Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget 00d2756c
Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget 00d2756c
Abstract
Cognitive development is a change processes of human life in understanding, managing
information, solving problems and knowing something. Jean Piaget is one of a figures
studied cognitive development and said about cognitive development steps. Jean Piaget is
also a biologist who links the physical maturity development with cognitive development
steps. These steps are the motoric sensory step (0²2 years), pre-operational (2-7 years),
concrete operations (7²11 years) and formal operations (11²15 years). In understand-
ing the world actively, a child uses a scheme, assimilation, accommodation, organization
and equilibration. A child's knowledge formed gradually in line with the information
experience found. According to Piaget, children undergo a definite sequence of cognitive
development steps. In this theory, children predicted to have maturity quantity and qual-
ity based on the steps passed. a step of cognitive development is a continuation of previ-
ous cognitive development. Cognitive problems arise in elementary school children viewed
from Piaget's cognitive development theory including dyslexia, dysgraphia and dyscal-
culia.
Abstrak
Perkembangan kognitif adalah tahapan-tahapan perubahan yang terjadi
dalam rentang kehidupan manusia untuk memahami, mengolah
informasi, memecahkan masalah dan mengetahui sesuatu. Jean Piaget
adalah salah satu tokoh yang meneliti tentang perkembangan kognitif dan
mengemukakan tahapan-tahapan perkembangan kognitif. Jean Piaget
yang juga ahli Biologi menghubungkan tahapan perkembangan
kematangan fisik dengan tahapan perkembangan kognitif. Tahapan-
tahapan tersebut adalah tahap sensory motorik (0²2 tahun), pra-
operasional (2²7 tahun), operasional konkret (7²11 tahun) dan
operasional formal (11²15 tahun). Dalam memahami dunia secara aktif,
anak menggunakan skema, asimilasi, akomodasi, organisasi dan
equilibrasi. Pengetahuan anak terbentuk secara berangsur sejalan dengan
116 | Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember
An-E]• [ : Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman
Vol. 13, No. 1, April 2020
p-ISSN:2086 -0749
e-ISSN:2654-4784
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember | 117
Leny Marinda
118 | Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember
An-E]• [ : Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman
Vol. 13, No. 1, April 2020
p-ISSN:2086 -0749
e-ISSN:2654-4784
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember | 119
Leny Marinda
120 | Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember
An-E]• [ : Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman
Vol. 13, No. 1, April 2020
p-ISSN:2086 -0749
e-ISSN:2654-4784
5
kemampuan kognitif manusia
Hasan basri, Kemampuan Kognitif
Dalam Meningkatkan Efektifitas terbagi dalam beberapa fase. Pia-
Pembelajaran Ilmu Sosial Bagi Siswa Sekolah
Dasar, Jurnal Penelitian Pendidikan, E- get membagi perkembangan ke-
ISSN 2541-4135.
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember | 121
Leny Marinda
122 | Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember
An-E]• [ : Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman
Vol. 13, No. 1, April 2020
p-ISSN:2086 -0749
e-ISSN:2654-4784
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember | 123
Leny Marinda
124 | Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember
An-E]• [ : Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman
Vol. 13, No. 1, April 2020
p-ISSN:2086 -0749
e-ISSN:2654-4784
jumlah kelereng itu tetap 4. Anak yakni ingatan tentang ruang. Jika
pun akan tahu jika anda menu- anda meletakkan 4 buah benda
angkan susu yang ada di gelas gen- persegi 1 x 1 cm di atas kertas
dut ke gelas ramping, maka volu- seluas 10 cm persegi, anak yang
menya tetap sama, kecuali jika mampu mempertahankan ingatann-
jumlah susu yang dituangkan me- ya akan tahu bahwa ruang kertas
mang sengaja dibedakan. yang ditempati keempat benda kecil
Di usia 7 atau 8 tahun, tadi sama, walau dimanapun dile-
seorang anak akan mengembangkan takkan.
kemampuan mempertahankan Dalam tahap ini, seorang anak
ingatan terhadap substansi. Jika juga belajar melakukan pemilahan
anda mengambil tanah liat yang (classification) dan pengurutan (seria-
berbentuk bola kemudian memen- tion). Contoh percobaan Piagetian
cetnya jadi pipih atau anda pecah- dalam hal ini adalah: meminta anak
pecah menjadi sepuluh bola yang untuk memahami hubungan antar
lebih kecil, dia pasti tahu bahwa itu kelas. Salah satu tugas itu disebut
semua masih tanah liat yang sama. seriation, yakni operasi konkret
Bahkan kalau anda mengubah kem- yang melibatkan stimuli pengurutan
bali menjadi bola seperti semula, dia di sepanjang dimensi kuantitatif.
tetap tahu bahwa itu adalah tanah Untuk mengetahui apakah murid
liat yang sama. Proses ini disebut dapat mengurutkan, seorang guru
proses keterbalikan. bisa meletakkan 8 batang lidi
Di usia 9 atau 10 tahun, ke- dengan panjang yang berbeda-beda
mampuan terakhir dalam memper- secara acak di atas meja. Guru
tahankan ingatan mulai diasah, kemudian meminta murid untuk
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember | 125
Leny Marinda
126 | Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember
An-E]• [ : Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman
Vol. 13, No. 1, April 2020
p-ISSN:2086 -0749
e-ISSN:2654-4784
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember | 127
Leny Marinda
128 | Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember
An-E]• [ : Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman
Vol. 13, No. 1, April 2020
p-ISSN:2086 -0749
e-ISSN:2654-4784
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember | 129
Leny Marinda
130 | Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember
An-E]• [ : Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman
Vol. 13, No. 1, April 2020
p-ISSN:2086 -0749
e-ISSN:2654-4784
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember | 131
Leny Marinda
132 | Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember
An-E]• [ : Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman
Vol. 13, No. 1, April 2020
p-ISSN:2086 -0749
e-ISSN:2654-4784
Dengan melakukan hal itu, maka hereditas atau keturunan ini di-
si bayi telah melakukan adaptasi pengaruhi oleh gen dan struktur
terhadap skema menghisap yang ia kromosom yang diwariskan kepa-
miliki dalam situasi baru yaitu da anak dari kedua orang tuanya.
gelas. Dengan demikian asimilasi Menyesuaikan dengan apa yang
dan akomodasi bekerjasama untuk disampaikan dalam teori nativ-
menghasilkan ekuilibrium dan isme, bahwa setiap bayi yang lahir
pertumbuhan. ke dunia masing-masing memba-
Faktor-faktor Perkembangan wa potensi bawaan yang didapat-
Kognitif kan secara genitas. Sehingga baik
Perkembangan kemampuan dan buruk seorang anak merupa-
kognitif anak, mengacu kepada kan sifat diturunkan dari orang
teori Piaget, dipengaruhi oleh 6 tuanya. Dengan kata lain,
faktor.16 Keenam factor tersebut menurut teori ini, intelegensia
adalah (a) Faktor hereditas/ ke- seorang anak sudah ditentukan
turunan; (b) Faktor Lingkungan; sejak lahir, bahkan bisa jadi sejak
(c) Faktor Kematangan; (d) dalam kandungan ibunya.
Faktor Pembentukan; (e) b) Factor lingkungan
Faktor Minat dan Bakat; dan (f) Factor lingkungan sebagai
Faktor Kebebasan. salah satu bagian yang dapat
a) Factor hereditas mempengaruhi perkembangan
Factor yang mempengaruhi kognitif anak berkaitan dengan
perkembangan kognitif secara teori tabularasa yang dipopulerkan
oleh John Locke. Teori ini menga-
16
Ahmad Susanto, Perkembangan
Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana takan bahwa setiap anak yang ter-
Prenada. Media Group, 2011), 59-60.
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember | 133
Leny Marinda
134 | Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember
An-E]• [ : Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman
Vol. 13, No. 1, April 2020
p-ISSN:2086 -0749
e-ISSN:2654-4784
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember | 135
Leny Marinda
136 | Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember
An-E]• [ : Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman
Vol. 13, No. 1, April 2020
p-ISSN:2086 -0749
e-ISSN:2654-4784
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember | 137
Leny Marinda
138 | Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember
An-E]• [ : Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman
Vol. 13, No. 1, April 2020
p-ISSN:2086 -0749
e-ISSN:2654-4784
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember | 139
Leny Marinda
140 | Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember
An-E]• [ : Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman
Vol. 13, No. 1, April 2020
p-ISSN:2086 -0749
e-ISSN:2654-4784
27
mempelajari table; (d) Sulit
https://hellosehat.com/parenting/tips- mengerti tulisan yang ia baca; (e)
parenting/latihan-membantu-anak-
disleksia-lancar-baca-tulis/ diakses pada Lambat dalam menulis ; (f) Sulit
hari kamis 14 November 2019
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember | 141
Leny Marinda
142 | Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember
An-E]• [ : Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman
Vol. 13, No. 1, April 2020
p-ISSN:2086 -0749
e-ISSN:2654-4784
untuk memadukan bunyi dan hu- mengikuti alur garis yang tepat
ruf. dan proporsional; dan kedelapan,
Beberapa karakteristik anak Tetap mengalami kesulitan mes-
dengan disgrafia adalah pertama, kipun hanya diminta menyalin
Terdapat ketidakkonsistenan ben- contoh tulisan yang sudah ada.29
tuk huruf dalam tulisannya; kedua, Anak disgrafia tidak bisa
Saat menulis, penggunaan huruf dibiarkan belajar menulis sendiri.
besar dan huruf kecil masih Mereka perlu bimbingan secara
tercampur; ketiga, Ukuran dan khusus. Terdapat beberapa cara
bentuk huruf dalam tulisannya mengatasi kesulitan belajar menu-
tidak proporsional; keempat, Anak lis yang berkaitan dengan pengaja-
tampak harus berusaha keras saat ran menulis permulaan atau
mengkomunikasikan suatu ide, handwriting antara lain yang
pengetahuan, atau pemahamannya dikemukaan Abdurrahman bahwa
lewat tulisan; kelima, Sulit me- terdapat 15 jenis kegiatan yang
megang bolpoin maupun pensil berfungsi untuk remedial menulis
dengan mantap. Caranya me- untuk anak disgrafia, yaitu (1) ak-
megang alat tulis seringkali terlalu tivitas menggunakan papan tulis,
dekat bahkan hampir menempel (2) bahan lain untuk latihan
dengan kertas; keenam, Berbicara gerakan menulis, (3) posisi, (4)
pada diri sendiri ketika sedang kertas, (5) cara memegang pensil,
menulis, atau malah terlalu mem- (6) kertas stensil atau karbon, (7)
perhatikan tangan yang dipakai 29 7DWLN ,PDGDWXV 6D·DGDWL Intervensi
untuk menulis; ketujuh, Cara Psikologis Pada Siswa Dengan Kesulitan
Belajar (Disleksia, Disgrafia Dan
menulis tidak konsisten, tidak Diskalkulia), ejournal.kopertais4.or.id
no.20 vol 1 2015.
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember | 143
Leny Marinda
144 | Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember
An-E]• [ : Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman
Vol. 13, No. 1, April 2020
p-ISSN:2086 -0749
e-ISSN:2654-4784
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember | 145
Leny Marinda
146 | Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember
An-E]• [ : Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman
Vol. 13, No. 1, April 2020
p-ISSN:2086 -0749
e-ISSN:2654-4784
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember | 147
Leny Marinda
148 | Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember
An-E]• [ : Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman
Vol. 13, No. 1, April 2020
p-ISSN:2086 -0749
e-ISSN:2654-4784
selaik kognitif, ialah afektif dan Tahap kedua adalah tahap pra
psikomotor. Ketiga aspek ini sal- operasional (2-7 tahun). Pada
ing berkaitan dalam membangun tahap ini, anak mulai mengenali
pemahaman yang tuntas terhadap lingkungannya tidak hanya
suatu konsep. Kognitif secara gar- mengandalkan panca inderanya
is besar dimaknai sebagai apa yang saja, tetapi juga mulai
diketahui dan apa yang dipikikan. menggunakan bahasa dan symbol-
Dengan kata lain, kemampuan simbol untuk melakukan kontak
kognitif ini berkaitan dengan dengan lingkungan sekitar. Tahap
proses dan cara kerja simpul- yang ketiga adalah tahap
simpul saraf dalam otak sebagai operasional konkret. Pada tahap
organ yang berfungsi sebagai alat ini anak mulai mampu mengurut-
berfikir. kan, mengklasifikasi, mempertim-
Merujuk kepada garis besar bangkan sesuatu sebagai solusi
pengertian tentang kognitif di atas, pemecahan masalah, mengenal
Jean Piaget, salah satu pakar bi- hubungan timbal balik dan men-
ologi dan psikologi merumuskan terjemahkan konsep yang
tahapan perkembangan kognitif diketahui ke dalam kehidupan
manusia disesuaikan dengan tahap nyata. Berangkat dari realitas ini
kematangan perkembangan otak. pula pengembangan kurikulum
Tahap pertama, disebut dengan 2013 dengan pembelajaran temat-
tahap sensor-motor (0-2 tahun) ik di tingkat SD/MI, yang
dimana manusia berinteraksi dan menggunakan pendekatan pem-
mengenal lingkungan dengan belajaran saintifik yang
menggunakan panca inderany. menekankan pada pembelajaran
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember | 149
Leny Marinda
150 | Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember
An-E]• [ : Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman
Vol. 13, No. 1, April 2020
p-ISSN:2086 -0749
e-ISSN:2654-4784
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember | 151
Leny Marinda
152 | Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember