Anda di halaman 1dari 9

Nama : Nur Auliya

NIM : 2010132P

Mata Kuliah : Manajemen Keperawatan

ANALIS SWOT DOKUMENTASI KEPERAWATAN

A. DOKUMENTASI KEPERAWATAN
STRENGHT 1. Perawat mengerti cara pengisian format dokumentasi yang
ada
2. Setiap setelah ada visite dokter hasil atau advis dokter
untuk pasien di tulis atau di dokumentasikan di lembar advis
dokter.
3. Lembar dokumentasi dalam status pasien sudah di lengkapi
nama, tanggal lahir dan nomor registrasi pasien.
4. Dokumentasi keperawatan yang dilakukan meliputi
pengkajian diagnosa keperawatan sampai dengan evaluasi
dengan menggunakan SOAPIE
WEAKNESS 1. Adanya ketidaklengkapan dalam dokumentasi keperawatan
terutama dalam pengkajian
2. Masih terdapat kekurangan antara lain dalam evaluasi tidak
tercantum intervensi yang akan dilakukan selanjutnya, data
objektif dalam evaluasi tidak di sesuaikan dengan diagnosa
3. Kurang mendokumentasikan setiap masalah keperawatan
yang muncul, dan intervensi masih terfokus pada instruksi
dokter.
OPPORTUNITY 1. Adanya kesempatan untuk mengikuti pelatihan/sosialisasi
dalam melakukan dokumentasi keperawatan
2. Peluang perawat untuk meningkatkan
pendidikan (Pengembangan SDM)
3. Adanya perawat yang melanjutkan pendidikan
THREAT 1. Adanya kesadaran pasien dan keluarga akan tanggung jawab
dan tanggung gugat
2. Adanya Akreditasi rumah sakit tentang sistem dokumentasi
A. DOKUMENTASI KEPERAWATAN

IFAS
ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X
RATING
STRENGHT
1. Perawat mengerti cara pengisian
format dokumentasi yang ada 0,2 4 0,8
2. Setiap setelah ada visite dokter
hasil atau advis dokter untuk 0,2 3 0,6
pasien di tulis atau di
dokumentasikan di lembar advis
dokter.
3. Lembar dokumentasi dalam status
pasien sudah di lengkapi nama, 0,2 3 0,6
tanggal lahir dan nomor registrasi
pasien.
4. Dokumentasi keperawatan yang
dilakukan meliputi pengkajian 0,4 4 1,6
diagnosa keperawatan sampai
dengan evaluasi dengan
menggunakan SOAPIE
TOTAL 1 3,6 S˗W
WEAKNESS
3,6 ˗ 3,3 =0,3
1. Adanya ketidaklengkapan dalam 0,4 3 1,2
dokumentasi keperawatan
terutama dalam pengkajian
2. Masih terdapat kekurangan antara 0,3 3 0,9
lain dalam evaluasi tidak
tercantum intervensi yang akan
dilakukan selanjutnya, data
objektif dalam evaluasi tidak di
sesuaikan dengan diagnosa
3. kurang mendokumentasikan setiap 0,3 4 1,2
masalah keperawatan yang
muncul, dan intervensi masih
terfokus pada instruksi dokter.
TOTAL 1 3,3
EFAS
ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X
RATING
OPPORTUNITY
1. Adanya kesempatan untuk 0,4 4 1,6
mengikuti pelatihan/sosialisasi
dalam melakukan dokumentasi
keperawatan
2. Peluang perawat untuk 0,3 3 0,9
meningkatkan pendidikan
(Pengembangan SDM)
3. Adanya perawat yang melanjutkan 0,3 3 0,9
pendidikan
O˗T
TOTAL 1 3,4
THREAT 3,4 ˗ 3,6 = ˗ 0,2

1. Adanya kesadaran pasien dan 0,4 3 1,2


keluarga akan tanggung jawab
dan tanggung gugat
2. Adanya Akreditasi rumah sakit 0,6 4 2,4
tentang sistem dokumentas
TOTAL 1 3,6
DIAGRAM LAYANG

PELUANG (O)

0,8
III 0,6 I
0,4

0,2

˗0,8 ˗0,6 ˗0,4 ˗0,2


0 KEKUATAN (S)
0,2 0,4 0,6 0,8
˗0,2
KELEMAHAN (W)
˗0,4
IV II

STRATEGI SEBELUMNYA : MODEL PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN METODE


MPKP/MAKP

1. Dokumentasi keperawatan berada dalam kuadran III dengan menambah atau memperbanyak
strategi

STRATEGI TAMBAHAN

1. Dengan mengadakan pelatihan/inhouse training tentang model pelayanan keperawatan dengan


metode MPKP/MAKP yang mencakup tentang dokumentasi keperawatan

PROPOSAL KEGIATAN INHOUSE TRAINING


PERAWAT UPTD RSUD BANGKA TENGAH
OLEH :

NAMA : NUR AULIYA

Nim : 2010132p

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CITRA DELIMA


PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN KONVERSI 2020/2021
KOTA PANGKALPINANG
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan adalah bentuk layanan atau asuhan profesional dan ilmu
keperawatan serta berorientasi pada kebutuhan nyata dari pasien, melihat lansung pada
standar profesional keperawatan dan menjadikan etika keperawatan sebagai landasan
utama tuntutan kerja (Nursalam, 2015). Menurut Kemenkes (2017) keperawatan adalah
kegiatan dalam memberikan asuhan pada individu keluarga dan kelompok baik dalam
kondisi sehat maupun sakit. Perawat merupakan ujung tombak dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap pasien sehingga perawat memiliki tugas sangat penting
untuk mencapai kualitas yang baik dalam pelayanan kesehatan. Dalam memberikan
asuhan keperawatan digunakan beberapa metode. Metode keperawatan adalah hal yang
diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien untuk meningkatkan
kepuasan pasien dan derajat kesahatan. Di Indonesia terdapat beberapa metode
keperawatan diantaranya; metode primer, metode kasus, metode tim dan metode
fungsional (Sumijatun, 2010).
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) merupakan pengelolaan struktur
dan proses pemberian asuhan keperawatan pada tingkat ruang rawat sehingga
memungkinkan pemberian asuhan keperawatan 2 professional. Peningkatan MPKP dapat
menggambarkan usaha berbagai negara untuk memajukan kualitas asuhan keperawatan
dan lingkungan kerja perawat (Sitorus & Panjaitan, 2011) Guna mencapai target kualitas
pelayanan yang baik pelaksanaan model praktik asuhan keperawatan harus didukung oleh
adanya tenaga perawat yang masing-masing mengetahui tugas mereka dan dapat bekerja
sama dengan tim. Selain itu, perawat juga harus dapat melaksanakan proses keperawatan
yang tepat hingga proses dokumentasi selesai (Suratmi, 2012). Dalam proses pelaksanaan
MPKP satu ruangan harus ditetapkan jenis tenaga keperawatannya, beberapa jenis tenaga
yang ada meliputi kepala ruang rawat, Clinical Care Manager (CCM), perawat primer
(PP), serta perawat assosiet (PA). Peran dan fungsi antara PP dan PA harus jelas dan
sesuai dengan tanggug jawabnya. Pada ruang MPKP pemula, kepala ruangan adalah
perawat dengan kemampuan DIII keperawatan dengan pengalaman, dan pada MPKP
tingkat 1 adalah perawat dengan kemampuan S.Kep/Ners dengan pengalaman (Sitorus &
Panjaitan, 2011). Fenomena yang terjadi dewasa ini adalah pengelolaan manajerial
keperawatan yang belum optimal. Pada kenyataannya saat ini tenaga perawat yang ada di
lapangan masih belum memenuhi standar. Pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga
keperawatan masih banyak yang bersifat monoton atau cenderung fungsional, motivasi
yang masih kurang serta sikap pemimpin atau supervisor 3 dalam memberikan bimbingan
atau pembinaan yang belum mempunyai standar (Depkes, 2010).
Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan catatan tentang tanggapan/respon
klien terhadap kegiatan-kegiatan pelaksanaan keperawatan secara menyeluruh, sistematis
dan terstruktur sebagai pertanggunggugatan terhadap tindakan yang dilakukan perawat
terhadap klien dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan (Prabowo, 2016). Apabila pendokumentasian tidak
dilakukan dengan lengkap akan dapat menurunkan mutu pelayanan keperawatan karena
tidak akan dapat mengidentifikasi sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan keperawatan
yang telah diberikan. dalam aspek legal perawat tidak mempunyai bukti tertulis jika suatu
hari nanti klien menuntut ketidakpuasan akan pelayanan keperawatan (Yanti, 2013).
Dari beberapa hal yang telah dijelaskan diatas, bahwa pentingnya untuk
mengetahui manajemen keperawatan dalam pelayanan keperawatan serta pentingnya
dokumentasi keperawatan untuk menunjang peningkatan kepuasan akan pelayanan
keperawatan. Maka untuk itu IHT tentang manajemen keperawatan dan
pendokumentasian keperawatan ini diharapkan dapat membantu proses dalam pelayanan
keperawatan.

B. DASAR HUKUM
1. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 pasal 52 ayat 1 menyatakan bahwa rumah sakit
wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan
rumah sakit dalam bentuk system informasi manajemen rumah sakit.
2. Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis pada pasal 1 ayat 1,
menyatakan bahwa rekam medik adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, 2 pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
yang telah diberikan kepada pasien.
C. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN
Dengan dilakukannya Inhouse Training (IHT) tentang manajemen pelayanan dan
pendokumentasian asuhan keperawatan terhadap perawat di UPTD RSUD Bangka
Tengah, untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat tentang manajemen
pelayanan yang dijalankan. Dan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
perawat cara pendokumentasian asuhan keperawatan yang baik serta dapat
menerapkannya dalam kegiatan pelayanan pasien diruangan.

D. TEMPAT DAN WAKTU KEGIATAN


Kegiatan Inhouse Training ini akan di selenggarakan pada :
Hari/Tanggal : Senin - Rabu/ 25-27 Oktober 2021
Tempat : Gedung Pertemuan UPTD RSUD Bangka Tengah

E. TAHAPAN KEGIATAN
1. Melakukan Pre-test kepada perawat dengan memberikan beberapa pertanyaan tertulis.
2. Penyampaian Materi oleh Narasumber
3. Evaluasi hasil pelatihan tentang materi yang telah disampaikan

F. METODE
Metode kegiatan yang dilakukan dalam pelatihan perawat ini menggunakan metode
ceramah, tanya jawab dan demonstrasi.

G. NARA SUMBER DAN PESERTA


1. Narasumber : Ns. Novita Widaningsih, S.Kep
2. Peserta :
Peserta akan dibagi dalam beberapa gelombang dimana setiap gelombang terdiri dari 40
peserta yaitu perawat.
H. ANGGARAN
Anggaran kegiatan In House Training ini menggunakan anggaran Rumah Sakit Umum
Daerah Bangka Tengah

I. PENUTUP
Demikian proposal In House Training ini kami buat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Semoga dapat berjalan dengan baik dan tercapai apa yang menjadi tujuan pelatihan ini.

Koba, 05 Oktober 2020


Ketua Pelaksana

Ns. Ridwan
NIP. 19821115 201001 1 007

Anda mungkin juga menyukai