Anda di halaman 1dari 7

3D MODELLING OBYEK KERAPATAN TINGGI MENGGUNAKAN METODE

FOTOGRAMETRI JARAK DEKAT


(STUDI KASUS: PATUNG PANDAWA PERUMAHAN PANDAWA, KOTA MALANG)

Didik Sujadi a, *, M. Edwin Thajadi. a, Silvester Sari Sai a

a
Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional Malang
didiksujadi95@gmail.com

ABSTRAKSI:

Fotogrametri jarak dekat menggunakan prinsip dasar pengukuran tumpang tindih antar foto dengan sudut
pandang yang berbeda dan pengukuran orientasi kamera. Model tiga dimensi yang dihasilkan sangat
dipengaruhi oleh banyaknya area tampalan antar foto. Kalibrasi pada kamera non metrik menggunakan
bantuan komputerisasi sehingga dapat diketahui parameter kamera dan lokasi kamera, selanjutnya didapat
nilai hasil pengukuran orientasi kamera.
Metode fotogrametri jarak dekat menggunakan kamera non metrik dapat digunakan untuk pemodelan 3D
yang sesuai dengan bentuk asli objek. Berdasarkan hasil kalibrasi kamera yang didapatkan, nilai parameter
kalibrasi antara Agisoft dan Photomodeler tidak memiliki selisih yang jauh. Selisih terbesar ada pada
parameter Format Widht (fw) yaitu -0.91 mm dan selisih terkecil pada parameter Radial Distortion (K3)
dengan 0.00 mm atau tanpa ada selisih.Sedangkan kualitas dari kenampakan permukaan 3D, Agisoft
memiliki hasil yang lebih menyerupai bentuk asli patung pandawa. Sedangkan Photomodeler Scanner masih
kurang baik, hal ini dikarenakan pada photomodeler memiliki masalah pada proses orientasi dikarena
paralaks angle foto terlalu sempit dan harus dilakukan proses referencing target pada setiap foto.
KATA KUNCI: fotogrametri jarak dekat, 3 dimensi, Agisoft Photoscan, Photomodeler Scanner, Kalibrasi
kamera.
Pendahuluan 3. Tujuan dan Manfaat
1. Latar Belakang Adapun tujuan dan manfaat
Pentingnya bangunan bersejarah di kota dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai
besar seperti Kota Malang ini memang sangat besar, berikut :
bangunan bersejarah yang masih layak biasanya 1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dapat difungsikan untuk berbagai kepentingan, menerapkan metode fotogrametri jarak dekat
antara lain difungsikan sebagai musium, kantor menggunakan kamera digital non metrik
instansi, objek wisata dan penelitian, dan lain lain. untuk pemodelan 3D Patung Pandawa.
Perlu dilakukan pelestarian, guna menjaga bangunan 2. Membandingkan hasil kalibrasi otomatis dan
bangunan bersejarah tersebut agar tidak rusak dan hasil kenampakan permuakaan 3D dari kedua
hilang keberadaannya oleh zaman. Dalam kaitannya software tersebut.
dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, 3. Manfaat dari penelitian ini diharapkan
langkah rekonstruksi dan konservasi merupakan menjadikan solusi alternatif pemodelan 3D
langkah penting yang dapat dilakukan untuk upaya Objek dalam mendukung bidang survei
pelestarian bangunan bersejarah di kota Malang pemetaan secara efektif dan efisien
(Wahyuananto, Prasetyo, Sasmito, 2015).
Rekonstruksi dan konservasi biasanya mengacu 4. Lokasi
pada dokumentasi bangunan tersebut sebelum Patung Pandawa Perumahan Pandawa, Kota
terjadi perubahan. Pendokumentasian tersebut tidak Malang
hanya terbatas untuk mengetahui dimensi geometri
bangunan, namun juga terkait dengan seberapa besar Naskah Utama
perubahan dimensi geometri bangunan yang terjadi 1. Metode
dalam kurun waktu tertentu. Pemanfaatan teknologi Fotogrameri tcrestrial merupakan suatu
Electronic Total Station (ETS) memberikan cabang penting ilmu fotogrametri. Ilmu ini
ketelitian sangat tinggi untuk pendokumentasian mempelajari foto yang dibuat dengan kamera yang
suatu bangunan bersejarah, namun teknologi ini terletak padapermukaan bumi. Kamera dapat
memerlukan biaya yang sangat mahal. Sehingga dipegang tangan, dipasang pada kaki kamera atau
diperlukan suatu metode alternatif untuk dipasang pada menara ataupun dengan alat
memperoleh ketelitian yang tinggi dengan biaya penyangga lain yang dirancang secara khusus.
yang relatif murah. Metode yang digunakan untuk Istilah "fotogrametri jarak dekat" pada umumnya
menekan biaya yang tinggi adalah metode digunakan untuk foto terestrial yang mempunyai
fotogrametri jarak dekat (Close Range jarak objek sampai dengan 300 meter. Berbeda
Photogrammetry) (Wahyuananto, Prasetyo, Sasmito, dengan foto udara, kamera foto terestrial biasanya
2015). mudah dicapai sehingga dapat dilakukan
Fotogrametri rentang dekat menggunakan prinsip pengukuran langsung untuk memperoleh posisi
dasar pengukuran tumpang tindih antar foto dengan pemotretrn. Orientasi kesudutan kamera biasanya
sudut pandang yang berbeda dan pengukuran dapat juga diukur atrau disetel pada nilai-nilai
orientasi kamera. Model tiga dimensi yang tertentu sehingga semua unsur orientasi luar foto
dihasilkan sangat dipengaruhi oleh banyaknya area terestrial pada umumnya dikeahui dan tidak perlu
tampalan antar foto. Kalibrasi pada kamera non dihitung. Parameter-parameter orientasi luar yang
metrik menggunakan bantuan komputerisasi diketahui ini merupakan sumber kontrol bagi foto
sehingga dapat diketahui parameter kamera dan terestrial, dengan mengganti seluruh atau sebagian
lokasi kamera, selanjutnya didapat nilai hasil yang perlu untuk meletakkan titik kontrol di dalam
pengukuran orientasi kamera (Aulejtner, 2011 ruang objek (Wolf, 1993).
dalam Brahmantara, 2017). Agisotf merupakan sebuah perangkat lunak
Untuk mendukung rencana pelestarian pada yang diproduksi oleh Agisoft LCC tahun 2006.
bangunan bersejarah dan berkembangnya ilmu Perusahaan riset yang inovatif bergerak di bidang
fotogrametri, diharapkan aplikasi fotogrametri jarak teknologi komputer dalam algoritma pengolahan
dekat dapat digunakan untuk pelesetarian bangunan citra dengan teknik fotogrametri digital. Produk-
bersejarah di Kota Malang produk agisoft diantaranya agisoft photoscan,
2. Rumusan Masalah agisoft lens, agisoft stereo. Agisoft Lens, software
Bagaimana melakukan pemodelan 3D objek yang digunakan untuk kalibrasi kamera otomatis
menggunakan Agisoft Photoscan dan Photomodeller dengan target kalibrasi di layar LCD. Agisoft
Scanner dengan metode Fotogrametri Jarak Dekat StereoScan, digunakan dalam pembuatan model 3D
secara tepat dan terstruktur. dari pasangan gambar stereo. Agisoft PhotoScan
digunakan untuk membangun rekonstruksi 3D, normal (tegak lurus) garis radial melalui titik foto
visualisasi, survei dan tugas pemetaan (RoseGIS, tersebut. (Wigrata, 1986 dalam Hanifa 2007).
2017) Distorsi tangensial disebabkan kesalahan centering
Agisoft PhotoScan adalah solusi pemodelan elemen-elemen lensa dalam satu gabungan lensa
3D berbasis gambar canggih yang bertujuan dimana titik pusat elemen-elemen lensa dalam
menciptakan profesional konten 3D berkualitas dari gabungan lensa tersebut tidak terletak pada satu
gambar diam. Berdasarkan teknologi rekonstruksi garis lurus. Pergeseran ini biasa dideskripsikan
3D multi-view terbaru, itu beroperasi dengan dengan 2 persamaan polinomial untuk pergeseran
gambar arbitrary dan efisien dalam kondisi pada arah x (δx) dan y (δy) (Atkinson, 1996 dalam
terkontrol dan tidak terkontrol. Foto bisa diambil Hanifa, 2007).
dari posisi apa pun, asalkan objek yang akan Pemodelan adalah membentuk suatu benda-
direkonstruksi terlihat pada setidaknya dua foto. benda atau objek. Membuat dan mendesain objek
Penyelarasan gambar dan rekonstruksi model 3D tersebut, sehingga terlihat seperti bentuk aslinya.
sepenuhnya otomatis. (Agisoft LLC, 2016) Sesuai dengan objek dan basisnya, proses ini secara
PhotoModeler Scanner adalah aplikasi keseluruhan dikerjakan didalam komputer. Melalui
perangkat lunak (software) yang dibuat oleh Eos konsep dan proses desain, keseluruhan objek dapat
System Inc yang tergabung dalam Windows diperlihatkan secara 3 dimensi, sehingga banyak
Corporation (Setyadi 1998). Perangkat lunak ini yang menyebut hasil ini sebagai pemodelan 3D.
digunakan untuk menghasilkan ukuran dan model Model 3D dapat terbentuk, baik menggunakan
3D yang akurat dari pengukuran dengan fotografi metode image based rendering, image based
yang telah diubah menjadi format digital. Proses modelling, range based modelling, maupun
tersebut dinamakan dengan photo-based 3D combination of image and range based modeling.
scanning. Proses ini menghasilkan titik-titik pada Sebagai contoh lain hasil pemodelan 3D
model permukaan/ dense surface modelling (DSM) menggunakan teknik image based modelling yang
yang disebut dengan point cloud. Untuk dapat pelaksanaannya menggunakan teknik close range
membentuk model 3D pada PhotoModeler Scanner photogrammetry (Nalwan, 1998 dalam Herianto,
perlu dilakukan beberapa langkah pekerjaan di 2013).
mulai dari orientasi dalam, marking (penandaan), Dalam bidang grafik, pemodelan 3D adalah
referencing dan processing (PhotoModeler Scanner proses membangun representasi secara matematis
Help). dari setiap permukaan tiga-dimensi suatu objek
Kamera non-metrik tidak mempunyai lensa menggunakan perangkat lunak khusus. Jika yang
yang sempurna, sehingga proses perekaman yang dimodelkan adalah objek nyata, maka objek tersebut
dilakukan akan memiliki kesalahan. Oleh karena itu diukur atau diamati dengan teknologi survey. Data
perlu dilakukan pengkalibrasian kamera untuk dapat berupa point cloud sering disebut data tidak
menentukan besarnya penyimpangan-penyimpangan terstruktur, sementara representasi model 3D
yang terjadi. Kalibrasi kamera dilakukan untuk biasanya disebut sebagai data terstruktur seperti
menentukan parameter internal kamera (IOP) model solid (contoh: Constructive Solid Geometry)
meliputi principal distance (c), titik pusat fidusial maupun model permukaan (contoh: Polygonal
foto (xo, yo), distorsi lensa (K1, K2, K3, P1 and Mesh). Dengan demikian, bisa juga dikatakan
P2), serta distorsi akibat perbedaan penyekalaan dan bahwa pemodelan 3D adalah mengubah data tidak
ketidak ortogonal antara sumbu X dan Y (b1, b2) terstruktur menjadi terstruktur (Suwardhi1,
(Fraser, 1998 dalam Hanifa 2007). Distorsi lensa Mukhlisin1, Darmawan1, Trisyanti1, Brahmantara,
dapat menyebabkan bergesernya titik pada foto dari Suhartono, 2016).
posisi yang sebenarnya, sehingga memberikan Tekstur dapat ditentukan secara otomatis
ketelitian pengukuran yang tidak baik, namun tidak dengan memilih gambar yang memiliki visibilitas
mempengaruhi kualitas ketajaman citra yang terbaik atau manual dengan memilih surface
dihasilkan. Distorsi lensa dapat dibagi menjadi (permukaan) yang tepat pada gambar yang
distorsi radial dan distorsi tangensial. diinginkan (Ildar, 1999). Banyak aplikasi dengan
Distorsi radial adalah pergeseran linier titik jumlah titik yang banyak, seperti pelacakan partikel
foto dalam arah radial terhadap titik utama dari atau kabut, cloud, data dapat divisualisasikan hanya
posisi idealnya. Distorsi lensia biasa diekspresikan dengan menggambar sampel. Namun untuk
sebagai fungsi polonomial dari jarak radial (dr) beberapa benda terutama yang memiliki point
terhadap titik utama foto (Wigrata, 1986). clouds yang jarang, teknik ini tidak memberikan
Distorsi tangensial atau distorsi decentric gambaran yang akurat dan tidak memberikan
adalah pergeseran linier titik di foto pada arah visualisasi yang realistis. Selain itu, visualisasi
model 3D sering kali menjadi satu-satunya produk Mirolles M10 dengan jarak pemoteratn dari
yang menarik bagi dunia luar dan menjadi satu- objek sekitar ±2 meter dengan tinggi
satunya kemungkinan yang berkaitan dengan model. bervariasi 1-3 meter.
Oleh karena itu, visualisasi yang realistis dan akurat 2. Hasil pengukuran jarak antara titik retno
sering diperlukan. menggunakan pita ukur yang akan
Umumnya setelah penciptaan poligonal dijadikan acuan validasi objek.
mesh, hasilnya divisualisasikan dengan dalam
bentuk wire-frame, shaded, dan teksturing. Dalam 3. Hasil dan Pembahasan
komunitas fotogrametri, banyak upaya visualisasi Pada hasil kalibrasi pada kedua software tidak
model 3D telah dibuat pada awal tahun 1990-an. jauh berbeda nilai parameter kalibrasi kamera yang
Benda benda kecil seperti mobil dan wajah manusia, didapatkan.berikut tabel perbandingan nilai
serta benda-benda arsitektur, ditampilkan dalam parameter kalibrasi.
model wire-frame atau orthophoto statis. Dengan Data yang berupa parameter kalibrasi ini
kemajuan kecepatan, kapasitas memori dan selanjutnya digunakan untuk melakukan pemrosesan
kemampuan grafis komputer, model 3D geometris didalam software photomodeller scanner dan
lengkap dengan tekstur sekarang menjadi umum Agisoft Photoscan. Data hasil pemotretan objek
untuk representasi foto realistis. Dalam pemetaan selanjutnya akan dikoreksi dengan parameter
tekstur, gambar berwarna dipetakan ke permukaan kalibrasi kamera untuk menghilangkan distorsi yang
geometris 3D dengan mengetahui parameter interior ada.
dan eksterior orientasi gambar, koordinat gambar,
yang sesuai dan dihitung disetiap titik sudut segitiga Tabel 4.4 Perbandingan hasil kalibrasi
pada permukaan 3D. Kemudian nilai RGB warna No Parameter Agisoft Photomodeler Selisih
dalam segitiga diproyeksikan melakat ke
1 Focal length (c) 15.127 15.478 -
permukaan. Berikut merupakan gambaran model 3D (mm) 0.351
setelah dilakukan texturing. 2 Principal point x (xp) 10.638 11.108 -
(mm) 0.470
2. Alat dan Bahan 3 Principal point y (yp) 5.719 6.105 -
Dalam melaksanakan sebuah penelitian (mm) 0.386
diperlukan alat dan bahan penelitian. Alat dan bahan 4 Format width (fw) 21.396 22.314 -
(mm) 0.918
yang digunakan terdiri dari perangkat keras 5 Format height (fh) 12.047 12.520 -
(hardware) dan perangkat lunak (software). (mm) 0.474
Spesifikasi dari perangkat keras dan perangkat lunak 6 Radial distortion 1 0.002 0.001 0.001
sebagai berikut : (K1)
1. Perangkat keras (Hardware) 7 Radial distortion 2 - 0.00000 -0.00001
a. Kamera Canon Mirolles m10 (K2) 0.00001
8 Radial distortion 3 0.00000 0.00000 0.00000
b. Pita ukur (K3)
c. Leptop Lenovo 4000S untuk pengolahan 9 Decentering - 0.00006 -0.00007
data dan penulisan laporan. distortion 1 (P1) 0.00001
d. Printer (Epson L120) 10 Decentering 0.00011 -0.00012 0.00023
2. Perangkat lunak (Software) distortion 2 (P2)
a. Sistem Operasi Komputer Berbasis
Windows 7 64-bit Setelah pemrosesan foto yang dilakukan,
b. Agisoft Photoscan Pro V.1.2.4 didapatkan hasil pembentukan model 3D yang
Digunakan untuk proses 3D modelling mendekati sama dalam artian tidak terdapat
Objek perbedaan signifikan dalam perubahan bentuk
c. Photomodeller Scanner UAS 2016 geometrik model 3D. Pembentukan model 3d
Digunakan untuk proses 3D modelling menggunakan data sebanyak 117 foto. Dari
Objek pembentukan model tiga dimensi objek patung
d. Microsoft Office 2010 pandawa menghasilkan data mesh. Hasil tersebut
3. Data dan Bahan dapat dilihat pada Gambar 4.5 sebagai berikut.
Sedangkan data bahan yang digunakan
dalam penelitian, antara lain sebagai berikut:
1. Data foto patung Pandawa, Perumahan
Pandawa,ecamatan Lowokwaru Kota
Malang yang diperoleh dari kamera Cannon
(Depan) (Samping Kiri)

(Samping Kiri) (Belakang)

(Belakang) (Samping Kanan)


Gambar 4.7 Hasil 3d photomodeler quality texture

Dari hasil visual 3 dimensi diatas terdapat


perbedaan kualitas dari hasil bentuk 3 dimensi yang
didapatkan. Dari segi bentuk dan tekstur visual 3
dimensi dari Agisoft Photoscan lebih mendekati
bentuk asli dari patung pandawa, Sedangkan dari
Photomodeler Scanner masih memiliki banyak
bolongan dan tekstur dari objek masih buruk hal ini
(Samping Kanan) dikarenakan pada saat proses pada photomodeller
Gambar 4.6 hasil 3d Agisoft Photoscan Texture scanner memiliki masalah orientasi karena sudut
pengambilan foto yang terlalu sempit dan harus
dilakukan proses referencing target pada setiap foto.
Proses Uji valiidasi dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar selisih ukuran objek
patung Pandawa dengan ukuran sebenarnya
dilapangan. Nilai ukuran pada objek 3D didapatkan
dari Proses scale object supaya ukuran objek sesuai
dengan keadaan lapangan. Pada penelitian ini
menggunakan 6 titik referensi yang akan diukur
jaraknya menggunakan meteran. Berikut ini hasil
tampilan titik marking dan hasil skala pada kedua
(Depan)
software tersebut.
4. Berdasarkan kualitas geometrik, photomodeler
Tabel 4.5 Hasil Perataan Berkas dengan kontrol Scanner menghasilkan nilai RMSE yang lebih baik
skala pada Agisoft yaitu 1.5 mm, nilai yang cukup kecil jika
Distance (m) dibandingkan dengan Agisoft yaitu sebesar 5 mm.
No Label Error (m)
Lapangan Agisoft
1 Point 1-point 2 0.35 0.346348 -0.003652
2 Point 3-point 4 0.505 0.496789 -0.008211
Refrensi
3 Point 5-point 6 0.357 0.352665 -0.004335 Atkinson. 1996. Close Range Photogrammetry and
RMSE Total 0.005761 Machine Vision. Whittles Publishing. Scotland,
UK.
Tabel 4.6 Hasil Perataan Berkas dengan kontrol Atkinson. 1980. Developments in Close Range
skala pada Photomodeler Photogrammetry-1. Applied Science Publishers.
Distance (m) Error London.
No Label Bern, M. W. and Eppstain, D., 1992. Mesh
Lapangan Photomodeler (m)
generation and optimal triangulation. Chapter 1
1 Point 1-point 2 0.35 0.34977 -0.0002
in Computing in Euclidean Geometry (Eds. D.-Z.
2 Point 3-point 4 0.505 0.50265 -0.0023
Du and F. K. Hwang). World Scientific, River
3 Point 5-point 6 0.357 0.355114 0.00188 Edge, New Jersey. Lecture Notes Series on
RMSE Total 0.00148 Computing, Vol 1, 385 pages: 23-9.
Cooper, M.A.R., and Robson, S., 1996, “Theory of
Hasil pemodelan tiga dimensi dengan control Close Range Photogrammetry”, Atkinson, K.B.,
menggunakan skala diperoleh nilai total error Close Range Photogrammetry and Machine
dibawah 1 cm, yaitu sebesar 0.005761 atau sekitar 5 Vision, ISBN 1-870325-46-X, Whittles
mm pada software Agisoft Photoscan dan pada Publishing, Scotland.
Photomodeler Scanner sebesar 0.0014887 atau Debevec, P. E. and Malik, J., 1997. Recovering high
sekitar 1.5 mm. Nilai yang cukup kecil tersebut dynamic range radiance maps from photographs.
dipengaruhi oleh beberapa kondisi dimana kamera ACM Proceeding of SIGGRAPH 97, Los
yang digunakan lebih stabil, foto yang dihasilkan Angeles, California, 3rd to 8th August 1997. 491
memiliki resolusi tinggi. pages: 369-378.
Habib, A., Detchev, I. and Bang, K.I., 2010a.
Kesimpulan Comparative Analysis of Two Approaches for
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari Multiple-Surface Registration of Irregular Point
penelitian yang berjudul “3D Modeling Objek Clouds. International Archive of the
Kerapatan Tinggi Menggunakan Metode Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial
Fotogrametri Jarak Dekat” diantaranya sebagai Information Sciences, Vol. XXXVIII(part 1).
berikut: Hanifa, Nuraini Rahma. 2007. Studi Penggunaan
1. Metode fotogrametri jarak dekat menggunakan Kamera Digital Low-Cost Non-Metrik Auto-
kamera non metrik dapat digunakan untuk Focus Untuk Pementauan Deformasi. Tesis
pemodelan 3D yang sesuai dengan bentuk asli Magister. Program Studi Teknik Geodesi dan
objek. Geomatika. Pasca Sarjana Institut Teknologi
2. Berdasarkan hasil kalibrasi kamera yang Bandung: Bandung.
didapatkan, nilai parameter kalibrasi antara Herianto. 2013. Studi Pembuatan Model Tiga
Agisoft dan Photomodeler tidak memiliki selisih Dimensi (3D) Dengan Teknik Close Range
yang jauh. Selisih terbesar ada pada parameter Photogrammetry. Program Studi Teknik Geodesi
Format Widht (fw) yaitu -0.91 mm dan selisih dan Geomatika. Institut Teknologi Malang:
terkecil pada parameter Radial Distortion (K3) Malang
dengan 0.00 mm atau tanpa ada selisih. Ildar V. Valiev. 1999. 3D Recontruction of
3. Berdasarkan kualitas dari kenampakan architectural objects from photo. The 9th
permukaan 3D, Agisoft memiliki hasil yang International conference on computer
lebih menyerupai bentuk asli patung pandawa. graphics and vision, Moscow, Russia, Aug
Sedangkan Photomodeler Scanner masih kurang 26-sep 1.
baik, hal ini dikarenakan pada photomodeler Nalwan, A. (1998). Pemrograman Animasi dan
memiliki masalah pada proses orientasi dikarena Game Profesional. Jakarta: Elex Media
paralaks angle foto terlalu sempit dan harus Komputindo
dilakukan proses referencing target pada setiap
foto.
Santoso, B. 2004a. Review Fotogrametri : Teknik
Pullivelli, Anoop. 2005. Low-Cost Digital Pengadaan Data & Sistem Pemetaan.
Cameras: Calibration, Stability Analysis, and Program Magister Departemen Teknik
Applications. Tesis Magister Departemen of Geodesi dan Geomatika. Institut Teknologi
Geomatics Engineering. University of Bandung.
Calgary. http:/www.geomatics.ucalgary.ca/ Wigrata, H.. 1986. Kalibrasi Besaran-besaran
links/GradTheses.html. Panjang Fokus dan Distorsi Lensa pada
Remondino, F. and Niederoet, J., 2004. Kamera Non-Metrik. Skripsi Sarjana
Generation of high-resolutionmosaic for Departemen Teknik Geodesi ITB. Bandung.
photo-realistic texturemapping of cultural Winkelbach, S. and Wahl , F. M., 2001. Shape
heritage 3D models. Proceedings of the 5th from 2D edge gradient. Proceeding of the
International Symposium on Virtual Reality, 23rd DAGM Symposium on Pattern
Archaelogy and Intelligent Cultural Heritage Recognition. Springer, Berlin. Lecture Notes
(VAST04), Brussels, Belgium, 7th to 10th in Computer Science, Vol. 2191, 384.
December 279 pages: 85-92. Wolf. P.R. 1993. Element of Photogrammetry,
Remondino, F., Guarnieri, A. and Vettore, A., Dengan Interpretasi Foto Udara dan
2005. 3D modeling of close-range objects: Penginderaan Jauh. Gadjah Mada
photogrammetry or laser scanning? University Press.
Proceedings of SPIE-IS&T Electronic Wolf, P. R., and B. A. Dewitt. 2000. Elements of
Imaging: Videometric VIII, San Jose, photogrammetry. McGraw-Hill, New York,
California. Vol. 5665, 374 pages: 216-225. New York, USA.
www.photomodeller.com

Anda mungkin juga menyukai