapat memperkenalkan kota Kendari terutama
pada bidang pariwisata kebudayaan, industri, serta perdagangan dan
jasa kepada investor lokal maupun investor asing sehingga dapat
menigkatkan pendapatan daerah, mengurangi angka pengangguran.
Selain itu juga memperhatikan tahap perencanaan, pembangunan,
pengoperasian hingga pemeliharaan dengan memperhatikan aspek
melindungi, menghemat, mengurangi penggunnaan sumber daya alam,
memperhatikan kesehatan penghuninya dan keseimbangan antara
fungsi
bangunan dan lingkungan perlu diperhatikan.
Oleh karena itu pendekatan Arsitektur hijau ini merupakan gagasan yang
tepat untuk dikembangkan dalam desain hotel yang berlokasi di jalan Edi
Sabara, kec. Kendari barat, Sulawei Tenggara.

BAB 3
Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka


permasalahan pada perancangan hotel ini adalah Bagamana merancang
Hotel dengan konsep bangunan hijau ?
BAB 4
Tujuan

Dengan berubahnya gaya hidup, fungsi hotel mengalami perubahan,


tidak sekadar sebagai tempat menginap, tetapi juga untuk mengadakan
rapat, pertemuan, resepsi pernikahan, seminar, pameran, bahkan
pertunjukan.

Selain dari kegunaannya, fungsi hotel juga bisa dilihat dari sisi para
penerima manfaatnya, yaitu pemilik, karyawan, tamu, dan pemerintah
sebagai berikut :
 Bagi pemiliknya, hotel adalah alat untuk mendapatkan
keuntungan finansial serta menyelamatkan dan mengamankan
modal yang sudah dikeluarkan untuk membangunnya.
 Bagi karyawan, hotel adalah tempat mencari nafkah untuk
mendapatkan penghasilan demi pemenuhan kebutuhan hidup
yang layak bagi diri dan keluarganya, juga tempat menambah
kemampuan dan pengalaman.
 Bagi para tamu, hotel berfungsi sebagai tempat menginap
sementara yang diharapkan bisa memberikan pelayanan yang
nyaman, aman, dan memuaskan.
 Bagi pemerintah, keberadaan hotel memiliki fungsi penting untuk
menyerap tenaga kerja setempat, menambah pendapatan daerah;
dan membantu mempromosikan objek wisata setempat.
BAB 5
Studi Pustaka

1. Studi banding objek


Studi banding objek yang di pilih adalah Swiss-belhotel yang terletak di
Jl. Ujung Pandang No.8, Bontoala, Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan
dan berjarak 50 km dari Malino, SwissBelhotel Makassar memiliki kolam
renang, pusat spa, dan resepsionis 24 jam. Swiss-Belhotel Makassar
memiliki 296 kamar yang terdiri dari 13 kamar Superior, 235 kamar
Deluxe, 16 kamar Grand Deluxe, 15 kamar Business Suite, 3 kamar
Executive Suite, 2 kamar Presidential Suite dan 12 kamar Family yang
terdiri dari 2 kamar Duplex, 8 Grand Deluxe Garden View dan 2 Business
Suite dengan balkon dengan pemandangan indah selat Makassar dengan
lalu lalang kapal phinisi beserta awak kapal yang sudah ada selama
berabad-abad.
1) Eksterior
Citra bangunan Swiss-belhotel adalah bangunan gaya arsitektur
modern. Bentuk bukaan hotel bersifat simetris.

Gambar 1.1 eksterior swiss-belhotel makassar


2) Interior
Kamar dan area publik yang didesain dengan sangat teliti
menggabungkan fitur arsitektur yang menakjubkan dan keindahan
lokal dengan desain interior kontemporer dan teknologi terbaru
yang diharapkan oleh wisatawan modern. Restoran serta fasilitas
rekreasi di Swiss-Belhotel Makasar juga didesain untuk menjaga
lingkungan kedalam setiap aspek pengerjaan arsitekturnya.

Gambar 1.2 kamar tidur swiss-belhotel makassar

Swiss-Belhotel Makassar dengan 296 fitur kamar stylish, kamar


tamu yang modern dengan desain kontemporer dengan beberapa
jenis konfigurasi tipe kamar yang sesuai dengan kebutuhan setiap
individu. Seluruhnya di desain dengan sangat teliti untuk
memastikan tamu dapat menikmati kenyamanan selama
menginap di Makassar.
Gambar 1.3 restoran swiss-belhotel makassar

BAB 6
Program/Kebutuhan dan Organisasi Ruang

1. Kebutuhan ruang
 Kamar hotel tipe standar room
 Toilet
 Creative farming
 Mushollah
 Ruang wudhu
 Ruang direktur
 Area SPA
 Play ground
 Fitness area
 Kolam renang
 Ruang makan
 Dapur
 Lobby
 Resepsionis
 Ruang reservasi
 Kasir
 Ruang pengawasan
 Ruang housekeeping hotel
 Gudang
 Ruang koki
 Loker pekerja
 Ruang Teknik hotel
 Marketing area
 Kantor pemasaran
 Ruang keuangan hotel
 Ruang HRD
 Pos satpam
 parkir

2. organisasi ruang
Pada lantai 1 terdapat ruang publik yang terdiri dari lobby, ruang tunggu,
ATM center, coffee shop, ruang serba guna, snack bar, play ground,
mushollah, restoran. Untuk ruang privat terdiri dari meeting room,
ruang pemasaran hotel, ruang HRD, ruang pegawai, loker pekerja, dan
ruang direktur. Untuk ruang servis terdiri dari resepsionis, ruang
informasi, ruang koki, dapur, dan ruang ganti cheff.
Pada lantai 2 terdapat ruang publik yang terdiri dari mini market,
creative farming, cafe dan resto. Dan untuk ruang privat terdiri dari
ruang kamar type standard room.
Pada lantai 3 terdapat ruang publik yang terdiri dari fitness centre, ruang
serbaguna, cafe dan resto. Untuk ruang privat terdiri dari ruang kamar
type standard room dan ruang SPA.
Pada lantai 4-9 terdapat ruang kamar dengan type standard room,
deluxe room dan suite room yang dilengkapi ruang lounge.
BAB 7
Tema

Penerapan konsep arsitektur hijau pada bangunan yaitu adalah arsitektur yang


minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material,
serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya di
muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan di
mana mereka tinggal. Istilah keberlanjutan menjadi sangat populer ketika
mantan Perdana Menteri Norwegia GH Bruntland memformulasikan
pengertian Pembangunan Berkelanjutan (sustaineble development) tahun
1987 sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia masa
kini tanpa mengorbankan potensi generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhan mereka sendiri.
Keberlanjutan terkait dengan aspek lingkungan alami dan buatan, penggunaan
energi, ekonomi, sosial, budaya, dan kelembagaan. Penerapan arsitektur hijau
akan memberi peluang besar terhadap kehidupan manusia secara
berkelanjutan. Aplikasui arsitektur hijau akan menciptakan suatu bentuk
arsitektur yang berkelanjutan.
Untuk pemahaman dasar arsitektur hijau yang berkelanjutan, meliputi di
antaranya lansekap, interior, dan segi arsitekturnya menjadi satu kesatuan.
Dalam contoh kecil, arsitektur hijau bisa juga diterapkan di sekitar lingkungan
kita.
Pasalnya, dalam perhitungan kasar, jika luas rumah adalah 100 meter persegi,
dengan pemakaian lahan untuk bangunan adalah 60 meter persegi, maka sisa
40 meter persegi lahan hijau, Jadi komposisinya adalah 60:40. Selain itu
membuat atap dan dinding menjadi konsep roof garden dan green wall.
Dinding bukan sekadar beton atau batu alam, melainkan dapat ditumbuhi
tanaman merambat. Selain itu, tujuan pokok arsitektur hijau adalah
menciptakan eco desain, arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami, dan
pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, arsitektur hijau diterapkan dengan meningkatkan efisiensi
pemakaian energi, air dan pemakaian bahan-bahan yang mereduksi dampak
bangunan terhadap kesehatan. Arsitektur hijau juga dapat direncanakan
melalui tata letak, konstruksi, operasi dan pemeliharaan bangunan.

BAB 8
Tinjauan lokasi dan tapak perencanaan

 Lokasi terpilih
Jalan edi sabara, kecamatan Kendari Barat
a) Akses dengan dengan pemukiman
b) Kondisi lokasi tidak selalu padat kendaraan
c) Merupakan Kawasan pemukiman
BAB 9
Daftar Pustaka

https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/8758-Full_Text.pdf
https://www.google.com/search?
q=restoran+swiss+belhotel+makassar&sxsrf=AOaemvLkfeMfpJlspnvbzHEiVl5Xa
NF-
uQ:1633884082136&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjxk8fCpMD
zAhVSWysKHXa5AOQQ_AUoAnoECAEQBA&biw=1366&bih=657&dpr=1#imgrc
=PiICgBN_j5KhTM
tema arsitektur hijau - Bing
https://salamadian.com/pengertian-hotel/
file:///C:/Users/U53R/Downloads/Documents/3._BAB_I_PENDAHULUAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai