Anda di halaman 1dari 59

MANAJEMEN PENGADAAN

PROYEK KONSTRUKSI

Prof. Dr. Manlian Ronald. A. Simanjuntak, S.T., M.T., D.Min


Guru Besar Universitas Pelita Harapan
Dosen Pascasarjana Magister Teknik Sipil Universitas Tama Jagakarsa, Jakarta
HP: 0812 1919 7499 ; Email: manlian.adventus@gmail.com
1. Pendahuluan
2. Pedoman Umum Pengadaan
3. Perencanaan & Strategi Pengadaan
4. Proses Tender Proyek Konstruksi
5. Kuis
6. Kontrak
7. Praktik Pengadaan
8. UTS
9. Kajian Proyek Konstruksi (Kelompok)
10. Kajian Proyek Konstruksi (Kelompok)
11. Analisis Manajemen Pengadaan Konstruksi (Kelompok)
12. Analisis Manajemen Pengadaan Konstruksi (Kelompok)
13. Analisis Manajemen Pengadaan Konstruksi (Kelompok)
14. Analisis Manajemen Pengadaan Konstruksi (Kelompok)
15. Review
16. UAS

Manajemen Pengadaan
1. Absensi
2. Kuis (Per-orang) = 10 %
3. UTS (Per-orang) = 20 %
4. Tugas (Kelompok) = 40 %
5. UAS (Kelompok) = 30 %

Manajemen Pengadaan
Pengadaan
Barang & Jasa
Life Cycle Construction
Feasibilty Study
Design
Procurement
Construction
Operation & Maintenance
Bionomic (AMDAL)
S1 – S2 – S3
(S1) Identifikasi (Kajian Awal)
(S2) Analisis (Modelling-Knowledge Based)
(S3) Operation Research (Novelty/Inovasi)

Solusi – Rekomendasi – Improvement (S2) – Innovation (S3)


Proyek Pengadaan
Bangunan Gedung
Jalan
Jembatan
Infrastruktur
Kawasan
SDA
(Knowledge Based in Construction Management)
Globality
Impact :
global economy, connected, stuck in the past, updated
technology, business revolution
(https://www.youtube.com/watch?v=FXmSif4DWRQ)
Industry 4.0
Industry 4.0
Klaus Schwab selaku Ketua Eksekutif World Economic Forum (WEF) adalah orang yang untuk pertama kalinya
memperkenalkan revolusi Industri 4.0. Dalam perkenalannya, revolusi ini disebut akan secara fundamental
mengubah hidup dan kerja manusia. Dibanding pendahulunya, revolusi industri ini punya ruang lingkup,
skala, dan kompleksitas lebih luas.

Sejumlah bidang yang memanfaatkan teknologi baru untuk membuat terobosan adalah:
1. Robot kecerdasan buatan
2. Teknologi nano B
3. Bioteknologi
4. Teknologi komputer kuantum
5. Blockchain
6. Teknologi berbasis internet
7. Printer 3D.
Industry 4.0
Secara sederhana, revolusi industri 4.0 merupakan era industri yang
memungkinkan seluruh entitas di dalamnya untuk saling berkomunikasi kapan
saja secara real time dengan memanfaatkan teknologi internet. Kemudahan ini
mendorong tercapainya kreasi nilai baru.
Contoh penerapan revolusi
industri 4.0 yang sudah terlaksana
di Tanah Air adalah kebijakan e-
smart Industri Kecil dan Menengah
(IKM). Kebijakan tersebut
membantu para pelaku usaha
untuk secara lebih masif dapat
mempromosikan produk mereka
di platform digital.
Industry 5.0
Society 5.0
Semua kemajuan dan perubahan yang dibawa revolusi industri 4.0 mungkin membuat banyak orang merasa
tidak ada revolusi lagi yang bisa terjadi. Namun, pikiran itu musnah setelah muncul era Society 5.0, sebuah
konsep yang dihadirkan oleh Federasi Bisnis Jepang. Konsep yang sudah diusulkan dalam 5th Science and
Technology Basic Plan ini dijadikan masyarakat masa depan yang harus dicita-citakan oleh Negeri Matahari
Terbit ini.

Sederhananya, era society 5.0 bertujuan untuk mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik. Integrasi
tersebut dilakukan untuk membuat semua hal menjadi lebih mudah. Keseimbangan kemajuan ekonomi
dengan penyelesaian masalah sosial dengan memanfaatkan sistem yang sangat mengintegrasikan kedua
hal tersebut membuat semua hal menjadi mudah, terutama memperluas prospek kerja.

Perbedaan mendasar antara 4.0 dan 5.0

Dari penjelasan di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa secara garis besar, perbedaan mendasar antara 4.0 dan
5.0 adalah fakta bahwa revolusi industri 4.0 fokus pada aspek melakukan pekerjaan secara otomatis.
Sementara itu, era society 5.0 lebih menekankan pada perluasan prospek kerja serta mengoptimalkan
tanggung jawab jam kerja dalam menyelesaikan pekerjaan. Sama-sama bertujuan untuk menyejahterakan
kehidupan manusia, namun dengan pendekatan yang berbeda.
Industry 5.0
Industry 6.0
Industry 6.0

Revolusi Industri 6.0 ditandai dengan:


(1) sumberdaya pabrikan yang dikelola dengan sistem
komputerisasi;
(2) transformasi kehidupan manusia dari sistem berbasis
kekayaan menjadi kebutuhan berbasis selular dan
kecerdasan buatan mengelola sumberdaya;
(3) efisiensi dilakukan pada semua sektor;
(4) kreativitas, pemikiran, dan temuan manusia akan sangat
cepat tersebar secara global.
Industry 6.0
Jika pada era Revolusi Industri 5.0 manusia masih menggunakan kecerdasan buatan pada alat-alat robotic
untuk melakukan pekerjaan tertentu, maka pada era Revolusi Industri 6.0 manusia kembali menjadi
episentrum yang dilayani dan motor penggerak untuk semua alat-alat ciptaannya. Kecerdasan buatan
yang terhubung secara global akan memfasilitasi populasi manusia yang jumlahnya lebih dari 15 miliar.
Pengelolaan sumberdaya alam seperti kayu, air, baja, makanan, pendidikan, robotika, dan energi untuk
dunia, saling berhubungan secara efektif. Sebagian besar alat industri dan fabrikasi mekanis akan ditangani
oleh proses pencetakan 3D, nanoteknologi, dan Computer-Aided Manufacturing (CAM). Pada dasarnya,
mesinlah yang akan mendesain mesin-mesin lainnya. Pemilihan bahan serta teknik desain akan terus
berkembang dari generasi ke generasi. Untuk bepergian, manusia akan banyak menggunakan kendaraan
sewaan dengan supir otomatis atau angkutan massal jika memang diperlukan. Selain itu, dapat diperkirakan
bahwa komputasi kuantum dan manajemen sumberdaya mampu menyalin dan menduplikasi semua hal
menuju tahap 6.0. Semua orang akan memiliki akses masuk ke semua situs akumulasi pengetahuan di dunia
dalam bentuk antarmuka yang mudah digunakan. Pada era ini, yang diperlukan lebih banyak pada
kecerdasan, kreativitas, dan pengembangan aplikasi yang memudahkan kehidupan manusia
K3 menjadi K4
(Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, Keberlanjutan)
Bagaimana Green Building Dapat berperan?
Pathway to Net Zero
2050
In order to reach 100% net zero carbon 100% Net
Zero Carbon
buildings by 2050, we need to start today in Buildings
the following areas:

Deploying
renewables
Improving to power
energy energy
Reducing efficiency demands -
energy (yielding on site, off
demand / higher site or offsets
consumption outcomes
from fewer
resources)
Embodied Energy
PROJECT LIFECYCLE

The sum of the energy requirements associated, directly or indirectly, with


the delivery of a good or service.
(Cleveland & Morris, 2009)

Embodied Carbon (kgCO2e)


Embodied carbon comes from the consumption embodied energy
consumed to extract, refine, process, transport and fabricate a
material or product (including buildings). This can also be referred to
as ‘global warming potential’ (GWP).
(circularecology.com)

Net Zero Embodied Carbon


Definitions and principles (www.worldgbc.org)

“A net zero embodied carbon building (new or renovated) or


infrastructure asset is highlight resource efficient with upfront
carbon minimised to the greatest extent possible and all
remaining embodied carbon reduced or, as a last resort, offset in
order to achieve net zero across the lifecycle.”

Source: World GBC. Bringing embodied carbon upfront. p.18 www.worldgbc.org


Megatren Dunia 2045
MEGATREN DUNIA 2045
Demografi Global
Penduduk dunia menjadi 9,45 miliar (Asia 55%). Tren Kelas Menengah
demografi global mendorong urbanisasi, migrasi, dan Middle dan upper income class lebih dari 84 persen
penduduk usia lanjut. (8,1 miliar) yang didominasi oleh Asia dan Amerika
Latin.
Urbanisasi Dunia Persaingan Sumber Daya Alam
Penduduk dunia yang tinggal di perkotaan Peningkatan peranan ekonomi Asia dan penduduk di
mencapai 65% dengan 95% pertambahan terjadi Afrika mendorong perebutan SDA. Kemajuan
di emerging economies. teknologi meningkatkan efisiensi pemanfaatan SDA.

Peranan Emerging Economies Teknologi


Tren perubahan teknologi didominasi oleh TIK,
Output negara berkembang 71% dari total output MEMBACA bioteknologi dan rekayasa genetik, wearable
dunia dengan Asia sebagai pendorong utama Megatren devices, energi terbarukan, otomatisasi, dan AI.
(54%). Dunia
2045

Perdagangan Internasional Perubahan Iklim


Perdagangan global tumbuh 3,4% per tahun. Pemanasan global semakin besar (kejadian ekstrim
Negara berkembang menjadi poros perdagangan dan perubahan iklim jangka panjang). Suhu global
dan investasi dunia dengan pertumbuhan 6% per meningkat 3-3,5⁰C tanpa usaha menurunkan
tahun. emisi.

Perubahan Geopolitik
Keuangan Internasional Peningkatan peranan Cina, kerentanan di kawasan Timur
Tengah, serta kelas baru dan kelompok penentu
Dominasi mata uang dunia bergeser dari dolar AS menjadi multi
currencies. Aset keuangan emerging economies diperkirakan melebihi
negara maju.
Sumber: Paparan Persiapan Penyusunan Grand Design Infrastructure Indonesia (GDII) 2055 – Kementerian PPN/Bappenas
4 PILAR VISI INDONESIA 2045
Sumber: Paparan Persiapan Penyusunan Grand Design Infrastructure Indonesia (GDII) 2055 – Kementerian PPN/Bappenas

Manusia Indonesia unggul, berbudaya, Ekonomi maju dan Pembangunan merata Negara demokratis, kuat, dan
dan menguasai iptek berkelanjutan dan inklusif bersih

4 PILAR PEMBANGUNAN INDONESIA 2045

PEMBANGUNAN MANUSIA PEMBANGUNAN EKONOMI PEMERATAAN PEMBANGUNAN PEMANTAPAN KETAHANAN


DAN PENGUASAAN IPTEK BERKELANJUTAN NASIONAL DAN TATA KELOLA
KEPEMERINTAHAN
Investasi dan Perdagangan Pengentasan Kemiskinan
Taraf dan Kualitas Pendidikan Rakyat
Luar Negeri Demokrasi Substantif
Indonesia
Industri dan Pariwisata
Kesempatan Usaha dan Reformasi Kelembagaan dan
Peran Kebudayaan dalam
Pemerataan Pendapatan Birokrasi
Pembangunan Ekonomi Maritim

Kesehatan dan Kualitas Hidup


Rakyat Ketahanan Pangan dan Hukum dan Antikorupsi
Kesejahteraan Petani Pemerataan Pembangunan
Sumbangan Ilmu Pengetahuan Wilayah
dan Teknologi dalam Politik Luar Negeri Bebas Aktif
Pembangunan Ketahanan Energi dan Air

Komitmen terhadap Pembangunan dan


Reformasi Ketenagakerjaan Pertahanan dan Keamanan
Lingkungan Hidup Pemerataan Infrastruktur
Peran Jasa
& Usaha
Konstruksi
Dalam
UU No.
2/2017

32
32
STRUKTUR USAHA JASA KONSTRUKSI
Pasal 11-18

Jenis Sifat Klasifikasi Layanan Usaha


Umum 1. Arsitektur 3. Rekayasa terpadu 1. Pengkajian 4. Pengawasan
2. Rekayasa 4. Arsitektur lanskap dan 2. Perencanaan 5. Manajemen penyelenggaraan
Usaha Jasa perencanaan wilayah 3. Perancangan konstruksi
Konsultan
Konstruksi Spesialis 1. Konsultasi ilmiah dan teknis 1. Survey
2. Pengujian dan analisi teknis 2. Pengujian Teknis
3. Analisis
Umum 1. Bangunan gedung 1. Pembangunan 3. Pembongkaran
Usaha 2. Bangunan sipil 2. Pemeliharaan 4. Pembangunan kembali
Pekerjaan Spesialis 1. Instalasi 3. Konstruksi prapabrikasi 1. Pekerjaan bagian tertentu dari bangunan konstruksi atau bentuk fisik
Konstruksi 2. Konstruksi 4. Penyelesaian bangunan lainnya
khusus 5. Penyewaan peralatan
Usaha 1. Bangunan gedung *) 1. Rancang bangun
Pekerjaan 2. Bangunan sipil 2. Perekayasaan, pengadaan,
Konstruksi dan pelaksanaan
Terintegrasi

Perubahan atas klasifikasi dan layanan usaha Jasa Konstruksi dilakukan dengan memperhatikan perubahan
Kegiatan usaha jasa konstruksi didukung dengan
klasifikasi produk konstruksi yang berlaku secara internasional dan perkembangan layanan usaha Jasa
usaha rantai pasok sumber daya konstruksi Konstruksi.
BENTUK DAN KUALIFIKASI USAHA
Pasal 19-25

Usaha Jasa Konstruksi berbentuk usaha orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum

Dasar Penetapan kualifikasi :

Kecil
KUALIFIKASI

Kemampuan
Menengah penyediaan
peralatan
Ketersediaan
Tenaga Kerja
kosntruksi

Besar
Penjualan Kemampuan
Tahunan Keuangan

Kualifikasi usaha menentukan batasan kemampuan


usaha dan segmentasi pasar
PENDAHULUAN

RANTAI PASOK SUMBER DAYA MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI


OUTLINE

TRANSFORMASI PENGELOLAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI

PENUTUP

35
`

Sistem Pengendalian Rantai Pasok Konstruksi


VISI PRESIDEN UNTUK INDONESIA
2020-2024
MEMPERCEPAT DAN MELANJUTKAN
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
Interkoneksi infrastruktur dengan kawasan: industri
kecil, Kawasan Ekonomi Khusus, pariwisata,
1 persawahan, perkebunan, dan perikanan

PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

2
• Menjamin kesehatan ibu hamil & anak usia sekolah
• Meningkatkan kualitas pendidikan & manajemen talenta

UNDANG INVESTASI SELUAS-LUASNYA UNTUK BUKA


3 LAPANGAN PEKERJAAN
Memangkas hambatan investasi (RUU Cipta Kerja)

REFORMASI BIROKRASI
• Kecepatan melayani & memberi izin
4 • Menghapus pola pikir linier, monoton, dan terjebak di zona
nyaman
“Infrastruktur yang menghubungkan kawasan produksi dengan
• Adaptif, produktif, inovasi, kompetitif
kawasan distribusi, yang mempermudah akses ke kawasan wisata,
yang mendongkrak lapangan kerja baru, yang mengakselerasi nilai 5 APBN YANG FOKUS DAN TEPAT SASARAN
tambah perekonomian rakyat. ”
APBN dipastikan harus memiliki manfaat ekonomi &
- Presiden Joko Widodo, 20 Oktober 2019 meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Sumber: Kementerian PPN/ BAPPENAS, 2019 37


KERANGKA PROGRAM
KEMENTERIAN PUPR T.A.2021
• Pertumbuhan Ekonomi Menurun
DAMPAK • Investasi Melambat
Mempercepat & Kemiskinan Meningkat
5 Visi Melanjutkan COVID-19 •
• Pengangguran Mningkat/ Lapangan Kerja Menurun
Pembangunan
Presiden Infrastruktur
FOKUS PROGRAM 2021
PENINGKATAN PENINGKATAN
PENINGKATAN PENGEMBANGAN PENINGKATAN PENGUATAN JARING
KESEHATAN LINGKUNGAN KETAHANAN BENCANA &
KETAHANAN PANGAN KONEKTIVITAS INVESTASI PENGAMAN NASIONAL
& MASYARAKAT PERUBAHAN IKLIM

Tema • Meningkatkan
produkvititas lahan • Mengembangkan
RKP (rehab irigasi/ Melanjutkan perumahan yang layak Memberikan dukungan • Mengurangi risiko
• Mengurangi angka bencana
2021 intensifikasi)
• Meningkatkan
pembangunan dan
preservasi jalan &
huni, berkualitas &
terjangkau
infrastruktur terhadap
peningkatan investasi pengangguran • Mempercepat proses
perluasan lahan • Mengembangkan pada Kawasan strategis • Mempertahankan daya pemulihan pasca
jembatan untuk efisiensi
pertanian permukiman yang sehat nasional beli bencana (tanggap
logistik & daya nasional
(pembangunan baru & produktif darurat & rehab-rekon)
Mempercepat irigasi/ ekstensifikasi)
Pemulihan
Ekonomi &
Reformasi
• Pengembangan prasarana
Sosial • Pengembangan Food
& sarana air bersih, • Pembangunan prasarana &
Estate di Kalteng (padi & Pembangunan sistem • Pelaksanaan program sarana pengendali banjir,
sanitasi, persampahan, dll,
singkong) & hortikultura di jaringan jalan & jembatan • Pengembangan Kawasan Padat Karya Tunai kekeringan, rob/ pengaman
termasuk MCK untuk
Humbahas yang terkoneksi dengan Industri • Pembelian produk rakyat pantai
Ponpes
• Pengembangan tambak kawasan strategis/ produktif, • Pengembangan 5 KSPN • Pemberdayaan/ pembinaan • Pembangunan rumah
• Pengembangan perumahan
(ikan, udang, dll) baik yang bersumber dari Super Prioritas pengusaha lokal tahan gempa (seperti
khususnya bagi MBR,
• Pembangunan Bendungan APBN maupun investasi tol RISHA)
termasuk skema
dan Embung
pembiayaan FLPP

SIBB + MAJOR PROJECTS


SDA BM CK PR BK + (PRIORITAS NASIONAL)
PI*

Sumber: Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian PUPR, September 2020 38


PENGATURAN RANTAI PASOK MATERIAL DAN PERALATAN
KONSTRUKSI
UU NO. 2 TAHUN 2017 PP NO. 22 TAHUN 2020 TENTANG PP NO. 14 TAHUN 2021 TENTANG
TENTANG JASA PERATURAN PELAKSANAAN UU PERUBAHAN PP NO. 22 TAHUN
KONSTRUKSI NO. 2 TAHUN 2017 2021

✓ Pasal 5 Ayat (1) huruf f: Salah satu kewenangan


Pemerintah Pusat adalah mengembangkan ✓ Pasal 24 Ayat (1): Kegiatan usaha Jasa Konstruksi ✓ Pasal 26A: Sumber daya material dan peralatan
didukung dengan usaha rantai pasok sumber daya konstruksi harus telah lulus uji dan mengoptimalkan
sistem rantai pasok Jasa Konstruksi. penggunaan produk dalam negeri, dan dilakukan
konstruksi.
pencatatan menggunakan Sistem informasi jasa
✓ Pasal 5 Ayat (5) huruf g: Salah satu ✓ Pasal 25 Ayat (2): Sumber daya konstruksi konstruksi terintegrasi.
mengutamakan produk lokal, unggulan, dan ramah
kewenangan Pemerintah Pusat adalah ✓ Pasal 26B: Tahapan Pencatatan sumber daya material
lingkungan yang terdiri atas: sumber daya material dan
membangun sistem rantai pasok material, peralatan konstruksi. konstruksi: pembuatan akun, pengisian data, verivikasi,
peralatan, dan teknologi konstruksi. validasi, penerbitan dan penetapan nomor
✓ Pasal 25 Ayat (3): Sumber daya konstruksi harus
memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, ✓ Pasal 26C: Tahapan Pencatatan sumber daya material
✓ Pasal 17 Ayat (1): Kegiatan usaha Jasa Kesehatan, dan Keberlanjutan. konstruksi: pembuatan akun, pengisian data,
Konstruksi didukung dengan usaha rantai penerbitan dan penetapan nomor, publikasi dan
✓ Pasal 26 Ayat (1): Sumber daya material dan peralatan pengarsipan data
pasok sumber daya konstruksi. konstruksi harus:
a) Menggunakan material dan peralatan yang ✓ Pasal 26D: Pencatatan sumber daya material konstruksi
✓ Pasal 83 Ayat (3): Setiap Pengguna Jasa dan telah lulus uji dari Lembaga yang berwenang (pasal 26B) dan pencatatan sumber daya peralatan
Penyedia Jasa serta institusi yang terkait sesuai dengan standar; dan konstruksi (pasal 26C) diatur dengan Peraturan Menteri
dengan Jasa Konstruksi harus memberikan b) Mengoptimalkan penggunaan material dan
peralatan dalam negeri.
data dan informasi dalam rangka tugas
pembinaan dan layanan ✓ Pasal 26 Ayat (2): Sumber daya peralatan konstruksi
yang digunakan dalam Pekerjaan Konstruksi harus
teregistrasi oleh Menteri dalam Sistem Informasi Jasa PERMEN PUPR NO. 7 TAHUN 2021
Konstruksi terintegrasi. TENTANG PENCATATAN SUMBER
DAYA MATERIAL DAN PERALATAN
KONSTRUKSI

Sumber: Olahan Dit. Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, 2021 39


RANTAI PASOK SEBAGAI SALAH SATU PILAR DALAM MENINGKATKAN DAYA
SAING JASA KONSTRUKSI

Terdapat 3 (tiga) aspek ketidakpastian (uncertainty)


yang perlu diperhatikan dalam rantai pasok konstruksi

KETIDAKPASTIAN INFORMASI

DISPARITAS JANGKA
HARGA WAKTU

ARUS INFORMASI JAMINAN


DISTRIBUSI PASOKAN

KELANGKAAN INFORMASI
PRODUK PERMINTAAN

Belum tersedianya data dan informasi supply-demand material dan


peralatan konstruksi yang akurat, komprehensif, dan dinamis dapat
menimbulkan ketidakpastian (uncertainty) yang akan mempengaruhi
keseimbangan supply-demand rantai pasok material dan peralatan
konstruksi pada suatu waktu dan wilayah

Sumber: Direktorat Jenderal Bina Konstruksi - Rapat Koordinasi Program Pembinaan Konstruksi TA 2020 40
TANTANGAN PENGELOLAAN MATERIAL DAN PERALATAN
KONSTRUKSI
5M
MAN MACHINE METHOD MATERIAL Rp MONEY

• Pencatatan & informasi


• Pencatatan & informasi • Perkembangan teknologi
• Ketersediaan SDM material: integrasi data,
ketersediaan peralatan: konstruksi, contoh: BIM • Inovasi pembiayaan
Konstruksi (Ahli dan sebaran & mobilisasi
integrasi data, sebaran & • Inovasi metode pelaksanaan infrastruktur
Terampil) mobilisasi • Ketersediaan bahan baku
pekerjaan • Pembiayaan operasi dan
• Perdagangan bebas material
• Manajemen aset peralatan • Modernisasi pengadaan pemeliharaan infrastruktur
membuka pasar Tenaga • Ketergantungan material
Kerja • Ketersediaan peralatan (pelelangan) • Pengelolaan resiko
impor
• Penggunaan produk dalam • Manajemen mutu & pendanaan infrastruktur
• Sistem CPD • Penggunaan produk dalam
negeri keselamatan konstruksi
negeri

TANTANGAN Supply-demand Teknologi semakin 3 Terfragmentasinya 4


Tuntutan mutu
1 2
MATERIAL & material dan berkembang, namun tahapan dalam akan produk
PERALATAN peralatan konstruksi belum semuanya siklus konstruksi yang
masih belum dapat diterapkan di penyelenggaraan berkualitas
KONSTRUKSI
berimbang di semua Indonesia konstruksi semakin tinggi
KEDEPANNYA daerah
Sumber: Direktorat Jenderal Bina Konstruksi - Rapat Koordinasi Program Pembinaan Konstruksi TA 2020 41
KONSEPSI RANTAI PASOK KONSTRUKSI

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT/ SCM KONSEP RANTAI PASOK KONSTRUKSI


SDM

SCM adalah usaha koordinasi dan memadukan aktivitas Pemasok


penciptaan produk di antara pihak-pihak dalam suatu Material

rantai pasok untuk meningkatkan efisiensi operasi, Kontraktor


Peralatan
Elektrik dan
Mekanik
kualitas, dan layanan kepada pelanggan untuk
mendapatkan sustainable competitive advantage bagi
semua pihak yang terkait dalam kolaborasi ini.
Own,
Kontraktor Kontraktor
Rent,
Lease Umum Utama

Investor
Kontraktor
Pondasi

Pengguna
Jasa

Berdasarkan penjelasan UUJK No. 2/2017 Pasal 5 Ayat (1) Huruf d, rantai
pasok Jasa Konstruksi adalah alur kegiatan produksi dan distribusi
material, peralatan, dan teknologi yang digunakan dalam
pelaksanaan Jasa Konstruksi.

Rantai pasok konstruksi mencakup koordinasi semua bagian dari pemasok,


kontraktor, dan pengguna jasa, baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam mencapai tujuan proyek.

Sumber: Olahan Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi dan Peraturan Pemerintah 42
No. 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No.2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
LINGKUP PENGELOLAAN MATERIAL DNA PERALATAN
KONSTRUKSI
RANTAI PASOK KONSTRUKSI

Tier 5
Raw Material/ Dikelola
Bahan Baku oleh UUJK

Pembinaan oleh
Kementerian
Pada tier paling hulu PUPR
dari rantai pasok
konstruksi adalah
raw material/ bahan
baku.

Dikelola
oleh Sektor Lain

Pembinaan oleh Kementerian/ Lembaga Tanggung jawab dilaksanakan oleh


terkait Menteri, berkoordinasi dengan
Menteri teknis terkait.

Sumber: Muhamad Abduh, Ph.D., 2019 43


KEWENANGAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN RANTAI PASOK
MATERIAL DAN
PERALATAN KONSTRUKSI
Kementerian PUPR
(Regulator Industri Konstruksi)
Kemenperin
UU No. 4/2009 tentang Pertambangan (Perindustrian)
Mineral & Batubara - Minerba • UU No. 2/2017 ttg Jasa
UU No. 3/2014 tentang Konstruksi &
Kemen ESDM Perindustrian • PP No. 22/2020 ttg Peraturan
Pelaksana
(Pertambangan) Badan Standarisasi Nasional
(Standarisasi)
Asosiasi MPK Industri MPK Konsumen

Industri Asosiasi Jasa


Konstruksi Konstruksi

Asosiasi Perusahaan Tier 2 Tier 1


Tambang Tier 3
Tier 5 Tier 4 Sub Badan Badan Pengguna
Pemasok
Bahan Baku Manufaktur Usaha Usaha Jasa
Komponen
(Spesialis) Utama

• UU No. 22/2009 ttg Kemenhub


Lalu Lintas & (Perhubungan)
Angkutan Jalan
• UU No. 1/2009 ttg Kemendag Perhimpunan Agen Tunggal
Penerbangan Alat Besar Indonesia (PAABI)
(Perdagangan)
• UU No. 17/2008 ttg
Pelayaran Kemenkeu UU No. 17/2006 ttg
• UU No. 38/2004 ttg Kepabeanan
Jalan
(Kepabeanan) Catatan: Warna merah merupakan Kementerian yang
• UU No. 23/2007 ttg dikoordinasi Kemenko Maritim dan Investasi berdasarkan
Asosiasi Perusahaan UU No. 17/2006 ttg
Perkeretaapian Perpres No. 71/2019 ttg Kementerian Koordinator Bidang
Logistik Angkutan Kepabeanan
Kemaritiman dan Investasi

SISTEM LOGISTIK NASIONAL


Perpres No. 26 Tahun 2012
Sumber: Dr. Adi Papa Pandarangga (2020) yang diolah kembali oleh Direktorat Kelembagaan dan 44
Sumber Daya Konstruksi (2020)
`

TRANSFORMASI PENGELOLAAN MATERIAL DAN PERALATAN


KONSTRUKSI
TINGKAT DIGITISASI INDUSTRI

McKinsey Global Institute mengemukakan


Indeks Digitisasi Industri (Industry
Digitization Index) pada tahun 2015 yang
melakukan penilaian terhadap tingkat
digitisasi industri pada beragam sektor.
Warna hijau menunjukkan tingkat digitisasi
yang tinggi.

Sektor konstruksi mendapatkan warna


merah, yang menunjukkan bahwa sektor
konstruksi memiliki tingkat digitisasi yang
relatif rendah.

Sumber: Olahan Dit. Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, 2021 46


PENGEMBANGAN BIG DATA MATERIAL DAN PERALATAN
KONSTRUKSI

Analisis perhitungan demand MPK


Kementerian PUPR dengan menggunakan
aplikasi perhitungan demand MPK pada
Data dan informasi dari sisi SIMPK. Analisis menggunakan data BoQ dan
AHSP pekerjaan konstruksi pada Unit
kebutuhan (demand)
Organisasi Bidang PUPR

PENGEMBANGAN BIG DATA SUMBER DAYA MATERIAL DAN


PERALATAN KONSTRUKSI DALAM RANGKA
MEMINIMALKAN KETIDAKPASTIAN INFORMASI

Data dan informasi dari sisi


Data supply MPK diperoleh dari pencatatan
Data supply MPK diperoleh dari asosiasi terkait ketersediaan (supply) sumber daya material konstruksi oleh Produsen
material dan peralatan konstruksi yang SDMK dan pencatatan sumber daya peralatan
tergabung dalam Pakta Komitmen Bersama konstruksi oleh Pemilik SDPK dengan melakukan
tentang Penyediaan Data dan Informasi Material pencatatan pada SIMPK
dan Peralatan Konstruksi dengan input data pada
SIMPK

Sumber: Olahan Dit. Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, 2021 47


SISTEM INFORMASI MATERIAL DAN PERALATAN
KONSTRUKSI (SIMPK)
AKSES SIMPK:
mpk.binakonstruksi.pu.go.id SIMPK merupakan Sistem Informasi Berbasis Teknologi
Informasi yang dikembangkan dan dikelola oleh Direktorat
Jenderal Bina Konstruksi guna menghimpun dan
membangun big data sumber daya material dan
peralatan konstruksi.

SIMPK merupakan bagian dari Sistem Informasi Jasa


Konstruksi terintegrasi.

SIMPK ver 1.0 telah di-launching pada tanggal 28


Mei 2021 bersamaan dengan Pencanangan
Layanan Lisensi Sertifikasi Badan Usaha (LSBU),
Akreditasi dan Rekomendasi Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSP) di LPJK.

Sumber: mpk.binakonstruksi.pu.go.id 48
SIMPK DALAM ARSITEKTUR SIJK TERINTEGRASI
SiRUP Monitoring Tools
E-Budgeting (Sistem Informasi Rencana Umum
Pengadaan)

E-Monitoring

SPSE
(Sistem Pengadaan Secara Elektronik) Data Ware House (DWH)

SIKAP SIMPAN SIPBJ SIKI


(Sistem Informasi Kinerja (Sistem Informasi (Sistem Informasi Pengadaan (Sistem Informasi Konstruksi Rencana Integrasi Kedepan
Penyedia) Pengalaman) Barang/Jasa) Indonesia)
SISPK
(Sistem Informasi Penilaian Kesesuaian) - BSN

Backbone Sistem Informasi Jasa Konstruksi terintegrasi


SIINAS
(Sistem Informasi Indusri Nasional) - Kemenperin

SIMPK
Dukcapil Dayanaker SIJK lainnya (Sistem Informasi Material Teman K3 - Kemenaker
dan Peralatan Konstruksi)
SI P3DN & PUSTAN - Kemenperin

Sumber: Olahan Dit. Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, 2021 49


FITUR SIMPK
Informasi dengan Akses Publik
1 ▪

Data demand Material &Peralatan Konstruksi
Data supply Material dan Peralatan Konstruksi
▪ Pemetaan data supply-demand material dan peralatan konstruksi
INFORMASI ▪ Resume informasi pencatatan sumber daya material dan peralatan konstruksi
▪ Regulasi
▪ Publikasi

2 Layanan pencatatan
SIMPK PENCATATAN sumber daya material dan
SDMPK
peralatan konstruksi

3 Layanan konsultasi terkait


KONSULTASI material dan peralatan konstruksi

Sumber: Olahan Dit. Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, 2021 50


PELAKU SISTEM DAN DUKUNGAN DATA

PENGELOLA

Informasi
1. Perhitungan Demand
2. Data Publikasi
3. Data Regulasi
4. Data Pendukung Lainnya
Validasi Data Validasi Data

SIMPK PRODUSEN SDMK &


ASOSIASI PEMILIK SDPK
Informasi Informasi
Material/Peralatan: Pencatatan SDMPK
1. Produsen
2. Kapasitas Produksi
3. Produksi/Tahun
4. Rencana Kapasitas
5. Supply
6. Demand Nasional Informasi Material, Peralatan Konstruksi
7. Informasi Lainnya dan Rekap Hasil Pencatatan SDMPK

MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI / PENGGUNA INFORMASI

Sumber: Olahan Dit. Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, 2021 51


1. LAYANAN INFORMASI
Kementerian PUPR - Asosiasi

INFORMASI SUPPLY – Asosiasi Terkait MPK


Produksi Tahunan – Kapasitas Produksi Terpasang – Rencana Kapasitas Produksi
PUBLIK

Rekapitulasi
▪ Produksi
Material Peralatan ▪ Kapasitas Produksi
▪ ▪ Rencana Produksi
▪ Semen Batching Plant
▪ ▪ Supply - Demand
Layanan ▪ Beton Pracetak dan Prategang Asphalt Mixing Plant
SIMPK 1. Informasi


Baja Konstruksi
Baja Ringan


Alat Berat
Agen Tunggal Dashboard
▪ Aspal Minyak
▪ Aspal Buton Pemetaan Supply-
Demand MPK

Perhitungan Demand

INFORMASI DEMAND – Kementerian PUPR

Sumber: Olahan Dit. Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, 2021 52


2. LAYANAN PENCATATAN SUMBER DAYA
MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
AKSES PUBLIK

Layanan Pencatatan
2.1 Sumber Daya Material
Konstruksi (SDMK)
▪ Pendaftaran Akun ▪ Jumlah Peralatan
Konstruksi Tercatat
Layanan
▪ Pencatatan
SIMPK 2. Pencatatan
SDMPK Layanan Pencatatan
▪ Perubahan
▪ Jumlah Material
Konstruksi Tercatat

2.2 Sumber Daya Peralatan


Konstruksi (SDPK)
▪ Penghapusan ▪ Statistik

3.
Pelaksanaan Pencatatan Sumber Daya Material dan
Peralatan Konstruksi mengacu pada Permen PUPR
No. 7 Tahun 2021

Sumber: Olahan Dit. Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, 2021 53


PENCATATAN SUMBER DAYA MATERIAL DAN PERALATAN
KONSTRUKSI
Peraturan Menteri PUPR Nomor 7 Tahun 2021 tentang Pencatatan Sumber Daya
Material dan Peralatan Konstruksi diundangkan pada tanggal 31 Maret 2021

mpk.binakonstruksi.pu.go.id SDMK dan SDPK yang digunakan


dalam Pekerjaan Konstruksi harus
telah lulus uji dan mengoptimalkan
penggunaan produk dalam negeri.
SDMK dan SDPK dicatatkan dalam
sistem informasi terkait material dan
peralatan konstruksi (SIMPK) yang
merupakan bagian dari Sistem
Informasi Jasa Konstruksi terintegrasi.

TUJUAN PENCATATAN SDMPK


✓ Menyiapkan pangkalan data SDMPK;
✓ Meminimalisir ketidakpastian informasi SDMPK sesuai SNI;
✓ Mendukung terselenggaranya pembangunan infrastruktur yang tepat mutu, tepat waktu, dan
tepat biaya; dan
✓ Mendukung pemenuhan Standar K4.

Sumber: Olahan Dit. Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, 2021 54


3. LAYANAN KONSULTASI

PUBLIK

▪ Booking
Konsultasi
Layanan ▪ Konsultasi
SIMPK 3. Konsultasi ▪ Pencatatan
Hasil
Konsultasi

Sumber: Olahan Dit. Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, 2021 55


MANFAAT SISTEM INFORMASI MATERIAL DAN PERALATAN
KONSTRUKSI (SIMPK)

Sumber: Olahan Dit. Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, 2021 56


TRANSFORMASI INDUSTRI
KONSTRUKSI 4.0

PENTINGNYA MEMBANGUN BIG DATA


TERKAIT SUMBER DAYA KONSTRUKSI
DALAM RANGKA
MENYELENGGARAKAN INDUSTRI
KONSTRUKSI 4.0
– ARAH UTAMA:
Mengembangkan penyelenggaraan jasa
konstruksi melibatkan inovasi teknologi untuk
peningkatan daya saing nasional
– KEBIJAKAN:
Bidang konstruksi harus lebih cepat, lebih
murah, dan lebih baik.
– PRINSIP DASAR:
➢ Menerapkan BIM di Industri Konstruksi
➢ Membangun Big Data Rantai Pasok
Industri Konstruksi
➢ Engineer dan Tenaga Kerja Konstruksi
siap bersaing di pasar global
➢ Mengedepankan penerapan
penyelenggaraan jasa konstruksi sesuai
standar K4
➢ Mendorong struktur usaha jasa
konstruksi yang sehat dan berkeadilan

Sumber: Olahan Dit. Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, 2021 57


PENTINGNYA COLLECTIVE COLLABORATION

Rantai pasok konstruksi merupakan suatu rantai yang sangat


panjang dari hulu hingga hilir dan melibatkan banyak
pemangku kepentingan (multi-stakeholder), oleh karena itu
Pengumpulan data rantai pasok dalam rangka membangun
diperlukan KOLABORASI BERSAMA
big data untuk mendukung transformasi industri konstruksi (collective collaborative) dalam mengelola rantai pasok
4.0 yang berdaya saing sebagai perangkat pengambilan konstruksi dalam mendukung pembangunan infrastruktur.
kebijakan atau yang dikenal dengan decision-making tool
(DMT).

Quadruple Helix

Sumber: Olahan Dit. Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, 2021 58


TERIMA KASIH
Prof. Dr. Manlian Ronald. A. Simanjuntak, S.T., M.T., D.Min
Pengurus Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kementerian PUPR RI Periode 2021-2024
Koordinator Bidang V Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kementerian PUPR RI Periode 2021-2024
Guru Besar Universitas Pelita Harapan
HP : 0812.1919.7499 ; Email : simanjuntakm@pu.go.id / manlian.adventus@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai