Audit Pendidikan
Audit Pendidikan
Pernyataan ini tidak dapat diberikan apabila auditor yakin bahwa terdapat
penyimpangan yang material dari prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Auditor tidak diperkenankan mencantumkan paragraf lingkup audit
apabila ia menyatakan untuk tidak memberikan pendapat. Ia harus
menyatakan alasan mengapa auditnya tidak berdasarkan standar yang
ditetapkan oleh otoritas yang berwenang dalam satu paragraf khusus
sebelum paragraf penjelas.
Pendapat ini sebenarnya bukan merupakan
suatu jenis pendapat tersendiri. Pendapat
tidak penuh adalah pendapat atas unsur
tertentu dalam laporan keuangan. Pendapat
ini boleh dinyatakan, jika auditor menyatakan
tidak memberikan pendapat atau
menyatakan pendapat tidak wajar atas
laporan keuangan secara keseluruhan.
OPINI AUDITOR KONDISI
Pendapay tidak penuh Pernyataan tidak memberikan pendapat
atau pendapat tidak wajar kabur, hanya
diberikan untuk unsur tertentu dalam
laporan.
Teknik Analitical Procedure >> prosedur ini meliputi perhitungan
dan penggunaan rasio-rasio sederhana, analisis vertikal, atau
laporan persentase, perbandingan jumlah yang sebenarnya
dengan data historis atau anggaran serta penggunaan model
matematis dan statistik, seperti analisis regresi. Contoh:
membandingkan item belanja pada anggaran dan item realisasi
belanja. Hasil perbandingan akan menunjukkan ada atau tidaknya
penyimpangan jumlah realisasi belanja dari jumlah yang
dianggarkan sebelumnya
Teknik Inspeksi >> meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen,
dan catatan serta pemeriksanaan sumber daya berwujud. Contoh:
pemeriksaan terhadap bukti-bukti transaksi seperti rekening bank,
kuitansi atau tanda terima lainnya untuk mengevaluasi apakah
transaksi yang dilakukan sesuai atau menyimpang dengan
rencana dan anggaran yang telah ditetapkan.
Teknik konfirmasi >> merupakan bentuk permintaan keterangan yang
memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari
sumber independen di luar organisasi pelayanan pendidikan yang di
audit. Contoh: meminta keterangan pada bendahara pengeluaran
terkait bukti-bukti transaksi pembelian atau pengalokasian anggaran
yang telah dilakukannya, untuk menunjukkan apakah bukti transaksi
fiktif atau benar adanya.
Teknik permintaan keterangan >> meliputi permintaan keterangan
secara lisan atau tertulis oleh auditor. Permintaan keterangan biasanya
ditujukan kepada manajemen atau karyawan organisasi pelayanan
pendidikan, umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang timbul
setelah dilaksanakannya prosedur analitis. Auditor juga dapat secara
langsung meminta keterangan kepada pihak esktern. Contoh: auditor
meminta keterangan bendahara pengeluaran kas atas ketidaksesuaian
jumlah pengeluaran dari jumlah anggaran yang telah ditentukan
sebelumnya.
Teknik perhitungan >> aplikasi yang paling umum dari
perhitungan adalah: 1) perhitungan fisik sumber daya berwujud,
seperti kas dan persediaan yang ada, 2) akuntansi seluruh
dokumen dengan nomor urut yang telah dicetak. Contoh: auditor
menghitung aset yang telah dibeli bagian pengadaan berdasarkan
bukti transaksi yang ada.
Teknik penelusuran >> auditor memilih dokumen yang dibuat
pada saat transaksi dilaksanakan, dan menentukan bahwa
informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat
dengan benar dalam catatan akuntansi. Contoh: auditor
membandingkan antara angka yang tertera di dalam kuitansi-
kuitansi dari transaksi yang telah dilakukan dengan jumlah angka
yang tertera di dalam jurnal. Hal ini akan menunjukkan apakah
ada kesesuaian penyajian, penyajian yang lebih rendah atau lebih
tinggi.
Teknik bukti pendukung >> meliputi: pemilihan ayat
jurnal dalam catatan akuntansi dan mendapatkan
serta memeriksa dokumen yang digunakan sebagai
dasar ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas
dan ketelitian pencatatan akuntansi.