Dosen
Aning Haryati, S.T., M.T.
Dibuat Oleh :
R Raka Adhytia
4122.3.18.13.0010
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mingguan yang diberikan oleh dosen
mata kuliah Kerangka Kontrol Geodesi, ibu Aning Haryati, S.T., M.T.
Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai sumber baik artikel fisik maupun web jurnal yang akan
disertakan di daftar pustaka.
Demikian, kritik serta saran akan sangat membantu penulis dalam menyusun
makalah selanjutnya dan semoga makalah ini dapat diterima oleh pembacanya.
R Raka Adhytia
DAFTAR IS
I
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB 1................................................................................................................................4
DEFINISI...........................................................................................................................4
Parameter Datum Geodetik............................................................................................7
BAB 2..............................................................................................................................10
DATUM LOKAL INDONESIA......................................................................................10
1. Datum Genoek.......................................................................................................10
2. Datum Moncong Lowe...........................................................................................10
3. Datum Indonesia (DI 1974)....................................................................................11
4. Datum Bukit Rimpah.............................................................................................12
5. Datum Gunung Serindung......................................................................................12
6. Datum Gunung Segara...........................................................................................13
7. Datum Gunung Moncong Lowe..............................................................................13
8. Datum Geodesi Nasional (DGN 1995).....................................................................13
9. SRGI 2013...............................................................................................................14
BAB 3..............................................................................................................................21
PENUTUP.......................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................22
BAB 1
DEFINISI
Datum lokal adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid referensi
yang dipilih sedekat mungkin (paling sesuai) dengan bentuk geoid lokal (relatif
tidak luas) yang dipetakan – datumnya menggunakan ellipsoid lokal. Pada masa
yang telah lalu (1862-1880), indonesia telah melakukan penentuan posisi di Pulau
Jawa dengan metode triangulasi. Penentuan posisi ini menggunakan ellipsoid
Bessel 1841 sebagai ellipsoid referensi, meridian Jakarta (Batavia) sebagai
meridian nol, dan titik awal (lintang) beserta sudut azimuthnya diambil dari titik
triangulasi di Puncak gunung Genoek. Karena itu, kemudian datum geodesi ini
dikenal sebagai datum Genoek. Sementara itu pada 1911, pengukuran jaring
triangulasi di Pulau Sulawesi dimulai. Ellipsoid yang digunakan adalah juga
Bessel 1841, meridian yang melalui kota Makassar dianggap sebagai meredian
nol, dan titik awal beserta sudut azimuthnya ditentukan dari titik triangulasi di
gunung Moncong Lowe. Kemudian dikenal sebagai datum Makassar (Celebes).
Pada awal 1970-an, untuk keperluan pemetaan rupa bumi pulau Sumatera,
BAKUSORTANAL menggunakan datum baru, Datum Indonesia 1974 (Padang).
Datum ini menggunakan ellipsoid GRS-67 (a = 6 378 1600,00; 1/f = 298,247)
yang diberi nama SNI (Speroid Nasional Indonesia). Untuk menentukan orientasi
SNI di dalam ruang, ditetapkan suatu datum relatif dengan eksentris (stasiun
Doppler) BP-A (1884) di Padang sebagai titik datum SNI [ CITATION mba11 \l
1033 ].
Sejalan dengan perjalanan waktu dan karena faktor-faktor : (1) datum lama
memiliki ketelitian yang belum homogen jika digunakan untuk survey dan
pemetaan, (2) teknologi penentuan posisi dengan satelit telah terbuka untuk
geodesi yang baru sebagai acuan untuk semua kegiatan survey dan pemetaan di
wilayah Indonesia, maka pada tahun 1996 ditetapkan penggunaan datum baru,
DGN-95, untuk seluruh kegiatan survey dan pemetaan di wilayah Republik
Indonesia yang dituangkan di dalam surat keputusan ketua Badan Koordinasi
Survey dan Pemetaan Nasional dengan nomor HK.02.04/II/KA/96.
Datum baru ini, DGN-95, memiliki parameter-parameter ellipsoid a= 6 378
137,00 dan 1/f = 298.257223563. Sementara realisasi kerangka dasarnya di
lapangan diwakili oleh Jaring Kontrol Geodesi Nasional (JKGN) Orde Nol beserta
kerangka perapatannya.
Beberapa datum lokal lain yang pernah digunakan di Indonesia antara lain
adalah datum Bukit Rimpah (untuk kepulauan Bangka, Belitung dan sekitarnya)
dan datum Gunung Segara (Pulau Kalimantan dan sekitarnya). Sedangkan
beberapa datum lokal yang digunakan di negara lain adalah Kertau 1948
(Malaysia bagian barat dan Singapura), Hutzushan (Taiwan), Luzon (Filipina),
Indian (India, Nepal dan Bangladesh).Datum geodesi diukur menggunakan
metode manual hingga yang lebih akurat lagi menggunakan satelit. Tanpa datum,
koordinat titik-titik batas tersebut sebenarnya sulit untuk ditentukan lokasinya di
lapangan. Jika negara yang bertetangga mengasumsikan datum geodetik yang
berbeda untuk nilai koordinat titik-titik batas, tentunya 2 yang akan diperoleh
adalah dua lokasi yang berbeda untuk suatu titik yang sama. Berikut adalah
parameter datum yang digunakan untuk pendefinisian koordinat, serta kedudukan
dan orientasinya dalam ruang di muka bumi:
a) Parameter utama, yaitu setengah sumbu panjang ellipsoid (a), setengah
sumbu pendek (b), dan penggepengan ellipsoid (f).
b) Parameter translasi, yaitu yang mendefinisikan koordinat titik pusat
ellipsoid (Xo,Yo,Zo) terhadap titik pusat bumi.
c) Parameter rotasi, yaitu (εx, εy, εz) yang mendefinisikan arah sumbu-
sumbu (X,Y,Z) ellipsoid.
Datum lokal
adalah datum geodesi yang paling sesuai dengan bentuk geoid pada daerah
yang tidak terlalu luas. Contoh datum lokal di Indonesia antara lain :
datum Genoek, datum Monconglowe, DI 74 (Datum Indonesia 1974), dan
DGN 95 (Datum Geodetik Indonesia 1995).
Datum regional
Datum global
Sampai pada tahun 1960-an, yaitu telah adanya satelit Doppler, usaha
penyatuan referensi (datum) mulai dipelopori oleh Badan Informasi Geospasial
(BIG) (BAKOSURTANAL pada jaman itu), pilar pilar triangilasi tersebut diukur
ulang dengan menggunakan satelit Doppler. Pada saat itu, Indonesia
menggunakan Datum Padang sebagai referensi, namun datum yang dimiliki
Indonesia belum menyatu dengan Negara lain. Dengan hasil pengukuran ini,
Indonesia berhasil mendefinisikan referensi nasionalnya yaitu Indonesian Datum
1974 (ID74), dengan mengacu pada ellipsoid GRS-67 (Geodetic Reference
System 1967).
GRS 1967 dapat mencakup seluruh wilayah Indonesia dalam satu sistim
sehingga tercipta sistim referensi tunggal. GRS 1967 ini dinamai oleh
Bakosurtanal Sferoid Nasional Indonesia (SNI). Untuk menentukan orientasi
elipsoid referensi dalam ruang, maka kemudian SNI dihimpitkan dengan elipsoid
NWL-9D ( sistim referensi teknologi Doppler ) ditittik eksentris (Stasiun Doppler
BP-A 1884) di Padang. Dengan demikian stasiun Doppler BP-A ini dianggap
sebagai datum tunggal geodesi di Indonesia. Datum ini diberi nama oleh
Bakosurtanal Datum Indonesia 1974 dan merupakan datum relatif.
Wilayah laut yang mcmakai datum Gunung Segara adalah wilayah laut
sebelah timur Kalimantan atau Sclat Makassar sampai kc scbagian pantai selatan
Kalimantan. Walaupun dcmikian peta-peta laut di wilayah Kalimantan Timur ini
telah ada secara resmi vang diterbitkan tahun 1900.
9. SRGI 2013
SRGI 2013, yaitu suatu sistem koordinat nasional yang konsisten dan
kompatibel dengan sistem koordinat global. SRGI 2013 digunakan sebagai
referensi tunggal dalam penyelenggaraan IG nasional. Berbeda dengan datum
geodesi sebelumnya, SRGI 2013 memperhitungkan aspek pergerakan lempeng
tektonik dan deformasi kerak bumi. Keberadaan wilayah Indonesia pada zona
deformasi kerak bumi akibat interaksi pergerakan lempeng tektonik dan aktivitas
seismik mengakibatkan posisi suatu titik akan berubah sebagai fungsi waktu.
Dengan menyertakan laju kecepatan pergerakan lempeng tektonik,
deformasi kerak bumi dan informasi tanggal referensi waktu astronomi atau
epoch, setiap perubahan posisi dapat direkontruksi dengan teliti.
Sebelumnya, Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal)
yang kemudian bertransformasi menjadi BIG, sudah mengeluarkan sistem
referensi koordinat seperti Indonesian Datum 1974(ID74) dan Datum Geodesi
Nasional 1995 (DGN95). Dengan ID74 yang kemudian diperbaharui menjadi
DGN95, semua kegiatan pemetaan diharapkan mengacu pada satu sistem referensi
nasional yang sama. Namun sayang, pada praktiknya masih terdapat data atau peta
lama yang dibuat dengan mengacu pada sistem referensi lama sehingga sebagian
pihak tetap membuat peta dengan menggunakan sistem referensi tersebut sampai
sekarang. Alhasil, IG dengan sistem referensi yang beragam menyebabkan
sulitnya integrasi data serta tidak menyambungnya (tidak seamless) satu data
dengan data yang lain.
Pemutakhiran sistem referensi geospasial merupakan hal yang sangat
wajar mengingat perkembangan teknologi penentuan posisi pun sudah semakin
teliti. Sistem referensi geospasial global yang menjadi acuan seluruh negara dalam
mendefinisikan sistem referensi geospasial di negara masing-masing juga
mengalami pemutakhiran dalam kurun waktu hampir setiap 5 tahun atau lebih
cepat (Badan Informasi Geospasial)[ CITATION geo12 \l 1033 ].
Model deformasi yang ideal adalah yang orde 3, yaitu memasukkan semua
komponen pergerakan lempeng.
PENUTUP
Agar pembuat peta dapat melakukan pengukuran horizontal dan vertikal
yang akurat, pembuat peta memilih ellipsoid referensi yang akan digunakan dalam
pemetaan. Kemudian mereka akan memproyeksikan koordinat bumi kedalam
ellipsoid tersebut, hasilnya dinamakan datum geodetik.
Datum geodetik dapat bersifat global dan mencakup seluruh bumi, atau
hanya lokal di tempat tertentu saja. Semuanya tergantung dari tujuan pembuatan
peta dan target penggunanya, apakah butuh peta yang cepat atau peta yang sangat
akurat, peta yang skala besar atau skala kecil.
Jika diperlukan peta yang akurat untuk lokasi tertentu, pembuat peta
umumnya menggunakan datum lokal. Datum lokal dapat lebih menyerupai bentuk
bumi pada lokasi tersebut, sehingga meningkatkan akurasi peta. Namun,
peningkatan akurasi ini tidak terlalu signifikan jika peta yang digunakan berskala
kecil. Jika diperlukan peta dengan cakupan wilayah sangat luas dan berskala kecil,
maka digunakan datum global
DAFTAR PUSTAKA
Badan Informasi Geospasial. (2013, June 2). Pengertian Datum. Retrieved from Diklat
Geospasial: https://www.diklatgeospasial.net/2013/02/pengertian-datum.html
geoexpose. (2012, February 11). Datum Indonesia. Retrieved from No Map No Culture:
http://geoexpose.blogspot.com/
mbandas. (2011, April 1). Model Bumi dan Sistem Koordinat. Retrieved from Pemetaan
Sumberdaya Hayati Laut: https://psdhlaut.wordpress.com/2011/04/01/model-
bumi-dan-sistem-koordinat/
Pahlevi, A. (2014, October 10). Geonews. Retrieved from Sejarah Penentuan Sistem
Referensi Geodesi di Indonesia: http://geospasial.info/history-reference-system-
determination-indonesia/