Tipe Kepemimpinan Menurut Sanusi Dan Sutikno Dalam Buku
Tipe Kepemimpinan Menurut Sanusi Dan Sutikno Dalam Buku
2. Tipe Kendali Bebas, persepsi seorang pemimpin yang kendali bebas melihat peranannya
sebagai polisi lalulintas, dengan anggapan bahwa anggota organisasi sudah mengetahui dan
cukup dewasa untuk taat pada peraturan yang berlaku. Seorang pemimpin yang kendali bebas
cenderung memilih peran yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut temponya
sendiri. Sifat kepemimpinan pada tipe bebas seolah-olah tidak tampak. Pemimpin
berkedudukan sebagai simbol. Kepemimpinannya dijalankan dengan memberikan kebebasan
penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan
(berbuat) menurut kehendak dan kepentingan masing-masing, baik secara perorangan
maupun berupa kelompok-kelompok kecil. Disini seorang pemimpin mempunyai keyakinan
bahwa dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan maka semua
usahanya akan cepat berhasil.
3. Tipe Paternalistik, tipe pemimpin ini umunya terdapat pada masyarakat tradisional.
Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam kehidupan
organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan bawahan kepadanya. Harapan bawahan
berwujud keinginan agar pemimpin mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi
dan layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk peroleh petunjuk, memberikan
perhatian yang penting
5. Tipe Militeristik, pemimpin tipe militeristik berbeda dengan seorang pemimpin organisasi
militer. Pemimpin yang bertipe militeristik ialah seorang pemimpin dalam menggerakkan
bawahan lebih sering mempergunakan sistem perintah, senang bergantung kepada pangkat
dan jabatannya, sengan kepada formalitas yang berlebih-lebihan. Menuntut 43 disiplin yang
tinggi dan kaku dari bawahan, sukar menerima kritikan dari bawahannya.
6. Tipe Pseudo-Demokratik, tipe ini disebut juga semi demokratik. Pemimpin yang bertipe
pseudo-demokratik hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia
bersikap otokratis. Misalnya jika ia mempunyai ide-ide atau konsep yang ingin diterapkan di
organisasinya, maka hal tersebut akan dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan bawahanya,
tetapi situasi diatur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak
agar menerima ide atau konsep tersebut sebagai keputusan bersama. Pemimpin ini menganut
demokrasi semu dan lebih mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk
yang halus, samar-samar.
7. Tipe Demokratik, tipe kepemimpinan dimana pemimpin selalu bersedia menerima dan
menghargai saran-saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan, melalui forum
musyawarah untuk mencapai kata sepakat. Seorang pemimpin yang demokratik menyadari
bahwa organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas
aneka tugas dan kegiatan yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan organisasi.
(Sanusi & Sutikno, 2009: 51-56)