Anda di halaman 1dari 224

PEMANFAATAN SYAIR KARUNGUT DAYAK NGAJU

SEBAGAI MEDIA MENULIS CERPEN


UNTUK SISWA SMP

TESIS

Oleh
YULINA MINGVIANITA
NIM 170211858039

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
MEI 2019
PEMANFAATAN SYAIR KARUNGUT DAYAK NGAJU
SEBAGAI MEDIA MENULIS CERPEN
UNTUK SISWA SMP

TESIS
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan progam Magister
Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh
YULINA MINGVIANITA
NIM 170211858039

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
MEI 2019

ii
iii
iv
v
RINGKASAN

Mingvianita, Yulina. 2019. Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju sebagai


Media Menulis Cerpen untuk Siswa SMP. Tesis, Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana Universitas Negeri
Malang. Pembimbing: (I) Dr. Endah Tri Priyatni, M.Pd., dan (II) Dr.
Nita Widiati, M.Pd.

Kata Kunci: syair karungut Dayak Ngaju, pemanfaatan media, menulis cerpen

Pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen


untuk siswa SMP menghasilkan produk media pembelajaran berbentuk softfile.
Media pembelajaran yang dikembangkan untuk memudahkan siswa menulis
cerpen. Media pembelajaran ini memanfaatkan hasil kearifan lokal budaya
Kalimantan Tengah syair karungut Dayak Ngaju yang mengeksploitasikan nilai-
nilai budaya, etika, moral, terkandung dalam isi dan makna syair sebagai
pembentuk karakter dalam kehidupan sehari-hari siswa melalui menulis cerpen.
Tujuan penelitian pengembangan ini adalah (1) menghasilkan produk media
pembelajaran yang berisi tujuh menu (beranda, petunjuk, tujuan, materi, galeri,
pemodelan, dan latihan) yang diimplementasikan menggunakan komputer, (2)
menguji keefektifan produk.
Penelitian pengembangan ini menggunakan model Research &
Development yang diturunkan dari Borg and Gall dari sepuluh langkah,
diadaptasi menjadi tujuh langkah, yakni (1) analisis kebutuhan, (2) perencanaan,
(3) desain produk, (4) validasi desain, (5) uji coba produk, (6) revisi produk, dan
(7) penyempurnaan produk akhir. Langkah analisis kebutuhan dilakukan
wawancara dan studi pustaka, perencanaan penentuan indikator sampai
penyusunan dan pengemasan media, desain produk, uji validasi dan revisi, uji
coba produk di lapangan, revisi produk, dan penyempurnaan produk akhir. Subjek
uji coba produk adalah tim uji validasi ahli media pembelajaran, ahli
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yaitu dosen di bidang ahli, uji praktisi
yaitu guru mata pelajaran bahasa Indonesia, dan uji lapangan yaitu siswa kelas
IX-6 SMP Negeri 8 Palangka Raya.
Data yang dikumpulkan pada penelitian pengembangan ini data kualitatif
berupa data verbal yang diperoleh dari pengumpulan data penelitian wawancara
dengan tokoh adat dan guru di sekolah, studi pustaka antalogi syair karungut
Dayak Ngaju. Data verbal dari pengembangan diperoleh dari hasil saran dan
masukkan tim validasi untuk perbaikan dan kelayakan produk yang
dikembangkan. Data kuantitatif berupa angka pada pengembangan diperoleh dari
hasil skor angket instrumen validasi yang diuji dari segi tampilan, isi, dan bahasa
pada media yang dilihat dari bentuk persentase simpulan hasil validasi kelayakan
untuk diimplementasi. Data kuantitatif juga diperoleh dari hasil uji keefektifan
yang dilakukan dengan uji praeksperimen one group pretes-postes dengan melihat
hasil perbandingan adanya pengaruh produk yang dikembangkan.

vi
Hasil penelitian pengembangan pemanfaatan syair karungut sebagai media
menulis cerpen dilihat dari hasil data verbal yang dipaparkan deskripsi produk
awal media dari segi tampilan, isi, dan bahasa berdasarkan masukkan dan saran
dari uji validasi tim ahli, praktisi, dan uji lapangan dari ukuran font, warna latar,
gambar, isi materi, langkah-langkah pemodelan, bentuk latihan, dan penggunaan
bahasa yang interaktif sesuai dengan pemahaman siswa SMP yang menjadi acuan
perbaikan media dengan melakukan revisi dan penyempurnaan produk.
Hasil data berupa angka dilihat dari jumlah skor yang dipersentasekan
penilaian uji validasi ahli, praktisi, dan uji lapangan dari segi tampilan diperoleh
sebesar 85% ahli media, 97,5% ahli pembelajaran, dan 95,4% ahli praktisi. Segi
isi media diperoleh sebesar 83,3% ahli media, 100% ahli pembelajaran, dan 94%
dari ahli praktisi. Segi bahasa media diperoleh persentase sebesar 80% dari ahli
media, 95% ahli pembelajaran, dan 95% ahli praktisi. Hasil penilaian dari 21
siswa sebagai uji lapangan diperoleh sebesar 84,2%. Berdasarkan hasil persentase
angka kriteria validasi layak untuk diimplementasikan. Hasil uji keefektifan
produk yang dilakukan dengan praeksperimen dilihat dari uji normalitas yang
dihitung menggunakan SPPS V 16 diperoleh sebesar 0,21 dan 267>0,05 untuk
signifikansinya yang berarti data terdistribusi normal. Uji beda yang dilakukan
untuk melihat pengaruh media sebelum dan sesudah diimplementasikan diperoleh
dari hasil nilai karya siswa pada pretes dan postes sebesar 0,00<0.05 adanya
pengaruh yang signifikan dari sebelum media diimplementasikan dan sesudah
media diimplementasikan.
Berdasarkan hasil perolehan penelitian pengembangan dapat disimpulkan
pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen untuk
siswa SMP ini dikembangkan untuk menghasilkan produk media pembelajaran
sebagai tangga siswa menulis cerpen. Selain itu, pemanfaataan syair karungut
Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen untuk siswa SMP ini juga
dikembangkan sebagai media yang mengenalkan nilai-nilai karakter budaya,
etika, moral kehidupan sehari-hari yang disampaikan melalui menulis cerpen.
Syair karungut Dayak Ngaju juga dapat membantu perkembangan psikologi siswa
sebagai generasi muda zaman sekarang yang diedukasikan sebagai nilai moral dan
amanat yang disajikan dalam cerpen, serta menguji keefektifan produk yang
memberi pengaruh terhadap kemampuan menulis cerpen.
Adapun saran dari produk yang kembangkan dapat digunakan oleh guru dan
siswa terutama pada proses pembelajaran. Saran untuk guru produk media yang
dikembangkan dapat memudahkan proses pembelajaran yang berbeda dan
menarik minat siswa dan dapat menambah bahan ajar dengan suasana berbeda
menggantikan metode konvensional yang sering digunakan. Saran untuk siswa
media yang dikembangkan dapat dijadikan sebagai bahan belajar menulis cerpen
dengan mengeksploitasikan kearifan lokal budaya yang dapat ditemui dalam
kehidupan sekitar. Saran untuk peneliti yang selanjutnya melakukan penelitian
pengembangan yang relevan terutama menulis cerpen dapat dikembangkan guna
menambah referensi dari penelitian pengembangan yang belum sempurna menjadi
lebih inovatif, kreatif dan menginspirasi dunia pendidikan sesuai dengan
kebutuhan siswa.

vii
SUMMARY

Mingvianita, Yulina. 2019. Utilization of Syair Karungut Dayak Ngaju as a Media


for Writing Short Stories for Middle School Students. Thesis,
Indonesian Language Education Study Program, Postgraduate of
Malang State University. Advisor: (I) Dr. Endah Tri Priyatni,
M.Pd., and (II) Dr. Nita Widiati, M.Pd.

Keywords: poetry karungut Dayak Ngaju, media use, writing short stories

The use of Dayak Ngaju karungut poetry as a medium for writing short
stories for middle school students produces soft file learning media products.
Learning media developed to make it easier for students to write short stories.
This learning media utilizes the results of the local wisdom of the Central
Kalimantan culture, the poem karungut Dayak Ngaju which exploits cultural
values, ethics, morals, contained in the content and meaning of poetry as forming
characters in students' daily lives through writing short stories. The objectives of
this development research are (1) to produce learning media products that contain
seven menus (homepage, instructions, objectives, material, galleries, modeling,
and exercises) that are implemented using a computer, (2) test the effectiveness of
the product.
This development research uses the Research & Development model
derived from Borg and Gall from ten steps, adapted into seven steps, namely (1)
needs analysis, (2) planning, (3) product design, (4) design validation, (5) product
testing, (6) product revision, and (7) final product improvement. The needs
analysis step is carried out in interviews and literature studies, planning for
determining indicators until media preparation and packaging, product design,
validation, and revision testing, product trials in the field, product revisions, and
final product improvements. The product trial subjects were the validation test
team of learning media experts, Indonesian language and literature learning
experts, namely lecturers in the field of experts, testing practitioners namely
Indonesian language subject teachers, and field tests namely students of class IX-6
Palangkaraya 8 Middle School.
Data collected in this research development qualitative data in the form of
verbal data obtained from data collection research interviews with traditional
leaders and teachers in schools, literature studies of poetry poems karungut Dayak
Ngaju. Verbal data from the development are obtained from the results of
suggestions and enter the validation team for improvement and feasibility of the
products developed. Quantitative data in the form of numbers on development are
obtained from the results of the validation instrument questionnaire scores which
are tested in terms of appearance, content, and language in the media as seen from
the percentage of feasibility validation results to be implemented. Quantitative
data is also obtained from the results of the effectiveness test conducted by one
group pretest-posttest experimental test by looking at the results of the
comparison of the influence of the product being developed.

viii
The results of the research on the development of the use of karungut poetry
as short story writing media are seen from the results of verbal data presented in
the initial product description in terms of appearance, content, and language based
on input and suggestions from the expert team, practitioners, and field tests of font
size, background color , pictures, contents of the material, modeling steps, forms
of training, and the use of interactive language in accordance with the
understanding of junior high school students as a reference for improving the
media by making product revisions and improvements.
The results of the data in the form of numbers seen from the number of
scores that were assessed by the evaluation of expert, practitioner, and field test
validation in terms of appearance were obtained by 85% of media experts, 97.5%
of learning experts, and 95.4% of expert practitioners. The content aspect of the
media was obtained by 83.3% of media experts, 100% of learning experts, and
94% of expert practitioners. In terms of media language, a percentage of 80% of
media experts obtained, 95% of learning experts, and 95% of expert practitioners.
The results of the assessment of 21 students as a field test were obtained at 84.2%.
Based on the percentage results, the validation criteria are feasible to implement.
The results of the product effectiveness test carried out by experiment viewed
from the normality test calculated using SPPS V 16 were obtained at 0.21 and
267> 0.05 for significance which meant that data was normally distributed.
Different tests conducted to see the influence of the media before and after it was
implemented were obtained from the results of the student's work on the pretest
and posttest of 0.00 <0.05 and there was a significant effect from before the media
was implemented and after the media was implemented.
Based on the results of the development research it can be concluded that
the use of Dayak Ngaju karungut poetry as a medium for writing short stories for
middle school students was developed to produce learning media products as
students' ladder to write short stories. In addition, the use of Dayak Ngaju's
karungut poetry as a medium for writing short stories for junior high school
students was also developed as a medium that introduces cultural values, ethics,
the morality of daily life delivered through writing short stories. The poem
Karungut Dayak Ngaju can also help develop the psychology of students as a
generation of today's generation that is edited as a moral value and mandate
presented in a short story and test the effectiveness of products that influence the
ability to write short stories.
The suggestions from the products developed can be used by teachers and
students, especially in the learning process. Suggestions for media product
teachers developed can facilitate different learning processes and attract students'
interest and can add teaching materials with different atmosphere replacing
conventional methods that are often used. Suggestions for students of the
developed media can be used as learning material for writing short stories by
exploiting the local wisdom of a culture that can be found in the life around.
Suggestions for researchers who subsequently conduct relevant development
research especially writing short stories can be developed to add references from
development studies that have not been perfect to be more innovative, creative
and inspire the world of education according to the needs of students.

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya penulis
diberikan kelancaran dan kemudahan menyelesaikan tesis dengan judul
“Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju sebagai Media Menulis Cerpen untuk
Siswa SMP” dapat diselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini
banyak sekali kendala dan kesulitan yang penulis temui. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung penulis dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini, terutama kepada:

1. Dr. Endah Tri Priyatni, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang sangat sabar
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam
penulisan tesis ini.
2. Dr. Nita Widiati, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang sudah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, arahan, dan saran terhadap penulisan tesis ini.
3. Prof. Dr. Wahyudi Siswanto, M.Pd., validator uji ahli media pembelajaran dan
dosen penguji yang sudah meluangkan waktu untuk memberikan saran dan
penilaian untuk perbaikan tesis dan produk yang dikembangkan dari segi
tampilan, isi, dan bahasa.
4. Dr. Siti Cholisotul Hamidah, M.Pd., validator uji ahli pembelajaran sastra
Indonesia dan dosen penguji yang sudah meluangkan waktu untuk memberikan
masukan dan saran untuk perbaikan produk yang dikembangkan dari segi
tampilan, isi, dan bahasa guna penulisan tesis ini.
5. Ruslina, S.Pd., validator praktisi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP
Negeri 8 Palangka Raya yang telah membantu menguji produk di lapangan dan
Risdalina, S.Pd., Siska Pramadian, S.Pd., pengamat yang telah membantu
peneliti di lapangan, sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan
lancar, serta siswa kelas IX-6 SMP Negeri 8 Palangka Raya yang telah bersedia
menjadi pengguna media di lapangan dengan mengikuti kegiatan pembelajaran

x
dan memberikan penilaian serta komentar untuk perbaikan produk penelitian
tesis ini.
6. Dr. Yuni Pratiwi, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Pascasarjana Universitas Negeri Malang yang selalu memberikan semangat,
perhatian, nasihat, saran, dan motivasi kepada penulis dari awal perkuliahan
yang dijalani hingga penulis menyelesaikan tugas akhir tesis dengan baik.
7. Bapak dan Ibu dosen Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana
Universitas Negeri Malang yang telah mengajar dan memberikan ilmu yang
bermanfaat untuk penulis sebagai acuan dalam menyelesaikan tesis syarat
tugas akhir untuk meraih gelar magister.
8. Kedua orang tua Dr. Yuprin Abel Dehen, M.P., dan Ruslina, S.Pd., serta adik
Christalenta Gagah Sewuttara di Palangka Raya Kalimantan Tengah yang
senantiasa memberikan dukungan doa, moril, motivasi, kasih sayang dan
semangat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.
9. Teman-teman angkatan 2017 S2 Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia
Pascasarjana Universitas Negeri Malang khusus offering B yang selalu
memberikan semangat dan dukungan dari awal kuliah sampai penulis
menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian tesis ini sudah berusaha penulis
selesaikan dengan baik, tetapi masih ada kekurangan yang perlu disempurnakan.
Oleh sebab itu, penulis mengharapkan masukan dan saran dari pembaca untuk
kesempurnaan tesis ini. Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait maupun kepada penulis sendiri.

Malang, 16 Mei 2019

Penulis

xi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................... v
RINGKASAN.......................................................................................... vi
SUMMARY ............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................... xi
DAFTAR TABEL.................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian Pengembangan ...................................... 5
1.3 Spesifikasi Produk ........................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian Pengembangan.................................... 8
1.5 Asumsi dan Pembatasan Penelitian Pengembangan .......... 9
1.6 Definisi Operasional .......................................................... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Keterampilan Menulis Cerpen .......................................... 11
2.1.1 Pembelajaran Menulis Cerpen ....................................... 12
2.1.2 Pengertian Cerpen .......................................................... 13
2.1.3 Struktur Cerpen .............................................................. 14
2.1.4 Langkah-Langkah Menulis Cerpen................................ 15
2.2 Media Pembelajaran........................................................... 16
2.2.1 Media Pembelajaran Menulis Cerpen ............................ 17
2.2.2 Manfaat Media Pembelajaran Menulis Cerpen.............. 18
2.3 Program Komputer ............................................................ 19

xi
2.4 Syair Karungut Dayak Ngaju ............................................ 20
2.4.1 Pengertian Syair Karungut Dayak Ngaju ....................... 21
2.4.2 Jenis-Jenis Syair Karungut Dayak Ngaju ....................... 23
2.4.3 Struktur Syair Karungut Dayak Ngaju ........................... 23
2.4.4 Nilai-Nilai Syair Karungut Dayak Ngaju....................... 25
2.5 Menulis Cerpen dengan Memanfaatkan Syair Karungut Dayak
Ngaju................................................................................ 25
2.5.1 Tahap-Tahap Menulis Cerpen dengan Memanfaatkan Syair
Karungut Dayak Ngaju .................................................... 27
2.5.2 Pengembangan Teks Cerpen dengan Memanfaatkan Syair
Karungut Dayak Ngaju .................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN


3.1 Model Penelitian Pengembangan....................................... 35
3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan ................................... 36
3.2.1 Studi Pendahuluan .......................................................... 39
3.2.2 Perencanaan .................................................................... 40
3.2.3 Desain Produk ................................................................ 43
3.2.4 Validasi Desain............................................................... 44
3.2.5 Uji Coba Produk............................................................. 44
3.2.6 Revisi Produk ................................................................. 44
3.2.7 Produk Akhir .................................................................. 45
3.3 Uji Coba Produk................................................................ 45
3.3.1 Desain Uji Coba............................................................. 45
3.3.2 Subjek Uji Produk .......................................................... 46
3.3.3 Data dan Sumber Data ................................................... 46
3.3.4 Instrumen Pengumpulan Data ........................................ 47
3.3.5 Teknik Analisis Data...................................................... 49
3.4 Uji Keefektifan Produk ..................................................... 50

xii
BAB IV DESKRIPSI PRODUK DAN HASIL PENGEMBANGAN
4.1 Deskripsi Produk ............................................................... 52
4.1.1 Tampilan Awal ............................................................... 52
4.1.2 Menu Beranda ................................................................ 53
4.1.3 Menu Petunjuk ................................................................ 54
4.1.4 Menu Tujuan................................................................... 55
4.1.5 Menu Materi ................................................................... 56
4.1.6 Menu Galeri .................................................................... 57
4.1.7 Menu Pemodelan ............................................................ 58
4.1.8 Menu Latihan .................................................................. 60
4.1.9 Menu Keluar ................................................................... 61
4.10 Isi Media.......................................................................... 62
4.11 Deskripsi Produk dari Segi Bahasa ................................. 67
4.2 Hasil Uji Validasi Revisi Produk ...................................... 69
4.2.1 Hasil Uji Validasi Ahli Media Pembelajaran.................. 70
4.2.2 Hasil Uji Validasi Ahli Pembelajaran............................. 72
4.2.3 Uji Validasi Praktisi........................................................ 75
4.2.4 Revisi Produk ................................................................. 77
4.3 Pembahasan Hasil Pengembangan Produk ....................... 87
4.3.1 Penyajian Data Hasil Validasi Ahli ................................ 89
4.3.2 Penyajian Data Hasil Validasi Uji Coba Lapangan ...... 90
4.3.3 Analisis Data Hasil Uji Coba Produk ............................ 91
4.3.4 Hasil Uji Keefektifan Produk......................................... 92

BAB V KAJIAN PRODUK DAN SARAN


5.1 Kajian Penyempurnaan Produk......................................... 98
5.1.1 Kajian Segi Tampilan Produk ........................................ 99
5.1.2 Kajian Segi Isi Produk ................................................... 100
5.1.3 Kajian Segi Bahasa Produk ............................................ 103
5.1.4 Hasil Penyempurnaan Produk ........................................ 104
5.2 Simpulan ............................................................................ 106

xiii
5.3 Saran.................................................................................. 107
DAFTAR RUJUKAN.............................................................................. 110
LAMPIRAN ......................................................................................... 112
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. 202

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1.1 Komponen Isi Media ......................................................................... 5
2.1 Syair Karungut Dayak Ngaju............................................................. 22
2.2 Nilai-Nilai Budaya ............................................................................. 25
3.1 KD dan Indikator Pencapaian .......................................................... 38
3.2 Judul Syair Karungut Dayak Ngaju ................................................... 40
3.3 Pengukuran Skala Likert Uji Validasi................................................ 46
3.4 Hasil Validasi Persentase ................................................................... 48
4.1 Isi Produk ......................................................................................... 66
4.2 Hasil Uji Validasi Ahli Media Pembelajaran ..................................... 69
4.3 Hasil Uji Validasi Ahli Pembelajaran ................................................ 70
4.4 Hasil Uji Validasi Praktisi.................................................................. 73
4.5 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 91
4.6 Hasil Uji Beda ................................................................................... 92
5.1 Hasil Penyempurnaan Produk ........................................................... 102

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Proses Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju sebagai Media Menulis
Cerpen .............................................................................................. 26
3.1 Prosedur Tujuh Langkah Penelitian Pengembangan Model R&D .... 35
4.1 Tampilan Awal................................................................................... 51
4.2 Menu Beranda .................................................................................... 52
4.3 Menu Petunjuk ................................................................................... 53
4.4 Menu Tujuan ...................................................................................... 54
4.5 KD dan Indikator................................................................................ 54
4.6 Menu Materi....................................................................................... 55
4.7 Menu Galeri........................................................................................ 56
4.8 Menu Pemodelan................................................................................ 57
4.9 Model Langkah I ............................................................................... 57
4.10 Model Langkah II ............................................................................ 57
4.11 Model Langkah III........................................................................... 58
4.12 Model Langkah IV .......................................................................... 58
4.13 Menu Latihan.................................................................................... 59
4.14 Latihan (Terbimbing & Mandiri) ..................................................... 59
4.15 Tampilan Awal Menu Beranda Sebelum Revisi .............................. 77
4.16 Tampilan Awal Menu Beranda Sesudah Revisi............................... 77
4.17 Menu Petunjuk Sebeum Revisi ........................................................ 78
4.18 Menu Petunjuk Sesudah Revisi........................................................ 78
4.19 Menu Tujuan Sebelum Revisi .......................................................... 79
4.20 Menu Tujuan Sesudah Revisi........................................................... 79
4.21 Isi Indikator pada Menu Tujuan Sebelum dan Sesudah Revisi........ 79
4.22 Menu Materi Sebelum Revisi........................................................... 80
4.23 Menu Materi Sesudah Revisi............................................................ 80
4.24 Menu Galeri Sebelum Revisi............................................................ 81
4.25 Menu Galeri Sesudah Revisi ............................................................ 81

xvi
4.26 Menu Pemodelan Sebelum Revisi.................................................... 83
4.27 Menu Pemodelan Sesudah Revisi .................................................... 83
4.28 Menu Latihan Sebelum Revisi ......................................................... 84
4.29 Menu Latihan Sesudah Revisi.......................................................... 84

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Instrumen Uji Validasi Ahli Media Pembelajaran ............................... 114
2. Instrumen Uji Validasi Ahli Pembelajaran........................................... 119
3. Instrumen Uji Validasi Ahli Praktisi.................................................... 124
4. Instrumen Uji Validasi Uji Lapangan .................................................. 129
5. Panduan Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju sebagai Media Menulis
Cerpen untuk Siswa SMP ..................................................................... 132
6. Hasil Karya Siswa................................................................................ 141
7. Hasil Penilaian...................................................................................... 156
8. Rubrik Penilaian ................................................................................... 180
9. RPP …. ................................................................................................ 183
10. Hasil Wawancara ............................................................................... 184
11. Hasil Catatan Observasi..................................................................... 192
12. Dokumentasi Lapangan...................................................................... 200
16. Sertifikat Uji Plagiasi ......................................................................... 204

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini gagasan pemikiran yang menjadi landasan pendahuluan penulisan
yaitu (1) latar belakang, (2) tujuan penelitian, (3) spesifikasi produk, (4) manfaat
penelitian pengembangan, (5) asumsi pembatasan penelitian pengembangan, dan (6)
definisi operasional.

1.1 Latar Belakang


Kurikulum 2013 pembelajaran bahasa Indonesia dikembangkan berdasarkan
pendekatan komunikatif, pendekatan berbasis teks, pendekatan CLIL, dan
pendekatan karakter. Pembelajaran bahasa Indonesia diperkaya dengan prinsip
pendekatan CLIL (Contenct Language Integrated Learning) yang terdapat empat
unsur penting dalam kompetensi pembelajaran bahasa Indonesia, yakni isi sebagai
konten berbasis teks yang bermuatan nilai-nilai karakter, bahasa sebagai
komunikasi yang menjadi unsur penting dalam kehidupan, kognisi berpikir pada
struktur setiap jenis teks, dan budaya, berbahasa, berkomunikasi yang melibatkan
etika kesantunan berbudaya salah satunya dengan memanfaatkan kearifan lokal.
Syair karungut sebagai hasil kearifan lokal budaya suku Dayak Ngaju yang
berbentuk sastra lisan dan tulis. Syair karungut masih dilestarikan oleh penduduk
suku Dayak di Kalimantan Tengah. Syair karungut Dayak Ngaju tidak hanya
dikenal sebagai seni pertunjukkan lisan yang dipentaskan dalam acara-acara
perkawinan adat, penyambutan tamu, dan acara nonformal lainnya, tetapi syair
karungut memiliki bentuk sastra tulis berupa syair puisi lama yang berisikan
tentang pesan, nasihat, perjalanan dan pengalaman hidup seseorang.
Syair karungut Dayak Ngaju sekarang hanya dikenal melalui seni
pertunjukkan lisan pada acara formal dan nonformal oleh kalangan seniman dan
tokoh adat penduduk asli suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. Hasil dari
studi pendahuluan yang dilakukan melalui wawanacara mendalam dengan salah
satu tokoh adat ketua majelis daerah kota Palangka Raya Bapak Parada LKDR,
S.Ag., M.Si., bahwa syair karungut Dayak Ngaju diciptakan oleh seseorang asli
masyarakat Dayak Ngaju yang memiliki daya khayal dan diungkapkan melalui
syair karungut Dayak Ngaju. Isi syair karungut Dayak Ngaju bercerita tentang

1
2

perjalanan hidup, pesan, ajakan, nasihat, petuah yang dideskripsikan dari oleh
pencipta atau biasa disebut pengarungut. Syair karungut Dayak Ngaju
mengandung nilai pesan, etika kesopanan, nilai-nilai moral kehidupan yang
ditujukan kepada generasi muda zaman sekarang dan masih dijunjung tinggi oleh
masyarakat Dayak Ngaju.
Syair karungut Dayak Ngaju berasal dari kata karu bahasa sangiang yang
artinya tembang. Syair karungut Dayak Ngaju dilantunkan atau ditembangkan
seperti lagu yang bersifat tematik. Syair karungut Dayak Ngaju juga tersusun
seperti puisi yang dituturkan dengan melantunkan atau mendendangkan secara
lisan. Setiap syair karungut yang diangkat atau dilantunkan memiliki pesan dan
nasihat pada setiap bait terkait konteks budaya dan yang terjadi di kehidupan
masyarakat sekitar.
Dilihat dari kualifikasi syair karungut yang berorientasi pada penyampaian
nilai-nilai lokal yang autentik berisi pesan, ajakan, dan nasihat pada setiap bait
syair karungut Dayak Ngaju dapat dieksploitasikan dalam membentuk karakter
pendidikan. Hal ini dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam
menikmati, menghayati, dan memahami karya sastra dengan menanamkan nilai
moral yang memiliki daya tarik tersendiri dalam ceritanya dan mengandung pesan
atau amanat yang dapat disampaikan kepada pembaca (Suryaman, 2012:37).
Mata pelajaran bahasa Indonesia kurikulum 2013 pendekatan berbasis genre
yang wujudnya dimaknai sebagai teks bentuk fisiknya baik secara lisan maupun
tulis disesuaikan pada konteks dan unsur kebahasaannya. Hal ini dilatarbelakangi
oleh teks pada konteks budaya yang berkaitan dengan nilai-nilai dan kaidah-
kaidah yang ada di masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat Priyatni
(2014:43) bahwa pada kompetensi dasar ranah keterampilan siswa dituntut untuk
memproduksi teks dengan menelaah, menyunting, merevisi, dan merekonstruksi
teks.
Pembelajaran menulis cerpen sebagai salah satu pembelajaran yang
menghasilkan teks karya sastra dengan mengembangkan gagasan dan membangun
konflik dalam cerpen sehingga dapat menghasilkan tulisan yang menarik dan
kreatif. Hal ini sejalan dengan pendapat Huda, (2013:6) bahwa pembelajaran
sebagai proses interaksi antara individu dan lingkungan sekitarnya.
3

Keterampilan menulis cerpen dapat dikembangkan dengan menggunakan


media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan
kemampuan siswa menulis cerpen. Hal ini sejalan dengan pendapat Sadiman,
(2009:7) bahwa media sebagai alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan
stimulus pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa saat proses pembelajaran.
Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dapat
dijadikan sebagai alat untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran dan
memotivasi siswa dalam belajar.
Oleh sebab itu, melalui isi syair karungut Dayak Ngaju dapat dimanfaatkan
sebagai media untuk mengembangkan kreativitas kemampuan siswa dalam proses
menulis, kemampuan tersebut ditentukan oleh faktor dalam proses pembelajaran
menulis cerpen. Menulis cerpen tidak hanya terpaku pada imajinasi atau dunia
angan-angan tetapi pada pendeskripsian yang konkret.
Pada kurikulum 2013 pembelajaran menulis teks cerpen diajarkan dijenjang
SMP kelas IX. Ada dua KD ranah pengetahuan dan keterampilan pada
pembelajaran teks cerpen, yakni KD 3.5 mengidentifikasi unsur pembangun karya
sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca atau didengar, 4.5 menyimpulkan
unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang mendukung dari cerita
pendek yang dibaca atau didengar, 3.6 menelaah struktur dan aspek kebahasaan
cerita pendek yang dibaca atau didengar, dan 4.6 mengungkapkan pengalaman
dan gagasan dalm bentuk cerita pendek dengan memperhatikan struktur dan
kebahasaan. Kedua KD pada ranah pengetahuan disertakan dalam pembelajaran
menulis cerpen dikarenakan sebelum menulis cerpen dibutuhkan pengetahuan
yang harus dikuasai siswa.
Oleh karena itu, dilihat dari analisis kebutuhan siswa menulis cerpen yang
optimal dapat dilakukan dengan memanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju
sebagai media dengan memanfaatkan nilai-nilai lokal yang terkandung di dalam
isi syair karungut Dayak Ngaju guna memperbaiki psikologi siswa SMP sesuai
dengan kondisi saat ini, dengan memberikan stimulus kepada siswa menulis
cerpen.
Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan, pemanfaatan syair karungut
Dayak Ngaju sebagai media untuk menulis cerpen perlu dilakukan. Penelitian ini
4

dilakukan dengan mengembangkan media sebagai model inovasi menggunakan


program komputer software yang diharapkan dapat membantu dalam
memanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen. Media
pembelajaran yang digunakan dengan program komputer software dibuat
sistematis yakni berupa audio visual, gambar, dan teks untuk menciptakan
pembelajaran yang menarik dengan menampilkan video singkat pertunjukkan
syair karungut Dayak Ngaju yang ditampilkan secara audio visual.
Penelitian yang relevan sebagai referensi dalam penelitian ini berkaitan
dengan pengembangan media pembelajaran khususnya menulis cerpen dilakukan
oleh dua peneliti sebelumnya, yakni Fauziyyah (2013) dengan judul
Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Kecerdasan Jamak dalam
Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek di
SMA Daarrul Quran Bandung menghasilkan produk multimedia program web
berbasis kecerdasan jamak yang dikemas dalam bentuk CD untuk meningkatkan
kemampuan siswa menulis cerita pendek. Penelitian yang relevan juga dilakukan
oleh Hendrik (2014) dengan judul Pengembangan Media Interaktif Pembelajaran
Cerita Pendek Berbasis Pendekatan Saintifik pada Siswa Kelas VII menghasilkan
media interaktif berupa cakram padat dengan pendekatan saintifik untuk
pembelajaran cerita pendek.
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan kedua peneliti
sebelumnya, yakni persamaannya dengan penelitian Fauziyyah (2013) sama-sama
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Hendrik (2014) sama-sama menghasilkan produk
media interaktif. Perbedaan penelitian ini dengan kedua penelitian sebelumnya,
yakni penelitian Fauziyyah (2013) menghasilkan produk berupa web dan CD
interaktif dan penelitian yang dilakukan oleh Hendrik (2014) menggunakan
pendekatan saintifik berupa cakram padat pada pembelajaran cerita pendek,
sedangkan penelitian ini menghasilkan produk berupa media program komputer
software yang dikemas dalam bentuk softfile.
Berdasarkan paparan yang diuraikan pada latar belakang penelitian ini,
pengembangan media yang dilakukan untuk mendukung pemanfaatan syair
karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen untuk siswa SMP perlu
5

dilakukan dengan menghasilkan produk media pembelajaran menggunakan


program komputer software sebagai media pemanfaatan syair karungut Dayak
Ngaju untuk memudahkan siswa dalam mengembangkan alur, konflik, dan tema
cerita dengan memanfaatkan nilai-nilai lokal dalam syair karungut Dayak Ngaju
ke dalam cerpen, sehingga media yang dihasilkan dapat menggantikan metode
konvensional yang sering digunakan guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran berkaitan dengan menulis cerpen. Media pembelajaran yang
dikembangkan dapat menjadi sarana pendidikan siswa mengenal nilai-nilai sosial
dan kehidupan berbasis kearifan lokal khususnya dengan memanfaatkan karya
sastra lisan dari Kalimantan Tengah sebagai media menulis cerpen.

1.2 Tujuan Penelitian Pengembangan


Tujuan penelitian pengembangan pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju
sebagai media pembelajaran menulis cerpen adalah sebagai berikut.
(1) Menghasilkan produk media pembelajaran pemanfaatan syair karungut Dayak
Ngaju sebagai media menulis cerpen untuk siswa SMP.
(2) Menguji keefektifan media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai
media menulis cerpen untuk siswa SMP.

1.3 Spesifikasi Produk


Spesifikasi produk yang dikembangkan adalah media yang kedudukannya
sebagai variasi dari media yang sudah ada. Pada penelitian pengembangan ini
terdiri dari lima komponen utama produk media meliputi (1) wujud, (2) isi, (3)
sistematika, (4) bahasa, dan (5) tampilan. Adapun lima komponen utama
spesifikasi produk penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 1.1 Komponen Isi Media


No Komponen Keterangan
1 Wujud Media pembelajaran interaktif menggunakan program
komputer software yang dikemas dalam bentuk softfile.
2. Isi Media (1) Halawan Awal (Cover)
(2) Beranda
(3) Petunjuk
(4) Tujuan
(5) Materi
(6) Galeri
6

 Video Pertunjukkan Syair Karungut Dayak Ngaju


 Teks Syair Karungut Dayak Ngaju
(7) Pemodelan
(8) Latihan
(9) Keluar
3. Sistematika Media (1) Bagian Pendahuluan
(2) Bagian isi
(3) Bagian Penurtup
4 Tampilan Media (1) Latar tema nuansa budaya lokal suku Dayak.
(2) Tampilan warna sesuai dengan latar yang digunakan.
(3) Jenis huruf Times New Roman dengan ukuran 14-28.
(4) Awal tampilan media berupa cover (halaman awal)
untuk masuk menu beranda , petunjuk, tujuan, materi,
galeri, pemodelan, latihan dan tombol keluar.
(5) Tampilan gambar berupa ornamen khas Dayak, kartun
tokoh Dayak menggunakan baju adat, musik, dan senjata
tradisional Dayakdi setiap konten media.
5. Bahasa (1) Bahasa media yang digunakan efektif, tidak bersifat
kaku, ambigu, dan interaktif.
(2) Bahasa bersifat komunikatif dan mudah dipahami
siswa SMP.

1.3.1 Wujud
Wujud produk yang dihasilkan pada penelitian pengembangan ini berupa
media komputer software dan dikemas dalam bentuk softfile dengan
memanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen. Alasan
yang mendasar untuk menghasilkan produk berupa media, karena sebelumnya
belum pernah diimplementasikan dengan program komputer yang disesuaikan
dengan kebutuhan di lapangan menginginkan media pembelajaran dengan mudah
diaplikasikan dalam pengoperasiannya. Selain itu, prasarana di lapangan
mendukung pada keterbatasan perangkat komputer yang digunakan secara efektif
dan efesien.

1.3.2 Isi Media


Spesifikasi produk pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai
media pembelajaran menulis cerpen dari segi isi media yang dikembangkan
adalah sebagai berikut.
(1) Halaman awal berupa cover media yang berisi judul media, biodata
pengembang, dan tampilan tombol masuk.
(2) Beranda berupa gambar yang berisi ucapan selamat datang.
7

(3) Petunjuk berisi petunjuk pemanfaatan dan petunjuk penggunaan dengan


memberi keterangan untuk mengoperasikan media.
(4) Tujuan berisi tujuan media dikembangkan dan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai siswa dari kompetensi dasar dan indikator pemanfaatan syair
karungut Dayak Ngaju sebagai media pembelajaran menulis cerpen
didasarkan pada kurikulum 2013 revisi kelas IX SMP. KD 3.5
Mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek
yang dibaca atau didengar. 4.5 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun karya
sastra dengan bukti yang mendukung dari cerita pendek yang dibaca atau
didengar. 3.6 Menelaah struktur dan aspek kebahasaan cerita pendek yang
dibaca atau didengar. 4.6 Mengungkapkan pengalaman dan gagasan dalam
bentuk cerita pendek dengan memeperhatikan struktur dan kebahasaan.
(5) Materi dalam media pembelajaran berisi tentang “Apakah itu cerpen?” dan
“Apakah itu syair karungut Dayak Ngaju?”.
(6) Galeri berisi lima video singkat pertunjukan karungut Dayak Ngaju beserta
teks syair karungut Dayak Ngaju.
(7) Pemodelan berisi langkah-langkah dan lima contoh pemodelan teks cerpen
yang dikembangkan dari syair karungut Dayak Ngaju menjadi cerpen.
(8) Latihan berisi lima judul syair karungut Dayak Ngaju yang disediakan dengan
mengikuti langkah-langkah pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju yang
disajikan dalam media untuk siswa berlatih menulis dan menghasilkan
produk teks cerpen.
(9) Keluar sebagai tombol bagian penutup media

1.3.3 Sistematika Media


Sistematika spesifikasi produk pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju
sebagai media pembelajaran menulis cerpen yang dikembangkan adalah sebagai
berikut.
(1) Bagian pendahuluan berisi halaman awal, beranda, dan petunjuk.
(2) Bagian isi berisi, tujuan, materi, galeri, pemodelan, dan latihan.
(3) Bagian penutup berisi tombol keluar.
8

1.3.4 Tampilan Media


Spesifikasi produk pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai
media pembelajaran menulis cerpen dari segi tampilan media yang dikembangkan
adalah sebagai berikut.
(1) Latar tema dimuat gambar dengan konsep nuansa budaya Dayak.
(2) Tampilan warna disesuaikan dengan latar yang menarik.
(3) Teks menggunakan jenis font Times New Roman dengan ukuran huruf 14-28.
(4) Awal tampilan media dibuat gambar simbol tombol beranda, petunjuk,
tujuan, materi, galeri, pemodelan, latihan dan tombol keluar.
(5) Gambar produk ini dibuat menggunakan program komputer software.

1.3.5 Bahasa
Spesifikasi produk pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai
media pembelajaran menulis cerpen dari segi bahasa dalam media dikembangkan
sebagai berikut.
(1) Bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar,
yakni bahasa Indonesia pada bahasa media yang efektif, tidak bersifat kaku,
ambigu, dan interaktif.
(2) Bahasa komunikatif yang mudah dipahami siswa SMP tidak besifat kaku dan
ambigu.

1.4 Manfaat Penelitian Pengembangan


Adapun manfaat penelitian pengembangan pemanfataan syair karungut
Dayak Ngaju sebagai media pembelajaran menulis cerpen dari segi praktis yang
dipaparkan sebagai berikut.
(1) Pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju ini berupa media interaktif yang
dapat memberikan referensi sebagai media berbasis IT.
(2) Pemanfataan syair karungut Dayak Ngaju ini yang digunakan sebagai media
untuk membantu siswa menulis cerpen dalam mengembangkan kreativitas, ide,
dan gagasan siswa pada keterampilan menulis cerpen yang optimal, logis,
sistematis, dan menarik dengan mengenalkan sastra budaya Dayak Ngaju
sebagai pelestarian di dunia pendidikan.
9

(3) Pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju ini menambah bahan referensi
dengan memanfaatkan budaya Dayak Ngaju yang dikemas berupa produk
media dengan inovasi yang berbeda sebagai kajian penelitian pendidikan dan
budaya yang relevan untuk peneliti selanjutnya.
(4) Pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju dapat digunakan sebagai sarana
pembelajaran bahasa Indonesia ataupun sebagai inspirasi dengan
memanfaatkan kearifan lokal Dayak Ngaju dikembangkan menjadi materi
dalam pembelajaran menulis cerpen.

1.5 Asumsi dan Pembatasan Penelitian Pengembangan


Asumsi dan pembatasan penelitian pengembangan model pemanfaatan syair
karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen untuk siswa SMP ini
sebagai berikut.

1.5.1 Asumsi Penelitian Pengembangan


Adapun asumsi penelitian pengembangan pemanfataan syair karungut
Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen untuk siswa SMP diuraikan sebagai
berikut.
(1) Pembelajaran menulis cerpen bagian dari keterampilan menulis yang
tercantum pada kompetensi dasar kurikulum 2013 pada jenjang kelas IX SMP
untuk memproduksi teks.
(2) Syair karungut Dayak Ngaju sebagai salah satu hasil budaya kearifan lokal
Dayak Kalimantan Tengah yang dapat dieksplotasikan sebagai media tangga
siswa untuk menulis cerpen.
(3) Nilai-nilai dalam syair karungut Dayak Ngaju dapat dijadikan sebagai
pembentuk karakter berbasis kearifan lokal yang perlu diintegrasikan pada
pembelajaran menulis cerpen untuk siswa SMP.

1.5.2 Pembatasan Penelitian Pengembangan


Adapun pembatasan penelitian pengembangan pemanfataan syair
karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen untuk siswa SMP ini
sebagai berikut.
10

(1) Pemanfataan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen ini
difokuskan pada keterampilan menulis cerpen.
(2) Pemanfataan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen
dikembangkan untuk siswa SMP kelas IX-6 di sekolah SMP Negeri 8
Palangka Raya.
(3) Pemanfataan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media pembelajaran
menulis cerpen yang dihasilkan hanya berupa unjuk kerja menulis cerpen
karya siswa tanpa adanya bentuk tes objektif lain.

1.6 Definisi Operasional


Beberapa istilah dalam penelitian pengembangan pemanfataan syair
karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen memiliki konsep dan
pengertian sebagai berikut.
(1) Media adalah salah satu sarana komunikasi perantara dalam proses interaksi
dua arah untuk menyampaikan suatu informasi.
(2) Syair karungut Dayak Ngaju adalah salah satu karya sastra lisan dan tulis
semacam pantun atau gurindam yang mengisahkan perjalanan hidup
pengalaman seseorang yang di dalamnya terdapat nasihat, teguran, sejarah,
dan peringatan mengenai kehidupan sehari-hari.
(3) Pengembangan adalah proses atau cara untuk mengembangkan sesuatu untuk
menghasilkan produk yang dikehendaki.
(4) Pemanfaatan adalah suatu bentuk cara memanfaatkan sesuatu untuk
kebutuhan yang ingin dicapai.
(5) Menulis cerpen adalah keterampilan menuangkan cerita fiksi berbentuk prosa
yang memuat peristiwa-peristiwa inti dalam cerita pendek secara tertulis.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini dipaparkan kajian teori yang menjadi landasan penelitian
pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen meliputi (1)
keterampilan menulis cerpen, (2) media pembelajaran, (3) program komputer software,
(4) syair karungut Dayak Ngaju, dan (5) menulis cerpen dengan memanfaatkan syair
karungut Dayak Ngaju. Kelima subbab tersebut dipaparkan sebagai berikut.

2.1 Keterampilan Menulis Cerpen


Menulis pada dasarnya dibangun dari dua unsur penting, yaitu menulis sebagai
keterampilan dan kreatif untuk menciptakan. Menulis merupakan keterampilan untuk
menuangkan ide dan gagasan secara tertulis untuk menghasilkan karya dibutuhkan
kemampuan aspek kecerdasan dan imajinasi (Yunus, 2015:9).
Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Hal ini sejalan
dengan pendapat Kurniawan dan Sutardi, (2012:7) bahwa menulis adalah
pengungkapan ide gagasan dalam pikiran dan rasa melalui bahasa, dengan memahami
dan mengaplikasikan keterampilan menulis sebagai proses pengungkapan ide, gagasan,
dan perasaan dalam bahasa tulis dengan memperhatikan ejaan, tata bahasa, susunan
kalimat, tujuan, dan sasaran tulisan.
Menulis cerpen adalah kegiatan bersastra pada karya fiksi berbentuk prosa yang
terdiri dari 500-10.000 kata dengan satu alur, satu watak, dan satu kesan (Yunus,
2015:69). Menulis cerpen dapat dilakukan dengan spontan atau menyusun kerangka
cerita terlebih dahulu. Proses menulis cerpen dapat dilakukan dengan mengembangkan
gagasan ide yang menjadi acuan dalam menentukan tema apa yang akan dijadikan
sebuah cerita. Menulis cerpen berfokus pada penyajian dan pembahasan konflik,
penyelesaian konflik, dan memberi kesan pengalaman batin yang kuat pada diri
pembaca.
Keterampilan menulis cerpen merupakan proses belajar yang memerlukan latihan,
dengan pembelajaran menulis cerpen dapat memberikan stimulus yang menimbulkan
minat siswa untuk meningkatkan keterampilan menulis. Pada kompetensi pembelajaran

11
12

menulis cerpen, siswa diharapkan mampu menulis cerpen berdasarkan kehidupan


sendiri. Siswa mampu menguasai indikator sebagai tujuan pembelajaran dengan
menghasilkan tulisan-tulisan dalam bentuk cerpen yang menarik.
Menulis cerpen bertujuan untuk mengembangkan kreativitas dengan menuangkan
ide ke dalam tulisan sehingga dalam menulis cerpen ada banyak ide-ide yang dapat
dijadikan tema dari pengalaman kehidupan sehari-hari. Ide yang dituangkan dapat
dirumuskan menjadi susunan kalimat yang sederhana dan mudah dipahami pembaca.
Menurut Yunus bahwa dengan menulis cerpen dapat mengubah kisah nyata yang
terjadi dalam keseharian menjadi cerpen yang bersifat fiksi. Kisah nyata sesungguhnya
menjadi stimulus yang realistis untuk menulis cerpen, tidak hanya terpaku pada
imajinasi atau dunia angan-angan saja, tetapi pada pendeskripsian yang konkret.

2.1.1 Pembelajaran Menulis Cerpen


Pembelajaran secara umum adalah proses kegiatan yang dilakukan guru dalam
memberi pengajaran baik dari segi pengetahuan dan sikap kepada siswa. Pembelajaran
adalah upaya guru menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan potensi,
minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara
guru dan siswa, atau antarsiswa (Hamdani, 2010:71).
Pada hakikatnya pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan
siswa saat proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Pembelajaran menulis cerpen
adalah ketika siswa menarasikan berbagai kejadian baik nyata ataupun hasil rekaan ke
dalam bentuk tulisan melalui proses belajar mengajar menjadi cerita pendek yang terdiri
atas 500 hingga 5000 kata habis sekali baca dengan waktu sekitar 10 menit yang berisi
kejadian sengaja disusun berdasarkan urutan waktu (Nurgiyantoro, 2011).
Sesuai dengan kurikulum 2013, pembelajaran menulis cerpen merupakan bagian
dari keterampilan menulis berbasis teks cerpen pada KD ranah keterampilan siswa yang
dituntut untuk memproduksi teks. Menelaah dan menyunting, merevisi, dan membuat
rekonstruksi teks, dengan memproduksi teks secara lisan maupun tulis pada
pembelajaran bahasa berbasis teks yang mengutamakan makna (Priyatni, 2014:43).
Menurut Hamdani (2010:122), tujuan pembelajaran adalah untuk membantu siswa
dalam belajar melalui proses kegiatan belajar mengajar. Tujuan pembelajaran adalah
13

indikator tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi siswa setelah mengikuti


kegiatan pembelajaran.
Pada hakikatnya menulis cerpen adalah salah satu teknis merekayasa rangkaian
cerita menjadi unik dan baru. Hal ini sejalan dengan pendapat Thahar, (2008:17) bahwa
menulis cerpen dapat dikatakan menulis dongeng pendek yang berarti dongeng yang
diceritakan dekat dengan kehidupan dan fantasi pembaca. Menulis cerpen dituntut
mempunyai jiwa yang membuat cerpen dapat menarik daya pikat pembaca dengan cara
mengetahui teknik-teknik menulis cerpen. Pembelajaran menulis cerpen dapat melatih
siswa menciptakan suatu cerita dengan merangkai alur dan peristiwa kehidupan atau
rekayasa imajinasi siswa yang dapat menarik perhatian pembaca.
Materi pembelajaran menulis cerpen disesuaikan dengan kompetensi dasar
dalam silabus. Kompetensi dasar pada pembelajaran teks cerpen mengungkapkan
pengalaman dan gagasan dalam bentuk cerpen dengan memperhatikan struktur dan
kebahasaan, dalam materi pembelajaran menulis cerpen terdapat unsur pembangun
cerpen, struktur cerpen, ciri-ciri kebahasaan cerpen, dan model teks cerpen yang
menjadi dasar agar tercapainya indikator yang diharapkan.

2.1.2 Pengertian Cerpen


Cerpen adalah karya sastra bersifat fiksi yang menceritakan kehidupan sehari-
hari. Cerpen atau disebut cerita pendek memiliki ukuran cerita yang tidak panjang tidak
lebih dari 10.000 kata, memuat peristiwa-peristiwa inti dalam cerita, dan memiliki cerita
akhir (Yunus, 2015:69).
Cerpen merupakan cerita yang singkat, jelas, dan padat. Cerpen dapat dibaca
dalam sekali duduk atau hanya memerlukan waktu dua sampai tiga jam. Seperti yang
dikemukakan oleh Edgar Allan Poe salah satu sastrawan Amerika bahwa cerpen adalah
sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk dalam waktu setengah sampai dua
jam (Nurgiyantoro, 2013:12).
Menurut Nurgiyantoro (2013:13), cerpen memiliki kelebihan yang khas yaitu
kemampuannya mengemukakan secara implisit dari apa yang diceritakan. Cerpen
memiliki bentuk karakteristik cerita yang pendek, padat, dan berfokus pada satu
permasalahan, sedangkan menurut Phyllis Duganne seorang penulis wanita Amerika
14

menyatakan bahwa cerpen adalah susunan kalimat-kalimat yang merupakan bagian


awal, tengah, dan akhir. Cerpen memiliki inti cerita atau gagasan yang menjadi tema
cerita (Diponegoro, 1994:6).
Cerpen merupakan bentuk ringkas cerita yang jalan peristiwanya hanya
didukung oleh peristiwa-peristiwa kecil. Cerpen secara logika peristiwa mencerminkan
keadaan nyata atau realita yang seolah-olah terjadi. Cerpen berangkat dari fakta yang
diintegrasikan dengan imajinasi pengarang sehingga menghasilkan fakta atau cerita baru
yang terdapat pada kerangka peristiwa cerita (Thahar, 2008:4).
Berdasarkan beberapa pendapat yang mengemukakan tentang cerpen, dapat
disimpulkan cerpen adalah cerita pendek yang ceritanya memiliki satu alur, fokus pada
satu konflik, dan akhir cerita. Cerpen tidak memiliki pertentangan masalah yang rumit
dan berakhir dengan satu penyelesaian saja. Oleh karena itu, cerpen disebut cerita
pendek yang dapat dibaca dalam waktu singkat dan hanya terdiri dari beberapa kata
yang jumlah halamannya tidak lebih banyak dari karya fiksi lainnya.

2.1.3 Struktur Cerpen


Cerpen menyajikan kesan yang konsisten dalam ceritanya yang mengalir dan
menciptakan efek tunggal dalam diri pembaca. Cerpen sebagai karangan fiktif memiliki
ciri-ciri dan struktur, antara lain bersifat fiktif, kurang dari 10.000 kata, selesai dibaca
sekali duduk, memiliki kesan tunggal, padat dan intensif, terdapat satu konflik, tidak
menimbulkan perubahan nasib tokoh, memiliki satu alur, dan karakter yang dilukiskan
singkat.
Cerpen yang memiliki struktur cerita atau rangkaian alur yang seimbang
disajikan dalam cerita berupa pengenalan cerita, pembahasan konflik, penyelesain
konflik, dan akhir cerita. Hal ini dikemukakan Yunus, (2015:70) bahwa struktur cerpen
tergolong sederhana dan memuat pengisahan yang terdiri atas (1) situasi pembuka
cerita, (2) peristiwa-peristiwa yang terjadi, (3) peristiwa-peristiwa inti yang mulai
memuncak, (4) klimaks, dan (5) antiklimaks.
Ada enam kerangka atau struktur cerpen yang dipaparkan sebagai berikut.
1) Abstrak: Gambaran awal suatu cerita atau inti cerita yang akan dikembangkan
menjadi sebuah rangkaian-rangkaian kejadian.
15

2) Orientasi: Pengenalan awal suatu cerita yang mendeskripsikan bagian tokoh,


tempat, waktu, dan suasana dalam cerita.
3) Komplikasi: Kejadian yang berhubungan dengan sebab akibat dalam cerita dan
memunculkan karakter tokoh dari permasalahan yang dimulai.
4) Evaluasi: Konflik yang terjadi dan mengarahkan pada akhir cerita untuk
mendapatkan penyelesaian.
5) Resolusi: Penyelesaian solusi dari masalah yang dialami tokoh atau pelaku cerita.
6) Koda: Pesan atau amanat yang terdapat dalam cerita.
Perspektif lain terhadap sturktur cerpen yang mengacu pada alur cerita cerpen
menurut Yunus terdisi atas rangkaian fase-fase cerita, yakni sebagai berikut.
1) Fase pengenalan yang menyajikan pembuka cerita untuk mengenalkan pembaca
cerita awal sampai cerita akhir.
2) Fase pemunculan konflik yang mengisahkan potensi konflik cerita antartokoh yang
menjadi inti cerita.
3) Fase klimaks yang menyajikan intensitas konflik yang terus memuncak.
4) Fase peleraian yang mengisahkan tensi konflik dalam diri tokoh menuju kepada
penyelesaian.
5) Fase penyelesaian yang menjadi bagian akhir penyelesaian konflik yang dialami
tokoh.

2.1.4 Langkah-Langkah Menulis Cerpen


Menulis cerpen merupakan bagian dari keterampilan untuk menuangkan gagasan
dan ide menjadi karangan. Menulis cerpen yang singkat, jelas, dan padat hanya
memiliki satu alur dan struktur yang sederhana. Adapun tahap atau langkah-langkah
dalam menulis cerpen yang dikemukakan Yunus (2015:71) ada lima tahap sebagai
berikut.
1) Tahap persiapan dilakukan dengan menentukan tema, amanat, tokoh, latar, dan sudut
pandang yang akan disajikan dalam cerita.
2) Tahap inkubasi atau pengedapan dilakukan dengan membuat rincian tema cerita dan
stimulus penyajian rangkaian cerita.
16

3) Tahap inspirasi dilakukan dengan menemukan inspirasi-inspirasi baru hasil dari


rincian peristiwa inkubasi yang dilakukan sehingga jalan cerita dengan mudah.
4) Tahap penulisan dilakukan dengan menuliskan cerita secara konkret dengan struktur
cerita yang disajikan.
5) Tahap revisi dilakukan dengan membaca kembali cerpen yang sudah dibuat dengan
mengoreksi unsur kebahasaan, sistematika penulisan, penggunaan kalimat, dan
bagian cerita yang disempurnakan.
Langkah-langkah menulis cerpen dapat bermanfaat untuk menuntun dalam
menulis dengan komponen antara lain, membuat kerangka cerpen, menyusun kerangka
teks, mengembangkan kerangka cerpen, dan merevisi cerpen.

2.2 Media Pembelajaran


Pembelajaran adalah proses yang dilakukan guru dan siswa dalam berinteraksi
pada kegiatan belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang dilakukan adalah
penyampaian materi yang diajarkan pada siswa di kelas. Penyampaian materi dalam
pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung pada suatu sistem
pembelajaran. Pembelajaran yang tepat dapat mendukung prestasi belajar siswa dengan
memahami kebutuhan siswa dalam karakteristik maupun pengembangan ilmu
(Daryanto, 2013:2).
Proses kegiatan belajar mengajar merupakan kedua istilah yang tidak dapat
dipisahkan. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara individu dan
lingkungannya, sedangkan proses menngajar adanya interaksi antara pengajar dan yang
diajar. Menurut paradigma behavioristik belajar adalah pesan tentang pengetahuan
berupa informasi yang disampaikan untuk dipelajari dan diterima siswa. Hal ini sejalan
dengan pendapat Arief. S, (2010:6) bahwa pesan atau informasi yang disampaikan dapat
melalui bahan dan alat yang dikenal dengan istilah software dan hardware yakni media
pembelajaran.
Media adalah alat pengantar untuk menyampaikan informasi kepada orang lain
dalam proses interaksi. Hal ini sejalan dengan pendapat Wati, (2016:2) bahwa media
pembelajaran merupakan salah satu alat bantu yang digunakan sebagai penyampaian
pesan dalam proses belajar mengajar. Media adalah sesuatu yang bersifat meyakinkan
17

pesan untuk merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa yang dapat menarik
perhatian dan mendorong terjadinya proses belajar mengajar. Media berfungsi sebagai
pengatur keefektifan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

2.2.1 Media Pembelajaran Menulis Cerpen


Pembelajaran keterampilan menulis cerpen bertujuan untuk tercapainya tujuan
pembelajaran agar siswa mampu menulis cerpen dengan efektif dan efesien.
Pembelajaran menulis dapat diterapkan sebagai apresiasi siswa dalam bersastra. Hasil
tulisan siswa dapat dijadikan sebagai karya sastra salah satunya cerita pendek. Menurut
Effendi (2002:6) apresiasi sastra adalah tanggapan terhadap karya sastra mengenai nilai-
nilai yang dapat dimanfaatkan dalam konteks kehidupan sehari-hari. Disick menyatakan
bahwa apresiasi sastra memiliki tingkatan golongan, salah satunya tingkat produktif,
yakni menghasilkan karya sastra pada keterampilan menulis cerpen (Waluyo, 2006;12).
Guru sebagai fasilitator pelaksanaan pembelajaran dapat menciptakan potensi
yang inovatif dan kreatif dengan memanfaatkan media yang menarik dapat membantu
mengatasi kendala siswa dalam menulis cerpen. Media yang digunakan dapat berupa
sumber bahan yang dimanfaatkan sebagai model inspirasi siswa menulis cerpen. Seperti
halnya guru dapat melakukan strategi demonstrasi dengan mengajak siswa secara
langsung mengkreasikan secara kreatif melalui keterampilan menulis cerpen (Rohmadi,
2009:72).
Model yang dapat dimanfaatkan siswa sebagai media adalah syair karungut
Dayak Ngaju. Karungut dalam tradisi sastra Dayak Ngaju sebagai salah satu jenis puisi
tradisional yang berupa syair karungut. Syair karungut Dayak Ngaju berisi tentang
pengalaman dan perjalanan hidup pengarang atau orang lain, legenda, mite, dan tokoh-
tokoh adat lokal (Bellyrina, 2012:1). Syair karungut Dayak Ngaju memiliki unsur nilai-
nilai pesan dan amanat yang disampaikan pengarang kepada pembacanya, Sastra
tradisional daerah Kalimantan Tengah dapat dimanfaatkan sebagai media untuk
membantu siswa menulis cerpen. Hal ini sejalan dengan pendapat Daryanto, (2013:12)
bahwa media memiliki landasan secara filosofis penerapannya dalam pembelajaran
tanpa menghilangkan harkat manusia, tetapi media dapat memberikan kebebasan siswa
untuk memilih alat belajar sesuai kemampuannya. Syair karungut Dayak Ngaju dapat
18

menjadi tangga untuk siswa mengembangkan alur dan konflik sebagai inspirasi siswa
dalam menciptkan suatu karya dengan menulis cerpen.
Pada hakikatnya media dapat berupa bahan dan alat yang dipergunakan sebagai
perantara untuk menyampaikan informasi. Bahan adalah perangkat lunak (software)
yang disajikan menggunakan alat perangkat keras (hardware) sebagai sarana untuk
menampilakan pesan yang tekandung dari bahan media tersebut (Arief.S, 2010:19).
Media pembelajaran menulis cerpen dapat menggunakan bahan dengan
memanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen dan
menggunakan program komputer software sebagai sarana untuk menyampaikan
informasi kepada siswa dengan memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses
pembelajaran secara efektif. Media pembelajaran menulis cerpen dilakukan dengan
media sumber informasi dari syair karungut Dayak Ngaju dengan peralatan media
melalui program komputer software sebagai media interaktif siswa dalam pembelajaran
menulis cerpen. Pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju dapat dijadikan sebagai
media siswa menulis cerpen dengan menghasilkan karya sastra dari hasil kebudayaan
lokal Kalimantan Tengah.

2.2.2 Manfaat Media Pembelajaran Menulis Cerpen


Segi kajian psikologis siswa lebih mudah mempelajari hal konkrit berupa
gambaran video, simbol, kata-kata, dan partisipasi siswa langsung mengamatinya.
Media tidak lepas dari landasan teknologi yang melibatkan ahli media, prosedur, ide,
dan peralatan untuk merancang dan melaksanakan secara desain pemanfaatannya.
Media pembelajaran menulis cerpen dapat meningkatkan kemampuan siswa
secara produktif dalam menunjang pemanfaatan yang efektif dan efesien (Sudarwan,
2008:10). Media pembelajaran dapat memudahkan proses pembelajaran antar
komunikasi mempercepat pemahaman siswa sesuai dengan kurikulum yang disusun
secara sistematis. Pemahaman siswa terhadap materi yang diterapkan secara sistematis
sesuai dengan realita yang dapat membuat aktivitas menulis cerpen siswa menghasilkan
hasil secara langsung.
Menurut Donaldy P. (1978:12), mengemukakan bahwa ada beberapa manfaat
media teknologi pendidikan, yakni dapat meningkatkan produktivitas pendidikan,
19

memberi dasar yang dinamis terhadap pengajaran, dan memudahkan proses


pembelajaran dengan penyajian yang lebih luas. Pada proses pembelajaran menulis
cerpen media berfungsi sebagai pemberi informasi dari sumber menuju penerima yang
dimanfaatkan sebagai metode untuk membantu siswa menulis cerpen.

2.3 Program Komputer


Komputer merupakan konsumsi yang sekarang tidak hanya digunakan dalam
dunia kerja atau bidang bisnis, tetapi dimanfaatkan secara luas di dunia pendidikan.
Komputer memiliki potensi pemanfaataan untuk meningkatkan efektivitas proses
pembelajaran saat terjadinya interaksi langsung antara peserta didik dengan materi
pelajaran (Uno dan Nina, 2010:136).
Pemanfaatan komputer yang digunakan dalam dunia pendidikan mampu
menampilkan program unsur audio visual yang dapat menarik motivasi belajar yang
disebut multimedia. Proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara peserta didik
dan pendidik dalam suatu kegiatan belajar mengajar, hal ini juga dikemukakan oleh
Henri dan Eka, (2008:4) bahwa proses pembelajaran adalah suatu sistem yang dikaitkan
dengan posisi multimedia pembelajaran yang dapat disebut sebagai komponen sistem
pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi demikian juga tanpa media
pembelajaran, pembelajaran tidak akan berlangsung.
Multimedia pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.
Multimedia dimanfaatkan dalam pembelajaran untuk menghidupkan teks yang
menyertakan bunyi, gambar, musik, animasi, dan video yang menarik indera dan
menarik perhatian perserta didik. Multimedia sangat efektif untuk pengajaran dan
pendidikan.
Multimedia dibangun dengan beberapa perangkat lunak (software) yang
merupakan komponen-komponen berupa program pengatur kerjanya sistem komputer
multimedia. Pada umumnya istilah perangkat lunak multimedia diartikan sebagai alat
yang efesien dan memiliki fungsi untuk mengidentifikasi program multimedia dalam
menyiapkan aplikasi program multimedia, serta mengatur dan membuat pekerjaan yang
berkaitan dengan multimedia. Hal ini dikemukakan Allesi dan Trollip, (2001: 40)
bahwa desain perangkat lunak dalam dunia pendidikan adalah komponen yang
20

komplek, sehingga memberi kemudahan program software untuk digunakan. Salah satu
program komputer perangkat lunak aplikasi multimedia memiliki kemampuan membuat
animasi dan gambar.

2.4 Syair Karungut Dayak Ngaju


Karungut merupakan bentuk sastra lisan yang paling populer di Kalimantan
Tengah yang masih dilestarikan oleh penduduk suku Dayak Kalimantan Tengah.
Karungut dipentaskan dalam acara-acara formal maupun nonformal seperti acara
perkawinan dan acara resmi yang diadakan oleh instansi pemerintah. Karungut
merupakan salah satu bagian dari sastra Dayak Ngaju berjenis puisi tradisional yang
dituturkan dengan cara melantunkannya atau mendendangkannya secara lisan (oral
poetry) pada acara keramaian atau adat (Toreh, 1996:24).
Asal mula karungut menurut kepercayaan masyarakat Dayak Kalimantan Tengah,
pada zaman dahulu manusia diturunkan dari langit bersamaan palangka bulau (tetek
tatum). Palangka bulau adalah alat untuk menurunkan manusia dari langit ke bumi oleh
Ranying Hatalla langit atau dewa para petinggi suku Dayak. Disutulah terdapat asal
mula adanya alunan suara atau tembang-tembang muncul karungut.
Kata karungut berasal dari bahasa sangiang yang berarti tembang yang diwariskan
oleh nenek moyang dalam bentuk lagu atau syair. Hal ini sejalan dengan pendapat
Andianto, (1987:18) yang mengemukakan asal kata karungut yaitu karu dari bahasa
Sangen atau Sangiang yang berarti tembang, dandang gula, mijil, pangkur, dan
asmardhana di Jawa. Bahasa ini sering digunakan dalam upacara adat dan
berkomunikasi dengan roh halus atau para leluhur. Karungut merupakan jenis puisi
yang disusun sendiri secara improvisasi oleh penciptanya yang tidak menyimpang dari
kaidah yang telah dianggap tetap dan baku oleh masyarakatnya.
Syair karungut memiliki makna yang sangat dalam untuk menyampaikan segala
sesuatu sesuai dengan keperluannya. Dulu syair karungut Dayak Ngaju sering
dinyanyikan oleh ibu-ibu untuk menidurkan anaknya. Secara tidak langsung dengan
menyanyikan isi dari syair karungut Dayak Ngaju tersampaikan dengan baik kepada
anak-anaknya. Seiring dengan perkembangan zaman, syair karungut Dayak Ngaju
sekarang menjadi seni pertunjukan yang ditampilkan pada acara-acara daerah.
21

Contoh Teks Syair Karungut Dayak Ngaju


JASA GURU (DAYAK NGAJU) JASA GURU
Cipt. Bsr. Rabiadi, S.Sos. H Cipt. Bsr. Rabiadi, S.Sos. H
1. Magun atun auh nahiu 1. Masih tak ada yang dibahas
Mangesah ampin je jasa guru Mengisahkan bagaiamana jasa guru
Majar itah manenga ilmu Mengajar kita memberi ilmu
Mangat harati manjadi tau. Supaya pintar dan cerdas.
2. Guru majar paham bajasa 2. Guru mengajar tanpa jasa
Uluh bakas melai sakula Orang tua kita di sekolah
Majar nyurat tuntang mambasa Mengajar menulis dan membaca
Mangat pintar belum baguna. Supaya pintar dan berguna.
3. Ajar guru hining babuah 3. Ajaran guru didengar baik-baik
Ela malawan auh parentah Jangan melawan perintahnya
Kataun ayun je akan itah Ilmunya diajarkan kepada kita
Mangat belum kejau kasusah. Agar hidup tidak susah.
4. Jasa guru akan pedoman 4. Jasa guru untuk pedoman
Jete ingat bajaman-jaman Itu ingat sampai selama-lamanya
Ewen kilau marintis jalan Mereka yang membuat jalan
Manenga suntu tuntang taladan. Memberi contoh dan teladan.
5. Ela sampai murid malawan 5. Jangan sampai murid melawan
Ajar guru jadi insuman Ajaran guru sudah diberikan
Tau tulah batal tujuan dapat mengakibatkan gagal tujuan
Sakula bagetu melai benteng jalan. Sekolah berhenti di tengah jalan.
6. Pama guru je tabela ampie 6. Walaupun guru masih terlihat muda
Tatap ihormat gagenep bitie Tetap dihormat setiap orang
Keleh manyuntu kakare gawie Lebih baik meniru keteladanannya
Mudahan ara tuah rajakie. Semoga banyak dilimpahkan rezeki.
7. Aluh jadi gantung sakula 7. Walaupun sekolahnya tinggi
Tatap ingat guru bajasa Tetap ingat jasa guru
Bara SD sampai sarjana Dari SD sampai sarjana
Ajar ewen ije ingguna. Ajaran mereka yang diterapkan.
8. Kalute bewei auh insanan 8. Seperti itu yang kusampaikan
Akan pahari kula jalahan Untuk saudara sekalian
Jasa guru ingat bajaman Jasa guru ingat selamanya
Mundahan halajur imberkat Tuhan. Semoga selalu diberkati Tuhan.

2.4.1 Pengertian Syair Karungut Dayak Ngaju


Karungut adalah sejenis pantun yang dilagukan. Karungut sering dilantunkan
pada saat penyambutan tamu pernikahan. Kegembiraan dan rasa bahagia yang
diungkapkan dalam bentuk karungut (Pertiwi, 2016:62).
Karungut pada dasarnya termasuk cerita prosa rakyat tertulis maupun lisan yang
mengisahkan tentang perjalan hidup dan kehidupan tokoh-tokoh Dayak. Menurut
Sabhan dan Muriyat, S (2011:65), dilihat dari fungsinya tokoh-tokoh yang terdapat
dalam syair karungut Dayak Ngaju tersebut termasuk cerita rekaan oleh si pengarang
yang dibedakan atas tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama merupakan tokoh
22

yang menjadi pusat pengisahan dan tokoh bawahan adalah tokoh yang kehadirannya
tidak menjadi pusat pengisahan.
Syair karungut Dayak Ngaju menceritakan siklus kehidupan yang dialami tokoh
atau seseorang dalam cerita dari sejak dilahirkan, menginjak dewasa, kemudian
menjalani masa tua, dan mengalami kematian atau akhir hayat. Syair karungut Dayak
Ngaju tidak hanya menceritakan kehidupan dari awal tokoh lahir sampai akhir hayat,
tetapi juga terdapat tema yang menceritakan tentang nasihat, ajakan, pesan untuk anak
muda zaman sekarang sebagai generasi penerus bangsa. Syair karungut Dayak Ngaju
memperlihatkan contoh perilaku tokoh yang dianalisis dan dikelompokkan menjadi dua,
yakni perilaku baik dan buruk. Perilaku baik yang dianalisis melalui tokoh adalah
perbuatan terpuji yang dapat dijadikan panutan seperti sikap dan sifat berserah diri
kepada TYE, sabar, suka menolong orang lain, tidak gegabah dalam bertindak, dan
senantiasa berusaha menegakkan nilai-nilai kebenaran. Perilaku buruk adalah perilaku
yang tidak pantas ditiru sebab hanya membawa kemudaratan misalnya, angkuh,
sombong, menganggap orang lain remeh, tidak jujur, dan menginjak nilai-nilai
kebenaran.
Syair karungut Dayak Ngaju juga mendeskripsikan latar tokoh sebagai
kehidupan yang dianalisis tempat-tempat tertentu, tumbuh-tumbuhan tertentu, hewan
tertentu, dan simbol atau lambang yang menyiratkan makna tertentu. Tempat tertentu
yang dianalisis dalam syair karungut Dayak Ngaju adalah tempat-tempat yang dianggap
asri budaya lokal setempat, misalnya sungai, hutan, desa, dan pulau.
Adapun judul syair karungut Dayak Ngaju yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia sesuai dengan siswa SMP sebagai tangga untuk menulis cerpen dengan tema
karungut nasihat adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1 Syair Karungut Dayak Ngaju


No Judul Tema Pengarang
1. Teguran Anak Sekolah Karungut nasihat Ucun A. Tingang
2. Menidurkan Anak Karungut nasihat Ucun A. Tingang
3. Jasa Guru Karungut nasihat Rabiadi
4. Hidup Beretika Karungut nasihat Rabiadi
5. Karungut Tentang Narkoba Karungut nasihat Agon
6. Wajib Belajar Karungut nasihat Ucun A. Tingang
Dua Belas Tahun
7. Jangan Malas Karungut nasihat Rabiadi
23

8. Hidup tidak pada Tujuan Karungut nasihat Rantian Imil


9. Pintar Menghidupi Diri Karungut nasihat Rantian Imil
10. Budayakan Hidup Hemat Karungut nasihat Rantian Imil

Sumber: Bellyrin, (2012:1—124)

2.4.2 Jenis-Jenis Syair Karungut Dayak Ngaju


Sastra Dayak Ngaju syair karungut memiliki jenis lain, yakni sansana jenis
prosa dan deder jenis puisi yang dituturkan dengan cara dilantunkan atau didendangkan
istilah lainnya dikarungutkan secara lisan. Menurut Toreh (1996:4), sansana secara
harfiah berarti cerita yang dituturkan secara lisan mengisahkan seputar cerita rakyat,
legendaris, dan mitos, sedangkan deder secara harfiah berisikan pantun yang dituturkan
secara bersahut-sahutan dan didendangkan oleh orang-orang yang sedang bekerja di
ladang atau di hutan.
Secara umum syair karungut Dayak Ngaju ditulis berdasarkan tema yang
dibedakan beberapa jenis, yakni (1) karungut cinta, (2) karungut dongeng atau
pemujaan terhadap tokoh dan benda, (3) karungut nasihat, (4) karungut sejarah, dan (5)
karungut hiburan (Toreh, 1996:33). Syair karungut menggunakan bahasa Dayak Ngaju
dan dialek Kapuas-Kahayan, hal ini semakin memperkokoh eksistensi bahasa Dayak
Ngaju sebagai lingua franca di lingkungan masyarakat Kalimantan Tengah.
Jenis-jenis karungut dikelompokkan berdasarkan situasi dan kondisi yang ada
sesuai dengan keinginan yang diharapkan pencipta karungut. Jenis-jenis karungut yang
diciptakan sesuai dengan tema yang dikisahkan pencipta. Tema karungut berkisar
tentang kehidupan sehari-hari yang mengangkat kisah dongeng-dongeng rakyat,
pemujaan terhadap tokoh-tokoh tertentu, dan tentang diri pencipta sendiri dari kisah
perjalanan hidup masa kecil sampai masa tua (Toreh, 1996:28).

2.4.3 Struktur Syair Karungut Dayak Ngaju


Struktur syair karungut terlihat pada persajakan, pembarisan, dan pembaitan
yang teratur. Penggunaan bahasa figuratif dengan model perbandingan beberapa
konstruksi yang memiliki kesamaan kategori sifat. Setiap bait terdiri dari dua sampai
empat baris dan tiap-tiap baris berkisar antara empat sampai enam kata. Syair karungut
24

terdiri dari paling sedikit dua bait berima a-a-a-a dan menggunakan bahasa Dayak
Ngaju.
Syair karungut Dayak Ngaju digolongan ke dalam puisi tradisional yang terikat
oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait. Syair karungut Dayak Ngaju disusun
dengan kata-kata bahasa Dayak Ngaju yang dapat membangkitkan perasaan pembaca,
menarik perhatian, dan menimbulkan ajakan dan tanggapan yang jelas dari pengarang.
Syair karungut disusun dengan bentuk visual bait pertama mengucapkan salam dan
mohon maaf, bait terakhir mengucapkan salam penutup dan kata-kata pesan pengarang.
Bunyi sajak berakhiran sama dengan diksi gaya bahasa Dayak Ngaju kiasaan. Hal ini
sejalan dengan pendapat Pradopo, (1987:13) bahwa secara umum struktur kepuitikan
sastra dengan bentuk tipografi susunan bait, kiasan bunyi, pilihan kata, dan gaya bahasa.
Syair karungut Dayak Ngaju diciptakan pengarungut dengan hasil pemikiran
yang bersifat musikal dengan bunyi dan musik dalam setiap syair. Kata-kata disusun
sedemikian rupa untuk memunculkan maksud yang ingin disampaikan pengarang
kepada pembaca.

Contoh Struktur Penggalan Syair Karungut Dayak Ngaju

(Bahasa Dayak Ngaju)


Manuntut ilmu ela balihi
Supaya belum pintar harati 2 baris rima a-a

(Bahasa Indonesia)
Menuntut ilmu jangan tertinggal Ajakan untuk sekolah itu penting, supaya
Supaya hidup pintar cerdas menjadi anak yang pintar dan cerdas.

(Bahasa Dayak Ngaju)


Kutak pander ihaga bujur
Tingkah lalangan uras latur
Pander je sala ela inutur 4 baris rima a-a-a-a
Bahali kambuah amun talanjur.

(Bahasa Indonesia)
Perkataan dijaga baik-baik Sebelum dituturkan lebih baik
Tingkah laku harus diatur dipikirkan dulu, karena kalau salah
Perkataan yang tidak baik jangan ditutur dalam bertutur dapat menyakiti hati
Sulit diperbaiki jika sudah telanjur. orang lain.
25

2.4.4 Nilai-Nilai Syair Karungut Dayak Ngaju


Syair karungut terdapat unsur-unsur pendidikan, percintaan, dan keagamaan.
Syair karungut merupakan karya sastra yang mencerminkan jati diri atau identitas
budaya salah satunya nilai-nilai budaya. Seperti yang dikemukakan Koentjaraningrat
bahwa suatu sistem nilai budaya terdiri atas konsep-konsep yang hidup dalam alam
pikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang bernilai dalam hidup
(Iper, 2000:10).
Nilai budaya dapat mendorong pembangunan yang memuji sifat penderitaan,
wajib berusaha keras dalam hidup, toleransi terhadap pendirian atau kepercayaan orang
lain, dan gotong-royong. Oleh karena itu, suatu sistem nilai biasanya berfungsi sebagai
pedoman tinggi bagi aturan-aturan hukum yang berpedoman pada sistem nilai budaya.
Menurut Moeliono (1988:615), nilai adalah sifat penting yang berguna bagi
kemanusiaan, sedangkan nilai budaya adalah konsep abstrak mengenai masalah dasar
yang sangat penting dan bernilai di kehidupan manusia.
Adapun nilai-nilai budaya yang terkandung dalam syair karungut Dayak Ngaju
menurut Iper (1996:15—17) sebagai berikut.

Tabel 2.2 Nilai-Nilai Budaya


1. Suka menolong 7. Gotong-royong 13. Keadilan 19. Keberanian 25. Cinta 31. Patuh
Pada anak adat
2. Bersyukur 8. Kesetiaan 14. Menepati janji 20. Patuh 26. Teguh 32. Rela
pendirian berkorban
3. Bekerja keras 9. Beusaha keras 15. Berkemauan 21. Kedamaian 27. Bertanggung 33. Hemat
keras jawab
4. Kebijaksanaan 10. Kerukunan 16. Rendah hati 22. Cerdik 28. Kepintaran 34. Percaya
diri
5. Musyawarah 11. Tidak iri hati 17. Hormat 23. Ramah 29. Kasih sayang
kepada orang tua
6. Kewaspadaan 12. Kesabaran 18. Rajin 24. Menuntut Ilmu 30. Suka berdoa

2.5 Menulis Cerpen dengan Memanfaatkan Syair Karungut Dayak Ngaju


Menulis cerpen merupakan kegiatan menuangkan ide atau gagasan dalam pikiran
menjadi sebuah cerita pendek yang bersifat fiksi. Hal ini sejalan dengan pendapat
Nurhadi, (1995: 345) bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa
bersifat produktif dalam proses penuangan ide atau gagasan dalam bentuk paparan
bahasa tulis berupa rangkaian simbol-simbol bahasa. Cerpen salah satu jenis prosa
26

dalam karya sastra yang mengisahkan tentang kehidupan sehari-hari atau yang dialami
manusia. Cerpen menjadi tempat untuk menyampaikan informasi mengenai suatu
kejadian dalam kehidupan berupa pengalaman maupun imajinasi. Cerpen memiliki sifat
penceritaan yang ringkas, permasalahannya padu, dan plotnya tunggal berfokus pada
akhir cerita.
Menulis cerpen yang diutamakan adalah proses dalam menulis cerpen yang baik.
Cerpen selain berupa karangan narasi yang menceritakan tentang kehidupan sehari-hari,
terdapat nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai yang terkandung
dalam cerpen menjadi tolak ukur sebuah cerpen pada unsur yang membangun dari
dalam cerita sebagai pengatur alur dan konflik pada cerpen. Unsur yang berpengaruh
sebagai pondasi cerita adalah tema dan amanat, tokoh dan penokohan, alur, latar, dan
sudut pandang.
Menulis cerpen dapat dilakukan dengan memanfaatkan syair karungut Dayak
Ngaju sebagai tangga atau jalan mengatur cerita dengan memanfaatkan nilai-nilai lokal
yang dijadikan sebagai alur cerita melalui pesan atau amanat yang tersirat dalam cerpen.
Menulis dengan ide atau gagasan bermuatan kearifan lokal memberi manfaat yang baik
untuk dunia pendidikan dengan mengekploitasikan nilai-nilai budaya yang
dikembangkan ke dalam cerpen.
Menulis cerpen dengan memanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media
membantu mengembangkan gagasan dengan menyunting peristiwa dalam syair
karungut sebagai alur cerita dan menganalisis nilai-nilai yang terkandung dalam syair
karungut Dayak Ngaju dan dikembangkan menjadi konflik cerita. Syair karungut Dayak
Ngaju beorientasi pada penyampaian nilai-nilai budaya yang autentik disusun menjadi
cerita tentang perjalanan hidup dan pengalaman seseorang untuk memberikan pesan,
ajakan, petuah, dan nasihat.
27

SYAIR
KARUNGUT Program SISWA
DAYAK NGAJU Pembelajaran Komputer (Menulis
software Cerpen)
(Sumber Informasi)
MEDIA

Gambar 2.1 Proses Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju sebagai Media Menulis Cerpen

2.5.1 Tahap-Tahap Menulis Cerpen dengan Memanfaatkan Syair Karungut


Dayak Ngaju
Menulis cerpen dapat dilakukan secara spontan dengan menyusun kerangka
berdasarkan ide dan gagasan yang ingin dituangkan ke dalam cerita. Seperti menulis
karya sastra lainnya, menulis cerpen memiliki tahap-tahap yang secara umum dilakukan
saat menulis cerpen. Dimulai dari tahap persiapan sampai tahap revisi. Adapun langkah
yang secara umum dilakukan menulis cerpen adalah mengembangkan bagian kisah atau
peristiwa yang dapat memunculkan konflik sebagai bahan penceritaan.
Syair karungut Dayak Ngaju dapat ditransformasikan dari alur dan tema yang
sama, tetapi berbeda penyajian cerita. Hal ini sejalan dengan pendapat Culler,
(1977:241) bahwa transformasi memungkinkan lahirnya dua karya yang mempunyai
tema sama tetapi berbeda cara penyajiannya, atau sebaliknya penyajian cerita sama,
tetapi dari tema yang berbeda. Syair karungut Dayak Ngaju tersusun dari beberapa bait
yang menggunakan bahasa Dayak Ngaju di dalamnya terdapat peribahasa dengan nilai-
nilai adat istiadat, kebudayaan, agama, dan alam semesta.
28

Pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai bahan menulis cerpen


memiliki tahap-tahap pada proses penyuntingan transformasi teks dengan tidak
mengubah isi nilai-nilai lokal dan kekhasan cerita dalam syair karungut Dayak Ngaju.
Adapun tahapan-tahapan menulis cerpen dengan memanfaatkan syair karungut Dayak
Ngaju adalah sebagai berikut.
1) Menganalisis syair karungut Dayak Ngaju
(a) Membaca syair karungut yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
(b) Memahami isi setiap larik isi dan makna yang diungkapkan dalam syair
karungut Dayak Ngaju.
(c) Mengindentifikasi unsur pembangun syair karungut Dayak Ngaju ke dalam
cerpen.
2) Memparafrasakan syair karungut Dayak Ngaju menjadi cerpen
(a) Mengubah bentuk syair menjadi uraian teks paragraf.
(b) Mendeskripsikan isi dan makna syair karungut Dayak Ngaju menjadi cerita
dengan bahasa sendiri.
(c) Menambahkan kalimat, frasa, kata ganti, atau kata sambung sesuai imajinasi
sendiri.
(d) Menambahkan dialog pada cerpen
(e) Menyunting kembali dalam bentuk cerita tanpa mengubah isi dan makna syair
karungut Dayak Ngaju.
3) Menyimpulkan unsur pembangun cerpen
(a) Menentukan tema cerita dari makna dalam syair karungut Dayak Ngaju
(b) Menentukan tokoh cerita yang diinterpretasikan dari syair karungut Dayak
Ngaju.
(c) Menentukan latar, suasana, dan waktu sesuai peristiwa-peristiwa yang
dipaparkan dalam syair karungut Dayak Ngaju.
(d) Menentukan sudut pandang atau pengisahan dari pengarang yang diceritakan
dalam syair karungut Dayak Ngaju.
(e) Menentukan alur cerita sesuai peristiwa yang terjadi dalam syair karungut Dayak
Ngaju yang dikembangkan menjadi konflik dalam cerpen.
29

(f) Menentukan amanat cerita dari nilai-nilai atau makna yang terkandung dalam
syair karungut Dayak Ngaju.
(g) Menggunakan gaya bahasa yang mendeskripsikan dengan majas diganti dengan
bahasa sehari-hari.
4) Menyusun struktur cerpen
(a) Memaparkan gambaran awal cerita (abstrak)
(b) Memaparkan pengenalan tokoh, latar tempat, waktu, dan suasana diawal cerita
(orientasi).
(c) Memaparkan konflik pada peristiwa cerpen di bagian tengah (komplikasi).
(d) Mendeskripsikan puncak konflik pada setiap peristiwa yang dialami tokoh
(evaluasi)
(e) Menyajikan solusi penyelesaian konflik cerita (resolusi).

2.5.2 Pengembangan Teks Cerpen dengan Memanfaatkan Syair Karungut Dayak


Ngaju
Menulis cerpen dapat diciptakan dengan memanfaatkan cerita atau peristiwa
dari karya sastra tradisional yakni syair karungut Dayak Ngaju. Syair karungut Dayak
Ngaju salah satu jenis puisi tradisional yang mengisahkan perjalanan dan pengalaman
hidup seseorang. Syair karungut Dayak Ngaju menyajikan nilai-nilai budaya yang setiap
bait menjadi pesan dan amanat yang disampaikan kepada pembaca. Tokoh dalam syair
karungut Dayak Ngaju mengisahkan pengalaman pengarang dan tokoh-tokoh adat lokal
yang memberikan nilai ajar kepada pembaca.
Teks cerpen memiliki unsur instrinsik sebagai unsur yang membangun karya
sastra sendiri. Unsur instrinsik terdiri dari tema, tokoh, penokohan, alur, latar, sudut
pandang, dan amanat (Nurgiyantoro, 2007:23). Cerpen dikembangkan melalui alur dan
rangkaian peristiwa yang diakhir cerita menyajikan nilai-nilai moral yang dieksploitasi
dari syair karungut Dayak Ngaju.
Syair karungut Dayak Ngaju dianalisis dari nilai-nilai budaya dan unsur-unsur
di dalamnya yang dapat dimanfaatkan sebagai tangga untuk dikembangkan ke dalam
bentuk cerpen. Bentuk representasi alur peristiwa dalam syair karungut Dayak Ngaju
30

dapat dikembangkan dalam bentuk kerangka cerita dengan menginterpretasikannya


menggunakan bahasa sendiri.
Pengembangan syair karungut Dayak Ngaju menjadi teks pemodelan cerpen
dimulai dengan mengembangkan tema, mengembangkan amanat cerita,
mengembangkan alur, mengembangkan tokoh dan watak, dan mengembangkan latar
dengan gaya penceritaan tanpa mengubah isi dan makna dalam syair karungut itu
sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Siswanto, (2014: 11) bahwa menulis cerita
dapat dilakukan dengan menemukan satu ide, satu kata, satu frasa, atau satu pernyataan
yang dapat dikembangkan menjadi suatu rangkaian cerita. Pemodelan teks cerpen dari
syair karungut Dayak Ngaju yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan nilai-
nilai budaya yang terkandung di dalamnya dapat ditransformasikan menjadi unsur-unsur
yang membangun struktur cerpen. Berikut bentuk syair karungut Dayak Ngaju dan
terjemahannya, serta unsur-unsur syair karungut Dayak Ngaju.

BELUM BAHADAT (BAHASA DAYAK NGAJU)


Cipt. Bsr. Rabiadi, S.Sos. H
1. Layang angat je tiruk itung
Pahiau karungut riwut hatuntung
Nalatai saritan anak Tamanggung
Belum bahadat paham batarung.
2. Belum bahadat baguna tutu
Akan suatu je ngawa ngaju
Ela kilau je burung baru
Belum podang je himba kayu.
3. Kutak pander ihaga bujur
Tingkah lalangan uras latur
Pander je sala ela inutur
Bahali kambuah amun talanjur.
4. Bapikir sala ela ihapan
Keleh gawi je kabajuran
Amun rusak kahalap aran
Akan kutuk kula jalahan.
5. Mahaga arep je tau-tau
Bawi hatue je bakas ungku
Rihit rinting nantuani tutu
Harus ngasene je anak aken esu.
6. Keleh belum barandah atei
Jaka tanding tanyengan parei
Jadi basuang panting nahulei
Jete akan penyang karuhei.
31

7. Kilau anak Tamanggung Dambung


Ara Bandar dengan Sumbu Kurung
Uluh bahara bapakat gantung
Belum bahadat tatau manyumbang.
8. Keleh numun sarita ewen
Itah belum huang kalunen
Melai atei nyimpei bedehen
Panatan hai dia laluen.
9. Aluh kilen anyih kakena
Kalahap kacantik je bau mata
Amun papa hadat basara
Jatun guna huang dunia.
10. Belum bahadat puna mambatang
Jamban tarung sarita lampang
Tundah kula uras inyayang
Hatalla mamberkat pambelum sanang.
11. Kalute bewei auh inyampai
Hajamban karungut tabe nalatai
Amun nantumba puna hindai belai
Murah harian inyambung hindai.

HIDUP BERETIKA (BAHASA INDONESIA)


Cipt. Bsr. Rabiadi, S.Sos. H Salam pembuka pengarang
1. Hilang rasanya semua keinginan menyampaikan pesan melalui
Dengan mendendangkan lantunan karungut kisah hidup anak Tamanggung
Mengisahkan tentang anak Tamanggung sebagai contoh untuk pembaca
Hidup beretika sangat dijunjung
hidup beretika.
2. Hidup beretika sangat berguna
Untuk yang ada dimana-mana Hidup memiliki aturan tidak bisa
Jangan seperti burung Baru semaunya.
Hidup semaunya di hutan belantara.
3. Perkataan dijaga baik-baik Sebelum dituturkan lebih baik
Tingkah laku harus diatur dipikirkan dulu, karena kalau salah
Perkataan yang tidak baik jangan ditutur dalam bertutur dapat menyakiti hati
Sulit diperbaiki jika sudah terlanjur. orang lain.
4. Sesuatu yang salah jangan dilakukan
Lebih baik lakukan yang benar Perilaku yang tidak baik jangan dilakukan,
Kalau rusak nama baik karena jika perilaku tidak baik akan
Akan jadi omongan orang. menjadi bahan omongan orang lain.
5. Jagalah diri baik-baik
Perempuan laki-laki muda dan tua Mengenal orang harus melihat latar
Bibit bobot bebet sangat diperhatikan belakang keluarga, orang tua, om, tante,
Harus kenal yang mana anak cucu. saudara dan lain-lain saat bersikap.
32

6. Lebih baik hidup rendah hati


Seandainya tanding menumbuk padi Jangan sombong
Sudah terisi sampai penuh
Itu untuk pegangan ilmu.
7. Seperti anak Temanggung Dambung Bandar dan Sumbu Kurung adalah
Namanya Bandar dengan Sumbu Kurung orang kaya yang tidak sombong,
Orang bermartabat tinggi selalu murah hati, saling berbagi
hidup bertata krama, kaya dan murah hati.
antarsesama, dan sangat dihormati.
8. Lebih baik meniru kehidupan mereka
Kita hidup sebagai manusia
Bandar dan Sumbu Kurung menjadi
Diamalkan di dalam hati
Kekayaan yang terbesar contoh yang dapat diingat dan
9. Bagaimanapun ketampanannya diterapkan dalam kehidupan.
Kecantikan rupa wajah Jangan menilai orang hanya dari
Jika kelakuan tidak beretika
penampilannya saja kalau di dalamnya tidak
Tak ada gunanya dalam dunia.
10. Hidup beretika itu penting sebaik penampilannya.
Lewat kesuksesan cerita berkembang
Semua saudara harus disayang Orang sukses dimulai dari etika yang
Tuhan memberkati kehidupan kekal. baik, beretika baik akan senantiasa
11. Hanya itu yang disampaikan disenangi orang lain dan diberkati Tuhan.
bersama karungut sampaikan salam
Jika mengikuti keinginan belum rasanya Nilai etika : diakhir karungut, pengarang
Dilain waktu akan disampaikan. mengucapkan salam dan memohon
pamit dilain kesempatan.

Unsur-unsur Syair Karungut Dayak Ngaju “Hidup Beretika”

Tokoh: Tamanggung, Bandar dan Sumbu Kurung

Latar: Desa Tanjung Pendeng Kalingu

Alur: Maju

Gaya Penceritaan : Pengarang mendeskripsikan pesan melalui kisah kehidupan anak


Tamanggung.

Amanat: Orang sukses dimulai dari etika yang baik, beretika baik akan senantiasa
disenangi orang lain.
33

Bandar

Pada suatu hari di tepi sungai Kahayan ada sebuah desa yang cukup terkenal
yaitu Desa Tanjung Pendeng Kalingu hiduplah keluarga yang sangat kaya raya bernama
Tamanggung. Tamanggung merupakan seorang pengusaha yang sukses di Tanjung
Pendeng Kalingu. Tamanggung memiliki dua anak laki-laki dan perempuan yang diberi
nama Bandar dan Sumbu Kurung.

Bandar dan Sumbu Kurung sudah memulai usia beranjak dewasa, tetapi mereka
sangat menghormati orang tuanya. Meskipun mereka hanya tinggal bersama Ayahnya
Tamanggung mereka tetap menghormati dan menyayangi Ayahnya. Sehingga pada
suatu ketika Tamanggung jatuh sakit yang membuatya harus beristirahat dengan
aktivitasnya.

“Bandar.. Sumbu Kurung, Ayah sudah mulai memasuki usia tua, Ayah tidak
bisa lagi bekerja dan merawat kalian. Ayah yakin suatu saat kalian bisa menjaga diri
kalian baik-baik.”

Tak lama Tamanggung jatuh sakit, tak ada lagi yang bisa melanjutkan usahanya
di Desa Tanjung Pandeng. Akhirnya kehidupan keluarga Tamanggung dan kedua
anaknya jatuh miskin. Hal tersebut membuat Bandar dan Sumbu Kurung sangat sedih
dengan keadaan keuangan keluarga mereka dan keadaan Ayah mereka.

Pada suatu hari Bandar bertekad untuk pergi merantau ke kota untuk mencari
usaha baru membiayai kehidupan keluarga dan pengobatan Ayahnya. Bandar
berpamitan dengan Ayahnya dan Adiknya Sumbu Kurung untuk pergi ke kota.

“Ayah.. Sumbu Kurung Adikku, Aku pamit ingin mencari usaha di kota untuk
bisa membiayai kehidupan dan pengobatan Ayah.”

“Baik Anakku, jaga dirimu baik-baik. Ingat pesan Ayah, jaga sikap, perilaku,
perkataan, dan tata kramamu di kota orang.” Pesan Tamanggung.

“Iya Abang, jaga dirimu baik-baik di sana, jangan melakukan hal yang tidak
baik di kota orang.”

“Baik Ayah, Adikku. Akan kuingat pesan kalian.”

Setelah berpamitan dengan Ayahnya Tamanggung dan Sumbu Kurung, akhirnya


Bandar pergi ke kota untuk merantau mencari usaha. Sesampai di kota, Bandar
langsung mencari pekerjaan di kota.
34

Hidup di kota tidaklah mudah, banyak orang-orang yang tidak dikenal yang bisa
berbuat jahat. Ketika Bandar melewati jalan raya yang didapatinya banyak kendaraan
roda empat yang melintas sangat laju, tanpa memberikan kesempatan untuk pejalan kaki
lewat. Ketika Bandar ingin menyeberangi jalan, tiba-tiba lewat mobil mewah yang
sangat laju dari arah timur ingin menabrak Bandar. Seketika Bandar sangat terkejut dan
untung saja Bandar sempat menghindar dari lampu samping depan mobil. Mobil itu pun
berhenti dan seseorang membuka jendelanya dan berkata,

“Heh! Kamu gak punya mata ya? Udah tau jalan raya nyebrang gak lihat- lihat.
Mau mati apa!” Ucap seseorang yang di dalam mobil dengan nada tinggi dan keras’

“Maaf Mas, saya tidak sengaja.” Jawab Bandar.

“Dasar orang kampung! Bisanya maaf saja. Untung mobil mewah saya tidak
lecet.”

“Maaf Mas, tapi Mas harus hati-hati juga jangan mengemudi terlalu kencang
seperti tadi.”

“Kok malah nyeramahin saya? Dasar orang miskin.”

Akhirnya mobil mewah tersebut segera pergi tanpa mempedulikan kondisi


Bandar yang masih terkejut.

Bandar memang anak yang baik, dia tidak pernah mengutuk orang lain yang
berbuat tidak baik kepadanya. Selama Bandar tinggal di kota Bandar sangat sabar
menghadapi orang-orang kota yang kasar dan bahkan pernah memaki dirinya.

Tiga bulan sudah Bandar hidup di kota, dan akhirnya Bandar memiliki pekerjaan
sebagai karyawan pabrik tahu yang cukup terkenal di kota tersebut. Karena kegigihan
dan kerajinan, serta perilaku dan sikap Bandar yang rendah hati, baik, jujur, dan
bertanggungjawab, Bandar pun dipercayakan Bosnya untuk membuka cabang usaha
tahu di desanya, Desa Tanjung Pandeng Kalingu. Bandar sangat bersyukur atas
kepercayaan yang diberikan Bosnya, Bandar akhirnya memutuskan kembali ke
kampung halamannya dan membuka cabang usaha tahu di desa. Sumbu Kurung adiknya
yang tahu tentang kesuksesan Kakaknya sangat senang, terlebih lagi Ayahnya
Tamanggung, karena keuletan dan pesan yang diajarkan Tamanggung dari Bandar dan
Sumbu Kurung kecil, dia selalu menanamkan etika dan moral yang baik dari perilaku,
sikap, dan perkataan terutama dengan sesama.
BAB III
METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN

Pada bab ini berisi paparan metode penelitian pengembangan (1) model penelitian
pengembangan, (2) prosedur penelitian pengembangan, dan (3) uji produk yang
meliputi desain produk, uji coba produk, jenis data, instrumen pengumpulan data, dan
teknik analisis data.

3.1 Model Penelitian Pengembangan


Penelitian pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis
cerpen dirancang dengan model Research and Depelopment (R&D) yang disesuaikan
dengan tujuan pengembangan produk media dengan memanfaatkan syair karungut
Dayak Ngaju. Model pengembangan Research and Depelopment (R&D) dilakukan
untuk menghasilkan produk dan menguji keefektifan produk (Sugiyono, 2015:407).
Model pengembangan Research and Depelopment (R&D) bertujuan untuk
menghasilkan produk berupa media pembelajaran pemanfaatan syair karungut Dayak
Ngaju sebagai media menulis cerpen yang dapat dipertanggungjawabkan kesahihan,
kepraktisan, kemenarikan, dan keefektifannya. Model pengembangan Research and
Depelopment (R&D) yang diturunkan dari Borg and Gall (1983:775) terdapat sepuluh
langkah, yakni (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4)
validasi desain, (5) uji coba pemakaian, (6) revisi produk, (7) uji coba produk, (8) revisi
desain, (9) revisi produk, dan (10) produk masal.
Model penelitian pengembangan ini diadaptasi dari sepuluh langkah menjadi
tujuh langkah, dengan adanya (1) analisis kebutuhan melalui pengumpulan informasi
dan studi pustaka, (2) adanya kegiatan perencanaan, (3) penelitian dilakukan dengan
pengembangan desain produk, (4) produk dikembangkan dan diuji oleh tim validasi, (5)
adanya kegiatan revisi produk dari hasil uji validasi, (6) produk yang telah diuji validasi
dilakukan uji coba produk lapangan, dan (7) adanya revisi produk yang didasari dari
hasil uji validasi ahli, praktisi, dan lapangan guna penyempurnaan produk sehingga
menghasilkan produk akhir yang memenuhi kriteria, kefektifan, dan standar kualitasnya.

35
36

Penelitian pengembangan ini hanya dilakukan dengan tujuh langkah, untuk


tahapan yang kelima dilakukan revisi produk sebelum uji coba produk di lapangan. Hal
ini disebabkan penelitian pengembangan ini hanya dilaksanakan pada satu sekolah.
Tahapan yang keenam, setelah uji coba produk di lapangan dilakukan revisi produk dari
hasil uji validasi lapangan dan tahapan ketujuh merupakan tahapan akhir
penyempurnaan produk yang bertujuan agar produk yang dikembangkan lebih akurat
dan tingkat keefektifannya dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian pengembangan ini
tidak sampai pada langkah desiminasi dan implementasi, disebabkan produk yang
dikembangkan hanya diimplementasikan di sekolah pada proses pembelajaran menulis
cerpen saja.
Pemilihan metode penelitian pengembangan dengan model R&D didasarkan pada
pertimbangan peneliti dengan penyesuaian pada kontekstual pembelajaran, desain
penelitian pengembangan yang direncanakan melibatkan calon pengguna (guru dan
siswa) sesuai dengan analisis kebutuhan siswa SMP, pada proses pengembangan
peneliti melibatkan ahli media dan ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia
sebagai validator instrumen pada produk yang dihasilkan sehingga produk yang
dikembangkan dapat diuji kelayakannya untuk digunakan.

3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan


Berdasarkan model pengembangan yang digunakan dalam penelitian
pengembangan ini didasarkan pada tujuh langkah prosedur pengembangan yang
diadaptasi dari model Research and Depelopment (R&D) yang digambarkan sebagai
berikut.
37

Pengumpulan
informasi
(wawancara)
Penelitian (Research)

Potensi analisis kebutuhan Studi pustaka

1. Menentukan KD & indikator pencapaian


Perencanaan 2. Menentukan syair karungut Dayak Ngaju
3. Menentukan materi
4. Menyusun instrumen
Pengembangan 5. Menentukan partisipan
(Depolepment) 6. Pengemasan media
7. Penyusunan media

Desain Produk

Validasi Desain Revisi Produk Validitas ahli

Uji coba lapangan


Uji Coba Produk
(guru dan siswa)

Uji ahli
Penyempurnaan produk
Revisi Produk Uji praktisi
Uji lapangan

Produk Akhir

Gambar 3.1 Prosedur Tujuh Langkah Penelitian Pengembangan Model Research and Depelopment
(R&D)

Prosedur penelitian pengembangan ini diikuti tujuh tahapan prosedur yang


diadaptasi dari model penelitian pengembangan R&D dengan langkah-langkah yang
dilakukan sebagai berikut.
(1) Penelitian dilakukan dengan analisis kebutuhan melalui pengumpulan informasi
dan studi pustaka dengan menganalisis syair karungut Dayak Ngaju. Aspek yang
diteliti meliputi, (a) kesesuaian syair karungut Dayak Ngaju dengan kompetensi
yang dijabarkan dalam kurikulum dan kebutuhan siswa SMP, (b) melakukan
38

analisis kebutuhan kendala siswa dalam memahami bahasa Dayak Ngaju, peneliti
sebagai penerjemah langsung syair karungut Dayak Ngaju ke dalam bahasa
Indonesia dengan tidak mengubah isi dan struktur syair karungut Dayak Ngaju, (c)
melakukan analisis nilai-nilai yang terkadung dalam isi dan makna syair karungut
Dayak Ngaju sebagai tangga siswa menulis cerpen.
(2) Pengembangan dilakukan dengan melakukan perencanaan dan penetapan produk
berupa media interaktif yang dikemas dalam bentuk softfile. Pada pengembangan
desain produk yang dilakukan, meliputi (a) menentukan KD dan indikator
pencapaian sebagai acuan untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran dalam
mengembangkan produk, (b) menentukan syair karungut Dayak Ngaju dengan
pemilihan kriteria isi yang sesuai dengan kebutuhan siswa SMP, (c) menentukan
materi, (d) menyusun instrument, (e) menentukan partisipan, (f) pengemasan media
yang dibuat dengan aplikasi komputer program software dengan memanfaatkan
syair karungut Dayak Ngaju, (g) penyusunan media dilakukan setelah penentuan
indikator, penentuan syair karungut Dayak Ngaju beserta terjemahan ke dalam
bahasa Indonesia yang telah dianalisis nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, dan
kegiatan yang dilakukan pada proses menulis cerpen. Penyusunan media
disesuaikan dengan spesifikasi produk yang ditentukan dan rancangan tampilan
media peneliti dibantu oleh ahli dibidangnya.
(3) Pengembangan dilakukan dengan desain pembuatan produk awal dengan
memanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju yang dikemas dalam bentuk softfile
menggunakan program komputer software.
(4) Revisi produk dilakukan dengan validasi desain oleh validitas ahli.
(5) Uji coba lapangan (terhadap guru dan siswa)
(6) Revisi produk akhir yang dilakukan oleh tim validator uji ahli, uji praktisi, dan uji
lapangan yang bertujuan untuk pertanggungjawaban produk dari segi kevalidan
secara akademis.
(7) Penyempurnaan produk akhir.
39

3.2.1 Studi Pendahuluan


Studi pendahuluan pada awal penelitian pengembangan dilakukan dengan
analisis kebutuhan dalam pembelajaran sebagai acuan dalam pengembangan produk.
Pada tahap awal studi pendahuluan dilakukan dengan pengumpulan informasi dan studi
pustaka.

(a) Analisis Kebutuhan


Analisis kebutuhan dilakukan untuk membantu proses pembelajaran baik dari
guru maupun siswa dengan memanfaatkan kearifan lokal budaya sastra dayak yaitu
syair karungut Dayak Ngaju sebagai tangga untuk siswa menulis cerpen. Kebutuhan
siswa dengan memanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media siswa menulis
cerpen yang dikemas melalui media berupa softfile dapat mudah dipahami serta dapat
dilihat dan didengar siswa pada proses pembelajaran menulis cerpen. Kebutuhan yang
diinginkan siswa dapat dikemas dengan produk media yang praktis, menarik, dari segi
materi dan pemanfaatannya, sehingga dapat menciptakan dan mengangkat sastra lokal
dengan pengemasan media sebagai sarana menulis cerpen secara aktif, kreatif, dan
bermanfaat.

(b) Pengumpulan Informasi


Tahap yang perlu dilakukan dalam penelitian pengembangan model R&D adalah
tahap pengumpulan informasi dari berbagai sumber tulis maupun lisan. Pengumpulan
informasi pada studi pendahuluan dapat menjadi acuan bahan yang akan dikembangkan
dalam produk. Produk yang dikembangkan didasarkan pada pemanfaatan syair karungut
Dayak Ngaju yang dikumpulkan peneliti melalui wawancara dengan tokoh adat Dayak
untuk pendahuluan awal penelitian melalui informasi mengenai syair karungut Dayak
Ngaju.

(c) Studi Pustaka


Studi pustaka yang dilakukan dengan mengumpulkan antalogi syair karungut
Dayak Ngaju yang dipilih peneliti sesuai dengan konteks pembelajaran dan analisis
kebutuhan siswa SMP. Studi pustaka dikerjakan peneliti untuk mengumpulkan
40

informasi temuan untuk penelitian pengembangan yang direncanakan baik dari segi
penentuan teori-teori yang berkaitan dengan media dan penentuan indikator pencapai
dari segi kurikulum.

3.2.2 Perencanaan
Pada tahap perencanaan (planning) dilakukan dengan menentukan perencanaan
yang dikembangkan pada produk mengacu pada penentuan indikator pencapaian,
penentuan syair karungut Dayak Ngaju, penentuan partisipan, pengemasan media, dan
penyusunan media.

(a) Penentuan KD dan Indikator Pencapaian


Kompetensi dasar dan indikator pencapaian sebagai acuan untuk mengembangkan
kegiatan proses pembelajaran. Indikator yang memuat tujuan pencapaian yang harus
dimiliki siswa setelah proses pembelajaran dilakukan. Indikator yang dikembangkan
dalam model pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen
untuk siswa SMP sebagai berikut.

Tabel 3.1 KD dan Indikator Pencapaian Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju sebagai Media
Menulis Cerpen untuk Siswa SMP

Kompetensi Dasar 3.5 Mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita
pendek yang dibaca atau didengar.
4.5 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti
yang mendukung dari cerita pendek yang dibaca atau didengar.
3.6 Menelaah struktur dan aspek kebahasaan cerita pendek yang dibaca
atau didengar.
4.6 Mengungkapkan pengalaman dan gagasan dalam bentuk cerita pendek
dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.
No Aktivitas Menulis Cerpen Indikator
(1) Merumuskan tema cerpen (a) Siswa mampu mengidentifikasi isi dan makna syair karungut Dayak
Ngaju yang dikembangkan menjadi peristiwa dalam cerpen.
(b) Siswa mampu merumuskan judul cerpen sesuai isi cerita yang sudah
dikembangkan dari syair karungut Dayak Ngaju.
41

(2) Merumuskan tokoh dan alur cerpen (a) Siswa mampu menentukan tokoh cerpen.
(b) Siswa mampu menentukan watak tokoh cerpen.
(b) Siswa mampu menentukan alur cerita syair karungut Dayak Ngaju
yang dikembangkan menjadi konflik dalam cerpen.

(3) Merumuskan latar dan sudut pandang cerpen (a) Siswa mampu menentukan latar, waktu, dan suasana.
(b) Siswa mampu menentukan sudut pandang atau pengisahan
pengarang yang diceritakan dalam syair karungut Dayak Ngaju.
(4) Merumuskan nilai-nilai moral cerpen (a) Siswa mampu merumuskan amanat cerita dari nilai-nilai dan makna
yang terkandung dalam syair karungut Dayak Ngaju.
(5) Menyusun struktur cerpen (a) Siswa mampu memaparkan gambaran awal cerita.
(b) Siswa mampu memaparkan pengenalan tokoh, latar tempat, waktu,
dan suasana cerpen.
(b) Siswa mampu menciptakan konflik setiap peristiwa cerpen.
(c) Siswa mampu menciptakan puncak konflik pada peristiwa yang
dialami tokoh.
(d) Siswa mampu menciptakan solusi penyelesaian masalah cerpen.
(e) Siswa mampu ,memaparkan pesan dalam cerita.

(b) Penentuan Syair Karungut Dayak Ngaju


Syair karungut Dayak Ngaju dalam tradisi sastra Dayak Ngaju dikenal sebagai
puisi yang dilantunkan dalam bentuk lagu dan syair pada mulanya digunakan sebagai
sarana bercerita. Syair karungut dapat dimanfaatkan sebagai media menulis cerpen yang
berisikan perjalanan hidup seseorang dan di dalamnya terkandung nilai-nilai moral yang
bernilai pendidikan. Penentuan syair karungut Dayak Ngaju dilakukan peneliti dengan
studi pustaka yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan dianalisis nilai-nilai
yang terdapat dalam setiap bait syair Karungut Dayak Ngaju.
Penentuan syair karungut Dayak Ngaju diambil dari antalogi syair karungut
Dayak Ngaju yang masih menggunakan bahasa Dayak Ngaju. Antalogi syair karungut
Dayak Ngaju disusun oleh tim penyusun kebudayaan dan pariwisata kota Palangka
Raya yang berisikan 48 judul syair karungut Dayak Ngaju. Berdasarkan pemilihan syair
karungut Dayak Ngaju, peneliti memilih 10 judul syair karungut Dayak Ngaju yang
bertemakan nasihat dan petuah untuk anak-anak zaman sekarang yang diciptakan oleh
Ucun A. Tingang, Bsr. Rabiadi, S.Sos.H., Rantian Imil, S.Pd., dan Agon, M.Pd.
42

Pemilihan syair karungut dilihat dari kesesuaian pesan yang disampaikan untuk siswa
SMP yang memiliki nilai kearifan lokal budaya dan mengandung unsur-unsur yang
mudah dipahami siswa dari nilai-nilai moral yang disampaikan secara langsung dalam
segi akademis.

Tabel 3.2 Judul Syair Karungut Dayak Ngaju


No Judul Syair Karungut Dayak Ngaju Ciptaan Tema
1 Patiruh Anak Ucun A.Tingang, S.Ag Nasihat
2 Tingak Ajar Anak Sakula Ucun A.Tingang, S.Ag Nasihat
3 Budaya Belum Bahemat Rantian Imil, S.Pd Nasihat
4 Karungut Tentang Narkoba Agon, M.Pd Nasihat
5 Jasa Guru Bsr. Rabiadi, S.Sos.H Nasihat
6 Belum Bahadat Bsr. Rabiadi, S.Sos.H Nasihat
7 Belum Malayau Rantian Imil, S.Pd Nasihat
8 Ela Bakulas Bsr. Rabiadi, S.Sos.H Nasihat
9 Harati Mambelum Arep Rantian Imil, S.Pd Nasihat
10 Wajib Belajar Dua Belas Tahun Ucun A.Tingang, S.Ag Nasihat

(f) Penentuan Partisipan


Penentuan partisipan sebagai tahap dalam perencanaan sebelum pengembangan
produk. Partisipan pada penelitian ini yang berperan pada uji kevalidan produk,
sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Partisipan pada penelitian pengembangan ini
adalah tim ahli, praktisi (guru), dan siswa.
(1) Tim ahli
Tim ahli pada penelitian pengembangan ini adalah ahli media pembelajaran yaitu
Prof. Dr Wahyudi Siswanto, M.Pd. dan ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia
yaitu Dr. Siti Cholisatul Hamidah, M.Pd. yang memberikan penilaian melalui kritik dan
saran terhadap produk yang dikembangkan mulai dari perencanaan hingga uji lapangan.
(2) Praktisi (guru)
Praktisi atau guru berperan pada penelitian pengembangan ini sebagai validator
yang bertugas untuk menelaah media pembelajaran dari segi isi, tampilan, dan bahasa
pada proses uji lapangan di sekolah dan memberikan saran terhadap produk yang
dikembangkan. Praktisi pada penelitian pengembangan ini adalah guru mata pelajaran
43

bahasa Indonesia yaitu Ruslina, S.Pd. dan dua orang sebagai pengamat yang lulusan
sarjana pendidikan guru mata pelajaran bahasa Indonesia Risdalina, S.Pd. dan Siska
Pramadian Sari, S.Pd.
(3) Siswa
Pada penelitian pengembangan ini siswa yang berperan sebagai calon pengguna
produk adalah siswa SMP 8 Palangka Raya kelas IX-6. Siswa merupakan subjek uji
lapangan produk yang memberikan penilaian dan memberikan saran terhadap hasil
pengembangan produk.

(g) Pengemasan Media


Penelitian pengembangan produk berupa media komputer berbentuk softfile yang
dikemas dengan aplikasi program software dapat menghasilkan produk yang
diharapkan. Pengembangan produk dilakukan dengan pembuatan media yang
menggunakan aplikasi software untuk menunjang sarana pemanfaatan syair karungut
Dayak Ngaju secara audio visual. Media memuat syair karungut Dayak Ngaju dalam
bentuk desain dan tampilan berupa gambar, teks, dan video pertunjukkan syair karungut
Dayak Ngaju serta petunjuk penggunaan media sebelum bagian isi ditampilkan.

(h) Penyusunan Media


Penyusunan media dilakukan pada tahap akhir perencanaan dengan penentuan
indikator, penentuan syair karungut Dayak Ngaju, penentuan partisipan, dan
pengemesan media. Penyusunan media dibuat sesuai dengan spesifikasi produk yang
telah ditentukan pada bab I. Pada penelitian pengembangan ini proses penyusunan
media yang dikembangkan yang diperhatikan langkah-langkah pemanfaatan syair
karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen, syair karungut Dayak Ngaju yang
sudah diterjemahkan dan dianalisis nilai-nilai moral dan desain rancangan tampilan
media yang dibantu oleh ahli bidangnya.

3.2.3 Desain Produk


Desain produk dilakukan setelah pengumpulan informasi dan penetapan
spesifikasi produk. Desain produk sudah pada pengembangan produk media
44

pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen yang didesain
menggunakan program komputer software. Desain produk dirancang secara sistematis
dan terstruktur yang dikembangkan, yakni (1) bagian awal tampilan (halaman awal), (2)
bagian isi, dan (3) bagian penutup.

3.2.4 Validasi Desain


Validasi desain produk pada penelitian pengembangan ini bertujuan untuk
memeroleh validasi, saran, dan masukan untuk merevisi produk yang dihasilkan. Aspek
yang dinilai validasi dari aspek uji kelayakan tampilan, kelayakan isi, dan bahasa.
Validasi desain produk divalidasi oleh ahli media pembelajaran dan ahli pembelajaran
bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan
instrumen penilaian produk. Validasi desain melibatkan ahli validasi untuk merevisi
kelayakan produk yang dikembangkan. Ahli Validasi yang memberikan penilaian,
saran, dan masukan untuk revisi produk sebelum dilakukannya uji coba produk.

3.2.5 Uji Coba Produk


Uji coba produk dilakukan setelah revisi produk validasi desain berdasarkan
hasil validasi dan masukan validasi ahli dan praktisi. Produk yang dikembangkan
diujicobakan kepada siswa SMP 8 Palangka Raya kelas IX-6. Uji coba lapangan
dilakukan untuk memeroleh saran dan masukan respon siswa sebagai subjek lapangan.
Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui produk media pemanfaatkan syair
karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen dikemas melalui media yang
menarik siswa dalam proses pembelajaran. Uji coba produk melibatkan penilaian uji
validasi praktisi, yaitu guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang mengajar di kelas
tersebut dan penilaian validasi lapangan yaitu siswa yang menjadi subjek uji coba
produk adalah siswa kelas IX-6.

3.2.6 Revisi Produk


Prosedur penelitian pengembangan ini melakukan tahap revisi produk, yaitu
perbaikan dan penyempurnaan produk akhir dari hasi uji coba lapangan. Produk yang
telah diujicobakan diperbaiki sesuai dengan penilaian, saran, dan masukan yang
45

diperoleh dari uji ahli, praktisi dan lapangan, yaitu ahli media pembelajaran, ahli
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, guru mata pelajaran bahasa Indonesia dan
siswa kelas IX yang ada di sekolah.

3.2.7 Produk Akhir


Penelitian pengembangan ini memiliki tujuan untuk menghasilkan produk media
pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen. Pada tahap
produk akhir yang dihasilkan media yang sudah direvisi uji validasi dan sudah
disempurnakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan
memanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju dalam pembelajaran menulis cerpen untuk
siswa SMP.

3.3 Uji Coba Produk


Uji coba produk pada penelitian pengembangan ini dilakukan untuk menguji
kelayakan produk yang dihasilkan. Peneliti dapat melakukan uji coba produk dengan
validasi ahli, praktisi, dan uji lapangan kepada siswa. Uji coba produk dilakukan untuk
mengetahui kelayakan produk dari hasil penilaian uji validasi.
Uji validasi dilakukan setelah penyusunan media selesai, uji validasi dilakukan
oleh tim ahli yang memberikan tanggapan berupa kritik dan saran terkait kelayakan
produk. Penilaian validasi dilakukan dengan instrumen penilaian sebagai panduan
penilaian uji kelayakan yang di dalamnya terdapat penilaian isi media, tampilan produk,
dan bahasa yang digunakan, serta kolom yang berisi saran dari tim uji validasi sebagai
acuan untuk perbaikan produk yang dikembangkan sebelum produk uji lapangan.

3.3.1 Desain Uji Produk


Uji produk dilakukan pada penelitian pengembangan ini sebagai acuan dasar
perbaikan produk yang dikembangkan. Pada tahap desain uji produk penilaian berupa
saran dan masukan yang dipertimbangkan sebagai dasar revisi produk. Desain uji
produk melibatkan uji validasi ahli, validasi praktisi, dan validasi lapangan. Desain uji
produk dilakukan secara bertahap dengan produk yang diujikan dan direvisi hingga
produk layak untuk disajikan dan digunakan.
46

3.3.2 Subjek Uji Produk


Subjek uji produk pada penelitian pengembangan ini dilakukan oleh tim validasi
yang terdiri dari uji validasi ahli, uji validasi praktisi, dan uji validasi lapangan. Adapun
kriteria pemilihan uji ahli, praktisi, dan lapangan sebagai berikut.
(a) Ahli media pembelajaran adalah praktisi bergelar doktor yang memiliki wawasan
dan pengetahuan mengenai media pembelajaran.
(b) Ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang sudah menyelesaikan program
doktor, memiliki wawasan dan pengetahuan teori-teori yang relevan dalam
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, serta memiliki perhatian yang berkaitan
dengan sastra berbasis kearifan lokal yang dilestarikan.
(c) Ahli praktisi adalah guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang memiliki
pengalaman mengajar minimal lima tahun dan guru yang mengajar di sekolah
tersebut.
(d) Siswa sebagai pengguna produk yang dikembangkan dan sebagai subjek lapangan,
21 orang siswa SMP dengan memiliki fasilitas yang menunjang produk yang
dikembangkan untuk uji coba lapangan.

3.3.3 Data dan Sumber Data


Data penelitian ini berupa antalogi syair karungut Dayak Ngaju, studi dokumen
berupa arsip hasil tulisan cerpen siswa kelas IX-6, dan pengumpulan informasi berupa
hasil wawancara dengan tokoh adat Dayak yang dilakukan pada tahap studi
pendahuluan untuk analisis kebutuhan produk yang dikembangkan.
Data yang diperoleh dari pengembangan pemanfaatan syair karungut Dayak
Ngaju sebagai media menulis cerpen ini terdiri atas dua jenis data, yakni data kuantitatif
dan data kualitatif. Data kualitatif berupa hasil transkrip wawancara dengan guru di
SMP Negeri 8 Palangka Raya, hasil observasi uji lapangan dan catatan berisi saran dan
masukan yang diperoleh dari hasil validasi ahli, praktisi, dan lapangan. Data kuantitatif
berupa angka skor dari hasil penilaian dari lembar validasi subjek ahli, praktisi, dan uji
lapangan dan hasil uji efektivitas produk.
Sumber data penelitian pengembangan ini dari hasil wawancara, hasil studi
pustaka, hasil observasi, hasil catatan komentar atau saran, dan hasil skor uji validasi
47

sebagai dasar perbaikan untuk mengembangkan produk akhir pemanfaatan syair


karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen dan hasil tulisan tangan cerpen
siswa.

3.3.4 Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian pengembangan ini
terdiri atas instrumen pengumpulan data kualitatif dan instrumen pengumpulan data
kuantitatif. Instrumen pengumpulan data kualitatif berupa lembar pedoman wawancara,
pedoman observasi dan berupa catatan kolom komentar dan masukan terhadap produk
yang dikembangkan. Instrumen pengumpulan data kuantitatif berupa lembar angket
penilaian validasi ahli, praktisi, lapangan, dan pedoman penilaian hasil tulisan siswa.

3.3.4.1 Pedoman Wawancara


Pedoman wawancara dalam penelitian pengembangan ini sebagai panduan
kegiatan wawancara. Wawancara dalam penelitian dilakukan pada saat studi
pendahuluan dari tokoh adat ketua Lembaga Pengembangan Tandak Intan Kaharingan
pusat Palangka Raya sebagai salah satu pengamat syair karungut Dayak Ngaju yang
dilakukan peneliti untuk menggali informasi syair karungut Dayak Ngaju yang akan
dikembangkan peneliti sebagai media siswa menulis cerpen dan wawancara dengan
guru sekolah SMP Negeri 8 Palangka Raya.

3.3.4.2 Pedoman Observasi


Penelitian pengembangan ini menggunakan instrumen pedoman observasi pada
saat uji keefektifan produk di lapangan. Observasi dilakukan saat uji lapangan di
sekolah untuk mengamati pembelajaran di kelas saat menerapkan produk pemanfaatan
syair karungut Dayak Ngaju sebagai media pembelajaran menulis cerpen yang
dikembangkan.

3.3.4.3 Angket
Instrumen pengumpulan data kuantitatif dalam penelitian pengembangan ini
dilakukan dengan angket untuk mengetahui penilaian dan skor angka dari uji ahli,
48

praktisi, dan siswa sebagai responden. Angket yang digunakan adalah angket tertutup
yang disajikan dengan kolom pernyataan untuk ahli, praktisi dan siswa yang disertai
respon deskriptor dari tiap-tiap skor. Angket yang disajikan terdapat kolom komentar
dan saran untuk diisi subjek uji produk yang digunakan peneliti sebagai data kualitatif.
Angket untuk ahli digunakan untuk mengetahui kelayakan tampilan, isi, dan
bahasa media yang dikembangkan. Angket untuk praktisi digunakan untuk mengetahui
kelayakan media sebagai bahan ajar yang layak digunakan dalam pembelajaran menulis
cerpen, penyajian materi sesuai kompetensi dasar, daya terap materi yang disajikan
dalam media, dan daya tarik media yang memudahkan siswa dalam proses pembelajaran
menulis cerpen. Angket untuk siswa bertujuan untuk mengetahui respon siswa dalam
penggunaan media pada proses pembelajaran, daya serap siswa dengan materi dalam
media yang dikembangkan, kemenarikan media untuk siswa belajar, dan
kebermanfaatan media yang membantu siswa menghasilkan karya berupa cerpen.
Angket validasi ahli, praktisi dan lapangan telah disediakan dengan jawaban yang bisa
dipilih dari skor yang disediakan kolom jawaban dengan memberi tanda (√) dengan
skala penilaian skor empat jawaban alternatif sebagai berikut.

Tabel 3.3 Pengukuran Skala Likert Uji Validasi


Pengukuran Hasil Penilaian
4 Sangat baik
3 Baik
2 Kurang
1 Sangat kurang

3.3.4.4 Pedoman Penilaian


Pedoman penilaian dalam penelitian ini sebagai instrumen menilai hasil tulisan
siswa berupa cerpen dengan memanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media
menulis cerpen. Pedoman penilaian disesuaikan dengan indikator pencapaian siswa dan
deskripsi skor pada tiap indikator aktivitas siswa untuk menilai hasil karya siswa pada
uji keefektifan produk.
49

3.3.5 Teknik Analisis Data


Data penelitian pengembangan ini diperoleh dari validasi hasil pengembangan
produk yang berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif dianalisis dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
(1) Pengumpulan data verbal yang diperoleh dari saran dan masukan dari uji ahli, uji
praktisi, dan uji lapangan saat uji coba produk.
(2) Penyeleksian data yang dikumpulkan.
(3) Pengecekan analisis data.
(4) Perumusan hasil analisis sebagai dasar revisi produk yang dikembangkan dan
menghasilkan produk akhir.
Data kuantitatif dianalisis dengan teknik persentase berupa angka yang diperoleh
dari hasil penilaian validasi ahli dan uji coba produk yang dianalisis dengan langkah-
langkah sebagai berikut.
(1) Pengumpulan data nilai angka dari hasil validasi ahli dan uji coba produk.
(2) Penghitungan data yang telah dikumpulkan.
(3) Analisis data dengan rumus
Rumus menghitung data per butir
𝑥
P= 𝑥 𝑥 100%
1

Keterangan:
P: Persentase
X: Jawaban skor responden dalam satu butir
𝑋1: Nilai skor maksimal dalam satu butir
100% : Konstanta
Rumus untuk menghitung data butir secara keseluruhan
∑𝑥
P= ∑𝑋 x 100%
1

Keterangan :
P : Persentase
∑ 𝑥 : Jumlah keseluruhan jawaban responden dalam keseluruhan butir
∑𝑥 1 : Jumlah keseluruhan skor maksimal dalam satu butir
100% : konstanta
50

(4) Simpulan hasil validasi dalam bentuk persentase sebagai berikut.

Tabel 3.4 Hasil Validasi Persentase


Kategori Skor Persentase Kualifikasi Keterangan
4 85% -100% Sangat Layak Implementasi
3 75% -84% Layak Implementasi
2 56% -74% Cukup Layak Revisi
1 55% Kurang Layak Revisi

Sumber: Arikunto, (2008:253)

Keterangan:
(1) Uji kelayakan produk mencapai tingkat persentase 85%-100%, produk sangat layak
dan dapat diimplementasikan.
(2) Uji kelayakan produk mencapai tingkat persentase 75%-84%, produk tergolong
layak dan dapat diimplementasikan.
(3) Uji kelayakan produk mencapai tingkat persentase 56%-74%, produk tergolong
cukup layak tetapi perlu revisi.
(4) Uji kelayakan produk mencapai tingkat persentase kurang dari 55%, produk
tergolong tidak layak dan harus direvisi.

3.4 Uji Keefektifan Produk


Berdasarkan tujuan penelitian pengembangan ini dilakukan uji keefektifan produk
media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen yang
dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Uji
keefektifan dilakukan untuk menguji produk yang dikembangkan dapat memudahkan
siswa menulis cerpen dengan memnfaatkan kearifan lokal budaya Kalimantan Tengah,
yakni syair karungut Dayak Ngaju dari hasil tulisan tangan siswa.
Uji keefektifan produk diimplementasikan pada proses pembelajaran yang
dilakukan oleh 21 siswa kelas IX-6 sebagai pengguna produk. Produk yang diuji
dilakukan dengan uji eksperimen dalam bentuk praeksperimen, karena uji eksperimen
yang dilakukan pada satu kelompok one-group (tanpa kelas kontrol). Uji praeksperimen
ini terdapat pretes yang diberikan sebelum media pemanfaatan syair karungut Dayak
51

Ngaju sebagai media menulis cerpen dilakukan dan postes saat media pemnfaatan syair
karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen diimplementasikan. Dengan
demikian, dapat dilakukan perbandingan hasil uji keefektifan dengan melihat hasil
perolehan yang didapat dari sebelum produk media diimplementasikan dan dengan yang
sudah diimplementasikan.
Uji praeksperimen ini didesain dengan melihat pengaruh keefektifan media
terhadap hasil nilai dari tulisan tangan siswa sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi
perlakuan yang digambarkan sebagai berikut.

Keterangan:

O1 X O2 O1 : Nilai pretes hasil tulisan tangan siswa


(sebelum media diimplementasikan)
O2 : Nilai postes hasil tulisan tangan siswa
(sesudah media diimplementasikan)
X : Media yang diimplementasikan.
Sumber: Sugiyono, (2015:109-111)
BAB IV
DESKRIPSI PRODUK DAN HASIL PENGEMBANGAN

Bab ini berisi hasil penelitian pengembangan yang menghasilkan produk


pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen untuk siswa
SMP berupa media pembelajaran yang dikemas dalam bentuk softfile dengan
menggunakan program komputer software, meliputi (1) deskripsi produk, (2) hasil uji
validasi revisi produk, dan (3) pembahasan hasil pengembangan produk. Hal-hal
tersebut dijelaskan sebagai berikut.

4.1 Deskripsi Produk


Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk berupa media pembelajaran
yang dikemas dalam bentuk softfile dengan menggunakan program komputer software.
Media pembelajaran ini dikembangkan untuk membantu siswa menulis cerpen dengan
memanfaatkan kearifan lokal budaya Dayak, yakni syair karungut Dayak Ngaju sebagai
media menulis cerpen untuk siswa SMP. Pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju
sebagai media menulis cerpen ini berisi teks cerpen, video pertunjukkan syair karungut
Dayak Ngaju, teks syair karungut Dayak Ngaju yang dikemas menarik untuk siswa
SMP. Produk media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran menulis
cerpen dikembangkan dengan aplikasi softfile sehingga dapat diimplementasikan
dengan program komputer software.
Produk media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju untuk siswa menulis
cerpen ini memiliki tujuh konten menu, yakni (1) tampilan awal beranda, (2) petunjuk,
(3) tujuan, (4) materi, (5) galeri, (6) pemodelan, dan (7) latihan. Media pembelajaran
yang dikembangkan memuat konten pembelajaran yang didasari pada kompetensi dasar,
indikator yang dicapai, dan materi pembelajaran menulis cerpen. Media pembelajaran
ini ditinjau berdasarkan tampilan, isi, dan bahasa yang dideskripsikan sebagai berikut.

4.1.1 Tampilan Awal


Pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen
memiliki tampilan yang meliputi halaman awal berisi judul media, lambang instansi,

52
53

biodata pengembangan sebagai cover sebelum masuk ke tiap-tiap menu. Halaman awal
terdapat tombol “masuk” untuk masuk ke menu beranda yang menampilkan macam-
macam menu yang ada dalam media pembelajaran dan di bawah samping kiri terletak
simbol gambar volume untuk mengatur bunyi instrumen pada media. Berikut gambar
tampilan awal media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis
cerpen.

Gambar 4.1 Tampilan Awal

4.1.2. Menu Beranda


Menu beranda menampilkan gambar menulis cerpen dengan background
ornamen dayak sebagai latar yang disesuaikan dengan kearifan lokal khas budaya
Dayak Kalimantan Tengah. Kata motivasi dan ucapan selamat datang untuk pengguna
media ditampilkan dalam menu beranda dan tampilan tombol “petunjuk” untuk masuk
ke menu petunjuk. Pemilihan jenis huruf pada media menggunakan “Times New
Roman” dengan ukuran 14-28. Berikut gambar menu beranda media pemanfaatan syair
karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen.
54

Gambar 4.2 Menu Beranda

4.1.3 Menu Petunjuk


Menu petunjuk menampilkan tiap-tiap tombol menu “tujuan”, menu “materi”,
menu “galeri”, menu “pemodelan”, menu “latihan”, dan menu “keluar” yang disusun
secara beurutan. Tiap tampilan menu berlatar warna biru dengan animasi gambar kartun
tokoh Dayak dan ornamen-ornamen ciri khas musik, senjata tradisional Dayak yang
terletak pada bagian samping bawah teks tiap konten. Setiap tombol menu memiliki
simbol gambar sesuai dengan konten menu. Menu petunjuk menampilkan teks berisi
petunjuk pemanfaatan dan petunjuk penggunaan media dengan latar warna biru dan di
samping bawah teks terdapat gambar tokoh kartun “Bawi Dayak” sebagai simbol
ucapan salam kepada pengguna media. Konten pada menu tujuan terdapat tombol
navigasi simbol tanda panah untuk membuka slide ke arah kanan selanjutnya dan
simbol tanda panah kea rah kiri untuk membuka slide sebelumnya yang digunakan
untuk memudahkan pengguna media berpindah slide secara beurutan maupun berulang.
Berikut gambar menu petunjuk media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai
media menulis cerpen.
55

Gambar 4.3 Menu Petunjuk

4.1.4 Menu Tujuan


Menu tujuan menampilakn teks berisi tujuan media dikembangkan dan tujuan
pembelajaran yang meliputi kompetensi dasar dan indikator. Menu tujuan terdapat
gambar kartun tokoh “Hatue Dayak”, musik, dan senjata ciri khas budaya Dayak Ngaju
yang terletak pada bagian samping kanan teks.
Tujuan produk berisi tujuan pembelajaran yang mengacu pada kompetensi
dasar menulis cerpen dan indikator yang harus dicapai siswa dalam menggunakan
media. KD disesuaikan dengan silabus SMP mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IX.
Produk yang dihasilkan berupa media pembelajaran yang dikembangkan untuk proses
pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran melalui kompetensi dasar
ranah pengetahuan dan ranah keterampilan khususnya pada pembelajaran menulis
cerpen. Berikut gambar menu tujuan media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju
sebagai media menulis cerpen.
56

Gambar 4.4 Menu Tujuan

Gambar 4.5 KD dan Indikator

4.1.5 Menu Materi


Menu materi menampilkan dua tombol menu materi “cerpen” dan menu materi
“syair” serta terdapat gambar dua kartun penari Dayak dan tokoh Dayak yang sedang
berburu menggunakan senjata tradisional “Tombak” dengan latar yang disesuaikan
dengan background tiap konten. Menu materi berisi dasar-dasar awal materi yang
dipelajari, yakni mengenal “apakah itu cerpen?” dan “apakah itu syair karungut Dayak
Ngaju?”. Materi yang disajikan sesuai dengan KD dan indikator yang dicapai dalam
menggunakan media pembelajaran. Materi disajikan secara beurutan dimulai dari
“cerpen” yang berisi “apa itu cerpen?”, “apa saja unsur pembangun cerpen?”, “apa saja
57

struktur cerpen?”, “bagaimana ciri kaidah kebahasaan cerpen?”, “apa saja langkah-
langkah menulis cerpen?”. Isi materi cerpen disajikan dalam bentuk pertanyaan yang
dapat memberi stimulus siswa dalam keingintahuan mengenal dan mengetahui tentang
cerpen. Setelah siswa menguasai materi cerpen dengan saksama, karena media yang
dikembangkan berbasis kearifan lokal dengan mengksploitasi syair karungut Dayak
Ngaju perlunya materi menyajikan dasar-dasar mengenai pengertian “apakah itu syair
karungut Dayak Ngaju?”, “apa saja jenis-jenis syair karungut Dayak Ngaju?”,
“bagaimana struktur syair karungut Dayak Ngaju?”, “contoh syair karungut Dayak
Ngaju” yang disesuaikan dengan indikator tujuan media dikembangkan. Berikut gambar
menu materi media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis
cerpen.

Gambar 4.6 Menu Materi

4.1.6 Menu Galeri


Menu galeri sebagai konten produk yang dikembangkan untuk membangun
konteks melalui video singkat pertunjukkan karungut berserta teks syair karungut
Dayak Ngaju. Video singkat pertunjukkan karungut berisi makna yang diceritakan
dalam syair karungut Dayak Ngaju disajikan dalam bentuk lantunan yang diiringi musik
tradisonal khas Dayak dan tarian tradisional Dayak. Setiap teks syair karungut Dayak
58

Ngaju terdapat unsur pembangun syair karungut. Menu galeri disajikan lima judul syair
karungut Dayak Ngaju, yakni (1) patiruh anak (menidurkan anak), (2) tingak ajar anak
sakula, (teguran anak sekolah), (3) budaya belum bahemat (budaya hidup hemat), (4)
narkoba, dan (5) jasa guru. Setiap judul dibuat tombol menu dan gambar yang
disesuaikan dengan isi dan makna judul syair karungut Dayak Ngaju.
Video pertunjukkan karungut Dayak Ngaju menampilkan simbol play untuk
pemutaran video dan gambar kartun pakaian adat perang tokoh Dayak terletak di bagian
samping kiri. Bagian samping kanan terdapat tombol “syair” untuk membuka slide teks
syair karungut Dayak Ngaju. Setiap video memiliki durasi maksimal 7 menit yang
diunggah dari sumber daring youtube yang sudah dicantum sumbernya. Video
pertunjukkan karungut disesuaikan dengan tema dan makna setiap judul syair karungut
Dayak Ngaju sebagai “Pembangun konteks” untuk siswa mengenal syair karungut
Dayak Ngaju melalui pertunjukkan singkat karungut. Berikut gambar menu galeri
media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen.

Gambar 4.7 Menu Galeri (Video Pertunjukkan Karungut & Teks Syair Karungut)

4.1.7 Menu Pemodelan


Menu pemodelan menampilkan lima model sebagai contoh memanfaatkan syair
karungut Dayak Ngaju untuk menulis cerpen. Setiap konten model menampilkan
gambar yang disesuaikan dengan makna dan isi syair karungut Dayak Ngaju yang
dikembangkan menjadi cerpen. Pemodelan tiap konten menampilan teks berisi langkah-
59

langkah ada empat langkah, tiap slide terdapat tombol navigasi simbol tanda panah yang
terletak di samping kiri untuk slide sebelumnya dan di samping kanan untuk slide
selanjutnya. Di bawah teks berisi langkah terdapat tombol “contoh” untuk melihat
contoh dari langkah-langkah. Contoh ditampilkan menggunakan microsoft word.
Berikut gambar menu pemodelan media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju
sebagai media menulis cerpen.

Gambar 4.8 Menu pemodelan

Gambar 4.9 Model Langkah I Gambar 4.10 Model Langkah II


60

Gambar 4.11 Model Langkah III Gambar 4.12 Model Langkah IV

4.1.8 Menu Latihan


Menu latihan menampilkan lima judul syair karungut yang berbeda, yakni (1)
belum bahadat (hidup beretika), (2) belum malayau (hidup tidak pada tujuan), (3) ela
bakulas (jangan malas), (4) harati mambelum arep (pintar menghidupi diri), dan (5)
wajib belajar dua belas tahun. Setiap judul terdapat gambar yang disesuaikan dengan
tema dan makna syair karungut Dayak Ngaju. Siswa bebas memilih dari lima judul
syair karungut yang disediakan untuk berlatih menulis cerpen. Setiap judul
menampilkan langkah-langkah seperti di menu pemodelan yang memudahkan siswa
dalam proses menulis cerpen. Di bagian bawah tiap-tiap langkah terdapat tombol “Mari
berlatih” sebagai lembar kerja siswa untuk menyusun dan mengisi yang diperintahkan
tiap langkah-langkah dalam menulis cerpen. Tombol “Mari berlatih” ditampilkan
menggunakan microsoft word yang didesain untuk memudahkan siswa mengetik
langsung di kolom dan esai yang telai disediakan sebagai “latihan terbimbing” yang
dipandu dengan langkah-langkah memanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju untuk
menulis cerpen. Menu latihan menampilkan tombol lembar kerja untuk “latihan
mandiri” dengan microsoft word yang disediakan untuk siswa menulis cerpen secara
utuh. Hasil tulisan tangan siswa disimpan di lembar kerja pada media pembelajaran.
61

Tampilan menu latihan terdapat tombol navigasi simbol tanda panah untuk membuka
slide dan terdapat gambar kartun “pakaian adat bawi Dayak” yang terletak di bagian
bawah samping kanan teks. Berikut gambar menu latihan media pemanfaatan syair
karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen.

Gambar 413 Menu Latihan

Gambar 4.14 Latihan (Terbimbing & Mandiri) dan LK

4.1.9 Menu Keluar


Menu keluar ditampilkan diakhir urutan menu untuk tombol navigasi keluar

dari media pembelajaran yang diberi simbol untuk exit. Setiap menu diletakkan di
atas secara beurutan untuk memudahkan pengguna media dalam pengoperasian. Untuk
kembali atau keluar dari konten menu, dapat mengklik kembali tombol menu atau
62

tombol menu yang selanjutnya dibuka. Konten media ada delapan tombol menu beserta
simbol gambar yang menunjukkan fungsi dan kegunaan setiap menu.

4.10 Isi Media


Pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen
menghasilkan produk media pembelajaran yang dikembangkan untuk memudahkan
siswa menulis cerpen dan mengenalkan kearifan lokal budaya syair karungut Dayak
Ngaju. Syair karungut Dayak Ngaju yang berisikan nasihat untuk generasi masyarakat
suku Dayak Kalimantan Tengah yang diapresiasikan melalui pertunjukkan karungut
pada acara adat, nikahan, penyambutan, formal dan informal. Syair karungut Dayak
Ngaju lebih dikenal dalam dunia kesenian dan budaya yang beralih wahana menjadi
lisan dengan pertunjukkan yang dilantunkan dan diiringi musik kecapi, gendang, gong,
dan kenong, serta tari-tarian khas Dayak.
Media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju ini dieksploitasikan sebagai
tangga, inspirasi dalam mengembangkan alur, konflik, peristiwa, tema dan nilai-nilai
yang terkandung dari isi dan makna syair karungut Dayak Ngaju menjadi cerpen. Syair
karungut Dayak Ngaju berisi nasihat yang menceritakan perjalanan maupun
pengalaman hidup seseorang, tokoh adat Dayak, kehidupan masyarakat suku Dayak,
dan nasihat-nasihat untuk generasi muda zaman sekarang. Media ini dikembangkan
selain menghasilkan produk juga dikembangkan untuk dimanfaatkan dengan
mengangkat nilai-nilai dan isi makna syair karungut dalam dunia pendidikan khususnya
pada pembelajaran menulis cerpen.
Pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen untuk
siswa SMP ini dikemas dengan produk berbasis komputer berupa softfile yang menarik
dan mudah diimplementasikan untuk siswa SMP. Produk media ini dikembangkan
mengacu pada kurikulum 2013 pembelajaran bahasa Indonesia dengan prinsip
pendekatan CLIL (Contenct Language Integrated Learning), yang meliputi isi sebagai
konten berbasis teks yang bermuatan nilai-nilai untuk membangun karakter siswa,
komunikasi, kognisi berpikir dengan memilih jenis syair karungut Dayak Ngaju yang
memiliki struktur dan nilai moral budaya, dan pemanfaatan kearifan lokal sebagai hasil
kebudayaan.
63

Produk yang dihasilkan berupa media pembelajaran yang dikembangkan untuk


proses pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran melalui kompetensi
dasar ranah pengetahuan dan ranah keterampilan khususnya pada pembelajaran menulis
cerpen yang terdapat pada KD 3.5 mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra
dalam teks cerita pendek yang dibaca atau didengar, 4.5 menyimpulkan unsur-unsur
pembangun karya sastra dengan bukti yang mendukung dari cerita pendek yang dibaca
atau didengar, 3.6 menelaah struktur dan aspek kebahasaan cerita pendek yang dibaca
atau didengar, dan 4.6 mengungkapkan pengalaman dan gagasan dalam bentuk cerita
pendek dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan. KD pada ranah pengetahuan
disertakan dalam pembelajaran menulis cerpen dikarenakan sebelum menulis cerpen
dibutuhkan pengetahuan yang harus dikuasai siswa.
Sesuai dengan indikator pembelajaran menulis cerpen yang harus dicapai
menggunakan media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju untuk menulis cerpen
meliputi, (1) mampu mengidentifikasi unsur pembangun syair karungut Dayak Ngaju ke
dalam cerpen, (2) mampu memparafrasakan isi dan makna syair karungut Dayak Ngaju
menjadi cerpen, (3) mampu menentukan unsur pembangun cerpen, (4) mampu
menyusun struktur cerpen, (5) mampu menggunakan gaya bahasa ragam cerpen. Tujuan
pembelajaran menjadi acuan pencapaian yang disesuaikan dengan tujuan produk
dikembangkan. Produk media pembelajaran yang dihasilkan berupa produk hasil tulisan
siswa menulis cerpen dengan memanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju.
Menu materi berisi dasar-dasar awal materi yang dipelajari, yakni mengenal
“apakah itu cerpen?” dan “apakah itu syair karungut Dayak Ngaju?”. Materi yang
disajikan sesuai dengan KD dan indikator yang dicapai dalam menggunakan media
pembelajaran. Materi disajikan secara beurutan dimulai dari “cerpen” yang berisi “apa
itu cerpen?”, “apa saja unsur pembangun cerpen?”, “apa saja struktur cerpen?”,
“bagaimana ciri kaidah kebahasaan cerpen?”, “apa saja langkah-langkah menulis
cerpen?”.
Isi materi cerpen disajikan dalam bentuk pertanyaan yang dapat memberi stimulus
siswa dalam keingintahuan mengenal dan mengetahui tentang cerpen. Setelah siswa
menguasai materi cerpen dengan saksama, karena media yang dikembangkan berbasis
kearifan lokal dengan mengksploitasi syair karungut Dayak Ngaju perlunya materi
64

menyajikan dasar-dasar mengenai pengertian “apakah itu syair karungut Dayak


Ngaju?”, “apa saja jenis-jenis syair karungut Dayak Ngaju?”, “bagaimana struktur syair
karungut Dayak Ngaju?”, “contoh syair karungut Dayak Ngaju” yang disesuaikan
dengan indikator tujuan media dikembangkan.
Menu galeri sebagai konten produk yang dikembangkan untuk membangun
konteks melalui video singkat pertunjukkan karungut berserta teks syair karungut
Dayak Ngaju. Video singkat pertunjukkan karungut berisi makna yang diceritakan
dalam syair karungut Dayak Ngaju dan disajikan dalam bentuk lantunan lagu yang
diiringi musik tradisonal khas Dayak serta tarian tradisional Dayak. Teks syair karungut
Dayak Ngaju berisi paling sedikit tujuh bait dalam bahasa Dayak Ngaju dan
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang telah dianalisis nilai-nilai moral dan makna
yang terkandung dalam tiap bait. Setiap teks syair karungut Dayak Ngaju terdapat unsur
pembangun syair karungut.
Menu galeri disajikan dengan lima judul syair karungut Dayak Ngaju yang
memiliki isi dan makna dalam cerita serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,
yakni sebagai berikut.
(1) Patiruh anak (menidurkan anak) yang menceritakan tentang kehidupan
keluarga masyarakat Dayak sebagai orang tua untuk ayah yang memiliki kewajiban
berburu ke hutan mencari makan untuk keluarga di rumah dan seorang istri sebagai ibu
yang tinggal di rumah mengurus, menjaga, dan merawat anaknya sembari menunggu
suami pulang berburu membawakan makanan. Patiruh anak berisi nilai-nilai moral
seperti apa kasih sayang orang tua terhadap anak dan budaya masyarakat Dayak cara
menidurkan anak di ayunan dengan melantunkan lagu tidur untuk anaknya, serta
menceritakan perjuangan ayah sebagai kepala keluarga berburu mencari makan dari
pagi hingga petang.
(2) Tingak ajar anak sakula (teguran anak sekolah) yang berisi pesan dan nasihat
untuk anak sekolah baik yang di desa maupun di kota di setiap jenjang sekolah. Melihat
kondisi anak sekolah zaman sekarang yang patut diberi teguran melalui pesan
disampaikan melalui syair karungut Dayak Ngaju.
(3) Budaya belum bahemat (budaya hidup hemat) yang menceritakan bagaimana
kondisi kehidupan zaman sekarang yang semua serba sulit serta kemiskinan yang masih
65

banyak terjadi di berbagai daerah. Mencari kerja sulit, kebutuhan hidup meningkat,
segala sesuatu nilai jual beli naik.
Melalui syair karungut Dayak Ngaju memberikan nasihat atau pesan untuk semua
kalangan dari yang tua sampai yang muda belajar hidup hemat dalam menghadapi
kondisi krisis moneter di era globalisasi sekarang. Untuk menanggulangi hal tersebut di
berbagai pedesaan atau daerah yang masih dapat dijangkau dengan berkebun dan
berladang merupakan salah satu mata pencaharian khas masyarakat suku Dayak, seperti
memantat getah karet, bercocok tanam, bersawah, dan berburu. Usaha juga merupakan
mata pencarian masyarakat suku Dayak dengan berdagang, menggali emas, dan lain-
lain.
(4) Narkoba yang berisi pesan, nasihat, dan teguran khususnya untuk generasi
muda zaman sekarang. Syair karungut ini berbicara tentang dampak dari bahaya
narkoba yang dapat merusak masa depan pendidikan dan kehidupan bahkan membunuh
manusia. Kalangan tua sampai kalangan muda untuk menjaga pergaulan yang dapat
menjerumuskan diri sendiri. Nilai-nilai yang disajikan khususnya untuk siswa SMP
akan bahaya dan dampak narkoba sangat perlu diketahui melalui isi dan makna syair
karungut Dayak Ngaju.
(5) Jasa guru syair karungut yang menceritakan jasa guru sebagai pendidik
pahlawan tanpa jasa yang sering ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari. Syair
karungut yang memberikan nilai-nilai bagaimana menghormati guru di sekolah,
mengajarkan sopan santun, mengingat jasa guru yang sabar dan setia mendidik sampai
sukses, dan sampai bisa menjadi orang. Melalui isi dan makna syair karungut dapat
mengubah psikologi siswa dan menumbuhkan nilai-nilai karakter.
Menu pemodelan berisi langkah-langkah atau cara bagaimana pemanfataan syair
karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen yang menghasilkan pemodelan
cerpen. Menu pemodelan menyajikan lima model syair karungut Dayak Ngaju dan lima
pemodelan teks. Syair karungut yang dijadikan pemodelan dari menu galeri yang telah
dianalisis nilai-nilai yang terkandung dan unsur pembangun syair karngut Dayak Ngaju.
Menu pemodelan dikembangkan untuk menelaah pemodelan teks sebelum masuk
latihan menulis cerpen.
66

Adapun langkah-langkah pemanfataan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media


menulis cerpen terdapat empat langkah, yakni langkah I “analisis syair karungut Dayak
Ngaju”, langkah II “parafrasakan syair karungut Dayak Ngaju menjadi cerpen”,
langkah III “tentukan unsur pembangun cerpen”, dan langkah IV “menyusun struktur
cerpen”. Keempat langkah disajikan dengan contoh dari masing-masing tiap langkah.
Pemodelan cerpen disajikan setelah langkah-langkah pemanfaatan syair karungut Dayak
Ngaju sebagai media menulis cerpen yang berisi pemodelan teks cerpen secara utuh dari
unsur pembangun dan susunan struktur yang dikembangkan dari syair karungut Dayak
Ngaju.
Menu latihan berisi lima judul syair karungut Dayak Ngaju yang telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia untuk memudahkan siswa yang tidak fasih
menggunakan bahasa Dayak Ngaju. Siswa diberi kebebasan memilih salah satu judul
syair karungut Dayak Ngaju untuk dikembangkan menjadi cerpen. Adapun lima judul
syair karungut Dayak Ngaju yang disajikan, yakni sebagai berikut.
(1) Belum bahadat (hidup beretika) yang menceritakan salah satu tokoh Dayak
Tamanggung Dambung dan anaknya Bandar dan Sumbu Kurung yang menjadi contoh
cerminan kehidupan zaman sekarang dalam beretika dan sopan santun melalui tindakan
maupun perkataan. Nilai-nilai moral yang disampaikan melalui syair karungut memberi
nasihat untuk kaum muda lebih memperhatikan sikap sopan santun terhadap orang tua,
etika dalam bertindak dan perkataan, dan moral hidup yang dijunjung tinggi.
(2) Belum malayau (hidup tidak pada tujuan) yang berisikan tentang dampak
hidup yang menyimpang dan tidak baik untuk kalangan tua sampai kalangan muda yang
senang hidup hura-hura, tidak memiliki tujuan hidup, menghabiskan waktu untuk
melakukan hal yang tidak penting. Syair karungut memberikan contoh bagaimana orang
yang hidupnya tidak ada tujuan dan dampak yang terjadi pada hidup sendiri.
(3) Ela bakulas (jangan malas) yang berisikan pesan dan nasihat khususnya untuk
anak muda zaman sekarang yang hidup serba instan untuk jangan malas melakukan
sesuatu yang jika dibiarkan akan berdampak pada hal yang tidak baik yang dapat
merusak masa depan sendiri.
(4) Harati mambelum arep (pintar menghidupi diri sendiri) yang menceritakan
tentang kehidupan masyarakat di desa yang memiliki usaha sendiri dengan berkebun,
67

bersawah, bercocok tanam, yang hasilnya bisa dijadikan usaha baik untuk kebutahan
kehidupan maupun menghasilkan uang. Kehidupan di desa yang serba dibuat sendiri
tanpa membeli merupakan cara menghidupi diri sendiri. Syair karungut memberikan
contoh dan ajaran untuk pembaca bagaimana memanfaatkan segala sesuatu yang dapat
dilakukan sendiri dengan hidup benar membuahkan hasil yang baik.
(5) Wajib belajar dua belas tahun yang berisi tentang pesan dari pemerintah yang
melakukan program wajib belajar dua belas tahun untuk anak-anak baik yang ada di
desa maupun di kota. Syair karungut memberikan pesan dan nasihat untuk siswa supaya
lebih rajin menimba ilmu selama masih ada kesempatan untuk sekolah, jangan malas-
malasan, jangan melakukan hal yang menyimpang, belajar sungguh-sungguh demi
meraih cita-cita dan membahagiakan orang tua.
Setiap judul syair karungut yang dipilih untuk dikembangkan menjadi cerpen
menyajikan langkah-langkah pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media
menulis cerpen, seperti yang sudah ditelaah pada menu pemodelan sebagai acuan untuk
latihan terbimbing. Siswa dapat berlatih pada lembar kerja yang telah disediakan dengan
perintah tiap langkah. Menu latihan juga menyajikan lembar kerja untuk latihan mandiri
menulis cerpen secara utuh, setelah mengikuti langkah-langkah pemanfaatan syair
karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen.

4.11 Deskripsi Produk dari Segi Bahasa


Pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen untuk
siswa SMP sebagai pengguna media dari segi bahasa disesuaikan dengan pola pikir dan
perkembangan siswa SMP. Penggunaan bahasa media yang dikembangkan
menggunakan bahasa yang efektif dan mudah dipahami. Bahasa perintah pada tiap
konten tidak bersifat kaku, namun komunukatif dengan ajakan menggunakan sapaan
“hai sobat pintar”.
Media pembelajaran memberikan interaksi dengan kata-kata motivasi yang
disisipkan dalam konten, seperti “yakin kalian pasti bisa sobat pintar”, “selamat
belajar!”, “BERHASIL. hore..” sebagai refleksi untuk pengguna media senang dan
tertantang untuk berlatih menulis cerpen.
68

Pemodelan teks cerpen menggunakan kaidah bahasa cerpen yang yang


disesuaikan dengan materi, dengan memperhatikan penggunaan tanda baca, ragam
bahasa cerpen, majas, dan bahasa sehari-sehari sesuai dengan konteks cerpen. Media
pada isi syair karungut juga terdapat penggunaan bahasa asli Dayak Ngaju yang diambil
dari antalogi syair karungut Dayak Ngaju dan diterjemahkan langsung oleh peneliti ke
dalam bahasa Indonesia yang disajikan pada konten galeri, pemodelan, dan latihan yang
menyajikan syair karungut Dayak Ngaju. Produk media yang dikembangkan dari segi
bahasa merupakan hal penting dalam interaksi dengan pengguna media dan
kemenarikan produk sebagai media pembelajaran.
Berdasarkan paparan deskripsi pengembangan produk yang dihasilkan dari segi
tampilan, isi, dan bahasa yang dikembangkan sedemikian rupa untuk memudahkan
siswa menulis cerpen dan membantu pada proses pembelajaran dengan memanfaatkan
kearifan lokal, serta mengangkat nilai-nilai moral yang dapat dijadikan sebagai pesan
atau amanat untuk menumbuhkan karakter siswa dalam kehidupan sehari-hari, berikut
keseluruhan isi produk pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis
cerpen yang disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Isi Produk Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju sebagai Media Menulis Cerpen
No Menu Media Keterangan Isi, Tampilan, dan Bahasa Media
1. Beranda  Berisi tampilan gambar kartun menulis cerpen dengan latar
ornament Dayak.
 Berisi ucapan sapaan selamat datang untuk pengguna media.
 Berisi tombol untuk masuk ke menu petunjuk.
2. Petunjuk  Berisi petunjuk pemanfaatan media.
 Berisi petunjuk penggunaan media .
3. Tujuan  Berisi tujuan media dikembangkan.
 Berisi tujuan pembelajaran
 Kompetensi dasar
 Indikator
4. Materi Berisi materi yang menyajikan:
“Apakah itu cerpen?”
 Apa saja unsur pembangun cerpen?
 Apa saja struktur cerpen?
 Bagaimana ciri kaidah kebahasaan cerpen?
 Apa saja langkah-langkah menulis cerpen?
“Apa itu syair karungut Dayak Ngaju?”
 Apa saja jenis-jenis syair karungut Dayak Ngaju?
 Bagaimana struktu syair karungut Dayak Ngaju?
 Contoh syair karungut Dayak Ngaju.
69

5. Galeri  Berisi tampilan lima judul syair karungut Dayak Ngaju yang
disajikan dengan video singkat pertunjukkan karungut.
 Berisi lima teks syair karungut Dayak Ngaju yang berjudul:
 Patiruh anak (Menidurkan anak)
 Tingak ajar anak sakula (Teguran anak sekolah)
 Budaya belum bahemat (Budaya hidup hemat)
 Karungut tentang narkoba
 Jasa guru
 Setiap syair karungut Dayak Ngaju dianalisis nilai-nilai isi dan
makna yang terkandung dan memiliki unsur pembang un syair
karungut Dayak Ngaju.
6. Pemodelan  Berisi langkah-langkah pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju
sebagai media menulis cerpen, yaitu:
 Langkah I : Analisis syair karungut Dayak Ngaju.
 Langkah II : Parafrasakan syair karungut Dayak Ngaju
menjadi cerpen.
 Langkah III : Tentukan unsur pembangun cerpen.
 Langkah IV : Menyusun struktur cerpen.
 Tiap langkah berisi contoh pemodelan teks cerpen.
 Bahasa yang digunakan bahasa perintah yang komunikatif dan
efektif.
 Bahasa yang digunakan pada pemodelan teks cerpen
menggunakan ragam bahasa cerpen.
7. Latihan  Berisikan latihan lima judul syair karungut Dayak Ngaju yang
bebas dipilih, yaitu:
 Belum bahadat (Hidup beretika)
 Belum malayau (Hidup tidak pada tujuan)
 Ela bakulas (Jangan malas)
 Harati mambelum arep (Pintar menghidupi diri)
 Wajib belajar dua belas tahun.
 Latihan disajikan dengan terbimbing menggunakan IV langkah
Evaluasi
pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju dan lembar kerja yang
(Mandiri) disediakan pada masing-masing langkah.
 Latihan mandiri disajikan dengan menulis cerpen secara utuh
pada lembar kerja yang disediakan dalam media pembelajaran.
8. Keluar  Tombol menu keluar dari aplikasi media pemanfaatan syair
karungut Dayak Ngaju untuk menulis cerpen.

4.2 Hasil Uji Validasi Revisi Produk


Produk yang dihasilkan berupa media pembelajaran pemanfaatan syair karungut
Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen yang dilakukan dengan uji validasi ahli
media pembelajaran, ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, praktisi, dan uji
lapangan. Uji validasi dilakukan untuk penyempurnaan dengan revisi produk agar
memenuhi kriteria keefektifan dan kelayakan produk yang diimplementasikan.
Uji validasi produk pada penelitian pengembangan ini bertujuan untuk memeroleh
saran dan masukan untuk perbaikan produk dari segi tampilan, isi, dan bahasa. Hasil
penilaian uji validasi menggunakan instrumen berupa angket yang berisi angka kriteria
70

dan saran rekomendasi untuk perbaikan produk validasi. Uji validasi produk pada uji
lapangan dilakukan di SMP Negeri 8 Palangka Raya Kalimantan Tengah. Alasan
pemilihan lokasi daerah dan sekolah adalah media yang dikembangkan berbasis
kearifan lokal budaya Dayak Kalimantan Tengah yang ingin diangkat nilai-nilai pesan
yang terkandung dalam isi dan makna syair karungut Dayak Ngaju ke dunia pendidikan,
khususnya pada pembelajaran menulis cerpen.
Pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen
dikembangkan sebagai media pembelajaran yang dikemas dalam bentuk softfile dan
diimplementasikan menggunakan komputer. SMP Negeri 8 Palangka Raya merupakan
salah satu sekolah SMP Negeri yang ada di Palangka Raya memiliki fasilitas
laboraturium komputer.
Hasil wawancara dengan guru di sekolah, guru masih jarang menggunakan media
pembelajaran berbasis komputer dan komputer yang tersedia hanya digunakan untuk
UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer), jadi produk media yang dikembangkan
peneliti baru pertama kali dilakukan pada proses pembelajaran di sekolah. Respon dari
guru dan siswa saat pengimplemntasikan produk di lapangan diperoleh dari hasil
penilaian angket dan saran untuk perbaikan produk media pembelajaran.
Hasil uji vaildasi produk penelitian pengembangan ini berupa data persentase dan
data dari saran rekomendasi validator. Adapun hasil uji validasi revisi produk yang
dilakukan oleh uji ahli, praktisi, dan lapangan dijelaskan sebagai berikut.

4.2.1 Hasil Uji Validasi Ahli Media Pembelajaran


Validasi ahli media pembelajaran produk penelitian pengembangan ini
dilakukan oleh Prof. Dr. Wahyudi Siswanto, M.Pd., dosen Program Studi Pendidikan
Bahasa Indonesia Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Uji validasi media
pembelajaran meliputi tiga aspek, yakni aspek dari segi tampilan, isi, dan bahasa yang
perlu dilakukan sebelum media diimplementasikan. Revisi produk didasari dari
penilaian persentase kelayakan dan saran rekomendasi yang perlu diperbaiki. Berikut
hasil validasi ahli media pembelajaran yang disajikan pada tabel 4.2.
71

Tabel 4.2 Hasil Uji Validasi Ahli Media Pembelajaran dari Segi Tampilan, Isi, dan Bahasa
Tampilan Media Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju untuk Menulis Cerpen
No Aspek Penilaian X 𝒙𝟏 P (% ) HV
1 Kemudahan menu dalam media pembelajaran untuk Implementasi
3 4 75%
dipahami.
2 Ketepatan letak setiap menu dalam media pembelajaran. 4 4 100% Implementasi
3 Kesesuaian ilustrasi atau gambar dengan tema kearifan Implementasi
3 4 75%
lokal ciri khas Dayak dalam media
4 Ketepatan tata letak gambar pada tampilan media 3 4 75% Implementasi
5 Ketepatan pemilihan jenis dan ukuran huruf dalam media Implementasi
3 4 75%
pembelajaran
6 Kesesuaian video yang digunakan dalam konten dengan Implementasi
3 4 75%
makna isi syair karungut Dayak Ngaju.
7 Kejelasan volume video pada media. 4 4 100% Implementasi
8 Kesesuaian warna yang digunakan pada media Implementasi
3 4 74%
pembelajaran.
9 Kemudahan penjelasan langkah setiap menu dalam Implementasi
4 4 100%
media pembelajaran.
10 Kemudahan tombol navigasi pada media berfungsi Implementasi
4 4 100%
dengan baik.
Rata-rata kelayakan tampilan media pembelajaran 34 40 85% Implementasi

Isi Media Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju untuk Menulis Cerpen
No Aspek Penilaian X 𝒙𝟏 P (% ) HV
Kesesuaian media pembelajaran dengan pemanfaatan
1 3 4 75% Implementasi
syair karungut Dayak Ngaju untuk menulis cerpen.
Kemudahan isi media untuk siswa mengenal syair
2 3 4 75% Implementasi
karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen.
Kesesuaian isi media dengan langkah-langkah
3 pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju dengan 4 4 100% Implementasi
indikator yang dicapai siswa untuk menulis cerpen.
Kesesuaian isi media untuk mengangkat nilai-nilai
4 kearifan lokal dalam syair karungut Dayak Ngaju 4 4 100% Implementasi
sebagai tangga siswa menulis cerpen.
Kejelasan petunjuk untuk mengoperasikan media
5 3 4 75% Implementasi
pembelajaran
72

Kelayakan media pembelajaran untuk menarik minat


6 3 4 75% Implementasi
belajar siswa SMP dalam pembelajaran menulis cerpen.
Rata-rata kelayakan isi media pembelajara n 20 24 83,3% Implementasi
Bahasa Media Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju untuk Menulis Cerpen
No Aspek Penilaian X 𝒙𝟏 P (% ) HV
Kesesuaian bahasa yang digunakan dengan siswa SMP
1 3 4 75% Implementasi
sebagai pengguna media pembelajaran.
Ketepatan pemilihan kalimat yang efektif pada media
2 3 4 75% Implementasi
pembelajaran.
Ketepatan penggunaan bahasa yang baku pada media
3 3 4 75% Implementasi
pembelajaran.
Kemudahan dalam memahami bahasa pada media
4 4 4 100% Implementasi
pembelajaran.
Kesesuaian bahasa yang digunakan dalam media tidak
5 3 4 75% Implementasi
bersifa kaku, ambigu, dan komunikatif.
Rata-rata kelayakan bahasa media pembelajaran 16 20 80% Implementasi
Saran dan Rekomendasi Perbaikan Media Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju untuk
Menulis Cerpen
 Menu beranda diberi kata-kata motivasi dan ucapan selamat datang untuk pengguna media.
 Penggunaan bahasa media harus lebih interaktif.
 Media diberi instrumen musik yang menggambarkan kearifan lokal syair karungut Dayak Ngaju.
 Ukuran font ditambah lagi.
 Kurangi kontras terang warna latar.
 Tujuan media dipaparkan sebelum tujuan pembelajaran.
 Langkah-langkah pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju untuk menulis cerpen pada menu
pemodelan lebih diuraikan lagi sintaknya. Bagaiaman sintaknya syair karungut Dayak Ngaju
dikembangkan menjadi cerpen.

4.2.2 Hasil Uji Validasi Ahli Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Uji validasi ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia produk pemanfataan
syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen untuk siswa SMP ini
dilakukan oleh Dr. Siti Cholisatul Hamidah, M.Pd., dosen Program Studi Pendidikan
Bahasa Indonesia Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Uji validasi ahli
pembelajaran lebih dikhususkan pada isi materi pembelajaran cerpen sebelum
73

diimplementasikan dalam proses pembelajaran di sekolah, yang meliputi tampilan, isi,


dan bahasa media. Hasil uji validasi berupa penilaian persentase dan saran berupa
rekomendasi revisi produk untuk diperbaiki. Berikut hasil validasi ahli pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia yang disajikan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Uji Validasi Ahli Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dari Segi Tampilan,
Isi, dan Bahasa
Tampilan Media Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju untuk Menulis Cerpen
No Aspek Penilaian X 𝒙𝟏 P (% ) HV
1 Kemudahan menu dalam media pembelajaran untuk Implementasi
4 4 100%
dipahami.
2 Ketepatan letak setiap menu dalam media pembelajaran. 4 4 100% Implementasi
3 Kesesuaian ilustrasi atau gambar dengan tema kearifan Implementasi
4 4 100%
lokal ciri khas Dayak dalam media
4 Ketepatan tata letak gambar pada tampilan media 4 4 100% Implementasi
5 Ketepatan pemilihan jenis dan ukuran huruf dalam media Implementasi
4 4 100%
pembelajaran
6 Kesesuaian video yang digunakan dalam konten dengan Implementasi
4 4 100%
makna isi syair karungut Dayak Ngaju.
7 Kejelasan volume video pada media. 4 4 100% Implementasi
8 Kesesuaian warna yang digunakan pada media Implementasi
3 4 75%
pembelajaran.
9 Kemudahan penjelasan langkah setiap menu dalam Implementasi
4 4 100%
media pembelajaran.
10 Kemudahan tombol navigasi pada media berfungsi Implementasi
4 4 100%
dengan baik.
Rata-rata kelayakan tampilan media pembelajaran 39 40 97,5% Implementasi
Isi Media Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju untuk Menulis Cerpen
No Aspek Penilaian X 𝒙𝟏 P (% ) HV
1 Keluasan isi materi yang disajikan dalam media
4 4 100% Implementasi
pembelajaran.
2 Kemudahan memahami isi materi yang disajikan. 4 4 100% Implemetantasi
3 Ketepatan pemilihan materi dengan pemanfaatan syair
4 4 100% Implementasi
karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen
4 Kesesuaian isi materi dengan langkah-langkah 4 4 100% Implementasi
74

pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju dengan


indikator yang siswa untuk menulis cerpen.
5 Ketepatan materi cerpen. 4 4 100% Implementasi
6 Ketepatan materi syair karungut Dayak Ngaju. 4 4 100% Implementasi
7 Kejelasan materi langkah-langkah pemodelan menulis
4 4 100% Implementasi
cerpen.
8 Ketepatan pemilihan pemodelan teks cerpen disesuaikan
4 4 100% Implementasi
dengan kebutuhan dan kehidupan siswa sehari-hari.
9 Kesesuaian isi materi tersusun secara sistematis. 4 4 100% Implementasi
10 Kesesuaian contoh teks cerpen yang disajikan dengan
4 4 100% Implementasi
pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju.
11 Kesesuaian materi dengan perkembangan siswa SMP 4 4 100% Implementasi
12 Ketepatan latihan yang dikembangkan untuk menulis
4 4 100% Implementasi
cerpen
Rata-rata kelayakan isi media pembelajaran. 48 48 100% Implementasi
Bahasa Media Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju untuk Menulis Cerpen
No Aspek Penilaian X 𝒙𝟏 P (% ) HV
Kesesuaian bahasa yang digunakan dengan siswa SMP
1 4 4 100% Implementasi
sebagai pengguna media pembelajaran.
Ketepatan pemilihan kalimat yang efektif pada media
2 4 4 100% Implementasi
pembelajaran.
Ketepatan penggunaan bahasa yang baku pada media
3 3 4 75% Implementasi
pembelajaran.
Kemudahan dalam memahami bahasa pada media
4 4 4 100% Implementasi
pembelajaran.
Kesesuaian bahasa yang digunakan dalam media tidak
5 4 4 100% Implementasi
bersifa kaku, ambigu, dan komunikatif.
Rata-rata kelayakan bahasa media pembelajaran 19 20 95% Implementasi
Saran dan Rekomendasi Perbaikan Media Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju untuk
Menulis Cerpen
 Warna latar disesuaikan dengan font agar terlihat.
 Ukuran font ditambah.
 Warna latar dikurangi kontras terang.
 Gambar disesuaikan dengan isi atau tema syair karungut Dayak Ngaju.
 Menu latihan untuk langkah-langkah pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju untuk menulis cerpen
lebih dijelaskan bagaiman sintak syair karungut Dayak Ngaju dapat dikembangka n menjadi cerpen.
75

4.2.3 Uji Validasi Praktisi


Penelitian pengembangan yang menghasilkan produk pemanfaatan syair
karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen untuk siswa SMP yang
diimplementasikan di sekolah khususnya pada proses pembelajaran mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Sebelum dilakukan uji coba produk pada siswa sebagai pengguna
media, media pembelajaran diuji validasi oleh Ibu Ruslina, S.Pd., guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas IX-6 SMP Negeri 8 Palangka Raya. Hasil uji
validasi praktisi berupa persentase kelayakan media dan saran rekomendasi untuk
perbaikan media pembelajaran. Berikut hasil uji validasi praktisi yang disajikan pada
tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Uji Validasi Praktisi dari Segi Tampilan, Isi, dan Bahasa
Tampilan Media Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju untuk Menulis Cerpen
No Aspek Penilaian X 𝒙𝟏 P (% ) HV
1 Kemudahan menu dalam media pembelajaran untuk Implementasi
3 4 75%
dipahami.
2 Ketepatan letak setiap menu dalam media pembelajaran. 4 4 100% Implementasi
3 Kesesuaian ilustrasi atau gambar dengan tema kearifan Implementasi
4 4 100%
lokal ciri khas Dayak dalam media
4 Ketepatan tata letak gambar pada tampilan media 4 4 100% Implementasi
5 Ketepatan pemilihan jenis dan ukuran huruf dalam media Implementasi
3 4 75%
pembelajaran
6 Kesesuaian video yang digunakan dalam konten dengan Implementasi
4 4 100%
makna isi syair karungut Dayak Ngaju.
7 Kejelasan volume video pada media. 4 4 100% Implementasi
8 Kesesuaian warna yang digunakan pada media Implementasi
4 4 100%
pembelajaran.
9 Kemudahan penjelasan langkah setiap menu dalam Implementasi
4 4 100%
media pembelajaran.
10 Ketepatan tampilan tiap halaman setiap menu berurutan. 4 4 100% Implementasi
11 Kemudahan tombol navigasi pada media berfungsi Implementasi
4 4 100%
dengan baik.
Rata-rata kelayakan tampilan media pembelajaran 42 44 95,4% Implementasi
76

Isi Media Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju untuk Menulis Cerpen
No Aspek Penilaian X 𝒙𝟏 P (% ) HV
1 Kesesuaian materi yang disajikan dengan indikator yang
3 4 75% Implementasi
dicapai.
2 Kesesuaian materi yang disajikan dengan KD 4 4 100% Implementasi
3 Kejelasan penyajian materi mengenal syair karungut
4 4 100% Implementasi
Dayak Ngaju sebagai tangga siswa menulis cerpen.
4 Kejelasan penyajian langkah-langkah menulis cerpen
4 4 100% Implementasi
dengan memanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju
5 Ketepatan pemilihan pemodelan teks cerpen disesuaikan
4 4 100% Implementasi
dengan kebutuhan dan kehidupan sehari-hari siswa.
6 Kesesuaian contoh teks cerpen yang disajikan dengan
4 4 100% Implementasi
pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju.
7 Kesesuaian penyajian bentuk latihan untuk mencapai
4 4 100% Implementasi
tujuan pembelajaran.
8 Ketepatan latihan yang dikembangkan untuk menulis
4 4 100% Implementasi
cerpen.
9 Kemudahan dalam memahami isi materi, contoh, dan
3 4 75% Implementasi
latihan dalam media pembelajaran.
Rata-rata kelayakan isi media pembelajaran 34 36 94% Implementasi
Bahasa Media Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju untuk Menulis Cerpen
No Aspek Penilaian X 𝒙𝟏 P (% ) HV
Kesesuaian bahasa yang digunakan dengan siswa SMP
1 3 4 75% Implementasi
sebagai pengguna media pembelajaran.
Ketepatan pemilihan kalimat yang efektif pada media
2 4 4 100% Implementasi
pembelajaran.
Ketepatan penggunaan bahasa yang baku pada media
3 4 4 75% Implementasi
pembelajaran.
Kemudahan dalam memahami bahasa pada media
4 4 4 100% Implementasi
pembelajaran.
Kesesuaian bahasa yang digunakan dalam media tidak
5 4 4 100% Implementasi
bersifa kaku, ambigu, dan komunikatif.
Rata-rata kelayakan bahasa media pembelajaran 19 20 95% Implementasi
Saran dan Rekomendasi Perbaikan Media Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju untuk
Menulis Cerpen
 Petunjuk penggunaan lebih dijelaskan lagi.
77

 Ukuran font ditambah.


 Materi lebih diringkas agar lebih mudah dipahami siswa.
 Bahasa media lebih disesuaikan lagi dengan pemahaman anak SMP.

Keterangan:
X : Jawaban skor validasi
𝒙𝟏 : Nilai skor masksimal
P (%) : Persentase
HV : Hasil Validasi

4.2.4 Revisi Produk


Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk pemanfaatan syair karungut
Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen yang dikembangkan berupa media
pembelajaran dan dikemas dalam bentuk softfile menggunakan program komputer
software. Produk media yang dikembangkan perlu diuji kevalidannya guna
menghasilkan produk yang layak untuk diimplementasikan dan perbaikan yang perlu
dilakukan dengan revisi produk.
Revisi produk pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media
menulis cerpen dilakukan pada aspek segi tampilan, isi, dan bahasa pada tiap bagian
pendahuluan, isi, dan penutup media yang terdapat kekurangan dari hasil saran dan
rekomendasi dari validator ahli media pembelajaran, ahli pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia, praktisi, dan lapangan. Berikut sajian revisi produk pemanfaatan syair
karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen.

4.2.4.1 Bagian Pendahuluan Media


Pada bagian pendahuluan pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai
media menulis cerpen meliputi tampilan awal, menu beranda, dan menu petunjuk yang
mengalami kekurangan dan perlu perbaikan dari segi tampilan, isi, dan bahasa sebelum
masuk ke bagian isi media. Berikut paparan revisi produk pada bagian pendahuluan
media.
78

a. Tampilan Awal Menu Beranda


Bagian pendahuluan awal yang ditampilkan adalah tampilan awal yang disajikan
di awal media dioperasikan. Desain awal sebelum mengalami perbaikan, tampilan awal
media berisi judul media yang diletakkan pada menu beranda. Tampilan gambar
diletakkan di bawah samping kiri teks dengan latar biru dan tidak terlihat ornamen
Dayak yang ditonjolkan. Warna latar terlalu kontras dengan font sehingga font tidak
begitu terlihat dan bahasa media yang digunakan kurang interaktif yang menarik
perhatian siswa sebagai pengguna media.
Berdasarkan hasil saran dan rekomendasi validator, pada tampilan awal disajikan
dengan slide baru sebelum masuk ke menu beranda. Tampilan awal sebagai cover
media yang berisi judul media, nama pengembang, nim, instansi, dan tombol untuk
masuk ke menu selanjutnya. Desain awal media tidak menggunakan instrumen dan
disarankan untuk menggunakan instrumen ciri khas dari syair karungut Dayak Ngaju.
Pada tampilan awal media diberi simbol pengatur volume instrumen untuk
mengaktifkan bunyi dan menonaktifkan bunyi.
Menu beranda yang perlu diperbaiki diawal sebelum masuk ke bagian isi berisi
ucapan selamat datang dengan menggunakan bahasa yang komunikatif, agar
memunculkan kesan menarik yang interaktif antara media dan pengguna media. Peneliti
menyajikan sapaan dengan “Hai sobat pintar” dan menyelipkan kata motivasi yang
berkaitan dengan menulis untuk siswa termotivasi dalam menggunakan media
pembelajaran. Tampilan menu beranda ditambah gambar menulis cerpen dengan
background ornamen dayak sebagai latar yang disesuaikan dengan kearifan lokal khas
budaya Dayak Kalimantan Tengah. Berikut gambar tampilan awal menu beranda
sebelum revisi dan sesudah revisi.
79

Gambar 4.15 Tampilan Awal Menu Beranda Sebelum Revisi

Gambar 4.16 Tampilan Awal (Cover) & Menu Beranda Sesudah Revisi

b. Menu Petunjuk
Menu petunjuk desain awal sebelum perbaikan mengalami kekurangan pada
bahasa media yang kurang interaktif. Warna latar yang kontras dari warna font sehingga
tidak begitu terlihat. Berdasarkan hasil saran dan rekomendasi validator pada menu
80

petunjuk yang diperbaiki pada bahasa media dengan sapaan interaktif untuk pengguna
media dan setiap warna latar konten media dikurangi kontras agar font terlihat jelas.
Berikut sajian gambar menu petunjuk sebelum revisi dan sesudah revisi.

Gambar 4.17 Menu Petunjuk Sebelum Revis i Gambar 4.18 Menu Petunjuk Sesudah Revisi

4.2.2.2 Bagian Isi Media


Pada bagian isi media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media
menulis cerpen, meliputi menu tujuan, materi, galeri, pemodelan, dan latihan dari segi
tampilan, isi, dan bahasa yang mengalami kekurangan dan perlunya perbaikan dari hasil
saran dan rekomendasi validator. Berikut paparan revisi produk pada menu tujuan,
materi, galeri, pemodelan, dan latihan.

a. Menu Tujuan
Desain awal menu tujuan bahasa media yang digunakan kurang interaktif dan
menarik. Menu tujuan hanya berisi tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan
kompetensi dasar dan indikator, masih belum dicantumkan apa tujuan media
dikembangkan. Tampilan ukuran font terlalu kecil dan kontras warna latar dikurangi
agar font terlihat jelas. Indikator awal berisi dalam bentuk jabaran KD yang disesuaikan
dengan silabus SMP.
Berdasarkan hasil saran dan rekomendasi validasi perlu perbaikan bahasa media
pada menu petunjuk disajikan lebih komunikatif dan tambahkan tujuan media
dikembangkan. Tampilan warna latar dikurangi, ukuran font ditambah, dan isi indikator
81

lebih diringkas sesuaikan dengan tujuan yang harus dikuasai siswa sebagai pengguna
media. Berikut gambar tampilan menu tujuan sebelum revisi produk dan sesudah revisi
produk.

Gambar 4.19 Menu Tujuan Sebelum Revisi Gambar 4.20 Menu Tujuan Sesudah Revisi

Gambar 4.21 Isi Indikator pada Menu Tujuan Sebelum Revisi dan Sesudah Revisi

b. Menu Materi
Menu materi berisi materi tentang “Apa itu cerpen?” dan “Apa itu syair karungut
Dayak Ngaju?” yang menyajikan tentang pengertian, unsur, dan struktur masing-
masing. Hasil dari masukan dan rekomendasi dari uji validasi perlu perbaikan pada
penggunaan kalimat menjadi “Apakah itu cerpen?” dan “Apakah itu syair karungut
Dayak Ngaju?”. Perbaikan bahasa media ditambah lebih komunikatif dan ukuran font
82

diperbesar dengan pengurangan kontras terang pada warna latar. Berikut sajian gambar
menu materi sebelum dan sesudah revisi.

Gambar 4.22 Menu Materi Sebelum Revisi

Gambar 4.23 Menu Materi Sesudah Revisi

c. Menu Galeri
Menu galeri berisi lima judul syair karungut yang disajikan berupa video dan teks
syair karungut Dayak Ngaju. Desain awal gambar disesuaikan dengan tema dan makna
tiap judul syair karungut. Menu galeri yang mengalami kekurangan berdasarkan hasil
83

dari saran dan rekomendasi validator pada penggunaan bahasa media perintah yang
efektif dan komunikatif. Warna latar lebih digelapkan agar font dan gambar terlihat
jelas serta penempatan gambar yang sesuai. Berikut sajian gambar menu galeri sebelum
dan sesudah revisi.

Gambar 4.24 Menu Galeri Sebelum Revisi Gambar 4.25 Menu Galeri Sesudah Revisi

d. Menu Pemodelan
Desain awal menu pemodelan berisi lima model dan langkah-langkah cara
memanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju untuk menghasilkan teks cerpen. Menu
pemodelan mengalami kekurangan pada isi yang terdapat tiga langkah dan tampilan
terlalu dipenuhi teks. Berdasarkan saran dan rekomendasi hasil validasi, perbaikan
dilakukan pada langkah-langkah cara memanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju untuk
menghasilkan teks cerpen lebih jelas dan terperinci dengan menambahkan satu langkah
menjadi empat langkah. Tampilan yang diperbaiki dari warna latar dan pemodelan teks
agar tidak memenuhi slide disajikan dengan hyperlink Microsoft word untuk contoh
setiap langkah. Berikut sajian gambar menu pemodelan sebelum dan sesudah revisi.
84
85

Gambar 4.26 Menu Pemodelan Sebelum Revisi Gambar 4.27 Menu Pemodelan Sesudah Revisi
86

e. Menu Latihan
Menu latihan berisi lima judul syair karungut Dayak Ngaju untuk dimanfaatkan
sebagai media menulis cerpen. Menu latihan dari segi isi latihan terbimbing dengan
langkah-langkah cara memanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju menjadi teks cerpen.
Menu latihan mengalami perbaikan pada penggunaan bahasa perintah media dan
tampilan kontras warna latar yang sedikit dikurangi pencerahannya. Berikut sajian
gambar tampilan menu latihan sebelum dan sesudah revisi.

Gambar 4.28 Menu Latihan Sebelum Revisi

Gambar 4.29 Menu Latihan Sesudah Revisi


87

4.2.2.3 Bagian Penutup


Bagian penutup media diberi tanda exit dengan simbol untuk keluar dari
pengoperasian media. Berdasarkan saran dan rekomendasi validasi untuk tombol keluar
seperti desain awal tidak perlu diberi slide baru untuk penutup media.

4.3 Pembahasan Hasil Pengembangan Produk


Hasil pengembangan produk pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai
media menulis cerpen yang dihasilkan berupa media pembalajaran yang
diimplementasikan menggunakan program komputer software dan dikemas dalam
bentuk softfile. Tujuan media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media
menulis cerpen dikembangkan untuk memudahkan siswa menulis cerpen dengan
mengeksploitasi syair karungut Dayak Ngaju sebagai tangga siswa menulis cerpen.
Pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen
membantu siswa dalam mengembangkan alur, konflik, dan tema cerita dengan
mengembangkan nilai-nilai dari isi dan makna yang terkandung dalam syair karungut
Dayak Ngaju. Nilai-nilai yang telah dianalisis baik itu dari nilai budaya, moral, dan
etika dapat dijadikan sebagai amanat atau pesan dalam cerpen yang dapat disampaikan
kepada pembaca. Media yang dikembangkan disajikan menjadi media pembelajaran
terdapat materi mengenal unsur, struktur, dan kaidah kebahasaan tentang cerpen dan
syair karungut Dayak Ngaju.
Sebelum berlatih menulis cerpen media Pemanfaatan syair karungut Dayak
Ngaju sebagai media menulis cerpen menyajikan video singkat pertunjukkan karungut
sebagai pembangun konteks, karena sebelum memanfaatkan syair karungut Dayak
Ngaju untuk menulis cerpen, siswa harus mengidentifikasi unsur dan nilai-nilai yang
ingin dikembangkan menjadi cerpen. Terdapat pemodelan langkah-langkah dan model
teks cerpen yang dikembangkan dengan memanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju.
Ada empat langkah yang dilakukan siswa dalam pemanfaatan syair karungut Dayak
Ngaju menjadi cerpen, yakni
(1) menganalisis syair karungut Dayak Ngaju
Analisis syair karungut Dayak Ngaju dilakukan untuk mengidentifikasi unsur-
unsur yang terdapat dalam syair karungut Dayak Ngaju. Unsur-unsur syair karungut
88

Dayak Ngaju dapat dijadikan sebagai unsur yang dikembangkan menjadi cerpen. Nilai-
nilai yang terkandung dalam syair karungut Dayak Ngaju dapat diangkat menjadi
konflik dalam cerpen yang menghasilkan pesan atau amanat dalam cerita.
(2) parafrasa syair karungut Dayak Ngaju menjadi bentuk cerpen
Salah satu langkah pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju pada lembar kerja II
dengan memparafrasakan isi dan makna syair karungut Dayak Ngaju dan dikembangkan
menggunakan bahasa dan imajinasi cerita dengan menambahkan frasa, kalimat, kata
ganti tokoh, dan dialog dalam cerpen.
(3) menentukan unsur cerpen tokoh, penokohan, latar, sudut pandang, alur, tema, dan
amanat yang wajib terdapat dalam cerpen pada lembar kerja III.
(4) menyusun struktur cerpen sesuai dengan alur yang dikembangkan dapat dimulai
dari konflik, resolusi, orientasi, dan abstrak pada cerita yang dihasilkan pada lembar
kerja IV.
Hasil cerpen karya siswa dengan menggunakan media pemanfaatan syair karungut
Dayak Ngaju dilihat dari kemampuan siswa mengembangkan syair karungut Dayak
Ngaju menjadi cerpen. Kualifikasi syair karungut Dayak Ngaju yang berorientasi
dengan nilai-nilai secara autentik dapat diangkat menjadi konflik dalam cerpen. Cerpen
karya siswa lebih dominan menceritakan kehidupan sehari-hari dengan
mengembangkan konflik dan nilai-nilai moral terkandung dalam syair karungut Dayak
Ngaju,
Penggunaan media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju memudahkan siswa
untuk tidak kesulitan mencari tema yang ingin ditulis, mengembangkan alur menjadi
peristiwa, menciptakan konflik dan penyelesaian. Syair karungut Dayak Ngaju juga
terdapat majas perumpamaan yang dapat dikembangkan sebagai pendeskripsian cerita
yang ditambah dengan menggunakan bahasa sendiri. Penilaian cerpen hasil karya siswa
mengacu pada indikator yang dilampirkan dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
Unjuk kerja yang dihasilkan dalam penggunaan media pemanfaatan syair
karungut Dayak Ngaju untuk menulis cerpen dilihat dari proses menulis dan penilaian
hasil menulis cerpen. Proses menulis dari lembar kerja empat langkah pemanfaatan dan
karya cerpen siswa secara utuh dengan memperhatikan unsur, struktur, dan kaidah
89

kebahasaannya yang dilihat dari penilaian pada subbab 4.3.4.3 pembahasan hasil uji
keefektifan produk hasil karya siswa.
Hasil pengembangan produk pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai
media menulis cerpen juga dihasilkan berupa persentase uji validasi ahli, praktisi, dan
lapangan untuk menghasilkan kelayakan produk yang diimplementasi. Hasil penilaian
uji validasi diperoleh dari lembar angket yang digunakan sebagai dasar perbaikan
produk yang dikembangkan.
Kelayakan produk pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media
menulis cerpen dilihat dari pencapaian persentase yang disesuaikan dengan hasil
validasi dengan kategori skor kualifikasi kelayakan produk untuk diimplementasikan.
Untuk mengetahui persentase kelayakan produk, peneliti melakukan uji lapangan dan
uji validasi ahli media pembelajaran, ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Uji
lapangan dilakukan untuk mengetahui respon guru sebagai praktisi dan siswa sebagai
pengguna media saat produk diimplementasikan guna menghasilkan saran dan
rekomendasi kekurangan produk yang perlu direvisi.
Hasil data yang diperoleh pada penelitian pengembangan ini dijabarkan melalui
hasil dari penilaian uji validasi ahli media pembelajaran, pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia, praktisi, dan lapangan dari segi aspek tampilan, isi, dan bahasa dari skor
yang telah diisi pada angket validasi sebagai berikut.

4.3.1 Penyajian Data Hasil Validasi Ahli


Uji validasi produk pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media
menulis cerpen dilakukan oleh dua ahli, yakni ahli media pembelajaran dan ahli
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Uji ahli media pembelajaran dilakukan
karena produk yang dihasilkan berupa media pembelajaran interaktif dan untuk
memenuhi kelayakan dari segi tampilan, isi, dan bahasa pada media pembelajaran.
Validasi media pembelajaran dilakukan oleh Prof. Dr. Wahyudi Siswanto,
M.Pd., dosen di bidang pembelajaran sastra dan pengampu mata kuliah pengembangan
media di Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Universitas Negeri
Malang. Hasil kelayakan produk dilihat dari persentase yang menunjukkan kualifikasi
hasil validasi. Persentase kelayakan dari segi tampilan yang diperoleh dari ahli media
90

pembelajaran sebesar 85% dapat dilihat pada halaman subbab 4.2.1 yang menunjukkan
segi tampilan media yang dikembangkan sudah baik, tetapi masih pada kriteria
kelayakan belum mencapai sangat baik dari aspek kesesuaian warna latar, ukuran font,
gambar, dan ada yang perlu ditambahkan. Segi isi media diperoleh persentase sebesar
83,3% dan dari segi bahasa media diperoleh persentase sebesar 80% Segi isi materi
penilaian persentase masih sedikit rendah dari segi tampilan yang artinya materi masih
perlu disempurnakan. Segi bahasa diperoleh penilaian belum mencapai kriteria sangat
baik dan sedikit rendah dari hasi penilaian dari segi tampilan dan segi isi, karena hampir
semua aspek penilaian bahasa masih kriteria baik.
Uji ahli yang kedua dilakukan oleh ahli pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia Dr. Siti Cholisatul Hamidah, M.Pd., dosen pembelajaran sastra Indonesia di
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Peneliti melakukan uji validasi ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada
produk pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen ini
didasarkan pada pembelajaran sastra, baik syair karungut dan cerpen. validasi
pembelajaran bahasa dan sastra lebih difokuskan pada isi materi pembelajaran dalam
media tentang syair karungut sebagai puisi lama dan cerpen sebagai prosa fiksi.
Persentase dari segi tampilan media diperoleh sebesar 97,5 %, segi isi materi
media diperoleh persentase sebesar 100% dapat dilihat pada subbab 4.2.2 dan bahasa
media diperoleh persentase sebesar 95%. Penilaian dari segi tampilan yang diperoleh
sudah memenuhi kelayakan implementasi dengan kriteria sangat baik, tetapi pada aspek
tampilan warna yang belum mencapai dan masih dilakukan perbaikan. Segi isi materi
untuk penilaian mencapai kriteria sangat baik dari segi tampilan dan segi bahasa dengan
kelayakan semua aspek sudah sangat baik. Segi bahasa perolehan persentase sedikit
rendah dari segi tampilan dan segi isi, karena ada aspek yang belum mencapai kriteria
maksimal sangat baik pada bagian ketepatan bahasa baku pada media dan ragam cerpen
pada bahasa cerpen.

4.3.2 Penyajian Data Hasil Validasi Uji Coba Lapangan


Produk pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis
cerpen dilakukan uji coba lapangan yang melibatkan guru dan siswa di sekolah. Uji
91

coba lapangan dilakukan di SMP Negeri 8 Palangka Raya Kalimantan Tengah. Peneliti
melakukan dua uji validasi di lapangan, yakin kepada guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia sebagai praktisi dan siswa sebagai pengguna media.
Uji coba lapangan dilakukan untuk memeroleh respon guru dan siswa saat
media diimplementasikan dengan memberi penilaian melalui skor validasi dan saran
atau komentar terhadap media pembelajaran yang dikembangkan. Untuk mengetahui
kelayakan produk yang diimplementasikan dari segi tampilan, isi, dan bahasa yang
sesuai dengan siswa SMP dilihat dari perolehan persentase skor kualifikasi
implementasi.
Hasil uji coba lapangan dari praktisi yakni guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SMP Negeri 8 Palangka Raya dari segi tampilan persentase yang diperoleh
sebesar 95,4% dapat dilihat pada subbab 4.2.3 kriteria sudah cukup sangat baik dari
segi isi dan segi bahasa, hanya pada aspek kemudahan menu dan ukuran font yang
masih belum mencapai kriteria sangat baik. Segi isi media yang mencakup materi yang
disesuaikan dengan silabus SMP kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai
siswa dalam pembelajaran persentase yang diperoleh sebesar 94% penilaian yang
diperoleh sedikit turun dari penilaian segi tampilan dan bahasa, karena ada beberapa
aspek kemudahan dalam memahami materi, contoh, dan latihan yang perlu diringkas
lagi sesuai dengan pemahaman anak SMP dan segi bahasa diperoleh persentase sebesar
95% hampir sama dengan segi tampilan sudah mencapai kriteria sangat baik, hanya
satu aspek yang perlu diperbaiki pada bahasa media yang harus lebih menarik dan
interaktif untuk siswa SMP sebagai pengguna media.

4.3.3 Analisis Data Hasil Uji Coba Produk


Data hasil uji coba produk penelitian pengembangan pemanfaatan syair karungut
Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen diperoleh dari hasil uji lapangan yang
dilakukan oleh siswa sebagai pengguna media. Uji lapangan media pembelajaran
melibatkan siswa kelas IX-6 di SMP Negeri 8 Palangka Raya. Uji coba produk
diimplementasikan menggunakan 21 unit komputer pada 21 orang siswa yang
digunakan untuk pengoperasian aplikasi media pemanfaatan syair karungut Dayak
Ngaju sebagai media menulis cerpen.
92

Hasil dari uji coba produk pada siswa IX-6 secara keseluruhan diperoleh dari
hasil penilaian angket serta saran dan komentar untuk kekurangan dan kelebihan media
yang dikembangkan. Hasil skor penilaian angket yang diperoleh berupa persentase
keriteria kelayakan media pembelajaran yang diimplementasikan. Berdasarkan
persentase hasil penilaian siswa IX-6 yang dianalisis diperoleh sebesar 84,2% dari
aspek deskriptor angket dari segi tampilan, isi, dan bahasa. Persentase tersebut
menunjukkan kriteria dari 13 aspek yang dinilai berbeda-beda kriteria dari kriteria
kurang, baik, dan sangat baik untuk diimplementasikan yang dapat dilihat pada
lampiran IV

4.3.4 Hasil Uji Keefektifan Produk


Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk media
pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen dan menguji
keefektifan produk media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media
menulis cerpen. Keefektifan produk diuji untuk mengukur kelayakan keefektifan
implementasi produk yang diuji menggunakan desain praeksperimen one group pretest-
posttest pada satu kelompok, yakni pada siswa kelas IX-6 SMP Negeri 8 Palangka Raya
sebagai pengguna media. Adapaun yang dipaparkan, meliputi (1) tahap pelaksanaan uji
keefektifan produk, (2) hasil uji keefektifan produk, dan (3) pembahasan uji keefektifan
produk yang disajikan sebagai berikut.

4.3.4.1 Tahap Pelaksanaan Uji Keefektifan Produk


Pelaksanaan uji keefektifan produk dilakukan melalui dua tahap, yakni tahap
pretes sebelum produk media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media
menulis cerpen diimplementasikan dan tahap postes saat produk media pemanfaatan
syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen diimplementasikan. Adapun
kedua tahap ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa melalui
hasil tulisan tangan siswa.
Tahap pertama, yakni mengukur kemampuan menulis cerpen siswa sebelum
media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen
diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Skor penilaian pretes diperoleh dari
93

hasil tulisan tangan siswa berupa cerpen dari 21 siswa kelas IX-6 SMP Negeri 8
Palangka Raya.
Tahap kedua, yakni mengukur kemampuan menulis cerpen siswa setelah
proses pembelajaran yang dilakukan menggunakan media pemanfaatan syair karungut
Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen diimplementasikan. Skor penilaian postes
diperoleh dari hasil karya siswa berupa latihan menulis cerpen yang disediakan dalam
konten media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen.
Tahap ini memiliki persamaan dengan tahap pertama, karena sama-sama dinilai dari
hasil cerpen siswa. Perbedaan dari kedua tahap ini, tahap pertama hasil tulisan tangan
siswa dikerjakan setelah proses pembelajaran konvensional tanpa diberikan media
apapun, sedangkan tahap kedua dikerjakan setelah proses pembelajaran yang diberikan
media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen sebagai
pengganti model pembelajaran konvensional. Siswa belajar menggunakan media pada
komputer masing-masing. Hasil tulisan tangan siswa pada tahap pretes dikerjakan
secara manual tulis tangan pada kertas polio bergaris. Pada tahap postes hasil cerpen
siswa dikerjakan secara sistematis melalui langkah-langkah berupa latihan dan lembar
kerja mandiri dengan mengetik menggunakan komputer program miscrosoft word.
Pada tahap pelaksanaan proses pembelajaran sebelum dilakukan pretes, guru
masih menjelaskan di depan kelas dan media yang digunakan berupa buku bahan ajar.
Pada tahap pelaksanaan postes, proses pembelajaran yang dilakukan menggunakan
media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen, dari
materi, membangun konteks, pemodelan, dan latihan. Guru hanya menjelaskan panduan
penggunaan media dan memberi pengarahan kepada siswa.

4.3.4.2 Hasil Uji Keefektifan Produk


Hasil uji keefektifan produk seperti yang telah dipaparkan pada bab III, peneliti
melakukan uji normalitas untuk mengetahui normalitas sebuah data. Taraf signifikansi
yaitu 0,05 atau 5%. Jika nilai signifikansi melebihi 0,05, maka data yang diperoleh
terdistribusi normal. Uji normalitas data ini menggunakan analisis Shapiro Wilk yang
diadaptasi dari uji Kolmogorov Smirnov, karena yang digunakan hanya one group
sample. Berikut hasil uji normalitas pada kemampuan siswa menulis cerpen.
94

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menulis Cerpen

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pretes 21 91.3% 2 8.7% 23 100.0%

Postes 21 91.3% 2 8.7% 23 100.0%

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pretes .156 21 .196 .888 21 .021

Postes .161 21 .165 .945 21 .267

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji normalitas kemampuan menulis cerpen, terdapat
Case Processing Summary 21 data yang dianalisis tidak terdapat missing valuenya,
sehingga tingkat datanya adalah 100%, sedangkan Uji Normalitas dapat dilihat dari
signifikansi yang >0,5 untuk pretes signifikansinya 0,21 dan postes signifikansinya 267
yang berarti data tersebut terdistribusi normal.
Setelah melakukan uji normalitas, uji keefektifan produk dilakukan dengan Uji
Paired Test, yakini uji beda pada dua data berpasangan yang diberi perlakuan berbeda
dengan cara melihat perbandingan beda rata-rata nilai dua kelompok tersebut. Berikut
hasil uji beda pada kelompok pretes dan postes terhadap kemampuan siswa dalam
menulis cerpen yang disajikan pada tabel 4.6.
95

Tabel 4.6 Hasil Uji Beda Kemampuan Siswa Menulis Cerpen

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 Pretes -
-6.952 7.379 1.610 -10.311 -3.594 -4.318 20 .000
Postes

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretes 81.14 21 9.941 2.169

Postes 88.10 21 8.437 1.841

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pretes & Postes 21 .689 .001

Berdasarkan tabel 4.6 Paired Samples Correlations diperlihatkan hasil dari


kedua data pretes dan postes. Untuk nilai pretes diperoleh rata-rata hasil belajar 81,14
dan nilai postes rata-rata 88,10. Jumlah siswa yang dijadikan sampel sebanyak 21 siswa.
Standar deviasi rata-rata dari sampel pretes sebesar 9.941 dan standar deviasi sampel
postes sebesar 8.437. Hasil kolerasi perbedaan hasil pretes dan postes dari 21 siswa
sebesar 689.
Simpulan hasil uji beda tes kemampuan menulis cerpen siswa melalui tahap
pretes sebelum media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis
cerpen diimplementasikan dengan tahap postes sesudah media pemanfaatan syair
karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen diimplementasikan, dilihat dari
nilai probabilitas atau tidak jika nilai sig. (2-tailed) >0,05, maka tidak terdapat
96

perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pada tahap pretes dan postes. Jika nilai
sig. (2-triled) <0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pada
tahap pretes dan postes.
Dilihat dari Paired Samples Correlations hasil uji beda test nilai sig. (2-tailed)
yang diperoleh sebesar 0,00 < 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara
hasil tulisan tangan siswa pada tahap pretes sebelum media pemanfaatan syair karungut
Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen diimplementasikan dengan hasil cerpen
siswa pada tahap postes sesudah media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju
sebagai media menulis cerpen diimplementasikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan
media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen efektif
untuk diimplementasikan pada proses pembelajaran menulis cerpen khusus untuk siswa
kelas IX SMP.

4.3.4.3 Pembahasan Uji Keefektifan Produk pada Hasil Karya Siswa


Hasil uji keefektifan produk yang telah dipaparkan melalui hasil uji normalitas
dan hasil uji beda untuk melihat pengaruh media pemanfaatan syair karungut Dayak
Ngaju sebagai media menulis cerpen dengan hasil nilai pretes sebelum media
diimplementasikan dan hasil nilai postes saat media diimplementasikan. Pada hasil uji
normalitas yang diperoleh dari hasil perhitungan SPPS versi 16 nilai pretes sebesar 0,21
dan nilai postes sebesar 267>0,5 data yang diperoleh terdistribusi normal. Hasil uji beda
pengaruh media antara nilai pretes dan postes diperoleh hasil 0,00<0,5 yang
disimpulkan adanya signifikansi pengaruh dari pretes sebelum media
diimplementasikan dan postes saat media diimp lementasikan.
Uji keefektifan produk media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju
sebagai media menulis cerpen untuk siswa SMP dilihat dari proses pembelajaraan saat
sebelum media diimplementasikan dan saat media diimplementasikan. Sebelum
dilakukan pretes, pembelajaran yang dilakukan dengan metode konvensional
menggunakan buku bahan ajar. Pada saat pretes, siswa diminta menulis tangan cerpen
dengan tema bebas di kertas polio bergaris.
Hasil pretes tulisan tangan siswa memperoleh nilai paling tinggi 95 dan paling
rendah 67 dengan KKM 70. Hasil tulisan tangan siswa sudah dapat mencapai indikator
97

menentukan unsur dan menyusun struktur cerpen, dari kaidah kebahasaan masih belum
mencapai. Hal ini dapat dilihat dari penulisan tanda baca dan EYD yang kurang sesuai.
Penggunaan majas dan bahasa cerpen yang belum ditonjolkan. Cerpen yang ditulis
tangan siswa cukup menarik dengan berbagai tema yang tidak jauh dari kehidupan
sehari-hari siswa, seperti tentang keluarga, persahabatan, sekolah. Karena pretes siswa
diminta tulis tangan di kertas polio bergaris, ada tulisan tangan siswa yang sulit terbaca,
ada juga tema ceritanya sudah menarik tetapi tidak diceritakan dengan baik saat
keterbatasan waktu siswa dalam menulis sesuai dengan jam mata pelajaran yang
membuat cerpen hasil tulisan tangan siswa terutama pada kaidah kebahasaan belum
mencapai indikator.
Oleh karena itu, saat pembelajaran dilakukan dengan media pemanfaatan syair
karungut Dayak Ngaju diimplementasikan dengan program komputer yang
memudahkan siswa salah satunya pada proses pembelajaran yang dibuat secara
menarik. Siswa dipersilakan mengeksplor pembelajaran dengan menggunakan komputer
yang berisi aplikasi softfile produk media secara individu tanpa harus ada guru yang
menjelaskan di depan. Siswa juga dapat dengan mudah menulis cerpen tanpa bingung
memikirkan tema apa yang ingin dijadikan cerpen, bagaimana menentukan unsur cerpen
dengan memanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju sebagai tangga siswa menulis
cerpen. Pada postes siswa menulis cerpen dilakukan dengan mengetik pada lembar kerja
yang disediakan dalam konten media, sehingga siswa dengan mudah menulis cerpen
dengan memanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju.
Hasil nilai postes siswa paling tinggi 100 dan paling rendah 70. Pemanfaatan
syair karungut Dayak Ngaju sebagai media siswa menulis cerpen dapat mengangkat
nilai-nilai yang terkandung di dalam syair menjadi nilai pesan atau amanat dalam
cerpen. Isi dan makna syair yang menonjolkan nilai-nilai etika dan budaya masyarakat
Dayak Ngaju dapat memberi nilai karakter kepada siswa melalui cerpen.
Hasil uji keefektifan produk yang dijelaskan dapat disimpulkan produk media
pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju yang dikembangkan memberi pengaruh
terhadap kendala siswa dalam menulis cerpen dari hasil tulisan tangan siswa sebelum
produk media diimplementasikan. Dapat dilihat hasil nilai pretes dan postes pada
lampiran dari 21 siswa signifikan dengan peningkatan kemampuan menulis cerpen.
BAB V
KAJIAN PRODUK DAN SARAN

Bab ini berisi gagasan dari hasil kajian pengembangan produk dan penutup yang
berisi simpulan dan saran yang diuraikan secara subbab, meliputi (1) kajian
penyempurnaan produk, (2) simpulan, dan (3) saran yang dijelaskan sebagai berikut.

5.1 Kajian Penyempurnaan Produk


Hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada bab IV mengenai deskripsi produk
dan hasil pengembangan produk pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai
media menulis cerpen untuk siswa SMP. Sesuai dengan tujuan penelitian
pengembangan ini yang menghasilkan produk berupa media pembelajaran pemanfaatan
syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen yang dikembangkan dengan
menggunakan program komputer software dan dikemas menjadi softfile.
Tujuan penelitian pengembangan ini juga dilakukan uji keefektifan produk yang
melibatkan subjek uji coba lapangan (guru dan siswa). Hasil uji keefektifan dilihat dari
uji praeksperimen yang dilakukan dengan hasil penilaian karya siswa dari produk
sebelum diimplementasikan dan sesudah produk diimplementasikan.
Pengembangan produk yang dilakukan melalui uji validasi ahli, praktisi, dan lapangan
telah direvisi dan sesuai dengan prosedur yang diadaptasi menjadi tujuh langkah model
R&D, penelitian pengembangan ini pada tahap akhir adalah penyempurnaan produk.
Penelitian pengembangan ini mengambil media sebagai produk yang dikembangkan
dengan memanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju untuk tangga menulis cerpen.
Produk dikembangkan dengan memperhatikan tiga segi aspek, yakni aspek tampilan,
isi, dan bahasa. Media yang dikembangkan adalah media pembelajaran yang digunakan
sebagai bagian dari sumber belajar yang merupakan kombinasi antara perangkat lunak
(bahan belajar) dan perangkat keras (alat belajar) (Muhson, 2010:1).
Penyempurnaan produk media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai
media menulis cerpen berisi tujuh konten menu, yakni (1) menu beranda sebagai
tampilan awal media, (2) menu petunjuk, (3) menu tujuan, (4) menu materi, (5) menu
galeri, (6) menu pemodelan, dan (7) menu latihan. ketujuh konten menu dikembangkan

98
99

dari tampilan, isi, dan bahasa yang rupa awal desain, revisi produk, hingga
penyempurnaan produk yang dikembangkan berdasarkan kajian berikut.

5.1.1 Kajian Segi Tampilan Produk


Pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen yang
dikembangkan untuk siswa SMP dikembangkan dengan tampilan berupa gambar kartun
yang menarik dan warna latar yang disesuaikan dengan tema mengangkat kearifan lokal
budaya Dayak Kalimantan Tengah. Gambar yang ditampilkan berupa alat musik
tradisional, tokoh adat Dayak, baju adat Dayak, dan latar di tampilan awal sebelum
masuk ke menu beranda disajikan ornamen talawang khas Dayak. Hal ini dilakukan
agar melalui visual dapat memperkenalkan kepada siswa benda-benda tradisional ciri
khas Dayak sebagai informasi yang didapat dari media yang dikembangkan. Sesuai
dengan penggunaan gambar karakter pada tiap menu dapat berfungsi sebagai penguat
informasi verbal yang disampaikan dalam media pembelajaran (Rahmawati dan
Roekhan, 2016).
Tampilan warna media menggunakan warna yang menarik tetapi tidak kontras
dengan gambar dan huruf. warna latar yang dipilih berwarna biru dikontraskan sedikit
seperti biru langit dengan intensitas warna yang tidak memberi dampak pada tampilan
lain. Ada tiga penting saat pemilihan warna pada media pembelajaran, yakni (1) pilih
warna yang dominan seperti warna biru, merah, hijau, kuning, (2) Lihat ketebalan warna
dan ketipisan warna sesuikan dengan warna gambar dan warna huruf teks, dan (3)
dampak warna sangat berpengaruh dengan intensitas dan kekuatan warna (Arsyad,
2014:108). Pada halaman awal sebagai cover berlatar hitam yang disesuaikan dengan
warna teks dan tampilan menu beranda berwarna latar cokelat tua yang disesuaikan
dengan warna visualisasi gambar.
Ukuran huruf pada media pembelajaran disajikan 11-22 pt dengan jenis huruf
biasa Times New Roman. Jenis huruf yang dipilih jenis huruf yang mudah dibaca siswa
dan sangat sering digunakan pada teks-teks formal. Karena media pembelajaran yang
dikembangkan bertujuan untuk menyampaikan informasi terkait pembelajaran jenis
huruf yang digunakan memudahkan siswa membaca dengan gaya teks yang polos tanpa
100

ada bentuk huruf yang tidak lazim. Ukuran huruf disesuaikan dengan kebutuhan teks
dan informasi yang terdapat di dalam media.
Produk media yang ditampilkan pada menu galeri terdapat video audio visual
yang disajikan untuk membangun konteks siswa mengenal secara visual syair karungut
Dayak Ngaju melalui pertunjukkan singkat karungut. Video yang disajikan bersifat
suara dan gambar yang lebih nyata dengan kehidupan. Melalui video singkat
pertunjukkan karungut, siswa dapat lebih mengetahui secara konkret suatu konteks
secara visual untuk membangun pemahaman awal dengan menyaksikan video sebelum
disajikan pemodelan. Audio visual digunakan untuk penyerapan konteks melalui
pandangan dan pendengaran terhadap pemahaman gambar, simbol, dan kata. (Arsyad,
2011:30).
Tata letak tujuh menu disajikan berurutan dan sistematis untuk memudahkan
siswa mengoperasikan secara runtut dengan petunjuk penggunaan. Tiap tombol menu
diberi gambar simbol menu sesuai dengan konten dan penggunaannya. Tombol navigasi
disajikan pada setiap isi konten menu untuk membuka slide selanjutnya dan
sebelumnya. Tata letak teks disesuaikan dengan tata letak gambar secara seimbang.
Tiap teks isi konten ditampilankan satu sampai dua gambar agar terlihat lebih menarik
dan tidak membosankan. Dari segi tampilan yang dikembangkan pada penyempurnaan
produk ini dikembangkan berdasarkan kajian yang disesuaikan dengan tema
mengangkat kearifan lokal budaya Dayak Ngaju Kalimantan Tengah untuk siswa SMP.

5.1.2 Kajian Segi Isi Produk


Produk media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis
cerpen dikembangkan tidak hanya dari segi tampilan, tetapi dari segi isi. Segi isi pada
media dilihat dari judul media, yakni memanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju
sebagai tangga untuk dikembangkan menjadi cerpen. Syair karungut Dayak Ngaju
merupakan salah satu kearifan lokal budaya yang ada di Kalimantan Tengah. Syair
karungut Dayak Ngaju termasuk sastra puisi lama yang berisi prosa fiksi, pantun, dan
sekarang sudah dilisankan dengan dilantunkan menjadi pertunjukkan seni karungut.
Salah satu pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju yang dikembangkan
menjadi media menulis cerpen untuk mengangkat nilai-nilai budaya, moral, dan etika di
101

dalam isi dan makna yang terkandung melalui cerpen. Seperti sekarang pendidikan
perlu direkonstruksi ulang agar dapat menghasilkan lulusan yang lebih berkualitas dan
siap menghadapi tantangan masa depan yang memiliki jiwa lokal, yakni: memiliki
kepandaian sekaligus kecerdasan, memiliki kreativitas tinggi sekaligus sopan dan
santun dalam berkomunikasi, serta memiliki kejujuran dan kedisiplinan sekaligus
memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam menghargai nilai-nilai kearifan lokal.
Dengan kata lain, pendidikan harus mampu mengemban misi pembentukan karakter
(character building) tanpa mengabaikan nilai-nilai kearifan lokal (Saputro, Edi dan
Nurlaksana, 2014).
Produk media memiliki tujuh konten menu yang berisi tiga bagian, yakni bagian
pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup. Bagian isi dimulai dari menu tujuan yang
berisi tujuan media dikembangkan dan tujuan pembelajaran yang disajikan kompetensi
dasar dan indikator yang harus dicapai siswa. Berdasarkan kurikulum 2013
pembelajaran menulis cerpen diajarkan pada jenjang SMP kelas IX kompetensi dasar
3.5 mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek yang
dibaca atau didengar, 4.5 menyimpulkan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan
bukti yang mendukung dari cerita pendek yang dibaca atau didengar, 3.6 menelaah
struktur dan aspek kebahasaan cerita pendek yang dibaca atau didengar, 4.6
mengungkapkan pengalaman dan gagasan dalam bentuk cerita pendek dengan
memperhatikan struktur dan kebahasaan (Kemendikbud, 2016:8).
Pada menu materi berisi materi tentang cerpen secara definisi untuk siswa
mengenal apa itu cerpen sebelum berlatih menulis cerpen. Seperti yang diketahui materi
merupakan bahan pembelajaran yang memiliki relevansi dengan kebutuhan belajar dan
psikologis siswa (Andayani, Pratiwi, dan Priyatni, 2017:1). Cerpen sebagai bagian dari
prosa fiksi yang mengarahkan siswa pada nilai-nilai kehidupan sehari-hari, melalui
cerpen siswa dapat menghayati sesuatu yang positif melalui karya menulis. Cerpen juga
dapat dijadikan wadah karya sastra yang menanamkan karakter melalui gagasan dan ide
cerita yang menarik dan kreatif. Menu materi juga berisi definisi syair karungut Dayak
Ngaju, struktur, dan kebahasaan masing- masing yang harus dikuasai siswa.
Materi yang disajikan disesuaikan dengan KD dan indikator pada pembelajaran
menulis cerpen. Mengenal unsur pembangun cerpen, struktur cerpen, dan kaidah
102

kebahasaan cerpen. Setelah siswa memahami pengetahuan tentang cerpen dan syair
karungut Dayak Ngaju, pada menu galeri yang disajikan berisi video dan teks syair
karungut Dayak Ngaju. Menu galeri siswa dapat menggali tentang syair karungut Dayak
Ngaju sebagai pembangun konteks yang dimanfaatkan menjadi cerpen. Melalui video
berupa gambar dan suara dapat membantu siswa menemukan ide dan terdorong untuk
menceritakan dari apa yang dilihat dari tayangan video dalam membangun gagasan
cerita (Munadi, 2013:89). Selain disajikan video berupa audio visual juga disajikan lima
teks syair karungut Dayak Ngaju yang sudah dianalisis unsur-unsurnya.
Produk media memiliki tujuan untuk memudahkan siswa dalam menulis cerpen
dengan syair karungut Dayak Ngaju yang sudah dilihat pada menu galeri sebelum
berlatih menulis cerpen, siswa disajikan menu pemodelan yang berisi langkah-langkaj
pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju menjadi cerpen beserta contoh yang
menghasilkan pemodelan cerpen. Pemodelan digunakan untuk menunjukkan model atau
contoh yang dapat dijadikan referensi siswa bagaimana cara menentukan unsur
pembangun cerpen, menyusun struktur cerpen, dan langkah-langkah menulis cerpen
untuk menampilkan suatu karya (Muslich, 2009:43). Pada pemodelan ada empat
langkah pemanfaatan syair karungut Dayak untuk menulis cerpen, yakni langkah I
analisis syair karungut Dayak Ngaju, langkah II parafrasakan syair karungut Dayak
Ngaju menjadi cerpen, langkah III tentukan unsur cerpen, dan langkah IV menyusun
struktur cerpen. Pada menu pemodelan terdapat empat model syair karungut, sintak, dan
cerpen.
Pemodelan juga dapat digunakan sebagai media pendukung panutan siswa
sebelum berlatih secara mandiri, serta dapat memotivasi siswa dalam memberi inspirasi.
Pada menu latihan berisi lima judul stair karungut Dayak Ngaju yang bebas dipilih
siswa yang mana ingin dikembangkan menjadi cerpen dengan latihan terbimbing
mengikuti langkah-langkah pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju yang
dikembangkan menjadi teks cerpen. Menulis tidak hanya menuangkan ide, tetapi
membuat suatu proses dengan menciptakan gagasan. Siwa harus menulis berdasarkan
langkah-langkah tertentu untuk menciptakan sebuah tulisan (Mustafa dan Efendi, 2016).
Menu latihan juga menyajikan lembar kerja yang dapat diisi langsung oleh siswa
dengan mempelajari pemodelan tiap langkah, siswa dapat berlatih menulis cerpen
103

dengan memanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju. Syair karungut Dayak Ngaju yang
dipilih memiliki berbagai ragam isi, makna, dan cerita yang dapat memudahkan siswa
mengeksplor imajinasi menggali ide gagasan dengan mengembangkan tema, alur,
peristiwa, sudut pandang, dan nilai-nilai yang tekandung dalam syair karungut Dayak
Ngaju.
Berdasarkan isi media yang dikembangkan disesuaikan dengan kemampuan dan
pemahaman anak SMP dengan materi dan tujuan pembelajaran KD dan indikator
pembelajaran menulis cerpen untuk siswa SMP kelas IX, serta kajian yang mendukung
isi konten media pembelajaran.

5.1.3 Kajian Segi Bahasa Produk


Penggunaan bahasa pada media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju
sebagai media menulis cerpen disesuaikan dengan konteks bahasa pada konten media.
Bahasa yang disajikan terutama pada perintah media disesuaikan dengan perkembangan
psikologi siswa SMP. Penggunaan bahasa juga memengaruhi motivasi dan minat siswa
sebagai pengguna media yang dikembangkan secara interaktif, komunikatif, tidak,
sopan, dan mudah dipahami.
Pemilihan bahasa untuk konteks isi seperti materi, teks cerpen, syair karungut
Dayak Ngaju yang digunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah kebahasaanya. bahasa
cerpen yang digunakan ragam cerpen dengan memperhatikan kaidah kebahasaan diksi,
tanda baca, majas, kalimat yang efektif, dan bahasa sehari-hari. Syair karungut Dayak
Ngaju yang digunakan bahasa asli Dayak Ngaju yang sudah diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia sesuai struktur bahasa puisi lama tradisional.
Media pembelajaran yang dikembangkan bersifat interaktif dan komunikatif
yang berisi interaksi sapaan “Hai sobat pintar…”, kata motivasi “Kalian pasti bisa!”,
“Selamat mencoba”, “Selamat belajar”, dan “BERHASIL Horeee..” sebagai adanya
interaksi secara tidak langsung melalui dialogis antara media pembelajaran dan
pengguna media (Musclish, 2010:169).
Kalimat perintah yang digunakan efektif dan tidak ambigu, sesuai dengan
pemahaman siswa tidak berbelit-belit. Arahan perintah tidak panjang dan penggunaan
bahasa tidak ada menggunakan unsur serapan asing yang membingungkan siswa.
104

Penggunaan bahasa pada media yang dikembangkan disajikan sekomunikatif mungkin


dan sesuai dengan perkembangan siswa SMP pada proses pembelajaran.

5.1.4 Hasil Penyempurnaan Produk


Tahap penyempurnaan produk dilakukan bagian akhir prosedur penelitian
berdasarkan hasil saran dan masukkan uji ahli, praktisi, dan lapangan untuk perbaikan
media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen. Hasil
perbaikan yang ditambahkan melalui saran terdapat pada segi isi menu pemodelan dan
latihan. Berikut sajian dari segi tampilan, isi, dan bahasa penyempurnaan produk media.

Tabel 5.1 Hasil Penyempurnaan Produk Media Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju sebagai
Media Menulis Cerpen untuk Siswa SMP

No Konten Media Produk Media Keterangan


1 Halaman awal Tidak ada perbaikan
(cover)

2 Menu beranda Tidak ada perbaikan

3 Menu petunjuk Tidak ada perbaikan


105

4 Menu tujuan Tidak ada perbaikan

5 Menu matei Perbaikan segi isi


menu materi apa itu
cerpen disajikan lebih
ringkas dengan yang
sebelumnya memuat
banyak pendapat para
ahli. Saran dari ahli
praktisi untuk materi
lebih diringkas dan
disesuaikan dengan
pemahaman siswa
SMP.
6 Menu galeri Tidak ada perbaikan

7 Menu Perbaikan menu


pemodelan pemodelan pada segi
isi media saran dari
ahli pembelajaran
bahasa dan sastra
Indonesia, untuk
langkah II
parafrasakan syair
karungut menjadi
cerpen ditambahkan
secara rinci sintak dari
langkah II supaya
menghasilkan hasil
parafrasa cerpen yang
menarik.
106

8 Menu latihan Tidak ada perbaikan

5.2 Simpulan
Tujuan penelitian dan pengembangan ini dilakukan untuk menghasilkan produk
pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju untuk siswa SMP sebagai media menulis
cerpen yang dikembangkan berupa media pembelajaran dan dikemas berbentuk softfile
dengan menggunakan program komputer software. Produk yang dikembangkan dapat
dioperasikan dengan media alat komputer dan digunakan saar proses pembelajaran.
Media pembelajaran yang dikemas berupa softfile dapat digunakan untuk belajar
di rumah dengan data file yang dikembangkan sebagai media dengan memanfaatkan
kearifan lokal budaya syair karungut Dayak Ngaju dikembangkan menjadi cerpen.
Selain dapat membantu memudahkan siswa menulis cerpen, pemanfaatan syair karungut
Dayak Ngaju juga dapat dikembangkan sebagai hasil kearifan lokal budaya Kalimantan
Tengah sebagai tempat untuk siswa mengenal nilai-nilai karakter melalui kegiatan
menulis cerpen. Nilai-nilai etika, budaya, moral yang terkandung dalam isi dan makna
syair karungut Dayak Ngaju dapat diekploitasi untuk perkembangan psikologi siswa
sebagai generasi muda zaman sekaran. Nasihat, pesan, dan cerita yang mengisahkan
tentang hidup untuk menghadapi tuntutan zaman dari nenek moyang dapat diedukasikan
sebagai nilai moral atau amanat yang disajikan melalui karya sastra cerpen.
Penelitian pengembangan ini juga menguji keefektifan produk yang dihasilkan
terhadap pengaruh hasil tulisan tangan siswa, serta membantu mengembangkan media
pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif. Produk media ini tidak hanya
diimplementasikan saat penelitian pengembangan berlangsung, tetapi dapat digunakan
oleh guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai menarik minat siswa
yang selama ini hanya diimplementasikan model pembelajaran konvensional.
107

Produk media dapat menjadi perangkat untuk mendukung bahan ajar khususnya
mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pemanfaatan syair karungut juga merupakan salah
satu media untuk mengenalkan hasil budaya sendiri dengan tahu tidak semua hasil
kearifan lokal budaya hanya dikenal di dunia seni, tetapi juga dapat dieksploitasi dalam
dunia pendidikan.
Produk media pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis
cerpen sebagai produk yang diimplementasikan juga dilakukan uji kelayakan dengan uji
validasi yang dilihat dari segi tampilan, isi, dan bahasa. Uji validasi dilakukan oleh uji
ahli media pembelajaran, ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, ahli praktisi,
dan uji lapangan. Hasil dari penilaian uji validasi dari segi tampilan masing-masing
validasi sebesar 85-97% dengan kualifikasi layak untuk diimplementasikan. Segi isi
diperoleh hasil validasi sebesar 83-100% dan segi bahasa diperoleh hasil sebesar 80-
95% dengan kualifikasi layak untuk diimplemetasikan.
Hasil uji keefektifan produk yang didapat dari uji praeksperimen hasil penilaian
pretes dan postes. Dillihat dari hitungan uji normalitas yang terdistribusi normal dan
hasil uji beda pengaruh sebelum dan sesudah media diimplementasikan terhitung
siginifikan dengan adanya peningkatan hasil kemampuan siswa menulis cerpen setelah
produk media diimplementasikan.

5.3 Saran
Produk yang dihasilkan penelitian pengembangan ini berbentuk media
pembelajaran yang dapat dioperasikan dengan menggunakan komputer. Media yang
dikembangkan memiliki kegunaan untuk memudahkan setiap pengguna dengan
dikemas berupa softfile yang dapat dengan mudah untuk mengoperasikannya tidak
hanya pada tempat tertentu.
Pemanfaatan syair karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen ini
dikembangkan untuk siswa SMP terutama pada pembelajaran menulis cerpen yang
bertujuan untuk memudahkan siswa dalam menulis cerpen. Media pembelajaran
dikembangkan dengan inovasi dan sistematis yang diharapkan peneliti dapat diteliti dan
dikembangkan lebih lanjut. Adapun untuk penelitian yang relevan dengan penelitian
108

pengembangan ini peneliti memberikan saran baik dari pemanfaatan dan penggunaan
media yang dapat digunakan pada proses pembelajaran.
Saran untuk guru produk media yang dihasilkan dapat memudahkan model
pembelajaran saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, memberi motivasi
untuk siswa dengan model yang berbeda dan menarik minat siswa untuk semangat
belajar. Produk media pembelajaran ini juga dapat menggantikan metode pembelajaran
konvensional yang sering dilakukan saat proses pembelajaran. Produk media
pembelajaran dapat membantu guru memberi bahan pemodelan teks dengan
mengeksploitasi budaya kearifan lokal seperti syair karungut Dayak Ngaju. Media
pembelajaran berbasis komputer dapat memberikan suasana berbeda pada proses
pembelajaran dengan alat media yang digunakan dan mengajar siswa menggunakan alat
teknologi komputer di jenjang SMP.
Saran untuk siswa sebagai pengguna media dapat dilakukan di luar ruangan dan
dapat dijadikan bahan belajar di rumah dengan softfile data yang bisa dioperasikan di
berbagai komputer, laptop, android, dan notebook di rumah. Dengan demikian siswa
dapat belajar dan berlatih menulis cerpen menggunakan media pemanfaatan syair
karungut Dayak Ngaju sebagai media menulis cerpen.
Media pembelajaran juga memberikan suasana baru untuk siswa mengeksplor
pengetahuan tentang menggunakan teknologi dan siswa bisa belajar sendiri
menggunakan media. Siswa dapat mengenal budaya dari gambar yang disajikan dalam
media dan syair karungut Dayak Ngaju, tidak hanya dikenal sebagai seni pertunjukkan
karungut yang sering ditemui di acara-acara adat formal maupun nonformal, tetapi nilai-
nilai yang terkandung dalam isi dan makna syair dapat dijadikan sebagai nasihat atau
pesan untuk generasi muda zaman sekarang.
Saran bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian pengembangan
diharapkan dapat menambah referensi yang relevan guna menambah kekurangan dari
penelitian pengembangan yang belum sempurna. Hasil-hasil dari produk yang
dihasilkan terutama berkaitan dengan menulis cerpen sudah banyak dan beragam baik
berupa bahan ajar, modul, buku teks, dan media. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya
dapat meneliti hal serupa dengan pengembangan yang lebih inovatif, kreatif, dan
menginspirasi dunia pendidikan guna memenuhi kebutuhan siswa.
109

Semoga hasil penelitian pengembangan ini dapat menjadi referensi dan inovasi
dengan memanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju yang selama ini hanya dikenal di
dunia seni pertunjukkan, tetapi melalui penelitian pengembangan ini pemanfaatan syair
karungut Dayak Ngaju tidak hanya berhenti dikembangkan menjadi media menulis
cerpen dapat juga dimanfaatkan untuk pembentuk karakter siswa sebagai penerus
pendidikan masa depan.
DAFTAR RUJUKAN

Andianto, M. 1987. Sastra Lisan Dayak Ngaju. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
Andayani, R., Pratiwi, Y., & Priyatni, E. T. (2017). Pengembangan Modul
Pembelajaran Menulis Cerpen Bermuatan Motivasi Berprestasi Untuk
Siswa Kelas XI SMA. BASINDO : Jurnal Kajian Bahasa, Sastra
Indonesia, Dan Pembelajarannya, 1(1), 103–116.
https://doi.org/10.17977/um007v1i12017p103.
Allesi, S.M & Trollip, S.R. 2001. Multimedia for Learning (third edition). Boston,
MA: Allyn & Bacon, Inc.
Arief, S. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grapindo.
Arikunto, S. 2008. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A. 2006. Media pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arsyad, A. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Bellyrina. 2012. Kumpulan Syair Karungut. Palangka Raya: Kepala Dinas dan
Kebudayaan Pariwisata Kota Palangka Raya.
Borg & Gall, 1983. Educational Research: an Introduction. New York: Longma,
Inc.
Culler, J. 1977. Structuralist Poetics, Structuralism, Linguistics, and The Study of
Literature. London: Routledge & Kegan Paul.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran Peranannya sangat Penting dalam
Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Dewi,P.P. 2012. Pengembangan Media Bangun Multifiksi untuk Peningkatan
Kompetensi Menulis Cerita Pendek Siswa SMP. Journal of Primary
Educational JPE 1 (1)(2012). Dari
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpe.
Diponegoro, M. 1994. Yuk, Nulis Cerpen Yuk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Effendi. 2002. Apresiasi Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

110
111

Fauziyyah. 2013. Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Kecerdasan


Jamak dalam Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan
Menulis Cerita Pendek. Bandung: Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia.
Gerlach & Donaldy P.E. 1978. Book of Reading in Instructional Technolgy Center
for Instructional Devolepment. Cyracuse University.
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hamdayama, J. 2016.Metodologi Pengajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hendrik. 2014. Pengembangan Media Interaktif Pembelajaran Cerita Pendek
Berbasis Pendekatan Saintifik. Bandung: Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia.
Herlina, E. 2015. Pengembangan Media Teks Cerita Moral Berbasis Pendidikan
Karakter. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Pascasarjana Universitas
Negeri Malang.
Herman, J Waluyo. 2006. Apresiasi dan Pengkajian Prosa Fiksi. Salatiga:
Widyasari Press.
Herwati, N. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Menulis Cerpen untuk Siswa Kelas
VII SMP/MTS. Jurna Bahasa Indonesia. NOSI Volume 4, Nomor 2,
Agustus 2016.
Huda, M. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang: Pustaka
Pelajar.
Iper, D dan Tim Peneliti. 2000. Tema, Amanat, dan Nilai Budaya Karungut Wajib
9 Tahun dalam Sastra Dayak Ngaju. Palangka Raya: Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional.
Kemendikbud. 2016. Undang-undang nomor 22 Tahun 2016. Tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Permendikbud.
Kurniawan, H & Sutardi. 2012. Penulisan Sastra Kreatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Moeliono, M.A. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Muhson, A. (2010). Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Ekonomi – Universitas
112

Negeri Yogyakarta 1. Pendidikan Akuntansi Indonesia, VIII(2), 1–10.


Munadi, Y. 2013. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: GP
Press Group.
Muslich, Masnur. 2009. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Muslich, M. 2010. Text Book Writing. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Mustafa, D. A. I., & Efendi, A. (2016). Pengembangan bahan ajar pembelajaran
menulis cerita berbasis pendekatan proses bagi siswa SMP. LingTera, 3(1),
1. https://doi.org/10.21831/lt.v3i1.8469.
Nurgiyantoro. 2011. Definisi cerpen menurut beberapa pakar. (online).
HTTP://id.scribd.com. diakses pada tanggal 04 Maret 2018.
Nurgiyantoro, B. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Nurgiyantoro, B. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press.
Pertiwi, H. 2016. Seni Budaya Suku Dayak Kalimantan Tengah. Palangka
Raya:Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Kalimantan Tengah.
P. Henry & A. Eka.P. 2008. Panduan Praktik Multimedia. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Pradopo, R.J. 1987. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Priyatni, E.T. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum
2013. Malang: PT Bumi Aksara.
Rahmawati, I. S., & Roekhan, N. (2016). Tersedia secara online EISSN: 2502-
471X Pengembangan Media Pembelajaran Menulis Teks Fabel Dengan
Macromedia Flash Bagi Siswa Smp. (1), 1323–1329.
Rohmadi, M & Subiyantoro, S. 2009. Model-Model Pembelajaran, Bahasa,
Sastra, dan Seni. Surakarta: Yuma Pustaka.
Rusman. 2013. Belajar dan pembelajaran berbasis komputer: mengembangkan
profesionalisme abad 21. Bandung: Alfabeta.
113

Sabhan & Muriyat, S. 2011. Lamut dan Karungut. Banjarmasin: Dinas


Perpustakaan dan Arsip Provinsi Kalimantan Tengah.
Sadiman, A.S. 2009. Media pendidikan: pengertian, pengembangan, dan
pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.
Sadiman, A.S. 2010 cetakan ke-14. Media pendidikan: pengertian,
pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.
Saputro, Edi, M. W., & Nurlaksana. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Menulis
Berbasis Nilai-Nilai Kearifan Lokal. Jurnal J-Simbol (Bahasa, Sastra,
Dan Pembelajarannya), 1–15.
Suryaman, M. 2012. Mengembangkan bahan ajar Bahasa Indonesia (Online).
Diakses dari staff.uny.ac.id/...suryaman.../bahan-ajar-bi-smk-rsbi-2.
Siswanto, W. 2014 Cara Menulis Cerita. Malang: Aditya Media.
Sudarwan, D. 2008. Visi Baru Manajemen Sekolah dari Unit Birokrasi ke
Lembaga Akademik. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Thahar, H.E. Kiat Menulis Cerita Pendek. Bandung: Angkasa.
Toreh D.S. 1996. Karungut Puisi Musikal Dayak Ngaju. Palangka Raya: Bagian
Proyek Penelitian dan Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan
Daerah Kalimantan Tengah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Uno, H & L. Nina. 2010. Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran.
Gorontalo: PT Bumi Aksara.
Wati, R.E. 2016. Ragam Media Pembelajaran. Yogyakarta: Kata Pena.
Wijanarti, T. 2014. Struktur dan Fungsi Sastra Lisan Deder Kalimantan Tengah.
Palangka Raya: Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah.
Yunus, S. 2015. Kompetensi Menulis Kreatif. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Lampiran 1
ANGKET PENILAIAN UNTUK AHLI MEDIA PEMBELAJARAN
A. Pengantar
Penulisan tesis ini sebagai syarat tugas akhir untuk memperoleh gelar
Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana
Universitas Negeri Malang melakukan penelitian Pemanfaatan Syair Karungut
Dayak Ngaju sebagai Media Pembelajaran Menulis Cerpen untuk Siswa SMP
dengan mengembangkan produk media memanfaatkan kearifan lokal syair
karungut Dayak Ngaju sebagai tangga siswa menulis cerpen.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk yang memiliki
keefektifan dan kelayakan dengan dilakukan uji validasi guna mengetahui
kelebihan dan kekurangan produk yang dikembangkan sebagai perbaikan sebelum
dilakukan uji coba lapangan yang digunakan pada proses pembelajaran di kelas.
Oleh karena itu, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu dalam bidang ahli media
pembelajaran untuk mengisi angket yang sudah tersedia berikut ini. Atas
kesediaan dan bantuan Bapak/Ibu saya sampaikan terima kasih.

B. Petunjuk Pengisian Angket


Berikut adalah petunjuk pengisian angket dan pedoman penilaian skor
angket.
1. Angket secara keseluruhan diisi dengan secara cermat dengan membaca aspek
deskriptor penilaian isi dan tampilan produk yang dikembangkan, dengan
memberikan tanda centang (√) pada angka 1,2,3, dan 4 yang sudah disediakan
kolom masing- masing sesuai dengan penilaian yang diberikan.
2. Pedoman penilaian
a. Skor 1 (sangat kurang)
b. Skor 2 (kurang)
c. Skor 3 (baik)
d. Skor 4 (sangat baik)

114
115
116
117
118
Lampiran 2
ANGKET PENILAIAN UNTUK AHLI PEMBELAJARAN
A. Pengantar
Penulisan tesis ini sebagai syarat tugas akhir untuk memperoleh gelar
Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana
Universitas Negeri Malang melakukan penelitian Pemanfaatan Syair Karungut
Dayak Ngaju sebagai Media Pembelajaran Menulis Cerpen untuk Siswa SMP
dengan mengembangkan produk media memanfaatkan kearifan lokal syair
karungut Dayak Ngaju sebagai tangga siswa untuk menulis cerpen.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk yang memiliki
keefektifan dan kelayakan dengan dilakukan uji validasi guna mengetahui
kelebihan dan kekurangan produk yang dikembangkan sebagai perbaikan sebelum
dilakukan uji coba lapangan pada proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu,
saya memohon kesediaan Bapak/Ibu dalam bidang ahli media untuk mengisi
angket yang sudah tersedia berikut ini. Atas kesediaan dan bantuan Bapak/Ibu
saya sampaikan terima kasih.

B. Petunjuk Pengisian Angket


Berikut adalah petunjuk pengisian angket dan pedoman penilaian skor
angket.
1. Angket secara keseluruhan diisi dengan secara cermat dengan membaca aspek
deskriptor penilaian isi materi dan tampilan produk yang dikembangkan,
dengan memberikan tanda centang (√) pada angka 1,2,3, dan 4 yang sudah
disediakan kolom masing-masing sesuai dengan penilaian yang diberikan.
2. Pedoman penilaian
a. Skor 1 (sangat kurang)
b. Skor 2 (kurang)
c. Skor 3 (baik)
d. Skor 4 (sangat baik)

119
120
121
122
123
Lampiran 3
ANGKET PENILAIAN UNTUK GURU/PRAKTISI
A. Pengantar
Penulisan tesis ini sebagai syarat tugas akhir untuk memperoleh gelar
Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana
Universitas Negeri Malang dengan melakukan penelitian pengembangan
Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju sebagai Media Pembelajaran Menulis
Cerpen untuk Siswa SMP dengan memanfaatkan kearifan lokal syair karungut
Dayak Ngaju sebagai tangga siswa menulis cerpen.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk yang memiliki
keefektifan dan kelayakan dengan uji coba produk lapangan untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan produk yang dikembangkan saat digunakan pada
proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, saya memohon kesediaan
Bapak/Ibu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia selaku bidang ahli praktisi untuk
mengisi angket yang sudah tersedia berikut ini. Atas kesediaan dan bantuan
Bapak/Ibu saya sampaikan terima kasih.

B. Petunjuk Pengisian Angket


Berikut adalah petunjuk pengisian angket dan pedoman penilaian skor
angket.
1. Angket secara keseluruhan diisi secara cermat membaca aspek deskriptor
penilaian isi dan tampilan produk yang dikembangkan, dengan memberikan
tanda centang (√) pada angka 1,2,3, dan 4 yang sudah disediakan kolom
masing- masing sesuai dengan penilaian yang diberikan.
2. Pedoman penilaian
a. Skor 1 (sangat kurang)
b. Skor 2 (kurang)
c. Skor 3 (baik)
d. Skor 4 (sangat baik)

124
125
126
127
128
129

Data Hasil Uji Media Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju sebagai Media Menulis Cerpen oleh Siswa IX-6
SMP Negeri 8 Palangka Raya

Kriteria Inisial Nama Siswa P(% ) HV


Aspek
No
Deskriptor MA. SK DN M AM A E MAP EA AS AH A MA MM MK MA MLP FH MAS AD E
Penilaian
1 Media
pembelajaran
memudahkan 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 4 4 88% I
saya untuk
menulis cerpen.
2 Media
pembelajaran
memudahkan
4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 83,3% I
saya mengikuti
kegiatan
pembelajaran.
3 Media
pembelajaran ini
mengenalkan
saya dengan 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 2 2 4 3 4 4 84,5% I
kearifan lokal
syair karungut
Dayak Ngaju.
4 Media
pembelajaran ini
memudahkan
4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 2 4 4 4 3 1 2 4 3 80% I
saya memahami
isi materi menulis
cerpen.
5 Media 3
pembelajaran ini
memudahkan
saya memahami 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 3 2 4 3 80% I
contoh
pemodelan
cerpen dengan
130

memanfaatkan
syair karungut
Dayak Ngaju.
6 Media ini
memudahkan
saya mengikuti
langkah-langkah
menulis cerpen
dengan 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 89,2% I
memanfaatkan
syair karungut
Dayak Ngaju
dalam media
pembelajaran.
7 Media ini
menyajikan
tampilan gambar
dan animasi 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 1 4 3 4 2 2 2 4 4 84,5% I
sederhana,
menarik, dan
tidak berlebihan.
8 Pemilihan ukuran
dan jenis huruf
dalam media 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 2 3 4 2 78,5% I
pembelajaran
tidak berlebihan.
9 Media
pembelajaran ini
menyajikan
tampilan menu 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 88% I
praktis dan
mudah
digunakan.
10 Media
pembelajaran ini
memberi 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 88% I
kemudahan
bentuk latihan
131

untuk saya
memahami
langkah-langkah
menulis cerpen
dengan
memanfaatkan
syair karungut
Dayak Ngaju.
11 Penggunaan
bahasa media
pembelajaran
4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 2 2 3 4 4 85,7% I
komunikatif dan
mudah saya
pahami.
12 Media
pembelajaran ini
memberikan
4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 2 2 4 4 4 3 2 3 4 3 82% I
motivasi dan
minat saya untuk
menulis cerpen.

13 Media
pembelajaran ini
menyajikan
tampilan , isi, dan
bahasa 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 2 3 2 80% I
keseluruhan
mudah dan
menarik untuk
saya.
Jumlah skor 52 47 44 39 50 42 39 43 47 47 46 45 36 52 48 46 38 31 34 49 45
Persentase Kelayakan 84,2% I
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141

BUKU PANDUAN
MEDIA
PEMANFAATAN SYAIR KARUNGUT DAYAK
NGAJU SEBAGAI MEDIA MENULIS CERPEN
UNTUK SISWA SMP

Mari menulislah dengan hati dan tuangkan pada kertas putih


Yuk sobat pintar, maanfaatkan syair karungut Dayak Ngaju sebagai
media menulis cerpen

Disusun oleh:
Yulina Mingvianita
170211858039
142

HALAMAN AWAL

(1) Slide di atas adalah halaman awal


media pembelajaran yang berisi
judul media pembelajaran,
lambang UM, nama pengembang
dan instansi perguruan tinggi.

(2) Slide halaman awal untuk masuk ke


beranda setiap menu silakan klik tombol
(3) Untuk pengaturan
volume suara instrumen
media pembelajaran pada
yang terletak di bagian bawah judul, lambang
tombol untuk UM, dan nama pengembang.
mengaktifkan volume
instrument dan klik tombol

untuk nonaktifkan
bunyi instumen.
143

MENU BERANDA

(1) Slide di atas bagian


beranda yang berisi kata
selamat datang di media
pembelajaran menulis
(2) Bagian bawah gambar .cerpen.
berisi kata motivasi untuk
sobat pintar menulis cerpen.

(3) Untuk masuk ke menu


petunjuk penggunaan dan
pemanfaatan media, sobat
pintar bisa klik tombol
144

MENU PETUNJUK

(2) Sebelum sobat


pintar menggunakan
(1) Slide di atas media ini, baca
tampilan menu perintah dan pelajari
petunjuk, sobat dulu ya petunjuk
pintar bisa klik penggunaan dan
tombol pemanfaatan media.

untuk masuk
ke menu petunjuk. (3) Untuk mempelajari
petunjuk pemanfaatan
media ini, sobat pintar

silakan klik tanda


menuju ke slide
selanjutnya
145

 Slide ini berisi petunjuk pemanfaatan media.


 Guru dapat membantu mengarahkan dengan memberi penjelasan kepada
siswa untuk membaca dengan saksama petunjuk media.

 Untuk kembali ke slide sebelumnya sobat pintar bisa klik tombol panah
dan untuk menuju slide selanjutya yang berisi petunjuk penggunaan media

klik tombol panah

 Slide di atas berisi petunjuk penggunaan media yang menjelaskan


setiap fungsi tombol menu yang ada dalam media.
 Setelah mempelajari menu petunjuk, silakan sobat pintar menuju ke

menu tujuan dengan klik tombol menu


146

MENU TUJUAN

Slide di atas berisi menu tujuan media dan tujuan pembelajaran. Sobat
pintar harus tahu apa KD dan indikator yang harus dicapai setelah

menggunakan media ini klik untuk menuju slide selanjutnya.

 Slide di atas berisi kompetensi dasar dan indikator pembelajaran menulis


cerpen.
 Guru dapat menjelaskan kepada siswa mengenai KD dan indikator
sebelum masuk ke bagian isi media ini.
 Setelah mempelajari menu tujuan, silakan sobat pintar menuju ke menu

materi dengan klik tombol


147

MENU MATERI

(2) Pertama, sobat


pintar pelajari (1)) Slide di atas berisi menu
dahulu “Apa itu materi untuk sobat pintar
cerpen?” silakan mengenal “Apa itu cerpen?” dan
klik tombol “Apa itu syair karungut?”

(3) Setelah selesai mempelajari


“Apa itu cerpen?” Kedua, sobat
pintar pelajari “Apa itu syair
karungut?” silakan klik tombol

SELAMAT BELAJAR SOBAT PINTAR!


148

MENU GALERI

(2) Sobat pintar bisa klik tombol ini untuk membuka setiap
video singkat pertunjukkan karungut beserta syair karungut
Dayak Ngaju secara berurutan ya…

(1) Slide di atas berisi menu galeri


yang tersedia 5 judul syair
karungut dan video singkat
pertunjuk karungut, sobat pintar

bisa klik tombol untuk ke


menu galeri.

SELAMAT MENYAKSIKAN SOBAT PINTAR!


149

(2) Untuk memutar video


singkat pertunjukkan
(1) Slide di atas berisi video karungut, sobat pintar
singkat pertunjukkan karungut
dan syair karungut Dayak bisa klik tombol
Ngaju. Sobat pintar bisa klik

tombol di awal
menu galeri.

(3) Setelah sobat pintar


menyaksikan video singkat
pertunjukkan karungut, klik

tombol untuk
menuju ke slide yang berisi
syair karungut dan unsur
pembangunnya.
150

MENU PEMODELAN

 Untuk masuk ke pemodelan,


 Slide di atas berisi menu sobat pintar bisa klik tombol
pemodelan dan langkah- langkan di atas.
memanfaatkan syair karungut  Setiap model berisi langkah I-
sebagai tangga sobat pintar langkah IV beserta contoh.
menulis cerpen.
 Untuk menu pemodelan terdapat
lima model syair karungut
sebagai contoh yang harus sobat
pintar pelajari.
151

CONTOH PANDUAN ISI MENU PEMODELAN

 Slide di atas berisi salah satu pemodelan model I langkah I.


Alangkah baiknya sobat pintar baca dan pelajari dengan
saksama langkah di atas.
 Untuk langkah selanjutnya, sobat pintar bisa klik tanda panah

untuk berpindah ke slide selanjutnya.

Untuk masuk ke contoh


langkah I, sobat pintar bisa
klik tombol
152

Setiap langkah II, III, IV memiliki contoh. Jika


sobat pintar kebingungan, klik tombol
pada setiap langkah.
153

MENU LATIHAN

(2) Silakan sobat pintar pilih salah satu


judul syair karungut yang dikembangkan
ke dalam cerpen. Sobat pintar bisa klik
tombol judul yang dipilih untuk masuk ke
langkah-langkah dan lembar kerja.

(1) Slide di atas berisi menu latihan untuk


sobat pintar menulis cerpen. Silakan sobat
pintar baca ya perintah pada menu latihan

SELAMAT MENGERJAKAN SOBAT PINTAR!


154

PANDUAN SALAH SATU CONTOH ISI MENU LATIHAN

Sobat pintar bisa klik tombol


untuk masuk ke analisis
syair karungut.

Sobat pintar bisa klik tombol


untuk membuka lembar
kerja yang telah disediakan.Sobat
pintar bisa ketik langsung dan save
hasil LK.
155

Sobat pintar bisa klik tombol


untuk membuka lembar
kerja yang telah disediakan. Sobat
pintar bisa ketik langsung dan
simpan hasil LK.

(2) Untuk latihan menulis cerpen,


sobat pintar bisa klik tombol (1) Slide di atas berisi perintah
yang telah disediakan. latihan menulis cerpen setelah
Setelah selesai silakan save ke langkah-langkah sudah dikerjakan
dokumen word.. pada LK masing- masing.
156
157

Nama: Ega asswara k.d

Kelas: IX6

Sesal yang Terlambat

Saya menceritakan untuk saudara kalian. Dari kota sampai desa terutama
untuk kaum remaja dan untuk yang sudah berkeluarga. Seperti saya yang merasa
masih berjiwa muda. Pekerjaan saya siang malam keluar rumah berkeliaran cuci
mata ke karoke,diskotik yang hanya tempat hiburan sementara Seperti itulah cara
saya mengatur waktu. Ini sudah tahun ketiga saya sendiri, setelah perceraian saya
dan istri saya. Jika kembali mengulang saya sangat menyesal. Kejadian itu
berawal ketika saya mulai diangkat bekerja menjadi manejer di salah satu
perusahaan ternama. Saya sangat bang, karena bisa bekerja menghidupi istri dan
anak saya satu-satunya.

Hingga pada suatu hari, saya diajak rrekan saya meeting di salah satu tempat
hiburan. Awalnya niat saya hanya bertemu klien, ternyata tempat hiburan itu
membuat saya khilaf dan kalap saat saya bertemu sosok wanita cantik yang datang
mendekati dan merayu saya. Saya disuguhi minuman keras oleh wanita tersebut
dan sampai larut malam saya tak sadar pulang dalam keadaan mabuk.

Keesokan harinya, saya berencana kembali datang ke tempat tersebut, tiba-


tiba anak saya bertanya “Papah kemarin kok pulang malam?” dengan wajah
polosnya. Saya jawab “Papah banyak kerjaan.” begitulah alasan saya kepada istri
dan anak saya. Itulah cara saya membohongi keluarga kecil saya demi jalan sesat
yang saya dijalani. Sampai malam hari saya pulang sempoyongan mabuk berjalan
dibantu wanita cantik yang sering menemani saya minum menggotong memegang
pinggang saya. Seperti itu kelakuan saya sebagai kepala keluarga dan suami setiap
hari, keluarga tak diurus, tidak peduli anak, asal keinginan saya dapat terpenuhi
untuk bersenang-senang.

Akhirnya pagi-pagi buta saya pulang dalam keadaan mabuk. Melihat


keadaan saya dengan mata yang merah seperti ikan Peang, istri saya terkejut dan
kecewa melihat perbuatan saya yang selama ini pulang dari kantor keluyuran
mabuk-mabukan dengan wanita cantik. Selama hampir kurang lebih tiga bulan
saya melakukan hal yang tidak baik. Hingga akhirnya istri saya tidak tahan dan
memutuskan untuk menceraikan saya. Saya sangat menyesal telah ditinggal istri
dan anak saya sampai sekarang saya hanya bisa meratapi nasib seorang diri.
158

Ini adalah pelajaran hidup ketika saya mengambil jalan yang salah jangan
dilakukan, lebih baik mengikuti ajaran yang baik. Perbuatan seperti ini bahaya
besar kalau tidak sanggup menahan diri. Kebiasaan yang buruk dibuang jauh jauh
agar keluarga rukun, damai, tentram, dan tidak bercerai berai seperti saya.
159

LEMBAR KERJA LANGKAH II


HIDUP TIDAK PADA TUJUAN Tulislah pengembangan cerpen di kolom
Cipt. Rantian Imil, S.Pd. berikut!
1. Pengarang menceritakan untuk
saudara sekalian Saya menceritakan untuk saudara
Dari kota sampai desa kalian. Dari kota sampai desa terutama
Terutama untuk kaum remaja untuk kaum remaja dan untuk yang sudah
Dan untuk yang sudah
berkeluarga. Seperti saya yang merasa
berkeluarga.
2. Untuk saudara yang berjiwa muda masih berjiwa muda. Pekerjaan saya siang
Siang malam keluar rumah malam keluar rumah berkeliaran cuci mata
Berkeliaran cuci mata ke karoke,diskotik yang hanya tempat
Karoke diskotik hanya tempat hiburan sementara
hiburan sementara
3. Seperti itulah cara mengatur Seperti itulah cara saya mengatur waktu. Ini
waktu sudah tahun ketiga saya sendiri, setelah
Anak-anaknya dibohongi perceraian saya dan istri saya. Jika kembali
Jalan sesat dijalani mengulang saya sangat menyesal. Kejadian
Mencari kesana kemari tapi tidak
itu berawal ketika saya mulai diangkat
ketemu.
4. Seperti itulah saudara bekerja menjadi manejer di salah satu
kelihatannya perusahaan ternama. Saya sangat bang,
Dikelilingi wanita cantik karena bisa bekerja menghidupi istri dan
Mabuk-mabukan sembari anak saya satu-satunya.
bernyanyi
Pulang pagi perut lapar. Hingga pada suatu hari, saya diajak rrekan
5. Menyanyi sambil mabuk- saya meeting di salah satu tempat hiburan.
mabukan Awalnya niat saya hanya bertemu klien,
Sambil berjalan sempoyongan
ternyata tempat hiburan itu membuat saya
Semua wanita membantu
menggotong memegang pinggang khilaf dan kalap saat saya bertemu sosok
Mata memerah seperti mata ikan wanita cantik yang datang mendekati dan
Peang. merayu saya.
6. Seperti itu kelakuan setiap hari
Tempat tinggal tak diurus Saya disuguhi minuman keras oleh wanita
Tak peduli anak menantu tersebut dan sampai larut malam saya tak
Asal keinginan dapat terpenuhi. sadar pulang dalam keadaan mabuk.
7. Tidak peduli hujan gerimis
Asal dekat dengan si wanita manis Keesokan harinya, saya berencana kembali
Ada yang kena penyakit sapilis datang ke tempat tersebut, tiba-tiba anak
Badan kurus bagai diperas habis. saya bertanya “Papah kemarin kok pulang
8. Karena sibuk dengan hal yang
malam?” dengan wajah polosnya. Saya
tidak penting
Anak sendiri tidak diurus jawab “Papah banyak kerjaan.” begitulah
Maka tempat tinggal mau runtuh alasan saya kepada istri dan anak saya.
Akhirnya muncul hal yang
senonoh.
160

9. Ini juga menjadi pelajaran Itulah cara saya membohongi keluarga


Jalan yang salah jangan dilakukan kecil saya demi jalan sesat yang saya
Lebih baik melewati ajaran dahulu dijalani.
Yang dilakukan dari zaman ke
zaman. Sampai malam hari saya pulang
10. Perbuatan seperti ini bahaya besar sempoyongan mabuk berjalan dibantu
Kalau tidak sanggup menahan diri
wanita cantik yang sering menemani saya
Saling melempar tutup panci
Bercerai-berai jodoh lari. minum menggotong memegang pinggang
11. Bisa dijadikan sebagai bandingan saya. Seperti itu kelakuan saya sebagai
Penyakit yang parah dirasakan kepala keluarga dan suami setiap hari,
Kalau sudah jadi kebiasaan keluarga tak diurus, tidak peduli anak, asal
Memang susah sekali dihilangkan. keinginan saya dapat terpenuhi untuk
12. Sepertinya sampai di sini cerita bersenang-senang.
berjalan
Mengajar menegur kelakuan yang Akhirnya pagi-pagi buta saya pulang dalam
tidak baik
keadaan mabuk. Melihat keadaan saya
Kebiasaan yang buruk dibuang
jauh-jauh dengan mata yang merah seperti ikan
Agar keluarga rukun bahagia Peang, istri saya terkejut dan kecewa
suatu hari nanti. melihat perbuatan saya yang selama ini
pulang dari kantor keluyuran mabuk-
mabukan dengan wanita cantik. Selama
hampir kurang lebih tiga bulan saya
melakukan hal yang tidak baik. Hingga
akhirnya istri saya tidak tahan dan
memutuskan untuk menceraikan saya. Saya
sangat menyesal telah ditinggal istri dan
anak saya sampai sekarang saya hanya bisa
meratapi nasib seorang diri.

Ini adalah pelajaran hidup ketika saya


mengambil jalan yang salah jangan
dilakukan, lebih baik mengikuti ajaran yang
baik. Perbuatan seperti ini bahaya besar
kalau tidak sanggup menahan diri.
Kebiasaan yang buruk dibuang jauh jauh
agar keluarga rukun, damai, tentram, dan
tidak bercerai berai seperti saya.
161

LEMBAR KERJA LANGKAH III

UNSUR PEMBANGUN CERPEN

Tema : Keluarga

Tokoh : Saya, wanita cantik, istri, anak

Penokohan : Lelaki ( pemabuk dan tidak peduli terhadap keluarga), wanita


cantik (nakal), istri (baik dan kecewa), anak (baik dan polos).

Tempat : Diskotik, rumah

Suasana : Senang, sedih dan menyesal.

Waktu : Pagi,malam hari

Sudut Pandang : Orang pertama ( akuan )

Alur : Alur mundur

Amanat : Jika tidak bisa menahan diri dengan membuang kenbiasaan buruk
jauh-jauh, maka akan berdampak bagi keluarga yang bercerai berai.
162

LEMBAR KERJA LANGKAH IV

STRUKTUR CERPEN

(Abstrak)
Saya menceritakan untuk saudara kalian. Dari kota sampai desa terutama untuk
kaum remaja dan untuk yang sudah berkeluarga. Seperti saya yang merasa masih
berjiwa muda. Pekerjaan saya siang malam keluar rumah berkeliaran cuci mata ke
karoke,diskotik yang hanya tempat hiburan sementara
(Orientasi)
Seperti itulah cara saya mengatur waktu. Ini sudah tahun ketiga saya sendiri,
setelah perceraian saya dan istri saya. Jika kembali mengulang saya sangat
menyesal. Kejadian itu berawal ketika saya mulai diangkat bekerja menjadi
manejer di salah satu perusahaan ternama. Saya sangat bang, karena bisa bekerja
menghidupi istri dan anak saya satu-satunya.
(Komplikasi)
Hingga pada suatu hari, saya diajak rrekan saya meeting di salah satu tempat
hiburan. Awalnya niat saya hanya bertemu klien, ternyata tempat hiburan itu
membuat saya khilaf dan kalap saat saya bertemu sosok wanita cantik yang datang
mendekati dan merayu saya.
Saya disuguhi minuman keras oleh wanita tersebut dan sampai larut malam saya
tak sadar pulang dalam keadaan mabuk.
(Evaluasi)
Keesokan harinya, saya berencana kembali datang ke tempat tersebut, tiba-tiba
anak saya bertanya “Papah kemarin kok pulang malam?” dengan wajah polosnya.
Saya jawab “Papah banyak kerjaan.” begitulah alasan saya kepada istri dan anak
saya. Itulah cara saya membohongi keluarga kecil saya demi jalan sesat yang saya
dijalani.
Sampai malam hari saya pulang sempoyongan mabuk berjalan dibantu wanita
cantik yang sering menemani saya minum menggotong memegang pinggang saya.
Seperti itu kelakuan saya sebagai kepala keluarga dan suami setiap hari, keluarga
tak diurus, tidak peduli anak, asal keinginan saya dapat terpenuhi untuk
bersenang-senang.
Akhirnya pagi-pagi buta saya pulang dalam keadaan mabuk. Melihat keadaan
saya dengan mata yang merah seperti ikan Peang, istri saya terkejut dan kecewa
melihat perbuatan saya yang selama ini pulang dari kantor keluyuran mabuk-
mabukan dengan wanita cantik.
(Resolusi)
Selama hampir kurang lebih 3 bulan saya melakukan hal yang tidak baik. Hingga
akhirnya istri saya tidak tahan dan memutuskan untuk menceraikan saya. Saya
sangat menyesal telah ditinggal istri dan anak saya sampai sekarang saya hanya
bisa meratapi nasib seorang diri.
(Koda)
Ini adalah pelajaran hidup ketika saya mengambil jalan yang salah jangan
dilakukan, lebih baik mengikuti ajaran yang baik. Perbuatan seperti ini bahaya
163

besar kalau tidak sanggup menahan diri. Kebiasaan yang buruk dibuang jauh jauh
agar keluarga rukun, damai, tentram, dan tidak bercerai berai seperti saya.
164
165
166

Nama:ERISJESINTA

Kelas:IX.6

NENENG SI BIDUAN DESA

Aku menceritakan untuk semua saudara dari kota sampai desa terutama untuk
kaum remaja sekalian dan juga untuk yang sudah berkeluarga. Saudara yang masih
berjiwa muda ,siang malam keluar rumah berkeliaran kesana-kesini ,karoke diskotik itu
hanya hiburan sementara.

Dulu waktu aku masih tinggal di Desa Tewang Manyangen, ada seorang
perempuan yang terkenal cantik di desa tersebut, usianya sekitar 21 tahun yang
bernama Neneng. Neneng dikenal semua warga di desa sebagai biduan dangdut yang
mengisi suaranya di acara hajatan di desa. Aku suka sekali mendengar suaranya kalau
menyanyikan lagu dangdut.

Pada suatu hari, Neneng pergi ke kota karena katanya ada tawaran menyanyi di
sana. Hampir satu bulan tak pulang-pulang, keluarganya sangat cemas. Hanya tiga bulan
aku tinggal di desa, akhirnya aku dan keluarga pindah ke kota, karena Ibuku pindah
tugas mengajar sekolah di kota. Paginya tak sengaja di kota, aku bertemu dengan
Neneng di jalan tepatnya di depan diskotik. Kulihat ia sedang mabuk berjalan tak teratur
sembari menyanyi tidak jelas. Matanya merah seperti ikan peang, tubuhnya kurus bagai
diperas habis. Melihat itu kudekati ia dan kubantu berjalan ke rumahku. Sesampai di
rumah kuberi segelas air putih. Setelah setengah sadar, akhirnya aku bertanya apa yang
dikerjakannya selama di kota. Ternyata Neneng yang dikenal perempuan paling cantik di
Desa Tewang Manyangen sibuk melayani bos-bos yang ada di diskotik untuk menemani
minum. Selama ini Neneng tidak berkeja sebagai penyanyi di kota, tetapi menemani
lelaki-lekaki yang tidak baik di diskotik. Aku yang mendengar penuturan Neneng sangat
terkejut.

Akhirnya malam tiba aku dan ibuku membiarkan Neneng tinggal di rumah kami,
daripada ia harus kembali ke diskotik. Aku dan ibuku menyarankan supaya Neneng
kembali ke desa, karena kasihan keluarganya cemas dengan keadaannya. Neneng bisa
pergi ke kota karena tawaran temannya yang tinggal di kota untuk menemani bos-bos
minum, dari perkerjaan itu ia mendapat bayaran tanpa harus lelah menyanyi kesana
kemari. Ibuku memberi nasihat agar Neneng lebih baik menjadi penyanyi dangdut saja,
karena itu pekerjaan yang halal dan tidak merusak diri sendiri, serta tidak memalukan
keluarganya di kampung.

Keesokan harinya, Neneng bergegas pulang ke desa. Aku dan ibu hanya
mengantarnya sampai terminal bus saja. Setelah kejadian itu Neneng merasa menyesal
167

karena sudah membohongi keluarga di desa dan ia berterima kasih kepada aku dan
ibuku yang sudah mau menampungnya tinggal di rumah sementara.

Hal ini dapat menjadi pelajaran bagi kita jika jalan yang salah hendaknya tidak
dilakukan agar tidak jatuh dan terjerumus ke jalan yang salah. Tindakan seperti itu dapat
menimbulkan bahaya besar kalau tidak dapat menahan diri sendiri untuk tidak
melakukan hal tersebut. Jadi biasakan lah diri agar menjauhnya hal yang tidak baik agar
semua yang ingin di capai tercapai.
168

LEMBAR KERJA LANGKAH II


HIDUP TIDAK PADA TUJUAN Tulislah pengembangan cerpen di kolom
Cipt. Rantian Imil, S.Pd. berikut!
13. Pengarang menceritakan untuk
saudara sekalian Aku menceritakan untuk semua saudara
Dari kota sampai desa dari kota sampai desa terutama untuk kaum
Terutama untuk kaum remaja remaja sekalian dan juga untuk yang sudah
Dan untuk yang sudah berkeluarga. Saudara yang masih berjiwa
berkeluarga.
muda ,siang malam keluar rumah berkeliaran
14. Untuk saudara yang berjiwa muda
Siang malam keluar rumah kesana-kesini ,karoke diskotik itu hanya
Berkeliaran cuci mata hiburan sementara.
Karoke diskotik hanya tempat
hiburan sementara Dulu waktu aku masih tinggal di desa
15. Seperti itulah cara mengatur Tewang Manyangen, ada seorang perempuan
waktu yang terkenal cantik di desa tersebut, usianya
Anak-anaknya dibohongi sekitar 21 tahun yang bernama Neneng.
Jalan sesat dijalani Neneng dikenal semua warga di desa sebagai
Mencari kesana kemari tapi tidak biduan dangdut yang mengisi suaranya di
ketemu. acara hajatan di desa. Aku suka sekali
16. Seperti itulah saudara mendengar suaranya kalau menyanyikan lagu
kelihatannya
dangdut.
Dikelilingi wanita cantik
Mabuk-mabukan sembari Pada suatu hari, Neneng pergi ke kota karena
bernyanyi
katanya ada tawaran menyanyi di sana.
Pulang pagi perut lapar.
17. Menyanyi sambil mabuk- Hampir satu bulan tak pulang-pulang,
mabukan keluarganya sangat cemas. Hanya tiga bulan
Sambil berjalan sempoyongan aku tinggal di desa, akhirnya aku dan keluarga
Semua wanita membantu pindah ke kota karena Ibuku pindah tugas
menggotong memegang pinggang mengajar sekolah di kota. Paginya tak sengaja
Mata memerah seperti mata ikan di kota, aku bertemu dengan Neneng di jalan
Peang. tepatnya di depan diskotik. Kulihat ia sedang
18. Seperti itu kelakuan setiap hari mabuk berjalan tak teratur sembari menyanyi
Tempat tinggal tak diurus
tidak jelas. Matanya merah seperti ikan peang,
Tak peduli anak menantu
Asal keinginan dapat terpenuhi. tubuhnya kurus bagai diperas habis.
19. Tidak peduli hujan gerimis
Melihat itu kudekati ia dan kubantu berjalan ke
Asal dekat dengan si wanita manis
Ada yang kena penyakit sapilis rumahku. Sesampai di rumah kuberi segelas air
Badan kurus bagai diperas habis. putih. Setelah setengah sadar, akhirnya aku
20. Karena sibuk dengan hal yang bertanya apa yang dikerjakannya selama di
tidak penting kota. Ternyata Neneng yang dikenal
Anak sendiri tidak diurus perempuan paling cantik di desa Tewang
Maka tempat tinggal mau runtuh Manyangen sibuk melayani bos-bos yang
Akhirnya muncul hal yang
senonoh.
169

21. Ini juga menjadi pelajaran ada di diskotik untuk menemani minum.
Jalan yang salah jangan dilakukan Selama ini Neneng tidak berkeja sebagai
Lebih baik melewati ajaran dahulu penyanyi di kota, tetapi menemani lelaki-lekaki
Yang dilakukan dari zaman ke yang tidak baik di diskotik. Aku yang
zaman.
mendengar penuturan Neneng sangat terkejut.
22. Perbuatan seperti ini bahaya besar
Kalau tidak sanggup menahan diri Akhirnya malam tiba aku dan ibuku
Saling melempar tutup panci membiarkan Neneng tinggal di rumah kami,
Bercerai-berai jodoh lari.
daripada ia harus kembali ke diskotik. Aku dan
23. Bisa dijadikan sebagai bandingan
Penyakit yang parah dirasakan ibuku menyarankan supaya Neneng kembali ke
Kalau sudah jadi kebiasaan desa, karena kasihan keluarganya cemas
Memang susah sekali dihilangkan. dengan keadaannya. Neneng bisa pergi ke kota
24. Sepertinya sampai di sini cerita karena tawaran temannya yang tinggal di kota
berjalan untuk menemani bos-bos minum, dari
Mengajar menegur kelakuan yang perkerjaan itu ia mendapat bayaran tanpa
tidak baik harus lelah menyanyi kesana kemari.
Kebiasaan yang buruk dibuang
jauh-jauh Ibuku memberi nasihat agar Neneng lebih baik
Agar keluarga rukun bahagia menjadi penyanyi dangdut saja, karena itu
suatu hari nanti.
pekerjaan yang halal dan tidak merusak diri
sendiri, serta tidak memalukan keluarganya di
kampung.

Keesokan harinya, Neneng bergegas pulang ke


desa. Aku dan ibu hanya mengantarnya sampai
terminal bus saja. Setelah kejadian itu Neneng
merasa menyesal karena sudah membohongi
keluarga di desa dan ia berterima kasih kepada
aku dan ibuku yang sudah mau
menampungnya tinggal di rumah sementara.

Hal ini dapat menjadi pelajaran bagi kita jika


jalan yang salah hendaknya tidak dilakukan
agar tidak jatuh dan terjerumus ke jalan yang
salah. Tindakan seperti itu dapat menimbulkan
bahaya besar kalau tidak dapat menahan diri
sendiri untuk tidak melakukan hal tersebut.
Jadi biasakan lah diri agar menjauhnya hal
yang tidak baik agar semua yang ingin di capai
tercapai.
170

LEMBAR KERJA LANGKAH III

UNSUR PEMBANGUN CERPEN

Tema :Nasihat

Tokoh :Aku, Neneng, ibu.

Penokohan : Aku (sebagai pengisah), Neneng (berbohong, mudah terjerumus),


ibu (baik, sabar, memberi nasihat)

Tempat : Diskotik, rumah

Suasana : Mengejutkan

Waktu : Malam, siang

Sudut Pandang : Sudut pandang orang pertama sebagai tokoh utama (akuan)

Alur :Alur maju

Amanat :Jauhilah hal salah dan capailah cita-citamu


171

LEMBAR KERJA LANGKAH IV

STRUKTUR CERPEN

(Abstrak)

Aku menceritakan untuk semua saudara dari kota sampai desa terutama untuk kaum
remaja sekalian dan juga untuk yang sudah berkeluarga. Saudara yang masih berjiwa
muda ,siang malam keluar rumah berkeliaran kesana-kesini ,karoke diskotik itu hanya
hiburan sementara.

(Orientasi)

Dulu waktu aku masih tinggal di desa Tewang Manyangen, ada seorang perempuan
yang terkenal cantik di desa tersebut, usianya sekitar 21 tahun yang bernama Neneng.
Neneng dikenal semua warga di desa sebagai biduan dangdut yang mengisi suaranya di
acara hajatan di desa. Aku suka sekali mendengar suaranya kalau menyanyikan lagu
dangdut.

(Komplikasi)

Pada suatu hari, Neneng pergi ke kota karena katanya ada tawaran menyanyi di sana.
Hampir satu bulan tak pulang-pulang, keluarganya sangat cemas. Hanya tiga bulan aku
tinggal di desa, akhirnya aku dan keluarga pindah ke kota karena Ibuku pindah tugas
mengajar sekolah di kota. Paginya tak sengaja di kota, aku bertemu dengan Neneng di
jalan tepatnya di depan diskotik. Kulihat ia sedang mabuk be rjalan tak teratur sembari
menyanyi tidak jelas. Matanya merah seperti ikan peang, tubuhnya kurus bagai diperas
habis.

(Evaluasi)

Melihat itu kudekati ia dan kubantu berjalan ke rumahku. Sesampai di rumah kuberi
segelas air putih. Setelah setengah sadar, akhirnya aku bertanya apa yang dikerjakannya
selama di kota. Ternyata Neneng yang dikenal perempuan paling cantik di desa Tewang
Manyangen sibuk melayani bos-bos yang ada di diskotik untuk menemani minum.
Selama ini Neneng tidak berkeja sebagai penyanyi di kota, tetapi menemani lelaki-lekaki
yang tidak baik di diskotik. Aku yang mendengar penuturan Neneng sangat terkejut.

Akhirnya malam tiba aku dan ibuku membiarkan Neneng tinggal di rumah kami,
daripada ia harus kembali ke diskotik. Aku dan ibuku menyarankan supaya Neneng
kembali ke desa, karena kasihan keluarganya cemas dengan keadaannya. Neneng bisa
pergi ke kota karena tawaran temannya yang tinggal di kota untuk menemani bos-bos
minum, dari perkerjaan itu ia mendapat bayaran tanpa harus lelah menyanyi kesana
kemari.
172

(Resolusi)

Ibuku memberi nasihat agar Neneg lebih baik menjadi penyanyi dangdut saja, karena itu
pekerjaan yang halal dan tidak merusak diri sendiri, serta tidak memalukan keluarganya
di kampung.

Keesokan harinya, Neneng bergegas pulang ke desa. Aku dan ibu hanya mengantarnya
sampai terminal bus saja. Setelah kejadian itu Neneng merasa menyesal karena sudah
membohongi keluarga di desa dan ia berterima kasih kepada aku dan ibuku yang sudah
mau menampungnya tinggal di rumah sementara.

(Koda)

Hal ini dapat menjadi pelajaran bagi kita jika jalan yang salah hendaknya tidak dilakukan
agar tidak jatuh dan terjerumus ke jalan yang salah. Tindakan seperti itu dapat
menimbulkan bahaya besar kalau tidak dapat menahan diri sendiri untuk tidak
melakukan hal tersebut. Jadi biasakan lah diri agar menjauhnya hal yang tidak baik agar
semua yang ingin di capai tercapai.
173
174

Nama:Febriyan hidayat

Kelas:IX-6

Wanita Malam itu adalah Ibuku

Ini merupakan pengalaman yang sangat pahit kurasakan, begitu


hidup dan masa depanku tercoreng akibat perbuatan yang sudah seperti malaikat
hidupku. Aku yang sduah tumbuh menjadi remaja menjadi pelajaran berherga
buatku terutama kaum remaja dan yang sudah berkeluarga.

Dimulai kepergian ayahku, aku dan ibuku merasa sangat terpukul. Terlebih
ibuku yang harus menanggung beban hidup sebagai orang tua tunggal. Pekerjaan
ibuku yang hanya sebagai ibu rumah tangga dan mengharapkan uang pensiun
ayahku, tidaklah cukup. Hali itu yang membuat ibuku sangat bingung, dan pada
akhirnya ibuku memutuskan jalan yang salah. Sudah beberapa bulan ini ibuku
selalu keluar malam berkeliaran dengan pakaian mini dan riasan wajah yang
mencolok. Ibu tak pernah terbuka denganku apa yang dikerjakannya, dia selalu
bilang “Ibu bekerja dulu.” Ucapnya berbohong kepadaku. Pekerjaan ibuku hampir
setiap malam dan pulang pagi.

Suatu pagi kulihat ibuku pulang sembari berjalan sempoyongan dan


matanya memerah seperti ikan Peang, yang tandanya ibuku mabuk berat. Melihat
itu hatiku teiris sedih, aku tak tau apa yang dilakukan ibuku. Tetapi aku tahu
setiap malam ibuku pergi ke diskotik yang awalnya kupikir hanya bekerja sebagai
pengantar minum dan makan. Ternyata ibuku bekerja menemani bos-bos kaya.
Akibat pekerjaan itu, tubuh ibuku menjadi terlihat kurus. Rumah tak terurus, aku
tak dipedulikan, dan juga ibuku menjadi omongan tetangga sekitar. Aku sebagai
anak bingung. Aku tahu ibuku terpaksa bekerja seperti itu demi membiayai
hidupku. Bagaimanapun juga dia adalah ibuku yang melahirkan aku. Setelah
beberapa tahun berlalu, aku pun lulus sekolah. Aku memutuskan untuk tidak
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, tetapi bekerja di salah satu super
market dengan modal ijazah SMA.

Semenjak aku bekerja, akhirnya aku menyuruh ibuku berhenti bekerja


menjadi wanita malam. Biar aku yang bekerja menggantikan ibuku. Dan akhirnya
ibu berhenti dari pekerjaannya yang tidak patut untuk dicontoh terutama untuk
anak-anak seusiaku. Inilah pelajaran yang kudapat dari ibuku, bahwa segala
sesuatu yang dihasilkan dengan jalan sesat maka akan berdampak buruk untuk
keluarga dan orang-orang yang disayang.
175

LEMBAR KERJA LANGKAH II


HIDUP TIDAK PADA TUJUAN Tulislah pengembangan cerpen di kolom
Cipt. Rantian Imil, S.Pd. berikut!
25. Pengarang menceritakan untuk
saudara sekalian Ini merupakan pengalaman yang sangat
Dari kota sampai desa pahit kurasakan, begitu hidup dan masa
Terutama untuk kaum remaja depanku tercoreng akibat perbuatan yang
Dan untuk yang sudah sudah seperti malaikat hidupku. Aku yang
berkeluarga. sduah tumbuh menjadi remaja menjadi
26. Untuk saudara yang berjiwa muda
pelajaran berherga buatku terutama kaum
Siang malam keluar rumah
Berkeliaran cuci mata remaja dan yang sudah berkeluarga.
Karoke diskotik hanya tempat
Dimulai kepergian ayahku, aku dan ibuku
hiburan sementara
27. Seperti itulah cara mengatur merasa sangat terpukul. Terlebih ibuku yang
waktu harus menanggung beban hidup sebagai orang
Anak-anaknya dibohongi tua tunggal. Pekerjaan ibuku yang hanya
Jalan sesat dijalani sebagai ibu rumah tangga dan mengharapkan
Mencari kesana kemari tapi tidak uang pensiun ayahku, tidaklah cukup. Hali itu
ketemu. yang membuat ibuku sangat bingung, dan
28. Seperti itulah saudara pada akhirnya ibuku memutuskan jalan yang
kelihatannya
salah. Sudah beberapa bulan ini ibuku selalu
Dikelilingi wanita cantik
Mabuk-mabukan sembari keluar malam berkeliaran dengan pakaian mini
bernyanyi dan riasan wajah yang mencolok. Ibu tak
Pulang pagi perut lapar. pernah terbuka denganku apa yang
29. Menyanyi sambil mabuk- dikerjakannya, dia selalu bilang “Ibu bekerja
mabukan dulu.” Ucapnya berbohong kepadaku.
Sambil berjalan sempoyongan Pekerjaan ibuku hampir setiap malam dan
Semua wanita membantu pulang pagi.
menggotong memegang pinggang
Mata memerah seperti mata ikan Suatu pagi kulihat ibuku pulang sembari
Peang. berjalan sempoyongan dan matanya memerah
30. Seperti itu kelakuan setiap hari seperti ikan Peang, yang tandanya ibuku
Tempat tinggal tak diurus
mabuk berat. Melihat itu hatiku teiris sedih,
Tak peduli anak menantu
Asal keinginan dapat terpenuhi. aku tak tau apa yang dilakukan ibuku. Tetapi
31. Tidak peduli hujan gerimis aku tahu setiap malam ibuku pergi ke diskotik
Asal dekat dengan si wanita manis yang awalnya kupikir hanya bekerja sebagai
Ada yang kena penyakit sapilis pengantar minum dan makan. Ternyata ibuku
Badan kurus bagai diperas habis. bekerja menemani bos-bos kaya.
32. Karena sibuk dengan hal yang
tidak penting Akibat pekerjaan itu, tubuh ibuku menjadi
Anak sendiri tidak diurus terlihat kurus. Rumah tak terurus, aku tak
Maka tempat tinggal mau runtuh dipedulikan, dan juga ibuku menjadi omongan
Akhirnya muncul hal yang tetangga sekitar.
senonoh.
176

33. Ini juga menjadi pelajaran Aku sebagai anak bingung. Aku tahu ibuku
Jalan yang salah jangan dilakukan terpaksa bekerja seperti itu demi membiayai
Lebih baik melewati ajaran dahulu hidupku. Bagaimanapun juga dia adalah ibuku
Yang dilakukan dari zaman ke yang melahirkan aku. Setelah beberapa tahun
zaman.
berlalu, aku pun lulus sekolah. Aku
34. Perbuatan seperti ini bahaya besar
memutuskan untuk tidak melanjutkan
Kalau tidak sanggup menahan diri
Saling melempar tutup panci pendidikan ke perguruan tinggi, tetapi bekerja
Bercerai-berai jodoh lari. di salah satu super market dengan modal
35. Bisa dijadikan sebagai bandingan ijazah SMA.
Penyakit yang parah dirasakan
Kalau sudah jadi kebiasaan Semenjak aku bekerja, akhirnya aku menyuruh
Memang susah sekali dihilangkan. ibuku berhenti bekerja menjadi wanita malam.
36. Sepertinya sampai di sini cerita Biar aku yang bekerja menggantikan ibuku.
berjalan Dan akhirnya ibu berhenti dari pekerjaannya
Mengajar menegur kelakuan yang yang tidak patut untuk dicontoh terutama
tidak baik untuk anak-anak seusiaku.
Kebiasaan yang buruk dibuang
jauh-jauh Inilah pelajaran yang kudapat dari ibuku,
Agar keluarga rukun bahagia bahwa segala sesuatu yang dihasilkan dengan
suatu hari nanti.
jalan sesat maka akan berdampak buruk untuk
keluarga dan orang-orang yang disayang.
177

LEMBAR KERJA LANGKAH III

UNSUR PEMBANGUN CERPEN

Tema : Keluarga

Tokoh : Aku dan Ibu

Penokohan : Aku (baik, sabar, penyayang), Ibu (baik, pasrah, sabar)

Tempat : Rumah

Suasana : Sedih dan mengharukan

Waktu : Pagi dan malam

Sudut Pandang : Sudut pandang orang pertama

Alur : Maju mundur

Amanat : Segala sesuatu yang dihasilkan dengan jalan sesat akan


berdampak yang tidak baik bagi orang sekitar.
178

LEMBAR KERJA LANGKAH IV

STRUKTUR CERPEN

(Abstrak)

Ini merupakan pengalaman yang sangat pahit kurasakan, begitu hidup dan masa
depanku tercoreng akibat perbuatan yang sudah seperti malaikat hidupku. Aku yang
sduah tumbuh menjadi remaja menjadi pelajaran berherga buatku terutama kaum
remaja dan yang sudah berkeluarga.

(Orientasi)

Dimulai kepergian ayahku, aku dan ibuku merasa sangat terpukul. Terlebih ibuku yang
harus menanggung beban hidup sebagai orang tua tunggal. Pekerjaan ibuku yang hanya
sebagai ibu rumah tangga dan mengharapkan uang pensiun ayahku, tidaklah cukup. Hali
itu yang membuat ibuku sangat bingung, dan pada akhirnya ibuku memutuskan jalan
yang salah. Sudah beberapa bulan ini ibuku selalu keluar malam berkeliaran dengan
pakaian mini dan riasan wajah yang mencolok. Ibu tak pernah terbuka denganku apa
yang dikerjakannya, dia selalu bilang “Ibu bekerja dulu.” Ucapnya berbohong kepadaku.
Pekerjaan ibuku hampir setiap malam dan pulang pagi.

(Komplikasi)

Suatu pagi kulihat ibuku pulang sembari berjalan sempoyongan dan matanya memerah
seperti ikan Peang, yang tandanya ibuku mabuk berat. Melihat itu hatiku teiris sedih,
aku tak tau apa yang dilakukan ibuku. Tetapi aku tahu setiap malam ibuku pergi ke
diskotik yang awalnya kupikir hanya bekerja sebagai pengantar minum dan makan.
Ternyata ibuku bekerja menemani bos-bos kaya.

(Evaluasi)

Akibat pekerjaan itu, tubuh ibuku menjadi terlihat kurus. Rumah tak terurus, aku tak
dipedulikan, dan juga ibuku menjadi omongan tetangga sekitar. Aku sebagai anak
bingung. Aku tahu ibuku terpaksa bekerja seperti itu demi membiayai hidupku.
Bagaimanapun juga dia adalah ibuku yang melahirkan aku. Setelah beberapa tahun
berlalu, aku pun lulus sekolah. Aku memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi, tetapi bekerja di salah satu super market dengan modal ijazah SMA.

(Resolusi)

Semenjak aku bekerja, akhirnya aku menyuruh ibuku berhenti bekerja menjadi wanita
malam. Biar aku yang bekerja menggantikan ibuku. Dan akhirnya ibu berhenti dari
pekerjaannya yang tidak patut untuk dicontoh terutama untuk anak-anak seusiaku.
179

(Koda)

Inilah pelajaran yang kudapat dari ibuku, bahwa segala sesuatu yang dihasilkan dengan
jalan sesat maka akan berdampak buruk untuk keluarga dan orang-orang yang disayang.
180

DAFTAR NILAI
HASIL TULISAN TANGAN SISWA
KELAS IX-6
SMP NEGERI 8 PALANGKA RAYA

NILAI
NO NAMA
PRETES POSTES
1 Ahmad Hafiz Anwar 70 80
2 Aldeonatha 70 80
3 Anto 70 80
4 Apriasy DL Usup 80 95
5 Ariel Saron 80 85
6 Astry Monica 95 100
7 Ega Asswara 70 95
8 Saplin Kerisnie 80 90
9 Dessy Natalia 95 95
10 Egrit 85 75
11 Erisjesinta 89 90
12 Febriyan Hidayat 95 95
13 Maria Kristina 95 100
14 Mayatie 75 90
15 Meidy Mahardika 70 85
16 Meli Amelia Putri 85 90
17 Muhammad Aditya 78 90
18 Muhammad Lexsi 85 85
19 Muhammad Ade S 75 80
20 Muhammad Adi Saputra 67 70
21 Muhammad Afrizal 95 100
181
182
183

PEDOMAN PENILAIAN HASIL TULISAN CERPEN SISWA

Aspek yang
No Deskriptor Skor
Dinilai
1. Unsur  Mampu mengidentifikasi isi dan makna syair 5
Pembangun karungut Dayak Ngaju yang dikembangkan
Cerpen menjadi peristiwa dalam cerpen.
 Mampu merumuskan judul cerpen. 5
 Mampu merumuskan tokoh cerpen. 5
 Mampu merumuskan watak tokoh cerpen. 5
 Mampu merumuskan alur cerpen. 5
 Mampu merumuskan latar, waktu, dan suasana 5
cerpen.
5
 Mampu merumuskan sudut pandang cerpen.
5
 Mampu merumuskan amanat cerita dari nilai-
nilai dan makna yang terkandung dalam syair
karungut Dayak Ngaju.
40
2. Struktur  Mampu menyajikan gambaran awal cerita. 5
 Mampu memaparkan pengenalan tokoh, latar 5
tempat, waktu, dan suasana.
 Mampu memaparkan konflik setiap peristiwa. 10
 Mampu menentukan klimaks cerita. 10
 Mampu menyajikan solusi penyelesaian cerita. 10

40
3. Kebahasaan  Gaya bahasa yang digunakan sehari-hari. 5
 Mampu menggunakan kalimat efektif. 5
 Mampu menggunakan kalimat deskriptif yang 5
menggambarkan sesuatu.
 Mampu menggunakan diksi yang tepat. 5
20
Skor maksimal 100

Kriteria Ketuntasan Minimal : 70


𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai akhir: x 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
184

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SMPN 8 Palangka Raya


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tema : Teks Cerpen
Kelas/Semester : IX/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (6JP)

A. Kompetensi Inti
No Kompetensi Inti
1 KI-1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara
2 KI-2
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
3 KI-3 rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampakmata
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
4 KI-4 abstrak(menulis, membaca, menghitung,menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajaridi sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


No Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
1 3.5 Mengidentifikasi unsur 3.5.1 Mengidentifikasi unsur pembangun
pembangun karya sastra dalam karya sastra yang dibaca atau didengar.
teks cerita pendek yang dibaca 3.5.2 Menentukan unsur pembangun karya
atau didengar sastra dalam teks cerpen.
3.6 Menelaah struktur dan aspek 3.6.1 Menentukan struktur teks cerpen
kebahasaan cerita pendek yang 3.6.2 Menelaah susunan struktur cerpen
dibaca atau didengar 3.6.3 Menjelaskan Ciri-ciri kebahasaan teks
narasi: kata/kalimat deskriptif, kata
ekspresif, majas
3.6.4 Menganalisis struktur dan aspek
kebahasaan cerita pendek yang dibaca
atau didengar.
2 4.5 Menyimpulkan unsur-unsur 4.5.1 Merumuskan unsur-unsur pembangun
pembangun karya sastra dengan karya sastra.
bukti yang mendukung dari cerita 4.5.2 Membuat kesimpulan tentang unsur-
pendek yang dibaca atau unsur pembangun karya sastra dengan
didengar. bukti yang mendukung dari cerita
4.6 Mengungkapkan pengalaman dan pendek yang dibaca atau didengar
gagasan dalam bentuk cerita 4.6.1 Menulis dalam bentuk cerita pendek
pendek dengan memperhatikan dengan memperhatikan struktur dan
185

struktur dan kebahasaan. kebahasaan.


4.6.2 Menyajikan dalam bentuk cerita
pendek secara lisan maupun tulis.

C. Tujuan Pembelajaran:
Pertemuan pertama
Setelah pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu:
 Membangunan konteks dan pemodelan teks cerita pendek.
 Memahami unsur pembangun cerita pendek.
 Memahami struktur teks cerita pendek.
 Memahami kaidah kebahasaan teks cerita pendek.
Pertemuan kedua
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan:
 Menginterpretasi isi syair karungut Dayak Ngaju ke dalam cerita pendek.
 Mengonversi syair karungut Dayak Ngaju menjadi teks cerita pendek.
 Memproduksi teks cerita pendek.
Fokus nilai-nilai sikap
1. Peduli
2. Jujur berkarya
3. Tanggung jawab
4. Toleran
5. Kerjasama
6. Proaktif
7. Kreatif

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Pengetahuan
a. Fakta
 Contoh teks cerpen
Akan terus Bertahan

Kesedihan masih mendera diriku. Setelah ditinggal pergi pendamping hidupku, kini
anakku satu-satunya juga telah tiada. Hujan air mata tentu saja menetes di sini; di mataku.
Terkadang aku merasa, Tuhan mengujiku terlalu berat. Ingin menghakimi-Nya, namun apa
daya, aku tak bisa. Sungguh aku tak sanggup memaki Pencipta diriku yang telah
menyelamatkanku dari sebuah insiden naas beberapa tahun yang lalu. Aku percaya ada
hikmah dari semua ini. Aku sungguh percaya bahwa Dia tidak akan menjahatiku. ucapku
kepada batinku sendiri.

Tak terasa ini sudah 40 hari kepergian istriku, dan 7 hari kepergian anakku. Sedih dan duka
itu tentu masih ada, namun menipis, setipis kain tissue yang sering aku gunakan untuk
menyeka air mata dan ingusku karena berduka.

Namun aku sadar, bahwa berduka terlalu lama tak akan ada gunanya. Menjalani hidup sekuat
mungkin adalah solusi atas kekosongan dan kesedihanku ini.
186

Ada pepatah yang bilang, bahwa kesibukan bisa membuat kita lalai dari kesedihan dan
keresahan hati kita. Dan ternyata itu benar. Kesibukan yang kujalani sebagai layouter cukup
menguras hati dan pikiran. Bayang-bayang sang pendamping hidup, serta bayang-bayang
sang anak tidak terlalu sering menghantuiku; membuat air mata menetes di mataku.

Tak pernah kupikirkan siapa yang akan menggantikan pendamping hidupku di dunia ini.
Yang aku pikirkan saat ini adalah bagaimana menjalani hidupku sebaik mungkin dan tidak
larut dalam duka. Dan aku akan terus bertahan, terus menjalani hidupku, hingga nanti aku
menyusul anak dan kekasihku di Sana.

b. Konsep
 Pengertian teks cerpen
c. Prinsip
 Unsur pembangun teks cerita pendek
 Struktur teks cerita pendek
 Kaidah kebahasaan cerita pendek
d. Prosedur
 Menyusun teks cerpen
2. Materi Pembelajaran Keterampilan
 Menulis teks cerita pendek

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Pedagogic Genre
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)

F. Media, Alat, dan Sumber Belajar


1. Aplikasi softfile dengan judul “Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju sebagai
Media Menulis Cerpen”
2. Komputer
3. Teks syair karungut Dayak Ngaju
4. Teks cerpen

G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 (3 x 40 menit ) Waktu
Kegiatan Pendahuluan 10
Guru : menit
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
Apersepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan dengan
kehidupan sehari-hari.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan.
Motivasi
 Memberikan gambaran dan manfaat kegiatan dalam menggunakan media
aplikasi softfile yang menarik minat peserta didik pada pelajaran yang akan
187

1. Pertemuan Ke-1 (3 x 40 menit ) Waktu


dipelajari.
 Menyampaikan tujuan media dibuat untuk memudahkan pembelajaran yang
berlangsung.
Pemberian Acuan
 Menyampaikan petunjuk panduan penggunaan dan pemanfaatan media.
 Menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator yang harus
dicapai.
 Pembagian kelompok pengguna media pada komputer.
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan penggunaan media sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti 100


Orientasi peserta Mengamati menit
membangun Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
konteks memusatkan perhatian pada video yang ditayangkan pada
menu galeri
 Membangun konteks
 Membaca contoh teks syair karungut Dayak Ngaju
dengan cara :
 Melihat (dengan alat audio visual)
Menayangkan gambar/video singkat pertunjukkan
karungut

 Mengamati
Pembangunan konteks dan pemodelan teks cerpen
 Membaca
Peserta didik diminta untuk membaca secara saksama
syair karungut Dayak Ngaju dan unsur pembangun
yang dikembangkan menjadi teks cerpen
 Menyimak,
 penjelasan pengantar kegiatan perintah media
secara garis besar mengenai : Pembangunan
Konteks dan pemodelan teks cerita pendek
Menelaah Model Menanya
Peserta didik masuk ke menu pemodelan dengan
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengamati, membaca, memahami, dan menanya 5 model
teks cerpen berkaitan dengan video dan syair karungut
Dayak Ngaju yang disajikan.
Mengajukan pertanyaan tentang :
188

1. Pertemuan Ke-1 (3 x 40 menit ) Waktu


Langkah-langkah pemodelan teks cerita pendek
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup
cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :
Apa yang dimaksud dengan cerita pendek?
Apa saja unsur pembangun cerita pendek?
Apa saja strukur teks cerita pendek?
Apa kaidah kebahasaan cerita pendek?
Apa saja langkah-langkah pemodelan teks cerita
pendek?
Mengonstruksi Mengumpulkan informasi
Terbimbing Peserta didik mengumpulkan informasi dari hasil
identifikasi dan analisis dari pembangun konteks dan
pemodelan teks yang dipelajari di menu galeri dan menu
pemodelan.
Mengamati objek
mengamati dan memahami langkah-langkah pemodelan
teks cerita pendek dengan memanfaatkan syair karungut
Dayak Ngaju berserta contoh setiap langkah pada menu
pemodelan.
Membaca teks,
Membaca teks pemodelan cerpen dengan saksama
Mengumpulkan informasi
 Membaca contoh menganalisis unsur pembangun
syair karungut Dayak Ngaju
 Mengidentifikasi unsur pembangun cerita pendek.
 Menelaah struktur cerita pendek.
 Membaca pemodelan teks cerita pendek dengan
memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.

Mengonstruksi Mengkomunikasikan
Mandiri  Peserta didik menyimpulkan unsur-unsur pembangun
cerita pendek.
 Peserta didik menelaah struktur cerita pendek.
 Peserta didik menyajikan hasil analisis unsur
pembangun dan struktur teks cerita pendek pada lembar
kerja yang telah disediakan.
Kegiatan Penutup 10
Peserta didik : menit
 Mengagendakan kegiatan peggunaan dan pemanfaatan media pada
pembelajaran pertemuan berikutnya.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang telah diselesai peserta didik dengan benar
diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat.
189

1. Pertemuan Ke-1 (3 x 40 menit ) Waktu


 Memberikan penghargaan kepada peserta didik yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik

2. Pertemuan Ke-2 (3 x 40 menit ) Waktu


Kegiatan Pendahuluan 10
Guru : menit
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Apersepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan dengan
kehidupan sehari-hari.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan.
Motivasi
 Memberikan gambaran dan manfaat kegiatan dalam menggunakan media
aplikasi softfile yang menarik minat peserta didik pada pelajaran yang akan
dipelajari.
 Menyampaikan tujuan media dibuat untuk memudahkan pembelajaran yang
berlangsung.
Pemberian Acuan
 Menyampaikan petunjuk panduan penggunaan dan pemanfaatan media.
 Menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator yang harus
dicapai.
 Pembagian kelompok pengguna media pada komputer.
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan penggunaan media sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti 100


Membangun Mengamati menit
konteks Peserta didik diberi motivasi stimulus menggunakan media
aplikasi softfile yang memudahkan peserta didik untuk
 Menginterpretasi isi syair karungut Dayak Ngaju ke
dalam cerita pendek.
 Mengonversi syair karungut Dayak Ngaju menjadi
teks cerita pendek.
dengan cara :
 Mengamati
 Isi dan maknsa syair karungut Dayak Ngaju.
 Nilai-nilai yang disampaikan melalui syair karungut
Dayak Ngaju.
 Unsur pembangun syair karungut Dayak Ngaju.
 Membaca
Perintah pada langkah-langkah beserta contoh tentang
 Mengonversikan syair karungut Dayak Ngaju menjadi
190

2. Pertemuan Ke-2 (3 x 40 menit ) Waktu


cerita pendek.
 Menyimak,
penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global
tentang materi pelajaran mengenai :
 Langkah-langkah menginterpretasikan isi syair
karungut Dayak Ngaju ke dalam cerpen
Menelaah Menanya
Model Peserta didik masuk ke menu latihan dengan diberikan
kesempatan pada peserta didik untuk mengamati, membaca,
memahami, memilih dan menanya 5 judul syair karungut
Dayak Ngaju yang diinterpretasikan menjadi teks cerpen sesuai
dengan syair karungut Dayak Ngaju yang disajikan.
Mengajukan pertanyaan tentang :
 Menginterpretasikan isi syair karungut Dayak Ngaju
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Misalnya :
 Apa unsur pembangun syair karungut Dayak Ngaju?
 Bagaimana menyimpulkan unsur pembangun karya
sastra yang didengar atau dibaca?
Mengonstruksi Mengumpulkan informasi
Terbimbing Pada menu latihan peserta didik mengumpulkan informasi
dengan menyimpulkan unsur pembangun syair karungut Dayak
Ngaju untuk diinterpretasikan menjadi cerita pendek melalui
kegiatan:
 Menganalisis secara saksama unsur pembangun syair
karungut Dayak Ngaju yang dikonversikan menjadi
cerita pendek.
 Mengindentifikasi nilai-nilai yang dikembangkan
menjadi konflik atau peristiwa dalam cerita pendek.
Aktivitas
 Peserta didik diminta untuk secara mandiri
merumuskan unsur pembangun teks cerita pendek.
 Peserta didik mengonversikan isi syair karungut
Dayak Ngaju yang diinterpretasikan ke dalam wujud
teks cerita pendek dengan mengikuti langkah I sampai
dengan langkah IV.
 Peserta didik menyusun struktur teks cerita pendek
(abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi,
koda)

Mengonstruksi Mengkomunikasikan
Mandiri Peserta didik memproduksi teks cerita pendek
 Menulis cerita pendek secara tertulis dengan menggunakan
191

2. Pertemuan Ke-2 (3 x 40 menit ) Waktu


media aplikasi softfile dengan memanfaatkan syair
karungut Dayak Ngaju menjadi cerita pendek secara
individual pada lembar kerja yang telah disediakan.
 Menyajikan hasil tulisan siswa berupa teks cerita pendek
dengan memperhatikan struktur dan kebahasaannya.
 Menyampaikan secara lisan di depan teman-teman hasil
teks cerita pendek berbasis kearifan lokal nilai budaya.
Kegiatan Penutup 10
Peserta didik : menit
 Membuat catatan hal penting apa yang didapat dari media “Pemanfaatan
Syair Karungut Dayak Ngaju sebagai Media Menulis Cerpen” dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
 Peserta didik melakukan refleksi dengan menyimpulkan hasil yang
dipelajari dari media “Pemanfaatan Syair Karungut Dayak Ngaju sebagai
Media Menulis Cerpen”.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan lembar kerja hasil tulisan siswa dengan benar diberi
paraf serta diberi nomor urut peringkat untuk penilaian projek.
 Memberikan penghargaan kepada peserta didik yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik

H. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian
a. Sikap (Spiritual dan Sosial)
Observasi (jurnal)

b. Pengetahuan
Tes tertulis

c. Keterampilan
Kinerja

2. Instrumen Penilaian
 Terlampir

Palangka Raya,

Guru Mata Pelajaran

RUSLINA, S.Pd.
NIP 19751213 200501 2 009
192

TRANSKRIP WAWANCARA
STUDI PENDAHULUAN PENGUMPULAN INFORMASI
SYAIR KARUNGUT DAYAK NGAJU

Narasumber : Parada LKDR, S.Ag, M.Si.


Jabatan : Ketua Majelis Daerah Agama Hindu Kaharingan Kota Palangka
Raya (MD-AHK)

Peneliti : Keahlian apa yang pengarang miliki untuk menciptakan syair karungut
Dayak Ngaju?
Narasumber : Yang dimiliki pengarang karungut yaitu daya khayal yang ingin
diungkapkan melalui karungut, misalnya pengarang menceritakan
tentang perjalanan dari kota Palangka Raya ke Kabupaten Gunung Mas
Kuala Kurun. Di perjalanan ia ungkapkan apa yang dilihat, tetapi
pertama yang dilantunkan dengan salam pembuka. Banyak salam
pembuka yang diungkapkan, contohnya “Tabe salamat lingu nalatai,
salam hormat pahari handiai” dengan akhiran rima yang sama seperti a-
a-a-a.
Peneliti : Bagaiaman Bapak melihat kualitas syair karungut zaman sekarang?
Narasumber :Kalau dilihat dari kualitas syair karungut zaman sekarang sangat kurang
dengan syair karungut zaman dulu, syair karungut zaman sekarang hanya
mengulang dan menambahkan syar karungut yang sudah ada. Dan
bahasa yang digunakan tidak seperti bahasa zaman dulu. Bahasa zaman
dulu menggunakan bahasa Tanding Tampenyang yang artinya lima
perbandingan, seperti “Pelum tingang nuntuk mate, nampaharing
lamaung matei” banyak terdapat bahasa kiasan. Syair karungut zaman
sekarang lebih kepada pesan-pesan dan bahasa tidak menggunakan
bahasa kiasan zaman dulu.
Peneliti : Bagaimana kondisi tulis syair karungut zaman sekarang di era digital
untuk pengarang zaman sekarang. Kalau zaman dulu tema karungut
bersifat magis kepercayaan zaman dulu?
193

Narasumber : Iya sekarang lebih ke zaman moderen, misalnya pengarang


menceritakan tentang perjalanan yang dilhat, kalau dulu perjalan
melewati hutan-hutan. Kalau sekarang banyak bangunan, pohon-pohon
sawit, rumah, bahkan jalan yang sudah diaspal. Jadi syair-syair berubah
dengan perkembangan zaman sekarang. Dulu berangkat sekolah
menggunakan perahu kecil, kalau sekarang sudah menggunakan
kendaraan.
Peneliti : Apa perbedaan syair karungut yang dikarang oleh tokoh adat dengan
masyarakat biasa?
Narasemuber : Tokoh adat bahasa yang digunakan berbeda, tokoh adat lebih
memahami tentang bahasa-bahasa adat dulu. Kalau masyarakat biasa,
misalnya masyarakat Dayak Ngaju menggunkan bahasa Dayak Ngaju,
tidak menggunakan bahasa Sangiang zaman nenek moyang dulu.
Peneliti : Kalau dari segi tema, apa ada perbedaannya?
Narasumber : Hampir sama mengisahkan tentang perjalan hidup, mengisahkan
tentang mitos terjadinya tempat-tempat bersejarah seperti Bukit Batu,
tokoh-tokoh adat. Kalau pengarang yang sekarang mengisahkan tentang
anak sekolah, tentang narkoba, tentang moral, dan dilihat lebih kreatif
juga pengarang zaman sekarang karena mengisi kalimat-kalimat yang
lucu.
Peneliti : Nilai-nilai apa saja yang wajib di dalam syair karungut?
Narasumber : Nilai-nilai yang perlu ada dari nenek moyang yaitu nilai etika. Dimulai
dari awal salam pembuka bait pertama syair memohon ampun dan di bait
akhir salam penutup mohon maaf dan ucapan penutup. Ada nilai hormat
sebelum masuk ke bait isi. Untuk syair karungut zaman sekarang nilai
sindiran lebih tajam melalui syair karungut , misalnya sindiran untuk
korupsi, kemiskinan pembangunan, dan lain-lain.
Peneliti : Berapa bait minimal syair karungut Dayak Ngaju?
Narasumber : Ya, paling minimal 7 bait lah.
Peneliti : Berapa maksimal banyaknya bait syair karungut Dayak Ngaju?
194

Narasumber : Ya, ada yang sampai ratusan. Karena menceritakan perjalanan hidup.
Ada yang paling 12 atau 15 bait.
Peneliti : Bahasa apa selain Dayak Ngaju yang terdapat di syair karungut?
Narasumber : Tergantung daerah masing- masing, misalnya Dayak siang,
Basasangiang, dan lain-lain. Bahkan bahasa Indonesia sekarang sudah
ada.
Peneliti : Apa sekarang ada syair karungut yang dibukukan?
Narasumber : Sekarang sudah tidak ada lagi, karena syair karungut sudah dilisankan
dengan dilantunkan dan dijadikan sebagai seni pertunjukkan seni.
Peneliti : Nilai-nilai yang terkandung di syair karungut yang paling berperan apa?
Narasumber : Paling banyak nilai budaya yang terkandung di dalam syair karungut
Dayak Ngaju. Nilai-nilai pesan untuk masyarakat, untuk generasi muda.
Peneliti : Apa ada syair karungut yang dikarang dalam bentuk fiksi?
Narasumber : Ada. Dari daya khayal biasanya bertema cinta, tidak harus tentang
perjalanan hidup. Tiap bait karungut, bait pertama dan kedua berisi
sampiran dan bait ketiga dan keempat berisi isi. Ada juga berisa
pertanyaan dan jawaban tiap struktur bait.
Peneliti : Unsur instrinsik apa ada juga terkandung dalam syair karungut Dayak
Ngaju?
Narasumber : Iya ada. Terutama tokoh dan karungut juga bisa menceritakan
seseorang seperti kampanye.
Peneliti : Apa syair karungut Dayak Ngaju juga terdapat makna atau simbol
seperti syair karungut zaman dulu yang terdapat kiasan?
Narasumber : Sama saja, juga menggunakan simbol misalnya kemajuan zaman,
pembangunan gedung-gedung dengan mendeskripsikan simbol bahwa ini
tanda dan bukti yang disimbolkan secara langsung.
Peneliti : Baik, ini pertanyaan terakhir Pak. Pertunjukkan karungut yang sering
diadakan?
Narasumber : Pertunjukkan karungut yang sering diadakan sekarang seperti lomba-
lomba budaya, acara pernikahan adat Dayak Ngaju, dan lagu-lagu Dayak
yang dilantunkan.
195

Peneliti : Oh begitu Pak. Baik, terima kasih atas informasinya Pak mengenai
informasi tentang syair karungut Dayak Ngaju.
Narasumber : Iya sama-sama.
196

PEDOMAN WAWANCARA PRAKTISI/GURU

Nama Lengkap : Ruslina, S.Pd.


NIP : 197512132005012009
Jabatan : Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Instansi : SMP Negeri 8 Palangka Raya
Pendidikan Terakhir : S1

Pertanyaan:
1. Apakah Bapak/Ibu sebelumnya sudah pernah menggunakan media berupa program
komputer software selain bahan ajar saat proses pembelajaran khususnya
pembelajaran menulis cerpen?
Jawab: Sebelumnya di sekolah belum pernah diadakan penelitian pembelajaran
berbasis komputer, terutama guru media pembelajaran masih minim yang
menggunakan alat proyektor dan laptop. Padahal sekolah sudah memiliki fasilitas
yang memadai. Kebanyakan masih menggunakan buku bahan ajar dan metode
pembelajaran konvensional.
2. Apakah Bapak/Ibu sudah pernah mengaitkan pembelajaran khususnya mata pelajaran
Bahasa Indonesia berbasis kearifan lokal budaya di Kalimantan Tengah?
Jawab: Pembelajaran hanya disesuaikan dengan materi dari silabus dan buku bahan
ajar. Untuk mengaitkan dengan kearifan lokal budaya Kalimantan Tengah masih
belum pernah.
3. Apakah penerapan pembelajaran yang sekarang khususnya menulis cerpen sudah
mencapai indikator kemampuan siswa?
Jawab: Dari hasil tulisan tangan siswa. Siswa sudah mampu mencapai indikator
menulis cerpen, tetapi hanya dari aspek kebahasaan yang kurang dari tanda baca,
penggunaan EYD, dan kata baku. Mengidentifikasi unsur dan struktur cerpen rata-
rata siswa sudah bisa.
4. Apakah siswa sudah sangat mudah menulis cerpen melalui proses pembelajaran yang
diterapkan Bapak/Ibu?
197

Jawab: Mungkin ada, tetapi mungkin lebih baik dimotivasi dengan hal-hal menarik,
karena setiap diberi tugas menulis cerpen dengan cara manual tulis tangan, siswa
banyak yang mengeluh dan kecukupan waktu pelajaran yang terbatas. Padahal hasil
karya cerpen siswa banyak yang menarik. Mungkin jika diterapkan dengan metode
berbasis komputer bisa membantu siswa untuk mudah dan cepat menulis cerpen.
5. Apakah latihan menulis cerpen hasil karya siswa sudah sesuai dengan indikator yang
ingin dicapai?
Jawab: Sudah, rata-rata siswa sudah cukup paham dan bisa menentukan unsur
pembangun dan menyusun struktur cerpen. Hanya dari segi bahasa yang kurang dari
majas dan pendeskripsian yang digunakan, serta tanda baca dan EYD yang perlu
diperhatikan lagi.
6. Apa tema yang sering gunakan siswa dalam menulis cerpen?
Jawab: Tema yang sering digunakan siswa dalam menulis cerpen lebih ke kehidupan
sehari-hari mereka, misalnya tentang keluarga, sahabat, dan sekolah.
7. Bagaimana hasil karya cerpen siswa, apa sudah sesuai dengan unsur, struktur, dan
kebahasaannya?
Jawab: Sudah baik dan sesuai hanya dari kebahasaannya saja yang perlu diperhatikan
lagi.
198
199
200

DOKUMENTASI LAPANGAN
201
202
203
204
204

RIWAYAT HIDUP

Yulina Mingvianita (Via) lahir pada tanggal 21 Juli 1996 di


Palangka Raya Kalimantan Tengah. Anak dari orang tua Dr. Yuprin
Abel Dehen, M.P. dan Ruslina, S.Pd. sebagai anak pertama dari dua
bersaudara. Pendidikan yang ditempuh dimulai pada tahun 2000 di
TK Bakuwu, dilanjutkan pada pendidikan sekolah dasar pada tahun
2001 kelas 1 sampai dengan kelas 3 di SDN 13 Palangka Raya, tahun
2004 kelas 4 pindah ke SD Katolik Santo Don Bosco dan kelas 5
sampai dengan kelas 6 pada tahun 2005-2006 lulus di SDN 6
Palangka Raya. Pada tahun 2007-2009 menempuh pendidikan
sekolah menengah pertama di SMPN 9 Palangka Raya. Melanjutkan
pendidikan ke sekolah menengah atas pada tahun 2010-2013 di SMAN 4 Palangka Raya.
Setelah itu, melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Universitas Palangka Raya Fakultas
Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) jurusan Bahasa dan Seni program studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) pada tahun 2013 hingga lulus pada tahun 2017 dengan
gelar Sarjana Pendidikan. Pada tahun 2017 kembali melanjutkan pendidikan S2 di
Pascasarjana Universitas Negeri Malang program studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan
sedang menyelesaikan tugas akhir tesis untuk meraih gelar Magister Pendidikan.

204

Anda mungkin juga menyukai