102 Analisis Kesehatan Ekosistem Lamun Di Pantai Menjangan Buleleng Bali
102 Analisis Kesehatan Ekosistem Lamun Di Pantai Menjangan Buleleng Bali
1. PENDAHULUAN
Kesehatan lamun merupakan informasi penting dari keberadaan padang lamun di sebuah lokasi.
Informasi ini akan menggambarkan kekayaan keanekaragaman hayati di ekosistem tersebut. Padang lamun
yang sehat tentunya memiliki nilai ekologi dan ekonomi yang lebih tinggi.
Padang lamun memiliki nilai ekologi antara lain sebagai habitat hidup organisme lain, produsen primer
di laut dangkal, menstabilkan substrat, bahkan menyimpan karbon di laut dangkal. Hal ini menjadikan
padang lamun sebagai sebuah ekosistem yang menunjang ketahanan pangan serta mitigasi perubahan iklim
di lokasi ditemukannya. Fungsi ekologi tersebut diatas kemudian dapat dikonversi sehingga diketahui nilai
ekonomi padang lamun dengan komponen nilai manfaat langsung, nilai manfaat tidak langsung, nilai
manfaat pilihan, dan nilai manfaat keberadaan (Yunus et.al., 2014).
Kiswara dan Hutomo (1994) menyatakan bahwa luasan lamun Indonesia adalah seluas 3 juta hektar.
Seiring dengan perkembangan pembangunan terutama di daerah pesisir, potensi luasan ini akan mengalami
penurunan. Menurut data dari P2O-LIPI, luasan lamun Indonesia pada tahun 2018 adalah 293.464 hektar,
data tersebut diperoleh melalui penginderaan jarak jauh menggunakan citra satelit. Nilai tersebut baru
menggambarkan 16% - 35% luas lamun Indonesia dari potensi luasan yang ada (Sjafrie et.al., 2018). Nilai
ini tentu akan terus bergerak, karena survei terus dilakukan di seluruh penjuru pantai Indonesia.
Penanggung jawab data padang lamun Indonesia adalah Pusat Penelitian Oseanografi P2O-LIPI, namun
pendataan spanjang pantai menjadi mustahil dilakukan, mengingat kondisi geografis Indonesia yg sangat
luas.
Pantai Putri Menjangan di Buleleng Bali merupakan salah satu lokasi ditemukannya padang lamun.
Pantai ini dikelola dengan baik oleh sebuah lembaga konservasi bernama Nature Conservation Forum Putri
Menjangan. Lembaga ini membuat zonasi di kawasan pesisir tersebut, dan rutin melakukan monitoring
pada ekosistem yang ada didalamnya, namun tidak pada ekosistem lamun. Hal ini menjadi salah satu latar
belakang penting dalam pelaksanaan penelitian ini, yaitu pengumpulan data kesehatan lamun di lokasi yang
belum pernah diteliti. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengetahui keragaman jenis lamun di Nature
Conservation Forum Buleleng Bali; (2) Mengetahui penutupan jenis lamun di Nature Conservation Forum
Buleleng Bali; (3) Memganalisis status kesehatan padang lamun Nature Conservation Forum Buleleng Bali.
Website : www.semnas.fpik.ub.ac.id
E-mail: semnas.fpik@ub.ac.id
Tantangan dan Peluang Pengelolaan Perikanan Kelautan Berkelanjutan Menyongsong Sustainable 37
Development Goals (SDG’s)
2. METODELOGI
Penelitian ini dilakukan pada Bulan Agustus hingga September 2019. Pengambilan data dan sampel
lamun dilakukan di Nature Conservation Forum Buleleng Bali (Gambar 1), sementara identifikasi sampel,
pengolahan dan analisis data dilakukan di Laboratorium Eksplorasi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan,
FPIK - UB. Metode pengambilan data dan sampel, serta identifikasi lamun dilakukan dengan mengacu
pada metode SNI LIPI 2018 dan Seagrass Watch.
Alur penelitian diawali dengan persiapan, kemudian pengambilan sampel dan data, dilanjutkan dengan
identifikasi, pengolahan, dan analisis data (Gambar 2). Pengambilan sampel lamun dilakukan untuk
identifikasi dan memastikan jenis lamun yang ditemukan di lokasi penelitian. Sampel lamun diambil
sebanyak minimal 1 tegakan lengkap per jenis, setidaknya meliputi akar, rizhoma, batang, dan daun (lebih
bagus jika ditemukan bunga dan buah). Data lamun yang dikumpulkan meliputi penutupan total lamun,
penutupan jenis lamun, dan kerapatan jenis lamun.
Identifikasi lamun dilakukan dengan memperhatikan secara detail morfologi daun, batang, rizhoma,
serta akar sampel yg diperoleh kemudian dibandingkan dengan literatur SNI dan Seagrass Watch.
Pengolahan data yang dilakukan meliputi penutupan dan analisis kesehatan lamun yang dilakukan secara
deskriptif, dibandingkan dg SNI dan lokasi lain di sekitar sehingga diketahui status kesehatan padang
lamun di lokasi tersebut.
Persiapan
Pengambilan sampel
dan data
Identifikasi sampel
Pengolahan data
Analisis data
Website : www.semnas.fpik.ub.ac.id
E-mail: semnas.fpik@ub.ac.id
38 Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VIII Tahun 2019
daun yang tebal dan ruas ruas jelas pada bagian rizomanya (Gambar 3b). Halodule uninervis juga memiliki
bentuk daun straplike, tipis, dengan ujung daun berbentuk trisula (Gambar 3c). Halophila ovalis memiliki
bentuk daun oval dan tipis (Gambar 3d).
a b c d
Sumber: Waycott et al. (2004)
Gambar 3. Lamun yang ditemukan di lokasi penelitian; (a) Cymodocea rotundata; (b) Thalassia hemprichii; (c) Halodule
uninervis; (d) Halophila ovalis.
Pantai Menjangan yang dikelola oleh Nature Conservation Forum, Buleleng Bali memiliki kekayaan
jenis lamun sebesar 25%, atau 4 dari 12 jenis lamun yang umum ditemukan di Indonesia. Keragaman jenis
lamun di lokasi penelitian ini relatif rendah jika dibandingkan dengan pesisir lain di Bali, seperti Teluk
Gilimanuk, Sanur, Sarangan, dan Nusa Lembongan (Tabel 1). Spesies yang sangat umum ditemukan di
Pesisir Bali, termasuk di lokasi penelitian adalah jenis Thalassia hemprichii dan Cymodocea rotundata.
Kedua jenis lamun ini akan tumbuh dan berkembang biak dengan baik pada substrat dominan pasir, baik
pasir berlumpur maupun pasir dengan pecahan karang (Den Hartog et al., 2006).
Pengelolaan Pantai Menjangan olah NCF Buleleng Bali dibagi menjadi tiga zona, yaitu: Zona Inti, Zona
Pemanfaatan, dan Zona Rehabilitasi, dan ekosistem lamun ditemukan dalam ketiganya. Thalassia
hemprichii merupakan satu satunya jenis lamun yang ditemukan di Zona Inti, sementara empat jenis lamun
ditemukan di Zona Pemanfaatan, dan tiga jenis lamun ditemukan di Zona Rehabiltasi (Tabel 2). Total
penutupan lamun di Zona Inti (37.89%) lebih besar jika dibandingkan dengan Zona Pemanfaatan (22.43%)
dan Zona Rehabilitasi (15.55%). Hal ini menunjukkan bahwa sistem manajemen lokasi yang dilakukan
oleh NCF selaku pengelola kawasan telah berjalan dengan baik, sehingga ekosistem lamun di Zona Inti
relatif lebih terjaga. Penutupan lamun jenis Thalassia hemprichii (55.05%) di lokasi penelitian jauh lebih
besar jika dibandingkan dengan tiga jenis lamun yang lain (Halophila ovalis-1.93%; Halodule uninervis-
8.17%; Cymodocea rotundata-10.71%). Tingginya penutupan Thalassia hemprichii ini diduga karena
morfologinya yang lebih besar jika dibandingkan dengan tiga jenis lamun yang lain (Gambar 3). Kondisi
penutupan lamun perjenis ini menunjukan bahwa lamun tersebut merupakan jenis yang dominan dan
memiliki peranan penting dalam ekosistem lamun di Pantai Menjangan, Buleleng, Bali.
Tabel 1. Persen penutupan jenis lamun di lokasi penelitian (%)
Status kesehatan padang lamun Nature Conservation Forum Buleleng Bali. Nilai total penutupan
lamun di Pantai Menjangan yang dikelola oleh NCF adalah 75.86% (Tabel 4). Nilai ini menunjukkan
bahwa ekosistem padang lamun berada dalam kondisi sehat, sesuai dengan nomenklatur klasifikasi yang
disampaikan oleh Coremap dan LIPI dalam Buku Status Padang Lamun di Indonesia (Tabel 2).
Website : www.semnas.fpik.ub.ac.id
E-mail: semnas.fpik@ub.ac.id
Tantangan dan Peluang Pengelolaan Perikanan Kelautan Berkelanjutan Menyongsong Sustainable 39
Development Goals (SDG’s)
Tabel 3. Keragaman jenis lamun di Indonesia, Teluk Gilimanuk, Sanur, Serangan, Nusa Lembongan, dan Pantai Menjangan
UCAPAN TERIMAKASIH
Penelitian ini didanai oleh Hibah Penelitian Dosen FPIK Universitas Brawijaya Tahun Anggaran
2019
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hakim, I.I. Dan P.S. Wahyuni. 2009. Populasi Suku Syllidae (Polychaeta) Di Padang Lamun Perairan
Teluk Gilimanuk. Oldi, Vol 35(1); 29 – 45.
Den Hartog, Kuo CJ. 2006. Taxonomy and Biogeography of Seagrasses. Di dalam: Larkum AWD, Orth
RJ, Duarte CM, editor. Seagrasses: Biology, Ecology and Conservation. Netherlands: Springer.
Website : www.semnas.fpik.ub.ac.id
E-mail: semnas.fpik@ub.ac.id
40 Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VIII Tahun 2019
Dewi, CSU., S, Yusuf, Widianingsih. 2015. Status Padang Lamun Di Daerah Budidaya Rumput Laut
Pantai Barat Nusa Lembongan Bali. Prosiding. Seminar Nasional Perikanan Dan Kelautan V.
Universitas Brawiajaya. Malang.
Kiswara, W., Hutomo, M., 1985. Habitat Dan Sebaran Geografik Lamun. Oseana 10, 10.
Sjafrie, N.D.M., Hernawan, U.E., Prayudha, B., Supriyadi, I.H., Iswari, M.Y., 2018. Status
Padang Lamun Di Indonesia 2018, 2nd Ed, 2. Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia.
Sudiarta, I Ketut; Restu, I Wayan. Kondisi Dan Strategis Pengelolaan Komunitas Padang Lamun Di
Wilayah Pesisir Kota Denpasar, Provinsi Bali. Bumi Lestari Journal Of Environment, [S.L.], V.
11, N. 2, Aug. 2011. Issn 2527-6158.
Tomascik T, Aj. Mah, A. Nontji, Mk Moosa. 1997. The Ecology Of The Indonesian Seas. Part Ii. Chapter
13 – 23. Periplus Edition (Hk) Ltd
Waycott, M., K. Mcmahoon, J. Mellors, A. Calladine, D. Kleine. 2004. A Guide Tropical Seagrasses Of
The Indo-West Pacific. Townsville: James Cook University.
Yunus, I., M. Sahami, F., Hamzah, S.N., 2014. Ekosistem Lamun Di Perairan Teluk Tomini Kelurahan
Leato Selatan Kota Gorontalo. J. Ilm. Perikan. Dan Kelaut. 2, 5.
Website : www.semnas.fpik.ub.ac.id
E-mail: semnas.fpik@ub.ac.id